Anda di halaman 1dari 67

Plagiarism Checker X Originality Report

Similarity Found: 41%

Date: Minggu, September 15, 2019


Statistics: 6224 words Plagiarized / 15167 Total words
Remarks: High Plagiarism Detected - Your Document needs Critical Improvement.
-------------------------------------------------------------------------------------------

RISET EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKHNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP


PENURUNAN KECEMASAN PADA PASIEN PRA OPERASI DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH CIANJUR TAHUN 2019 Riset Ini Sebagai Prasyarat Memperoleh Gelar Sarjana
Keperawatan (S.Kep) / Oleh : RIMA SITI NURFADILAH 09.15.0000.055 PROGRAM STUDI
ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU JAKARTA
2019
RISET EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKHNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP
PENURUNAN KECEMASAN PADA PASIEN PRA OPERASI DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH CIANJUR TAHUN 2019 Riset Ini Sebagai Prasyarat Memperoleh Gelar Sarjana
Keperawatan (S.Kep) / Oleh : RIMA SITI NURFADILAH 09.15.0000.055 PROGRAM STUDI
ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU JAKARTA
2019 HALAMAN PERSETUJUAN RISET EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKHNIK RELAKSASI
NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN PADA PASIEN PRA OPERASI DI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIANJUR TAHUN 2019 Telah mendapat persetujuan
untuk dilaksanakan uji risetproposalpada: Jakarta, 06Januari 2019 Pembimbing (Khrisna
WisnuSakti, S.Kep., Nesr.,

MMRS) HALAMAN PENGESAHAN RISET EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKHNIK


RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN PADA PASIEN PRA
OPERASI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIANJUR TAHUN 2019 Riset ini telah
disetujui, diperiksa dan di pertahankan di hadapan Tim Penguji Riset Program Studi Ilmu
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju Jakarta, 28 Februari 2019
Penguji (Ns. Asep Solihat, S.Kep) Pembimbing (Khrisna WisnuSakti, S.Kep., Nesr.,

MMRS) HALAMAN PERSEMBAHAN “Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha
pengasih lagi maha penyayang.” “ Katakanlah, apakah sama antara orang yang
mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui.” Az Zumar : 9 “Niscaya Allah akan
mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman diantara mu dan orang-orang yang
diberi ilmu beberapa derajat”.

(Al Mujadilah :11) Kupersembahkan Karya sederhana ini untuk Ayah, Ibu dan Keluarga
tercinta. Almamater saya Program Studi Ilmu Keperawatan (Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Indonesia Maju) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN RISET, FEBRUARI 2019 RIMA SITI NURFADILAH
09.15.0000.055 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKHNIK RELAKSASI NAFAS DALAM
TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN PADA PASIEN PRA OPERASI DI RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH CIANJUR TAHUN 2019 ABSTRAK BerdasarkanWorld Health
Organization (WHO) mengatakan bahwa jumlah pasien yang mengalami pembedahan
dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang signifikan dan respon paling umum
pada pasien pre-operasi salah satunya adalah respon psikologi kecemasan, secara
mental penderita yang akan menghadapi pembedahan harus dipersiapkan karena selalu
ada rasa cemas dan takut terhadap anesthesia dan prosedur pembedahan.Upaya yang
dapat dilakukan untuk mengurangi tingkat kecemasan adalah menggunakan tehnik
relaksasi nafas dalam..Tujuna penelitian ini untuk mengetahui Pengaruh Teknik relaksasi
nafas dalam terhadap penurunan respon kecemasan pada pasien pra operasi RSUD
Sayang Cianjur.
Desain pada penelitian ini menggunakan quasi experiment dengan penelitian kuantitatif
dengan pendekatan pretest postest with control groupdesain. Adapun variabel yang
diukur adalah tingkat kecemasan pasien pre operasi.Teknik sampling menggunakan non
probability sampling secara purposive sampling,didapat sebanyak 30 responden
berdasarkan perhitungan menggunakan rumus besar sampel E-resources.

Analisis mengguanakan ujit berpasangan (paired sample t test), dengan hasil p value
kelompok perlakuan 0,000 < 0,005, kelompok kontrol 0,849 > 0,005, yang berarti
menunjukan adanya evektifitas relaksasi nafas dalam terhadap penurunan kecemasan
pada pasien pra operasi bedah di Rumah Sakit Umum Sayang Cianjur. Saran penelitian
ini diharapkan dapat menjadi rujukan penggunaan terapi relaksasi nafas dalam sesuai
Standar Operasional Prosedur untuk mengurangi tingkat kecemasan pada pasien pre
operasi bedah.

Kata kunci :Terapi relaksasi, Tingkat kecemasan, Pre operasi bedah Daftar pustaka :
(2009) – (2017) HIGH SCHOOL OF INDONESIAN HEALTH SCIENCE FORWARD NURSING
SCIENCE STUDY PROGRAM RESEARCH, FEB 2019 RIMA SITI NURFADILAH
09.15.0000.055 EFFECTIVENESS OF THE USE OF BREATH RELAXATION TECHNIQUES IN
DECREASING ANXIETY IN PRA OPERATING PATIENTS IN THE CIANJUR REGIONAL
GENERAL HOSPITAL IN 2019 ABSTRACT According to the World Health Organization
(WHO) said the number of patients who have increased surgery from year to year
increases a significant increase and the most common response in pre-operative
patients is one that is enhanced psychological response, mentally patients who will need
surgery prepared to always there is anxiety and fear of anesthesia and surgical
procedures. Efforts that can be made to reduce the level of relaxation using deep
breathing relaxation techniques.

The purpose of this study to study the effect of breathing relaxation techniques in
resisting response responses in preoperative patients at Sayang Cianjur Hospital. The
study design used quasi-experimental with quantitative research with pretest postes
research with control group design.While the required variable is the level of
preoperative patient expectations.

The sampling technique uses non probability sampling by purposive sampling, obtained
as many as 30 respondents obtained calculations using the large sample E-resources
formula. The analysis used paired sample t test, with the results of the treatment group
p value 0,000 <0,005, the control group 0,849> 0,005, which means indicating the
possibility of effectiveness of deep breathing relaxation for changes in preoperative
patients at Sayang Cianjur General Hospital.
The suggestion of this study is expected to be a reference for the use of breath
relaxation therapy in accordance with the Standard Operating Procedure to reduce the
level of safety in preoperative surgical patients. Keywords :Relaxation therapy, Level of
anxiety, Pre surgical operation Bibliography : (2009) - (2017) KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Puji syukur peneliti panjatkan atas
kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya peneliti dapat menyelesaikan
riset ini.

Berkat kuasa dan kehendak Allah SWT, peneliti dapat menyelesaikan riset dengan judul
penelitian:EFEKTIVITAS TEKHNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN
KECEMASAN PADA PASIEN PRA OPERASI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIANJUR.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan riset ini banyak mengalami kesulitan dan
tantangan, namun berkat pertolonganMu Ya Allah, peneliti banyak menerima bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini peneliti
menyampaikan terima kasih kepada: Tuhan Yang Maha Esa. Drs.

H Jakub Chatib selaku ketuaYayasan Indonesia Maju Jakarta Dr. Dr. dr. HM.
Hafizurrachman, MPH selaku Ketua STIKIM Jakarta Sobar Darmaj S.Psi., MPH selaku
pembantu Ketua STIKIM Jakarta Ners Yeni Koto, S.Kep., M.Kes selaku Studi Prodi Ilmu
Keperawatan STIKIM Anis Marisa Amd.Keb selaku Bagian Akademik Studi Prodi Ilmu
Keperawatan STIKIM Nessa, S. Tr.Keb selaku Bagian Akademik Studi Prodi Ilmu
KeperawatanSTIKIM Khrisna WisnuSakti, S.Kep.,

Nesr., MMRS selaku pembimbing atas arahan dan bimbingannya dalam penyusunan
riset ini. dr. Hj. Ratu Tri Yulia Herawati, M.K.M, selaku Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah Cianjur atas ijin penelitian. dr. H. Dindin Budhi Rahayu, Sp. KK selaku Wadir
PelayananRumah Sakit Umum Daerah Cianjur atas bantuanya selama penelitian. Hj. Euis
Awang Rusniati, S. Kep.

Ners selaku bidang keperawatanRumah Sakit Umum Daerah Cianjur yang telah
membatu selama penelitian. Bapak dan Ibu Dosen jurusan keperawatan, atas ilmu dan
bimbingannya Selama kuliah. Ayahanda dan ibunda tercinta atas pertahatian, dukungan,
motivasi, bantuan dan do’adalam penyusunan riset ini.

Kakak dan adikku tersayang, Rina, Rida, Rifa dan Azkia atas motivasi dan do’a dalam
penyusunan riset ini. Sahabat saya Nanda Maulana dan Wida Widia atas bantuam dan
motivasinya dalam penyelesaian riset ini. Teman Mahasiswa Jurusan Ilmu Keperawatan
Leni Sundari, Ida Nuriah dan Abdul Jamil, atas bantuan dan motivasinya dalam
penyelesaian riset ini.
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, atas bantuan dalam penyusunan
riset ini. Atas bantuan serta segala dukungan yang telah diberikan, semoga Allah SWT
senantiasa membalas dengan pahala yang berlimpah. Semoga riset ini dapat
bermanfaat bagi penulis maupun para pembaca.

Semoga kita semua senantiasa diberikan petunjuk, rahmat, dan hidayah yang tak
terhingga oleh Allah SWT. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Cianjur,
06uari 2019 Peneliti. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i HALAMAN PERSETUJUAN ii
HALAMAN PENGESAHAN iii HALAMAN PERSEMBAHAN iv ABSTRAK (BAHASA
INDONESIA) v ABSTRAK (BAHASA INGGRIS) vi KATA PENGANTAR vii DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xiv DAFTAR SKEMA xv BAB I.

PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Rumusan Masalah 5 Tujuan Penelitian 6 Tujuan


Umum 6 Tujuan Khusus 6 Manfaat Penelitian 7 Manfaat Aplikatif 7 Manfaat Teoritis 8
Manfaat Metodologist 8 BAB II. TINJAUAN KEPUSTAKAAN 9 Teori dan Konsep Terkait 9
Pre operasi 9 Pengertian Operasi 9 Pengertian Pre Operasi 9 Gambaran Pasien Pre
Operasi 10 Tindakan Keperawatan Pre Operasi 12 Persiapan Pasien Pre Operasi 13
Kecemasan pada Pasien Pre Operasi 21 Kecemasan 22 Pengertian Kecemasan 22
Penyebab Kecemasan 23 Patofisiologi Kecemasan 24 Respon Terhadap Kecemasan 25
Tipe Kecemasan 27 Tingkat Kecemasan 28 Ciri Kecemasan 32 Cara Penilaian Kecemasan
33 Alat Ukur Kecemasan 34 Teori Kecemasan 36 Teknik Relaksasi Nafas Dalam 38
Pengertian Terapi Relaksasi 38 Jenis-jenis Teknik relaksasi 39 Pengertian Relaksasi Nafas
Dalam 40 Patofisiologi Relaksasi Nafas Dalam 41 Tujuan Teknik Relaksasi Nafas Dalam
41 Penatalaksanaan Relaksasi Nafas Dalam 42 Prosedur Relaksasi Nafas Dalam 43 Efek
Relaksasi 44 Peran Perawat 45 Pengertian Peran Perawat 45 Macam-macam Peran
Perawat 45 Profil Rumah Sakit Umum Daerah Cianjur 49 Penelitian Terkait 49 Kerangka
Teori 51 BAB III.

KERANGKA, KONSEP DAN HIPOTESIS 52 Kerangka Konsep 52 Hipotesis/Pertanyaan


Penelitian 53 Definisi Operasional 54 BAB IV. METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN 56
Desain Penelitian 56 Populasi dan Sampel 57 Populasi 57 Sampel 57 Tempat dan Waktu
Penelitian 59 Etika Penelitian 59 Alat Pengumpulan Data 61 Validitas dan Reliabilitas
Instrumen 63 Prosedur Pengumpulan Data 63 Pengolahan Data 66 Analisis Data 67
Jadwal Kegiatan 69 BAB V.

HASIL PENELITIAN 70 Analisa Univariat 70 Karakteristik Responden 70 Jenis Kelamin


Responden 70 Usia Responden 71 Pekerjaan 71 Analisa Bivariat 72 BAB VI.
PEMBAHASAN PENELITIAN 75 Pembahasan 75 Interpretasi Hasil Penelitian 75
Gambaran Karakteristik Responden 75 Usia 75 Jenis Kelamin 77 Pekerjaan 78 Gambaran
Pelaksanaan Teknik Relaksasi Nafas Dalam 79 Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas
DalamTerhadap Penurunan Kecemasan pada Pasien Pra Operasi di RSUD Cianjur 81
Pengaruh Sebelum dan Sesudah Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Penurunan
Kecemasan pada Kelompok Perlakuan 83 Pengaruh Sebelum dan Sesudah Teknik
Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Penurunan Kecemasan pada Kelompok Kontrol 85
Pengaruh sebelum Tekhnik Relaksasi Nafas Dalam pada kelmpok kontrol dan sebelum
Tekhnik Relaksasi Nafas Dalam pada kelmpok perlakuan terhadap penurunan
kecemasan pada pasien pra operasi 86 Pengaruh sesudah Tekhnik Relaksasi Nafas
Dalam pada kelmpok kontrol dan sesudah Tekhnik Relaksasi Nafas Dalam pada kelmpok
perlakuan terhadap penurunan kecemasan pada pasien pra operasi 87 Keterbatasan
Penelitian 88 BAB VII.

KESIMPULAN DAN SARAN 89 Kesimpulan 89 Saran 90 DAFTRA PUSTAKA LAMPIRAN


DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Respon Fisioligis Kecemasan 25 Tabel 2.2 Respon Prilaku,
kognitif dan afektif kecemasan 26 Tabel 2.3 Respon Kecemasan Ringan 29 Tabel 2.4
Respon Kecemasan sedang 30 Tabel 2.5 Respon Kecemasan Berat 31 Tabel 2.6 Respon
Kecemasan Panik 32 Tabel 3.1 Definisi Operasional 55 Tabel 4.1 Rancangan Penelitian
Eksperimen 56 Tabel 4.2

Jadwal Kegiatan 69 Tabel 5.1 Presentase jenis kelamin responden 70 Tabel 5.2
Presentase Karakteristik Responden Berdasarkan usia 71 Tabel 5.3 Presentase Pekerjaan
Responden 71 Tabel 5.4 Uji T berhubungan (paried sampels T test) pre dan post dengan
perlakuan Tekhnik Relaksasi Nafas Dalam 72 Tabel 5.5 Uji T dua sampel berhubungan
(paired sampel T test) pre dengan Post tanpa perlakuan (kontrol) Tekhnik Relaksasi
Nafas Dalam....72 Tabel 5.6

Uji T dua sampel berhubungan (paired sampel T test) pre perlakuan Teknik Relaksasi
Nafas Dalam dengan pre kontrol Tekhnik Relaksasi Nafas
Dalam…………………………………………. 73 Tabel 5. Uji T dua sampel independen post
perlakuan Tekhnik Relaksasi Nafas Dalam dengan post kontrol Tekhnik Relaksasi Nafas
Dalam……..74 DAFTAR SKEMA Skema 2.1 Kerangka Teori 51 Skema 3.1

Kerangka Konsep 53
BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Pembedahan operasi atau merupakan suatu
tindakan medis yang penting dalam pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk
menyelamatkan nyawa, mencegah kecacatan, dan komplikasi (Puspita, Armiyati, & Arif,
2014).World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa jumlah pasien yang
mengalami pembedahan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang signifikan.

Tercatatada sekitar 140 juta pasien pada tahun 2011di seluruh rumah sakit di dunia, dan
mengalami peningkatan sebesar 148 juta jiwa di tahun 2012 (Sartika , 2013 dalam
Hartoyo, 2015). Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2009,
tercatat dari 50 penyakit di rumah sakit seindonesia tindakan pembedahan menempati
urutan yang ke sebelas dengan persentase 12,8% yang diperkirakan 32% merupakan
bedah ( Kusumayanti, 2014).Menurut Riskesdas tahun 2013 angka tertinggi operasi
bedah terjadi di Jawa Barat yaitu 78,2% dan di Jawa Tengah hanya ssekitar 65,2% saja.

Tindakan Operasi adalah tindakan pengobatan bagian tubuh dengan membuka atau
menampilkan yang akan diobati, dengan menggunakan cara invasif umumnya dilakukan
dengan melakukan sayatan. Setelah pembedahan dan bagian yang akan ditangani di
tampilkan dilakukan tindakan perbaikan dan akan diakhiri dengan penutupan dan
penjahitan luka (Pratiwi, 2013).

Alasan dilakukan pembedahan yaitu untuk menegakan diagnosis


(spesimen biopsi, laparatomy ekplorasi), untuk penyembuhan (eksisisi masa tumor)
untuk reparatif atau perbaikan (perbaikan luka), rekonstruktif atau kosmetik, dan paliatif
(meredakan nyeri) (Brunner & Suddarth, 2014). Kecemasan merupakan perasaan
khawatir dalam diri yang belebihan dan tidak jelas dan merupakan respon stimuli dari
dalam maupun luar yang menimbulkan gejala emosional, kognitif, fisik, dan tingkah laku
( Baradero et al, 2015) Gangguan kecemasan merupakan gangguan psikiatri yang sering
ditemukan.

National Comorbidity Study (NSC) mengungkapkan 1 dari 4 orang memenuhi kriteria


untuk sedikitnya satu gangguan kecemasan (Lubis & Afif, 2014). Terdapat 16 juta orang
atau 6% penduduk Indonesia mengalami gangguan mental emosional, termasuk
kecemasan (Riskesdas, 2013). Jika kecemasan di luar kendali dan tidak ditangani dengan
baik bisa menyebabkan depresi, sehingga mengganggu kehidupan pribadi maupun
sosial (ASEAN Federation for Psychiatry & Mental Health, 2015). Pencetus terjadinya
kecemasan antara lain adalah penyakit kronis, trauma fisik, dan pembedahan.

Pembedahan tersebut dapat dialami oleh siapa saja (Lubis & Afif, 2014). Setiap tahun
diperkirakan sebesar 234 juta operasi dilakukan di seluruh dunia (Kementrian Kesehatan
RI, 2011). Respon paling umum pada pasien pra-operasi salah satunya adalah respon
psikologi (kecemasan), secara mental penderita yang akan menghadapi pembedahan
harus dipersiapkan karena selalu ada rasa cemas dan takut terhadap penyuntikan,
nyeriluka, anesthesia, bahkan terdapat kemungkinan cacat atau mati.

Dalam membantu pasien mengatasi kecemasan perawat sebagai tenaga kesehatan di


rumah sakit memiliki peran yang sangat penting, perawat juga seringkali dipanggil
untuk mengidentifikasi dan mengurangi kecemasan pasien, karena perawat merupakan
petugas kesehatan yang terdekat dan terlama dengan pasien, maka perawat harus
mampu memahami respon pasien terhadap kecemasan, untuk bisa memahami dan
memenuhi kebutuhan pasien dengan kecemasan, perawat perlu mengidentifikasi dan
mengenali mekanisme atau strategi koping yang sering digunakan oleh pasien,
sehingga perawat akan mudah dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien,
identifikasi penyebab kecemasan dapat mewujudkan intervensi yang sesuai, khususnya
dalam mengatasi kecemasan (Titik, 2013).

Karena dengan adanya tanda-tanda tersebut maka biasanya operasi akan ditunda oleh
dokter sehingga menghambat penyembuhan penyakit pada klien. Disini peran perawat
sangatlah diperlukan untuk melakukan intervensi kepada pasien dari pre hingga post
operasi. Perawat dapat melakukan terapi-terapi seperti terapi relaksasi, distraksi,
meditasi, imajinasi. Dalam penelitian ini peneliti memilih melakukan terapi
relaksasi.Terapi relaksasi memiliki berbagai macam yaitu latihan nafas dalam, masase,
relaksasi progresif, imajinasi, biofeedback, yoga, meditasi, sentuhan terapeutik, terapi
musik, serta humor dan tawa (Kozier, Erb, Berman, & Snyder, 2010). Penanganan
kecemasan, dapat dilakukan secara farmakologi yaitu dengan pemberian obat-obatan
penenang.

Sedangkan secara non farmakologis, dengan dilakukan teknik relaksasi, distraksi,


hipnoterapi, Salah satu tindakan untuk mengurangi tingkat kecemasan pre operasi
adalah dengan latihan nafas dalam. Relaksasi nafas dalam merupakan metode efektif
untuk mengurangi ketegangan otot, rasa jenuh dan kecemasan sehingga mencegah
bertambahnya tingkat kecemasan.

Nafas dalam merupakan latihan dengan bentuk latihan napas yang terdiri atas
pernapasan abdominal (diafragma) dan pursed lip breathing (Kusyati, 2009).
Penatalaksanaan keperawatan mandiri berdasarkan Nursing Intervention Classification
(NIC)salah satu tindakan untuk menurunkan kecemasan yaitu dengan teknik relaksasi
(Dochterman & Bulechek, 2016, hlm.169). Pada pasien pre operasi teknik relaksasi yang
lebih dipilih untuk menurunkan kecemasan yaitu teknik relaksasi nafas dalam.

Teknik relaksasi napas dalam bermanfaat memberikan efek yang menenangkan pada
seluruh tubuh (National Safety Council, 2016).Sebelum pasien menjalani operasi efektif
menunjukkan intervensi keperawatan yang diberikan terhadap penurunan kecemasan
pada pasien pre operasi.(Arwani&Hartono, 2013) Teknik relaksasi yang lebih dipilih
untuk menurunkan kecemasan pada pasien pre operasi yaitu teknik relaksasi nafas
dalam.

Dalam terapannya terapi relaksasi nafas dalam lebih mudah dipelajari dan diterapkan
oleh para pasien nantinya, serta keuntungannya menggunakan terapi nafas dalam ini
adalah waktu dan dana yang dikeluarkan tidak terlalu banyak dibandingkan terapi
relaksasi yang lain(Sulastri, 2017) Penelitian yang dilakukan oleh (Aprianto, 2013)
tentang efektivitas teknik relaksasinafasdalam dan imajinasi terbimbing terhadap
penurunan kecemasan pasien pre operasi di RSUD RA Kartini Jepara menunjukkan ada
efektifitas teknik nafas dalam terhadap perubahan tingkat kecemasan.

Dari hasil penelitian ini, sebelum diberikan teknik relaksasi nafas dalam sebagian besar
responden mengalami cemas berat yaitu sebanyak 14 responden (46,7%). Sesudah
diberikan teknik relaksasi nafas dalam terdapat 1 (3,3%) responden yang tidak
mengalami kecemasan, hal ini dapat diartikan bahwa tekhnik relaksasi nafas dalam
efektif untuk menurunkan kecemasan.

Penelitian yang dilakukan oleh(Dino Aprianto 2013) Hasil penelitian menunjukkan


bahwa responden yang mengalami cemas sebanyak 60 responden yang terdiri dari
cemas ringan sebanyak 3 orang (5,0%), cemas sedang sebanyak 28 orang (46,7%) dan
cemas berat sebanyak 29 orang (48,3%). Fenomena yang ditemukan di rumah sakit
menunjukkan bahwa sebagian besar pasien yang akan menjalani operasi merasa
khawatir dan mengatakan takut akan terjadinya tidak sembuh, takut cacat, dan takut
meninggal.

Terapi relaksasi nafas dalam penatalaksanaan keperawatan mandiri yang lebih dipilih
untuk mengatasinya kecemasan pada pasien pra operasi. Oleh karena itu peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh terapi relaksasi nafas dalam
terhadap penurunan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi di RSUD Sayang
Cianjur.

Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dirumuskan, banyaknya


tindakan pembedahan operasi sebagai upaya pengobatan konservatif sehingga akan
menimbulkan permasalahan dan salah satunya yaitu kecemasan yang dapat
mempengaruhi tindakan operasi bedah. Adanya respon kecemasan pada pasien yang
akan menjalani tindakan pembedahan seperti meningkatnya tanda-tanda vital sangat
mempengaruhi pengunaan kamar operasi, pasien perlu dijadwal ulang yang dapat
memperpanjang masa rawat dan meningkatkan biaya pengobatan.

Untuk itu perlu dilakukan tindakan pencegahan peningkatan kecemasan pada pasien
yang akan menjalani operasi, tindakan yang dapat dilakukan perawat adalah tekhnik
relaksasi nafas dalam.Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, peneliti ingin
mencoba merumuskan masalah yaitu: Bagaimana Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas
Dalam Terhadap Penurunan Respon Kecemasan Pasien Pra Operatif RSUD Sayang
Cianjur.

Tujuan Penelitian Tujuan Umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Penurunan Respon
Kecemasan Pada Pasien Pra Operasi RSUD Sayang Cianjur. Tujuan Khusus Mengetahui
pengaruh teknik relaksasi nafas dalam pada kelompok perlakuan di RSUDSayang
Cianjur. Mengetahui pengaruh teknik relaksasi nafas dalam pada kelompok kontrol di
RSUDSayang Cianjur. Mengetahuikarakteristik responden pra operasi bedah di
RSUDSayang Cianjur.

Manfaat Penelitian Manfaat Aplikatif Bagi Keperawatan Sebagai masukan bagi bidang
keperawatan, khususnya keperawatan medical bedah dan keperawatan kritis dalam
memberikan asuhan keperawatan pada pasien pra operasi yang mengalami kecemasan.
Bagi Rumah Sakit Sebagai masukan bagi bidang keperawatan, khususnya keperawatan
pra operasi dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang yang mengalami
kecemasan pada masa pra operasi.

Manfaat bagi pasien, pasien dapat merasakan efek dari intervensi yang peneliti berikan
dan juga menambah pengetahuan pasien tentang terapi dalam penurunan kecemasan.
Bagi Pendidikan Sebagai sumbangan ilmiah dan masukan untuk pengembangan ilmu
pengetahuan khususnya tentang pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap
penurunanrespon kecemasan pada pasien praoperasi di RSUD Sayang Cianjur, serta
dapat digunakan sebagai bahan pustaka atau perbandingan untuk penelitian
selanjutnya.

Manfaat Teoritis Penelitian ini tidak mengahasilkan teori baru, karena dalam penelitian
ini hanya mengkonfirmasi terhadap teori-teori yang telah ada yang berkalitan dengan
tekhnik relaksasi nafas dalan terhadap penrunan kecemasan pada pasien pra operasi.
Manfaat metodologis Penelitian ini diharapkan dapat menambah konstribusi
pemahaman dan tambahan referensi bagi peneliti selanjutnya.
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN Teori Dan Konsep Terkait Pre Operasi Pengertian
operasi Operasi atau pembedahan merupakan semua tindak pengobatan yang
menggunakan cara invasive dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang
akan ditangani. Tindakan operasi merupakan terapi medic yang dapat memunculkan
kecemasan karenater dapat ancaman terhadap tubuh, intregitas dan bahkan jiwa
seseorang.

Manifestasi dari kecemasan bias berupa respon fisiologis berbagai system tubuh, respon
perilaku, kognitif maupun afektif. Pengalaman operatif dapat dibagi dalam tiga tahap
yaitu pre operatif/ prabedah, operatif masa sedang dibedah dan post operatif pasca
bedah (Sari, 2016). Pengertian pre operatif Pre operatif artinya pre berarti sebelum, dan
operatif/ operasi berarti suatu tindakan pembedahan.

Pre operasi berarti suatu keadaan/ waktu sebelum dilakukan tindakan operasi. Pre
operatif adalah fase dimulai ketika keputusan untuk menjalani operasi atau
pembedahan dibuat dan berakhir ketika pasien dipindahkan kemeja operasi(Sari, 2016)
Fase pre operasi dimulaim ketika keputusan untuk menjalani operasi dibuat dan
berakhir ketika pasien dipindahkan kemeja operasi.

Kesuksesan dalam tindakan pembdahan secara keseluruhan sangat tergantung pada


fase ini. Hal ini merupakan awalan yang menjadi landasan untuk kesuksesan tahapan-
tahapan berikutnya. Kesalahan yang dilakukan pada fase ini akan berakibat fatal pada
tahap berikutnya.

Pengkajian secara intrgral dari fungsi pasien meliputi fungsi fisik biologis dan psikologis
sangat diperlukan untuk keberhasilan dan kesuksesan suatu operasi (Bruner & Suddarth,
2014). Gambaran pasien pre operatif Tindakan pembedahan merupakan ancaman
potensial maupun mental aktual pada integritas seseorang yang dapat membangkitkan
reaksi stres fisiologis maupun psikologis. Menurut (Long B.C 2001 dalam Sari, 2016),
pasien preoperasi akanmengalami relaksi emosional berupa kecemasan.

Berbagai alasan yang dapat menyebabkan ketakutan/kecemasan pasien dalam


menghadapi pembedahan antara lain: Takut nyeri setelah pembedahan Takut terjadi
perubahan fisik, menjadi buruk rupa dan tidak berfungsi normal. Takut keganasan (bila
diagnose yang ditegakkan belum pasti) Takut/cemas mengalami kondisi yang sama
dengan orang lain yang mempunyai penyakit yang sama.

Takut/ngeri menghadapi ruang operasi, peralatan pembedahan dan petugas. Takut mati
saat dibius/tidak sadar lagi Takut operasi gagal Ketakutan dan kecemasan yang
mungkin dialami pasien dapat mempengaruhi respon fisiologis tubuh yang ditandai
dengan adanya perubahan-perubahan fisik seperti : meningkatkan frekuensi nadi dan
pernafasan, gerakan-gerakan tangan yang tidak terkontrol, telapak tangan yang lembab,
gelisah, menanyakan pertanyaan yang sama berulang kali, sulit tidur dan sering
berkemih.Persiapan yang baik selama periode operasi membantu menurunkan resiko
operasi dan meningkatkan pemulihan pasca bedah.

Tujuan tindakan keperawatan preoperasi menurut (Luckman & Sorensen 1993 dalam
Sari, 2016), dimaksudkan untuk kebaikan bagi pasien dan keluarganya yang meliputi :
Menunjukkan rasa takut dan cemasnya hilang atau berkurang (baik ungkapan secara
verbal maupun ekspresi muka) Dapat menjelaskan dan mendemonstrasikan mobilisasi
yang dilakukan setelah tindakan operasi. Terpelihara keseimbangan cairan, elektrolit dan
nutrisi. Tidak terjadi vomitus karena aspirasi selama pasien dalam pengaruh anastesi.

Tidak ada atau berkurangnya kemungkinan terjadi infeksi setelah tindakan operasi.
Mendapatkan istirahat yang cukup. Menjelaskan tentang prosedur operasi, jadwal
operasi serta menandatangani inform consent. Kondisi fisiknya dapat dideteksi selama
operasi berlangsung. Tindakan Keperawatan Pre Operatif Tindakan keperawatan adalah
setiap terapi perawatan langsung yang dilakukan perawat untuk kepentingan klien,
terapi tersebut termasuk terapi yang dilakukan perawat berdasarkan diagnosis
keperawatan, pengobatan yang dilakukan dokter berdasarkan diagnosis medis, dan
melakukan fungsi penting sehari-hari untuk klien yang tidak dapat melakukannya
(BarbaraJ.G, 2008).

Tindakan keperawatan pre operatif merupakan tindakan yang dilakukan oleh perawat
dalam rangka mempersiapkan pasien untuk dilakukan tindakan pembedahan dengan
tujuan untuk menjamin keselamatan pasien intraoperatif. Persiapan fisik maupun
pemeriksaan penunjang serta persiapan mental sangat diperlukan karena kesuksesan
suatu tindakan pembedahan klien berawal dari kesuksesan persiapan yang dilakukan
selama tahap persiapan.

Kesalahan yang dilakukan pada saat tindakan preoperative apa pun bentuknya dapat
berdampak pada tahap-tahap selanjutnya, untuk itu diperlukan kerjasama yang baik
antara masing-masing komponen yang berkompeten untuk menghasilkan outcome
yang optimal, yaitu kesembuhan pasien secara paripurna (Rothrock,2016). Pengakajian
secara integral dari fungsi pasien meliputi fungsi fisik biologis dan psikologis sangat
diperlukan untuk keberhasilan dan kesuksesan suatu operasi.

Persiapan pasien pre operasi PersiapanFisik Persiapan fisik preoperasi yang dialami oleh
pasien dibagi dalam 2 tahapan, yaitu persiapan diunit perawatan dan persiapan diruang
operasi. Berbagai persiapan fisik yang harus dilakuka nterhadap pasien sebelum operasi
menurut (Sari, 2016) Persiapan Mental / Psikis Persiapan mental merupakan hal yang
tidak kalah pentingnya dalam proses persiapan operasi karena mental pasien yang tidak
siap atau labil dapat berpengaruh terhadap kondisi fisiknya.

Tindakan pembedahan merupakan ancaman potensial maupun aktual integritas


seseorang yang dapat membangkitkan reaksi stress fisiologis maupun psikologis
( Barbara C.Long, 2000). Contoh : perubahan fisiologis yang muncul akibat kecemasan
dan ketakutan misalnya pasien dengan riwayat hipertensi jika mengalami kecemasan
sebelum operasi dapat mengakibatkan pasien sulit tidur dan tekanan darahnya akan
meningkat sehingga opersi bisa dibatalkan.

Ketakutan dan kecemasan yang mungkin dialami pasien dapat dideteksi dengan dengan
adanya perubahan-perubahan fisik seperti : meningkatnya frekuensi nadi dan
pernafasan, gerakan-gerakan tangan yang tidak terkontrol, telapak tangan yang lembab,
gelisah, menanyakan pertanyaan yang sama berulang kali, sulit tidur dan sering
berkemih. Perawat perlu mengkaji mekanisme koping yang biasa digunakan oleh pasien
dalam menghadapi stress.

Disamping itu perawat perlu mengkaji hal-hal yang bisa digunakan untuk membantu
pasien dalam menghadapi masalah ketakutan dan kecemasn ini, seperti adanya orang
terdekat, tingkat perkembangan pasien, faktor pendukung / support systemmenurut
(Sari, 2016). Persiapan Fisik Berbagai persiapan fisik yang harus dilakukan terhadap
pasien sebelum operasi.

Statuskesehatanfisiksecaraumum Sebelum dilakukan pembedahan, penting dilakukan


pemeriksaan status secara umum, meliputi identitas klien, riwayat penyakit seperti
kesehatan masa lalu, riwayat kesehatan keluarga, pemeriksaan fisik lengkap, antara lain
status hemodinamika, status kardiovaskuler, status pernafasan, fungsi ginjal dan hepatik,
fungsi endokrin, fungsi imonologi, dan lain-lain.

