Dengan mengucap syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya,
Program Kerja Tim HIV/AIDS dapat terselesaikan. Program Kerja Tim HIV/AIDS disusun dalam rangka
menjawab tantangan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan di rumah
sakit.
Baik atau tidaknya mutu pelayanan di rumah sakit sangat tergantung kepada seluruh staf
rumah sakit sebagai pelaku utama yang memberikan pelayanan. Oleh karena itu kami berharap
melalui Program Kerja Tim HIV/AIDS dapat membantu, terutama dalam upaya meningkatkan proses
pelayanan Rumah Sakit Wava Husada Kesamben.
Pembuatan Program Kerja ini tentunya masih jauh dari dari sempurna, baik secara konteks
maupun konten, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik maupun saran yang konstruktif untuk
perbaikan ke depannya.
Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah berkonstribusi dalam penyusunan
Program Kerja ini. Semoga Program Kerja ini dapat bermanfaat bagi peningkatan pelayanan yang
bermutu di Rumah Sakit Wava Husada Kesamben.
DAFTAR ISI
Menimbang : 1. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit, maka
diperlukan penyelenggarakan pelayanan yang bermutu tinggi;
2. bahwa agar pelayanan HIV/AIDS dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya
program kerja Tim HIV di Rumah Sakit Wava Husada Kesamben;
3. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b perlu
menetapkan Keputusan Direktur ;
Mengingat : 1. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit;
2. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
3. Undang- undang nomor 4 tahun 1984 tentang wabah penyakit menular;
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 21 tahun 2013 tentang
Penanggulangan HIV/AIDS;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
1278/MENKES/SK/X/2002 tentang pedoman tentang pedoman
penanggulangan HIV/AIDS dan penyakit menular seksual;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 74 tahun 2014
tentang Pedoman Pelaksanaan Konseling dan Tes HIV;
7. Panduan Penyusunan Dokumen Akreditasi Komisi Akreditasi Rumah Sakit 2012;
8. Keputusan Direktur Utama PT Sarana Budi Mulyo Nomor
001/SK-DIR/PT-SBM/VI/2022 tentang Pengangkatan Direktur Rumah Sakit
Wava Husada Kesamben;
Pertama : Keputusan ini digunakan sebagai acuan kerja Tim HIV Rumah Sakit Wava
Husada Kesamben
Ditetapkan di : Kesamben
Tanggal :
Direktur
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Human Immunodeficiency Virus atau HIV adalah virus yang menyebabkan AIDS (Acquired
Immune Deficiency Syndrome). Sedangkan AIDS adalah kondisi yang yang paling parah dari
penyakit HIV yang ditandai dengan munculnya penyakit lain, seperti kanker dan berbagai infeksi
yang muncul seiring dengan melemahnya sistem kekebalan tubuh pasin . Di Indonesia setiap
tahunnya terus meningkat kasus dengan HIV AIDS. Oleh karenanya perlu dukungan semua pihak
untuk melakukan pencegahan penularan HIV.
Penularan HIV di Indonesia meningkat tajam. Estimasi kasus HIV/AIDS pada tahun 2002
di Indonesia sekitar 90.00 sampai 130.000, sedangkan estimasi ulang pada tahun 2006
ternyata meningkat hampir dua kali lipat, yaitu dengan diperkirakan 193.000 sekitar (antara
160.000 sampai 210.000). Dengan meningkatnya jumlah kasus infeksi HIV khususnya pada
kelompok pengguna napza suntik (penasun/IDU = Injecting Drug User), penjaja seks (Sex Worker)
dan pasangan, serta waria di beberapa propinsi di Indonesia pada saat ini, maka kemungkinan
terjadinya risiko penyebaran infeksi HIV ke masyarakat umum tidak dapat diabaikan. Kebanyakan
dari mereka yang berisiko tertular HIV tidak mengetahui akan status HIV mereka, apakah sudah
terinfeksi atau belum.
Melihat tingginya prevalensi di atas maka masalah HIV/AIDS saat ini bukan hanya masalah
kesehatan dari penyakit menular semata, tetapi sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat
yang sangat luas. Oleh karena itu penanganan tidak hanya dari segi medis tetapi juga dari
psikososial dengan berdasarkan pendekatan kesehatan masyarakat melalui upaya pencegahan
primer, sekunder, dan tertier. Salah satu upaya tersebut adalah deteksi dini untuk mengetahui
status seseorang sudah terinfeksi HIV atau belum melalui konseling dan testing HIV/AIDS sukarela,
bukan dipaksa atau diwajibkan. Mengetahui status HIV lebih dini memungkinkan pemanfaatan
layanan-layanan terkait dengan pencegahan, perawatan, dukungan, dan pengobatan sehingga
konseling dan testing HIV/AIDS secara sukarela merupakan pintu masuk semua layanan tersebut di
atas.
Perubahan perilaku seseorang dari berisiko menjadi kurang berisiko terhadap kemungkinan
tertular HIV memerlukan bantuan perubahan emosional dan pengetahuan dalam suatu proses
yang mendorong nurani dan logika. Proses mendorong ini sangat unik dan membutuhkan
pendekatan individual. Konseling merupakan salah satu pendekatan yang perlu dikembangkan
untuk mengelola kejiwaan dan proses menggunakan pikiran secara mandiri.
2. Tujuan khusus
a. Sebagai pedoman manajerial dalam progam kerja Tim HIV dirumah sakit.
b. Sebagai indikator mutu penerapan standar pelayanan rumah sakit dalam program
pengendalian HIV/AIDS.
c. Sebagai salah satu alat ukur kinerja rumah sakit dalam upaya menurunkan angka
penularan HIV/AIDS.
