Anda di halaman 1dari 16

PANDUAN CUCI TANGAN

(HAND HYGIENE)
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK
BRAWIJAYA

TAHUN 2019
KEPUTUSAN DIREKTUR

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BRAWIJAYA

Nomor : ……………………………..

TENTANG

PEMBERLAKUAN PANDUAN CUCI TANGAN (HAND HYGIENE)

Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah


Sakit Ibu dan Anak Brawijaya, maka perlu adanya kebijakan
sasaran keselamatan pasien sebagai landasan untuk pelayanan
yang bermutu tinggi dan mengutamakan keselamatan pasien;
b. Bahwa agar tercapainya pelayanan yang bermutu tinggi dan
mengutamakan keselamatan pasien di Rumah Sakit Ibu dan
Anak Brawijaya, perlu adanya kebijakan Direktur Rumah Sakit
Ibu dan Anak Brawijaya sebagai landasan bagi penyelenggaraan
pelayanan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Brawijaya;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada
huruf a dan b, ditetapkan Kebijakan Sasaran Keselamatan
Pasiem di Rumah Sakit Ibu dan Anak Brawijaya

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004


Tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4431).
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063).
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
Tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor Tahun 2009 Nomor 153, tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5072).
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
269/Menkes/Per/III/2008/Tentang Rekam Medis
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
290/Menkes/Per/III/2008/Persetujuan Tindakan Kedokteran.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1438 tahun 2010 tentang
Standar Pelayanan Kedokteran.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691
tahun 2011 tentang Keselamatan pasien Rumah Sakit
8. Akta Notaris dan .......... tanggal ..... No.... Tentang Akta
Pendirian RSIA Brawijaya.
9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.03.05/I/7872/2010
Tentang Penetapan Kelas Rumah Sakit Ibu dan Anak Brawijaya.
10. Surat Keputusan Direksi PT. Brawijaya Medikatama Tentang
Pengangkatan Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Brawijaya
Nomor ……
Memperhatikan : Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Brawijaya.

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

Pertama : Keputusan Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Brawijaya Tentang
pemberlakuan panduan pelayanan cuci tangan (hand hygiene) di Rumah
Sakit Ibu dan Anak Brawijaya.

Kedua : Keputusan pemberlakuan panduan pelayanan cuci tangan (hand hygiene)


di Rumah Sakit Ibu dan Anak Brawijaya sebagaimana tercantum dalam
lampiran keputusan ini dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan
panduan pelayanan cuci tangan (hand hygiene) Rumah Sakit Brawijaya.

Ketiga : Keputusan ini berlaku bagi semua pihak yang terkait

Keempat : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya panduan pelayanan cuci
tangan (hand hygiene), apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam
surat keputusan ini akan diubah dan diperbaiki sebagaimana mestinya

Petikan Surat Keputusan ini disampaikan kepada yang bersangkutan dan Kepala Unit Kerja
terkait untuk diketahui dan digunakan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : …………….
Direktur :

NIK :

Tembusan :

1. Direksi PT. Brawijaya Medikatama


2. Wakil Direktur RSIA Brawijaya
3. Para Kepala Bidang, Seksi, dn Instalasi RSIA Brawijaya
4. Yang Bersangkutan
5. Arsip

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan anugerah yang
telah diberikan kepada penyusun, sehingga Panduan Pelayanan Cuci Tangan (Hand Hygiene) Rumah
Sakit Ibu dan Anak Brawijaya ini dapat selesai disusun.

Panduan ini merupakan panduan kerja bagi semua pihak dalam memberikan pelayanan kepada
pasien di Rumah Sakit Ibu dan Anak Brawijaya.

Dalam panduan ini diuraikan tentang pengertian dan tatalaksana dalam memberikan pelayanan
di Rumah Sakit Ibu dan Anak Brawijaya.

Kami mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya atas bantuan semua pihak yang telah
memberi masukan, saran dan kritik serta membantu dalam penyusunan Panduan Pelayanan Cuci
Tangan Rumah Sakit Ibu dan Anak Brawijaya ini dan semoga panduan ini dapat bermanfaat untuk
Rumah Sakit Ibu dan Anak Brawijaya.

