Anda di halaman 1dari 13

PANDUAN

PELAYANAN CODE BLUE

RUMAH SAKIT ELIM RANTEPAO

JL. AHMAD YANI NO. 68 RANTEPAO

TORAJA UTARA

2018
DAFTAR ISI

BAB I DEFINISI.....................................................................................................1
BAB II RUANG LINGKUP....................................................................................3
BAB III TATA LAKSANA......................................................................................5
BAB IV DOKUMENTASI.....................................................................................11
BAB I
DEFINISI

Beberapa pengertian yang digunakan dalam panduan ini sebagai berikut:


1. Pelayanan Tim Code Blue di Rumah Sakit Elim Rantepao pelayanan
memberikan pertolongan segera pada pasien dengan
kegawatdaruratan, saat henti jantung atau henti napas (pre-arrest dan
arrest) dengan resusitasi melalui sistem pemanggilan kegawatdaruratan
di lingkungan Rumah Sakit Elim Rantepao melalui alarm dengan
menekan tombol biru.
2. Code Blue adalah sandi yang digunakan untuk menyatakan bahwa
pasien dalam kondisi gawat darurat yang memerlukan bantuan hidup
segera, yaitu suatu tindakan resusitasi, terutama oleh karena henti
jantung dan henti nafas baik pasien maupun orang-orang yang berada
dalam lingkup Rumah Sakit Elim Rantepao.
3. Tim Code Blue adalah tim reaksi cepat yang terdiri dari dokter jaga
IGD, dokter jaga perawatan dan perawat terlatih yang ditunjuk oleh
rumah sakit yang melakukan tindakan resusitasi di lingkungan
Rumah Sakit Elim Rantepao bila terjadi kondisi gawat darurat pada
pasien anak maupun dewasa serta kasus kegawatan yang dialami oleh
pengunjung.
4. Pasien gawat adalah pasien anak maupun dewasa yang terancam
jiwanya tetapi belum memerlukan pertolongan Resusitasi Jantung
Paru (RJP).

1
5. Pasien gawat darurat adalah pasien anak maupun dewasa yang berada
dalam ancaman kematian dan memerlukan Resusitasi Jantung Paru
(RJP) segera.
6. Perawat terlatih adalah perawat yang telah mendapatkan pelatihan
BTCLS sehingga memiliki keterampilan khusus untuk melakukan
proses asuhan.
7. Dokter terlatih adalah dokter umum Rumah Sakit Elim
Rantepao dengan pelatihan RJP baik ATLS maupun ACLS.
8. Perawat pelaksana adalah seorang tenaga kesehatan yang
bertanggung jawab dan diberikan wewenang untuk memberikan
pelayanan keperawatan pada instansi kesehatan di tempat atau ruang
dia bekerja.

2
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup panduan ini meliputi tata cara melakukan


resusitasi di seluruh lingkungan Rumah Sakit Elim Ranteopao bila terjadi
kegawatdaruratan, baik pasien anak maupun dewasa. Tim Code Blue ini
terdiri dari :
1. Koordinator Tim
2. Penanggungjawab Medis
3. Perawat Terlatih

A. Uraian tugas
1. Koordinator Tim (Dokter
Anestesi) Bertugas :
a. Mengkoordinasikan segenap anggota tim Code Blue Rumah Sakit
Elim Rantepao.
b. Bekerja sama dengan diklat membuat pelatihan
kegawatdaruratan yang dibutuhkan oleh anggotatim.
c. Memastikan bahwa setiap shift harus ada dokter dan
perawat yang terlatih.
2. Penanggung Jawab Medis
Bertugas :
a. Memimpin penanggulangan pasien saat
terjadi kegawatdaruratan.
b. Memberikan bantuan hidup dasar kepada pasien gawat/gawat
darurat di seluruh unit Rumah Sakit Elim Rantepao, baik
pasien anak maupun dewasa.
c. Melakukan resusitasi jantung paru kepada pasien gawat
darurat di seluruh unit Rumah Sakit Elim Rantepao baik pasien
anak maupun dewasa.
d. Menentukan sikap selanjutnya.

