OLEH :
Zulfiana Amalia
NIM.11141030000008
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi ini, serta
shalawat dan salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan
para sahabatnya semoga kita menjadi umatnya yang mendapatkan syafaat beliau
kelak di hari kiamat nanti, aamiin ya rabbal alamin.
Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana
kedokteran dari program studi kedokteran dan profesi dokter, Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Oleh karena itu, penulis ingin menyempaikan rasa terima kasih kepada pihak yang
telah terlibat, di antaranya :
1. Prof. Dr. H. Arif Sumantri, M.Kes sebagai dekan Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. dr. Nouval Shahab, SpU, Ph.D, FICS, FACS selaku ketua Program studi
kedokteran dan profesi dokter (PSKPD) FKIK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
3. dr. Mery Nitalia, SpPK sebagai pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, dukungan, semangat dan nasihat sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan penelitian ini dengan lancar.
4. Dr, dr. Mukhtar Ikhsan, SpP(K), MARS, FIRS selaku pembimbing II yang
telah memberikan bimbingan, dukungan, semangat dan nasihat sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian ini dengan lancar.
v
5. Bapak Chris Adhiyanto, MBiomed, PhD selaku penanggung jawab riset
PSKPD angkatan 2014
6. Staf dosen PSKPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan ilmu pengetahuan serta berbagai pelajaran hidup sebagai
bekal bagi penulis untuk menjadi seorang dokter yang bermanfaat bagi
agama, nusa dan bangsa.
7. Staf Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan yang telah memberikan
banyak bantuan kepada saya selama pengambilan data penelitian ini.
8. Kepada kedua orangtua penulis yang senantiasa memberikan dukungan,
doa, dan kasih sayang selama penulis menjadi mahasiswa preklinik juga
selama menyelesaikan laporan penelitian ini.
9. Etano Lingga Aryan dan Dimas Rizky yang telah setia menemani dan
membantu dalam pembuatan laporan penelitian ini.
10. Teman sejawat dan seperjuangan, mahasiswa/i PSKPD FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta angkatan 2014.
11. Semua pihak yang telah terlibat dalam pembuatan dan penulisan laporan
penelitian ini.
Semoga segala kebaikan dan dukungan yang sudah diberikan oleh semua pihak
dapat dibalas dengan pahala dan kebaikan yang berlipat ganda dari Allah SWT dan
semoga laporan penelitian ini dapat memberikan manfaat yang banyak.
Penulis
vi
ABSTRAK
Zulfiana Amalia. Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter. Profil Hasil
Pemeriksaan Mycobacterium Tuberculosis Menggunakan GenExpert Pada Pasien
di Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan Periode Juni 2016 - Juni 2017.
Latar Belakang: Mycobacterium tuberculosis sebagai bakteri penyebab penyakit
tuberkulosis memiliki fase istirahat atau dorman yang menyebabkan proses
penyembuhan membutuhkan waktu lama sehingga memungkinkan kebosanan dan
pemberhentian konsumsi obat pada penderita TB. Hal ini yang menjadi salah satu
penyebab kuman menjadi resisten terhadap beberapa jenis obat anti tuberkulosis
atau dikenal dengan TB Multi Drug Resistance (TB MDR). TB MDR dalam
penanganannya membutuhkan diagnosis dan tata laksana yang cepat dan tepat.
Saat ini terdapat pemeriksaan molekuler untuk mendiagnosis TB MDR secara
cepat dan tepat yaitu menggunakan dengan metode PCR dengan menggunakan
alat GeneXpert. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kejadian resistensi obat
pada pasien tuberkulosis di Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan yang
diperiksa dengan GeneXpert pada bulan Juni 2016 sampai Juni 2017. Tujuan:
Mengetahui hasil pemeriksaan GeneXpert di Rumah Sakit Umum Kota
Tangerang Selatan. Metode: Penelitian ini menggunakan metode potong lintang
dengan mengambil data hasil lab pemeriksaan GeneXpert pada pasien dengan
suspek atau diagnosis tuberkulosis yang ditegakan oleh dokter penanggung jawab
dilakukan pada bulan Juli 2017 di Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan.