Selain itu pasien harus istirahat yang cukup karena dengan istirahat yang cukup pasien
tidak akan mengalami stress fisik, tubuh lebih rileks sehingga bagi pasien yang memiliki
riwayat hipertensi, tekanan darahnya dapat stabil dan pasien wanita tidak akan memicu
terjadinya haid lebih awalmenurut (Sari, 2016). StatusNutrisi Kebutuhan nutrisi
ditentukan dengan mengukur tinggi badan dan berat badan, lipat kulittrisep, lingkar
lengan atas, kadar protein (albumin dan globulin) dan keseimbangan nitrogen. Segala
bentuk defisiensi nutrisi harus dikoreksi sebelum pembedahan untuk memberikan
protein yang cukup untuk perbaikan jaringan.Kondisi gizi buruk dapat mengakibatkan
pasien mengalami berbagai komplikasi pasca operasi dan mengakibatkan apsien
menjadi lebih lama dirawat dirumah sakitmenurut (Sari, 2016).
Keseimbangancairandanelektrolit Balance cairan perlu diperhatikan dalam kaitannya
denga input dan output cairan.Demikian juga kadar elektrolit serum harus berada dalam
rentang normal. Keseimbangan cairan dan elektrolit terkait erat dengan fungi
ginjal.Dimana ginjal berfungsi mengatur mekanisme asam basa dan eksresi metabolik
obat-obatan anastesi.Jika fungsi ginjal baik maka operasi dapat dilakukan dengan
baik(Sari, 2016).

Pencukurandaerahoperasi Pencukuran pada daerah operasi bertujuan untuk


menghindari terjadinya infeksi pada daerah yang dilakukan pembedahan karena rambut
yang tidak dicukur dapat menjadi tempat bersembunyinya kuman dan juga
menganggu/ menghambat proses penyembuhan dan perawatan luka. Meskipun
demikian ada beberapa kondis yang tidak memerlukan pencukuran sebelum operasi,
misalnya pada pasien luka insisi dilengan.Tindakan pencukuran (scheren) harus
dilakukan denga hati-hati jangan sampai menimbulkan luka pada daerah yang
dicukur.Sering kali pasien diberikan kesempatan untuk mencukur sendiri agar pasien
merasa lebih nyaman.
Daerah yang dilakukan pencukuran tergantung pada jenis operasi dan daerah yang
akan dioperasimenurut (Sari, 2016). PersonalHygine Kebersihan tubuh pasien untuk
persiapan operasi karena tubuh yang kotor dapat merupakan sumber kuman dan dapat
mengakibatkan infeksi pada daerah yang dioperasi.Pada pasien yang kondisi fisiknya
kuat dianjurkan untuk mandi sendiri dan membersihkan daerah operasi dengan lebih
sekama.

Sebaliknya jika pasien tidak mampu memenuhi kebutuhan personal hygiene secara
mandiri maka perawat akan memberikan bantuam pemenuhan kebutuhan personal
hygiene(Sari,2016). Pengosongankandungkemih Pengosongan kandung kemih
dilakukan dengan pemasangan kateter.Selain untuk pengosongan isi blader tindakan
katerisasi juga diperlukan untuk mengobservasi balance cairan(Brunner&Suddarth2002,
dalam Sari; 2016).

LatihanPraOperasi Berbagai latihan sangat diperlukan pada pasien sebelum operasi, hal
ini sangat penting sebagai persiapan dalam menghadapi kondisi pasca operasi, seperti
nyeri daerah operasi, batuk dan banyak lendir pada tenggorokanmenurut
(Brunner&Suddarth2002, dalam Sari; 2016). Kebersihan Lambung dan Kolon
PersiapanPenunjang PemeriksaanRadiologidandiagnostik. Pemeriksaan laboratorium
berupa pemeriksaan darah. Biopsi.

PemeriksaanKadarGulaDarah(KGD)menurut (Brunner&Suddarth2002, dalam Sari; 2016).


PemeriksaanStatusAnestesi Pemeriksaan status fisik untuk pembiusan perlu dilakukan
untuk keselamatan selama pembedahan. Sebelum dilakukan anastesi demi kepentingan
pembedahan, pasien akan mengalami pemriksaan status fisik yang diperlukan untuk
menilai sejauh mana resiko pembiusan terhadap diri pasien. Pemeriksaan biasa yang
digunakan adalah pemeriksaan dengan metode ASA (Anerican Society of
Anasthesiologist).

Pemeriksaan ini dilakukan karena obat dan tehnik anastesi pada umumnya akan
menganggu fungsi pernafasan, peredaran darah dan sistem sarafmenurut
(Brunner&Suddarth2002, dalam Sari; 2016). InformedConsent Selain dilakukannya
berbagai macam pemeriksaan penunjang terhadap pasien, hal lain yang sangat penting
dalam aspek hukum dan tanggung jawab dan tanggung gugat, yaitu inform consent.
Baik pasien maupun keluarganya harus menyadari bahwa tindakan medis, operasi
sekecil apapun mempunyai resiko.

Oleh karena itu setiap passien yang akan menjalani tindakan medis, wajib menuliskan
surat pernyataan persetujuan dilakukan tindakan medis (pembedahann dan anastesi).
Inform consent sebagai wujud upaya rumah sakit menjunjung tinggi aspek etik hukum,
maka pasien atau orang yang bertanggung jawab terhadap pasien wajib untuk
menandatangani surat pernyataan persetujuan operasi.

Artinya apapun tindakan yang dilakukan pada pasien terkait dengan pembedahan,
keluarga mengetahui manfaat dan tujuan serta segala resiko dan konsekuensinya.
Pasien maupun keluarganya sebelum menandatangani surat pernyataan tersebut akan
mendapatkan informasi yang detail terkait dengan segala macam prosedur
pemeriksaan, pembedahan serta pembiusan yang akan dijalani.

Jika petugas belum menjelaskan secara detail, maka pihak pasein / keluarga berhak
untuk menanyakan kembali sampai betul-betul paham. Hal ini sangat penting untuk
dilakukan karena jika tidak maka penyesalan akan dialami oleh pasie/ keluarga seteah
tindakan operasi yang dilakukan ternyata tidak sesuai dengan gambaran
keluargamenurut (Brunner&Suddarth, 2002, dalam Sari; 2016).

PersiapanMental
Denganmengetahuiberbagaiinformasiselamaoperasimakadiharapkanpasienmenjadilebih
siapmenghadapioperasi,meskipundemikianadakeluargayangtidakmenghendakipasienm
engetahuitentangberbagaihalyangterkaitdenganoperasiyangakandialamipasien (Brunner
& Suddarth, 2002 dalam Sari; 2016).
Memberikanpenjelasanterlebihdahulusebelumsetiaptindakanpersiapanoperasisesuaiden
gantingkatperkembangan.Gunakanbahasayangjelas.Diharapkandenganpemberianinform
asiyanglengkap,kecemasanyangdialamiolehpasienakandapatditurunkandanmempersiap
kanmentalpasiendenganbaik(Sari; 2016).
Memberikesempatanpadapasiendankeluarganyauntukmenanyakantentangsegalaprosed
uryangada.Danmemberikesempatanpadapasiendankeluargauntukberdoabersama-
samasebelumpasiendiantarkekamaroperasimenurut (Brunner&Suddarth2002, dalam
Sari, 2016).

Mengoreksipengertianyangsalahtentangtindakanpembedahandanhal-
hallainkarenapengertianyangsalahakanmenimbulkankecemasanpadapasienmenurut
(Brunner&Suddarth2002, dalam Sari; 2016).
Kolaborasidengandokterterkaitdenganpemberianobatpremedikasi,sepertivaliumdandiaz
epamtabletsebelumpasientiduruntukmenurunkankecemasandanpasiendapattidursehing
gakebutuhanistirahatnyaterpenuhimenurut Brunner&Suddarth(2002, dalam Sari; 2016).

Adapuntindakankeperawatanpreoperatifyangdapatdilakukansesuaiperanperawatperiope
ratif menurut Brunner & Suddarth (2002 dalam Sari; 2016) antaralain:
Membinahubunganterpeutik,memberikesempatanpadaklienuntukmenyatakanrasatakutd
anperhatiannyaterhadaprencanaoperasi. Melakukansentuhanuntuk
menunjukkanadanyaempatidanperhatian.
Menerangkantentangberbagaiproseduroperasi.
Meningkatkanpemenuhannutrisidanhidrasi Mengajarkanbatukdannafasdalam
Mengajarkanmanajemennyerisetelahpembedahan
Mengajarkanlatihanlengandanambulasi Menerangkanalat–
alatyangakandigunakanolehklienselamaoperasi Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi
Tindakan Operasi merupakan tindakan pengobatan dengan membuka atau
menampilkan bagian tubuh yang akan di obati dengan cara invasif umumnya dilakukan
dengan melakukan sayatan.

Setelah pembedahan dan bagian yang akan ditangani di tampilkan dilakukan tindakan
perbaikan dan akan diakiri dengan penutupan dan penjahitan luka (Pratiwi, 2013).
Alasan dilakukan pembedahan antara lain untuk menegakan diagnosis (spesimen biopsi,
laparatomy ekplorasi), untuk penyembuhan (eksisisi masa tumor ) untuk reparatif atau
perbaikan (perbaikan luka), rekonstruktif atau kosmetik, dan paliatif (meredakan nyeri)
(Brunner & Suddarth, 2014).

Kecemasan biasanya berhubungan dengan segala macam prosedur asing yang harus
dijalani pasien dan juga ancaman terhadap keselamatan jiwa akibat prosedur
pembedahan dan tindakan pembiusan. Pasien yang mengalami kecemasan
menunjukkan gejela mudah tersinggung, susah tidur, gelisah, lesu, mudah menangis
dan tidur tidak nyenyak. Kecemasan pasien pre operatif disebabkan berbagai faktor,
salah satunya adalah faktor pengetahuan dan sikap perawat dalam mengaplikasikan
pencegahan kecemasan pada pasien pre operatif (Pratiwi, 2013).

Kecemasan Pengertian Kecemasan kecemasan adalah suatu sinyal yang menyadarkan,


memperingatkan adanya bahaya yang mengancam dan memungkinkan seseorang
mengambil tindakan untuk mengatasi ancaman. Kecemasan (ansietas) adalah gangguan
alam perasaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang
mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas (Reality
Testing Ability/RTA, masih baik), kepribadian masih tetap utuh (tidak mangalami
keretakan kepribadian), perilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas-batas
normal (Hawari, 2013).

Cemas disebabkan oleh hal-hal yang tidak jelas, termasuk didalamnya pasien yang akan
menjalani operasi karena tidak tahu konsekuensi operasi dan takut terhadap prosedur
operasi itu sendiri (Bruner dan suddarth, 2014). Kecemasan (Anxietas) merupakan reaksi
emosional terhadap penilaian individu yang subjektif, yang dipengaruhi oleh alam
bawah sadar dan tidak diketahui secara khusus penyebabnya (Dirjen Pelayanan Medik,
2000 dalam Pratiwi 2013).

Sehingga dapat dikatakan bahwa kecemasan pada pasien sebelum pembedahan adalah
kekahawtiran yang tidak jelas dirasakan oleh pasien karena tidak mengetahui tentang
konsekuensi proses pembedahan. Hal yang dapat menimbulkan kecemasan biasanya
bersumber dari ancaman integritas biologi meliputi gangguan terhadap kebutuhan
dasar makan, minum, kehangatan, sex, dan ancaman terhadap keselamatan diri seperti
tidak menemukan integritas diri, tidak menemukan status prestise, tidak memperoleh
pengakuan dari orang lain dan ketidak sesuaian pandangan diri dengan lingkungan
nyata (Suliswati, 2005 dalam Nurjamiah, 2015).

Penyebab kecemasan Menurut (Stuart, 2013) terdapat tiga faktor penyebab terjadinya
ansietas, yaitu : Faktor biologis/ fisiologis, berupa ancaman yang mengancam akan
kebutuhan sehari-hari seperti kekurangan makanan, minuman, perlindungan dan
keamanan. Otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepine, obat-obatan
yang meningkatkan neuroregulator inhibisi asam gama-aminobutirat (GABA), yang
berperan penting dalam mekanisme terjadinya ansietas. Selain itu riwayat keluarga
mengalami ansietas memiliki efek sebagai faktor predisposisi ansietas (Stuart, 2013).

Faktor psikososial, yaitu ancaman terhadap konsep diri, kehilangan benda/ orang
berharga, dan perubahan status sosial/ ekonomi (Stuart, 2013). Faktor perkembangan,
ancaman yang menghadapi sesuai usia perkembangan, yaitu masa bayi, masa remaja
dan masa dewasa (Stuart, 2013). Selain tiga hal di atas, (Jiwo, 2012) menambahkan
bahwa individu yang menderita penyakit kronik seperti diabetes melitus, kanker,
penyakit jantung dapat menyebabkan terjadinya ansietas.

Penyakit kronik dapat menimbulkan kekhawatiran akan masa depan, selain itu biaya
pengobatan dan perawatan yang dilakukan juga akan menambah beban pikiran.
Patofisiologi Sistem syaraf pusat menerima suatu persepsi ancaman. Persepsi ini timbul
akibat adanya rangsangan dari luar dan dalam yang berupa pengalaman masa lalu dan
faktor genetik.

Kemudian rangsangan dipersepsi oleh panca indra, diteruskan dan direspon oleh sistem
syaraf pusat melibatkan jalur cortex cerebri –limbic system reticular activating system –
hypothalamus yang memberikan impuls kepada kelenjar hipofise untuk mensekresi
mediator hormonal terhadap target organ yaitu kelenjar adrenal yang kemudian
memicusyaraf otonom melalui mediator hormonal yang lain (Owen, 2016) Respon
Terhadap Kecemasan Menurut (Stuart, 2013) ada 4 respons tubuh terkait ansietas yaitu
respons fisiologis, respons perilaku, respons afektif, danrespons kognitif. Tabel 2.1
Respon fisiologis No Sistem tubuh Respons Kardiovaskular Palpitasi Jantung
“berdebar” Tekanan darah meningkat Rasa ingin pingsan Pernapasan Napas cepat
Sesak napas Tekanan pada dada Napas dangkal Pembengkakan pada tenggorokan
Sensasi tercekik Terengah-engah 3. Neuromuskular Refleks meningkat Reaksi terkejut
Mata berkedip-kedip Insomnia Tremor Gelisah, modar-mandir Wajah tegang Kelemahan
umum Gerakan yang janggal Tungkai lemah 4. Gastrointestinal Kehilangan nafsu makan
Menolak makan Rasa tidak nyaman pada abdomen Mual Nyeri di ulu hati Diare 5.

Saluran perkemihan Tidak dapat menahankencing Respons parasimpatik. Tabel 2.2


Respons Perilaku, Kognitif, dan Afektif No Sistem tubuh Respons Perilaku Gelisah
Ketegangan fisik Reaksi terkejut Bicara cepat Kurang koordinasi Menarik diri
Hiperventilasi Sangat waspada Kognitif Konsentrasi buruk Pelupa Hambatan berpikir
Lapang persepsi menurun Kreativitas menurun Bingung Mimpi buruk Afektif Tidak
sabar Mudah terganggu Gelisah Gugup Ketakutan Kekhawatiran Rasa bersalah Tipe
Kecemasan Ada beberapa tipe kecamasan.

Tipe kecemasan menurut (shives, 998) terbagi menjadi : Signal Anxiety Signal anxiety
merupakan merupakan respon kecemasan yang berfungsi untuk mengantisipasi suatu
kejadian. Contohnya adalah seorang ibu akan mengalami takhikardi, insomnia, dan sakit
kepala ketika pertama kali mengantar anaknya ke sekolah karena takut terjadi sesuatu
pada anaknya.

Anxiety Trait Anxiety trait merupakan komponen personalitas yang dapat di lihat dalam
jangka waktu lama dan memerlukan observasi fisiologi, emosi, dan tingkah laku.
Contohnya adalah seorang sekertaris yang telah bekerja selama 30 tahun mengeluh
pusing sakit, kepala, dan insomina berhubungan dengan pekerjaanya selama ini. Anxiety
State Anxiety state terjasi sebagai hasil dari keadaan ketegangan jiwa, yaitu seorang
akan kehilangan kontrol dan emosinya.

Sebagai contoh adalah seorang ibu akan histeris saat mendengar anaknya masuk
emergency (unit gawat darurat/ UGD) karena suatu kecelakaan. Free-Floating Anxiety
Free-floating anxiety merupakan kecemasan yang sering terjadi dan berhubungan
dengan perasaan takut. Sebagai contoh adalah seorang wanita yang takut dengan
kegelapan atau rumah kosong.

Dia akan merasa cemas karena takut akan melihat sesuatu yang dia takutkan walaupun
apa yang dia takutkan belum tentu terjadi. Tingkat Kecemasan Menurut (Direktorat
Jenderal Pelayanan Medik 2000 dalam Pratiwi, 2013) mengemukan beberapa teori
membagi kecemasan (anxietas) menjadi 4 tingkatan : Kecemasan Ringan Kecemasan ini
berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari- hari, kecemasan ini
menyebabkan individu menjadi waspada dan meningkatkan lapang persepsinya.
Kecemasan ini dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan serta
kreativitas.

(Direktorat Jenderal Pelayanan Medik 2000 dalam Pratiwi, 2013). Respon Fisik Respon
Kognitif Respon Emosional Ketegangan otot ringan Sadar akan lingkungan Rileks atau
sedikitgelisah Penuhperhatian Rajin Lapang persepsiluas Terlihat tenang,percaya diri
Perasaan gagal sedikit Waspada dan memperhatikanbanyak hal Mempertimbangkan
informasi Tingkatpembelajaran Optimal Perilakuotomatis Sedikit tidaksadar Aktivitas
menyendiri Terstimulasi Tenang Tabel 2.3

Respon kecemasan ringan(Sumber: Videbeck,2008) Kecemasan Sedang Kecemasan


sedang memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting dan
mengesampingkan yang lain sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif
namun dapat melakukan sesuatu yang terarah. (Direktorat Jenderal Pelayanan Medik
2000 dalam Pratiwi, 2013).