3
3. Perawat
Terlatih
Bertugas :
a. Perawat terlatih bersama dokter penanggung jawab medis
mengidentifikasikan pasien di ruang perawatan/tempat
kejadian.
b. Bersama dokter penanggung jawab medis menangani pasien
gawat dan gawat darurat di seluruh unit Rumah Sakit Elim
Rantepao.

B. Perencanaan Sumber Daya Manusia


Untuk keseragaman pelayanan resusitasi, dokter umum yang
memberikan layanan resusitasi harus telah mengikuti pelatihan ATLS
dan ACLS.
Kualifikasi Perawat yang tergabung dalam tim Code Blue :
1. Perawat yang memberikan layanan resusitasi harus telah
mengikuti pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD/BLS).
2. Perawat anggota Tim Code Blue harus telah mengikuti
Pelatihan Bantuan Hidup Lanjut (BHL/ALS).
Tim Code Blue Rumah Sakit Elim Rantepao terbagi menjadi 2 tim
yaitu tim IGD dan tim perawatan. Dalam satu shift jaga terdapat 1
dokter umum, 4 perawat terlatih.

C. Pelatihan dan Peningkatan SDM


Guna menjaga dan meningkatkan kualitas kemampuan anggota
tim, maka dibuatkan suatu pendidikan dan pelatihan meliputi teori
dan praktek sesuai kebutuhan tim,sebagai berikut :

No Jenis Diklat Frekuensi Wakt


u
1. Pelatihan Resusitasi 2x Juni dan
Jantung dan Paru setahun September
2. Simulasi 2x Minggu 1 dan 4
setahun

4
BAB III

TATA LAKSANA

Pelayanan Kesehatan gawat darurat sehari-hari merupakan hak


asasi manusia dan merupakan kewajiban yang harus dimiliki oleh rumah
sakit sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan.
Keadaan gawat darurat medik merupakan peristiwa yang dapat menimpa
seseorang atau sekelompok orang dengan tiba-tiba yang dapat
membahayakan jiwa sehingga memerlukan tindakan yang cepat dan
tepat agar dapat meminimalkan angka kematian dan mencegah
terjadinya kecacatan yang tidak perlu. Code Blue merupakan suatu
konsep penanganan gawat darurat yang dapat diterapkan secara terpadu
dengan pengaturan dalam satu sistem dan berkelanjutan.

A. Sistem Komunikasi Code Blue


Komunikasi dalam penanganan kegawatdaruratan di rumah
sakit merupakan hal yang sangat penting, untuk itu ada hal-hal yang
harus dipenuhi dalam berkomunikasi, yaitu :
Jika terjadi keadaan darurat personil rumah sakit dimana saja dalam
lingkup rumah sakit mengaktifkan alarm code blue yang secara
otomatis akan tampil area tempat kejadian pada pusat control Code
Blue.
Alur Komunikasi :

B. Pelayanan Kegawatdaruratan Tim Code Blue


Pelayanan kegawatdaruratan pasien di ruangan merupakan
kegiatan pelayanan dalam menangani pasien gawat darurat dengan

5
memberi pertolongan Bantuan Hidup Dasar dan Resusitasi Jantung,
Paru Dan Otak (RJP).
Kriteria pasien yang membutuhkan tindakan resusitasi :
1. Pasien anak :
a. Pasien anak yang mengalami henti napas dan ataupun henti
jantung tiba-tiba.
b. Pasien dengan ancaman gangguan jalan napas.
c. Pasien dengan saturasi O2 <90%.
d. Pasien dengan perubahan laju respirasi yang disesuaikan umur
0 – 3 bulan >60 x/mnt, 4 – 12 bulan > 50x/mnt, 1 – 4 tahun >
40 x/mnt, 5 – 13 tahun > 30 x/mnt, >12tahun > 30 x/mnt.
e. Pasien dengan perubahan GCS >2 tiba-tiba. Pasien
yang mengalami henti napas dan ataupun henti
jantung.
2. Pasien dewasa :
a. Pasien dengan henti jantung tiba-tiba.
b. Pasien dengan ancaman gangguan jalan napas.
c. Pasien dengan saturasi O2 <90%.
d. Pasien dengan laju respirasi >30x/mnt.
e. Pasien dengan perubahan GCS > 2 tiba-tiba.