Jakarta, 31 Desember 2019

Ketua Panitia PPI

Dr. Bettia M. Bermawi SpPK

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii
BAB I DEFINISI.........................................................................................................................1
BAB II RUANG LINGKUP.............................................................................................................2
BAB III TATA LAKSANA..............................................................................................................3
A. Waktu Hand Hygiene..........................................................................................................3
B. Cara Hand Hygiene.............................................................................................................4
C. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membersihkan tangan...............................................9
D. Prinsip Mencuci Tangan.....................................................................................................10

BAB IV DOKUMENTASI.............................................................................................................11

BAB I
DEFINISI

Hand hygiene adalah suatu upaya atau tindakan membersihkan tangan, baik dengan
menggunakan sabun antiseptik di bawah air mengalir atau dengan menggunakan handrub berbasis
alkohol dengan langkah-langkah yang sistematik sesuai urutan, sehingga dapat mengurangi jumlah
bakteri yang berada pada tangan.

Price (1938) menyatakan bahwa bakteri pada tangan dapat dikategorikan menjadi dua jenis,
dikenal sebagai resident flora dan transient flora. Resident flora, terdiri dari mikroorganisme yang
tersembunyi dibawah sel superfisial stratum komeum dan dapat pula ditemukan pada permukaan
tangan. Bakteri yang paling banyak ditemukan adalah staphylococcus epiderdimis. Resident flora ini
mempunyai dua fungsi protektif, antagonis mikroba dan kompetisi untuk mendapatkan nutrisi di
ekosistem

Mikroorganisme transient tidak berkembang biak di dalam kulit, namun umumnya


berkembang biak di permukaan kulit. Mikroorganisme ini juga sering berpindah seirig dengan adanya
kontak antara petugas kesehatan dengan alat, pasien bahkan dengan petugas kesehatan lain.

1.1 Tujuan “Hand Hygiene”

a. Tujuan Umum
Meningkatkan budaya hand hygiene seluruh karyawan Rumah Sakit Brawijaya
b. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan tentang hand hygiene
b. Menurunkan resiko infeksi pada pasen karena rumah sakit ( health associates infection /
HAI) infeksi petugas kesehatan karena rumah sakit ( health associates infection / HAI)
c. Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit

BAB II
RUANG LINGKUP

WHO menyarankan untuk setiap orang atau petugas yang tersebut dibawah ini untuk selalu
mematuhi prosedur hand hygiene, yaitu :

1. Semua orang yang kontak langsung dengan pasien seperti : dokter , perawat dan petugas
kesehatan lainnya (fisiotherapi, laboratorium).
2. Setiap orang yang kontak dengan pasien, meskipun tidak langsung seperti : ahli gizi, farmasi dan
petugas tehnik
3. Setiap personil yang berkontribusi dengan prosedur yang dilakukan terhadap pasien
4. Setiap orang yang bekerja di lingkungan rumah sakit

BAB III
TATALAKSANA

A. Waktu Hand Hygiene


WHO (World Health Organization ) menyaratkan five moment of hand hygiene ( 5 waktu hand
hygiene), yang merupakan petunjuk waktu kapan petugas harus melakukan hand hygiene,
yaitu :
“5 Moment of Hand Hygiene”

1. Sebelum kontak dengan pasien


 Kapan?
Bersihkan tangan sebelum menyentuh pasien
 Kenapa?
Untuk melindungi pasien dari bakteri patogen yang ada pada tangan petugas

2. Sebelum melakukan tindakan aseptik


 Kapan?
Bersihkan tangan segera sebelum melakukan tindakan aseptik
 Kenapa?
Untuk melindungi pasien dari bakteri patogen, termasuk yang berasal permukaan tubuh
pasien sendiri, memasuki bagian dalam tubuh.

3. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien


 Kapan?
Bersihkan tangan setelah kontak atau resiko dengan cairan tubuh pasien (dan setelah
melepas sarung tangan)
 Kenapa?
Untuk melindungi petugas kesehatan dan area sekelilingnya bebas dari bakteri patogen
yang berasal dari pasien

4. Setelah kontak dengan pasien


 Kapan?
Bersihkan tangan setelah menyentuh pasien, sesaat setelah meninggalkan pasien
 Kenapa?
Untuk melindungi petugas kesehatan dan are keselilingnya bebas dari bakteri patogen
yang berasal dari pasien

5. Setelah kontak dengan area sekitar pasien


 Kapan?
Bersihkan tangan setelah menyentuh objek atau furniture yang ada disekitar pasien saat
meninggalkan pasein, walaupun tidak menyentuh pasien
 Kenapa?
Untuk melindungi petugas kesehatan dan area sekelilingnya bebas dari bakteri patogen
yang berasal dari pasien
B. Cara Hand Hygiene

Membersihkan tangan merupakan pilar dan indikator mutu dalam mencegah infeksi, sehingga
wajib dilakukan oleh setiap peugas rumah sakit. Membersihkan tangan dapat dilakukan dengan
mencuci tangan dengan air mengalir atau dengan menggunakan antiseptik berbasis alkohol
(Handrub).

1. Hand Hygiene dengan air mengalir dan sabun


Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun merupakan teknik hand hygiene yang paling
ideal. Dengan mencuci tangan, kotoran tidak terlihat dan bakteri patogen yang terdapat
pada area tangan dapat dikurangi secara maksimal. Hand hygiene dengan mencuci tangan
disarankan untuk dilakukan sesering mungkin, bila kondisi dan sumber daya
memungkinkan.
Pelaksanaaan hand hygiene dengan mencuci tangan efektif membutuhkan waktu sekitar 40-
60 detik dengan 6 langkah kebersihan tangan, dimana setiap langkah dilakukan 4 kali
gerakan. Pada waktu membilas dengan air disarankan untuk mengulang langkah dan
gerakan kebersihan tangan tersebut.

a. Persiapannya :

1) Air mengalir
Sarana utama untuk cuci tangan adalah air mengalir dengan saluran pembuangan
atau bak penampung yang memadai. Dengan guyuran air mengalir tsb maka
mikroorganisme yang terlepas karena gesekan mekanis atau kimiawi saat cuci
tangan akan terhalau dan tidak menempel lagi di permukaan kulit. Air mengalir
tersebut dapat berupa kran atau dengan cara mengguyur dengan gayung, namun
cara mengguyur dengan gayung memiliki resiko cukup besar untuk terjadinya
pencemaran, baik melalui gagang gayung ataupun percikan air bekas cucian
kembali ke bak penampung air bersih. Air kran bukan berarti harus dari PAM,
namun dapat diupayakan secara sederhana dengan tangki berkran diruang
pelayanan / perawatan kesehatan agar mudah dijangkau oleh para petugas
kesehatan yang memerlukannya. Selain air mengalir ada, dua jenis bahan pencuci
tangan yang dibutuhkan yaitu : sabun atau detergen dan larutan antiseptik.

2) Sabun
Bahan tersebut tidak membunuh mikroorganisme tetapi menghambat dan
mengurangi jumlah mikroorganisme dengan jalan mengurangi tegangan permukaan
sehingga mikroorganisme terlepas dari permukaan kulit dan mudah terbawa oleh
air. Jumlah mikroorganisme semakin berkurang dengan meningkatnya frekuensi
cuci tangan, namun dilain pihak dengan seringnya menggunkan sabun atau
detergen maka lapisan lemak kulit akan hilang dan membuat kulit menjadi kering
dan pecah-pecah.

