Anda di halaman 1dari 68

BANTUAN HIDUP DASAR

dr. Vindy Nugraha Siampa


Tujuan Pelatihan
1. Pengenalan kondisi henti jantung
mendadak berdasarkan penilaian respon
penderita dan henti napas
2. Teknik penilaian pernapasan serta
pemberian ventilasi buatan yang baik
dan benar
3. Melakukan resusitasi yang efektif sampai
didapatkan kembali sirkulasi spontan
atau penghentian resusitasi
Pendahuluan
USA 330.000 meninggal karena PJK
250.000 meninggal diluar RS
BHD harus dikuasai oleh setiap orang
Berlaku untuk semua penyebab baik
trauma maupun non-trauma
Keberhasilan kejut jantung dengan DC-
Shock menurun 7-10% tanpa BHD
KEMATIAN

Tidak ditemukan adanya pernafasan dan


denyut nadi
Mati Klinis Bersifat reversible.
Mempunyai kesempatan waktu selama 4-6
menit untuk dilakukan resusitasi

Terjadi kematian sel, terutama sel otak


Mati Bersifat irreversible
Biologis terjadi dalam waktu 8 10 menit dari
henti jantung.
Tanda-Tanda Kematian
Lebam mayat (Livor Mortis)
Muncul sekitar 20 30 menit setelah kematian, darah akan
berkumpul pada bagian tubuh yang paling rendah akibat daya
gravitasi. Terlihat sebagai warna ungu kemerahan pada kulit.

Kaku mayat (Rigor Mortis)


Kaku pada tubuh dan anggota gerak setelah kematian. Terjadi
1- 23 jam kematian

Pembusukan
Mulai mucul 24 jam postmortem

Penurunan Suhu Tubuh


Tanda lainnya
cedera mematikan Cedera yang bentuknya begitu
parah sehingga hampir dapat dipastikan pasien/korban
tersebut tidak mungkin bertahan hidup.
Pupil pada diameternya melebar
Refleks Pupil terhadap Cahaya sudah tidak ada (negatif)

Jika anda menemukan korban dengan


ciri-ciri diatas, tidak perlu lakukan RJP
Jika ANDA Menemukan Pasien yang Henti
nafas dan Henti jantung dan tidak
menemukan tanda pasti kematian,

APA YANG HARUS ANDA LAKUKAN ???


Bantuan Hidup Dasar
Otak
tidak dapat O2 mati
Jantung
4 6 menit
Apabila Bantuan Hidup Dasar dilakukan
cukup cepat, kematian mungkin dapat
dihindari seperti tampak pada tabel di
bawah ini:
Keterlambatan Kemungkinan berhasil
1 menit 98 dari 100

2 menit 50 dari 100

10 menit 1 dari 100


Keterlambatan Melakukan Resusitasi

0- 4 Menit Mati Klinis Kerusakan Sel-sel otak tidak diharapkan

4 6 Menit Mungkin sudah terjadi Kerusakan Sel-Sel Otak

6 10 Menit Mati Biologis Sudah Mulai terjadi Kerusakan Otak

Lebih dari 10 Menit Hampir Dipastikan terjadi Kerusakan sel-sel Otak


Indikasi Bantuan Hidup Dasar
1. Henti Nafas berhentinya pernapasan
spontan disebabkan gangguan jalan napas
(parsial, total, atau ggn pusat napas)
2. Henti Jantung berhentinya sirkulasi darah
karenan kegagalan kontraksi jantung secara
efektif
3. Tidak sadar
Mata rantai keberhasilan/the chain of survival

AHA2010
Pedoman CPR Konvensional

A Airway
B Breathing
C Circulation
BLS 2010
Pedoman BLS 2010
1. Pengenalan dini dari Sudden Cardiac Arrest :
- Un-responsiveness
- Tidak adanya nafas normal / Gasping
2. Look, Listen, Feel ditiadakan, check nafas dilakukan pada saat
pengenalan dini
3. Hand only CPR pada orang yang tidak terlatih
4. Perubahan urutan menjadi C-A-B
5. High quality CPR High quality Compression :
Kecepatan minimal 100 X/menit
Kedalaman 2 inchi (dewasa dan anak), infant 1,5 inchi
re-coil
Minimal interupsi
D Dangerous
R Response & Emergency Call

C Circulation
A Airway
B Breathing
Danger !
Lihat situasi dan kondisi sebelum bertindak
Sadari apakah ada hal-hal yang dapat
membahayakan penolong dan korban

Selamatkan diri sendiri sebelum


menyelamatkan orang lain !!!!

Jangan menambah korban !!!


MOTTO :

Kita Jangan Menjadi Korban Berikut

Proteksi Diri

Pertolongan Pertama, Jangan


Menambah Cedera Tambahan
Response
Adalah respon kesadaran dari korban atas
rangsangan yang kita berikan
Dilakukan dengan memanggil dan menepuk-
nepuk pundak atau menggoyangkan badan
penderita
Bila tidak ada respon???
Apa yang dinilai pada respon penderita???
Alert : kesadaran baik, orientasi baik saat ditanyakan
nama, tempat, tanggal, waktu
Verbal : korban hanya memberi respon jika namanya di
panggil
Pain : korban baru memberikan respon jika diberi
rangsang sakit
Unresponsive : korban tidak berespon terhadap
rangsangan apapun
CIRCULATION
Baik awam maupun tenaga kesehatan mengalami
kesulitan pemeriksaan pulsasi arteri

