Anda di halaman 1dari 8

LEMBAR PENGESAHAN

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BUDI MULYO


NOMOR 002/SK/DIR/IV/2018
TENTANG
PANDUAN PELAYANAN RUJUKAN HIV – AIDS
DI RUMAH SAKIT BUDI MULYO

Tindakan Nama Jabatan Tanda Tangan Tanggal

Kepala Unit Tata


Disiapkan Niken Larasati, SE
Usaha

Manajer Umum
Diperiksa Ilham Wahid, S.Ked.
& PSDM

Disetujui dr. Prima Evita, MMR Plt. Direktur


KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BUDI MULYO
NOMOR 002/SK/DIR/IV/2018
TENTANG
PANDUAN PELAYANAN RUJUKAN HIV – AIDS
DI RUMAH SAKIT BUDI MULYO

1. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Rumah


Menimbang :
Sakit Budi Mulyo , diperlukan suatu proses pelayanan yang professional,
cepat dan tepat.

2. Bahwa untuk melancarkan tugas dan pelayanan rujukan HIV-AIDS Rumah


Sakit Budi Mulyo dipandang perlu untuk membuat Panduan Pelayanan.

3. Bahwa untuk kepentingan tersebut diatas, perlu diterbitkan Keputusan


Direktur Rumah Sakit Budi Mulyo tentang Panduan pelayanan HIV-AIDS di
Rumah Sakit Budi Mulyo.

Mengingat : 1. Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit


2. Undang-Undang nomor 4 tahun 1984 tentang wabah penyakit menula
3. Kepmenkes RI nomor 1278/MENKES/SK/X/2002 tentang pedoman tentang
penanggulangan HIV/AIDS dan penyakit menular seksual
4. Kepmenkes RI nomor 1278/MENKES/SK/XII/2009 tentang pedoman
pelaksanaan kolaborasi pengendalian penyakit TB dan HIV

MEMUTUSKAN
Menetapkan : Memberlakukan Panduan Pelayanan rujukan HIV-AIDS Rumah Sakit Budi
Mulyo.

Surat Keputusan ini berlaku selama 3 tahun dan akan dilakukan evaluasi
Pertama :
minimal 1 tahun sekali.

Apabila hasil evaluasi mensyaratkan adanya perubahan, maka aka


Kedua :
ndilakukan perubahan dan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Kesamben
Tanggal : 02 April 2018
Direktur,
Rumah Sakit Budi Mulyo

Dr. Prima Evita, MMR


NIK. 01.0217.001
Lampiran Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Budi Mulyo
Nomor :002/SK/DIR/IV/2018
Tentang: Panduan Pelayanan Rujukan Hiv – Aids
Rumah Sakit budi Mulyo
Tanggal: April 2018

BAB I PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN
1. Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) adalah suatungejala berkurangnya
Kemampuan pertahananndiri yang disebabkan oleh masuknya virus HIV kedalam tubuh
seseorang.
2. PDP merupakan singkatan dari pelayanan, dukungan dan pengobatan (care support and
treatment) , adalah suatu layanan terpadu dan berkesinambungan untuk member kandukungan
baik aspek manajerial, medis, psikologismaupun social untuk mengurangi atau menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi ODHA selama petawatan dan pengobatan.
3. Anti Retroviral Therapy (ART) adalah sejenis obat untuk menghambat kecepatan
replikasi virus dalam tubuh orang yang terinfeksi HIV/AIDS. Obat diberikan kepada ODHA yang
memerlukan berdasarkan beberapa kriteriaklinis, juga dalam rangka Prevention of Mother To
Child Transmission (PMTCT).
4. VCT (voluntary counseling and testing) tesHIV secara sukarela disertai Dengan konseling
5. Orang yang hidupdengan HIV/AIDS (ODHA) adalah orang yang tubuhnyatelah
terinfeksi virus HIV/AIDS.
6. Sistem Rujukan adalahpengaturan dari institusi pemberilayanan yang
Memungkinkan petugasnya mengirimkan klien, sampeldarahatauinformasi, member petunjuk
kepada institusi lain atas dasar kebutuhan klien untuk mendapatkan layanan yang lebih
memadai. Pengiriman ini senantiasa dilakukan dengan surat pengantar, bergantung pada jenis
layanan yang dibutuhkan. Pengaturannya didasarkan atas peraturan yang berlaku, atau
persetujuan para pemberi layanan, dan disertai umpan balik dari proses atau hasil layanan.

B. TUJUAN
1. UMUM :
Memperluas pelaksanaan jejaring PDP agar terarah dan terstandar sehingga pelaksanaanakan
menjadi efektif,efisien, bermutu dalam rangka mencapai target akses bagi semua (universal
target).
2. KHUSUS
Secara khusus panduan ini digunakan sebagai:
a. Acuan dalam pengembangan system layanan berkesinambungan
b. Acuan dalam aspek pengembangan PDP secara bertahap
c. Acuan dalam aspek pelayanan PDP yang bermutu
d. Acuan dalam monitoring dan evaluasi PDP
BAB II RUANG LINGKUP

A. SASARAN
1. Ketua Tim HIV/AIDS RS
2. Pengelola program AIDS di tingkat kabupaten/kota
3. Pelaksana layanan PDP di RS
4. LSM mitra program
5. Lembaga pendidikan dan pelatihan dalam bidang HIV/AIDS
6. Pegiat dan peminat masalah AIDS

B. PELAKSANA
a) Layanan Kesehatan Masyarakat dan Layanan Klinik (termasuk perawatan TB, KIA, IMS,
KB, dan kegiatan pencegahan HIV)
b) ODHA
c) Pejabat setempat
d) Organisasi masyarakat setempat
e) Organisasi keagamaan
f) Lembaga Swadaya Masyarakat

C. STRATA/KOMPETENSI LAYANAN
1. SARANA LAYANAN KESEHATAN STRATA 3
a. Tata laksana klinis dan medis HIV dengan diagnosis infeksio portunistik tahap
lanjut yang kompleks
b. Diagnosis dan tatalaksana efek samping obat yang berat baik obat IO ataupun
ARV
c. Penilaian atau pemeriksaan kemungkinan adanya kegagalan terapi atau resisten
Terhadap terapi ARV dan pemberian ARV dengan paduan ARV lini-2
d. Dukungan kepatuhan berobat
e. Rujukan balikke RS atau sarana layanan di bawahnya untuk tindak lanjut
Perawatan kronis HIV
f. Bimbingan teknis atau klinis kepada Tim PDP di layanan strata 2 atau di bawahnya
g. Semua kegiatan yang dilaksanakan oleh sarana layanan strata la RS
Tersebut berlokasi di kabupaten/kota, yaitu kegiatan layanan rawat jalan, KTS dan sebagainya
seperti di bawah layanan kesehatan strata 2.

2. SARANA LAYANAN KESEHATAN STRATA 2


a. Konseling danTes HIV
b. Instalasi Rawat Jalan
1) Mengawali dan menindak lanjuti terapi profilaksis kotrimoksasol dan merujuk ke
Puskesmas bila telah memungkinkan.
2) Melakukan atau merujuk ke Pusat PDP HIV/AIDS strata 3 untuk penapisan,
Diagnosis dan terapi penyakit infeksi oportunistik tertentu pada IDHA (termasuk TB)
3) Memulai dan menindak lanjuti terapi ARV lini-1 dan merujuk ke Puskesmas untuk
Pemantauan bila sudah memungkinkan
4) Tata laksana gejala dan keluhan serta nyeri
5) Menyelenggarakan dukungan kepatuhan berobat melalui edukasi dan konseling
bagi ODHA dan keluarganya
6) Dukungan dan edukasi psikologis
7) Penerapan prosedur kewaspadaan universal dengan benar sesuai pedoman nasional
8) Profilaksis pasca pajanan
9) Merujuk kekegiatan dukungan atau rawat inap, Klinik, danlayanan PMTCT bila
diperlukan
10) Melibatkan ODHA dalam penyelenggaraan layanan
c. Layanan TB
1) Diagnosis dan terapi TB, termasuk untuk TB BTA negative dan TB ekstraparu
2) Merujuk pasien TB ke KTS
3) Tata laksana terapi dasar dan profilaksis infeksi oportunistik, denga kolaborasi dengan
instalasi rawat inap dan rawat jalan atau klinik
d. Ruangan Perawatan Inap
1) Diagnosis danterapi IO serta pemberian terapi ARV
2) Perawatan paliatif
3) Konseling, KU dan PPP
e. Kebidanan
1) KTS yang terhubung dengan KIA, perawatan hamil, persalinan dan kelahiran
2) Pencegahan penularan HIV dari ibu kebayinya (PMTCT)
f. Keterkaitan dengan kegiatan pencegahan
1) Promosi perilaku seksual yang lebih aman dan penggunaan kondom
2) Melakukan tatalaksana atau merujuk untuk terapi IMS
g. Pengembangan system rujukan
1) Mengembangkan criteria dan prosedur tetap untuk rujukan intern RS dan
Rujukan tingkat atasnya (strata 3), di bawahnya (klinik, puskesmas atau perawatan di
rumah
2) Menyelenggarakan bimbingan bagi Puskesmas dan perawatan berbasis
rumah/komunitas

