HIV/AIDS
KEPOLISIAN DAERAH GORONTALO
BIDANG KEDOKTERAN DANKESEHATAN
RUMAH SAKIT BHAYANGKARAGORONTALO
NO DAFTAR DOKUMEN
tentang
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Gorontalo
Pada tanggal : 27 Mei 2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
1.5.1 Tujuan Umum
Pedoman ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam pelayanan konseling
dan tes HIV dalam rangka penegakkan diagnosis HIV/AIDS untuk mencegah
sedini mungkin terjadinya penularan atau peningkatan kejadian infeksi HIV
dan pengobatan lebih dini.
1.5.2 Tujuan Khusus
a. Meningkatkan fungsi pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT),
b. Meningkatkan fungsi pelayanan Antiretroviral Theraphy (ART) atau
kerjasama denganrumah sakit yang ditunjuk,
c. Meningkatkan fungsi pelayanan infeksi oportunistik (IO),
d. Meningkatkan fungsi pelayanan pada ODHA dengan faktor risiko
Injection Drug Use (IDU),
e. Meningkatkan fungsi pelayanan penunjang yang meliputi, pelayanan gizi,
laboratoriumdan radiologi, pencatatan dan pelaporan.
1.3 RUANG LINGKUP
Ruang lingkup kegiatan penanggulangan HIV/AIDS terdiri atas :
1.3.1 Pemeriksaan diagnosis HIV dilakukan melaluiVoluntary Counselling
Testing(VCT)atau Konsultasi Test Sukarela (KTS) dan Tes Inisiasi Petugas
Kesehatan (TIPK) untuk pasien terduga/suspek HIV/AIDS.
a. KTS dilakukan dengan langkah langkah meliputi; konseling pra test, tes
HIV dan konseling pasca test.
b. TIPK dilakukan dengan langkah –langkah meliputi; pemberian informasi
tentang HIV AIDS sebelum tes, pengambilan darah untuk diagnostik,
penyampaian hasil tes, dan konseling
c. TIPK dianjurkan sebagai standar pelayanan bagi :
• Setiap orang dewasa, remaja atau anak anak yang datang ke fasilitas
pelayanan kesehatan dengan tanda gejala, atau kondisi medis yang
mengidentifikasikan atau patut diduga telah terjadi infeksi HIV
terutama pasien dengan riwayat penyakit Tuberkulosis ( TB) dan
Infeksi Menular Seksual ( IMS )
• Asuhan antenatal pada ibu hamil dan ibu bersalin.
• Bayi yang dilahirkan dari ibu dengan infeksi HIV
• Anak anak dengan pertumbuhan sub optimal atau mal nutrisi di
wilayah epidemik luas yang tidak menunjukkan respon baik dengan
pengobatan nutrisi yang adekuat.
d. TIPK yang direkomendasikan oleh WHO memiliki dua kategori:
• Tes Diagnostik, adalah bagian dari proses klinis untuk menetukan
diagnosa pasien mengacu pada kondisi medis dari pasien misalnya
TB atau gejala klinis yang mengindikasikan secara kuat HIV sebagai
penyakit yang mendasarinya.
• Penawaran rutin untuk tes dan konseling kepada semua pasien
dewasa yangberobat ke sarana kesehatan tanpa memandang alasan
berobatnya.
1.3.2 Pencegahan Penularan HIV
Pencegahan penularan HIV dapat dicapai dengan efektif dengan cara
menerapkan polahidup aman dan tidak berisiko, meliputi upaya:
a. Pencegahan HIV melalui hubungan seksual, dengan cara:
1. Tidak melakukan hubungan seksual (abstinensia)
2. Setia dengan pasangan (be faithufl)
3. Menggunakan kondom secara konsisten ( condom use)
4. Menghindari penggunaan obat /zat adiktif ( No Drug )
5. Meningkatkan kemampuan pencegahan melalui edukasi sedini
mungkin (education)
6. Melakukan pencegahan lain/sirkumsisi.
7. Mengobati Pasangan Seksual.
b. Pencegahan penularan HIV melalui hubungan non seksual,ditujukan untuk
mencegah penularan HIV melalui darah / donor darah.