C. Mekanisme Kerja Tim Code Blue


Bila ditemukan ada pasien dengan kondisi gawat darurat di
lingkungan Rumah Sakit Umum Elim Rantepao baik pasien anak
maupun dewasa, maka petugas medis dan non medis yang pertama
kali mengetahui kasus kegawatdaruratan untuk mengaktifkan sistem
emergensi denganmenelopen ke 117. Bila ada panggilan, Tim Code
Blue yang berdinas segera menuju ke lokasi Code Blue berdasarkan
lokasi kejadian. Dokter jaga bersama perawat terlatih melakukan
tindakan penanggulangan kegawatan sesuai yang dibutuhkan pasien.
Bila tindakan berhasil maka dilakukan penilaian untuk tindakan atau
perawatan selanjutnya. Tetapi bila setelah dilakukan tindakan
penanggulangan kegawatan, kondisi pasien

6
semakin mengalami penurunan maka dilakukan tindakan sesuai
penanganan pasien dalam kondisi Gawat Darurat, dengan
sebelumnya memberikan informasi mengenai tindakan yang akan
dilakukan termasuk di dalamnya persetujuan untuk memakai alat
bantu pernafasan bila diperlukan dan risiko tindakan yang mungkin
terjadi kepada pasien/pihak keluarga pasien.
Bila dilakukan resusitasi diruang perawatan, maka dokter yang
bertugas dalam Tim Code Blue wajib memberitahukan kondisi setelah
resusitasi kepada DPJP.
Secara ringkas dapat dilihat dalam alur sebagai berikut :

Informed

Langkah-langkah aktivasi pasien henti jantung dan henti napas :


1. Korban ditemukan petugas non medis :
a. Petugas non medis yang menemukan korban (pasien, keluarga,
pengunjung/petugas) dengan henti jantung segera memberikan
pertolongan bantuan hidup dasar sambil berteriak minta tolong
orang lain untuk membantu memberikan pertolongan bantuan
hidup dasar, apabila kejadian berada di area parkiran atau
diselasar rumah sakit maka orang yang dimintai tolong harus
langsung bergegas menuju ke satpam kemudian satpam akan
langsung mengaktifkan tim Code Blue.
b. Informasi kejadian akan diterima oleh anggota tim code blue yang
bertugas melalui pembersar suara dan kemudian dokter yang
bertugas sebagai ketua tim akan menekan tombol biru di IGD
kemudian perawat yang bertugas akan berkumpul dan melakukan
briefing sesaat lalu segera menuju lokasi kejadian dengan
membawa alat emergensi.
c. Resusitasi jantung paru harus dilakukan dengan kualitas tinggi,
perbandingan kompresi dan ventilasi 30 : 2, dengan perhatian
pada kompresi yang dalam (minimal 5cm), kompresi yang
cepat (minimal 100 x/mnt) dan menghindari interupsi selama
siklus

