RSIA ANUGRAH
Jl. Sungai Raya Dalam No 43. Telp (0561) 721176
Kubu Raya
2023
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK ANUGRAH
Jalan Sungai Raya Dalam No. 43 Sungai Raya 78391 (0561) 723368
HP/WA : 08210486603619 rsia_anugrah@yahoo.com
Kubu Raya, Kalimantan Barat
TENTANG
PEDOMAN KERJA HIV/AIDS DI RSIA ANUGRAH
MEMUTUSKAN:
TENTANG PEDOMAN
PENGORGANISASIAN HIV/AIDS DI RSIA
ANUGRAH
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Masalah HIV/AIDS adalah masalah besar yang mengancam Indonesia dan banyak
Negara di seluruh dunia. Demikian pesatnya penularan dan penyebaran HIV/AIDS
perhitungannya bukan pertahun, perbulan, perminggu, perhari atau perjam melainkan
permenit yaitu setiap menit 5 orang terinfeksi HIV/AIDS dikenal dengan fenomena gunung
es, artinya bila ada satu kasus yang tercatat maka diasumsikan terdapat 200 kasus yang
sama yang tidak tercatat.
Sejak tahun 1999 telah terjadi peningkatan jumlah ODHA pada kelompok berperilaku
resiko tinggi tertular HIV yaitu para penjaja seks komersial dan penyalah-guna NAPZA
suntikan di beberapa provinsi seperti DKI Jakarta, Riau, Bali Jawa Barat dan Jawa Timur
sehingga provinsi tersebut tergolong sebagai daerah dengan tingkat epidemi konsentrasi
(concentrated level of epidemic).
Data dari The Joint United Nations Program on AIDS (UNAIDS) menggambarkan
perkiraan sebaran orang dewasa dan anak yang terinfeksi oleh HIV dan AIDS pada akhir
tahun 2008 dengan total global 33,4 juta sedangkan di Indonesia sejak pertama kali
ditemukan tahun 1987 sampai dengan Desember 2012, HIV-AIDS tersebar di 345 (69,4%)
dari 497 kabupaten/ kota di seluruh provinsi di Indonesia, sampai dengan tahun 2012
jumlah kumulatif infeksi HIV yang dilaporkan sebanyak 98.390 dan jumlah AIDS yang
dilaporkan sebanyak 42.887 orang.
1
2. Perawatan, dukungan dan pengobatan (PDP) yang meliputi penguatan dan
pengembangan layanan kesehatan, pencegahan dan pengobatan infeksi oportunistik,
pengobatan antiretroviral dan dukungan serta pendidikan dan pelatihan bagi ODHA.
3. Mitigasi dampak berupa dukungan psikososio-ekonomi.
4. Penciptaan lingkungan yang kondusif ( creating enabling environment ) yang meliputi
program peningkatan lingkungan yang kondusif.
Infeksi HIV merupakan infeksi kronis dengan berbagai macam infeksI oportunistik yang
memiliki sosial terkait stigma dan diskriminasi serta melibatkan berbagai unsur dengan
pendekatan tim dan setiap layanan HIV menyediakan :
B. TUJUAN
1. Umum
RSIA Anugerah mampu melaksanakan pelayanan dalam penanggulangan dan
penatalaksanaan pasien HIV/AIDS pasien HIV/AIDS berdasarkan pedoman Perawatan,
dukungan dan pengobatan (PDP).
2. Khusus
2
a. Menurunkan hingga meniadakan infeksi HIV baru.
b. Menurunkan hingga meniadakan kematian yang disebabkan oleh keadaan yang
berkaitan dengan AIDS.
c. Meniadakan diskriminasi terhadap ODHA.
d. Meningkatkan kualitas hidup ODHA; dan
e. Menurunkan Perilaku Hidup Risiko tinggi
3
BAB II
GAMBARAN UMUM
Rumah Sakit Ibu dan Anak Anugrah Kubu raya mulai beroperasi tahun 1995 dimana
pada saat itu sebelumnya masih merupakan praktek bidan swasta.pada saat itu lahan praktik
siswa bidan yang ada hanya di RB Harapan Ibu dan RSUD DR Soedarso, karena siswa bidan
kekurangan lahan praktik sementara lahan ada, kami berinisiatif mendirikan klinik bersalin
anugrah. Sesuai dengan PERMENKES No 29 tahun 2005 dan sesuai dengan peraturan konsil
kesehatan kedokteran indonesia No 1 tahun 2002 tentang izin penyelenggaraan saana
kesehatan swasta sesuai keputusan kepala dinas ksehatan No 441/21/Yankes/XXI/2004
tentang izin Operasional bersalin, akhirnya berubah nama menjadi Rumah Bersalin Anugrah.