c. Pencegahan penularan dari ibu ke anak., dilakukan melalui 4 (empat )
kegiatan yangmeliputi:
1. Pencegahan penularan HIV pada perempuan usia produktif
2. Pencegahan kehamilan tak diinginkan pada perempuan dengan HIV
3. Pencegahan penularan HIV dari ibu hamil dengan HIV ke bayi yang
dikandungnya
4. Pemberian dukungan psikologissosial dan perawatan kepada ibu
dengan HIVbeserta anak dan keluarganya
1.3.3 Pengelolaan Pasien dengan HIV/AIDS
a. Care, support and Treatment (CST) merupakan layanan perawatan yang
tersedia melalui konseling dan tes HIV untuk tujuan skrining dan
diagnostik.Terapi antiretroviral ARV merupakan komitmen jangka panjang
dan kepatuhan terapi dalam rangka menekan replikasi HIV dan
menghindari adanya resistensi,
b. Perawatan dan dukungan
c. Perawatan dan dukungan di laksanakan dengan pendekatan sesuai
kebutuhan; perawatan berbasis fasilitas kesehatan dan perawatan
berbasis masyarakat.
d. Konseling hasil pemeriksaan diagnostik HIV
e. Memberikan Therapi pengobatan ARV sesuai dengan Ketentuan.
f. Memantau Adherence atau Kepatuhan pasien dalam konsumsi obat
dengan lembar ikhtisar Perawatan.
g. MelakukanDokumentasi dan Pelaporan hasil kegiatan.
h. Melakukan pengelolaan jenazah pasien dengan HIV/AIDS
i. Melakukan pengelolaan linen pasien dengan HIV/AIDS
j. Melakukan pengelolaan pasien masuk rumah sakit (MRS)
1.3.4 Ketentuan Pemeriksaan diagnosis HIV
a. Pemeriksaan diagnosis HIV dilakukan berdasarkan prinsip confidentiality,
consent, counseling, correct test results, Connections to HIV prevention,
treatment and care and support services
b. Prinsip konfidensialitas berarti pemeriksaan harus dirahasikan dan hanya
dapat dibuka kepada:
1) Yang bersangkutan
2) Tenaga kesehatan yang menangani
3) Keluarga terdekat dalam hal yang bersangkutan tidak cakap
4) Pasangan seksual
5) Pihak lain sesuai perundang-undangan.
6) Tes HIV dilakukan dengan metode Rapid Diagnostic Test ( RDT) atau
EnzymeImumuno Assay ( EIA).
1.3.5 Pencegahan Penularan HIV dari Ibu dan Anak
Program PPIA merupakan program pencegahan penularan vertikal dari
seorang ibu kepada bayinya. Kerangka kerja program PPIA dilaksanakan
melalui kegiatan pencegahan dan penanganan HIV secara komprehensif
berkesinambungan yang meliputi empat komponen sebagai berikut :
a. Pencegahan primer agar perempuan pada usia reproduksi (usia 15-49
tahun) tidaktertular HIV.
b. Pencegahan kehamilan yang tak direncanakan pada perempuan pengidap
HIVKegiatan yang dilakukan meliputi :
1. Pencegahan dan penundaan kehamilan pada ibu dengan HIV melalui
konseling danpenyediaan sarana kontrasepsi yang aman dan efektif.
2. Perencanaan dan persiapan kehamilan yang tepat, jika ibu ingin
hamil
c. Pencegahan penularan HIV dari ibu hamil ke bayi yang dikandungnya
dan yangdisusuinya, diupayakan mendapatkan pelayanan :
1. Layanan antenatal terpadu sesuai dengan standar.
2. Pemberian ARV dan kotrimoksasol profilaksis pada ibu hamil dengan
HIV
3. Perencanaan persalinan yang aman dan tatalaksana persalinan,nifas
dan layanan neonatal.
4. Tatalaksana pemberian makanan terbaik bagi bayi.
5. Pemberian ARV dan kotrimoksasol profilaksis pada bayi
d. Pemberian dukungan psikologis, sosial dan perawatan kepada ibu
dengan HIV besertaanak dan keluarganya.
