HIV/AIDS
RUMAH SAKIT
HJ.BUNDA HALIMAH
RUMAH SAKIT
HJ.BUNDA HALIMAH
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat serta hidayah
Nya sehingga Pedoman Penanggulangan HIV/AIDS di Rumah SakitRumah Sakit
HJ.Bunda Halimah ini dapat diselesaikan.
Pedoman ini diharapkan dapat menjadi pegangan bagi Rumah SakitRumah Sakit
HJ.Bunda Halimah khususnya tenaga medis guna mendukung tercapainya pelayanan yang
profesional terhadap pasien di Rumah Sakit Rumah Sakit HJ.Bunda Halimah.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
terciptanya pedoman pelayanan ini. Kritik dan saran yang membangun serta bermanfaat
selalu kita terima guna tercapai perbaikan dimasa yang akan datang.
Tim Penyusun
KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT HJ. BUNDA HALIMAH
NOMOR : 162/SK/DIR/RSHBH/II/2022
TENTANG
Menimbang:
a) Bahwa dalam upaya untuk melindungi karyawan, keluarga dan masyarakat serta adanya
kebutuhan untuk memaksimalkan cakupan dan kualitas program dan layanan HIV / AIDS
yang komprehensif maka program Penanggulangan HIV / AIDS menjadi perhatian utama
jajaran pimpinan Rumah Sakit
b) Bahwa deteksi dini infeksi HIV sangat penting menentukan prognosis perjalanan infeksi
HIV dan mengurangi risiko penularan
c) Bahwa untuk maksud sebagaimana angka 1 dan 2 diatas, maka perlu disusun Pedoman
pelayanan yang memudahkan petugas kesehatan menjalankan tugas penanganan klinis HIV
sehubungan dengan deteksi dini, perawatan, pengobatan dan pencegahan HIV - AIDS
Mengingat:
1. Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 21 tahun 2013 tentang
Penanggulangan HIV dan AIDS
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 51 tahun 2013 tentang Pedoman
Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74 tahun 2014 tentang Pedoman
Pelaksanaan Konseling dan Tes HIV
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 87 tahun 2014 tentang Pedoman
Pengobatan Antiretroviral
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik I No. 84 tahun 2014 tentang Pedoman Pengobatan
Antiretroviral
MEMUTUSKAN
Kesatu: Surat Keputusan ini berlaku selama 3 tahun dan akan dilakukan evaluasi minimal 1
tahun sekali
Kedua: Apabila hasil evaluasi mensyaratkan adanya perubahan, maka akan dilakukan
perubahan dan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Batam
Padatanggal : 02 Februari 2022
TEMBUSAN Yth :
1. Tim Pengendalian Penyakit Human Immunodeficiency Virus (HIV)/ Acqured
Immunodeficiency Syndrome (AIDS)
2. Wakil Direktur Pelayanan Medis
3. Manajer Pelayanan Medis
4. Manajer Keperawatan
5. Manajer Penunjang Medis
6. Seluruh Kepala Ruang Keperawatan
7. Instalasi Farmasi
8. Arsip
RSRumah Sakit HJ.Bunda Halimah
LAMPIRAN
TENTANG
PEDOMAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS
DI RUMAH SAKITRumah Sakit HJ.Bunda Halimah BATAM
FEBRUARI 2022
1. Latar Belakang
Penyebaran kasus HIV/AIDS yang demikian pesat di seluruh dunia, sebagian besar
terjadi pada kelompok usia produktif. Perubahan perilaku seseorang dari yang beresiko
menjadi kurang berisiko terhadap kemungkinan tertular HIV memerlukan bantuan
perubahan emosional dan pengetahuan dalam suatu proses yang mendorong nurani dan
logika. Proses mendorong tersebut sangat unik dan membutuhkan pendekatan
individual. Program Penanggulangan HIV / AIDS sudah menjadi perhatian utama
jajaran pimpinan Rumah Sakit dalam upaya untuk melindungi karyawan, keluarga dan
masyarakat. Serta adanya kebutuhan untuk memaksimalkan cakupan dan kualitas
program dan layanan HIV/AIDS yang komprehensif khususnya di lingkungan layanan
Kesehatan. Adanya fakta bahwa deteksi dini infeksi HIV sangat penting menentukan
prognosis perjalanan infeksi HIV dan mengurangi risiko penularan maka disusunlah
Pedoman pelayanan yang memudahkan petugas kesehatan menjalankan tugasnya
dengan optimal, khususnya dalam penanganan klinis HIV sehubungan dengan deteksi
dini HIV, perawatan, pengobatan dan pencegahan.
2. Tujuan Panduan
a. Umum : Menurunkan angka kesakitan HIV/AIDS melalui peningkatan mutu
pelayanan konseling dan testing HIV/AIDS dan perlindungan bagi petugas layanan
VCT dan k lien.
b. Khusus :
– Sebagai pedoman penatalaksanaan pelayanan konseling dan testing HIV/AIDS.
– Menjaga mutu layanan melalui penyediaan sumberdaya dan manajemen yang
sesuai.
– Memberi perlindungan dan konfidensialitas dalam pelayanan konseling dan
testing HIV/AIDS.
