Anda di halaman 1dari 27

RSIA PURI BETIK HATI

KAMI PEDULI DENGAN KESEHATAN DAN KENYAMANAN ANDA

PEDOMAN KERJA

TIM HIV/AIDS

RSIA PURI BETIK HATI

Jl. Pajajaran No 109 LK II Jagabaya Wayhalim Bandar Lampung

Telp. (0721) 787799, Fax. (0721) 787999

i
PERATURAN DIREKTUR

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI

NOMOR :154/PER/DIR-RSIAPBH/XII/2019

TENTANG

PEDOMAN KERJA TIM HIV/AIDS

DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI

Menimbang : a. Bahwa untuk meningktakan asuhan di bidang pelayanan Penanggulangan


HIV/AIDS di Rumah Sakit dan Anak Puri Betik Hati bertujuan untuk
meningkatkan mutu dan efisiensi pelayanan kesehatan,
b. Bahwa untuk meningkatkan mutu dan efisiensi pelayanan Penanggulangan
HIV/AIDS di RSIA Puri Betik Hati yang berdasarkan pelayanan
Penanggulangan HIV/AIDS perlu adanya suatu pedoman kerja tim
HIV/AIDS yang dapat digunakan sebagai acuan dalam peningkatan
pelayanan Penanggulangan HIV/AIDS di RSIA Puri Betik Hati.

Mengingat : 1. Undang – undang Republik Indonesia No. 44 tahun 2009 Rumah Sakit.
2. Undang-undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Undang – undang RI No. 77 tahun 2015 tentang Pedoman Organisasi
Rumah Sakit.
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.11 TAHUN 2017 tentang Keselamatan
Pasien.
5. Undang – undang RI No. 29 Tahunu 2004 Tentang praktek kedokteran.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1087/Menkes/SK/VIII/2010 tentang Strandar Kesehatan dan keselamatan
kerja di Rumah Sakit Ibu dan Anak Puri Betik Hati.

ii
MEMUTUSKAN

Menetapkan :
Pertama : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI
BETIK HATI TENTANG PEDOMAN KERJA TIM HIV/AIDS DI
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI

Kedua : Pedoman Kerja Tim HIV/AIDS sebagaimana dimaksud dalam dictum


kesatu terdapat dalam lampiran peraturan ini

Ketiga Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan Pedoman Kerja Tim


HIV/AIDS di Rumah Sakit dilaksanakan oleh Direktur Rumah Sakit.

Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, Apabila hasil evaluasi
mensyaratkan adanya perubahan, maka akan dilakukan perubahan dan
perbaikan sebagaiimana mestinya.

Ditetapkan di : Bandar Lampung


Pada tanggal : 05 Desember 2019
Direktur RSIA Puri Betik Hati

dr. Toki Himawati, MAR

KATA PENGANTAR

iii
Puji syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha esa karena berkat rahmat
dan karunia Nya, Pedoman Kerja Tim HIV/AIDS di RSIA Puri Betik Hati dapat
diselesaikan.

Pedoman Kerja Tim HIV/AIDS ini disusun sebagai acuan kerja Tim
HIV/AIDS di RSIA Puri Betik Hati dalam melaksanakan upaya peningkatan mutu
pelayanan HIV/AIDS Rumah Sakit.

Kepada tim penyusun dan semua pihak yang telah berkontribusi di dalam
penyusunan Pedoman Kerja Tim HIV/AIDS ini, kami menyampaikan trima kasih.
Saran serta kritik sangat kami harapkan untuk penyempurnaan dan perbaikan di masa
mendatang.