1.3.6 Infeksi Oportunistik
Seseorang yang terkena infeksi HIV akan menurun respon normalnya
terhadap infeksi bakteri,virus,jamur maupun parasit,yang jika pada orang
normal tidak akan menyebabkanpenyakit tetapi akan menimbulkan penyakit
pada ODHA,inilah yang disebut sebagai Infeksi Oportunistik.
Infeksi oportunistik dapat menyerang semua organ atau system,
meskipun kebanyakan organ yang terserang adalah organ yang mempunyai
hubungan dengan dunia luar seperti,kulit, mulut, paru, dan saluran cerna.
Infeksi oportunistik pada ODHA merupakan tanda menurunnya system
imun. Kebanyakan IO yang mengancam jiwa terjadi ketika jumlah CD4 < 200
sel/mm dan IO merupakan penyebab kematian terbesar pada ODHA.
1.4 BATASAN OPERASIONAL
Pedoman ini dapat dijadikan acuan bagi Dokter, Perawat, Petugas
Laboratorium dan Tim Medis lainnya dalam memberikan pelayanan kesehatan
terutama pada pasien yang tersangka atau yang terindikasi tertular HIV/AIDS
berdasarkan tanda dan gejala HIV/AIDS melalui proses skrining yang dilakukan oleh
petugas.
1.5 LANDASAN HUKUM
1.5.3 Undang - Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
1.5.4 Peraturan Menteri Kesehatan RI, Nomor 87 Tahun 2014 tentang Pedoman
Pengobatan ARV;
1.5.5 Peraturan Menteri Kesehatan RI, Nomor 74 Tahun 2014 tentang Pedoman
Pelaksanaan Konseling dan Tes HIV;
1.5.6 Peraturan Menteri Kesehatan RI, Nomor 21 Tahun 2013 tentang
Penanggulangan HIV dan AIDS;
1.5.7 Peraturan Menteri Kesehatan RI, Nomor 36 Tahun 2012 tentang Rahasia
Kedokteran;
1.5.8 Kesepakatan Bersama 5 Menteri, Tahun 2013 tentang Peningkatan
Pengetahuan Komprehensif HIV/AIDS pada penduduk usia 15 sampai dengan
24 tahun;
1.5.9 Surat Edaran Menkes Nomor 129 tahun 2013 tentang Pelaksanaan
Pengendalian HIV/AIDS dan Infeksi Menular Seksual (IMS);
1.5.10 Surat Edaran Menkes Nomor GK/Menkes/001/I/2013 tentang Layanan
Pencegahan Penularan Human Immunodeficiency Virus (HIV) dari Ibu ke Anak
(PPIA);
1.5.11 Surat Edaran Dirjen PPPL No HK.02.03/D/III.2.823/2013 tentang Alokasi Biaya
Logistik Program Pengendalian HIV/AIDS dan IMS.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Keterangan :
a = Lemari b = meja dokter
c = meja perawat
3.1 Standar Fasilitas
3.3.1 Sarana
a. Papan petunjuk
Papan petunjuk dipasang yang jelas untuk memudahkan akses
klien ke klinik VCT dan juga di depan ruang klinik VCT bertuliskan
Ruang VCT.
b. Ruang Tunggu
Ruang tunggu didepan ruang konseling.Diruang tunggu tersedia
televisi,kotaksaran,leaflet,meja dan kursi,kalender,tempat sampah.
3.3.2 Jam Pelayanan HIV AIDS
Jam Pelayanan konseling dan testing terintegrasi dalam jam pelayanan
kesehatanlainnya, Klinik VCT membuka pelayanan setiap hari Senin sampai
dengan Jum’at pukul 07.30 s.d 14.30 dan hari Sabtu jam 07.30 s.d 13.00 WIB.
3.3.3 Ruang Konseling
Ruang konseling disediakan senyaman mungkin dan terjaga kerahasiaannya
serta terpisah dari ruang tunggu. Ruang konseling dilengkapi :
a. 2 meja dan 4 kursi ( tempat duduk bagi klien maupun konselor ), 1 lemari
dokumen dan disediakan kamar mandi
b. Buku catatan daftar pasien, formulir informed concent, formulir konseling
pre dan pasca testing, buku rujukan, formulir rujukan, kalender formulir
ikhitisar perawatanpasien dan ATK.