Respon Fisik Respon Kognitif Respon Emosional Ketegangan otot sedang Tanda-
tandavital meningkat Pupil dilatasi,mulai berkeringat Seringmondar-mandir,
memukultangan Suara berubah: bergetar Sering berkemih, pola tidur berubah, nyeri
punggung Lapangpersepsi menurun Tidakperhatian secaraselektif Fokus terhadap
stimulusmeningkat Rentangperhatian menurun Penyelesaianmasalah menurun
Tidaknyaman Mudahtersinggung Kepercayaandiri goyah Tidaksabar Gembira Tabel 2.4

Respon kecemasan sedang(Sumber: Videbeck,2008) Kecemasan Berat Sangat


mengurangi lahan persepsi seseorang terhadap sesuatu yang terinci dan spesifik dan
tidak dapat berpikir tentang hal yang lain. Semua perilaku ditujukan untuk
menghentikan ketegangan individu dengan kecemasan berat memerlukan banyak
pengarahan untuk dapat memusatkan pikiran pada suatu area lain. (Direktorat Jenderal
Pelayanan Medik 2000 dalam Pratiwi, 2013).

Respon Fisik Respon Kognitif Respon Emosional Ketegangan ototberat Hiperventilasi


Kontak mataburuk Pengeluarankeringat berlebih Bicara cepat,nada suaratinggi Tindakan
tanpatujuan danserampangan Rahang menegang, menggeretakkangigi
Meremastangan, gemetar Lapang persepsi sempit atauterbatas Proses berpikir
terpecah-pecah Sulitberpikir Penyelesaianmasalah buruk Tidak mampu
mempertimbangkan informasi Hanyamemerhatikan ancaman Egosentris Sangatcemas
Agitasi Takut Bingung Merasatidak adekuat Menarikdiri Penyangkalan Inginbebas
Tabel 2.5
Respon kecemasan berat(Sumber: Videbeck,2008) Panik Individu kehilangan kendali diri
dan detail perhatian hilang. Hilangnya kontrol, menyebabkan individu tidak mampu
melakukan apapun meskipun dengan perintah. (Direktorat Jenderal Pelayanan Medik
2000 dalam Pratiwi, 2013). Respon Fisik Respon Kognitif Respon Emosional Flight,
fight,atau freeze Ketegangan otot sangatberat Agitasi motorikkasar Pupildilatasi Tanda-
tanda vital meningkatkemudian menurun Tidak dapattidur Hormon stressdan
neurotransmitter berkurang Wajahmenyeringai, mulutternganga Lapangpersepsi
sangatsempit Pikiran tidaklogis, terganggu Kepribadiankacau Tidak dapat
menyelesaikan masalah Fokus padapikiran sendiri Tidakrasional Sulit memahami
stimuluseksternal Halusinasi, waham, ilusi mungkinterjadi Merasaterbebani Merasa tidak
mampu, tidak berdaya Lepaskendali Mengamuk,putus asa Marah, sangattakut
Mengharapkanhasil yangburuk Kaget, takut Lelah Tabel 2.6

Respon kecemasa panik(Sumber: Videbeck,2008) Ciri Kecemasan Menurut (Hawari,


2013) ciri-ciri cemas antara lain: Cemas, khawatir, tidak tenang, dan bimbang
Memandang masa depan dengan was-was Tidak percaya diri, gugup apabila tampil
dimuka umum Sering tidak merasa bersalah, menyalahkan orang lain Tidak mudah
mengalah, suka ngotot Gerakan sering serba salah, tidak tenang bila duduk, gelisah
Seringkali mengeluh ini dan itu (keluhan-keluhan somatic), khawatir berlebihan
terhadap penyakit Mudah tersinggung, membesar-besarkan masalah yang kecil
(dramatis) Dalam mengambil keputusan sering bimbang dan ragu Bila mengemukakan
sesuatu atau bertanya sering kali di ulang-ulang Kalau sedang emosi sering kali histeri
Cara Penilaian Kecemasan Cara penilaian tingkat kecemasan menurut (Hawari 2013)
sebagai berikut: Skor 0 : tidak ada gejala sama sekali. Skor 1 : 1 dari gejala yang ada.
Skor 2 : separuh dari gejala yang ada. Skor 3 : lebih dari separuh gejala yang ada.

Skor 4 : semua gejala ada. Penilaian hasil yaitu dengan menjumlahkan nilai skor item 1
sampai dengan 14 dengan ketentuan sebagai berikut : Skor kurang dari 14 = tidak ada
kecemasan. Skor 14 sampai dengan 20 = kecemasan ringan. Skor 21 sampai dengan 27
= kecemasan sedang. Skor 28 sampai dengan 41 = kecemasan berat.

Skor 42 sampai dengan 56 = kecemasan berat sekali/panik. Alat Ukur Kecemasan Ada
beberapa alat ukur ansietas yang digunakan dalam penelitian, yaitu : 1) Hamilton
Anxiety Rating Scale (HARS) HARS merupakan salah satu kuesioner yang mengukur
skala ansietas yang masih digunakan sampai saat ini. Kuesioner terdiri atas 14 item.

Masing-masing item terdiri atas 0 (tidak terdapat sampai 4 skor (terdapat). Apabila
jumlah skor <17 tingkat ansietas ringan, 18-24 tingkat ansietas sedang, dan 25-30
tingkat stres berat (Nursalam, 2013). Menurut penilaian kategori kecemasan dalam
kuesioner HARS dinilai dari angka (score) 0-4 dengan 0 menunjukkan tidak ada gejala
(keluhan), 1 menunjukkan gejala ringan, 2 menunjukkan gejala sedang, 3 menunjukkan
gejala berat, dan 4 menunjukkan gejala berat sekali.

Masing-masing nilai angka (score) dari ke 14 kelompok gejala tersebut di jumlahkan


dan dari hasil penjumlahan tersebut dapat diketahui derajat kecemasan pasien, yaitu
dengan nilai kurang dari 14 menunjukkan tidak ada kecemasan, nilai 14 sampai 20
menunjukkan kecemasan ringan, nilai 21 sampai 27 menunjukkan kecemasan sedang,
nilai 28 sampai 41 menunjukkan kecemasan berat, dan 42 sampai 56 menunjukkan
kecemasan berat sekali/panik (Hawari, 2013).

Taylor Manifest Anxiety Scale (T-MAS) T-MAS merupakan kuesioner yang dirancang
untuk mengukur skala ansietas pada individu (Oxford Index, 2017). T-MAS terdiri atas 38
pernyataan yang terdiri atas kebiasaan dan emosi yang dialami. Masing-masing item
terdiri atas “ya” dan “tidak” (Psychology tools, 2017). Depression, Anxiety Stress Scale
(DASS) DASS terdiri atas pertanyaan terkait tanda dan gejala depresi, ansietas dan stres.

Kuesioner DASS ada dua jenis yaitu DASS 42 dan DASS 21. DASS 42 terdiri atas 42
pertanyaan sedangkan DASS 21 terdiri atas 21 pertanyaan, masing-masing gangguan
(depresi, ansietas, dan stres) terdapat 7 pertanyaan. Masing-masing item terdiri atas 0
(tidak terjadi dalam seminggu terakhir) sampai 3 (sering terjadi dalam waktu seminggu
terakhir) (Psychology Foundation of Australia, 2014). Zung Self-Rating Anxiety Scale
(SAS) Kuesioner SAS terdiri atas 20 pernyataan terkait gejala ansietas.

Masing-masing pernyataan terdapat 4 penilaian yang terdiri dari 1 (tidak pernah), 2


(jarang), dan 3 (kadangkadang), dan 4 (sering). Klasifikasi tingkat ansietas berdasarkan
skor yang diperoleh yaitu 20-40 (tidak cemas), 41-60 (ansietas ringan), 61-80 (ansietas
sedang), dan 81-100 (ansietas berat) (Sarifah, 2013).

Anxiety Visual Analog Scale (Anxiety VAS) Suatu alat untuk mengukur tingkat
kecemasan dengan menggunakan garis horizontal berupa skala sepanjang 10cm atau
100mm. Penilaiannya yaitu ujung sebelah kiri mengidentifikasikan “tidak ada
kecemasan” dan semakin kearah ujung sebelah kana kecemasan yang dialami luar biasa
(Misgiyanto & Susilawati, 2014).

Teori Kecemasan Cemas merupakan gejolak emosi seseorang yang berhubungan


dengan sesuatu diluar dirinya dan mekanisme diri yang digunakan dalam mengatasi
permasalahan. Menurut (Stuart 2013) ada beberapa teori yang akan menjelaskan
tentang kecemasan, antara lain: Teori Psikoanalisis Dalam pandangan psikoanalisis,
cemas adalah konflik emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian yaitu id dan
superego. Id mewakili dorongan insting dan impuls primitif seseorang.
Sedang superego mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh noema-
norma budaya seseorang. Ego berfungsi mengetahui tuntutan dari dalam elemen
tersebut, dan fungsi ansietas adalah meningkatkan ego bahwa ada bahayaMenurut
(Stuart 2013). Teori Interpersonal Dalam pandangan interpersonal, cemas timbul dari
perasaan takut terhadap penolakan saat berhubungan dengan orang lain.

Hal ini juga berhubungan dengan trauma pada masa pertumbuhan, seperti kehilangan
dan perpisahan dengan orang yang dicintai. Penolakan terhadap eksistensi diri oleh
orang lain ataupun masyarakat akan menyebabkan individu yang bersangkutan menjadi
cemas, namun bila keberadaanya diterima orang lain, maka ia akan merasa tenang dan
tidak cemas. Dengan demikian cemas berkaitan dengan hubungan antara
manusiaMenurut (Stuart 2013).

Teori Perilaku Menurut padangan perilaku, cemas merupakan produk frustasi yaitu
segala sesuatu yang menggangu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Pakar perilaku lain menganggap cemas sebagai suatu dorongan untuk
belajar berdasrkan keinginan dari dalam untuk menghindari kepedihan. Peka tentang
pembelajaran meyakini bahwa individu yang terbiasa dalam kehidupan dirinya
dihadapkan pada ketakutan yang berlebihan sering menunjukan cemas pada kehidupan
selanjutnyaMenurut (Stuart 2013). Teori Keluarga Kajian keluarga menunjukan bahwa
gangguan cemas merupakan hal yang biasa ditemui dalam suatu keluarga.

Adanya tumpang tindih antara gangguan cemas dan gangguan depresiMenurut (Stuart
2013). Teori Biologi Kajian biologi menunjukan bahwa otak mengandung reseptor
khusus untuk benzodiazepine, reseptor ini mungkin memicu cemas. Penghambat asam
aminobuitrik-gamma neuroregulator (GABA) juga memungkinkan peran utama dalam
mekanisme biologis berhubungan dengan kecemasan, sebagaimana dengan halnya
endorphin. Selain itu telah dibuktikan bahwa kesehatan umum seseorang mempunyai
akibat nyata sebagai predisposisi terhadap cemasMenurut (Stuart 2013).

Teknik Relaksasi Nafas Dalam Pengertian Terapi Relaksasi Terapi relaksasi adalah tehnik
yang didasarkan kepada keyakinan bahwa tubuh berespon pada ansietas yang
merangsang pikiran karena nyeri atau kondisi penyakitnya.Teknik relaksasi dapat
menurunkan ketegangan fisiologis.Teknik ini dapat dilakukan dengan kepala ditopang
dalam posisi berbaring atau duduk di kursi.Hal utama yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan teknik relaksasi adalah klien dengan posisi yang nyaman, klien dengan
pikiran yang beristirahat, dan lingkungan yang tenang (Asmadi, 2009).

Terapi relaksasi memiliki berbagai macam yaitu latihan nafas dalam, masase, relaksasi
progresif, imajinasi, biofeedback, yoga, meditasi, sentuhan terapeutik, terapi musik, serta
humor dan tawa (Kozier, Erb, Berman, & Snyder, 2010). Jenis-jenis teknik relaksasi Ada
beberapa jenis teknik relaksasi.(Miltenberg, 2009) mengemukakan 4 macam relaksasi,
yaitu otot progresif (progressive muscle relaxation), pernafasan (diafragmatic breathing),
mediatasi (attention-focusing exercises), dan relaksasi prilaku (behavioral relaxation
training). Autogenic Relaxation Merupakan teknik relaksasi yang diciptakan sendiri oleh
individu bersangkutan.Cara seperti dilakukan menggabungkan imajinasi visual dan
kewaspadaan tubuh dalam menghadapi stess.

Teknik ini dapat dilakukan dengan cara : Memerikan sugesti sendiri dengan kata-kata
tertentu yang dapat memberikan ketengan. Mengatur pernafasan dan rileks
(memberikan rasa nyaman) pada tubuh. Membayangkan sesuatu atau tempat-tempat
yang indah dan tenang secara fokus dan terkontrol sambil merasakan sensasi berbeda
yangada dalam pikiran.

Tangan sambil melipat pada masing lengan yang berlawanan (Miltenberg, 2009). Muscle
Relaxation Teknik ini bertujuan untuk memberikan rasa nyaman pada otot-otot. Ketika
terjadi stess otot-otot pada beberapa bagian tubuh akan menjadi menegang seperti
otot leher, punggung, lengan. Teknik dapat dilakukan dengan meletakan kedua lengan
kepala diantara kedua lutut (kira-kira selama 5 detik) dan merebahkan badan
kebelakang secara perlahan selama 5 detik, sikap ini dilakukan terus secara berulang
sambil merasakan perubahan pada otot-otot tubuh (Miltenberg, 2009).

Visualisasi Teknik ini merupakan bentuk kemampuan mental unuk berimajinasi seperti
melakukan perjalanan ke suatu tempat yang damai, atau situasi yang tenang. Teknik
visualisasi seolah-olah menggunakan beberapa indra secara bersamaan. Beberapa
teknik relaksasi lainnya yang familiar dilakukan seperti : yoga, tai chi, meditasi,
mendengar music, pijat (spa), dzikir dan sebagainya (Miltenberg, 2009).

Pengertian Relaksasi Nafas Dalam Menurut (Smeltzer, 2002 dalam Trullyen, 2013) teknik
relaksasi merupakan intervensi keperawatan secara mandiri untuk menurunkan
intensitas nyeri dan stress, meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi
darah. Relaksasi otot skeletal dipercaya dapat menurunkan nyeri dengan merilekskan
tegangan otot yang menunjang nyeri, ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa
relaksasi efektif dalam meredakan nyeri dan stess.Sedangkan latihan nafas dalam adalah
bernafas dengan perlahan dan menggunakan diafragma,sehingga memungkinkan
abdomen terangkat perlahan dan dada mengembang penuh.

Menurut (Smeltzer & Bare dalam Trullyen,2013) teknik relaksasi nafas dalam merupakan
suatu bentuk asuhan keperawatan, yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada
klien bagaimana cara melakukan nafas dalam, nafas lambat (menahan inspirasi secara
maksimal) dan bagaimana menghembuskan nafas secara perlahan, Selain dapat
menurunkan intensitas nyeri dan sterss, teknik relaksasi nafas dalam juga dapat
meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah.

Patofisiologi Relaksasi Nafas Dalam Teknik relaksasi nafas dalam dapat mengendalikan
cemas dengan meminimalkan aktifitas simpatik dalam sistem saraf otonom. Teknik
relaksasi nafas dalam dapat menurukan horrmon adrenalin dan kortisol yang
menyebakan sters, rasa takut, kecemasan, dan kelelahan akan menurun, dan dapat
meningkatkan konsentrasi dan merasa temamg sehingga akan mudah mengatur
pernafasan, selain itu kadar PaCO2 akan meningkat dan menurunkan kadar PH sehingga
akan meningkatkan kadar oksigen dalam darah sehingga akan memberikan rasa tenang
pada pasien pra operasi yang akan menjalani operasi bedah (Smeltzer & bare, 2008)
Tujuan Tekhnik Relaksasi Nafas Dalam (Smeltzer dan Bare, 2002 dalam Trullyen, 2013)
menyatakan bahwa tujuan relaksasi pernafasan adalah untuk meningkatkan ventilasi
alveoli,memelihara pertukaran gas, mencegah atelektasi paru, merilekskan tegangan
otot, meningkatkan efesiensi batuk, mengurangi stress baik stress fisik maupun
emosional yaitu menurunkan intensitas nyeri (mengontrol ataumengurangi nyeri) dan
menurunkan kecemasan.

Menurut (Suddarth dan Brunner, 2002 dalam Trullyen, 2013) tujuan nafas dalam adalah
untuk mencapai ventilasi yang lebih terkontrol dan efisien serta untuk mengurangi kerja
bernafas, meningkatkan inflasi alveolarmaksimal, meningkatkan relaksasi otot,
menghilangkan ansietas, menyingkirkan pola aktivitas otot-otot pernafasan yang tidak
berguna, tidak terkoordinasi, melambatkan frekuensi pernafasan, mengurangi udara
yang terperangkap serta mengurangi kerja bernafas.

Penatalaksanaan Teknik Relaksasi Nafas Dalam Ada beberapa posisi relaksasi nafas
dalam yang dapat dilakukan menurut (Smeltzer & Bare, 2002) dalam Trullyen, 2013)yaitu
: Posisi relaksasi dengan terlentang Letakkan kaki terpisah satu sama lain dengan jari-jari
kaki agak meregang lurus kearah luar, menyentuh sisi tubuh, pertahankan kepala sejajar
dengan tulang belakang dan gunakan bantal yang tipis dan kecil di bawah kepala.

Posisi relaksasi dengan berbaring miring Berbaring miring, kedua lutut ditekuk, dibawah
kepala diberi bantal dan dibawah perut sebaiknya diberi bantal juga, agar perut tidak
menggantung. Posisi relaksasi dalam keadaan berbaring terlentang Kedua lutut ditekuk,
berbaring terlentang, kedua lutut ditekuk, kedua lengan disamping telinga.