Bandar Lampung, 05 Desember 2019

Direktur RSIA Puri Betik Hati

dr Toki Himawati, MARS

LEMBAR PENGESAHAN

iv
PERATURAN DIREKTUR RSIA PURI BETIK HATI

NOMOR :154/PER/DIR-RSIAPBH/XII/2019

PESOMAN KERJA TIM HIV/AIDS

DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI

PENGESAHAN DOKUMEN

NAMA JABATAN TANDA TANGAN

dr. Rina Dewi Yustiani, Sp.Pd Ketua Tim HIV/AIDS

dr. Nike Septemberiana Kabid. Pelayanan Medis

dr. Toki Himawati, MARS Direktur

DAFTAR ISI

v
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….......i

LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN…………...………………………………………………..1

1.1 Latar Belakang…………………………………............………………….1

1.2 Tujuan Umum Dan Tujuan Khusus……………………................……….2

BAB 2 GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT………………………………….…4

BAB 3 VISI, MISI, MOTTO RUMAH SAKIT………..……………………………..6

3.1 Visi…………………………………………………………………….......6
3.2 Misi……………………………………………………………………......6
3.3 Moto………………………………………...…………………………......6

BAB 4 STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT……..…………………..……7

BAB 5 STRUKTUR ORGANISASI TIM HIV/AIDS………………..……......……..8

BAB 6 URAIAN TUGAS TIM HIV/AIDS……………..………………..…………..9

BAB 7 TATA HUBUNGAN KERJA……...……………………………….…….....13

BAB 8 TATA LAKSANA KERJA TIM...................................................………..16

BAB IX PERTEMUAN/ RAPAT……………………………………………….......17

BAB X PELAPORAN……………………………………………………………..18

vi
Lampiran : Peraturan Direktur
Nomor : 154/PER/DIR-RSIAPBH/XII/2019
Tanggal : 05 Desember 2019
Tentang : Pedoman Kerja Tim HIV/AIDS

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sejak kasus HIV/AIDS dilaporkan pertama kali pada tahun1981,


masalah HIV/AIDS semakin menjadi ancaman global pada berbagai negara di
berbagai belahan dunia.Diperkirakan pada tahun 2007, berkisar antara 30
hingga 36 juta orang didunia menderita HIV.Kasus pertama AIDS di
Indonesia dilaporkan Departemen Kesahatan RepublikIndonesia pada
tahun1987, hingga sekarang kasus HIV/AIDS terus mengalami peningkatan.
Berdasarkan data Departemen Kesehatan, jumlah kasus kumulatif hingga tahun
2009 dilaporkan sebanyak 6668 kasus infeksi HIV, 16.964 kasus AIDS dan
3492 orang di antaranya meninggal. Diperkirakan terdapat 7 hingga 8 orang
tiap100.000 penduduk Indonesia menderita AIDS.
Saat ini perkembangan epidemicHIV diIndonesia termasuk yang
tercepat diAsia. Indonesia berada pada level epidemicHIV terkonsentrasi
(concentrateedepidemic) kecuali Tanah Papuayang termasuk epidemi HIV
yang meluas.Sebagian besar infeksi baru diperkirakanterjadipadabeberapa
sub-populasi berisiko tinggi yaitu penggunan napza suntik, hetero dan
homoseksual(WPS, waria).Sejaktahun2000, prevalensi HIV mulai konstan di
atas5% pada beberapa sub-populasi berisiko tinggi tertentu.Di Tanah Papua
(Provinsi Papua dan Papua Barat), prevalensi HIV menunjukkan tingkat

1
epidemi yang meluas (generalized epidemic) yaitu lebih besar dari
1%padamasyarakatumum. Hasil estimasi jumlah ODHA di Indonesia tahun
2009 berkisar 142.187 ODHA (97,652 – 187,029).Penggunaan jarum suntik
merupakan cara transmisi HIV yang terbanyak (53%) diikuti dengan
transmisi heteroseksual (42%).Di Indonesia menurut data Kementerian
Kesehatan RI hingga desember2014,secara kumulatif jumlah kasus AIDS yang
dilaporkan berjumlah 65.390.
Penularan dan penyebaran HIV dan AIDS sangat berhubungan dengan
perilaku beresiko, olehkarena itu penanggulangan harus memperhatikan faktor-
faktor yang berpengaruh terhadap perilaku tersebut. Bahwa kasus HIV dan
AIDS di idap sebagian besar oleh kelompok perilaku resiko tinggi yang
merupakan kelompok yang dimarginalkan, maka program-program
pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS memerlukan pertimbangan
keagamaan, adat-istiadat dan norma-norma masyarakat yang berlaku
disamping pertimbangan kesehatan. Perluadanya program-program
pencegahan HIV dan AIDS yang efektif dan memiliki jangkauan layanan yang
semakin luas dan program-program pengobatan, perawatan dan dukungan yang
komprehensif bagi ODHA maupun OHIDA untuk meningkatkan kualitas
hidupnya.
Berdasarkan kondisi tersebut, diperlukaan adanya Pedoman Kerja Tim
HIV/AIDS Rumah Sakit, sehingga dapat di implementasikan, berkontribusi
meningkatkan kinerja pelayanan kasus HIV/AIDS yang akhirnya dapat
menjamin pasien dan masyarakat menerima pelayanan berkualitas dan aman.

1.2 TUJUAN

a. Tujuan Umum
menurunkan angka kesakitan HIV/AIDS melalui peningkatkan
mutupelayanan konseling dan testing HIV/AIDS sukarela dan perlindungan
bagi petugas layanan VCT dan klien.

2
b. Tujuan Khusus
1. Meningkatkan mutu pelayanan HIV
2. Sebagai pedoman penatalaksanaan pelayanan konseling dan testing
HIV/AIDS.
3. Menjaga mutu layanan melalui penyediaan sumber daya dan
manajemen yang sesuai.
4. Memberi perlindungan dan konfidensialitas dalam pelayanan konseling
dan testing HIV/AIDS.

3
BAB 2
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

Rumah Sakit Ibu dan Anak(RSIA) Puri Betik Hati merupakan


pengembangan dari Rumah Bersalin (RB) Puri Betik Hati yang dirintis oleh Bidan
Djamiah sejak 25 Juli 1996 yang beralamat di Jl.Pajajaran No.109 Jagabaya II
Kecamatan Sukabumi Bandar Lampung.
Pada awal berdiri RB Puri Betik Hati memiliki fasilitas pelayanan
pemeriksaan kehamilan (ANC) dan imunisasi bayi, kamar bersalin dan kamar
perawatan yang terdiri dari kelas I,II, dan III dengan total kapasitas 18 tempat tidur.
Seiring dengan berjalannya waktu dan meningkatnya akan pelayanan
kesehatan masyarakat, khususnya pelayanan kesehatan Ibu dan Anak dirumah sakit
baik milik pemerintah maupun swasta dikota Bandar Lampung, merupakan hal yang
melatar belakangi RB Puri Betik Hati pada tanggal 1 Juli 2011 berkembang menjadi
Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Puri Betik Hati yang memberikan pelayanan
kesehatan khususnya kesehatan Ibu dan Anak. Sehingga diharapkan keberadaan
RSIA Puri Betik Hati ini dapat memenuhi tuntutan masyarakat akan pelayanan
kesehatan dan dapat meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat luas.
RSIA Puri Betik Hati dibangun atas tanah seluas 1.584 M², dengan letak
lokasi yang sangat strategis dan mudah dijangkau oleh kendaraan, baik kendaraan
pribadi maupun kendaraan umum/angkutan kota.
Konsumen RSIA Puri Betik Hati berasal dari:
1. Rujukan dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dokter spesialis anak, bidan
praktek swasta perorangan, rumah bersalin, balai pengobatan, puskesmas di
wilayah Bandar Lampung, wilayah Lampung Selatan, wilayah Pesawaran dan
sekitarnya.
2. Rujukan dari mitra-mitra asuransi dan perusahaan rekanan RSIA Puri Betik Hati
3. Masyarakat Bandar Lampung dan sekitarnya.

4
Rumah Sakit Ibu dan Anak Puri Betik Hati memiliki 37 ruang kamar perawatan,
dengan jumlah kapasitas tempat tidur 65 tempat tidur.