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
5.1 Kebutuhan Anggaran kegiatan pengendalian HIV/AIDS dari Anggaran Rutin Rumah
Sakit Bhayangkara Gorontalo.
5.2 ARV disediakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo dengan pencatatan
pelaporan sesuai format yang sudah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
Gorontalo
5.3 Kebutuhan obat obatan dan peralatan didukung sesuai dengan kemampuan.
5.4 Peralatan dan Bahan yang dibutuhkan untuk program pengendalian HIV/AIDS dapat
didukung dari Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
Salah satu prinsip yang menggaris bawahi implementasi layanan PDP adalah layanan
berkualitas, guna memastikan klien mendapatkan layanan tepat dan menarik orang untuk
menggunakan layanan. Tujuan pengukuran dari jaminan kualitas adalah menilai kinerja
petugas, kepuasan pelanggan atau klien, dan menilai ketepatan protocol konseling dan
testing yang kesemuanya bertujuan tersedianya layanan yang terjamin kualitas danmutu.
8.1 Konseling dalam PDP
Pelayanan konseling dimulai dengan suasana bersahabat yang dilayani oleh
konselor terlatih. Perangkat untuk menilai kualitas layanan termasuk mengevaluasi
kinerja seluruh staff PDP, penilaian kualitas konseling dengan menghadirkan
supervisor yang menyamar sebagai klien, melakukan pertemuan berkala dengan
para konselor, mengikuti perkembangan konseling dan HIV AIDS, kotak saran,
penilaian oleh petugas jasa, mengukur seberapa jauh konselor mengikuti aturan
Protokol.
8.2 Syarat minimal layanan PDP.
Penilaian internal atau eksternal dapat menggunakan daftar sederhana
apakah pelayanan PDP memenuhi persyaratan standar minimal yang ditentukan
Departemen Kesehatan dan WHO.
BAB IX
PENUTUP
Ditetapkan di : Gorontalo
Pada tanggal : 27 Mei 2023
tentang
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
1. : Keputusan Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Gorontalo tentang Tim
Perawatan Dukungan dan Pengobatan HIV AIDS.
3 KEPUTUSAN KARUMKIT BHAYANGKARA
NOMOR : KEP / 29 / V / 2023 / R.S.Bhay
TANGGAL: 27 MEI 2023
2. : Susunan Tim dan uraian tugas Tim sebagaimana dimaksud pada diktum
Kesatu tercantum dalam lampiran I dan II yang tidak terpisahkan dari
Keputusan ini.
3. : Dalam melaksanakan tugasnya Tim bertanggung Jawab Langsung Kepada
Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Gorontalo.
Ditetapkan di : Gorontalo
Pada tanggal : 27 Mei 2023
KEPALA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA GORONTALO
JABATAN DALAM
NO NAMA JABATAN KET
TIM
1. dr. AGUNG DARMAWAN, Sp.M KARUMKIT PELINDUNG
JANGMEDUM
2. dr. ASEP METRIKA KOORDINATOR
RUMKIT
DPJP PENYAJIT DOKTER/ TIM AHLI
3. dr. SANTI TANDAYU, SP.PD
DALAM KLINIS PDP
BRIPTU FARHAN GANI, AMd,
4. BA RUMKIT PETUGAS RR
Kep
5. ISWANTO PODENGGE, Amd, Kep BANUM RUMKIT PERAWAT PDP
Apt. MARSELAWATI PAKAYA,
6. APOTEKER APOTEKER PDP
S.Farm
CAHYANING ABDULLAH,
7. LABORAN LABORAN PDP
S.Tr.A.K
Ditetapkan di : Gorontalo
Pada tangga l : 27 Mei 2023
KEPALA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA GORONTALO
1. Pelindung
a. Membentuk Tim Perawatan dan Pengobatan HIVAIDS
b. Menerbitkan surat-surat keputusan/ penugasan yang diperlukan untuk masing-
masing anggota tim
c. Mengalokasikan dana untuk kegiatan HIV agar dapat berjalan secara
berkesinambungan.