A. PERSPEKTIF PELANGGAN
1. Pengembangan Pemasaran
Promosi pelayanan HIV/AIDS
a) Melayani pemeriksaan skrining HIV berupa VCT, PMTCT maupun PITCT.
b) Melayani rawat inap pasien ODHA dengan IO.
c) Melakukan rujukan pasien HIV yang membutuhkan pengobatan ARV.
2. Meningkatnya kepuasan pelanggan
a. peningkatan kepuasan pelanggan
1) Mempersiapkan dan menyediakan ruangan konsultasi HIV.
2) Mempersiapkan ruang rawat inap khusus ODHA dengan IO.
b. service excellent
Melakukan penyuluhan kesehatan tentang penularan HIV/AIDS dan peningkatan
kualitas hidup setiap bulan.
D. PERSPEKTIF KEUANGAN
Menekan biaya pengeluaran
a. Menentukan dan membuat anggaran bulanan dalam 1 tahun (bugeting).
b. Bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar untuk pengadaan Kit Rapid HIV.
Cara melaksanakan kegiatan pokok dan rincian kegiatan Tim HIV sebagai berikut :
Tabel 1. Cara Melaksanakan Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan
Memberikan sosialisasi
Melayani
pada para bidan
pemeriksaan skrining
perujuk atau warga
HIV berupa VCT,
sekitar untuk
PMTCT maupun
memanfaatkan
PITCT
pelayanan skrining HIV
menyelenggarakan
pengemban Promosi
Melayani rawat inap pelayanan rawat inap
gan 1 pelayanan
pasien ODHA dengan pada pasien ODHA
pemasaran HIV/AIDS
IO dengan IO (Infeksi
Oportunistik).
Menyelenggarkan
Melakukan rujukan
kerjasama dengan
pasien HIV yang
Fasyankes yang
membutuhkan
menyediakan
pengobatan ARV
pengobatan ARV
Menyediakan ruangan
Perspektif Mempersiapkan dan
1 konsultasi yang
pelanggan menyediakan
nyaman dan
ruangan konsultasi
mengutamakan privasi
HIV
peningkata pasien.
n Menyediakan ruang
kepuasan rawat inap isolasi baik
Mempersiapkan
pelanggan yang bertekanan
ruang rawat inap
Meningkatn negative mau pun
khusus ODHA dengan
ya kepuasan 2 positif untuk
IO
pelanggan perawatan pasien HIV
dengan IO
Melakukan
penyuluhan
kesehatan tentang Melaksanakan promosi
service
penularan HIV/AIDS pelayanan Kesehatan
excellent
dan peningkatan HIV/AIDS
kualitas hidup setiap
bulan
Melaksanakan
Terwujudn koordinasi pencatatan
ya layanan dan pelaporan ODHA
kesehatan pada SIHA
Terlaksanan Peningkatan
Pokok Bisnis Tim HIV
2 ya layanan kelengkapan Berkas
Internal yang
HIV tingkat Rekam Medis.
bermutu di
sederhana PEMERIKSA 1 PEMERIKSA 2 PEMERIKSA 3 OTORISASI NASKAH
rumah
sakit
BAB IV
SASARAN
Sasaran program kerja tercermin dalam indikator program kerja PEMERIKSA 1 PEMERIKSA 2 PEMERIKSA 3 OTORISASI NASKAH
Melayani
Terlaksananya
pemeriksaan skrining
pelayanan
HIV berupa VCT, Dokumen 1 1
skrining HIV
PMTCT maupun
yang optimal
PITCT
Terlaksananya
pelayanan
Melayani rawat inap
rawat inap pada
pasien ODHA dengan Dokumen 10 0
pasien HIV
IO
dengan IOyang
optimal
Perspektif
1.
pelanggan Melakukan rujukan Terlaksananya
pasien HIV yang pelayanan
Dokumen 10 3
membutuhkan rujukan yang
pengobatan ARV optimal
Komunikasi,
informasi
dan edukasi
Service exelent pasien interna, Dokumen 10 3
Paru dan
(Berkas Rekam
Medis pasien)
Melaksanakan
koordinasi
Mutu Pelayanan
pencatatan dan Dokumen 10 1
Dapat Tercapai
2. pelaporan ODHA
Pokok Bisnis
pada SIHA
Internal
Mengevaluasi
Terlaksananya
pelayanan HIV setiap
pelayanan yang Dokumen 10 1
3 bulan sekali
optimal
Update ilmu
eksternal tiap 5
tahun sekali
(Pelatihan PDP untuk
Jumlah anggota Dokumen 10 5
perawat, farmasi
Pembelajaran
klinis, RM, petugas
3. Dan
Lab, dan Dokter
Pertumbuhan
Umum)
Mengadakan On Job
Training bekerjasama Jumlah
Dokumen 10 10
dengan Dinkes Kab. karyawan
Blitar
Keuangan Melakukan Pengesahan
perencanaan RKA
4.
anggaran unit tiap
bulan sesuai dengan
pelayanan yang PEMERIKSA 1 PEMERIKSA 2 PEMERIKSA 3 OTORISASI NASKAH
BAB V
JADWAL PELAKSANAAN
Adapun jadwal pelaksanaan kegiatan pokok dan rincian kegiatan Tim PEMERIKSA 1 PEMERIKSA 2 PEMERIKSA 3 OTORISASI NASKAH
HIV sebagai berikut :
Tabel 3. Jadwal Pelaksaan Program Kerja Tim HIV
Melakukan perencanaan
anggaran unit tiap bulan
Perhitungan Kebutuhan Unit Sesuai
4 Keuangan sesuai dengan pelayanan Bulanan
Pelayanan Yang Diberikan
yang sesuai dengan RKA
yang disahkan.
BAB IX
PENCATATAN , PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Ditetapkan di : Kesamben
Tanggal :
Direktur