No. Kamar Perawatan Jumlah Kamar Jumlah Tempat Tidur


1 President Suite 1 1
2 SVIP A 2 2
3 SVIP B 8 8
4 VIP 7 7
5 Kelas I 11 20
6 Kelas II 3 9
7 Kelas III 4 16
8 Isolasi 1 2
Total 37 65

BAB 3
VISI, MISI, MOTTORUMAH SAKIT

5
3.1 VISI
Menjadi Rumah Sakit terbaik dilevelnya

3.2 MISI
a. Menyelenggaran pelayanan yang bermutu, ramah, dan professional
b. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara cepat, tepat dan informatif
c. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada
perkembangan teknolongi
d. Turut serta memelihara dan meningkatkan taraf kesehatan seluruh lapisan
masyarakat dengan biaya yang terjangkau
e. Meningkatkan sumber daya manusia yang berkesinambungan sehingga
mampu bersaing di tingkat nasional

3.3 MOTTO
Kami peduli dengan kesehatan dan kenyamanan anda

BAB 4
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT

6
Struktur Organisasi Rumah Sakit Ibu dan Anak Puri Betik Hati dipimpin
oleh seorang Direktur Rumah Sakit yang membawahi Kabag Keuangan, Kabag
Umum dan PSD, Kabid Yanmed. Direktur RSIA Puri Betik Hati memiliki koordinasi
dengan Komite Medis, Komite Keperawatan, Komite Nakes lain, Komite PPI,
Komite Etik dan Hukum. Struktur organisasi terlampir.

BAB 5
STRUKTUR ORGANISASI TIM HIV/AIDS

7
Direktur

Ketua TIM
HIV/AIDS

Wakil Ketua
HIV/AIDS

Sekertaris
HIV/AIDS

Anggota HIV/AIDS
Dokter Spesialis Kebidanan,
penyakit dalam, Anak, Dokter
Umum, Perawat, Bidan, farmasi
dan Petugas Laboratorium

BAB 6
URAIAN JABATAN

6.1 KOORDINATOR

8
Seseorang yang memiliki keahlian managerial dan program terkait dengan
pemberian pelayanan ODHA sesuai dengan standar pelayanan yang ada di
RSIA Puri Betik Hati
TugasKoordinator:

a. Uraian Tugas
1. Menyusun perencanaan kebutuhan operasional
2. Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan.
3. Mengkoordinir pertemuan berkala dengan seluruh staf Rumah Sakit
4. Melakukan jejaring kerja dengan rumah sakit, lembaga-lembaga yang
Berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan setempat dan Departemen
Kesehatan RI serta lembaga terkait lainnya
5. Melakukan monitoring internal dan penilaian berkala kinerja seluruh
petugas Rumah Sakit
6. Mengembangkan standar porsedur operasional pelayanan di Rumah
Sakit
7. Memantapkan pengembangan diri melalui pelatihan peningkatan
ketrampilan dan pengetahuan tentang HIV/AIDS
8. Menyusun dan melaporkan laporan bulanan dan tahunan kepada Dinas
Kesehatan setempat

b. Tanggung Jawab
1. Bertanggung jawab untuk memastikan bahwa layanan secara
keseluruhan berkualitas
2. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan visi dan misi HIV/AIDS;
3. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program dan evaluasi;
4. Bertanggung jawab terhadap Direktur.

c. Wewenang
1. Meminta informasi dan pengarahan kepada anggota

9
2. Memberikan pengarahan terhadap pelatihan
3. Menkoordinasikan, mengawasi, mengendalikan dan menilai mutu
anggota tim
4. Menandatangani surat dan dokumen yang ditetapkan menjadi
wewenang ketua tim
5. Mendelegasikan tugas apabila berhalangan hadir;
6. Memeriksa hasil kegiatan HIV/AIDS.

6.2 WAKIL KETUA


a. Uraian Tugas
1. Melaksanakan koordinasi dengan kepala bidang keperawatan maupun
kepala instansi yang terkait dalam pelaksanaan program HIV/AIDS
2. Mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanan program HIV/AIDS;
3. Membantu ketua tim dalam melaksanakan kegiatan HIV/AIDS

b. Tanggung Jawab
1. Bertanggung jawab terhadap pemantauan pelaksanan program
HIV/AIDS
2. Bertanggung jawab terhadap penyusunan laporan pemantauan
program HIV/AIDS
3. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan yang berhubungan
dengan HIV/AIDS
4. Bertanggung jawab untuk melaporkan hasil pelaksanaan program
HIV/AIDS kepada ketua TIim HIV/AIDS.
5. Bertanggung jawab terhadap pengolahan data dan informasi yang
berhubungan dengan kegiatan HIV/AIDS

c. Wewenang
1. Meminta lapora pelaksanaan pemantauan program HIV/AIDS dari unit
kerja terkait