3. Ruang Lingkup Pelayanan
a. Voluntary Counseling and Testing (VCT)
VCT merupakan salah satu strategi kesehatan masyarakat dan sebagai pintu
masuk ke seluruh layanan kesehatan HIV AIDS berkelanjutan. Pelayanan VCT
berkualitas bukan hanya membuat orang mempunyai akses terhadap pelayanan
namun juga efektif dalam pencegahan terhadap HIV. Layanan VCT dapat
digunakan untuk mengubah perilaku berisiko dan memberikan informasi tentang
pencegahan HIV AIDS.
b. Care, Support and Treatment (CST)
Layanan perawatan yang tersedia meliputi konseling dan tes HIV untuk
tujuan screening dan diagnostic. Antiretroviral therapy merupakan komitmen
jangka panjang dan kepatuhan terapi adalah hal yang paling penting dalam
menekan replikasi HIV dan menghindari terjadinya resistensi. Pasien dianjurkan
untuk melakukan konseling antiretroviral (ARV). Konseling ini yang terpenting
adalah factor adheren atau kepatuhan untuk minum obat. Isi dari konseling ini
tentang minum obat tepat awaktu, tepat dosis dan tepat penggunaan obat. Pasien
diajarkan membuat pengingat untuk minum obat misalnya alamdi telpon selluler.
Pasien yang terbuka kepada keluarga tentang statusnya, maka keluarga yang
menjadi pendamping minum obat (PMO) untuk mendukung kepatuhan minum
obat.
c. Infeksi Menular Seksual (IMS)
Tatalaksana IMS di klinik kulit dan kelamin, pengobatan paliatif, akses
kepada obat-obat HIV termasuk obat untuk infeksi opportunistic, antiretroviral,
intervensi terhadap prevention of mother to child HIV transmission (PMTCT) yang
focus di klinik kebidanan dan anak, dukungan gizi, serta mengurangi stigma dan
diskriminassi dengan mangadakan sosialisasi dan training tentang pelayanan HIV
AIDS kepada petugas kesehatan. Pemilihan obat untul IMS harus sesuai dengan
pedoman penatalaksanaan IMS yang diterbitkan oleh DepKes RI tentang criteria
yang digunakan dalam pemilihan obat untuk IMS yaitu angka kesembuhan yang
tinggi, harga murah, toksisitas dan toleransi yang masih dapat diterima, diberikan
dosis tunggal, cara pemberian peroral dsn tidak merupakan kontra indikasi pada ibu
hamil atau ibu menyusui.
d. Prevention of Mother to Child HIV Transmission (PMTCT)
Pelayanan PMTCT merupakan salah satu pelayanan tersedia untuk klien
yang berusia produktif, mempunyai istri atau suami.
4. Batasan Operasional
a. Pelayanan VCT
– Peneriman klien
– Konseling pra testing HIV AIDS
– Konseling pra testing HIV AIDS dalam keadaan khusus
b. Informed consent
c. Testing HIV dalam VCT
5. Landasan Hukum
a. Undang-undang Nomor 4 tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
b. Undang-undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah sakit
c. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1285/Menkes/SK/X/2002 tentang
pedoman penanggulangan HIV/AIDS dan Penyakit Menular Seksual
d. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1278/Menkes/SK/XII/2009 tentang
Pedoman Pelaksanaan Kolaborasi Pengendalian Penyakit TB dan HIV.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
2. Distribusi Ketenagaan
a. Dokter spesialis : 1 Orang
b. Paetugas RR ART (Recording & Reporting Anti Retro Viral Terapi) : 1 Orang
c. Petugas Farmasi : 1 Orang
d. CST (Care, Support and Treatment) : 1 Orang
e. Koordinator Konselor : 1 Orang
f. Petugas laboratorium : 1 Orang
g. Petugas Administrasi : 1 Orang
h. Petugas Kebersihan : 1 Orang
3. Pengaturan Jaga
Pengaturan jaga di klinik VCT setiap hari kerja dalam artian petugas standby
apabila ditemukan kasus dengan hasil laboratorium rekatif baik dari rawat jalan
poliklinik, rawat inap poliklinik, igd. Petugas Laboratorium berada di instalasi
laboratorium dan akan dihubungi oleh petugas jaga di klinik VCT, apabila ada klien
yang melakukan pre testing HIV.
BAB III
STANDAR FASILITAS
a. Promosi kesehatan
Promosi kesehatan ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan yang benar dan
komprehensif mengenai pencegahan penularan HIV dan menghilangkan stigma serta
diskriminasi. Promosi kesehatan dilakukan oleh tenaga kesehatan dan tenaga
nonkesehatan terlatih, diberikan dalam bentuk advokasi, bina suasana,
pemberdayaan, kemitraan dan peran serta masyarakat. Promosi kesehatan
diutamakan pada pelayanan kesehatan reproduksi dan keluarga berencana,
pemeriksaan asuhan antenatal, infeksi menular seksual, rehabilitasi napza, dan
tuberkulosis.
BAB V
LOGISTIK
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
Klinik VCT merupakan pintu utama pelayanan HIV AIDS dalam pemenuhan
sarana dan prasarana masih membutuhkan dukungan dari semua pihak. Tim
penanggulangan HIV/AIDS sudah terbentuk, namun dalam melaksanakan kegiatannya
masih mengalami banyak kendala salah satunya karena keterbatasan tenaga. Tenaga yang
sudah ditunjuk dan dilatih kemudian tidak bekerja kembali di RS sehingga RS harus
melatih tenaga baru dalam kondisi keterbatasan jumlah tenaga. Kapasitas sumber daya
manusia dan ketrampilan klinik masih dalam proses mengikuti training yang
diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Kota Batam tentang pelayanan HIV AIDS secara
berkala. Sistim Informasi dan Jejaring Rumah Sakit HJ.Bunda Halimah bekerja sama
dengan Komisi Penanggulangan AIDS daerah dan pemerintah.