3) Larutan antiseptik
Larutan antiseptik atau disebut juga antimikroba topikal, dipakai pada kulit atau
jaringan hidup lainnya untuk menghambat aktivitas atau membunuh
mikroorganisme pada kulit. Antiseptik memiliki bahan kimia yang memungkinkan
untuk digunakan pada kulit dan selaput mukosa. Antiseptik memiliki keragaman
daalam hal efektivitas, aktifitas, akibat dan rasa pada kulit setelah dipakai sesuai
dengan keragaman jenis antiseptik tersebut dan reaksi kulit masing-masing
individu. Kulit manusi tidak dapat disterilkan. Tujuan yang ingin dicapai adalah
penurunnya jumlah mikroorganisme pada kulit secara maksimal terutama kuman
trasien. Kriteria memilih antiseptik adalah sebagai berikut :
a) Memiliki efek yang luas, menghambat atau merusak mikroorganisme secara
luas (gram positif dan gram negatif, virus lipofilik, bacilus dan tuberkulosis,
fngi, endospora).
b) Efektivitas
c) Kecepatan aktivitas awal
d) Efek residu, aksi yang lama setelah pemakaian untuk meredam pertumbuhan
e) Tidak mengakibatkan iritasi kulit
f) Tidak menyebabkan alergi
g) Efektif sekali pakai, tidak perlu di ulanh-ulang
h) Dapat diterima secara visual maupun estetetik
i) Lap tangan yang bersih dan kering

4) Lap tangan yang bersih dan kering

b. Prosedur standar Membersihkan Tangan

Teknik Membersihkan Tangan dengan Sabun dan Air harus dilakukan seperti dibawah
ini :
1) Basahi tangan dengan air mengalir yang bersih
2) Tuangkan 3-5 cc sabun cair untuk menyabuni seluruh permukaan tangan.
3) Ratakan dengan kedua telapak tangan
4) Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya.
5) Gosok kedua telapak dan sela-sela jari
6) Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mencuci
7) Gosok ibu jari dalam genggaman tangan kanan dan lakukan sebaliknya
8) Gosok dengan memutar ujung jari-jari di telapak tangan kiri dan sebaliknya
9) Bilas kedua tangan dengan air mengalir
10) Keringkan dengan handk sekali pakai atau tissue towel sampai benar-benar kering
11) Gunakan handuk sekali pakai atau tue towel untuk menutup kran

GAMBAR

c. Waktu : 40-60 detik

d. Karena mikroorganisme tumbuh dan berkembang biak pada keadaan lembab dan air
yang tidak mengalir, maka :
1) Dispenser sabun harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum pengisisan ulang
2) Jangan menambahkan sabun caie kedalam tempatnya bila masih ada isinya,
menambahan ini dapat menyebabkan kontaminasi bakteri pada sabun yang
dimasukkan
3) Jangan menggunakan baskom yang berisi air. Meskipun memakai tambahan
antiseptik (seperti : Dettol atau Savlon), mikroorganisme dapat bertahan dan
berkembang biak dalam larutan ini (Rutala 1996)
4) Jika : air mengalir tidak tersedia, gunakan wadah air dengan kran atau gunakan
ember dan gayung, tampung air yang telah digunakan dalam sebuah ember dan
buanglah di toilet.

2. Handrub Antiseptik (handrub berbasis alkohol)


Penggunaan handrub antiseptik untuk tangan yang bersih lebih efektif membunuh flora
residen dan flora trasien dari pada mencuci tangan dengan sabun antiseptic atau dengan
sabun biasa dan air. Antiseptik ini cepat dengan mudah digunakan serta menghasilkan
penurunan jumlah flora tagan awal lebih besar (Girou et al.2002). handrub antiseptic juga
berisi emolien seperti gliserin, lisol propelin atau sorbitol yang melindungi dan melembutkan
kulit.
a. Tehnik untuk menggosok tangan dengan antiseptic :
1) Tuangkan handrub untuk berbasis alkohol untuk dapat mencakup seluruh permukaan
tangan dan jari (kira-kira satu sendok teh)
2) Ratakan dengan kedua telapak tangan
3) Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya
4) Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari
5) Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mencuci
6) Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan sebaliknya
7) Gosok dengan memutar ujung jari-jari ditelapak tangan kiri dan sebaliknya
8) Biarkan handrub mengering sendiri

b. Handrub antiseptic tidak menghilangkan kotoran atau zat organic, sehingga jika tangan
sangat kotor atau terkontaminasi oleh darah atau cairan tubuh, harus mencuci tangan
dengan sabun dan air terlebih dulu. Selain itu untuk mengurangi penumpukan emolien pada
tangan setelah pemakaian handrub antiseptic berulang, tetapi diperlukan mencuci tangan
dengan sabun dan air setiap kali setelah 5-10 kali aplikasi handrub. Sebagian besar
antiseptik ini mengandung alkohol 60-90%, suatu emolient dan sering kali antiseptik
tambahan (misal khlorheksidin glukonat). Handrub yang berisi alkohol sebagai bahan
aktifnya, memiliki efek residual yang terbatas dibandingkan dengan handrub yang berisi
campuran alkohol dan atiseptik khlorheksidin.
c. Waktu : 20-30 detik

d. Keuntungan handrub

WHO merekomendasikan handrub berbasis alkohol karena beberapa hal sebagai berikut :
1) Berdasarkan bukti, keuntungan intrinsik dari reaksinya yang cepat, efektif aterhadap
aktivitas mikroba spektrum luas dengan resiko minimal terhadap resistensi mikrobakterial
2) Cocok untuk digunakan pada area atau fasilitas kesehatan dengan akses dan dukungan
sumberdaya yang terbatas dalam hal fasilitas hand hygiene (termasuk air bersih, tissue,
handuk, dan sebagainya)
3) Kemampuan promotif yang lebih besar dalam mendukung upaya hand hygiene karena
prosesnya yang cepat dan lebih nyalan untuk dilakukan
4) Keuntungan finansial, mengurangi biaya yang perlu dikeluarkan rumah sakit.
5) Resiko minimal terhadap adverse event karena meningkatnya keamanan, berkaitan
dengan akseptabilitas dan toleransinya dibandingkan dengan produk lain.
Gambar

Hygiene Metode bedah (sesuai HIBKABI)

Hand hygiene metode bedah adalah suatu upaya membersihkan tangan dari benda asing dan
mikroorganisme dengan menggunakan metode yang paling maksimal sebelum melakukan prosedur
bedah. Dengan tujuan tertinggi dlam upaya mengurangi mikroorganisme patogen pada area tangan,
mencuci tangan metode bedah dilakukan dengan sangat hati-hati dan dalam waktu yang relatif lebih
banyak. Pelaksanaan membersihkan tangan dengan mencuci tangan efektif membutuhkan waktu
sekitar 2-6 menit melalui 3 tahapan dengan langkah-langkah

a. Buka kran air dengan tangan/siku/ menggunakan lutut atau kaki


b. Basahi tangan atau lengan dengan 5 cm diatas siku dibawah air mengalir
c. Membersihkan kuku dengan menggunakan pembersih kuku di bawah air mengalir
d. Ambil sikat, spon yang mnegandung Clorhexidin Gluchonat 4%
e. Peras spon dan sikat sampai keluar busa Clorhexidin Gluchonat 4%
f. Lumuri dan menggosok seluruh permukaan tangan dan lengan kanan dari ujung jari sampai 5
cm diatas siku dengan clorheksidin 4% menggunakan telapak tangan kiri secara memutar
g. Lumuri dan menggosok seluruh permukaan tangan dan lengan kanan dari ujung jari sampai 5
cm di atas siku dengan clorheksidin 4% menggunakan telapak tangan kiri secara memutar
h. Lumuri dan menggosok seluruh permukaan tangan dan lengan kiri dari ujung jari sampai 5 cm di
atas siku dengan clorheksidin 4% menggunakan telapak tangan kanan secara memutar
i. Bilas tangan dengan air mengalir dari ujung jari ke lengan sampai 5 cm di atas siku hingga
bersih, bila di ulang dari ujung jari ke lengan tidak boleh bolak balik
j. Peras spon dan lumuru kembali tangan sampai ¾ lengan dengan menggunakan clorheksidin 4%
k. Gunakan spon untuk membersihkan tangan kanan, mulailah menggosok telapak tangan selama
15 detik, punggung tangan 15 detik, kemudian seluruh jari secara berurutan selama 30 detik,
setiap jari digosok seolah mempunyai 4 sisi.
l. Buang spon, kemudian bilas tangan dibawah air mengalir dari ujung jari hingga 5 cm diatas siku
sampai bersih
m. Ambil clorheksidin 4% dan lumuri kembalisampai pergelangan tangan, gosok tangan selama 1
menit untuk kedua tangan dengan tehnik cuci tangan prosedural, kemudian bilas dibawah air
mengalir sampai bersih
n. Biarkan air mengalir dari arah tangan sampai ke siku, untuk mencegah kontaminasi
o. Pertahankan posisi tangan agar lebih tinggi dari siku
p. Matikan kran dengan siku atau kaki jika menggunakan kran otomatis
q. Pertahankan posisi tangan saat menuju kamar operasi
r. Gunakan punggung anda untuk membuka kamar bedah, jika tidak tersedia pintu otomatis

C. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membersihkan tangan


Sebelum dan sesudah melakukan hand hygiene, ada hal-hal yang harus diperhatikan agar tujuan
hand hygiene dapat tercapai, diantaranya adalah :
1. Perawatan kuku tangan
Kuku tangan harus dalam keadaan bersih dan pendek. Kuku yang panjang dapat
menimbulkan potensi akumulasi bakteri patogen yang terdapat di bawah kuku.

2. Perhiasan dan aksesoris


Tidak diperkenankan menggunakan perhiasan pada area tangan seperti cincin, karena
adanya resiko akumulasi bakteri patogen pada perhiasan yang dipakai.

3. Kosmetik
Kosmetik yang dipakai petugas kesehatan, seperti cat kuku, dapat menyimpan bakteri
patogen, juga dpat terlepas dari tangan dan berpindah saat melakukan kontak dengan
pasien. Hal ini sangat berbahaya dan disarankan untuk tidak dilakukan

4. Penggunaan handuk atau tissue


Pengeringan tangan sebaiknya menggunakan tissue disposable. Namun bila terdapat
keterbatasan dalam sumber daya, handuk yang bersih juga dapat digunakan, dengan catatan
hanya digunakan sekali, dan kemudian harus melalui proses pembrsihan agar dapat dipakai
kembali dikemudian hari.

D. Prinsip Mencuci Tangan


Dalam mencuci tangan terdapat beberapa prinsip,m antara lain:
Anggap bahwa semua alat terkontaminasi : jangan terlalu sering memegang keran, tempat
sabun, wastafel, alat pengering, terutama setelah mencuci tangan : dianjurkan untuk
menggunakan tempat sampah yang dapat dibuka tutup menggunakan injakan kaki, keran yang
diputar dengan siku.

1. Jangan memakai perhiasan : cincin meningkatkan jumlah mikroorganisme yang ada di


tangan; perhiasan juga menimbulkan kesulitan dalam mencuci tangan secara seksama
2. Gunakan air hangat yang mengalir, alirannya diatur sedemikian rupa demi kenyamanan; air
yang terlalu panas akan membuka pori-pori dan menyebabkan iritasi kulit; cegah terjadinya
percikan air, terutama kebaju, karena mikroorganisme akan berkembang biak di tempat
yang lembab
3. Gunakan sabun yang tepat dan gunakan sampai muncul busa : sabun akan mengemulsikan
lemak dan minyak serta mengurangi tegangan permukaan, sehingga memudahkan
pembersihan
4. Gunakan gerakan memutar, menggosok dan bergeser. Gerakan ini mengangkat dan
menghilangkan kotoran dan mikroorganisme
5. Gunakan handuk atau tisu sekali pakai untuk mengeringkan tangan, tisu ini lebih sedikit
menyebarkan mikroorganisme dibandingkan pengering udara panas atau handuk.
BAB IV
DOKUMENTASI

Ketua Tim PPI dibantu oleh sekretaris PPI untuk mendokumentasikan seluruh kegiatan PPI, agar
tercatat dengan baik melalui :

a. Surat Undangan
b. Daftar hadir
c. Notulen
d. Laporan kegiatan

Pelapor tertulis dibuat setiap : 3 bulan sekali, 6 bulan sekali dan satu tahun sekali
BAB V

PENUTUP

Demikianlah panduan hand hygiene ini dibuat untuk menjadi panduan dalam penerbitan regulasi di
lingkungan Rumah Sakit Ibu dan Anak Brawijaya.

Ditetapkan di : Jakarta

Pada tanggal : 31 Desember 2015

Direktur

dr. UF Bagasi, SpOG

Anda mungkin juga menyukai