10
2. Melakukan koordinasi dengan unit-unit kerja di lingkungan RSIA Puri
Betik hati terkait pelaksanaan program HIV/AIDS
3. Meminta data dan informasi yang berhubungan dengan HIV/AIDS
dari unit-unit kerja di lingkungan RSIA Puri Betik Hati

6.3 SEKERTARIS
a. Uraian Tugas
1. Memberikan bantuan-bantuan yang diperlukan oleh Ketua Tim
HIV/AIDS dan penanggung jawab sosialisasi dan suksesnya program
HIV/AIDS
2. Melaksanakan tugas-tugas lain dari atasan yang berhubugan dengan
HIV/AIDS.
3. Menyiapkan kebutuhan, agenda rapat rutin, serta membuat notulen
rapat Tim HIV/AIDS dan melaporkan ke penanggung jawab
4. Membuat arsip kegiatan Tim HIV/AIDS
5. Menyimpan dan mengelola kearsipan

b. Tanggung Jawab
Bertanggung jawab dalam melakukan pencatatan rencana kerja ketua TIM

6.4 ANGGOTA
TIM PMTCT
Tim yang terdiri dari dokter spesialis kandungan dan dokter spesialis anak
yang bertanggung jawab secara teknis medis dalam layanan PMTCT
(Prevention Mother to Child Transmission
Tugas Tim PMTCT :
a. Uraian Tugas
Melakukan pemeriksaan medis
b. Tanggung Jawab

11
Membuat laporan kasus
c. Wewenang
Melakukan rujukan (Pemeriksaan penunjang, laboratorium, konseling
lanjutan)

PETUGAS RAWAT JALAN


Tenaga kesehatan yang telah mengikuti pelatihan VCT.
Tugas rawat jalan :
a. Uraian Tugas
1. Memberi informasi tentang HIV/AIDS yang relevan dan akurat,
sehingga klien dapat memberikan keputusan untuk melakukan tes atau
tidak. Bila setuju, konselor akan meminta klien untuk menandatangani
informed conset pemeriksaan HIV untuk pendokumentasian.
2. Pembaruan data dan pengetahuan tentang HIV/AIDS

b. Tanggung Jawab
Menjaga informasi yang diberikan klien kepadanya bersifat pribadi dan
rahasia. Konselor juga diharuskan memberikan informasi lanjutan seperti
sistem rujukandan dukungan psikososisal baik pada klien dengan hasil
tespositif ataupun negatif.

c. Wewenang
Mengisi kelengkapan formulir klien, pendokumentasian dan pencatatan
konseling klien dan menyimpannya agar terjaga kerahasiannya

DOKTER UMUM
Dokter yang bertanggung jawab secara teknis medis dalam pelayanan.Dokter
tersebut bertanggung jawab langsung kepada koordinator rawat jalan

12
a. Uraian Tugas
1. Melakukan koordinator pelayanan medis
2. Melakukan pemeriksaan medis, pengobatan, perawatan maupun tindak
lanjut terhadap klien
b. Tanggung Jawab
Bertanggung jawab dalam Membuat laporan kasus
c. Wewenang
Melakukan rujukan (pemeriksaan penunjang, laboratorium, dokter ahli,
konseling lanjutan)

PELAKSANA RAWAT INAP


Perawat rawat inap yang bertanggung jawab secara teknis medis dalam
penyelenggaraan pelayanan yang sesuai dengan standar yang ada di Rumah
Sakit (Kebidanan, Anak, Penyakit Dalam, Perina)

a. Uraian Tugas
1. Melakukan koordinator pelayanan medis di rawat inap
2. Melakukan koordinasi dengan Tim HIV/AIDS
b. Tanggung Jawab
Membuat laporan kasus
c. Wewenang
Melakukan jejaring kerja dalam hal perujukan untuk HIV/AIDS dengan
rumah sakit, lembaga-lembaga yang bergerak dalam bidang VCT dan CST
HIV/AIDS untuk memfasilitasi pemberian perawatan dan pengobatan.