3. SARANA LAYANAN KESEHATAN STRATA 1


a. Pemberdayaan dan koordinasi pada para pelaku utama termasuk ODHA
b. Konseling dan tes HIV
c. Tata laksana klinis
1) Rujukan kerawat jalan di Pusat PDP strata 2 dan tindak lanjut terapi profilaksis IO
2) Menyelenggarakan perawatan dan pengobatan simtomatik
3) Rujukan ke klinik TB secara sistematis
4) Terapi ARV berupa dukungan kepatuhan berobat, menangani efek samping yang
ringan, dan rujukan kelayanan strata 2 atau 3 bila perlu
5) Menyediakan tatalaksana gejala dan keluhan serta nyeri
d. Dukungan psikologis dan sosio ekonomi
e. Pencegahan HIV
1) KIE untuk perilaku seks yang lebih aman dan penggunaan kondom, rujukan ke
klinik IMS
2) Menyelenggarakan atau merujuku ntuk pengurangan dampak buruk dan terapi
substitusi oral metadon bagi penasun
3) Penerapan kaidah kewaspadaan universal dengan benar, PPP sesuai dengan
Pedoman nasional
4) Menyelenggarakan atau merujuk untuk program pencegahan penularan dari ibu
keanaknya (PMTCT)
5) Promosi gaya hidup sehat, termasuk perbaikan gizi.
BAB III TATA LAKSANA

A. TATA LAKSANA PERAWATAN, DUKUNGAN DAN PENGOBATAN HIV/AIDS


1. KonselingdanTes HIV
Anggota masyarakat yang ingin mengetahui apakah dirinya terinfeksi HIV perlu mendapat
layanan konseloing danTes HIV secara sukarela (VCT). Konseling akan mempersiapkan peserta
KTS untuk menerima hasil tes yang positif maupun negatif. Kerahasiaan harus dijaga dan dijamin
2. Perawatan Klinik
Perawatan klinik meliputi pengobatan profilaksis untuk IO; tatalaksana terapi ARV; dukungan
untuk kepatuhan berobat; dan tatalaksana gejala dan nyeri dalam perawatan paliatif.
3. Dukungan psikologis dan sosio ekonomi
Dukungan psikososial, spiritual dan pendidikan dapat berupa konseling dan edukasi secara
perorangan, kelompok, pasangan atau komunitas. Pilihan utama adalah dukungan sebaya atau
kegiatan kelompok ODHA.
4. Pencegahan HIV
a. Penyuluhan
b. Promosi kondom dan perilaku seksual yang lebih aman
c. Pengurangan dampak buruk bagi para Penasun, seperti pertukaran alat suntik steril, terapi
rumatan metadon oral
d. Penerapan kewaspadaan universal
e. Profilaksis pasca pajanan
f. Pencegahan penularan dari ibu ke anak (PMTCT)
g. Layanan transfuse darah yang aman

B. TATA LAKSANA RUJUKAN PDP


1. Rujukan PDP mengikuti system rujukan yang ada, yaitu merupakan rujukan timbale balik
Antara layanan PDP strata I, II, dan III.
2. Rujukan meliputi rujukan pasien dan rujukan sampel laboratorium
3. Dalam melaksanakan rujukan perlu dipertimbangkan segi jarak, waktu, biaya, dan
efisiensi
4. Gambaran umum Paket Kegiatan dan Layanan di Setiap Jenjang
BAB IV DOKUMENTASI

Indikator untuk memantau Perawatan HIV danTerapi ARV bagi Pusat PDP HIV/AIDS di Kabupaten/Kota:

Ditetapkan di : Blitar
Tanggal :....April 2018
Direktur
Rumah Sakit BUDI MULYO

dr. Prima Evita,MMR


NIK. 10107053

Anda mungkin juga menyukai