Anda di halaman 1dari 13

“MITIGASI BENCANA”

Kel :5
YUNIAR FADILA
INDAH PRATIWI
JEMMY WARUNTU
MEISY DWIARARTI ANDARI
RIZAL TRIYANDA
VISKY LAZORDA
A. Definisi Mitigasi Bencana
• Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi
risiko Krisis Kesehatan, baik melalui pemetaan risiko,
penyadaran dan peningkatan kemampuan sumber
daya kesehatan maupun pembangunan fisik dalam
menghadapi ancaman Krisis Kesehatan.
• Sedangkan Bencana adalah peristiwa atau rangkaian
peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan, baik oleh faktor alam dan faktor non
alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan
dampak psikologis.
B. Tujuan Mitigasi Bencana

• Tujuan mitigasi adalah pengurangan kemungkinan


resiko, pengurangan konsekuensi resiko,
menghindari resiko, penerimaan resiko, serta
transfer, pembagian, atau penyebarluasan resiko
(Kusumasari, 2014:22). Tujuan dari strategi mitigasi
adalah untuk mengurangi kerugian-kerugian pada
saat terjadinya bahaya di masa mendatang.
• Sedangkan Tujuan utama (ultimate goal) dari
Mitigasi Bencana adalah sebagai berikut :
1) Mengurangi resiko atau dampak yang ditimbulkan
oleh bencana khususnya bagi penduduk, seperti
korban jiwa (kematian), kerugian ekonomi (economy
costs) dan kerusakan sumber daya alam.
2) Sebagai landasan (pedoman) untuk perencanaan
pembangunan.
3) Meningkatkan pengetahuan masyarakat (public
awareness) dalam menghadapi serta mengurangi
dampak/resiko bencana, sehingga masyarakat dapat
hidup dan bekerja dengan aman.
C . Jenis Mitigasi Bencana
• Mitigasi dibagi menjadi dua macam,yaitu mitigasi struktural dan
mitigasi non struktural : (Fitria,2015)

1. Mitigasi Struktural
• Mitigasi struktural merupakan upaya untuk meminimalkan
bencana yang dilakukan melalui pembangunan berbagai
prasarana fisik dan menggunakan pendekatan teknologi, seperti
pembuatan kanal khusus untuk pencegahan banjir, alat
pendeteksi aktivitas gunung berapi, bangunan yang bersifat tahan
gempa, ataupun Early Warning System yang digunakan untuk
memprediksi terjadinya gelombang tsunami. Mitigasi struktural
adalah upaya untuk mengurangi kerentanan (vulnerability)
terhadap bencana dengan cara rekayasa teknis bangunan tahan
bencana. Bangunan tahan bencana adalah bangunan dengan
struktur yang direncanakan sedemikian rupa sehingga bangunan
tersebut mampu bertahan atau mengalami kerusakan yang tidak
• Rekayasa teknis adalah prosedur perancangan struktur
bangunan yang telah memperhitungkan karakteristik aksi
dari bencana.
2. Mitigasi Non-struktural
• Mitigasi Non-strukural merupakan upaya mengurangi
dampak bencana selain dari upaya tersebut. Bisa dalam
lingkup upaya pembuatan kebijakan seperti pembuatan
suatu peraturan. Undang-Undang Penanggulangan
Bencana (UU PB) adalah upaya non-struktural di bidang
kebijakan dari mitigasi ini. Contoh lainnya adalah
pembuatan tata ruang kota, capacity building masyarakat,
bahkan sampai menghidupkan berbagai aktivitas lain yang
berguna bagi penguatan kapasitas masyarakat, juga bagian
dari mitigasi ini. Ini semua dilakukan untuk, oleh dan di
masyarakat yang hidup di sekitar daerah rawan bencana.
• Kebijakan non struktural meliputi legislasi,
perencanaan wilayah, dan asuransi. Kebijakan non
struktural lebih berkaitan dengan kebijakan yang
bertujuan untuk menghindari risiko yang tidak
perlu dan merusak. Tentu, sebelum perlu dilakukan
identifikasi risiko terlebih dahulu. Penilaian risiko
fisik meliputi proses identifikasi dan evaluasi
tentang kemungkinan terjadinya bencana dan
dampak yang mungkin ditimbulkannya.
D. Kebijakan dan Strategi dalam Mitigasi Bencana

• Menurut Fitria (2015), kebijakan dan strategi yang dapat dilakukan


dalam mitigasi bencana adalah sebagai berikut :

• Kebijakan ada 4 yaitu


1) Dalam setiap upaya mitigasi bencana perlu membangun persepsi
yang sama bagi semua pihak baik jajaran aparat pemerintah
maupun segenap unsur masyarakat yang ketentuan langkahnya
diatur dalam pedoman umum
2) Pelaksanaan mitigasi bencana dilaksanakan secara terpadu
terkoordinir yang melibatkan seluruh potensi pemerintah dan
masyarakat.
3) Upaya preventif harus diutamakan agar kerusakan dan korban jiwa
dapat diminimalkan.
4) Penggalangan kekuatan melalui kerja sama dengan semua pihak,
melalui pemberdayaan masyarakat serta kampanye.
2. Strategi yaitu :
a. Pemetaan.
Langkah pertama dalam strategi mitigasi ialah
melakukan pemetaan daerah rawan bencana. Pada
saat ini berbagai sector telah mengembangkan
peta rawan bencana
Hal hal yang perlu dipertimbangkan dalam
pemetaan yaitu :
1. Belum seluruh wilayah diIndonesia telah
dipetakan
2. Peta yang dihasilkan belum tersosialisasi
dengan baik
3. Peta bencana belum terintegrasi
4. Peta bencana yang dibuat memakai peta
dasar yang berbeda beda sehingga
menyulitkan dalam proses integrasinya.
b. Pemantauan
c. Penyebaran informasi
d. Sosialisasi dan Penyuluhan
e. Pelatihan/ Pendidikan
f. Peringatan Dini
E. Peran Perawat dalam MitigasiBencana

• Ada beberapa hal yang harus dilakukan perawta dalam


penanggulan bencana,hal yang harus dilakukan adalah sebagai
berikut :
• Membantu melakukan pencarian,penyelamatan,dan
melokalisasi korban.
• Perawat harus mampu melakukan triage secara tepat dan
cepat.
• Melakukan pertolongan pertama.
• Membantu proses pemindahan korban.
• Perawatan dirumah sakit.
• Melakukan Rapid Health Assesment.
“SELESAI”
• TERIMA KASIH
• ATAS PARTISIPASI
TEMAN- TEMAN

Anda mungkin juga menyukai