PETUGAS LABORATORIUM
Petugas laboratorium yang telah mengikuti pelatihan tentang teknik
memproses testing HIV dengan cara ELISA, testing cepat dan mengikuti
algoritma testing yang diadopsi dari WHO

13
a. Uraian Jabatan
1. Melakukan pencegahan pasca pajanan okupasional
2. Mengikuti perkembangan kemajuan teknologi pemeriksaan
laboratorium
b. Tanggung Jawab
Melakukan pencatatan, menjaga kerahasiaan dan merujuk kelaboratorium
rujukan jika memang diperlukan.
c. Wewenang
Mengambil darah klien dan melakukan pemeriksaan laboratorium sesuai
dengan SOP yang telah ditetapkan

PETUGAS REKAM MEDIS


Petugas dari bagian rekam medis yang telah mengikuti pelatihan tentang
pencatatan dan pelaporan kasus-kasus HIV/AIDS
a. Uraian Tugas
Melakukan tatalaksana dokumen, pengarsipan, melakukan pengumpulan,
pengolahan dan analisis data
b. Tanggung Jawab
Membuat pencatatan dan pelaporan

PETUGAS FARMASI
Petugas dari bagian farmasi rumah sakit yang bertanggung jawab terhadap
kesediaan obat-obat yang sesuai dengan jenis pelayananya

PETUGAS ADMINISTRASI
Seseorang baik tenaga medis maupun non-medis yang memiliki keahlian
administrasi
a. Uraian Tugas

14
Melakukan pencatatan, pengarsipan dan melakukan pengumpulan data
atau dokumen
b. Tanggung Jawab
Membuat pencatatan dan pelaporan

BAB 7
TATA HUBUNGAN KERJA

15
Dalam melaksanakan tugasnya, Tim HIV-AIDS wajib menerapkan prinsip
koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik secara internal maupun eksternal dengan
unit-unit kerja lain (Komite Medik, Komite PPIRS, Komite K3RS, Komite PMKP,
Komite Keperawatan, Komite Kesehatan Lain, dan unit kerja lainnya) sesuai dengan
tugasnya masing-masing.
1. Koordinasi, Integrasi dan Sinkronasi Secara Eksternal
a. Komite Medis
Koordinasi dalam pelayanan pasien HIV/AIDS dengan Kelompok Staf Medis
(KSM) diluar KSM Penyakit Dalam. Komite Medis memberikan kewenangan
pelayanan pasien HIV/AIDS kepada staf medis yang telah dilakukan
kredensial. Komite Medis juga mengawasi mutu profesi serta etik dan disiplin
staf medis dalam pelayanan pasien HIV/AIDS.
b. Komite PPIRS
Koordinasi dalam identifikasi dan penurunan risiko infeksi yang dapat
ditularkan serta pengendalian lingkungan rumah sakit untuk menciptakan
lingkungan rumah sakit yang aman dan risiko infeksi
c. Komite K3RS
Koordinasi, integrasi, dan sinkronasi dalam upaya pengendalian berbagai
faktor lingkungan fisik, kimia, dan biologis di rumah sakit yang berpotensi
menimbulkan dampak atau gangguan kesehatan terhadap petugas, pasien,
dann pengunjung.
d. Komite PMKP
Koordinasi dalam program peningkatan mutu dan keselamatan pasien rumah
sakit.
e. Komite Keperawatan
Koordinasi dan integrasi keperawatan HIV/AIDS
.
f. Komite Kesehatan Lain

16
Koordinasi dalam pelayanan pasien HIV/AIDS terkait dengan manajemen
gizi, pemeliharaan sarana rumah sakit, pemeriksaan penunjang, farmasi,
kerohanian, dan penanganan limbah.
g. Unit Kerja Lain
Koordinasi dengan Instalasi Rekam Medis, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi
Rawat Inap, Instalasi Bedah Sentral, Instalasi Perawatan Intensif dan
Recovery Room, Case Manager, Bidang Keperawatan, dan Palayanan Umum
untuk menjamin asuhan pasien yang terintergasi dan kontinuitas pelayanan.

2. Koordinasi, Integrasi dan Sinkronasi Secara Internal


a. Kegiatan Tim HIV-AIDS secara internal dilakukan melalui koordinasi,
integrase, dan sinkronasi di antara coordinator dan sekretaris. Alur
pelaksanaan tugas dilakukan secara berjenjang dari coordinator sampai pada
Ketua Tim HIV-AIDS.
b. Tim HIV-AIDS mengawasi bawahan dan apabila terjadi penyimpangan wajib
mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan ketentuan dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c. Tim HIV-AIDS bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan
bawahannya dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan
tugas bawahannya.
d. Tim HIV-AIDS wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggung
jawab kepada atasan serta menyampaikan laporan berkala pada waktunya.

17
Tata Hubungan Kerja Tim HIV-AIDS

DIREKTUR RSU
KOMITE MEDIS WIRADADI HUSADA

KOMITE
KEPERAWATAN PENUNJANG
MEDIS
KOMITE PPIRS
TIM HIV-AIDS
KOMITE PMKP
PELAYANAN
KOMITE K3RS UMUM

KOMITE
KESEHATAN
LAIN

Keterangan: ▬, garis komando


--, garis koordinasi

18
BAB 8
TATALAKSANA KERJA TIM

8.1 Batasan Operasional


a. Memberikan pelayanan sesuai dengan standar yang ada di Rumah Sakit Ibu
dan Anak Puri Betik Hati (Obstetri ginekologi, anak, penyakit dalam).
b. Rujukan adalah memberikan pelayanan yang standar di RSIA Puri Betik
Hati, melakukan rujukan untuk pengobatan HIV/AIDS itu sendiri.

8.2 Pelayanan Pasien HIV/AIDS di RSIA Puri Betik Hati


Perencanaan tatalaksana pasien HIV/AIDS disesuaikan dengan standar
pelayanan yang ada di RSIA Puri Betik Hati diantaranya:
a. Pasien dengan kasus emergensi akan dilakukan penangan kasus
emergensinya terlebih dahulu dan jika dalam kondisi klinis nya mengarah ke
HIV akan dilakukan pemeriksaan/skrining, jika dinyatakan positif maka
akan dilakukan perujkan ke Rumah Sakit yang sudah bekerja sama dengan
RSIA Puri Betik Hati.
b. Pasien ibu hamil dengan kasus emergensi yang memerlukan tindakan segera
(obtetri ginekologi) maka akan dilayani sesui dengan standar pelayanan
yang ada di RSIA Puri Betik Hati.
c. Pasien yang sudah di lakukan skrining dan dinyatakan posistif maka akan
dilakukan konseling, dan perujukan ke rumah sakit yang sudah bekerja sama
dengan RSIA Puri Betik Hati untuk melakukan pengobatan lebih lanjut.

19
BAB IX
PERTEMUAN/RAPAT

9.1 Pertemua rutin bulanan yang diselenggarakan satu bulan sekali, guna membahas
evaluasi kerja bulan berjalan, pembahasan masalah atau kendala-kendala, serta
sosialisasi kebijakan terbaru di RSIA Puri Betik Hati
9.2 Rapat Koordinasi yang diselenggarakan dengan mengundang unit terkait yang
berhubungan dengan kegiatan pelayanan klinik HIV AIDS
9.3 Pertemuan insidentil dilaksanakan sewaktu waktu jika diperlukan sifatnya
mendesak dan tidak terjadwal

20
BAB X
PELAPORAN

10.1 Pelaporan Harian


Menerima dan membaca laporan kegiatan dari masing-masing anggota selama
seminggu berjalan

10.2 Pelaporan Bulanan


Menganalisa laporan hasil kerja bulanan yang disampaikan oleh koordinator

10.3 Pelaporan Tahunan


a. Menyusun laporan tahunan mengenai pelaksanaan tugas di klinik VCT
b. Menyusun rencana tahunan untuk klinik VCT

Direktur RSIA Puri Betik Hati

dr. Toki Himawati, MARS

21

Anda mungkin juga menyukai