Anda di halaman 1dari 2

PEMASANGAN BIDAI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

98/KPRWTN/2020 0 1/2
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RS
Operasional
Desember 2020
(dr.Adrian Benedict Wijaya )
Pemasangan bidai adalah memasang alat untuk immobilisasi yang berfungsi
PENGERTIAN
untuk mempertahankan kedudukan tulang
1. Mencegah pergerakan tulang
2. Mencegah bertambahnya perlukaan pada tulang yang patah
TUJUAN 3. Mengurangi rasa nyeri
4. Mengistirahatkan daerah tulang yang patah

Seluruh pelayanan keperawatan berorientasi pada mutu dan keselamatan


KEBIJAKAN pasien sesuai SK Direktur No : 044/RSEGT/TU.01/VI/2018 tentang
Kebijakan Pelayanan Instalasi Rawat Inap.

PROSEDUR 1. Persiapan Alat :


a. Alat pelindung diri (masker, hanscoen)
b. Bidai/ spalk dengan ukuran sesuai kebutuhan
c. Verband atau mitella
2. Pelaksanaan
a. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan
b. Posisikan pasien sesuai kebutuhan
c. Perawat cuci tangan (SOP cuci tangan)
d. Petugas menggunakan masker dan handscoen
e. Jika terjadi perdarahan, hentikan dulu perdarahan dengan menekan
dan mengikat bagian yang luka dengan kain bersih (SOP Perawatan
luka)
f. Posisikan tubuh pasien yang akan dipasang spalk pada posisi
anatomi
g. Pasang bidai pada 2 sendi
h. Ikat kedua ujung bidai menggunakan verban/mitella, sambil
memperhatikan vaskularisasi distal dan nadi pasien, jangan
membalut terlalu kuat atau terlalu longgar
i. Lepaskan handscoen
j. Cuci tangan
k. Dokumentasikan tindakan dalam Berkas rekam medik

Hal – hal yang perlu diperhatikan pada pemasangan bidai :

1. Respon atau keluhan pasien


2. Observasi tekanan darah, nadi dan pernafasan
3. Pengikatan tidak boleh terlalu kencang atau terlalu longgar
4. Observasi vaskularisasi darah distal.

UNIT TERKAIT Unit Gawat Darurat, Ruang Rawat Inap, Unit Rawat Jalan

Anda mungkin juga menyukai