Hasil: Pada pasien yang diperiksa geneXpert didapatkan MTB terdeteksi dan
terdeteksi resisten sebanyak 11,2% (42/375), MTB terdeteksi dan resisten
intermediet sebanyak 0,8% (3/375), MTB terdeteksi dan tidak terdeteksi resisten
sebanyak 29,9% (112/375), MTB tidak terdeteksi sebanyak 53,3% (200/375),
hasil pemeriksaan dengan hasil no result sebanyak 0,8% (3/375), Invalid 1,6%
(6/375), Eror 2,4% (9/375). Simpulan: Dari 375 data pasien yang diperiksa
GeneXpert di Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan periode juni 2016 -
juni 2017 ditemukan kejadian TB MDR sebanyak 42 orang atau 11,2%.
Kata Kunci: tuberkulosis, multi drug resistance, geneXpert.
vii
ABSTRACT
Zulfiana Amalia. Medical Studies and Medical Education Program. Profile of
Mycobacterium Tuberculosis Examination Result Using GenExpert In Patients at
South Tangerang City General Hospital June 2016 - June 2017. Background:
Mycobacterium tuberculosis as a bacterium that causes tuberculosis has a phase of
rest or dormant that causes the healing process takes a long time resulting in
boredom and discontinuation of drug consumption in patients with TB. This is one
of some the causes of germs to be resistant to several types of anti-tuberculosis
drugs or known as Multi Drug Resistance TB (MDR TB). MDR TB in its treatment
requires prompt and precise diagnosis and treatment. Currently there is a molecular
examination to diagnose MDR TB quickly and accurately using a PCR method
using the GeneXpert tool. This study aims to see the incidence of drug resistance in
tuberculosis patients in South Tangerang City General Hospital who checked with
GeneXpert in June 2016 until June 2017. Objective: Knowing the results of
GeneXpert examination at Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan. Method:
This study used cross sectional method by taking data of labXpert MTB
examination laboratory in patients with suspect or tuberculosis diagnosis which
was upheld by the doctor in charge in July 2017 at South Tangerang City General
Hospital. Result: In the patients examined geneXpert was obtained MTB was
detected and detected resistant as much as 11.2% (42/375), MTB detected and
intermediate resistant as much as 0.8% (3/375), detectable and non-detectable
MTD as much as 29.9% (112/375), MTB not detected as much as 53.3% (200/375),
result of examination with no result result as much as 0,8% (3/375), Invalid 1,6%
(6/375), Eror 2,4% (9/375 ). Conclusion: From 375 patient’s data examined by
MTB geneXpert at South Tangerang City General Hospital of june 2016 - jakarta
2017 found incidence of drug resistance (TB MDR) as much as 42 persons or
11,2%.
Keyword : tuberculosis, multi drug resistance, geneXpert.
viii
DAFTAR ISI
x
DAFTAR SINGKATAN
xi
INH : Isoniazid
PSQ : pyrosequencing
NAAT : Nucleic Acid Amplification Test
MDDR : Molecular Detection of Drug Resistance
PZA : Pirazinamid
EMB : Ethambutol
AMK : Amikasin
KAN : Kanamisin
FQ : Fluoroquinolon
CAP : Capreomisin
HIV : Human Immunodeficiency Virus
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Penularan TB yang resisten terhadap obat didapat dengan cara yang sama
seperti TB yang rentan terhadap obat anti tuberkulosis (OAT) yaitu menyebar
melalui droplet yang terdapat diudara dan dapat terhirup dari satu orang ke
orang lain. Orang yang menghirup bakteri ini dapat menjadi terinfeksi
kuman-kuman yang telah resisten pada obat. 6
2.1 Tuberkulosis
2.1.1 Definisi
2.1.2 Epidemiologi
6
7
dilaporkan WHO tahun 2012 diperkirakan terjadi sekitar 8.6 juta kasus baru
(8.3-9.0 juta) dan terjadi kematian akibat tuberkulosis sekitar 1.3 juta
kematian (1.0–1.6 juta).11 Setiap detik ada satu orang yang terinfeksi
tuberkulosis di dunia ini, dan sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi
kuman tuberkulosis.12
Jumlah terbesar kasus TB terjadi di Asia tenggara yaitu 33 % dari
seluruh kasus TB di dunia, namun bila dilihat dari jumlah penduduk, terdapat
182 kasus per 100.000 penduduk.Di Afrika hampir 2 kali lebih besar dari
Asia tenggara yaitu 350 per 100.000 pendduduk. Diperkirakan terdapat 2 juta
kematian akibat tuberkulosis pada tahun 2002. 12
Menurut hasil Riskesdas 2013, prevalensi TB Paru di Indonesia
berdasarkan diagnosis sebesar 0,4% dari jumlah penduduk. Jumlah tersebut
tidak berbeda jauh dengan prevalensi pada tahun 2007. Terdapat lima
provinsi dengan prevalensi TB Paru tertinggi berdasarkan diagnosis yaitu
Provinsi Jawa Barat sebesar 0,7%, DKI Jakarta dan Papua masing-masing
sebesar 0,6%, kemudian disusul Provinsi Gorontalo (0.5%), Banten (0.4%)
dan Papua Barat (0.4%). Hal tersebut diperkuat juga dengan data tahun 2013
yang menyatakan bahwa sekitar 9 juta penduduk terkena tuberculosis paru
dan 1,5 juta orang meninggal akibat tuberculosis paru. 13
8
Tabel 2.1 Prevalensi TB paru berdasarkan diagnosis dan gejala TB paru menurut
provinsi Indonesia, Riskesdas 2013.13
Prevalensi TB paru berdasarkan diagnosis dan gejala TB paru menurut provinsi, Indonesia
2013
Provinsi Diagnosis TB Gejala TB Paru
Batuk > 2 minggu Batuk darah
Jawa Barat 0,7 3,3 2,8
DKI Jakarta 0,6 4,2 1,9
Papua 0,6 5,1 4,5
Gorontalo 0,5 4,6 4,8
Banten 0,4 2,7 3,2
Jawa Tengah 0,4 3,8 3,0
Papua Barat 0,4 3,5 2,7
2.1.3 Klasifikasi
keju ini berisikan kumpulan sel-sel mati tak berstruktur dan tampak
sebagai massa amorf eosinofilik.5
Senyawa INF-γ juga mengatur produksi nitrogen reaktif dan
mengatur gen yang berperan dalam menimbulkan efek bakteriosidal.
Sedangkan sel T2 menghasilkan IL-4, IL-5, IL-10 dan IL-13 yang
memicu imunitas humoral. Sel T CD8+ berperan dalam respon
sitotoksik membuat lisis sel yang terinfeksi dan menghasilkan INF-γ
dan TNF-α. Aktivitas litik dari sel T CD8+ ini juga diatur oleh1C sel
natural killer (NK).33
2.1.5 Manifestasi
oleh daya tahan tubuh serta berat ringannya infeksi kuman yang
masuk.
5. Malaise
Gejala malaise sering ditemukan berupa anoreksia tidak nafsu
makan, badan makin kurus atau penurunan berat badan, meriang,
nyeri otot, keringat malam, dll. Gejala ini juga terjadi secara tidak
teratur (hilang timbul) dan dapat semakin memberat.4
2.1.6 Diagnosis
teruatama pada bagian apeks dan segmen posterior, serta daerah apeks
lobus inferior. 5
Pada pemeriksaan fisik antara lain ditemukan suara nafas bronkial,
amforik, suara nafas melemah, ronki basah, tanda-tanda penarikan paru,
diafragma dan mediastinum.5
2.1.6.3 Pemeriksaan Bakteriologi
Pemeriksaan bakteriologik untuk menemukan kuman tuberkulosis
mempunyai arti yang sangat penting dalam menegakkan diagnosis. Bahan
untuk pemeriksaan bakteriologik ini dapat berasal dari dahak, cairan pleura,
liquor cerebrospinal, bilasan bronkus, bilasan lambung, kurasan
bronkoalveolar (bronchoalveolar lavage/BAL), urin, faeces dan jaringan
biopsi (termasuk biopsi jarum halus/BJH).5
Pemeriksaan dapat berupa pemeriksaan mikroskopis atau kultur.
Untuk pemeriksaan mikroskopis digunakan pewarnaan Zeihl-Neilsen atau
Kinyout Gobbet.5 Sedangkan untuk pemeriksaan kultur digunakan agar
Lowenstein Jensen atau Agar base media (Middle brook) untuk media
pembiakannya. Melakukan biakan dimaksudkan untuk mendapatkan
diagnosis pasti, dan dapat mendeteksi Mycobacterium tuberculosis dan
juga Mycobacterium other than tuberculosis (MOTT).5
Permeriksaan mikrobiologi digunakan untuk mengkonfirmasi dengan
menemukan kuman Mycobacterium tuberculosis pada spesimen. Bahan
spesimen yang digunakan dapat berupa sputum/dahak pada tuberkulosis
paru. 12
Cara pengambilan sampel spesimen dapat dilakukan 3 kali, setiap
pagi 3 kali berturut-turut atau dengan cara:
- Sewaktu (dahak sewaktu saat kunjungan)
- Dahak pagi (pada keesokan harinya)
- Sewaktu (pad saat mengantarkan dahak pagi)
Interpretasi hasil pemeriksaan mikroskopik dari 3 kali pemeriksaan
berupa :
- 2 kali positif, 1 kali negatif = bermakna positif
- 1 kali positif, 2 kali negatif = lakukan pemeriksaan ulang BTA 3 kali
16
Gejala Klinis +
PF
+ - + -
Sputum BTA Foto Thorax
Lakukan pemeriksaan
penunjang lainnya sesuai
Foto lama ada Foto lama tidak kebutuhan dan fasilitas
ada atau terapi eksjuvantibus
untuk TB
Evaluasi foro
Thorax 1-2 bulan
Tabel 2.2 Dosis Lini Pertama Obat Anti Tubrekulosis pada Dewasa dan Anak.20
Rifampisin :
Anak-anak 15 (10-20), maximum 600 mg/hari ____________
Dewasa 10 (8-12), maximum 600 mg/hari 10 (8-12), maximum 600 mg/dosis
Pirazinamid :
Anak-anak 35 (30-40), maximum 2.000 mg/hari ____________
Dewasa 25 (20-30), maximum 2.000 mg/hari 35 (30-40), maximum 3.000
mg/dosis
Enthambutol :
Anak-anak 20 (15-25), maximum 1.000 mg/hari ____________
Dewasa 15 (15-20), maximum 1.600 mg/hari 30 (25-35), maximum 2.400
mg/dosis
19
2.2.1 Definisi
Saat ini paduan yang dianjurkan OAT yang masih sensitif minimal 2
– 3 OAT dari obat lini 1 ditambah dengan obat lain (lini 2) golongan
kuinolon, yaitu Ciprofloksasin dosis 2 x 500 mg atau ofloksasin 1 x 400 mg.
Pengobatan ini sangat sulit dan memerlukan waktu yang lama yaitu
minimal 12 bulan, bahkan bisa sampai 24 bulan. Pemberian obat
antituberkulosis yang benar dan terawasi secara baik merupakan salah satu
kunci penting mencegah dan mengatasi masalah resisten ganda.5
22
2.3 GeneXpert
2.3.1 Definisi
Perangkat ini bekerja dengan metode real time PCR yaitu dengan
menyederhanakan pengujian molekuler, mengintegrasikan dan mengotomasi
3 proses berupa persiapan sampel, amplifikasi dan deteksi. Perangkat ini
menggunakan kartrid, reagen atau pereaksi, cairan buffer dan pembersih.
Kemudian hasil pengujian akan dideteksi dengan menggunakan laser enam
warna.
Sistem ini terdiri atas mesin GeneXpert, komputer dan perangkat lunak.
Setiap pemeriksaan menggunakan kartrid sekali pakai dan dirancang untuk
meminimalkan kontaminasi silang.18
Pemeriksaan Xpert MTB/RIF dapat mendeteksi MTB kompleks dan
resistensi terhadap rifampisin secara simultan dengan mengamplifikasi
24
sekuen spesifik gen rpoB dari MTB kompleks menggunakan lima probe
molecular beacons (probe A – E) untuk mendeteksi mutasi pada daerah gen
rpoB.18
Persyaratan penggunaan program GeneXpert :
a. Meninjau penggunaan seusai algoritma diagnostis, kebijakan, formulir,
dan panduan diagnosis
b. Kapasitas untuk uji kultur dan resistensi obat konvensional sesuai dengan
rujukan diagnostik
d. Penyimpanan yang memadai untuk alat uji (kartrid) pada suhu tidak lebih
dari 28 ° C
6. Bila masih ada gumpalan, kocok kembali agar campuran dahak dan
sample buffer menjadi homogen sempurna dan biarkan selama 5
menit pada suhu kamar.
Menghirup droplet
MTB
Pemeriksaan GeneXpert
Resistance INDETERMINATE
Perempuan
MTB
terdeteksi
tidak
tedeteksi
resisten
MTB tidak
terdeteksi.18
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
30
31
Alat dan bahan yang diguunakan untuk penelitian ini adalah sebagai
berikut :
2. Laptop
Persiapan Perizinan ke
Pengambilan data
penelitian Rumah Sakit
Umum Kota
Tangerang Selatan
Tidak diketahui 6 2%
Pada penelitian ini didapatkan sebanyak 375 data pasien yang terdiri dari
63% (237/375) pasien laki-laki, 35% (132/237) pasien perempuan dan 2%
(6/375) pasien dengan jenis kelamin yang tidak diketahui atau tidak tertulis di
hasil pemeriksaan.
33
34
Anak-anak 13 3%
Tidak diketahui 18 5%
No result 3 0.8%
Invalid 6 1.6%
Eror 9 2.4%
Penelitian ini didapatkan data dengan total sebanyak 375 orang yang
diperiksa, didapatkan MTB terdeteksi dan terdeteksi resisten sebanyak 11,2%
(42/375), MTB terdeteksi dan resisten intermediet sebanyak 0,8% (3/375),
MTB terdeteksi dan tidak terdeteksi resisten sebanyak 29,9% (112/375),
MTB tidak terdeteksi sebanyak 53,3% (200/375), hasil pemeriksaan dengan
hasil no result sebanyak 0,8% (3/375), Invalid 1,6% (6/375), Eror 2,4%
(9/375).
rifampisin pada keadaan seperti ini pemeriksaan kultur terhadap OAT lini
pertama dapat dilakukan untuk melihat resistensi bakteri.15 Atau sampel tidak
cukup untuk menentukan adanya hasil mutasi gen bagian rpoB yang
merupakan salah satu lokus gen yang mudah bermutasi pada bakteri MTB. 40
MTB tidak terdeteksi diartikan bahwa DNA target MTB tidak ditemukan
pada proses PCR.39
Pada beberapa pemeriksaan didapatkan hasil invalid hal ini dapat terjadi
karena sampel tidak dapat diproses dengan benar atau karena gangguan pada
saat proses PCR.39 Sedangkan hasil eror didapatkan karena terjadi kegagalan
komponen sistem pada saat proses PCR sehingga MTB tidak dapat dideteksi
dan hasil tidak bisa ditentukan. Pada kedua keadaan ini pemeriksaan
GeneXpert harus diulang.39
Maka tata laksana yang tepat selanjutnya ialah mengganti obat sesuai
dengan hasil uji resistensi, dengan minimal menggunakan 2-3 OAT dari obat
lini satu yang masih sensitif dan ditambah dengan obat lain dari lini dua yaitu
golongan fluorokuinolon (ofloksasin dan siprofloksasin), aminoglikosida
(amikasin, kanamisin dan kapreomisin), etionamid, sikloserin, klofazimin,
amoksilin dan as.klavulanat.5
38
5.1 Simpulan
5.2 Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan
macam-macam tipe kasus TB pada pasien yang diperiksa GeneXpert
dengan hasil pemeriksaan GeneXpert di Rumah Sakit Umum Kota
Tangerang Selatan.
39
40
DAFTAR PUSTAKA
4. Sudoyo, Aru W, et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi VI.
Jakarta : Interna Publishing, 2014. p 836
9. Kumar V, Abbas AK, Fausto N, Mitchell RN. Robbins Basic Pathology (8th
ed.). Saunders Elsevier; 2007. p 516–522
10. Dolin, [edited by] Gerald L. Mandell, John E. Bennett, Raphael. Mandell,
Douglas, and Bennett's principles and practice of infectious diseases 7th ed.
Philadelphia, PA: Churchill Livingstone/Elsevier; 2010. p Chapter 250.
11. Tuberculosis: Epidemiology and Control. Sulis, Giorgia, et al. 1, 2014, Vol.
6. Diakses 6 April 2017, dari:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4235436/.
41
15. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). A New Tool to Diagnose
Tuberculosis: The Xpert MTB/RIF Assay. CDC | TB | Fact Sheets. [Online]
Diakses 6 April 2017, dari:
https://www.cdc.gov/tb/publications/factsheets/pdf/xpertmtb-rifassayfactsheet
_final.pdf.
17. World Health Organization. New laboratory diagnostic tools for tuberculosis
control. TDR | Publication & Resources. [Online] Diakses 9 April 2017, dari :
www.who.int/tdr/publications .
19. Piatek, Amy S, et al. Global Health: Science and Practice. GeneXpert for TB
diagnosis: planned and purposeful implementation. 1, 2013, Vol. 1. p 19.
2017,
dari:https://microbeonline.com/genexpert-mtbrif-assay-principle-procedure-re
sults-interpretations/
22. Nair, Nani, Wares, Fraser dan Sahu, Suvanand. Tuberculosis in the WHO
South-East Asia Region. 3, New Delhi : s.n., 2010, Vol. 88. Diakses 22 Juni
2017, dari: http://www.who.int/tb/publications/2008/drs_report4_26feb08.pdf
23. Nurjana, Made Agus. Faktor Risiko Terjadinya Tuberculosis Paru Usia
Produktif (15-49 Tahun) di Indonesia. Jakarta : Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan, 2015, Vol. 25. ISSN: 2338-3445.
25. C, Kolappan, et al. Selected biological and behavioural risk factors associated
with pulmonary tuberculosis. 2007, Vol. 11. Diakses pada 23 Juni 2017, dari:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17705978
26. AA, Wijaya. Merokok dan Tuberkulosis. Jakarta : s.n., 2012, Jurnal
Tuberculosis Indonesia, Vol. 8, p. 18-23.
28. Susanty, Elva, et al. Uji Diagnostik GeneXpert/Rif Di Rumah Sakit Umum
Pusat Haji Adam Malik Medan., Medan : s.n., 2015, Jurnal Biosains, Vol. 1.
p 1-6.
29. Nilai Diagnostik Metode "Real Time" PCR GeneXpert pada TB Paru BTA
Negatif. Kurniawan, Eka, et al. 3, 2016, Jurnal Kesehatan Andalas, Vol. 5. p
7.
32. V, Kumar, et al. Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease. Ed-8.
Philadelphia : Saunders Elsevier, 2010. p 372
43
34. World Health Organization. WHO | Global tuberculosis report 2016. [Online]
2016. Diakses 2017 April 6, dari:
http://www.who.int/tb/publications/global_report/en/.
37. Ford, Christopher B, et al. Use of whole genome sequencing to estimate the
mutation rate of Mycobacterium tuberculosis during latent infection. 2011,
Nat Genet, Vol. 43, hal. 482-486.
45. Rumah Sakit Paru Dr. M. Goenawan Partowidigdo. Pengantar TB-MDR &
TB-XDR. Diakses 18 November 2017, dari:
http://www.rspg-cisarua.co.id/pengantar-tb-mdr/
45
LAMPIRAN
250
200
200
Jumlah (Pasien)
150
112
100
42
50
3 3 6 9
0
INVALID ERROR
1,6% 2,4%
NO RESULT MTB terdeteksi dan
0,8% Resisten intermediet
MTB 0,8%
terdeteksi dan
Terdeteksi
Resisten
11,2%
250
Laki-Laki;
200 237
Jumlah (Pasien)
Perempuan;
150 132
100
50
Unknown; 6
0
Laki-Laki Perempuan Unknown
Unknown
1,6%
Perempuan
35,2%
Laki-Laki
63,2%
400
Dewasa; 344
350
300
Jumlah (Pasien)
250
200
150
100
Anak-Anak; Unknown;
50 18
13
0
Anak-Anak Dewasa Unknown
Unknown Anak-Anak
4,80% 3,47%
Dewasa
91,73%
Riwayat Organisasi :
1. Pengurus ISMKI Wilayah 2 periode 2015-2016
2. Pengurus BEMJ PSKPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Anggota CIMSA Nasional
4. Anggota CIMSA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta