Penyusun
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................................. ii
3
LEMBAR PENGESAHAN
PANDUAN HIV/AIDS
NOMOR : 072/SK-DIR/RSBH/III/2017
Edisi : 00
Bagian/bidang/unit Tidak
Ya Keterangan
Direktur RS √ Asli
Wakil Direktur √ Salinan
Manajer √ Salinan
Sekretariat √ Salinan
Ruangan IGD, Poliklinik, √ Salinan
Rawat Inap
Document Controller √ Soft Copy dalam ‘pdf’ format dalam
“Dokumentum”
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BHAKTI HUSADA CIKARANG
NOMOR: 072/SK-DIR/RSBH-C/III/2017
4
TENTANG
PANDUAN PASIEN HIV/AIDS
Menimbang : a. bahwa pasien rumah sakit yang positif terkena virus HIV,pasien tersebut
harus dirujuk ke rumah sakit yang bertipe B sesuai dengan SOP Rumah
Sakit Bhakti Husada;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
KESATU : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BHAKTI HUSADA CIKARANG
TENTANG PANDUAN HIV/AIDS DI RUMAH SAKIT BHAKTI HUSADA
CIKARANG
KEDUA : Panduan HIV/AIDS sebagai acuan bagi rumah sakit dalam mencegah terjadinya
HIV/AIDS melalui indentifikasi dan pemantauan serta bila pasien datang ke IGD
dan poliklinik terdiagnosa HIV/AIDS maka pasien harus dirujuk ke rumah sakit tipe
B
5
KETIGA : Perlindungan HIV/AIDS bertujuan :
a. Sebagai upaya mencegah HIV/AIDS pada pasien melalui prosedur
investigasi dan monitoring
b. Meningkatkan mutu pelayanan kepada pasien yang rentan terhadap
HIV/AIDS sesuai dengan standar dan prosedur pelayanan
c. Memberikan rasa aman dan pelayanan yang mengutamakan keselamatan
pasien
Ditetapkan di cikarang
Pada tanggal : 10 April 2018
Direktur
BAB I
DEFINISI
6
A. Pengertian
HIV
Human Imunodeficiency Virus (HIV) adalah sejenis retrovirus yang termasuk
dalam family lintavirus, retrovirus memiliki kemampuan menggunakan RNA nya dan
DNA penjamu untuk membentuk virus DNA dan dikenali selama masa inkubasi yang
panjang. Seperti retrovirus lainnya HIV menginfeksi dalam proses yang panjang
(klinik laten), dan utamanya penyebab munculnya tanda dan gejala AIDS. HIV
menyebabkan beberapa kerusakan sistem imun dan menghancurkannya. Hal ini terjadi
dengan menggunakan DNA dari CD4+ dan limfosit untuk mereplikasikan diri. Dalam
proses itu, virus tersebut menghancurkan CD4+ dan limfosit (Nursalam 2007).
Human immunodeficiency virus (HIV) adalah penyebab acquired
immunodeficiency syndrome (AIDS). Virus ini terdiri dari dua grup, yaitu HIV-1 dan
HIV-2. Kedua tipe HIV ini bisa menyebabkan AIDS, tetapi HIV-1 yang paling banyak
ditemukan di seluruh dunia, dan HIV-2 banyak ditemukan di Afrika Barat. Virus HIV
diklasifikasikan ke dalam golongan lentivirus atau retroviridae. Genom virus ini
adalah RNA, yang mereplikasi dengan menggunakan enzim reverse transcriptase
untuk menginfeksi sel mamalia (Finch, Moss, Jeffries dan Anderson, 2007 ).
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah sejenis virus yang menyerang
sistem kekebalan tubuh manusia dan dapat menimbulkan AIDS. HIV menyerang salah
satu jenis dari sel-sel darah putih yang bertugas menangkal infeksi. Sel darah putih
tersebut terutama limfosit yang memiliki CD4 sebagai sebuah marker atau penanda
yang berada di permukaan sel limfosit. Karena berkurangnya nilai CD4 dalam tubuh
manusia menunjukkan berkurangnya sel-sel darah putih atau limfosit yang seharusnya
berperan dalam mengatasi infeksi yang masuk ke tubuh manusia. Pada orang dengan
sistem kekebalan yang baik, nilai CD4 berkisar antara 1400-1500. Sedangkan pada
orang dengan sistem kekebalan yang terganggu (misal pada orang yang terinfeksi
HIV) nilai CD4 semakin lama akan semakin menurun (bahkan pada beberapa kasus
bisa sampai nol) (KPA, 2007). Virus HIV diklasifikasikan ke dalam golongan
lentivirus atau retroviridae. Virus ini secara material genetik adalah virus RNA yang
tergantung pada enzim reverse transcriptase untuk dapat menginfeksi sel mamalia,
termasuk manusia, dan menimbulkan kelainan patologi secara lambat. Virus ini terdiri
dari 2 grup, yaitu HIV-1 dan HIV-2. Masing-masing grup mempunyai lagi berbagai
7
subtipe, dan masing-masing subtipe secara evolusi yang cepat mengalami mutasi.