Posisi relaksasi dengan duduk Duduk dengan seluruh punggung bersandar pada kursi,
letakkan kaki datar pada lantai, letakkan kaki terpisah satu sama lain, gantungkan
lengan pada sisi atau letakkan pada lengan kursi dan pertahankan kepala sejajar dengan
tulang belakang. Prosedur Teknik Relaksasi Nafas Dalam Prosedur teknik relaksasi nafas
dalam menurut (Priharjo, 2003 dalam Trullyen, 2013) yakni dengan bentuk pernafasan
yan digunakan pada prosedur ini adalah pernafasan diafragma yang mengacu pada
pendataran kubah diagfragma selama inspirasi yang mengakibatkan pembesaran
abdomen bagian atas sejalan dengan desakan udara masuk selama inspirasi.

Adapun langkah-langkah teknik relaksasi nafas dalam adalah sebagai berikut : Ciptakan
lingkungan yang tenang Usahakan tetap rileks dan tenang (Dengan memodifikasi
tindakan nonfarmakologis yang lain meliputi distraksi). Menurut (Andarmoyo, 2013)
distraksi adalah suatu tindakan pengalihan perhatian pasien ke hal-hal lain di luar nyeri.

Dengan demikian, diharapkan pasien tidak berfokus pada nyeri lagi bahkan
meningkatkan toleransi terhadap nyeri). Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi
paru-paru dengan udara melalui hitungan 1,2,3. Perlahan-lahan udara dihembuskan
melalui mulut sambil merasakan ekstrimitas atas dan bawah rileks.

Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali Menarik nafas lagi melalui hidung dan
menghembuskan melalui Mulut. Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri
terasa berkurang. Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali.
Efek Relaksasi Teknik relaksasi yang baik dan benar akan memberi efek yang berharga
bagi tubuh, efek tersebut sebagai berikut : Penurunan nadi, tekanan darah dan
pernafasan Penurunan konsumsi oksigen Penurunan ansietas Penurunan ketegangan
otot Penurunan kecepatan metabolisme Peningkatan kesadaran global Kurang
perhatian terhadap stimulasi lingkungan Tidak ada perubahan posisi yang volunter
Perasaan damai dan sejahtera Perasaan tenang Periode kewaspadaan yang santai,
terjaga dan dalam (Sulistyo, 2013).

Peran Perawat Pengertian Peran Perawat Peran adalah seperangkat tingkah laku yang
diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu
sistem. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan
bersifat stabil (Kusnanto, 2009). Dalam melaksanakan asuhan keperawatan, perawat
mempunyai peran dan fungsi diantaranya sebagai pemeberi perawatan, advokat,
keluarga, pencegahan penyakit, pendidik, konseling, kolaborasi, pengambil keputusan
etik dan peneliti (Hidayat, 2012).

Jadi peran perawat adalah suatu cara untuk menyatakan aktivitas perawat dalam
peraktik, peran yang dimiliki oleh seseorang perawat antara lain peran sebagai pendidik
yang dapat memberikan pendidikan terhadap pasien salah satunya pasien yang akan
menjalani operasi dan peran perawat sebagi pelaksana harus dapat menangani
kecemasan yang terjadi pada pasien yang akan menjalani operasi (Asmadi, 2008)
Macam-macam Peran Perawat Dalam melaksanakan keperawatan, menurut Hidayat
(2012) perawat mempunyai peran dan fungsi sebagai perawat sebagai berikut:
Pemberian perawatan (Care Giver) Peran utama perawat adalah memberikan pelayanan
keperawatan, sebagai perawat, pemberian pelayanan keperawatan dapat dilakukan
dengan memenuhi kebutuhan asah, asih dan asuh.

Contoh pemberian asuhan keperawatan meliputi tindakan yang membantu klien secara
fisik maupun psikologis klien yang mengalami kecemasan saat akan melakukan tindakan
operasi (Berman, 2010). Sebagai advocat keluarga Selain melakukan tugas utama dalam
merawat, perawat juga mampu sebagai advocat keluarga sebagai pembela keluarga
dalam beberapa hal seperti dalam menentukan haknya sebagai klien. Dalam peran ini,
perawat dapat mewakili kebutuhan dan harapan klien kepada profesional kesehatan
lain.

Perawat juga membantu klien mendapatkan hak-haknya dan membantu pasien


menyampaikan keinginan (Berman, 2010). Pencegahan penyakit Upaya pencegahan
merupakan bagian dari bentuk pelayanan keperawatan sehingga setiap dalam
melakukan asuhan keperawatan harus selalu mengutamakan tindakan pencegahan
terhadap timbulnya masalah baru sebagai dampak dari penyakit atau masalah yang
diderita.

Salah satu contoh yang paling signifikan yaitu keamanan, karena setiap kelompok usia
beresiko mengalami tipe cedera tertentu, penyuluhan preventif dapat membantu
pencegahan banyak cedera, sehingga secara bermakna menurunkan tingkat kecacatan
permanen dan mortalitas akibat cidera pada pasien (Wong, 2009). Pendidik Dalam
memberikan asuhan keperawatan pada pasien, perawat harus mampu berperan sebagai
pendidik, sebab beberapa pesan dan cara mengubah perilaku pada pasien atau
keluarga harus selalu dilakukan dengan pendidikan kesehatan khususnya dalam
keperawatan.

Melalui pendidikan ini diupayakan pasien tidak lagi mengalami gangguan yang sama
dan dapat mengubah perilaku yang tidak sehat (Kyle & Carman, 2015). Konseling
Konseling merupakan upaya perawat dalam melaksanakan peranya dengan memberikan
waktu untuk berkonsultasi terhadap masalah yang dialami oleh pasien maupun
keluarga, berbagai masalah tersebut diharapkan mampu diatasi dengan cepat dan
diharapkan pula tidak terjadi kesenjangan antara perawat, keluarga maupun pasien itu
sendiri. Konseling melibatkan pemberian dukungan emosi, intelektual dan psikologis.

Dalam hal ini perawat memberikan konsultasi terutama kepada individu sehat dengan
kesulitan penyesuaian diri yang normal dan fokus dalam membuat individu tersebut
untuk mengembangkan sikap, perasaan dan perilaku baru dengan cara mendorong
klien untuk mencari perilaku alternatif, mengenai pilihan-pilihan yang tersedia dan
mengembangkan rasa pengendalian diri (Berman, 2010).

Kolaborasi Kolaborasi merupakan tindakan kerja sama dalam menentukan tindakan


yang akan dilaksanakan oleh perawat dengan tim kesehatan lain. Pelayanan
keperawatan pasien tidak dilaksanakan secara mandiri oleh tim perawat tetapi harus
melibatkan tim kesehatan lain seperti dokter, ahli gizi, psikolog dan lain-lain (Hidayat,
2012).

Pengambilan keputusan etik Dalam mengambil keputusan, perawat mempunyai peran


yang sangat penting sebab perawat selalu berhubungan dengan pasien kurang lebih 24
jam selalu disamping pasien, maka peran perawatan sebagai pengambil keputusan etik
dapat dilakukan oleh perawat, seperti akan melakukan tindakan pelayanan keperawatan
(Wong, 2009). Peneliti Peran perawat ini sangat penting yang harus dimiliki oleh semua
perawat pasien.

Sebagai peneliti perawat harus melakukan kajian-kajian keperawatan pasien, yang dapat
dikembangkan untuk perkembangan teknologi keperawatan. Peran perawat sebagai
peneliti dapat dilakukan dalam meningkatkan mutu pelayanan keperawatan pasien
(Hidayat, 2012). Profil rumah sakit umum daerah cianjur RSUD sayang cianjur
merupakan aset milik pemerintah kabupaten cianjur yang dari masa ke masa mengalami
perkermbangan dan pertumbuhan dalam upaya peningkatan aspek pelayanan kepada
masyarakat.

Pertumbuhan tersebut diwujudkan dengan tambahnya berbagai sarana fisik bangunan


ataupun alat-alat penunjang pelayanan rumah sakit dari tahun ke tahun.
Pengembangan RSUD sayang cianjur mencakup berbagai hal seperti pengembangan
jenis pelayanan medis, pengenbangan jenis rumah sakit sebagai sarana pendidikan dan
pengembangan mangement rumah sakit.

Proses pertumbuhan pengembangan di atas tidak terlepas dari perkembangan zaman


yang berdampak pada perubahan kebutuhan (need) dan permintaan (demand)
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang ada di rumah sakit era keterbukaan
informasi dan globalisasi perekonomian serta kesehatan menjadi unsur yang sakit
berpengaruh pada perkembangan kebutuhan dan permintaan masyarakat.

Penelitian Terkait Penelitian terkait yang dilakukan oleh Agung Octa Nihando Rokawie
tahun 2017 tentang Relaksasi Nafas Dalam Menurunkan Kecemasan Pasien Pre
OperasiBedah Abdomen. Hasiluji statistik dengan uji t-dependent
didapatkanperhitungan p-value (0,000)<a (0.05) yangberarti ha diterima sehingga dapat
disimpulkanbahwa terdapat perbedaan rata-rata skor indekskecemasan sebelum dan
sesudah dilakukan terapirelaksasi nafas dalam pada pasien pre operasi.

Penelitian terkait yang dilakukan oleh Novana Ayu Dwi Prihwidhiarti (2016) tentang
Efektivitas Penggunaan Teknik Relaksasi Nafas DalamTerhadap Penurunan Tingkat
Kecemasan Pasien PreOperasi Di Ruang Cempaka Rsud Ungaran. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan secarasignifikan pada skor kecemasansebelum
dan sesudah dilakukanrelaksasi napas dalam pada 1 jamsebelum operasi pada
kelompokintervensi (p value: 0,0001< 0,05).Dan tidak terdapat perbedaan yangsignifikan
pada skor kecemasansebelum dan sesudah dilakukanrelaksasi napas dalam pada 1
jamsebelum operasi pada kelompokkontrol (p value: 0,343 > 0,05). Kerangka Teori
Gambar 2.1

Kerangka Teori Modifikasi Dari (Sjamsuhijat & Jong, 2005 ; Notoatmojo, 2003; Stuart
2008) Keterangan: : Yang diteliti : Tidak diteliti
BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DEFINISI OPERASIONAL Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep
yang ingin diamati atau di ukur melalui penelitian (Motoatmojo, 2010), adapunMenurut
(Nursalam 2008), konsep adalah abstraksi dari suatu realitas agar dapat
dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antar
variabel (baik variabel yang diteliti maupun yang tidak diteliti).

Berdasarkan uraian di atas maka menurut penulis kerangaka konsep adalah konsep-
konsep yang akan dijadikan dasar pemikiran dan pegangan untuk melakukan penelitian
yang menjelaskan hubungan antara variael yaitu variable terkait dan bebas, sehingga
dapat dijadikan dasar untuk menyusun hipotesis dan menjawab permasalahan
penelitian untuk variable-variabel yang dapat di ukur dalam penelitian.

Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui pengaruh relaksasi nafas dalam terhadap
penurunan kecemasan pada pasein pra operasi di rumah sakit umum daerah Cianjur
tahun 2019.Hubungan antara variable-variabel dalam penelitian ini, peneliti menyusun
kerangka konsep penelitian yang digambarkan melalui bagan berikut:
Variabel independen Variabel dependen Skema 3.1

Kerangka Konsep Keterangan: : Variabel Independen : Variabel Dependen Hipotesis


Hipotesis dalam suatu penelitian adalah suatu pernyataan yang merupakan jawaan
sementara peneliti terhadap pertanyaan penelitian (analtik).Hipotesis adalah jawaban
sementara dari rumusan masalah atau pertanyaan penelitian (Nursalam, 2016).
sedangakan Menurut (Dahlan, 2012) Hipotesis inilah yang akan dibuktikan oleh peneliti
melalui penelitian.

Tentu saja ada dua kemungkinan hasil apakah hipotesis penelitian terbukti atau tidak
terukti. Berdasarkan kerangka konseptual penelitian, maka hipotesis dalam penelitian ini
yaitu : Ho : Tidak ada pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap penurunan
kecemasan pada pasien pra operasi di RSUD Sayang Cianjur.

Ha :Ada pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap penurunan kecemasan pada
pasien pra operasi di RSUD Sayang Cianjur. Defenisi operasional Definisi operasional
adalah definisi berdasarkan karakterisrik yang diamati dari sesuatu yang di definisikan
tersebut (Nursalam, 2015). Definisi operasional adalah suatu definisi mengenai variabel
yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel tersebut yang dapat
diamati (Marinda, 2010).

No Variabel Defenisi operasional Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Skala ukur Tehnik
relaksasi nafas dalam Suatu tindakanyang diberikan kepada responden yang
dilakukanuntuk menurunkantingkat kecemasan dengan cara nafas dalam sambil sambil
merasakan udara masuk kedalam paru-paru dan menghembuskan melalui mulut secara
perlahan-lahan sambil merasakan bagian ektremitas menjadi rileks dan tenang.

Intervensi langsung Responden melakukan tekhnik relaksasi nafas dalam selama 10


menit sampai 15 kali. 1. responden melakukan teknik nafas dalam 2. responden tidak
melakukan teknik nafas dalam Ordinal kecemasan pasien pra operasi. Keadaan dimana
seseorang mengalami perasaan khawatir, takut, dan gelisah yang berlebihan terhadap
operasi yang akan di jalani nya karena tidak tahu konsekuensi operasi dan takut
terhadap prosedur operasi itu sendiri Kuisioner Pengisian kuesioner Hamilton Anxiety
Rating Scale (HARS), Skor < 14 = tidak ada kecemasan Skor 14-20 =kecemasan ringan
Skor 21-27 =kecemasan sedang Skor 28-41 =kecemasan berat Skor 42-56 = panik
Ordinal
BAB IV METODE PENELITIAN Desain Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam
penelitian ini adalah Quasi Eksperimenyaitu suatu desain yang memberikan perlakuan
pada dua atau lebih kelompok, kemudian diobservasi sebelum dan sesudah intervensi
(Polit & back, 2016).

Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah rancangan pretest post
test control group design yaitu suatu teknik untuk mengetahui efek sebelum dan
sesudah pemberian perlakuan (Sugiyono, 2012).Secara skematik rancangan penelitian
dapat dilihat pada skema. E : O1 X O2 K : O3 O4 Tabel 4. 1Rancangan Penelitian Quasi
Eksperimen (Sugiyono, 2017) Keterangan : E = Kelompok eksperimen K = Kelompok
kontrol O1= Pretes grup eksperimen O2= Postes grup eksperimen O3= Pretes grup
kontrol O4= Postes grup kontrol X = Perlakuan menggunakan tekhnik relaksasi nafas
dalam Populasi dan Sampel Populasi Populasi adalah penentuan objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2017).Populasi adalah
keseluruhan subyek penelitian.Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada
dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.Studi atau
penelitian juga disebut studi populasi atau studi sensus (Arikunto, 2013) Populasi yang
digunakan pada penelitian ini adalah pasien pra operasi di Rumah Sakit Umun Daerah
Cianjur. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.

Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil


penelitian sampel.Yang dimaksud dengan menggenerelisasikan adalah mengangkat
kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku sebagai populasi (Arikunto, 2013).Bila
populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi
karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu.

Maka peneliti dapat menggunakan sampel yang di ambil dari populasi itu (Sugiyono,
2017). Teknik pengambilan sampel Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan metode purposive sampling. Pengambilan sampel secara purposive
sampling yaitu teknik mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau
daerah tetapi didasarkan atas pertimbangan dan tujuan tertentu (Arikunto, 2014).

(r– 1) (t – 1) = 15 Keterangan : t = kelompok perlakuan r = jumlah replikasi Berdasarkan


rumus diatas, dengan kelompok perlakuan (t = 1) maka : (r– 1) (t – 1) = 15 (r – 1) (1-1) =
15 r 0 = 15 Banyaknya ulangan pada tiap kelompok perlakuan adalah 16 , dengan
demikian diperoleh total sampel yaitu 15 responden = t x r = 1 x 15 = 15 Jadi jumlah
sampel untuk masing-masing kelompok perlaukuan dan kelompok kontrol adalah
15responden.
Kriteriainklusi dan eksklusi Kriteria inklusi Bersedia menjadi responden. Responden
pasien pra operasi Responden akan melakukan tindakan operasi. Mengalami
kecemasan. Kriteria eksklusi Responden yang mengalami gangguan pendengaran.
Responden yang tidak akan melakukan tindakan operasi. Responden pasien pra operasi
anak. Responden yang akan menjalani operasi jantung. Menolak menjadi responden.

Tempat dan waktu penelitiaan Penelitian ini dilakukan pada tanggal 24 januari hingga
07februari 2019. Tempat pelaksanaan di ruang bedan samolo I dan kenangaRSUD
Sayang Cianjur. Etika penelitiaan Kode etik penelitian adalah suatu pedoman etika yang
berlaku untuk setiap kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak
yang diteliti (subjek penelitian) dan masyarakat yang akan memperoleh dampak hasil
penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2010).

Prinsip etik menurut American Nurses Association (ANA) yang berkaitan dengan peran
perawat sebagai peneliti dalam Wasis (2008) adalah sebagai berikut: Otonom Peneliti
memberikan hak atau kebebasan kepada calon responden untuk memilih apakah
bersedia atau tidak untuk menjadi bagian dalam penelitian sebagai subjek penelitian
dengan menanyakan terlebih dahulu kesediaan calon responden dengan tanpa
memaksa.

InformedConsent Peneliti memberikan informed consent agar responden mendapatkan


informasi tentang prosedur penelitian ini dan menentukan keputusan untuk
berpartisipasi atau tidak dalam penelitian. Apabila bersedia berpartisipasi maka
responden diminta untuk menandatangani lembar tanda tangan pada kolom yang
tersedia. Beneficence Peneliti berupaya agar segala tindakan yang diberikan kepada
responden adalah baik baginya.

Nonamaleficence Peneliti mengupayakan agar responden tidak mengalami bahaya dan


tidak mengalami kerugian saat penelitian dilakukan dengan selalu menanyakan keadaan
responden saat penelitianberlangsung. Confidentiality Peneliti merahasiakan data-data
yang sudah dikumpulkan. Data data pribadi seperti nama, nomor telepon, alamat atau
data lain yang diperoleh peneliti jaga kerahasiaannya dengan tidak mempublikasikan
hal-hal yang berkaitan dengan responden di luar kehendak responden. Veracity Peneliti
menjelaskan manfaat dan efek peneliti yang melibatkanresponden dengan jujur kepada
responden.

Justice Peneliti berbuat adil kepada subjek penelitian dengan cara tidak membeda-
bedakan perlakuaan karena dipenelitian ini ada kelompok kontrol dan intervesi maka
peneliti juga akan memberikan tindakan intervensi terhadap kelompok kontrol namun
diluar prosedur penelitian selain memberikan perlakuan peneliti juga akan beruat adil
pada saat pemberian reward kepada responden.

Alat Pengumpul Data Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan
oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih baik, dalam arti lebih
cermat, lengkap, dan sistematis, sehingga lebih mudah diolah (Suharsimi Arikunto,
2002:128 dalam Aryanti, 2010). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Kuisioner Pelaksanaan teknik relaksasi nafas dalam dimulai dengan pengisian kuesioner
yang disesuaikan dengan tujuan penelitian dan mengacu pada kerangka konsep yang
telah dibuat.

Kuesioner yang digunakan bertujuan untuk mengetahui biodata dari responden dan
untuk menentukan tingkat kecemasan. Kuesioner berisi beberapa pertanyaan,
pertanyaan untuk data demografi responden berisi inisial nama, umur, jenis kelamin dan
pekerjaan.Kuseioner A untuk pertanyaan tingkat kecemasan sebelum dilakukan tekhnik
nafas dalam, dan kusioner Buntuk pertanyaan tingkat kecemasan sesudah dilakukan
tekhnik nafas dalam.

Peneliti menggunakan kuesioner Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS)Tekhnik relaksasi


nafas dalam ini dilakukan sebelum responden melakukan tindakan operasi selama 1 jam.
Kecemasan dapat diukur dengan menggunakan alat ukur kecemasan, yaitu alat ukur
Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) merupakan
salah satu dari skala penilaian yang pertama kali diperkenalkan oleh Max Hamilton dan
sekarang telah menjadi standar untuk mengukur tingkat keparahan gejala kecemasan
seseorang, apakah seseorang tergolong kecemasan ringan, sedang, berat atau panik.

HARS terdiri atas 14 item penilaian, antara lain yaitu: suasana hati, ketegangan,
ketakutan, insomnia, konsentrasi, depresi, tonus otot, sensori somatik,
gejalakardiovaskuler, gejala sistem respirasi, gejala sistem gastrointestinal, gejala sistem
genitourinaria, gejala otonom dan perilaku (Videbeck, 2008). Cara penilaian kecemasan
adalah dengan memberikan nilai dengan kategori: Nilai 0 = tidak ada gejala yang
muncul, Nilai 1 = gejala ringan (hanya satu dari gejala yang muncul), Nilai 2 = gejala
sedang (sebagian gejala yang muncul), Nilai 3 = gejala berat/ lebih dari ½ gejala yang
muncul, dan Nilai 4 = seluruh gejala muncul Penentuan derajat kecemasan dengan cara
menjumlah nilai skor dari item 1-14 dengan hasil: Skor<14 = tidak adakecemasan Skor
14-20 = kecemasanringan Skor 21-27 = kecemasansedang Skor 28-41 =
kecemasanberat Skor 42-56 = kecemasan berat sekali/panik Validitas dan Reliabilitas
Validitas merupakan ketepatan atau kecermatan pengukuran, valid artinya alat tersebut
mengukur apa yang ingin diukur (Riyanto, 2011).

Reliabilitas merupakan kestabilan pengukuran, alat dikatakan reliabel jika digunakan


berulang-ulang nilainya sama. Sedangkan pertanyaan dikatakan reliabel jika jawaban
seseorang terhadap pertanyaan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Riyanto,
2011).Penelitian ini menggunakan instrument penelitian yang sudah baku.Pengukuran
variabel kecemasan menggunakan kuesioner HARS yang sudah terstandar secara
internasional dan telah diuji ulang oleh kelompok Psikiatri Biologi Jakarta (KPBJ)
yangmemiliki validitas dan reliabilitas sangat tinggi untukmelakukan pengukuran
kecemasan pada penelitian trial clinic yaitu 0.93dan 0.97(Norman, M., & Lipsig, M.,
2011).

Prosedur Pengumpulan Data Prosedur pelaksanaan yang dilakukan merupakan


prosedur pemberian terapi tekhnik relaksasi nafas dalam dengan teknik peneliti
mendatangi responden. Berikut prosedur pelaksanaan yang dilakukan peneliti: Sebelum
penelitian Mencari fenomena Peneliti berdiskusi dengan pembimbing mengenai
masalah yang akan menjadi sebuah penelitian dan memilih tempat untuk melakukan
penelitian sesuai dengan data yang ada dan masalah yang ditemukan.

Memntukan judul penelitian Dalam penelitian peneliti menetapkan bahwa peneliti


melakukan penelitian dengan judul “Efektivitas Pemberian Tekhnik Relaksasi Nafas
Dalam Terhadap Penurunan Kecemasan Pada Pasien Pra Operasi Di RSUD Sayang
Cianjur Tahun 2019” Mencari lahan Peneliti menentukan lahan yang sesuai dengan
masalah yang di teliti yaitu di RSUD Sayang Cianjur Prosedur Administrasi Mendapatkan
surat izin penelitian dari Bidang Akademik Fakultas Keperawatansekolah tinggi ilmu
kesehatan maju (STIKIM) Jakarta. Permohonan izin pengambilan data awal kepada
Direktur RSUD Sayang Cianjur.

Dengan no surat : 2530/SPm/K/Prodi/S1-Kep/STIKIM/XII/2018 Mendapatkan izin


melakukan penelitian dari rumah sakit umum daerah cianjur sebagai tempat penelitian.
Menyusun profosal penelitian Peneliti melakukan penyusunan proposal penelitian sesuai
dengan buku pedoman. Selama penelitian Permohonan izin kepada Direktur RSUD
Sayang Cianjur.Dengan no surat :2530/SPm/K/Prodi/S1-Kep/STIKIM/XII/2018.

Menjelaskan tentang rencana penelitian kepada staf rumah sakit yang bertanggung
jawab dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Prosedur Pelaksanaan Prosedur
pelaksanaan yang dilakukan merupakan prosedur pemberian terapi relaksasi nafas
dalam secara individual dengan teknik peneliti mendatangi responden. Berikut prosedur
pelaksanaan yang dilakukan peneliti: Peneliti memilih responden yang sesuai dengan
kriteria inklusi dan eksklusi.

Peneliti menemui calon responden dan menjelaskan tentang tujuan dan manfaat
penelitian sesuai dengan etika penelitian. Meminta calon responden untuk bersedia
menjadi responden.Responden yang bersedia akan diberikan surat persetujuan
(informed consent) menjadi responden untuk ditanda tangani tanpa paksaan.

Sebelum memberikan terapi relaksasi nafas dalam pada responden, peneliti melakukan
pretest dengan memberikan lembar kuesioner kecemasan Hamilton Anxiety Rating
Scale (HARS) kode A. Apabila kecemasan yang dirasakan responden adalah kecemasan
ringan, kecemasan sedang, kecemasan berat, atau panik. Maka responden dapat
diberikan terapi relaksasi nafas dalam.

Peneliti melakukan intervensi dengan terapi relaksasi nafas dalam pada responden
dalam keadaan senyaman mungkin selama 10 menit. Peneliti langsung melakukan
posttest dengan memberikan lembar kuesioner kecemasan Hamilton Anxiety Rating
Scale (HARS) kode B. Setelah kuesioner diisi, peneliti akan memeriksa kembali kuesioner
yang sudah diisi oleh responden menghitung jumlah skor kecemasan responden.

Setelah lembar kuesioner terkumpul, peneliti akan mengolah data. Pengolahan Data
Setelah data dikumpulkan selanjutnya dilakukan pengolahan data. Ada empat tahapan
dalam pengolahan data yang harus dilalui(Notoatmodjo, 2012): Editing Editing
merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan isian formulir atau kuesioner apakah
jawaban yang ada di kuesioner sudah: a) lengkap: semua pertanyaan sudah terisi
jawabannya, b) jelas: jawaban pertanyaan apakah relevan dengan pertanyaan, c) relevan:
jawaban yang tertulis apakah relevan dengan pertanyaan, d) konsisten: apakah antara
beberapa pertanyaan yang berkaitan isi jawabannya konsisten.

Coding Coding merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data
berbentuk angka/ bilangan. Kegunaan dari coding adalah untuk mempermudah pada
saat analisis data dan juga mempercepat pada saat entry data. Pada penelitian ini,
peneliti memberikan kode-kode pada kuesioner.

Untuk kuesioner pretest peneliti memberikan kode A dan untuk kuesioner posttest
peneliti memberikan kode B. Processing Setelah semua kuesioner terisi penuh dan
benar, serta sudah melewati pengkodean, maka langkah selanjutnya adalah memproses
data agar data yang sudah di-entry dapat dianalisis. Pemrosesan data dilakukan dengan
cara meng-entry data dari kuesioner ke paket program komputer.

Salah satu paket program yang sudah umum untuk digunakan untuk entry data adalah
paket program SPSS for window versi 21. Cleaning Cleaning (pembersihan data)
merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di-entry untuk melihat
apakah ada kesalahan atau tidak, jika ada maka kemudian dilakukan pembetulan atau
koreksi. Analisa Data Analisa data merupakan pengumpulan data dari seluruh
responden yang dikumpulkan.

Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik (Sugiyono,


2016).Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini ada 2, yaitu: Analisis
Univariat Analisis univariat bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik masing-
masing variabel yang diteliti(Dahlan, 2013).

Analisis univariat yang akan dianalisa pada penelitian ini adalah: Analisia univariat
karakteristik responden yaitu umur, pekerjaan, jenis kelamin dari masing-masing
responden Variabel independennya yaitu teknik relaksasi nafas dalam dan variabel
dependennya yaitu tingkat kecemasan pada pasien pra operasi. Rumus yang digunakan
adalah (Notoatmodjo, 2012) : Persentase = f× 100% ?? Keterangan : f = frekuensi N =
jumlah sampel 2.

Analisis Bivariat Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan terhadap dua variabel
yang diduga saling berhubungan atau berkolerasi (Notoatmodjo, 2012). Analisis bivariat
digunakan untuk mengidentifikasi hubungan antara dua variabel, yaitu pengaruh teknik
relaksasi nafas dalam terhadap tingkat kecemasan pada pasien pra operasi. Uji
Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah suatu variabel normal atau
tidak.

Dalam statistik parametrik distribusi data yang normal adalah suatu keharusan dan
merupakan sayarat yang mutlak yang harus terpenuhi. Uji normalitas dalam penelitian
ini menggunakan Uji Shapiro-Wilkdengan ketentuan nilai Signifikansi > 0,05 maka data
berdistribusi normal. Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui
varian dari beberapa populasi sama atau tidak.

Uji ini dilakukan sebagai prasyarat dalam analisa Independent Sampel T Test. Ketentuan
pengujian ini adalah jika nilai Signifikansi > 0,05 maka data dikatakan bervarian sama
atau homogen. Uji T Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji paired
sample testdan independent sampel t test dengan tujuan untuk membandingkan
tingkat keefektivitasannya kompres hangat dan kompres dingin terhadap hipertermi
pada pasien anak dengan demam berdarah dengue di RSUD Sayang Cianjur. Jadwal
Kegiatan Tabel 4.2

Jadwal Kegiatan Jadwal Kegiatan Sept Okt Nov Des Pengajuan Judul Penyusunan
Proposal dan Instrumen Penelitian Pengajuan Izin Penelitian dan Studi Pendahuluan
Studi Pendahuluan Revisi Proposal Penyelesaian dan Bimbingan Proposal dari
Bab I S/D Bab IV Sidang Proposal
BAB V HASIL PENELITIAN Pada bab ini diuraikan hasil penelitian pengaruh tekhnik
relaksasi nafas dalam terhadap penurunan kecemasan pada pasien pra operasi.
Penelitian ini dilaksanakan di Ruang Bedah Samolo I dan Ruang Kenanga Rumah Sakit
Umum Daerah Cianjur pada tanggal 24 januari 07 Februari 2019.

Jumlah subjek dalam penelitian ini seanyak 30 responden terbagi dalam dua kelompok,
yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol yang masing terdiri dari 15 responden.
Data yang telah diperoleh dianalisis dengan analisis univariat dan bivariat sesuai jenis
data sebagai berikut : Analisis Univariat Analisa univariat terdiri dari 4 bagian yaitu usia
responden, jenis kelamin dan pekerjaan analisi unuvariat ini bertujuan untuk
menggambarkan karakteristik masing-masing variabel yang akan diteliti.

Karakteristik Responden Jenis Kelamin Responden Tabel 5.1 Presentase Jenis Kelamin
Responden RSUD Sayang, Cianjur tahun 2019. (n= 30) Jenis Kelamin Perlakuan Kontrol
Total N % N % Perempuan 7 43,7 9 56,3 16 (53,0) Laki-laki 8 53,1 6 42,9 14 (47,0)
Jumlah 30 100%
Tabel 5.1

menunjukan karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa


sebagian besar respondenperempuan menunjukan sebanyak 16 responden (53,0%)
sedang paling sedikit adalah responden laki-laki yaitu sebanyak 14 responden (47,0%).
Usia Responden Tabel 5.2 Presentase Karakteristik Responden Berdasarkan usia RSUD
Sayang, Cianjur tahun 2019.

(n= 30) Usia Perlakuan Kontrol Total (%) N % N % 26-35 Tahun 5 41.7 7 58,3 12 (40,0)
36-45 Tahun 5 62,5 3 37,5 8 (27,0) 46-55 Tahun 3 42.9 4 57,1 7 (23,0) 56-65 Tahun 2
66,7 1 33,3 3 (10,0) Jumlah 30 100% Table 5.2

diatas menunjukan karakteristik responden berdasarkan usia menunjukan bahwa


sebagian besar responden berusia 26-35 tahun yaitu sebanyak 12 orang (40,0%), sedang
paling sedikit adalah responden berusia 56-65 tahun yaitu sebanyak 3 orang (10,0%).
Pekerjaan Tabel 5.3 Presentase Pekerjaan Responden RSUD Sayang, Cianjur tahun 2019.

(n= 30) Pekerjaan Perlakuam Kontrol Total N % N % Wiraswasta 4 57,1 3 42,9 7 (23,0)
IRT 6 54,6 5 45,4 11 (37,0) Buruh 5 41,6 7 58,4 12 (40,0) Jumlah 30 100% Tabel 5.3
diatas menujukan karakteristik responden berdasarkan pekerjaan menjukan bahwa
sebagian besar rata-rata pekerjaan responden yaitu buruh dengan jumlah 12 responden
(40,0%). Analisis Bivariat Tabel 5.4 uji t sampel berhubungan (paried sampels T test) pre
and post dengan perlakuan Tekhnik Relaksasi Nafas Dalam.

Paired Differences Sig. (2-Tailed) 95% Confidance Interval of the Difference Lower
Upper Sebelum Setelah 7,243 11,422 ,000 Tabel 5.4 merupakan hasil analisis antara
pre dan post dengan perlakuan tekhnik relaksasi nafas dalam terhadap penurunan
kecemasan pada pasien pra operasi di RSUD Sayang Cianjur.Dari tabel diatas dapat
dilihat bahwa signifikansi (2-tailed) adalah 0,000 karena signifikansi <0.05 maka Ho
ditolak, artinya pengaruh tekhnik relaksasi nafas dalam terhadap penurunan kecemasan.
Tabel 5.5

uji T dua sampel berhubungan (paired sampel T test) pre dengan post tanpa perlakuan
(kontrol) Tekhnik Relaksasi Nafas Dalam. Paired Differences Sig. (2 Tailed) 95%
confidance interval of the difference Lower upper Sebelum Setelah -,67237 ,80570
,849 Table 5.5 merupakan hasil analisis antara pre dan post tanpa perlakuan (kontrol)
Tekhnik Relaksasi Nafas Dalam pada pasien pra operasi di RSUD Sayang Cianjur.