Pelayanan kesehatan ini menjadi salah satu sarana pendidikan bagi mahasiswa Akbid, Akper
dan Ners serta tempat bagi pelatihan bidan-bidan melakukan standarisasi Asuhan Persalinan
Normal (APN) bagi bidan se- Kalimantan Barat sampai saat ini. Mulai bulan Agustus 2011, RB
Anugrah mendapat izin operasional menjadi Rumah Sakit Ibu dan Anak Anugrah.
A. Tugas pokok, fungsi dan struktur dari RSIA Anugrah diantaranya :
1. Tugas pokok Rumah Sakit Ibu dan Anak Kuburaya
Melaksanakan upaya kesehatan ibu dan anak secara Paripurna dan terpadu
mulai dari pemeriksaan kehamilan, persalinan, perawatan pasca melahirkan,
perawatan bayi baru lahir, imunisasi, perawatan anak samppai penyuluhan mengenai
kesehatan ibu dan anak.
RSIA Anugrah dalam melaksanakan tugasnya mempunyai fungsi Perumusan
kebijakan teknis dibidang pelayanan, penunjang, pengembangan, pengendalian
operasional
a. Penyusunan petunjuk operasional dan pelasanaan pelayanan yang meliputi
pelayanan medik dan pelayanan keperaawatan / kebidanan
b. Adapun penggunaan bangunan terdiri sebagai berikut :
a) Lantai I :
1) Instalasi Gawat Darurat
2) Instalasi Rawat Jalan terdiri dari :
i. Poli Kebidanan
ii. Poli Anak
iii. Poli Bedah Umum
iv. Poli Radiologi
v. Bagian Recepsionist ( Pendaftaran )
vi. Bagian Keuangan / Kasir
vii. Bagian Customer Service
viii. Laboratorium
ix. Instalasi Farmasi
x. Sekretariat
xi. Ruang Komite PPI
1
xii. Ruang OK
xiii. Kamar Jenazah
xiv. CSSD
b) Lantai II
1) Ruang Gizi
2) Ruang Laktasi
3) Ruang Bersalin (7 bed + 1 ruang isolasi)
4) Ruang Ruang Perawatan Nifas terdiri dari 8 ruangan (17 bed)
5) Ruang HCU (1 bed)
6) Ruang Janitor
7) Ruang Isolasi
8) Mushallah
c) Lantai III
1) Ruang Radiologi
2) Ruang nifas terdiri dari 7 kamar ( 19 bed )
3) Aula
4) Ruang Perinatologi ( level 1, level 2, level 3)
5) Mushallah
6) Gudang Farmasi
d) Lantai IV
1) Laundry
2) Ruang perawatan anak terdiri dari 5 kamar ( 8 bed )
A. Visi
Visi adalah cara pandang jauh kedepan atau gambaran masa depan tentang
bagamana dan kemana rumah sakit akan dibawa agar konsisten, eksis, antisipatif,
inovatif,serta produktif. Visi yang diberikan dapat memberikan motivasi kepada seluruh
staf/karyawan, pejabat dan masyarakat pada umumnya dalam rangka meningkatkan
kinerja. Visi RSIA Anugrah adalah menjadi Rumah Sakit Ibu dan Anak yang memberikan
pelayanan terbaik, mandiri, dan mampu bersaing di era globalisasi.
B. Misi
Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh staf/karyawan sesuai
dengan visi yang ditetapkan sehingga tugas pokok dan fungsi rumah sakit ibu dan anak
dapat terlaksana dengan baik. Misi RSIA Anugrah adalah meningkatkan mutu pelayanan
dan keselamatan pasien serta memberikan pendidikan yang berkelanjutan terhadap
karyawan agar mampu memberikan pelayanan yang berkualitas dan profesionalitas
C. Tugas
Tujuan adalah hasil akhir yang dapat dicapai dalam kurun waktu satu sampai lima
tahun kedepan yang menggambarkan arah strategis organisasi. Tujuan diperlukan untuk
meletakkan kerangka prioritas dengan memfokuskan arah semua program dan aktivitas
organisasi pada pencapaian misi. Tujuan RSIA Anugrah adlah terselenggaranya
pelayanan kesehatan yang efektif, efisien dan paripurna sesuai standar pelayanan yang
tetap mengutamakan kesehatan serta kepuasan ibu, anak dan keluarga.