2. Koordinator
a. Menyusun perencanaan kebutuhan operasional (sarana dan prasarana)
b. Melakukan koordinasi secara internal maupun eksternal rumah sakit terkait
dengan operasional VCT
c. Membuat program kerja PDP
d. Membuat prosedur kerja serta uraian tugas tim PDP
e. Mengawasi pelaksanaan kegiatan pelayanan
f. Melakukan evaluasi kegiatan pelayanan
g. Bertanggung jawab unuk memastikan bahwa layanan secara keseluruhan
berkualitas
h. Mengkoordinir pertemuan berkala dengan seluruh staf VCT minimal sebulan sekali
i. Melakukan jejaring kerja dengan rumah sakit, lembaga-lembaga yang bergerak
dalam bidang PDP untuk memfasilitasi perawatan dukungan dan pengobatan
j. Berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Gorontalo
k. Melakukan monitoring internal dan penilaian berkala kinerja seluruh petugas PDP
l. Memantapkan system atau mekanise monitoring dan evaluasi layanan yang tepat
m. Menyusun dan melaporkan laporan bulanan dan laporan tahunan kepada Dinas
Kesehatan Kota Gorontalo
n. Meastikan logistic terkait KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi)
o. Memantapkan pengembangan dan melalui pelatihanpeningkatan keterampilan dan
pengetahuan HIV AIDS
3. Dokter/ Tim AhliKlinis PDP
a. Melakukan koordinasi pelaksanaan pelayanan medis
b. Melakukan pemeriksaan medis, pengobatan, perawatan maupun tindak lanjut
terhadap klien
c. Melakukan rujukan (pemeriksaan penunjang, laboratorium, dokter ahli dan konseling
lajutan)
d. Melaksanakan konsultasi kepada dokter ahli
e. Membuat laporan kasus
f. Mengembangkan kemitraan lintas program dan lintassector terkait
g. Bekerja sama dengan anggota Tim HIV AIDS agar
h. terbentuk kerjasama yang sinergis
4. Petugas RR
a. Melakukan pendaftaran klien
b. Menyiapkan formulir Rekam Medis Pasien PDP
c. Menghubungi petugas laboratorium pada saat ada pelayanan laboratoriu
d. Mengusulkan kebutuhan administrasi PDP
e. Membuat laporan bulanan PDP
f. Turut menjaga kerahasiaan klien yang berkunjung ke Rumah Sakit
g. Bertanggung jawab dalam system pencatatan dan pelaporan PDP secara penuh
h. Bekerjasama dengan anggota Tim HIV AIDS agar terbentuk kerjasama yang
sinergis
5. Perawat PDP
a. Membangun hubungan baik dan meningkatkankepercayaan kepada klien
b. Menyiapkan psikologis klien elalui pretes dan pascatest
c. Memfasilitasi klien untuk mengikuti test HIV AIDS
d. Membuka dan menyampaikan hasil test bersama klien secara tepat, singkat dna
benar
e. Menjaga kerahasiaan klien
f. Mendata semua kegiatan konsultasi
g. Membuat laporan kegiatan konsultasi kepada Tim untuk dilaporkan lebih lanjut
h. Berkonsultasi dengan dokter spesialis atas klien yang ditangani jika dibutuhkan
i. Sebagai konselor bagi pasien, keluarga dan komunitas dalam menghadapi
perubahan kesehatan, ketidakmampuan dan kematian
j. Sebagai komunikator san pendengar yang baik dalam memberikan dukungan dan
motivasi
k. Membantu pasien sebagai individu agar kemampuan mereka meningkat sehingga
tercipta kenyamanan untuk meningkatkatkan kualitas hidup.
