Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.

B DENGAN MASALAH DIARE


RSU PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

Disusun oleh :

Nurul Asfiya (A02020045)

PRODI DIII KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG
2021/2022
BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian

Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi berak lebih dari
biasanya (3 x atau lebih per hari) yang disertai perubahan bentuk dan konsistensi tinja dari
penderita (Depkes RI, Kepmenkes RI tentang pedoman P2D, Jkt, 2002).
Diare merupakan gejala buang air besar dengan konsistensi feses (tinja) lembek, atau cair,
bahkan dapat berupa air saja, frekuensinya bisa terjadi lebih dari dua kali sehari dan
berlangsung dalam jangka waktu lama tapi kurang dari 14 hari. Seperti diketahui, pada
kondisi normal, orang biasanya buang besar sekali atau dua kali dalam sehari dengan
konsistensi feses padat atau keras (Riskesdas, 2013).
B. Etiologi
Kuman penyebab diare biasanya menyebar melalui fecal oral antara lain melalui
makanan/minuna yang tercemar tinja dan atau kontak langsung dengan tinja penderita.
Beberapa perilaku dapat menyebabkan penyebaran kuman enterik dan meningkatkan
risiko terjadinya diare perilaku tersebut antara lain :
1. Tidak memberikan ASI ( Air Susi lbu ) secara penuh 4-6 bulan pada pertama
kehidupan pada bayi yang tidak diberi ASI risiko untuk menmderita diare lebih besar
dari pada bayi yang diberi Asl penuh dan kemungjinan menderita dehidrasi berat juga
lebih besar.
2. Menggunakan botol susu , penggunakan botol ini memudahkan pencernakan
oleh Kuman, karena botol susah dibersihkan
3. Menyimpan makanan masak pada suhu kamar. Bila makanan disimpan
beberapa jam pada suhu kamar makanan akan tercemar dan kuman akan berkembang
biak,
4. Menggunakan air minum yang tercemar . Air mungkin sudah tercemar dari
sumbernya atau pada saat disimpan di rumah, Perncemaran dirumah dapat terjadi
kalau tempat penyimpanan tidak tertutup atau apabila tangan tercemar menyentuh air
pada saat mengambil air dari tempat penyimpanan.
5. Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar dan sesudah membuang tinja
anak atau sebelum makan dan menyuapi anak,
6. Tidak membuang tinja
7. termasuk tinja bayi ) dengan benar Sering beranggapan
8. bahwa tinja bayi tidaklah berbahaya padahal sesungguhnya mengandung virus
atau
9. bakteri dalam jumlah besar sementara itu tinja binatang dapat menyebabkan
infeksi pada manusia.
C. Jenis-jenis Diare
1. Diare Akut
Merupakan diare yang disebabkan oleh virus yang disebut Rotaviru yang
ditandai dengan buang air besar lembek/cair bahkan dapat berupa air saja yang
frekuensinya biasanya (3kali atau lebih dalam sehari) dan berlangsung kurang dari 14
hari. Diare Rotavirus ini merupakan virus usus patogen yang menduduki urutan
pertama sebagai penyebab diare akut pada anak-anak.
2. Diare Bermasalah
Merupakan yang disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, parasit, intoleransi
laktosa, alergi protein susu sapi. Penularan secara fecal-oral, kontak dari orang ke
orang atau kontak orang dengan alat rumah tangga. Diarae ini umumnya diawali oleh
diare cair kemudian pada hari kedua atau ketiga baru muncul darah, dengan maupun
tanpa lendir, sakit perut yang diikuti munculnya tenesmus panas disertai hilangnya
nafsu makan dan badan terasa lemah.
3. Diare Persisten
Merupakan diare akut yang menetap, dimana titik sentral patogenesis diare
persisten adalah keruskan mukosa usus. Penyebab diare persisten sama dengan diare
akut.
B. Patofisiologi
Penyakit ini dapat terjadi karena kontak dengan tinja yang terinfeksi secara
langsung, seperti:
1. Makan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah dicemari oleh
serangga atau terkontaminasi oleh tangan kotor.
2. Bermain dengan mainan terkontaminasi apalagi pada bayi sering memasukkan
tangan/mainan/'apapun kedalam mulut. Karena virus ini dapat bertahan dipermukaan
udara sampai beberapa hari.
3. Penggunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan air yang
benar.
4. Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar.
C. Tanda dan Gejala
Gejala diare adalah tinja yang encer dengan frekuensi 4 kali atau lebih dalam sehari,
yang kadang diserta
1. Muntah
2. Badan lesu atau lemah
3. Panas
4. Tidak nafsu makan
5. Darah dan lendir dalam kotoran
D. Pencegahan
Pencegahan muntaber bisa dilakukan dengan mengusahakan lingkungan yang bersih
dan sehat.
a. Usahakan untuk selalu mencuci tangan sebelum menyentuh makanan.
b. Usahakan pula menjaga kebersihan alat-alat makan.
c. Sebaiknya air yang diminum memenuhi kebutuhan sanitasi standar di lingkungan
tempst tinggal. Air dimasak benar-benar mendidih, bersih, tidak berbau, tidak
berwarna dan tidak berasa.
d. Tutup makanan dan minuman yang disediakan di meja.
e. Setiap kali habis pergi usahakan selalu mencuci tangan, kaki, dan muka.
f. Biasakan anak untuk makan di rumah dan tidak jajan di sembarangan tempat. Kalau
g. Buatlah sarana sanitasi dasar yang sehat di lingkungan tempat tinggal, seperti air
bersih dan jamban/WC yang memadai.

E. Asuhan Keperawatan Diare pada Anak


IDENTITAS KLIEN
Nama : An. B
Umur : 23 bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Gombong, Kebumen
Status : Belum menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Tanggal masuk RS : 17 Mei 2022
Tanggal Pengkajian : 17 Mei 2022
DX Medis : Diare

IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB


Nama : Ny.S
Umur : 32 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Alian, Kebumen
Pendidikan : D3
Pekerjaan : Guru SD
Hubungan dengan Klien : Ibu

PENGKAJIAN
1. Keluhan utama : BAB cair 8x dalam semalam
2. Riwayat Kesehatan Sekarang : Saat dilakukan pengkajian mencret sejak
semalam, frekuensi BAB 8x, konsistensi cair, tidak berampas, tidak ada lendir dan
tidak ada darah. Hasil pemeriksaan fisik, anak sadar, jika diberi minum anak haus
minum dengan lahap, BB 14 Kg, kata ibunya 2 minggu yang lalu BB: 14,6 Kg, mata
cekung, cubitan kulit perut kembali lambat, suhu: 38,2°C
3. Riwayat Kesehatan Dahulu : klien mengatakan tidak mempunyai penyakit
dahulu dan belum pernah dirawat di RS
a) Prenatal
Selama kehamilan ibu memeriksakan kehamilannya dua bulan sekali ke bidan.
Riwayat terkena radiasi : Tidak ada
Riwayat berat badan saat hamil : Perkembangan badan ibu selama kehamilan
normal
b) Natal
Tempat melahirkan : Rumah sakit
Jenis persalinan : ibu melahirkan spontan
Penolong persalinan : dokter
Komplikasi yang dialami ibu saat melahirkan dan setelah melahirkan : tidak ada
c) Post Natal
Kondisi bayi : Normal berat 3,3 kg
Riwayat kecelakaan : tidak ada
Riwayat mengkonsumsi obat-obatan berbahaya tanpa anjuran dokter dan
menggunakan zat/subtansi kimia yang berbahaya : tidak ada ada
4. Riwayat Kesehatan Keluarga : Keluaraga klien mengatakan tidak ada riwayat
keluarga seperti( Asma , Hipertensi , DM , TBC dll. )
5. Riwayat Imunisasi

Jenis imunisasi Waktu pemberian Reaksi setelah pemberian

BCG Usia 1 bulan Demam

DPT 1 Usia 2 bulan Tidak ada

POLIO (I,II,III) Usia 2,3,4 bulan Tidak ada

CAMPAK Belum dilakukan Demam

HEPATITIS (I,II,III) Usia 2,3,4 bulan Tidak ada

6. Genogram
7. Pola Fungsional Kesehatan
1) Pola Oksigenasi
a. Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan dapat bernafas dengan normal tanpa
bantuan dan tidak ada keluhan.
b. Saat dikaji : Ibu pasien mengatakan dapat bernafas dengan normal tanpa
bantuan dan tidak ada keluhan RR : 40 xmenit
2) Pola Nutrisi
a. Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan makan 3 kali sehari habis satu porsi
dengan sayur, lauk, minum 5 gelas sehari, BB 14,6 kg 2 Minggu yang lalu
b. Saat dikaji : Ibu pasien mengatakan anak susah makan, habis 1-2 sendok per
porsi makan dan hanya minum asi, minum 5 gelas air putih dalam sehari, BB saat
dikaji 14 kg
3) Pola Eliminasi
a. Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan tidak ada keluhan bak, BAK 4 kali
sehari dengan warna kuning jernih, BAB 2xkali sehari.
b. Saat dikaji : Ibu pasien mengatakan BAB cair sejak semalam, frekuensi
BAB 8x, konsistensi cair, tidak berampas, tidak ada lendir dan tidak ada darah.
4) Pola istirahat dan tidur
a. Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan tidur teratur selama 11-14 jam sehari
b. Saat dikaji : Ibu pasien mengatakan anak susah tidur dan rewel ketika mau
tidur +- tidur hanya 8 jam, dan sering terbangun
5) Pola Aktivitas
a. Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan dapat bermain dengan temannya
b. Saat dikaji : Ibu pasien mengatakan tidak dapat bermain dengan temannya
karena sedang sakit
6) Pola Berpakaian
a. Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan klien senang memilih baju yang di
sukai untuk di pakai
b. Saat dikaji : Ibu pasien mengatakan mengganti baju pasien 2x dalam sehari
7) Pola Menjaga Suhu
a. Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan jika cuaca panas menggunakan
pakaian tipis dan jikacuaca dinginmenggunakan pakaian tebal.
b. Saat dikaji : Ibu pasien mengatakan saat di rumah sakit memakai baju tipis
karena suhu anak masih tinggi 38,2°C
8) Pola Personal Hygiene
a. Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan selalu memandikan anak dan sikat gigi
2 kali sehari pagi dan sore.
b. Saat diakaji : Ibu pasien mengatakan sikat gigi 1 kali sehari dan diseka 2
kali sehari.
9) Pola Aman dan Nyaman
a. Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan merasa aman dan nyaman saat
dirumah.
b. Saat dikaji : Ibu pasien mengatakan anak sering rewel karena merasa tidak
nyaman
10) Pola spiritual
a. Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan anak sedang belajar sholat dan berdoa
b. Saat dikaji : Ibu pasien mengatakan anak terkadang berdoa untuk
kesembuhannya
11) Pola Komunikasi
a. Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan anak dapat berkomunikasi dengan baik
tanpa ada gangguan.
b. Saat dikaji : Saat dikaji anak sering menangis dan jarang menjawab
pertanyaan dari perawat
12) Pola Rekreasi
a. Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan setiap minggu anak diajak pergi jalan
– jalan bersama keluarga.
b. Saat dikaji : Ibu pasien mengatakan anak sering berbaring tetapi terkadang
suka jalan-jalandi sekitar kamarnya
13) Pola Bekerja
a. Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan setiap harinya anak bermain bersama
keluarga dan temannya
b. Saat dikaji : Pasien mengatakan tidak dapat bermain
14) Pola Belajar
a. Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan sebelumnya belum mengetahui
tentang penyakit anaknya
b. Saat dikaji :Pasien mengatakan mendapatkan informasi tentang penyakit
dari dokter dan perawat Rumah Sakit
8. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Keadaan umum An. B compis mentis , seluruh anggota tubuh lengkap dan berfungsi
dengan baik serta tidak ada penyakit ataupun cacat yang dibawa sejak lahir.
b. Tanda-tanda vital
- Suhu tubuh : 38,2⁰C
- BB : 14 kg
- RR : 40 x/menit
C. Pemeriksaan head to toe
* Kepala dan rambut
- Bentuk : simetris tidak ada benjolan
- Ubun" : ubun-ubun lunak agak cekung
- kulit kepala : bersih
* Rambut
- penyebaran dan keadaan rambut : ada tetapi tidak merata
- warna kulit : hitam
* Wajah
- warna kulit : Pucat
- struktur wajah : Simetris
* Mata
- Kelengkapan dan kesimetrisan : agak cekung kedua mata lengkap dan simetris
- konjungtiva dan selera : konjungtiva pucat dan tanpa anemis dan selera
berwarna putih
- Pupil. : Hitam dan bulat
- Kornea dan iris. : Kornea transparan dan Iris mata jernih
* Hidung
- Tulang hidung dan posisi sepatu nasi : simetris dan posisi tulang hidung sepatu nasi
berada di garis tengah
- Lubang hidung. : Tidak ada secret atau lendir
- Cuping hidung. : Tidak ada
* Telinga
- Bentuk telinga. : Simetris dan kembali setelah di lipat
- Ukuran posisi telinga. : simetris
- Lubang telinga. : tidak ada lendir
- Ketajaman pendengaran : baik
* Mulut dan Faring
- keadaan bibir. : bibir tampak kering, simetris
-keadaan gusi dan gigi : keadaan gusi kering tidak ada lesi dan gigi bersih dan rapih
- tidak ada lidah : simetris dan berada pada garis tengah dan berwarna merah
pudar
* Leher
- posisi trakea. : Simetris
- Thyroid. : Tidak ada pembengkakan
- Suara. : Nyaring
- kelenjar limfi. : Tidak ada pembengkakan
- Vena jugularis : teraba
* Pemeriksaan integumen
- kebersihan. : Bersih
- kehangatan. : Hangat
- Warna. : Agak pucat
- Turgor. : Tugor kulit kembali lambat
- kelembaban : lembab
- kelainan pada kulit. : Tidak ada
* Pemeriksaan thorax atau dada
- inspeksi. : Pengembangan dan simetris
- palpasi : Frekuensi (reguler) dan irama (vesikuler)
- tanda kesulitan bernafas : tidak ada
* Pemeriksaan muskuloskletal/Ekstremitas
- Kesimetrisan : Simetris
- kekuatan otot : Baik
- Edema : Tidak ada
9. Pemeriksaan Penunjang
LABORATORIUM

Peme6 Hasil Nilai Rujukan Satuan

Makroskopis
Warna Kuning Coklat muda - coklat
Bau kehijauan Khas
Konsistensi Khas Agak lunak& berbentuk
Lendir Slem Negatif
Darah Positif Negatif
Negatif
Mikroskopis
Eritrosit 3-4 Negatif
Leukosit Banyak Negatif
Lemak 1-2 2-7
Serat Daging Negatif Negatif
Serat Tumbuhan 0-1 0-4
Amoeba Negatif Negatif
Parasit/Telur cacing Negatif Negatif
Lain - Lain Negatif -

TERAPI OBAT
- Infus
- Oralit.
- Zinkid Zinc Sirup.
- Lacto- B.
- Paracetamol

ANALISA DATA

No. Data Fokus Masalah Etiologi


1. Data Subjektif (DS) : Diare (D.0020) Proses infeksi
- Ibu klien mengatakan anaknya
mencret sejak semalam sebanyak
8 kali
Data Objektif (DO) :
- BAB cair, tidak berampas, tidak
berlendir, dan tidak ada darah

2. Data Subjektif (DS) : Hipovolemia Kehilangan cairan


- Klien merasa haus diberi minum (D.0023) aktif
diminum dengan lahap
Data Objektif (DO) :
- Suhu tubuh 38, 2 °C
- Berat badan turun dalam 2
minggu 14, 6 kg menjadi 14 kg
- Cubitan kulit perut kembali
lambat

Prioritas Diagnosa Keperawatan :


1. Diare b.d Proses infeksi (D.0020)
2. Hipovolemia b.d Kehilangan Cairan Aktif (D.0130)

INTERVENSI KEPERAWATAN
Standar Intervensi
Diagnose Standar Luaran Keperawatan
No. Keperawatan Indonesia
Keperawatan Indonesia (SLKI)
(SIKI)
1. Diare b.d Proses Eliminasi Fekal (L.04033) Manajemen Diare
infeksi (D.0020) Setelah dilakukan tindakan (I.03101)
keperawatan 2x 24 jam Observasi
diharapkan eliminasi fekal 1. Identifikasi penyebab
membaik dengan kriteria hasil diare
(PPNI, 2018) : 2. Identifikasi riwayat
Kriteria Awa pemberian makanan
Target
Hasil l 3. Monitor warna,
Konsistensi 2 5 volume, frekuensi,
feses dan konsistensi tinja
Frekuensi 2 5 4. Monitor tanda dan
defekasi gejala hipovolemia
Peristaltik 2 5a 5. Monitor jumlah
usus pengeluaran diare
Keterangan : Terapeutik
1 : memburuk 1. Berikan asupan
2 : cukup memburuk cairan oral
3 : sedang 2. Pasang jalur
4 : cukup membaik intravena
5 : membaik 3. Ambil sampel darah
untuk pemeriksaan
darah lengkap dan
elektrolit
4. Ambil sampel feses
Edukasi
1. Anjurkan makanan
porsi kecil dan sering
secara bertahap
2. Anjurkan
melanjutkan
pemberian ASI
2. Hipovolemia b.d Status Cairan (L.03028) Manajemen
Kehilangan cairan Setelah dilakukan tindakan Hipovolemia(I03116)
aktif (D.0023) keperawatan 2x24 jam Observasi:
diharapkan hipovolemia Periksa tanda dan gejala
membaik dengan kriteria hasil : hipovolemia
Kriteria (mis.frekuensi nadi
Awal Target
Hasil meningkat, nadi teraba
Intake 2 5 lemah, tekanan darah
cairan menurun, tekanan nadi
Berat 2 5 menyempit, tugor kulit
badan menurun, memberantas
Suhu 2 5 mukosa kering, volume
tubuh urin menurun, hematokrit
Keterangan : meningkat, haus, lemah)
1 : memburuk Terapeutik
2 : cukup memburuk Berikan posisi
3 : sedang trendelenburg
4 : cukup membaik Berikan asupan cairan
5 : membaik oral
Edukasi
Anjurkan memperbanyak
asupan cairan oral
Anjurkan menghindari
perubahan posisi
mendadak
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
cairan IV isotonis(NaCL,
RL)
Kolaborasi pemberian
cairan IV hipotonis
(mis.glukosa 2,5℅,
NaCL 0,4℅)
Kolaborasi pemberian
cairan
koloid(mis.albumin,
plasmanate)
Kolaborasi pemberian
produk darah

Anda mungkin juga menyukai