3
BAB IV
4
BAB VI
PERSYARATAN JABATAN
JENIS TENAGA STANDAR SAAT INI KEBUTUHAN
PENDIDIKAN PELATIHAN PENGALAMAN
Dokter spesialis 11 Tahun
Penangung jawab 1 1 1 0
anak Bekerja
Konselor Dokter Umum 1 6 tahun bekerja 1 1 0
Ketua TIM HIV D3 keperawatan - 5 tahun bekerja 1 1 0
Sekertaris S1 keperawatan - 1 tahun bekerja 1 1 0
Dokter spesialis
- 7 tahun bekerja 1 1 0
obgyn
TIM PMTCT Dokter spesialis
- 10 tahun bekerja 1 1 0
anak
Petugas
S1 keperawatan - 1 tahun bekerja 1 1 0
Anggota Jejaring
Petugas
Analis - 6 tahun bekerja 1 1 0
Laboratorium
Petugas IFRS S1 Farmasi - 3 tahun bekerja 1 1 0
TIM DOTS TB Dokter Umum - 6 tahun bekerja 1 1 0
HIV D3 keperawatan - 6 tahun bekerja 1 1 0
POLA KETENGAKERJAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
5
BAB VII
URAIAN JABATAN
6
8. Melakukan monitoring internal
dan penilaian berkala kinerja
seluruh petugas layanan
HIV/AIDS, termasuk konselor
VCT.
9. Mengembangkan standar
prosedur operasional
pelayanan HIV/AIDS.
10. Memantapkan sistem atau
mekanisme monitoring dan
evaluasi layanan yang tepat.
11. Menyusun dan melaporkan
laporan bulanan dan laporan
tahunan kepada Dinas
Kesehatan setempat.
12. Memastikan logistik terkait
dengan KIE dan bahan lain
yang dibutuhkan untuk
pelayanan Konseling dan
Testing.
13. Memantapkan pengembangan
diri melalui pelatihan
peningkatan ketrampilan dan
pengetahuan HIV/AIDS.
7
testing dan klien konseling dan menyimpannya agar
pasca testing terjaga kerahasiaannya.
2. Pembaruan data dan
pengetahuan HIV/AIDS.
3. Membuat jejaring eksternal
dengan layanan pencegahan
dan dukungan di masyarakat
dan jejaring internal dengan
berbagai bagian rumah sakit
yang terkait.
4. Memberikan informasi
HIV/AIDS yang relevan dan
akurat, sehingga klien
merasa berdaya untuk
membuat pilihan untuk
melaksanakan testing atau
tidak.
5. Bila klien setuju melakukan
testing, konselor perlu
mendapat jaminan bahwa
klien betul menyetujuinya
melalui penandatangan
informed consent tertulis.
6. Menjaga bahwa informasi
yang disampaikan klien
kepadanya adalah bersifat
pribadi dan rahasia.
7. Selama konseling pasca
testing konselor harus
memberikan informasi lebih
lanjut seperti, dukungan
psikososial dan rujukan.
8. Informasi ini diberikan baik
kepada klien dengan HIV
positif maupun negatif.
9. Pelayanan khusus diberikan
kepada kelompok perempuan
dan mereka yang
dipinggirkan, sebab mereka
sangat rawan terhadap
tindakan kekerasan dan
8
diskriminasi
Petugas Seorang petugas 1. Bertanggung jawab untuk
penangana penanganan kasus penggalian kebutuhan klien,
n kasus menangani 1-5 orang terkait dengan kebutuhan
(Petugas klien dalam satu kali psikologis, sosial, dan
manajemen periode penanganan. mengkoordinasi pelayanan
kasus) komprehensif.
2. Berpartisipasi dalam
penanganan kegiatan
advokasi yang sesuai.
3. Mengadakan kunjungan ke
rumah klien sesuai dengan
kebutuhan.
4. Menyiapkan klien dan
keluarga dengan informasi
HIV/AIDS dan dukungan
dengan tepat dan sesuai.
5. Melakukan rujukan ke sarana
pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan oleh klien.
6. Berpartisipasi dalam supervisi
dan monitoring rutin terjadwal
untuk konselor / petugas
manajemen kasus
7. Membantu penanganan
perawatan di rumah dan
memberikan informasi
pendidikan kepada klien
(Khusus untuk petugas medis
atau yang berlatar pendidikan
keperawatan).
5 Petugas Petugas laboratorium atau 1. Mengambil darah klien sesuai
Laboratorium teknisi telah mengikuti SOP.
pelatihan tentang teknik 2. Melakukan pemeriksaan
memproses testing HIV laboratorium sesuai prosedur
dengan cara ELISA, dan standar laboratorium
testing cepat, dan yang telah ditetapkan.
mengikuti algoritma 3. Menerapkan kewaspadaan
testing yang diadopsi dari baku dan transmisi.
WHO 4. Melakukan pencegahan
pasca pajanan okupasional
9
5. Mengikuti perkembangan
kemajuan teknologi
pemeriksaan laboratorium
6. Mencatat hasil testing HIV
dan sesuaikan dengan nomor
identifikasi klien
7. Menjaga kerahasiaan hasil
testing HIV.
8. Melakukan pencatatan,
menjaga kerahasiaan, dan
merujuk ke laboratorium
rujukan
6 Dokter Anak Memberikan pelayanan 1. Melakukan pencegahan,
kesehatan pada anak perawatan, pengobatan
dengan HIV/AIDS infeksi
2. Memberikan pengobatan dan
pemantauan antiretroviral dan
psikososial bagi bayi dan
anak dengan HIV serta
keluarganya
7 Dokter Obgyn Memberikan pelayanan 1. Melakukan perawatan dan
kesehatan pada dukungan bagi perempuan
perempuan dengan dengan HIV, bayi dan
HIV/AIDS keluarganya
2. Melakukan kegiatan yang
meliputi pencegahan dan
pengobatan infeksi
oportunistik, pengobatan
antiretroviral, psikososial dan
kesehatan reproduksi
3. Memberikan pelayanan KB.
8 Bidan Berkolaborasi dengan 1. Membantu dokter dalam
dokter memberikan melakukan perawatan dan
pelayanan kesehatan dukungan bagi perempuan
pada pasien dengan dengan HIV dan keluarganya
HIV/AIDS
9 Perawat Berkolaborasi dengan 1. Membantu dokter dalam
dokter memberikan melakukan perawatan dan
pelayanan kesehatan dukungan bagi perempuan
pada pasien dengan dengan HIV, bayi dan
HIV/AIDS keluarganya
10
10 Sub Tim DOTS TB Koordinator Tim DOTS TB 1. Melakukan koordinasi
HIV HIV adalah seorang pelaksanaan pelayanan TB
dokter yang HIV.
bertanggungjawab secara 2. Bertanggung jawab untuk
teknis medis dalam layanan TB HIV secara
penyelenggaraan layanan keseluruhan.
TB HIV Koordinator Tim 3. Pengembangan ilmu
DOTS TB HIV pengetahuan dan penelitian
bertanggungjawab 4. Monitoring dan evaluasi
langsung kepada Ketua kegiatan
Tim HIV/AIDS
11
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA
TIM HIV/AIDS
1
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
C. Sekretaris / Administrasi
Petugas administrasi atau sekretaris adalah seorang yang memiliki keahlian di
bidang administrasi dan berlatarbelakang minimal setingkat SLTA.
D. Konselor VCT
Konselor VCT yang berasal dari tenaga kesehatan atau non kesehatan yang telah
mengikuti pelatihan VCT. Tenaga konselor VCT minimal dua orang dan tingkat pendidikan
konselor VCT adalah SLTA. Seorang konselor sebaiknya menangani untuk 5-8 orang klien
perhari terbagi antara klien konseling pra testing dan klien konseling pasca testing.
F. Petugas Laboratorium
Petugas laboratorium minimal seorang petugas pengambil darah yang
berlatarbelakang perawat. Petugas laboratorium atau teknisi telah mengikuti pelatihan
tentang teknik memproses testing HIV dengan cara ELISA, testing cepat, dan mengikuti
algoritma testing yang diadopsi dari WHO.
G. Petugas PMTCT
1
Petugas PMTCT adalah seorang dokter, dokter spesialis obsgyn, dokter spesialis
anak, bidan/perawat, dan petugas administrasi yang bertanggungjawab secara teknis
medis maupun non medis dalam penyelenggaraan layanan PMTCT.
H. Petugas PDP
Anggota PDP adalah seorang dokter konsulen, dokter umum, perawat, apoteker,
farmasi, laboratorium dan petugas sosial yang membantu secara teknis medis atau non
medis dalam penyelenggaraan layanan PDP, anggota PDP bertanggungjawab langsung
kepada Koordinator PDP
2
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI
A. Pendahuluan
Seiring dengan perkembangan jaman, tak terkecuali TIM HIV/AIDS RSIA Anugrah
berupaya untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan secara holistik yang meliputi bio,
psiko, sosio, dan spiritual sehingga dapat mendukung semua kegiatan pelayanan yang
ada.
Untuk dapat mewujudkan pelayanan yang bermutu, maka TIM HIV/AIDS RSIA Anugrah
berusaha menyiapkan karyawan baru, sehingga dapat siap bekerja serta mengetahui
situasi yang ada di TIM HIV/AIDS dengan melaksanakan program orientasi bagi
karyawan baru.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan mutu pelayanan HIV/AIDS RSIA Anugrah.