Diantara kedua grup tersebut, yang paling banyak menimbulkan kelainan dan lebih
ganas di seluruh dunia adalah grup HIV-1 (Zein, 2006).
HIV adalah jenis parasit obligat yaitu virus yang hanya dapat hidup dalam sel atau
media hidup. Seorang pengidap HIV lambat laun akan jatuh ke dalam kondisi AIDS,
apalagi tanpa pengobatan. Umumnya keadaan AIDS ini ditandai dengan adanya
berbagai infeksi baik akibat virus, bakteri, parasit maupun jamur. Keadaan infeksi ini
yang dikenal dengan infeksi oportunistik (Zein, 2006).
AIDS
AIDS adalah singkatan dari acquired immunodeficiency syndrome dan
menggambarkan berbagai gejala dan infeksi yang terkait dengan menurunnya sistem
kekebalan tubuh yang disebabkan infeksi virus HIV (Brooks, 2009). Virus HIV ini
akan menyerang sel-sel sistem imun manusia, yaitu sel T dan sel CD4 yang berperan
dalam melawan infeksi dan penyakit dalam tubuh manusia. Virus HIV akan
menginvasi sel-sel ini, dan menggunakan mereka untuk mereplikasi lalu
menghancurkannya. Sehingga pada suatu tahap, tubuh manusia tidak dapat lagi
mengatasi infeksi akibat berkurangnya sel CD4 dan rentan terhadap berbagai jenis
penyakit lain. Seseorang didiagnosa mengalami AIDS apabila sistem pertahanan tubuh
terlalu lemah untuk melawan infeksi, di mana infeksi HIV pada tahap lanjut (AVERT,
2011).
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome, yang berarti
kumpulan gejala atau sindroma akibat menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan
infeksi virus HIV. Tubuh manusia mempunyai kekebalan untuk melindungi diri dari
serangan luar seperti kuman, virus, dan penyakit. AIDS melemahkan atau merusak
sistem pertahanan tubuh ini, sehingga akhirnya berdatanganlah berbagai jenis penyakit
lain (Yatim, 2006).
AIDS adalah sindroma yang menunjukkan defisiensi imun seluler pada seseorang
tanpa adanya penyebab yang diketahui untuk dapat menerangkan tejadinya defisiensi,
tersebut seperti keganasan, obat-obat supresi imun, penyakit infeksi yang sudah
dikenal dan sebagainya (Laurentz, 2005).
8
BAB II
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pedoman ini memuat tentang berbagai program pelayanan dan standar
fasilitas untuk penyelenggaraan Pelayanan penanggulangan HIV dan AIDS di Rumah Sakit
Bhakti Husada Cikarang. Pelayanan HIV dan AIDS merupakan upaya penyediaan layanan
bagi ODHA secara berkesinambungan dalam bentuk layanan komprehensif di RumahSakit.
Kunci keberhasilan pelayanan HIV adalah ketersediaan tenaga-tenaga kesehatan yang sesuai
kompetensi, prasarana dan manajemen yang handal.
A. PENGERTIAN
Pelayanan HIV dan AIDS adalah upaya yang meliputi upaya promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif yang mencakup semua bentuk layanan HIV seperti kegiatan
pengendalian faktor resiko, layanan konseling, dan tes HIV(KTS dan KTIP) perawatan,
dukungan, dan pengobatan (PDP), Pencegahan Penularan dari Ibu ke Anak
(PPIA),Pengurangan Dampak Buruk NAPZA
9
B. PENGORGANISASIAN
1. Struktur
Pengorganisasian kegiatan Pelayanan HIV/AIDS di Rumah Sakit Bhakti Husada
Cikarang dilakukan secara Tim multidisiplin dipimpin oleh Dokter Spesialis penyakit
dalam,bertanggungjawab langsung kepada Direktur Medik dan Keperawatan.
2. Pola Ketenagaan
Tenaga yang terlibat dalam pelayanan HIV/AIDS merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari sistem pelayanan HIV di rumah sakit yang terdiri dari Dokter
Spesialis penyakit Dalam, Dokter spesialis genekologi,Spesialis Anak, Bidan,
Perawat, analis, ahli gizi, apoteker, dan penata radiologi.