l. Bekerja sama dengan anggota Tim HIV AIDS agar terbentuk kerjasama yang
baik
6. Apoteker PDP
a. Pengadaan dan pengelolaan obat infeksi opirtunistik (IO) dan Anti Retroviral terapi
(ARV)
b. Penyerahan obat IO bagi ODHA
c. Konseling pemberian obat bagi ODHA
d. Menajaga kerahasiaan ODHA
e. Bekerjasama dengan anggota Tim HIV AIDS agar terbentuk kerjasama yang sinergis
7. Laboran PDP
a. Mengambil sampel darah klien sesuai dengan SPO
b. Melakukan pemeriksaan laboratoriu sesuai prosedur dan standard laboratorium
sesuai prosedur dan standard laboratorium yang telah ditetapkan
c. Menerapkan kewaspadaan baku dan transmisi
d. Melakukan pencegahan pasca pajanan okupasional
e. Mengikuti perkembangan keajuan dan teknologi pemeriksaan laboratorium
f. Mencatat hasil testing HIV dan sesuaikan dengan nomor identifikasi klien
g. Menjaga kerahasiaan hasil testing HIV
h. Bekerja sama dengan anggota Tim HIV AIDS agar terbentuk kerjasama yang
sinergis
Ditetapkan di : Gorontalo
Pada tangga l : 27 Mei 2023
KEPALA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA GORONTALO
SURAT PERINTAH
Nomor : Sprin/57.a/V/2023
DIPERINTAHKAN
Dikeluarkan di : Gorontalo
pada tanggal : 27 Mei 2023
KEPALA BIRO OPERASI POLDA GORONTALO
JABATAN
No. NAMA PENUGASAN
PANGKAT / NRP STRUKTURAL
PENATA TK 1 / JANGMEDUM
2. dr. ASEP METRIKA KETUA TIM
199210252019021007 RUMKIT
Dikeluarkan di : Gorontalo
pada tanggal : 27 Mei 2023
KEPALA BIRO OPERASI POLDA GORONTALO
1. Pelindung
a. Membentuk Tim Perawatan dan Pengobatan HIVAIDS
b. Menerbitkan surat-surat keputusan/ penugasan yang diperlukan untuk masing-
masing anggota tim
c. Mengalokasikan dana untuk kegiatan HIV agar dapat berjalan secara
berkesinambungan.
2. Koordinator
a. Menyusun perencanaan kebutuhan operasional (sarana dan prasarana)
b. Melakukan koordinasi secara internal maupun eksternal rumah sakit terkait
dengan operasional VCT
c. Membuat program kerja PDP
d. Membuat prosedur kerja serta uraian tugas tim PDP
e. Mengawasi pelaksanaan kegiatan pelayanan
f. Melakukan evaluasi kegiatan pelayanan
g. Bertanggung jawab unuk memastikan bahwa layanan secara keseluruhan
berkualitas
h. Mengkoordinir pertemuan berkala dengan seluruh staf VCT minimal sebulan sekali
i. Melakukan jejaring kerja dengan rumah sakit, lembaga-lembaga yang bergerak
dalam bidang PDP untuk memfasilitasi perawatan dukungan dan pengobatan
j. Berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Gorontalo
k. Melakukan monitoring internal dan penilaian berkala kinerja seluruh petugas PDP
l. Memantapkan system atau mekanise monitoring dan evaluasi layanan yang tepat
m. Menyusun dan melaporkan laporan bulanan dan laporan tahunan kepada Dinas
Kesehatan kabupaten Gorontalo
n. Meastikan logistic terkait KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi)
o. Memantapkan pengembangan dan melalui pelatihanpeningkatan keterampilan dan
pengetahuan HIV AIDS
3. Dokter/ Tim AhliKlinis PDP
a. Melakukan koordinasi pelaksanaan pelayanan medis
b. Melakukan pemeriksaan medis, pengobatan, perawatan maupun tindak lanjut
terhadap klien
c. Melakukan rujukan (pemeriksaan penunjang, laboratorium, dokter ahli dan konseling
lajutan)
d. Melaksanakan konsultasi kepada dokter ahli
e. Membuat laporan kasus
f. Mengembangkan kemitraan lintas program dan lintassector terkait
g. Bekerja sama dengan anggota Tim HIV AIDS agar
h. terbentuk kerjasama yang sinergis
4. Petugas RR
a. Melakukan pendaftaran klien
b. Menyiapkan formulir Rekam Medis Pasien PDP
c. Menghubungi petugas laboratorium pada saat ada pelayanan laboratoriu
d. Mengusulkan kebutuhan administrasi PDP
e. Membuat laporan bulanan PDP
f. Turut menjaga kerahasiaan klien yang berkunjung ke Rumah Sakit
g. Bertanggung jawab dalam system pencatatan dan pelaporan PDP secara penuh
h. Bekerjasama dengan anggota Tim HIV AIDS agar terbentuk kerjasama yang
sinergis
5. Perawat PDP
a. Membangun hubungan baik dan meningkatkankepercayaan kepada klien
b. Menyiapkan psikologis klien elalui pretes dan pascatest
c. Memfasilitasi klien untuk mengikuti test HIV AIDS
d. Membuka dan menyampaikan hasil test bersama klien secara tepat, singkat dna
benar
e. Menjaga kerahasiaan klien
f. Mendata semua kegiatan konsultasi
g. Membuat laporan kegiatan konsultasi kepada Tim untuk dilaporkan lebih lanjut
h. Berkonsultasi dengan dokter spesialis atas klien yang ditangani jika dibutuhkan
i. Sebagai konselor bagi pasien, keluarga dan komunitas dalam menghadapi
perubahan kesehatan, ketidakmampuan dan kematian
j. Sebagai komunikator dan pendengar yang baik dalam memberikan dukungan dan
motivasi
k. Membantu pasien sebagai individu agar kemampuan mereka meningkat sehingga
tercipta kenyamanan untuk meningkatkatkan kualitas hidup.