2. Tujuan Khusus
a. Setiap karyawan baru mengetahui struktur organisasi dan peraturan di TIM
HIV/AIDS
b. Setiap karyawan baru mengenal prosedur dan kebijakan yang berlaku di TIM
HIV/AIDS
C. Kegiatan Program
Orientasi diselenggarakan selama 2 hari, Kegiatan orientasi ini dilaksanakan hanya
apabila ada tenaga baru.Kegiatan orientasi ditingkat unit pelaksana sebaiknya dilakukan
setelah program orientasi umum yang dilaksanakan akan oleh rumah sakit pada waktu
yang telah ditentukan, namun apabila mendesak dapat dilakukan melalui Program
Orientasi Umum Rumah Sakit saja.
1
Pelayanan HIV/AIDS di RSIA Anugrah dimonitoring kegiatannya melalui
pengawasan dan kegiatan survei kepuasan pelanggan :
1. Pengawasan Internal
Pengawasan langsung dilakukan oleh kepala TIM HIV/AIDS pejabat struktural
pelayanan penunjang medis terhadap kinerja yang dilakukan oleh anggota HIV/AIDS.
2. Survei Kepuasan Pelanggan.
Dengan mengisi kuisioner yang telah disediakan.
1 2 3 4 5 6 7 8
BAB X
PERTEMUAN / RAPAT
3
A. Rapat Unit
1. Hari, Tanggal : Kamis, 2 Februari 2023
Jam : 14.00 WIB
Tempat : Ruang Aula RSIA Anugrah Kubu Raya
Materi : Sosialisasi tentang pengenalan HIV/AIDS pada karyawan di RSIA
Anugrah Kubu Raya
Hasil Rapat :
a. Pembukaan
Rapat dibuka oleh pimpinan rapat.
b. Pembahasan
1) Jumlah peserta yang hadir
c. Saran
1) Diharapkan seluruh peserta akan hadir semua
d. Tindak lanjut
1) Diharapkan dapat melakukan sosialisasi secara berkala
2. Hari, Tanggal : 6 Maret 2023
Jam : 14.00 WIB
Tempat : Ruang Aula RSIA Anugrah Kubu Raya
Materi : PROMKES tentang pengenalan HIV/AIDS di RSIA Anugrah Kubu
Raya
Hasil Rapat :
a. Pembukaan
Rapat dibuka oleh pimpinan rapat.
b. Pembahasan
1) Membuat materi untuk kegiatan PROMKES
c. Saran
1) Pasien dapat mengerti bahaya HIV/AIDS
d. Tindak lanjut
1) Mencegah terjadinya peningkatan penularan HIV/AIDS
3. Hari, Tanggal : 3 juli 2023
Jam : 14.00 WIB
Tempat : Ruang Aula RSIA Anugrah Kubu Raya
Materi : PROMKES tentang IMS ( Infeksi Menulasr Seksual) di RSIA
Anugrah Kubu Raya
Hasil Rapat :
a. Pembukaan
Rapat dibuka oleh pimpinan rapat.
b. Pembahasan
1) Membuat materi untuk kegiatan PROMKES
c. Saran
1) Pasien dapat memahami bahaya dari IMS ( Infeksi Menular Seksual)
d. Tindak lanjut
1) Mencegah terjadinya peningkatan penularan HIV/AIDS
4
5
BAB XI
PELAPORAN
1. Laporan Bulanan
Kegiatan pelayanan HIV/AIDS dilaporkan setiap tanggal 1 berjalanan dalam bentuk
rekap bulanan yang dilaporkan kepada tim HIV/AIDS dan diteruskan kepada kepala
rumah sakit
2. Laporan Triwulan
Kegiatan pelayanan HIV/AIDS dilaporkan setiap 3 bulan rekapitulasi hasil dari bentuk
rekap bulanan yang dilaporkan kepada tim HIV/AIDS dan diteruskan kepada kepala
rumah sakit
3. Laporan 6 Bulan
Kegiatan pelayanan HIV/AIDS dilaporkan setiap 6 bulan rekapitulasi hasil dari bentuk
rekap triwulan yang dilaporkan kepada tim HIV/AIDS dan diteruskan kepada kepala
rumah sakit
4. Laporan Tahunan
Sebagai laporan internal yang merupakan rekapitulasi hasil kerja pokja HIV/AIDS
yang dilaporkan kepada ketua HIV/AIDS setiap tahun dan diteruskan kepada kepala
rumah sakit.