7
kompresi dan ventilasi untuk mencegah kelelahan penolong
setiap 2 menit atau 5 siklus petugas yang melakukan kompresi
harus berganti. Masing-masing penolong bekerja secara tim
dengan 1 orang sebagai pemimpin atau leader.
d. Bantuan hidup dasar dengan kualitas tinggi dilakukan terus
sambil menunggu tim code blue datang (respon code blue 5
menit).
e. Jika resusitasi jantung paru berhasil, ditandai dengan
kembalinya fungsi sirkulasi dan pernapasan korban, maka
korban akan ditransfer menuju ke ruang dengan peralatan
monitoring (untuk pasien di ruang rawat inap ditransfer ke
HCU sedangkan yang bukan pasien ditransfer ke IGD) untuk
selanjutnya dilakukan penatalaksanaan yang sesuai untuk
pasien dengan pasca henti jantung termasuk kemungkinan
rujukan ke rumah sakit lain.
2. Korban ditemukan petugas medis
a. Pasien di IGD, ruang perawatan, instalasi rawat jalan dan ruang
tindakan, harus dipantau secara kontinyu sesuai dengan
kondisi masing-masing pasien. Monitoring harus dicatat dan
jika pasien menunjukan perubahan atau penurunan kondisi
maka kondisi pasien harus dilaporkan kepada dokter
penanggungjawab pasien dan dilakukan terapi untuk sementara
dan monitoring yang lebih ketat.
b. Jika pasien menunjukan tanda-tanda kegawatan, yaitu pasien
kritis atau potensial kritis (obstruksi jalan napas, jika RR > 36
kali atau < 5 kali per menit, jika nadi > 140 kali per menit atau
< 40 kali per menit, jika tekanan dara sistolik > 220 mmHg atau
<80 mmHg, penurunan kesadaran dan kejang → maka petugas
medis akan mengaktifkan alarm code blue dengan cara menelepon
ke 117.
c. Tim Code Blue datang (respon maksimal 10 menit) dengan
membawa peralatan emergensi, melakukan assesmen awal pada
pasien dan melakukan resusitasi apabila diperlukan

8
Jika kondisi pasien sudah membaik dan layak transport, pasien
akan dipindahkan ke ruang ICU untuk melakukan monitoring
yang lebih ketat termasuk kemungkinan proses merujuk ke
rumah sakit yang lebih sesuai.
d. Tim Code Blue melaporkan kepada dokter penanggung jawab
pasien.
3. Area Kerja
Area adalah wilayah yang dicover oleh layanan Code Blue. Area
di Rumah Sakit Elim Rantepao yaitu :
AREA 1 AREA 2
NO. UNIT NO. UNIT
1. LABORATORIUM 1. INTERNA
2. POLIKLINIK LT.1 2. ANAK
3. LT.2/KANTOR/AULA LT.3 3. FARMASI/GUDANG
FARMASI
4. BEDAH 4. LOGISTIK/KIOS
5. UGD 5. PRASARANA/IPAL/INC
6. HCU 6. LAUNDRY
7. IMT 1 7. GIZI
8. IMT 2 8. CRYSAN
9. LAVENDER 9. ANTORIUM
10. ASOKA 10. OBGYN
11. KAPEL 11. KAMAR OPERASI
12. RUMAH DUKA 12. CSSD
13 POS SECURITY 13. RADIOLOGI
14 PARKIRAN DEPAN 14. RUMAH PENDETA

4. Peralatan yang di butuhkan


a. Thermometer 1 buah
b. Stetoskope 1 buah
c. Tensimeter 1 buah
d. Senter Genggam 1 buah
e. Ambu bag anak dan dewasa
f. Gudel
g. Laringoskop anak dan dewasa

9
h. Suction manual
i. Ambu bag anak, bayi, dewasa
j. Endotracheal Tube ( Anak, Bayi, Dewasa )
k. Nasofaringeal tube
l. Nasal Kanule anak, Bayi, dewasa
m. Sungkup Anak, Bayi, Dewasa
n. Infus set Makro/Micro
o. IV chateter 24,22,20,18,16
p. Cairan RL + Dex 5 %
q. Alkohol 70 %
r. Kasa gulung
s. Turniket

Obat-obatan:
a. Lidokain inj. 10 buah
b. Adrenalin inj. 5 buah
c. Amiodaron inj. 3 buah

5. Evaluasi dan Kendali Mutu


Pelaksanaan kegiatan penanggulangan dan penanganan pasien
gawat/gawat darurat oleh Code Blue Rumah Sakit Elim Rantepao
harus dapat dievaluasi dan kendali mutu agar kesempurnaan
kegiatan menjadi lebih baik. Oleh karena itulah Tim Pengendalian
Mutu rumah sakit diharapkan dapat turut berperan dalam hal
evaluasi dan kendali mutuTim Code Blue.

10
BAB IV
DOKUMENTASI

1. Formulir CPPT
2. Formulir Code blue
3. SPO Pengaktifan Sistem Code Blue
4. SPO Pengisian Formulir Code Blue

11

Anda mungkin juga menyukai