l. Bekerja sama dengan anggota Tim HIV AIDS agar terbentuk kerjasama yang
baik
6. Apoteker PDP
a. Pengadaan dan pengelolaan obat infeksi opirtunistik (IO) dan Anti Retroviral terapi
(ARV)
b. Penyerahan obat IO bagi ODHA
c. Konseling pemberian obat bagi ODHA
d. Menajaga kerahasiaan ODHA
e. Bekerjasama dengan anggota Tim HIV AIDS agar terbentuk kerjasama yang sinergis
7. Laboran PDP
a. Mengambil sampel darah klien sesuai dengan SPO
b. Melakukan pemeriksaan laboratorium sesuai prosedur dan standard laboratorium
sesuai prosedur dan standard laboratorium yang telah ditetapkan
c. Menerapkan kewaspadaan baku dan transmisi
d. Melakukan pencegahan pasca pajanan okupasional
e. Mengikuti perkembangan keajuan dan teknologi pemeriksaan laboratorium
f. Mencatat hasil testing HIV dan sesuaikan dengan nomor identifikasi klien
g. Menjaga kerahasiaan hasil testing HIV
h. Bekerja sama dengan anggota Tim HIV AIDS agar terbentuk kerjasama yang
sinergis
Ditetapkan di : Gorontalo
Pada tanggal: 27 Mei 2023
KEPALA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA
GORONTALO
BAB I
PROGRAM KERJA PENANGGULANGAN HIV-AIDS
DI RUMKIT BHAYANGKARA PRESISI POLDA GORONTALO
1.1 PENDAHULUAN
Masalah HIV merupakan masalah Kesehatan yang mengancam indonesia
maupan negara lain. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari masalah HIV- AIDS.
Masalah HIV-AIDS dapat mengancam lapisan masyarakat kelas ekonomi, usia,
maupun jenis kelamin. Situasi yang dihadapi penderita hiv-aids sangat kompleks,
selain harus menghadapi penyakitnya sendiri mereka juga menghadapi stigma dan
diskriminasi, sehingga mengalami masalah fisik, psikis dan social.
1.3 TUJUAN
1.3.1 Tujuan Umum:
Tercapainya usaha pencegahan dan mengurangi resiko penularan HIV-
AIDS, meningkatkan kualitas hidup ODHA, deng memberikan pelayanan
VCT/PITC,PMTCT,IO, dan TB HIV.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Memberikan konseling dan testing secara rahasia
b. Melaksanakan pemeriksaan Laboratorium
c. Menyediakan dan melaksanakan pelayanan pengobatan dan TB HIV
d. Membuat pencatatan dan pelaporan hasil
e. Melakukan rujukan pada pasien yang HIV positif
f. Mengevaluasi Program.
2. Laporan kegiatan X X X X X X X X X X X X
pelayanan HIV/Aids
3. Monitoring dan X X
evaluas
1.9.2 Pelaporan kegiatan program dan hasil pelayanan dilakukan setiap bulan
pada aplikasi SIHA
1.9.3 Evaluasi dan analisa hasil pelayanan atau kegiatan dilakukan setiap 6
bulan sekali dan akhir tahun
1.10 PEMBIAYAAN DAN ANGGARAN
Pembiayaan kegiatan di dalam program kerja menggunakan anggaran belanja
rumkit bhayangkara
1.11 PENUTUP
Hal-hal yang belum di muat dalam program ini akan di sesuaikan dengan mengacu
pada waktu atau peluang penyelenggara pelayanan tim HIV
Ditetapkan di : Gorontalo
Pada tanggal: 27 Mei 2023
KEPALA RUMAH SAKIT BHAYANGKARAGORONTALO
Jumlah orang yang di tawarkan test HIV dan orang yang di test HIV di RS
Bhayangkara Gorontalo bulan Juni 2023 adalah ibu hamil masing – masing sejumlah
6 orang ibu hamil. Hasil pemeriksaan tidak ditemukan ibu hamil yang positif tercatat
pada buku KIA.
MENGETAHUI
KEPALA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA Gorontalo, 30 Juni 2023
GORONTALO PENANGGUNG JAWAB TIM PDP HIV/AIDS
Jumlah orang yang di tawarkan test HIV dan orang yang di test HIV di RS
Bhayangkara Gorontalo bulan Juli 2023 adalah ibu hamil masing – masing sejumlah
28 orang ibu hamil. Hasil pemeriksaan tidak ditemukan ibu hamil yang positif tercatat
pada buku KIA.
MENGETAHUI
KEPALA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA Gorontalo, 31 Juli 2023
GORONTALO PENANGGUNG JAWAB TIM PDP HIV/AIDS
Jumlah orang yang di tawarkan test HIV dan orang yang di test HIV di RS
Bhayangkara Gorontalo bulan Agustus 2023 adalah ibu hamil masing – masing
sejumlah 16 orang ibu hamil. Hasil pemeriksaan tidak ditemukan ibu hamil yang
positif tercatat pada buku KIA.
MENGETAHUI
KEPALA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA Gorontalo, 31 Agustus 2023
GORONTALO PENANGGUNG JAWAB TIM PDP HIV/AIDS
Jumlah orang yang di tawarkan test HIV dan orang yang di test HIV di RS
Bhayangkara Gorontalo bulan September 2023 adalah ibu hamil masing – masing
sejumlah 27 orang ibu hamil. Hasil pemeriksaan tidak ditemukan ibu hamil yang
positif tercatat pada buku KIA.
MENGETAHUI
KEPALA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA Gorontalo, 30 September 2023
GORONTALO PENANGGUNG JAWAB TIM PDP HIV/AIDS
Jumlah orang yang di tawarkan test HIV dan orang yang di test HIV di RS
Bhayangkara Gorontalo bulan Oktober 2023 adalah ibu hamil masing – masing
sejumlah 24 orang ibu hamil. Hasil pemeriksaan tidak ditemukan ibu hamil yang
positif tercatat pada buku KIA.
MENGETAHUI
KEPALA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA Gorontalo, 31 Oktober 2023
GORONTALO PENANGGUNG JAWAB TIM PDP HIV/AIDS
NOTA DINAS
Nomor : B/ND- 01/VII/2023/R.S.Bhay
1. Rujukan :
a. Permenkes No. 23 Tahun 2022 Tentang Penanggulangan Human
Immunodeficieny Virus, Acquired Immunodeficieny Syndrom, Dan Infeksi
Menular Seksual;
b. Surat Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor :Kep/
227/ VII/ 2019 Tanggal 13 Juli 2023 tentang Pembentukan Rumah Sakit
Bhayangkara Kepolisian Negara Republik Indonesia.
NOTULEN
Peserta : 5 Orang
Pembahasan : Evaluasi Program Kerja Tim PDP :
1. Rapat di buka oleh ketua Tim atau penanggung jawab PDP.
2. Ketua Tim/ Dokter PDP memaparkan hasil laporan pelayanan VCT dan PITC bulan
januari sampai bulan juni 2023.
3. Pasien di skrining HIV sebagian besar adalah pasien Kebidanan/Ponek.
4. Mulai Melakukan pemeriksaan skrining HIV pada pasien IO baik dirawat jalan
maupun di rawat inap.
Demikian hasil rapat yang dapat kami sampaikan, atas kebijaksanaannya kami sampaikan
terima kasih