C. FUNGSI RUMAH SAKIT
Dalam pelayanaan HIV/AIDS rumah sakit memiliki beberapa fungsi antara lain:
1. Pelayanan
Rumah Sakit harus dapat pelayanan kasus rujukan yang tidak mampu ditangani
oleh petugas kesehatan di tingkat pelayanan puskesmas (dokter, bidan dan
perawat).
2. Pendidikan
Rumah Sakit harus terus menerus meningkatkan kemampuan baik petugas rumah
sakit, luar rumah sakit maupun peserta pendidikan tenaga kesehatan sehingga
mampu melakukan tindakan sesuai dengan standar dan kewenangan untuk
menyelesaikan suatu tindakan keperawatan dan medis secara professional dalam
peningkatan pelayanan khususnya dalam penanggulangan HIV dan AIDS.
3. Penelitian
Rumah Sakit harus mempunyai program evaluasi kinerja baik rumah sakit
maupun wilayah kerja dalam rangka menurunkan angka kematian penderita
HIV/AIDS
D. JENIS PELAYANAN
Adapun jenis pelayanan yang diselenggarakan di Rumah Sakit terkait
penyelenggaraan penurunan angka kesakitan HIV/AIDS adalah :
1. Pelayanan Konseling dan Tes HIV
Layanan rawat jalan
Layanan KIA
10
Layanan kesehatan Anak
Layanan dengan tindakan invasive
Layanan kesehatan bagi kelompok dengan perilaku beresiko tertular HIV
Layanan kesehatan di lembaga kemasyarakatan
Layanan kesehatan reproduksi dan keluarga berencana(KB)
Layanan NAPZA
Layanan IMS
2. Pelayanan IO
E. KRITERIA
Terdapat beberapa kriteria antara lain :
1. Ada dokter jaga yang terlatih di UGD untuk mengatasi kasus emergensi
secara umum.
2. Ada dokter Spesialis penyakit dalam, anak, dan ginekologi untuk mengatasi
kasus HIV dan AIDS.
3. Dokter, bidan dan perawat telah mengikuti pelatihan Tim Penangganan
HIV/AIDS di rumah sakit.
4. Mempunyai Standar Prosedur Operasional penanganan pasien HIV dan
AIDS
5. Kebijakan gratis pelayanan konseling tes HIV, dan IO
6. Tersedia ruang konseling
7. Tersedia ruang Administrasi dan Farmasi
8. Memiliki petugas yang siap melakukan konseling dan ambil obat, pencatatan
dan pelaporan, administrasi dan manager kasus.
9. Adanya dukungan semua pihak dalam tim pelayanan HIV/AIDS, antara lain
dokter kebidanan, dokter anak, dokter/petugas anastesi, dokter penyakit
dalam, dokter spesialis lain serta dokter umum, bidan dan perawat
10. Tersedia pelayanan 24 jam di IGD
11. Tersedia pelayanan penunjang lain yang berperan dalam pelayanan kasus
HIV, seperti laboratorium, Radiologi,gizi,obat dan alat penunjang yang selalu
siap tersedia.
11
12. Tersedia sarana dan prasarana yang mendukung terlaksananya kegiatan.
Dalam rangka Program Menjaga Mutu pada penyelenggaraan kasus HIV dan
AIDS harus dipenuhi hal-hal sebagai berikut :
1. Ruang konseling yang nyaman dan privasi.
F. LOGISTIK
Berbagai alat-alat medik serta obat-obatan diperlukan untuk pelaksanaan perawatan
antara lain :
PERALATAN MEDIS DAN NON MEDIS
Peralatan medis yang harus ada di masing-masing unit pelayanan:
Poli rawat jalan:
1. Timbangan
2. Stetoskop
3. Hand scoon
4. Wastapel
5. Sabun antiseptik
6. Formulir vct
7. Meja dan kursi
8. Alat tulis
9. Komputer
10. Printer
11. Lemari
Rawat Inap
1. Tempat tidur
2. Meja pasien
3. Handscoon
4. Skot plastik
5. Pakaian kerja
6. Kacamata
7. masker
12
BAB III
TATA LAKSANA
13
laboratorium yang menyatakan hasil HIV positif, dokter jaga mengedukasi pasien dan
keluarga untuk hasil tersebut dan disarankan untuk rujuk ke rumah sakit lain tipe B.(form
edukasi terlampir di status pasien dan di isi oleh dokter, disetujui pasien atau keluarga.
INFORM CONSENT
TES HIV
POSTIF HIV
INFORM CONSENT
RUJUK RS LAIN
BAB IV
DOKUMENTASI
14
Lampiran
Direktur
Dr. Agus Wiryana
15
Sekretaris Tim HIV
Selvia Norgitasari S.Kep.,Ners