Anda di halaman 1dari 3

Nama : Bagas Andika Putra

Nim : A02020018

Kelas : 3A D3 Keperawatan

RESUME CODE BLUE

Masalah henti jantung merupakan masalah yang tidak terduga, hampir semua civitas
hospitalica harus menguasai untuk mengetahui pasien yang pingsan/tidak sadarkan diri yang
disebabkan henti jantung atau bukan. Kemudian ada dan tidaknya sarana dan prasarana
seperti Defribilator serta areal coverage yang sangat luas dan standart respon time yang
cepat kurang dari 5 menit. Untuk mencapai keberhasilan yang tinggi diperlukan akses,
tindakan CPR, pemberian defribilasi dan pemberian advance care dengan cepat, ini
merupakan siklus yang harus dilakukan agar pasien dengan henti jantung dapat bertahan.
Ada beberapa level/presentase keberhasilan ketika seseorang mengalami henti jantung saat
mendapat pertolongan, antara lain :

a. Pasien henti jantung yang langsung mendapat tindakan CPR dan langsung defribilasi,
maka kemampuan survive mencapai 30%
b. Pasien henti jantung tindakan CPR cepat dilakukan tetapi defribilasi sedikit terlambat,
kemampuan survive 20%
c. Mendapat CPR cepat tetapi defribilasi terlambat, kemampuan survive 2-8%
d. Tidak ada CPR, defribilasi terlambat, kemampuan survive 0-2 %

Kejadian pasien kritis termasuk henti jantung dapat terjadi dimanapun tidak hanya di RS,
dapat menimpa siapapun. Henti jantung yang segera tidak ditangani akan menyebabkan
kematian. Prinsip awalnya semua harus bisa melaukan bantuan hidup dasar (BHD) yaitu
pertolongan pertama yang cepat dan tepat untuk mengembalikan fungsi jantung. Peran
tenaga non medis jika menemui pasien henti jantung yang jauh dari petugas medis yaitu
dapat menilai kondisi pasien, memberikan pertolongan awal yang optimal dan segera
mungkin meminta bantuan tim medis.
Sistem Code Blue merupakan pertolongan pertama yang efektif diikuti aktivasi sistem untuk
mendatangkan tim bantuan hidup lanjut setelah kita memberikan BHD pada pasien henti
jantung. Diperlukan suatu sistem di RS yang mengatur bahwa tindakan bantuan hidup dasar
dan lanjut dapat dilakukan dengan efektif dan korban bisa survive. Strategi pencegahan
kejadian henti jantung memerlukan :

a. Edukasi/training dari petugas RS


b. Monitoring pasien yang optimal
c. Sistem yang mengaktifkan respon emergency efektif tujuannya untuk mengurangu
kegagalan RS untuk mengenali secara dini penurunan kondisi pasien

Komponen dalam Code Blue System adalah :

1. Sistem
a. Adanya kebijakan/SOP berdasarkan Guideline
b. Earling warning system
c. Sistem aktivasi
d. Komunikasi, kerjasama dan leadership
e. Sistem harus dipahami oleh seluruh komponen rumah sakit (medis/nonmedis)
2. SDM/Personel Tim Resusitasi
a. Semua petugas RS baik medis/non mempunyai kemampuan untuk melakukan
BHD kualitas tinggi. Tim code blue dibagi menjadi 2 yaitu tim code blue primer
dan sekunder. Tim code blue primer yaitu tim yang berada pada lokasi terjadinya
pasien mengalami henti jantung maupun kegawatan medis, sedangan tim code
blue sekunder merupakan tim code blue yang sudah memiliki pengalaman lebih
biasanya ditempatkan pada IGD dan ICU.
b. Petugas medis mampu mengenali komdisi kritis pasien, monitoring dan
manajemen pasien kritis, sambil menunggu penanganan pasien oleh tim code blue
sekunder.
c. Semua petugas RS harus terlatih untuk mengaktifkan sistem emergency
3. Sarana
a. Ruang
b. Obat
c. Alat

Pasien kritis atau potensial kritis memerlukan observasi secara regular dan masing-masing
pasien harus terdokumentasikan perencencaan vital sign. Kemudian setiap bangsal/ruangan
terdapat poster aktivasi sistem dengan nomor telepon yang langsung menghubungkan
dengan tim resusitasi. Identifikasikan pasien dengan henti jantung yang telah diprediksi
sebelumnya atau komdisi terminal sehingga RJP menjadi tidak sesuai. Rumah sakit harus
mempunyai kebijaksanaan mengenai DNAR (Do Not Resusitation) berdasarkan kebijakan
nasional.

Langkah langkah melakukan pertolongan:

1. Cek respon
2. Aktivasi code blue
3. Cek nasi tidak boleh lebih dari 10 detik
4. Cek nafas, beri nafas 5-6 detik lalu cek nadi
5. Jika tidak teraba nadi lakukan RJP dengan 30 kompresi dan 2 ventilasi kecepatan
max 100x/menit kedalaman 2 inch, pastikan berkembang dengan sempurna
6. Pasang AED ikuti instruksi AED apakah perlu di shock aau tidak

Langkah langkah bantuan hidup dasar untuk anak dan balita ,urutanya sama mulai dari cek
respon, ,minta bantuan. Yang membedakan yaitu tekhnik kompresinya pada bayi jika satu
penolong menggunakan 2 jari ,kemudian dengan 2 penolong (ibu jari kanan kiri ) yang satu
memberikan bantuan pernafasan .kalau anak anak cukup denga satu tangan semua dilakukan
rjp dengan kualitas tinggi kecapanya sama dan kedalamnya dibuat 3cm(pada bayi),5 cm
(pada anak)

Anda mungkin juga menyukai