i
YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA
RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA
Jl. Raya Bawang Km. 8 Banjarnegara
Telp. Pely. (0286) 597034, IGD (0286) 5988848, Fax. (0286) 597015
Website. rsibanjarnegara.com, Email : rsi_banjarnegara@yahoo.co.id
MEMUTUSK AN
Menetapkan PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA
TENTANG PEDOMAN PELAYANAN HIV /AIDS RUMAH SAKIT
ISLAM BANJARNEGARA.
Kesatu : Mencabut Panduan Pelayanan HIV/AIDS RSI Banjarnegara Nomor :
438/Per/RSIB/III/2019.
Kedua : Mengesahkan Pedoman Pelayanan HIV/AIDS RSI Banjarnegara Nomor :
/Per/RSIB/III/2022.
Ketiga : Segala biaya yang ditimbulkan karena diterbitkannya surat keputusan ini
dibebankan kepada Anggaran Belanja Rumah Sakit Islam Banjarnegara.
Keempat : Pedoman ini berlaku sejak ditetapkan dan apabila dikemudian hari ternyata
terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan dilakukan perbaikan kembali
sebagimana mestinya.
Ditetapkan di : Banjarnegara
Pada tanggal : 30 Mei 2022
Direktur,
Tembusan :
1. Seluruh Kabag dan Kabid
2. Arsip.
i
DAFTAR ISI
COVER.......................................................................................................................................i
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA...........................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..............................................................................................1
B. TUJUAN...................................................................................................................1
C. RUANG LINGKUP..................................................................................................2
D. BATASAN OPERASIONAL...................................................................................5
E. LANDASAN HUKUM.............................................................................................5
BAB II STANDAR KETENAGAAN.......................................................................................6
A. DISTRIBUSI KETENAGAAN.................................................................................6
B. PENGATURAN JAGA............................................................................................6
BAB III STANDAR FASILITAS..............................................................................................7
A. DENAH RUANG.....................................................................................................6
B. STANDAR FASILITAS..........................................................................................7
BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN..............................................................................8
BAB V LOGISTIK...................................................................................................................10
BAB VI KESELAMATAN PASIEN.......................................................................................11
BAB VII KESELAMATAN KERJA.......................................................................................13
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU.....................................................................................16
BAB IX PENUTUP..................................................................................................................17
BAB X DOKUMENTASI........................................................................................................18
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Pedoman ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam pelayanan konseling dan tes HIV
dalam rangka penegakkan diagnosis HIV/AIDS untuk mencegah sedini mungkin
terjadinya penularan atau peningkatan kejadian infeksi HIV dan pengobatan lebih dini.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan fungsi pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT),
b. Meningkatkan fungsi pelayanan Antiretroviral Theraphy (ART) atau kerjasama dengan
rumah sakit yang ditunjuk,
c. Meningkatkan fungsi pelayanan infeksi oportunistik (IO),
d. Meningkatkan fungsi pelayanan pada ODHA dengan faktor risiko Injection Drug Use
(IDU),
e. Meningkatkan fungsi pelayanan penunjang yang meliputi, pelayanan gizi, laboratorium
dan radiologi, pencatatan dan pelaporan.
1
C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup kegiatan penanggulangan HIV/AIDS terdiri atas :
1. Pemeriksaan diagnosis HIV dilakukan melaluiVoluntary Counselling Testing(VCT)atau
Konsultasi Test Sukarela (KTS) dan Tes Inisiasi Petugas Kesehatan (TIPK) untuk pasien
terduga/suspek HIV/AIDS
1) KTS dilakukan dengan langkah langkah meliputi; konseling pra test, tes HIV dan
konseling pasca test.
2) TIPK dilakukan dengan langkah –langkah meliputi; pemberian informasi tentang
HIV AIDS sebelum tes, pengambilan darah untuk diagnostik, penyampaian hasil tes,
dan konseling
3) TIPK dianjurkan sebagai standar pelayanan bagi :
Setiap orang dewasa, remaja atau anak anak yang datang ke fasilitas pelayanan
kesehatan dengan tanda gejala, atau kondisi medis yang mengidentifikasikan
atau patut diduga telah terjadi infeksi HIV terutama pasien dengan riwayat
penyakit Tuberkulosis ( TB) dan Infeksi Menular Seksual ( IMS )
Asuhan antenatal pada ibu hamil dan ibu bersalin.
Bayi yang dilahirkan dari ibu dengan infeksi HIV
Anak anak dengan pertumbuhan sub optimal atau mal nutrisi di wilayah
epidemik luas yang tidak menunjukkan respon baik dengan pengobatan nutrisi
yang adekuat.
4) TIPK yang direkomendasikan oleh WHO memiliki dua kategori:
Tes Diagnostik, adalah bagian dari proses klinis untuk menetukan diagnosa
pasien mengacu pada kondisi medis dari pasien misalnya TB atau gejala klinis
yang mengindikasikan secara kuat HIV sebagai penyakit yang mendasarinya.
Penawaran rutin untuk tes dan konseling kepada semua pasien dewasa yang
berobat ke sarana kesehatan tanpa memandang alasan berobatnya.
2
b. Pencegahan penularan HIV melalui hubungan non seksual,ditujukan untuk mencegah
penularan HIV melalui darah / donor darah.
c. Pencegahan penularan dari ibu ke anak., dilakukan melalui 4 (empat ) kegiatan yang
meliputi:
a) Pencegahan penularan HIV pada perempuan usia produktif
b) Pencegahan kehamilan tak diinginkan pada perempuan dengan HIV
c) Pencegahan penularan HIV dari ibu hamil dengan HIV ke bayi yang dikandungnya
d) Pemberian dukungan psikologissosial dan perawatan kepada ibu dengan HIV
beserta anak dan keluarganya
D. BATASAN OPERASIONAL
Pedoman ini dapat dijadikan acuan bagi Dokter, Perawat, Petugas Laboratorium dan Tim
Medis lainnya dalam memberikan pelayanan kesehatan terutama pada pasien yang tersangka
4
atau yang terindikasi tertular HIV/AIDS berdasarkan tanda dan gejala HIV/AIDS melalui
proses skrining yang dilakukan oleh petugas.
E. LANDASAN HUKUM
1. Undang - Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI, Nomor 87 Tahun 2014 tentang Pedoman Pengobatan
ARV;
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI, Nomor 74 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan
Konseling dan Tes HIV;
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI, Nomor 21 Tahun 2013 tentang Penanggulangan HIV
dan AIDS;
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI, Nomor 36 Tahun 2012 tentang Rahasia Kedokteran;
6. Kesepakatan Bersama 5 Menteri, Tahun 2013 tentang Peningkatan Pengetahuan
Komprehensif HIV/AIDS pada penduduk usia 15 sampai dengan 24 tahun;
7. Surat Edaran Menkes Nomor 129 tahun 2013 tentang Pelaksanaan Pengendalian
HIV/AIDS dan Infeksi Menular Seksual (IMS);
8. Surat Edaran Menkes Nomor GK/Menkes/001/I/2013 tentang Layanan Pencegahan
Penularan Human Immunodeficiency Virus (HIV) dari Ibu ke Anak (PPIA);
9. Surat Edaran Dirjen PPPL No HK.02.03/D/III.2.823/2013 tentang Alokasi Biaya Logistik
Program Pengendalian HIV/AIDS dan IMS.
5
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Distribusi Ketenagaan
Tim HIV/AIDS terdiri dari :
1 dokter spesialis penyakit dalam,
1 dokter spesialis anak,
4 dokter umum,
1 S1 Keperawatan
3 DIII Keperawatan,
1 lulusan SMU.
B. Pengaturan Jaga
Tim melaksanakan tugas sesuai jam kerja dengan ketentuan :
Hari Senin s/d Jum’at pukul 07.30 s/d 14.30 WIB
Hari Sabtu pukul 07.30 s/d 13.00 WIB
6
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
a b
Keterangan :
a = Lemari b = meja dokter
c = meja perawat d = kamar mandi
B. Standar Fasilitas
1. Sarana
a. Papan petunjuk
Papan petunjuk dipasang yang jelas untuk memudahkan akses klien ke klinik
VCT dan juga di depan ruang klinik VCT bertuliskan Ruang VCT.
b. Ruang Tunggu
Ruang tunggu didepan ruang konseling.Diruang tunggu tersedia televisi,kotak
saran,leaflet,meja dan kursi,kalender,tempat sampah.
2. Jam Pelayanan HIV AIDS
Jam Pelayanan konseling dan testing terintegrasi dalam jam pelayanan kesehatan
lainnya, Klinik VCT membuka pelayanan setiap hari Senin sampai dengan Jum’at
pukul 07.30 s.d 14.30 dan hari Sabtu jam 07.30 s.d 13.00 WIB.
3. Ruang Konseling
Ruang konseling disediakan senyaman mungkin dan terjaga kerahasiaannya serta
terpisah dari ruang tunggu. Ruang konseling dilengkapi :
a. 2 meja dan 4 kursi ( tempat duduk bagi klien maupun konselor ), 1 lemari dokumen
dan disediakan kamar mandi
b. Buku catatan daftar pasien, formulir informed concent, formulir konseling pre dan
pasca testing, buku rujukan, formulir rujukan, kalender formulir ikhitisar perawatan
pasien dan ATK.
7
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
Laboratorium
/pemeriksaan test
HIV Sarankan test saat kunjungan berikutnya
8
beberapa waktu.
e. Menyampaikan hasil test jika hasil positif :
9
a) Petugas menyampaikan hasil test positif
b) Berikan dukungan pada pasien dalam menanggapi hasil test
c) Menginformasikan perlunya perawatan dan pengobatan.
d) Menginformasikan cara pencegahan penularan kepada pasangan
e) Menginformasikan layanan pengobatan ARV
f. Melakukan dokumentasi dan pelaporan.
3. Tata laksana Pelayanan Terapi ARV
a) Pelayanan Anti Retroviral (ARV) diberikan kepada pasien yang terdiagnosis
HIV/AIDS:
1) Adalah pelayanan Perawatan, Dukungan, dan Pengobatan (PDP) pada
pasien terdiagnosis HIV/AIDS
2) Semua pasien yang terdiagnosis HIV/AIDS tetap dilakukan perawatan di
Rumah Sakit sampai penyakit penyerta ( infeksi oportunistik ) membaik.
3) Pengobatan HIV bertujuan untuk mengurangi resiko penularan dan
menghambat perburukan infeksi oportunistik dan meningkatkan kualitas
hidup pengidap HIV/AIDS
b) Pengobatan HIV /AIDS dilakukan dengan Cara :
1) Teraupetik yang meliputi : Pengobatan ARV, Pengobatan IMS dan
pengobatan terapi Oportunistik
2) Profilaksis
3) Penunjang meliputi Pengobatan suportif dan perbaikan gizi
c) Pengobatan Profilaksis meliputi :
1) Pemberian ARV pasca pajanan
2) Kotrimoksasol untuk terapi dan profilaksis
d) Indikasi Pemberian ARV harus atas indikasi:
1) Penderita HIV yang menunjukkan stadium klinis 3 dan 4 atau jumlah sel
limfosit T atau CD4 kurang dari 200 sel/mm
2) Ibu hamil dengan HIV positif
3) Penderita dengan Tuberculosis
1
BAB V
LOGISTIK
1
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
1
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Catatan :
5. Pemantauan
Tes Antibodi dilakukan pada minggu ke-6 , minggu ke -12 dan bulan ke 6.
6. Aspek Manajemen.
c. Evaluasi meliputi :
1) Kesalahan sistem.
1
2) Tidak ada pelatihan.
5) Kesalahan manusia.
evaluasi dilakukan
1
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
1
BAB IX
PENUTUP
1
BAB X
DOKUMENTASI
Ditetapkan di : Banjarnegara
Pada tanggal : 30 Mei 2022
Direktur
1
19
YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA
RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA
Jl. Raya Bawang km. 8 Banjarnegara
Telp. Pely (0286) 597034, IGD (0286) 5988848, Fax. (0286) 597015
Web. rsibanjarnegara.com, Email :
A. KEBIJAKAN UMUM
1. Rumah Sakit Islam Banjarnegara memberikan pelayanan pada pasien terduga/suspek
HIV/AIDS,
2. Rumah Sakit Islam Banjarnegara melaksanakan tindakan preventif untuk mencegah
penularan infeksi termasuk HIV,
3. Rumah Sakit Islam Banjarnegara melakukan pengelolaan pasien dengan HIV/AIDS.
B. KEBIJAKAN KHUSUS
1. Pelayanan Pasien Terduga/Suspek HIV/ AIDS
a. Rumah Sakit Islam Banjarnegara melaksanakan konseling dan test HIV dengan stategi
Tes HIV Atas Inisiatif Pemberi Pelayanan Kesehatan Dan Konseling (TIPK).
b. TIPK dilakukan oleh petugas kesehatan mulai perawat, bidan, dokter umum dan dokter
spesialis.
c. TIPK dilakukan di Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Rawat Jalan, dan Instalasi Rawat
Inap.
d. TIPK dianjurkan sebagi standar pelayanan bagi :
1) Setiap orang dewasa, remaja atau anak anak yang datang ke fasilitas pelayanan
kesehatan dengan tanda gejala, atau kondisi medis yang mengidentifikasikan atau
patut diduga telah terjadi infeksi HIV terutama pasien dengan riwayat penyakit
Tuberkulosis (TB) dan Infeksi Menular Seksual ( IMS )
2) Asuhan antenatal pada ibu hamil dan ibu bersalin.
3) Bayi yang dilahirkan dari ibu dengan infeksi HIV
4) Anak - anak dengan pertumbuhan sub optimal atau mal nutrisi di wilayah epidemik
luas yang tidak menunjukkan respon baik dengan pengobatan nutrisi yang adekuat.
2. Rumah Sakit Islam Banjarnegara melaksanakan tindakan preventif untuk mencegah
penularan infeksi termasuk HIV, meliputi:
a. Kewaspadaan umum ( Universal Precaution)
b. Kepatuhan terhadap program pencegahan infeksi sesuai standar
c. Penggunaan darah yang aman dari HIV/AIDS
d. Komunikasi dan edukasi kepada pasien
e. Rumah Sakit Islam Banjarnegara melakukan pengelolaan pasien dengan HIV/AIDS,
meliputi :
1) Konselor memberikan konseling (KIE) kepada pasien dengan HIV/AIDS,
2) Konselor memberikan dukungan terhadap pasien dengan HIV/AIDS,
3) Konselor melakukan kolaborasi medik dengan Dokter Penanggungjawab Pelayanan
(DPJP),
4) DPJP memberikan therapi pengobatan dan gejala yang muncul (infeksi opportunistik)
pasien,
5) Konselor melakukan pengawasan kepatuhan (adherens) pasien dalam pengobatan
HIV/AIDS,
6) Konselor melakukan pencatatan dan pelaporan dalam Sistem Informasi HIV/AIDS
(SIHA).
Ditetapkan di : Banjarnegara
Pada tanggal : 01 April 2022
Direktur,