- Tidak perlu memeriksa nadi dan langsung mengasumsikan penderita mengalami


pingsan mendadak atau tidak berespon atau bernapas tidak normal
- Penilaian pulsasi sebaiknya dilakukan < 10 detik. Juka dalam 10 detik tidak dapat
mraba segera lakukan RJP

RJP
Algoritma Bantuan Hidup Dasar
Tidak perlu cek pulsasi arteri
Awam carotis, lakukan kompresi
saja tanpa ventilasi

Cek arteri karotis (max 10s)


lalu langsung kompresi 30x
Terlatih ventilasi 2x dan cek pulsasi
tiap 2 menit
Tehnik memeriksa nadi:
Periksa nadi leher (arteri
karotis) dengan kedua jari
telunjuk dan tengah di
sebelah jakun leher
Memeriksa nadi pada anak dan bayi
Posisi Tangan
Posisi tangan yang benar Kompresi jantung
Posisi tangan yang salah
pada kompresi jantung

Terlalu ke kanan Terlalu ke kiri

Terlalu ke atas Terlalu ke bawah


Kompresi jantung pada dewasa, anak dan bayi

Dewasa Anak-anak Bayi


(anak >8 thn) (1- 8 thn) (< 1 thn)
P Frekuensi minimal 100 kali/mnt
E
Dewasa kedalaman minimal 2 inch (5 cm)
R
H Bayi dan anak kedalaman minimal 1/3 diameter dinding dada
4 cm (1,5 inch) pada bayi dan 5 cm (2 inch) pada anak
A
T Re-coil
I
Minimal interupsi
K
A
Hindari hiperventilasi
N
AIRWAY
Membuka dan mempertahankan jalan
napas untuk membantu ventilasi dan
memperbaiki oksigenasi tubuh
Non-trauma head tilt chin lift
Trauma jaw thrust
Manual
Non Trauma Head Tilt ChinLift
Manual
Trauma JAW THRUST
Sumbatan jalan napas

TOTAL
Chocking tersedak bendaasing

PARSIAL
a. Cairan Gurgling
b. Pangkal lidah Snoring
c. Anatomis crowing/stridor
BREATHING
Berikan napas bantuan
Mouth to mouth
Mouth to nose
Bag valve mask
Napas bantuan 2 kali dalam 1 detik setiap
hembusan

Pastikan volume yang diberikan cukup


lihat pengembangan dada!
(mulut ke mulut) (dengan alat)
Bag Valve & Mask
D - DEFIBRILASI
Tujuan membuat jantung menjadi asistol sesaat dan
memberikan kesempatan untuk berdepolarisasi dan
mengaktifkan pacu jantung alami (SA Node)

Dilakukan pada irama shockable (VF, VT tanpa nadi)


Monofasik 360 J
Bifasik 200 J
Anak 2-4 J/kgBB
EKG Normal
Ventrikel fibrilasi

Ventrikel takikardi
Pulseless electrical activity (PEA)

Asistol
Recovery Position
Komponen Dewasa Anak-anak Bayi

Pengenalan
tidak responsif, tidak bernafas atau gasping

Nadi tidak teraba dalam 10 detik

Urutan RJP CAB


Kecepatan
100/menit
kompresi
Kedalaman 2 inchi (5cm) 1/3 AP, sekitar 2 inchi 1/3 AP, sekitar 1,5
kompresi (5cm) inchi (4 cm)
Interupsi
kompresi Minimalisir interupsi < 10 Detik

Jalan nafas head tilt-chin lift


jaw thrust (curiga trauma leher hanya oleh tenaga kesehatan)
Komponen Dewasa Anak-anak Bayi
Rasio 30:2 (satu), 30:2 (satu),
30:2 (1 atau 2
kompresi:ventilasi 15:2 (2 penyelamat) 15:2 (dua
penyelamat)
penyelamat)
Jika penyelamat
tidak terlatih kompresi saja
Jika penolong tidak terlatih, kompresi saja
Jika penolong terlatih tanpa alat bantu jalan napas lanjutan berikan
2 kali napas buatan setelah 30 kompresi
Ventilasi jika Bila terpasang alat bantu napas lanjutan 1 napas setiap 6-8
mungkin detik, tanpa menyesuaikan dengan kompresi, 1 detik setiap nafas,
hingga dada mengembang

Gunakan AED sesegera mungkin, minimalisir interupsi kompresi,


Defibrilasi
lanjutkan kompresi setelah setiap kejutan
RJP TIDAK DILAKUKAN
DNAR (Do Not Attempt Resusicitation)
Tampak tanda kematian
Sebelumnya dengan fungsi vital yang sudah sangat
jelek dengan terapi maksimal
Bila menolong korban akan membahayakan penolong
Neonatus atau bayi dengan mortalitas tinggi; sangat
prematur, anensefali, atau kelainan kromosom 13
Penyakit dengan stadium akhir
RJP DIHENTIKAN
Kembalinya ventilasi & sirkulasi spontan
Tidak ada respon setelah dilakukan BHD minimal 20
menit
Ada yang lebih bertanggung jawab
Penolong lelah
Adanya DNAR
Tanda kematian yang irreversibel
KOMPLIKASI RJP
Nafas buatan: Kompresi jantung:
Distensi gaster Fraktur iga &
sternum
Regurgitasi aspirasi
Hemothorax
Pecahnya Alvioli paru
Kontusio paru
Pneumothorax
Laserasi hati dan
limpa
Komplikasi Untuk
Penolong

TRANSMISI PENYAKIT
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai