Anda di halaman 1dari 14

ASKEP DIARE PADA ANAK

Disusun oleh :

Diah Fitriani (A02020027)

PRODI DIII KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG
2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian
Diare adalah buang air besar pada bayi atau anak lebih dari 3 kali perhari, disertai
perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang
berlangsung dari satu minggu (Subagyo, Bambang dan Nurtjahjo, 2012).

B. Etiologi
Kuman penyebab diare biasanya menyebar melalui fecal oral antara lain melalui
makanan/minuna yang tercemar tinja dan atau kontak langsung dengan tinja penderita.
Beberapa perilaku dapat menyebabkan penyebaran kuman enterik dan meningkatkan
risiko terjadinya diare perilaku tersebut antara lain :
1. Tidak memberikan ASI ( Air Susi lbu ) secara penuh 4-6 bulan pada pertama
kehidupan pada bayi yang tidak diberi ASI risiko untuk menmderita diare lebih besar
dari pada bayi yang diberi Asl penuh dan kemungjinan menderita dehidrasi berat juga
lebih besar.
2. Menggunakan botol susu , penggunakan botol ini memudahkan pencernakan oleh
Kuman, karena botol susah dibersihkan
3. Menyimpan makanan masak pada suhu kamar. Bila makanan disimpan beberapa jam
pada suhu kamar makanan akan tercemar dan kuman akan berkembang biak,
4. Menggunakan air minum yang tercemar . Air mungkin sudah tercemar dari sumbernya
atau pada saat disimpan di rumah, Perncemaran dirumah dapat terjadi kalau tempat
penyimpanan tidak tertutup atau apabila tangan tercemar menyentuh air pada saat
mengambil air dari tempat penyimpanan.Tidak mencuci tangan sesudah buang air
besar dan sesudah membuang tinja anak atau sebelum makan dan menyuapi anak,\
5. Tidak membuang tinja (termasuk tinja bayi ) dengan benar Sering beranggapan bahwa
tinja bayi tidaklah berbahaya padahal sesungguhnya mengandung virus atau bakteri
dalam jumlah besar sementara itu tinja binatang dapat menyebabkan infeksi pada
manusia.

C. Jenis-jenis Diare
1. Diare Akut
Merupakan diare yang disebabkan oleh virus yang disebut Rotaviru yang
ditandai dengan buang air besar lembek/cair bahkan dapat berupa air saja yang
frekuensinya biasanya (3kali atau lebih dalam sehari) dan berlangsung kurang dari 14
hari. Diare Rotavirus ini merupakan virus usus patogen yang menduduki urutan
pertama sebagai penyebab diare akut pada anak-anak.
2. Diare Bermasalah
Merupakan yang disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, parasit, intoleransi
laktosa, alergi protein susu sapi. Penularan secara fecal-oral, kontak dari orang ke
orang atau kontak orang dengan alat rumah tangga. Diarae ini umumnya diawali oleh
diare cair kemudian pada hari kedua atau ketiga baru muncul darah, dengan maupun
tanpa lendir, sakit perut yang diikuti munculnya tenesmus panas disertai hilangnya
nafsu makan dan badan terasa lemah.

3. Diare Persisten
Merupakan diare akut yang menetap, dimana titik sentral patogenesis diare
persisten adalah keruskan mukosa usus. Penyebab diare persisten sama dengan diare
akut.

B. Patofisiologi
Penyakit ini dapat terjadi karena kontak dengan tinja yang terinfeksi secara langsung,
seperti:
1. Makan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah dicemari oleh
serangga atau terkontaminasi oleh tangan kotor.
2. Bermain dengan mainan terkontaminasi apalagi pada bayi sering memasukkan
tangan/mainan/'apapun kedalam mulut. Karena virus ini dapat bertahan dipermukaan
udara sampai beberapa hari.
3. Penggunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan air yang
benar.
4. Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar.

C. Tanda dan Gejala


Gejala diare adalah tinja yang encer dengan frekuensi 4kali atau lebih dalam sehari, yang
kadang disertai:
1. Muntah
2. Badan lesu atau lemah
3. Panas
4. Tidak nafsu makan
5. Darah dan lendir dalam kotoran

D. Pencegahan
Pencegahan muntaber bisa dilakukan dengan mengusahakan lingkungan yang bersih dan
sehat.
a. Usahakan untuk selalu mencuci tangan sebelum menyentuh makanan.
b. Usahakan pula menjaga kebersihan alat-alat makan.
c. Sebaiknya air yang diminum memenuhi kebutuhan sanitasi standar di lingkungan
tempst tinggal. Air dimasak benar-benar mendidih, bersih, tidak berbau, tidak
berwarna dan tidak berasa.
d. Tutup makanan dan minuman yang disediakan di meja.
e. Setiap kali habis pergi usahakan selalu mencuci tangan, kaki, dan muka.
f. Biasakan anak untuk makan di rumah dan tidak jajan di sembarangan tempat. Kalau
bisa membawa makanan sendiri saat ke sekolah
g. Buatlah sarana sanitasi dasar yang sehat di lingkungan tempat tinggal, seperti air
bersih dan jamban/WC yang memadai. Pembuatan jamban harus sesuai persyaratan
sanitasi standar. Misalnya, jarak antara jamban guga jamban tetangga) dengan sumur
atau sumber air sedikitnya 10 meter agar air tidak terkontaminasi. Dengan demikian,
warga bisa menggunakan air bersih untuk keperluan sehari-hari, untuk memasak,
mandi, dan sebagainya.
ASUHAN KEPERAWATAN DIARE PADA ANAK

KASUS 6
An.Budi (laki-laki) usia 23 bulan di rawat di RSU PKU Muhammadiyah Gombong dengan
keluhan mencret sejak semalam, dalam semalam frekuensi BAB 8x, konsistensi cair, tidak
berampas, tidak ada lendir dan tidak ada darah. Hasil pemeriksaan fisik, anak sadar, jika
diberi minum anak haus minum dengan lahap, BB 14 Kg, kata ibunya 2 minggu yang lalu
BB: 14,6 Kg, mata cekung, cubitan kulit perut kembali lambat, suhu: 38,2 0C. Ibu
bertanya
kepada perawat bagaimana perawatan anaknya dan bagaimana cara mencegah supaya anak
tidak sakit diare lagi. Ibu klien tampak belum tau cara mencegah agar tidak terjadi sakit
diare lagi Ibu klien berlatar belakang pendidikan DIII dan seorang guru SD.

IDENTITAS KLIEN
Nama : An. B
Umur : 23 bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Gombong,kebumen
Status : Belum menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Tanggal masuk RS : 18 Mei 2022
Tanggal Pengkajian : 19 Mei 2022
DX Medis : Diare

IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB


Nama : Ny.S
Umur : 32 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Gombong, Kebumen
Pendidikan : D3
Pekerjaan : Guru SD
Hubungan dengan Klien : Ibu

PENGKAJIAN
1. Keluhan utama : BAB cair 8x dalam semalam
2. Riwayat Kesehatan Sekarang :
Saat dilakukan pengkajian mencret sejak semalam, frekuensi BAB 8x,
konsistensi cair, tidak berampas, tidak ada lendir dan tidak ada darah. Hasil
pemeriksaan fisik, anak sadar, jika diberi minum anak haus minum dengan
lahap, BB 14 Kg, kata ibunya 2 minggu yang lalu BB: 14,6 Kg, mata cekung,
cubitan kulit perut kembali lambat, suhu: 38,2°C
3. Riwayat Kesehatan Dahulu :
klien mengatakan tidak mempunyai penyakit dahulu dan belum pernah
dirawat di RS

4. Riwayat Kesehatan Keluarga :


Keluaraga klien mengatakan tidak ada riwayat keluarga seperti( Asma ,
Hipertensi , DM , TBC dll. )
5. Genogram

6. Pola Fungsional Kesehatan


1) Pola Oksigenasi
a. Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan dapat bernafas dengan
normal tanpa bantuan dan tidak ada keluhan.
b. Saat dikaji : Ibu pasien mengatakan dapat bernafas dengan
normal tanpa bantuan RR :40 xmenit
2) Pola Nutrisi
a. Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan makan 3 kali sehari
habis satu porsi dengan sayur, lauk, minum 5
gelas sehari, BB 14,6 kg 2 Minggu yang lalu
b. Saat dikaji : Ibu pasien mengatakan anak susah makan,
habis
1-2 sendok per porsi makan dan hanya minum
asi, minum 5 gelas air putih dalam sehari, BB
saat dikaji 14 kg

3) Pola Eliminasi
a. Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan tidak ada keluhan bak,
BAK 4 kali sehari dengan warna kuning jernih,
BAB 2xkali sehari.
b. Saat dikaji : Ibu pasien mengatakan BAB cair sejak
semalam, frekuensi BAB 8x, konsistensi cair,
tidak berampas, tidak ada lendir dan tidak ada
darah.
4) Pola istirahat dan tidur
a. Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan tidur teratur selama 11-
14 jam sehari
b. Saat dikaji : Ibu pasien mengatakan anak susah tidur dan
rewel ketika mau tidur +- tidur hanya 8 jam,
dan
sering terbangun
5) Pola Aktivitas
a. Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan dapat bermain dengan
temannya
b. Saat dikaji : Ibu pasien mengatakan tidak dapat bermain
dengan temannya karena sedang sakit
6) Pola Berpakaian
a. Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan klien senang memilih
baju yang di sukai untuk di pakai
b. Saat dikaji : Ibu pasien mengatakan mengganti baju pasien
2x dalam sehari
7) Pola Menjaga Suhu
a. Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan jika cuaca panas
menggunakan pakaian tipis dan jikacuaca
dinginmenggunakan pakaian tebal.
b. Saat dikaji : Ibu pasien mengatakan saat di rumah sakit
memakai baju tipis karena suhu anak masih
tinggi 38,2°C
8) Pola Personal Hygiene
a. Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan selalu memandikan
anak
dan sikat gigi 2 kali sehari pagi dan sore.
b. Saat diakaji : Ibu pasien mengatakan sikat gigi 1 kali sehari
dan diseka 2 kali sehari.
9) Pola Aman dan Nyaman
a. Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan merasa aman dan
nyaman saat dirumah.
b. Saat dikaji : Ibu pasien mengatakan anak sering rewel
karena
merasa tidak nyaman
10) Pola spiritual
a. Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan anak sedang belajar
sholat dan berdoa
b. Saat dikaji : Ibu pasien mengatakan anak terkadang berdoa
untuk kesembuhannya
11) Pola Komunikasi
a. Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan anak dapat
berkomunikasi dengan baik tanpa ada
gangguan.
b. Saat dikaji : Saat dikaji anak sering menangis dan jarang
menjawab pertanyaan dari perawat
12) Pola Rekreasi
a. Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan setiap minggu anak
diajak pergi jalan – jalan bersama keluarga.
b. Saat dikaji : Ibu pasien mengatakan anak sering berbaring
tetapi terkadang suka jalan-jalandi sekitar
kamarnya
13) Pola Bekerja
a. Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan setiap harinya anak
bermain bersama keluarga dan temannya
b. Saat dikaji : Pasien mengatakan tidak dapat bermain
14) Pola Belajar
a. Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan sebelumnya belum
mengetahui tentang penyakit anaknya
b. Saat dikaji : Pasien mengatakan mendapatkan informasi
tentang penyakit dari dokter dan perawat
Rumah Sakit
7. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Keadaan umum An. compis mentis , seluruh anggota tubuh lengkap dan
berfungsi dengan baik serta tidak ada penyakit ataupun cacat yang
dibawa sejak lahir.
b. Tanda-tanda vital
 Suhu tubuh : 38,2⁰C
 BB : 14 kg
c. Pemeriksaan head to toe
 Kepala dan rambut
- Bentuk : simetris tidak ada benjolan
- Ubun" : ubun-ubun lunak agak cekung
- kulit kepala : bersih
- Rambut : penyebaran dan keadaan rambut : ada tetapi
tidak merata
- warna kulit :
- Bau : :
 Wajah
- warna kulit : Pucat
- struktur wajah : Simetris
 Mata
- Kelengkapan dan kesimetrisan : mata cekung kedua mata
lengkap
dan simetris
- konjungtiva dan selera : konjungtiva pucat dan tanpa
anemis dan selera berwarna
putih
- Pupil : Hitam dan bulat
- Kornea dan iris : Kornea transparan dan Iris mata
jernih
 Hidung
- Tulang hidung dan posisi sepatu nasi : simetris dan posisi
tulang
hidung sepatu nasi
berada di garis tengah
- Lubang hidung : Tidak ada secret atau
lendir
- Cuping hidung : Tidak ada
 Telinga
- Bentuk teling : Simetris dan kembali setelah di
lipat
- Ukuran posisi telinga : simetris
- Lubang telinga : tidak ada lendir
- Ketajaman pendengaran : baik
 Mulut dan Faring
- keadaan bibir : bibir tampak kering, simetris
- keadaan gusi dan gigi : keadaan gusi kering tidak ada lesi dan
gigi bersih dan rapih
- tidak ada lidah : simetris dan berada pada garis tengah
dan berwarna merah pudar
 Leher
- posisi trakea : Simetris
- Thyroid : Tidak ada pembengkakan
- Suara : Nyaring
- Kelenjar limfi : Tidak ada pembengkakan
- Vena jugularis : teraba
 Pemeriksaan integumen
- Kebersihan : Bersih
- Kehangatan : Hangat
- Warna : Agak pucat
- Turgor : Tutgor kulit kembali normal dalam 1-2 detik
- Kelembaban : lembab
- kelainan pada kulit. : Tidak ada
 Pemeriksaan thorax atau dada
- Inspeksi : Pengembangan dan simetris
- Palpasi : Frekuensi (reguler) dan irama
(vesikuler)
- tanda kesulitan bernafas : tidak ada
 Abdomen
- Inspeksi : Tidak ada bekas luka , tidak ada lesi
- Auskultasi : Bising usus meningkat
- Palpasi : Tidak nyeri saat ditekan ditekan
 Pemeriksaan muskuloskletal/Ekstremitas
- Kesimetrisan : Simetris
- kekuatan otot : Baik
- Edema : Tidak ada
ANALISA DATA

No. Data Fokus Masalah Etiologi


1. Data Subjektif (DS) : Diare Proses infeksi
- Ibu klien mengatakan anaknya
mencret sejak semalam sebanyak
8 kali
Data Objektif (DO) :
- BAB cair, tidak berampas, tidak
berlendir, dan tidak ada darah
- Klien tampak pucat
- Klien tampak haus dan minum
dengan lahap
- Mata tampak cekung
- Cubitan kulit perut kembali
lambat
2. Data Subjektif (DS) : Hipertermia Proses penyakit
- Ibu klien mengatakan anaknya
demam
Data Objektif (DO) :
- Suhu 38,2°C
- Kulit terasa hangat
3. Data Subjektif (DS) : Defisit pengetahuan Kurang terpapar
- Ibu klien mengatakan bagaimana informasi
cara mencegah supaya anak tidak
sakit diare lagi
Data Objektif (DO)
- Ibu klien tampak belum tau cara
mencegah agar tidak terjadi sakit
diare lagi

Prioritas Diagnosa Keperawatan :


1. Diare b.d Proses infeksi
2. Hipertermia b.d Proses penyakit
3. Defisit pengetahuan b.d kurang terpapar informasi

INTERVENSI KEPERAWATAN

Standar Intervensi
Diagnose Standar Luaran Keperawatan
No. Keperawatan Indonesia
Keperawatan Indonesia (SLKI)
(SIKI)
1. Diare b.d Proses Eliminasi Fekal Manajemen Diare
infeksi Setelah dilakukan tindakan Observasi
keperawatan 3x 24 jam 1. Identifikasi penyebab
diharapkan eliminasi fekal diare
membaik dengan kriteria hasil 2. Identifikasi riwayat
(PPNI, 2018) : pemberian makanan
Kriteria Awa Target 3. Monitor warna,
Hasil l volume, frekuensi,
Konsistensi 2 5 dan konsistensi tinja
feses 4. Monitor tanda dan
Frekuensi 2 5 gejala hipovolemia
defekasi 5. Monitor jumlah
Keterangan : pengeluaran diare
1 : memburuk Terapeutik
2 : cukup memburuk 1. Berikan asupan
3 : sedang cairan oral
4 : cukup membaik 2. Pasang jalur
5 : membaik intravena
3. Ambil sampel darah
untuk pemeriksaan
darah lengkap dan
elektrolit
4. Ambil sampel feses
Edukasi
1. Anjurkan makanan
porsi kecil dan sering
secara bertahap
2. Anjurkan
melanjutkan
pemberian ASI
2. Hipertermia b.d Termoregulasi Manajemen
Proses penyakit Setelah dilakukan tindakan Hipertermia
keperawatan 3x24 jam Observasi:
diharapkan termoregulasi 1. Identifikasi penyebab
membaik dengan kriteria hasil : hipertermia
Kriteria 2. Monitor suhu tubuh
Awal Target
Hasil Terapeutik:
Suhu 2 5 1. Sediakan lingkungan
tubuh yang dingin
Suhu 2 5 2. Longgarkan atau
kulit lepaskan pakaian
Keterangan : 3. Basahi dan kipasi
1 : memburuk permukaan tubuh
2 : cukup memburuk 4. Berikan cairan oral
3 : sedang 5. Lakukan pendinginan
4 : cukup membaik eksternal (misal
5 : membaik kompres)
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian cairan dan
elektrolit intravena
3 Setelah dilakukan Tindakan Edukasi Kesehatan
1x24 jam maka Tingkat Observasi:
Pengetahuan Meningkat  Identifikasi
Kriteria Hasil : kesiapan dan
kemampuan
Indikator A H
menerima
Perilaku sesuai 3 5 informasi
anjuran  Identifikasi
faktor-faktor yang
Perilaku sesui 3 5 dapat
dengan meningkatkan
pengetahuan dan menurunkan
motivasi perilaku
Ket:
perilaku hidup
1 : Menurun bersih dan sehat
Terapeutik:
2 : cukup menurun  Sediaakan materi
3 : Sedang dan media
pendidikan
4 : Cukup Meningkat kesehatan
 Jadwalkan
5 : Meningkat
pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan
 Berikan
kesempatan untuk
bertanya
Edukasi
 Jelaskan faktor
risiko yang dapat
mempengaruhi
kesehatan
 Ajarkan perilaku
hidup bersih dan
sehat

Anda mungkin juga menyukai