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa signifikansi (2-tailed) adalah 0,849 karena
signifikansi >0,05 maka Ho diterima artinya tidak ada pengaruh Tekhnik Relaksasi Nafas
Dalam terhadap penurunan kecemasan. Hasil dari penelitian ini kemudian dilakukan uji
T dua sampel atau Independent Sampel T test digunakan untuk menguji dua perbedaan
antara dua sampel data yang tidak berhubungan. Tabel 5.6

uji T dua sampel berhubungan (paired sampel T test) pre perlakuan Teknik Relaksasi
Nafas Dalam dengan pre kontrol Tekhnik Relaksasi Nafas Dalam. TekhnikNafas Dalam
Equal Variances Assumed Equal Variances Not Assumed T-test For Equality of Means
Sig. (2-tailed) 95% confidance interval of the difference Sig. Lower Upper ,956 -4,77254
5,03920 ,956 -4,77336 5,04002 Tabel 5.6

merupakan hasil analisis antara pre perlakuan Tekhnik Relaksasi Nafas Dalam dengan
pre tanpa perlakuan (kontrol) Tekhnik Relaksasi Nafas Dalam pada pasien pra operasi di
RSUD Sayang Cianjur. Dari table diatas dapat dilihat bahwa signifikansi (2-tailed) adalah
0,956 karena signifikansi >0,05 maka Ho diterima, artinya tidak ada pengaruh Tekhnik
Relaksasi Nafas Dalam terhadap penurunan kecemasan pada pasien pra operasi. Table
5.7

uji T dua sampel independen post perlakuan Tekhnik Relaksasi Nafas Dalam dengan
post kontrol Tekhnik Relaksasi Nafas Dalam. Tekhnik Nafas Dalam Equal variances
assumed Equal variances not assumed T-test for Equality of Means Sig. (2-tailed) 95%
confidance interval of the difference Sig. Lower Upper ,000 -13,67281 -4,59385 ,000
--13,67852 -4,58815 Table 5.7

merupakan hasil analisis antara post perlakuan Tekhnik Relaksasi Nafas Dalam pada
pasien pra operasi di RSUD Sayang Cianjur dengan post tanpa perlakuan (kontrol)
Tekhnik Relaksasi Nafas Dalam pada pasien pra operasi di RSUD Sayang Cianjur. Dari
tabel diatas dapat dilihat bahwa signifikansi (2-tailed) memiliki varian berbeda yaitu
Equal variances assumed 0,000 dan Equal variances not assumed 0,000 maka uji T
menggunakan output Equal variances not assumed adalah 0,000 karena signifikansi
<0,05 maka Ho ditolak artinya ada pengaruh Tekhnik Relaksasi Nafas Dalam terhadap
penurunan kcemasan pada pasien pra operasi di RSUD Sayang Cianjur.
BAB VI PEMBAHASAN PENELITIAN Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh tekhnik relaksasi nafas dalam terhadap penurunan kecemasan
pada pasien pra operasi di RSUD Sayang Cianjur tahun 2019.Penelitian ini dimulai sejak
peneliti melakukan studi pendahuluansampai penyebaran kuisioner.Penelitian ini
berlangsung dari tanggal 24 januari 07 februari tahun 2019.Penelitian ini dilakukan di
rumah sakit umum daerah cianjur.Pengumpulan data dilakukan dengan cara eksperimen
(data pendahuluan) dan penyebaran kuisioner (penelitian) yang dilakukan kepada 30
responden pasien pra operasi laki-laki dan perempuan, berikut adalah pembahasan dari
penelitian yang telah dilakukan.

Interpretasi Hasil Penelitian Gambaran Karakteristik Responden Usia Responden pada


penelitian ini adalah pasien pra operasi yang berusia dewasa awal sampai lansia akhir
karakteristik responden berdasarkan usia menunjukan bahwa sebagian besar responden
berusia 26-35 tahun yaitu sebanyak 12 orang (40,0%), sedang paling sedikit adalah
responden berusia 56-65 tahun yaitu sebanyak 3 orang (10,0%).

Demikian pula dengan hasil pengamatan dan penyebaran kuisioner yang didapatkan
pada saat pengambilan data adalah
bahwa hampir rata-rata responden yang usia dewasa awal sebagian besar mengalami
kecemasan dibandingkan dengan lansia akhir, sebagian dari mereka yang berusia
dewasa muda mengatakan bahwa jantungnya sering berdebar-debar, sulit untuk
bernafas, sering kaget-kagetan, kehilangan nafsu makan.

Dan hasil observasi juga menunjukkan bahwa sebagian besar yang berusia muda
memperlihatkan tanda-tanda napas cepat, napas pendek, sering terkejut, responden
sering meminta unuk mengulangi pertanyaan yang diberikan, wajah pucat, dan sedikit
dari responden biasanya berkeringat. Sedangkan usia lansia akhir hanya sedikit dari
gejala tersebut yang didapatkan.

Hal ini sejalan dengan teori (Bruner &Suddart, 2010), yang mengatakan bahwa pasien
dapat mempunyai perasaan yang berbeda dalam menjalani operasi. Pasien akan merasa
takut tentang operasi yang akan dijalani, merasa ancaman nyeri, cacat atau bahkan
kematian. Maka dapat dikatakan bahwa kecemasan yang dialami oleh pasien sebelum
operasi lebih banyak yang dialami oleh pasien yang berusia dewasa awal dari pada
lansia akhir karena hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh (Long, 2009)
bahwa semakin bertambah umur sesorang, maka semakin matang dalam berfikir dan
bekerja.

Dari segi kepercayaan bahwa pasien yang akan dioperasi atau seseorang yang lebih
dewasa akan lebih percaya diri dari pada orang yang belum tinggi kedewasaanya. Makin
tua umur seseorang makin konsentrasi dalam menggunakan koping dalam masalah
yang dihadapi. Dari beberapa pendapat tersebut diatas salah satunya adalah
kematangan jiwa dewasa tua dimana menurut (Siagian, 2009) mengatakan bahwa
semakin bertambah usia seseorang semakin meningkat pula kedewasaan fisik, dan usia
yang semakin meningkat akan meningkat pula kebijaksanaan seseorang dalam
mengambil keputusan, berfikir rasional, mengendalikan emosi dan bertoleransi
terhadap pandangan yang lain.

Hal ini dapat dikatakan bahwa semakin tua usia seseorang maka semakin meningkat
pula kematangan jiwanya yang berakibat pada penerimaan mekanisme koping yang
lebih baik. Jenis Kelamin Hasil penelitian karakteristik responden berdasarkan jenis
kelamin dalam penelitian ini menujukan bahwa perempuan mendominasi penelitian
yaitu sebanyak 16 responden dengan presentase 53,0%, beberapa teori dan penelitian
yang berhubungan dengan kecemasan serta berkaitan dengan perbedaan jenis kelamin.

Dan teori menurut (James & Smith, 2012) menyebutkan bahwa ditemukan hasil bahwa
perempuan lebih sering mengalami kecemasan yang diakibatkan bahwa perempuan
lebih dipengaruhi oleh tekanan-tekanan lingkungan dibandingkan dengan laki-laki.
(Myers, 2010) mengatakan bahwa perempuan lebih cemas akan ketidak mampuannya
dibandingakn dengan laki-laki, dikatakan juga laki-laki bahwa lebih aktif dan eksploratif
dan lebih rileks sedangkan perempuan lebih sensitif.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewie Retno Eko Saputro tahun 2010 bahwa
sebagian besar responden mengalami kecemasan adalah berjenis kelamin perempuan
yaitu sebanyak 29,3%. Yang berarti kelompok perempuan memiliki tingkat kecemasan
yang lebih tinggi dibanding laki-laki. Pernyataan tersebut dikuatkan dengan hasil studi
kecemasan, yang menyatakan bahwa perempuan lebih mudah cemas dibanding laki-laki
(Maccoby & Jacklin, 2011) Pekerjaan Hasil analisa univariat menunjukkan bahwa
karakteristik responden berdasarkan pekerjaan menjukan bahwa sebagian besar rata-
rata pekerjaan responden yaitu buruh dengan jumlah 12 responden (40,0%).

Sedangkan hasil pengamatan dan penyebaran kuisioner yang didapatkan padasaat


pengambilan data adalah bahwa sebagian dari responden yang bekerja sebagai buruh
mengalami kecemasan berat dibandingkan dengan pekerja yang lain, yang ditandai
dengan perasaan cemas yang berlebihantentang keadaanya selama dalam perawatan,
sebelum dan setelahpembedahan, responden sering meminta untuk dipercepat proses
pembedahanagar tidak terlalu banyak menggunakan biaya yang banyak, cepat
sembuh,agar cepat bekerja.

Hal ini sejalan dengan teori (Brunner & Studdath 2011) menyatakan bahwa pasien yang
mengalami pembedahan dilingkupi oleh kekhawatiran mengenai kehilangan waktu
kerja. Kemungkinan kehilangan pekerjaan, tanggung jawab mendukung keluarga dan
ancaman ketidak mampuan permanen yang lebih jauh, memperberat ketegangan
emosial. Maka dapat dikatakan bahwa kecemasan yang dialami oleh pasien sebelum
operasi lebih banyak yang dialami oleh pasien yang bekerja.

Hal ini terjadi karena kemungkinan pasien selalu memikirkan, biaya pengobatan
maupun semua biaya selama dia dalam perawatan, mulai masuk sampai keluar dari
rumah sakit. Karena tidakmempunyai pekerjaan tetap, sehingga tidak bisa menghasilkan
uang, dankemungkinan besar juga pasien memikirkan begaimana keadaannya
setelahoperasi apakah tidak terjadi hal-hal yang membuat dia bertambah
cacat,sehingga dia selalu merasa cemas, dan selalu bertanya-tanya dalam dirinya,apakah
masih dapat bekerja setelah menjalani operasi atau tidak, karenabelum mendapat
jawaban yang jelas tentang apakah dia bertambah sehatsetelah operasi atau tambah
sakit.

Sehingga inilah yang memicu meningkatnyarasa kecemasan pada pasien tersebut.


Gambaran pelaksanaan Tekhnik Relaksasi Nafas Dalam Teknik relaksasi nafas dalam
merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, yang dalam hal ini perawat mengajarkan
kepada klien bagaimana cara melakukan nafas dalam, nafas lambat (menahan inspirasi
secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan nafas secara perlahan.

Selain dapat menurunkan intensitas kecemasan, teknik relaksasi nafas dalam juga dapat
meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah (Smeltzer dan Bare,
2009) Dasar dari metode teknik relaksasi nafas dalam adalah di dalam sistem saraf
manusia terdapat sistem saraf pusat dan sistem saraf otonom. Fungsi sistem saraf pusat
ialah dapat mengendalikan gerakan tubuh yang dikenhendaki, misalnya gerakan tangan,
kaki, leher dan jari-jari.Kemudian fungsi sistem saraf otonom berfungsi mengendalikan
gerakan yang otomatis, misalnya kardiovaskuler dan fungsi disgetif.Selanjutnya, fungsi
sistem saraf otonom terdiri dari dua subsistem yang bekerja berlawanan yaitu saraf
simpatis dan saraf parasimpatis (Bluerufi, 2009).

Saraf simpatis bekerja meningkatkan kinerja organ-organ tubuh, sehingga memacu


meningkatkan denyut jantung dan pernafasan serta penyempitan pembuluh darah
perifer dan pembesaran pembuluh darah pusat, menurunkan temperatur dan daya
tahan kulit serta akan menghambat proses digestif dan seksual. Sementara saraf
pasasimpatis menurunkan kerja oragan-organ tubuh.

Pada waktu seseorang mengalami kecemasan maka yang bekerja ialah saraf simpatis
sehingga denyut jantung, tekanan darah, pernafasan semakin meningkat.Sementara
ketika melakukan teknik relaksasi nafas dalam maka sistem saraf parasimpatis bekerja
dan saraf simpatis menurun, sehingga denyut jantung, tekanan darah dan pernafasan
semakin menurun dan dalam batas normal.

Terdapat perubahan akibat teknik relaksasi nafas dalam yaitu, menurunkan tekanan
darah, menurunkan frekuensi kerja jantung, mengurangi ketegangan otot,
meningkatkan kebugaran, meningkatkan konsentrasi dan mencari solusi untuk
memperbaiki kemampuan untuk menghadapi stresor, selanjutnya tidak berfokus pada
stressor dan menjadi rileks (Perry & Potter, 2009). Menurut National Safety Council
(2009), bahwa teknik relaksasi nafas dalam saat ini masih menjadi metode relaksasi yang
termudah.

Metode ini mudah dilakukan karena pernafasan itu sendiri merupakan tindakan yang
dapat dilakukan secara normal tanpa perlu berpikir atau merasa ragu. Sementara
Smeltzer dan Bare (2009) menyatakan bahwa tujuan dari teknik relaksasi nafas dalam
adalah untuk meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara pertukaran gas, mencegah
atelektasi paru, meningkatkan efisiensi batuk mengurangi stress baik stress fisik maupun
emosional yaitu menurunkan intensitas nyeri danmenurunkan kecemasan.
Sedangkan manfaat yang dapat dirasakan oleh klien setelah melakukan teknik relaksasi
nafas dalam adalah dapat menghilangkan nyeri, ketenteraman hati, dan berkurangnya
rasa cemas. Pengaruh Tekhnik Relaksasi Nafas Dalam terhadap penurunan kecemasan
pada pasien pra operasi di RSUD Sayang Cianjur. Analisis yang digunakan pada
penelitian ini adalah uji T dua sampel berhubungan (paired sampels T test) dan uji T dua
sampel independen untuk mengetahui apakah ada pengaruh tekhnik relaksasi nafas
dalam terhadap penurunan kecemasan pada pasien pra operasi di RSUD Sayang Cianjur.

Hasil penelitian ini diperoleh adanya pengaruh yang cukup signifikan antara tekhnik
relaksasi nafas dalam terhadap penurunan kecemasan pada pasien pra operasi karena p
value yang di dapat pada pre dan post perlakuan tekhnik relaksasi nafas dalam sebesar
0,000 dengan kata lain nilai p value < 0,05 sehingga Ho ditolak, sedangkan p value pada
pre dan post kontrol sebesar 0,849 dengan kata lain p value > 0,05 sehingga Ho
diterima.

Hal ini diperkuat dengan teori (Smeltzer & Bare 2009) yang menyatakan bahwa tujuan
teknik relaksasi napas dalam adalah untuk meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara
pertukaran gas, mencegah atelektasi paru, meningkatkan efesiensi batuk, mengurangi
stress, baik stress fisik maupun emosional yaitu menurunkan intensitas nyeri dan
menurunkan kecemasan.

Penelitian ini juga terkait dengan penelitian (Sudarsih, 2012) Diperoleh tingkat
kecemasan pada pasien pre operasi appendisitis di Ruang Perawatan Rumah Sakit
Imanuel sebelum diberikan teknik relaksasi nafas dalam mempunyai nilai rata-rata
ringan sampai sedang dan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi sesudah
diberikan teknik relaksasi nafas dalam mempunyai nilai rata-rata tidak cemas dan terjadi
penurunan.

Hal ini dapat disimpulkan bahwa pemberian teknik relaksasi nafas dalam mempengaruhi
penurunan tingkat kecemasan. Penelitian ini semua responden mengalami tindakan
pembedahan untuk pertama kalinya, hal ini mungkin yang menyebabkan responden
mengalami kecemasan karena ketidaktahuan akan pengalaman pembedahan.

Hal ini diperkuat dengan teori (Muttaqin & Sari, 2009) yang menyatakan bahwa pasien
yang akan menjalani operasi akan mengalami dampak psikologis. Berbagai dampak
psikologis yang dapat muncul adalah kecemasan yang terekspresikan dalam berbagai
bentuk seperti marah, menolak, atau apatis terhadap kegiatan keperawatan. Semua itu
akibat dari adanya ketidaktahuan akan pengalaman pembedahan.
Oleh karena itu pelaksanaan tekhnik relaksasi nafas dalam sangat baik dilakukan sebagai
intervensi untuk menurunkan kecemasan pada pasien pra operasi, dengan menurunnya
kecemasan yang terjadi pada pasien maka akan membuat pasien merasa lebih tenang
dan rileks sehingga tidak akan mengganggu proses pembedahan yang akan
dilakukannya. Pengaruh sebelum dan sesudah Tekhnik Relaksasi Nafas Dalam terhadap
penurunan kecemasan pada kelompok perlakuan.

Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa signifikansi (2-tailed) adalah 0,000 karena
signifikansi <0.05 maka Ho ditolak, artinya dari hasil uji statistik diketahui bahwa ada
pengaruh tekhnik relaksasi nafas dalam terhadap penurunan kecemasan pada pasien
pra operasi. Pada penelitian yang dilakukan oleh Sulastri (2017) menyatakan bahwa
tekhnik relaksasi nafas dalam dapat menurunkan tingkat kecemasan pada pasien pra
operasi.

Penelitian ini juga terkait dengan penelitian yang dilakukan oleh (Maria Novelia
Naibaho, 2016) yang berudul tentang evektivitas teknik relaksasi nafas dalam terhadap
penurunan tingkat kecemasan saat menghadapi OSCE pada mahasiswa keperawatan,
diperoleh hasil tingkat kecemasan sebelum diberikan teknik relaksasi nafas dalam
mempunyai nilai rata-rata ringan sampai berat dan tingkat kecemasan sesudah
diberikan teknik relaksasi nafas dalam mempunyai nilai rata-rata tidak cemas dan terjadi
penurunan.

Hal ini dapat disimpulkan bahwa pemberian teknik relaksasi nafas dalam mempengaruhi
penurunan tingkat kecemasan. Hal ini sesuai dengan teori bahwa tekhnik relaksasi nafas
dalam akan membantu tubuh menjadi lebih rileks, karena saat bernafas dala-dalam,
otak akan menerima pesan untuk tenang, otak akan melanjutkan pesan yang sama ke
seluruh tubuh.

Latihan relaksasi nafas dalam juga akan membantu membersihkan pikiran karena
sirkulasi tubuh membaik akan memberikan lebih banyak oksigen ke otak (Smeltzer &
Bare, 2009) Tekhnik relaksasi nafas dalam mengendalikan kecemasan dengan
meminimalkan aktivitas simpatik dalam sistem saraf otonom. Teknik tersebut dapat
dapat mengurangi rasa nyeri dan mengontrol reaksi kecemasan, hormon adrenalin dan
kortisol yang menyebabkan stress akan menurun yang dapat miningkatkan konsentrasi
dan merasa tenang sehingga memudahkan untuk mengatur tekhnik pernafasan sampai
frekuensi pernafasan menjadi normal yang dapat membantu menurunkan kecemasan
(Handerson Cristine, 2010).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat kecemasan pada kelompok


intervensi dapat menurun setelah dilakukannya tekhnik relaksasi nafas dalam. Pengaruh
sebelum dan sesudah Tekhnik Relaksasi Nafas Dalam terhadap penurunan kecemasan
pada kelompok kontrol. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa signifikansi (2-tailed)
adalah 0,849 dari hasil uji statistik diketahui bahwa tidak ada pengaruh tekhnik relaksasi
nafas dalam terhadap penurunan kecemasan pada pasien pra operasi.

Menarik nafas dalam secara teratur dapat meningkatkan dan memperbaiki pengiriman
oksigen ke seluruh organ tubuh. Rutin menarik nafas dalam telah terbukti menurunkan
tekanan darah. Hal ini dikarenakan nafas dalam merupakan suatu usaha untuk inspirasi
dan ekspirasi sehingga berpengaruh terhadap peregangan kardiopulmonari (Anonim,
2012).

Peregangan tersebut akan memicu peningkatan reflek baroreseptor yang dapat


merangsang saraf parasimpatis dan menghambat pusat simpatis. Saraf parasimpatik
berfungsi mengendalikan fungsi denyut jantung sehingga membuat tubuh rilek
(Muttaqin, 2009). Sri Puguh Kristiyawati (2015) Dari hasil penelitian ini juga sesuai
dengan yang dikemukan oleh, sebelum diberikan teknik relaksasi nafas dalam sebagian
besar responden mengalami cemas berat.

Sesudah diberikan teknik relaksasi nafas dalam terdapat responden yang tidak mengami
kecemasansesudah diberikan relaksasi nafas dalam selama 15 menit. Hal ini dapat
diartikan bahwa relaksasi nafas dalam efektif untuk menurunkan kecemasan pre operasi.
Peneliti berasumsi bahwa tanpa pemberian tekhnik relaksasi nafas dalam terhadap
pasien pra operasi tidak akan menjadi lebih baik.

Pengaruh sebelum Tekhnik Relaksasi Nafas Dalam pada kelmpok kontrol dan sebelum
Tekhnik Relaksasi Nafas Dalam pada kelmpok perlakuan terhadap penurunan
kecemasan pada pasien pra operasi. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa signifikansi
(2-tailed) adalah 0,956 dari hasil uji statistik diketahui bahwa tidak ada pengaruh tekhnik
relaksasi nafas dalam terhadap penurunan kecemasan pada pasien pra operasi.

Oleh karena itu penulis menyimpulkan bahwa ketika responden belum melakukan
tekhnik relaksasi nafas dalam atau kegiatan yang dapat merirlekskan, kecemasan tidak
akan menurun atau hilang. Hal ini diperkuat dengan teori menurut (Simon, 2009).
Respon relaksasi lebih dominan pada sistem saraf parasimpatik, sehingga
mengendorkan saraf yang tegang.

Saraf parasimpatik berfungsi mengendalikan fungsi denyut jantung sehingga membuat


tubuh rileks. Pengaruh sesudah Tekhnik Relaksasi Nafas Dalam pada kelmpok kontrol
dan sesudah Tekhnik Relaksasi Nafas Dalam pada kelmpok perlakuan terhadap
penurunan kecemasan pada pasien pra operasi.
Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa signifikansi (2-tailed) adalah 0,000, dari hasil uji
statistik diketahui bahwa ada pengaruh tekhnik relaksasi nafas dalam terhadap
penurunan kecemasan pada pasien pra operasi. Hal ini didukung dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Niken Adi Puspita (2014). Hasil penelitian menunjukkan rata-rata
skala kecemasan sesudah intervensi pada kelompok perlakuan, dan pada kelompok
kontrol dimana rata-rata skala kecemasan pada kelompok kontrol lebih tinggi daripada
kelompok perlakuan.

Sehingga dapat disimpulkan waktu penerapan teknik relaksasi nafas dalam sangat
efektif dilakukan sebelum pasien masuk ruang operasi terhadap penurunan kecemasan
pada pasien pre operasi bedah. Oleh karena itu penulis berasumsi bahwa tingkat
kecemasan pasien pra opesi bedah akan menurun jika dilakukan tekhnik relaksasi nafas
dalam sebelum pasien mejalani tindakan operasi bedah, tekhnik relaksasi nafas dalam
saat ini merupakan suatu intervensi yang dapat membantu menurunkan kecemasan
pada pasien pra operasi bedah yang dapat dilakukan secara mandiri. Keterbatasan
Penelitian Peneliti melakukan penelitian ini dengan penuh kesungguhan.

Peneliti mengharapkan kesempurnaan dalam penelitian ini, namun ada beberapa


keterbatasan saat dilakukannya penelitian diantaranya adalah: Penelitian ini dilakukan
pada pasien pra operasi yang berumur dewasa awal sampai lansia akhir, saat penelitian
ada beberapa pasien yang tidak mengalami kecemasan rata-rata terjadi pada pasien
lansia dengan alasan pasien sudah pasrah dengan apapun yang terjadi.

Jumlah pasien pra operasi yang tidak menentu setiap harinya kadang hanya ada satu
pasien perharinya sehingga menghambat waktu penelitian.
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh
peneliti terhadap 30 responden mengenai efektivitas tekhnik relaksasi nafas dalam
terhadap penurunan kecemasan pada pasien pra operasi di RSUD Sayang Cianjur tahun
2019.

Pengaruh tekhnik relaksasi nafas dalam terhadap penurunan kecemasan pada pasien
pra operasi, maka dapat disimpulkan bahwa: Karakteristik responden pada penelitian ini
rata-rata responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 16 responden(53,0%),
responden berdasarkan usia menunjukan bahwa sebagian besar berusia 26-35 tahun
yaitu sebanyak 12 responden (40,0%), responden berdasarkan pekerjaan menjukan
bahwa sebagian besar rata-rata pekerjaan responden yaitu buruh dengan jumlah 12
responden (40,0%). Pada penelitian ini dilaksanakan dengan dua tahap yaitu melakukan
tekhnik relaksasi nafas dalam dan pengisian kuisioner.

Ada pengaruh sebelum dan sesudah dilakuakn tekhnik relaksasi nafas dalam terhadap
penurunan tingkat kecemasan pada kelompok perlakuan. Tidak ada pengaruh sebelum
dan sesudah dilakuakn tekhnik relaksasi nafas dalam terhadap penurunan tingkat
kecemasan pada kelompok kontrol.
Tidak ada pengaruh sebelum dilakuakn tekhnik relaksasi nafas dalam pada kelompok
kontrol dan kelompok perlakuan terhadap penurunan tingkat kecemasan.

Ada pengaruh sebelum dilakuakn tekhnik relaksasi nafas dalam pada kelompok kontrol
dan kelompok perlakuan terhadap penurunan tingkat kecemasan Saran Berdasarkan
hasil dalam penelitian ini, maka dikemukan beberapa saran sebagai berikut : Bagi Ilmu
Keperawatan Lebih dikaji kembali dengan mata ajar keperawatan mengenai persiapan
pasien pra operasi, terutama persiapan psikologis dalam mengatasi kecemasan pada
pasien pra operasi.

Bagi Tempat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber
referensi dan memberikan kebijakan kepada perawat untuk melaksanakan relaksasi
napas dalam pada 1 jam sebelum operasi untuk mengurangi kecemasan pada pasien.
Bagi Pasien Pasien diharapkan dapat melakukan tehnik relaksasi napas dalam secara
mandiri setelah dilatih oleh perawat sehingga kecemasan akan berkurang sebelum
pasien menjalani operasi.

Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemapuan dan
keterampilan agar peneliti selanjutnya dapat melanjutkan penelitian yang sifatnya lebih
besar yaitu dengan jumlah sampel yang lebih banyak, variabel yang berbeda dan
bermanfaat bagi kemajuan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA Solehati, Tetti & Kosasih, Eli Cecep. (2015) Konsep Dan Aplikasi
Relaksasi Dalam Keperawatan Maternitas. (Edisi 1). Bandung : Pt.

Refika Aditama Prihwidhiarti, Dewi. (2015). Efektivitas Penggunaan Teknik Relaksasi


Nafas Dalam Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Di Ruang
Cempaka RSUD Ungaran . Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Ilmu Keperawatan STIKES
Ngudi Waluyo Ungaran. indonesia Aprianto, Dino., Kristiawati, S, P., Purnomo, Eko.,
(2013).

Efektifitas Teknik Relaksasi Imajinasi Terbimbing Dan Nafas Dalam Terhadap Penurunan
Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi. Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Ilmu
Keperawatan, STIKES Telogorejo Semarang. Indonesia Smeltzer, & Bare, (2013), Buku
Ajar Medikal Bedah, Alih Bahasa Kuncara, H.Y, dkk, , Jakarta: EGC. Puspita, A, N., Armiyati,
N., Arif, S., (2014).

Efektifitas Waktu Penerapan Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Penurunan


Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi Bedah Mayor Abdomen Di Rsud Tugurejo
Semarang. Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Ilmu Keperawatan, STIKES Telogorejo
Semarang. Indonesia. Stuart, Gail W (2017). Buku Saku : keperawatan Jiwa. (edisi 5).
Jakarta : EGC Arbani, A, F., (2015). Hubungan Komunikasi Terapeutik Dengan Tingkat
Kecemasan Pasien Pre Operasi Di Rs PKU Muhammadiyah Sukoharjo.

Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Ilmu Keperawatan, STIKES Kusuma Husada Surakarta.
Indonesia. Sjamjuhidajat, R. & Jong, W.P. (2009). Buku ajar medical bedah. Edisi revisi.
Jakarta: EGC Rokawi, N, O., Sulastri., Anita., (2017).Relaksasi Nafas Dalam Menurunkan
Kecemasan Pasien Pre Operasi Bedah Abdomen. Skripsi tidak diterbitkan,
FakultasKeperawatan Politeknik Kesehatan Tanjungkarang. indonesia Kusumawati, F., &
Hartono, Y. (2011). Buku Ajar Keperawatan Jiwa.

Jakarta: Salemba Medika Apriansyah, A., Romadni, S., Andrianovita, D., (2014). Hubungan
Antara Tingkat Kecemasan Pre-Operasi Dengan Derajat Nyeri Pada Pasien Post Sectio
Caesarea Di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2014. Skripsi tidak
diterbitkan, FakultasKeperawatan STIKes Muhammadiyah Palembang. Indonesia Hawari,
D. (2009). Manajement stres,cemas dan depresi.(Edisi 1).

Jakarta : EGC Hayati, Farhatun., (2017). Pengaruh Pemberian Terapi Musik Klasik
Terhadap Tingkat Kecemasan PadaWanitaMenopause Di Wilayah Pisangan, Ciputat
Timur, tangerang Selatan.Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Kedokteran Dan
IlmuKesehatanUniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. indonesia Brunner &
Suddarth.(2014).
Keperawatan medikal bedah.(Edisi 8). Volume 2.Jakarta : EGC Profil RSUD Sayang cianjur
(2013), Rumah Sakit umum daerah cianjur tahun2013. Cianjur Ikapi, (2009).Pedoman
riset praktek untuk profesi perawat.Jakarta : EGC Prof. Dr. Sugiyono, (2017). Metode
penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D. (Edisi 25). Bandung : Penerbit Alfabeta Prof.
Dr. Suharsimi Arikunto, (2014). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. (Edisi 15).
Jakarta : Pt. Rineka Cipta.

LEMBAR RIWAYAT HIDUP Nama : Rima Siti Nurfadilah NPM : 09150000055 Program
Studi : S1 Keperawatan (STIKIM) Tempat, tanggal lahir : Cianjur, 20 September 1996
Jenis kelamin : Perempuan Agama : Islam Alamat : Kp. Warung Manggah RT.01/03 Desa
Bojong, Kecamatan Karang Tengah, Kabupaten Cianjur No. Hp : 082129950092 Email :
Rimafadilah4@gmail.com Riwayat Pendidikan : SDN Kopo (2003-2009) MTs Tanwiriyyah
(2009-2012) Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Cianjur (2012-2015)

INTERNET SOURCES:
-------------------------------------------------------------------------------------------
<1% - https://www.scribd.com/document/395400280/Asuhan-Keperawatan-Pada-
Gangguan-rasa-aman-nyaman
<1% - http://repo.stikesicme-jbg.ac.id/863/2/151310010%20Endah%20Patmawati
%20KTI.pdf
<1% - https://nuqtoh.com/4-ayat-alquran-tentang-menuntut-ilmu/
<1% - https://ariefzulan.wordpress.com/2011/08/10/tadzkiroh-urgensi-ilmu/
<1% - http://eprints.ums.ac.id/44895/11/HALAMAN%20DEPAN%20REV.pdf
<1% - https://stikespku.ac.id/category/d3-keperawatan/
<1% - http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/433/1/SKRIPSI.pdf
1% - https://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JK/article/download/500/452
<1% - http://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JK/article/view/500
<1% - https://en.wikipedia.org/wiki/Health_care_in_the_United_States
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/330190560_Modifying_Patient_Expectations_C
an_Enhance_Total_Hip_Arthroplasty_Postoperative_Satisfaction
<1% - https://github.com/THOMASELOVE/2019-500/blob/master/data-and-
code/toy_example/toy_2019_analysis.md
<1% - http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27287/1/LEILY
%20BADRYA-FKIK.pdf
<1% - https://docplayer.info/57255851-.html
<1% - https://repository.usd.ac.id/11057/2/152222118_full.pdf
<1% - http://repositori.uin-alauddin.ac.id/3082/1/Nurfadillah_opt.pdf
<1% - https://id.scribd.com/doc/81027427/pendidikan-masy
<1% - https://gayaonlinekewirausahaan.blogspot.com/2014/12/peran-kewirausahaan-
dalam-perekonmian.html
<1% - http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36694/1/Fidratul
%20Khasanah-FKIK.pdf
<1% - https://dianaputriananda.blogspot.com/2015/04/riset-pemasaran-tentang-
bolt.html
<1% - http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37176/2/FARHATUN
%20HAYATI-FKIK.pdf
<1% - https://sahabatnesia.com/contoh-daftar-isi-makalah-skripsi/
<1% - https://askepayaniyogyakarta.blogspot.com/#!
<1% - https://slideplayer.info/slide/11932587/
<1% - https://www.academia.edu/36442194/Naskah_Publikasi_1
<1% - https://pt.scribd.com/document/256208172/brian-gym
<1% - https://docplayer.info/137743996-Skripsi-hubungan-bermain-gadget-dengan-
tingkat-perkembangan-anak-usia-4-6-tahun.html
<1% - https://adysetiadi.files.wordpress.com/2012/03/jurnal-jadi-word-september-
2013-wordpress.doc
<1% - https://id.scribd.com/doc/316844520/NNS-pdf
<1% - http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20328120-T30673%20-%20Pengaruh
%20terapi.pdf
1% - http://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JK/article/download/500/452
<1% - https://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JKEP/article/download/860/687
<1% - https://diasukajaya-indonesia.blogspot.com/
1% - https://www.scribd.com/document/345352149/SKRIPSI-1
1% - http://ners.fkep.unand.ac.id/index.php/ners/article/download/144/117
<1% - https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jk_sriwijaya/article/download/2324/1187
<1% - https://infoperawatkreatif.blogspot.com/2014/11/strategi-koping-pasien-dalam-
menghadapi.html
<1% - https://nursing-community.blogspot.com/2013/04/asuhan-keperawatan-lansia-
dalam.html
<1% - https://es.scribd.com/document/182599917/Teknik-Relaksasi
<1% - https://asuhankeperawataninfo.blogspot.com/2015/08/asuhan-keperwatan-akut-
miokard-infark.html
<1% - https://www.scribd.com/document/382210541/275-577-1-SM-pdf
1% -
https://www.researchgate.net/publication/323982786_RELAKSASI_NAFAS_DALAM_MEN
URUNKAN_KECEMASAN_PASIEN_PRE_OPERASI_BEDAH_ABDOMEN
<1% - http://www.aqiqah-murah.com/index.php
<1% - https://dwiratna2611.wordpress.com/2012/12/07/pengaruh-teknik-nafas-dalam-
terhadap-perubahan-tingkat-kecemasan-pada-ibu-persalinan-kala-i-di-pondok-
bersalin-ngudi-saras-trikilan-kali-jambe-sragen-oleh-abdul-ghofur-dan-eko-purwoko1/
<1% - http://digilib.uin-suka.ac.id/18860/2/1320412263_bab-i_iv-atau-v_daftar-
pustaka.pdf
<1% - https://www.scribd.com/document/322653225/napas-dalam-ansietas-pdf
<1% - https://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JK/article/download/984/762
<1% - https://cianjurtoday.com/kapolres-cianjur-besuk-pasien-dbd-di-rsud-sayang/
<1% - https://asmanurs3.blogspot.com/2015/03/proposal-kesehatan-pengaruh-he-
terhadap.html
<1% - http://digilib.unisayogya.ac.id/702/1/NASKAH%2BPUBLIKASI.pdf
<1% - https://zulfitriani28.blogspot.com/2017/04/skripsi-s1-keperawatan-pengaruh-
teknik.html
<1% - https://perawat18.blogspot.com/2012/12/analisis-faktor-faktor-apa-saja-
yang.html
<1% - https://estiaryani0057.blogspot.com/2015/11/pengaruh-ambulasi-pada-nyeri-
post.html
<1% - https://www.academia.edu/10420370/K%C4%81na_Wa_Akhow%C4%81tuh
%C4%81_dalam_Surat_Al-M%C4%81idah_Analisis_Sintaksis_
<1% - https://nitafitria.wordpress.com/2009/02/09/terapi-psikospiritual-sebuah-hasil-
penelitian/
<1% - https://core.ac.uk/download/pdf/141832817.pdf
3% -
https://www.academia.edu/33100270/BAB_II_TINJAUAN_PUSTAKA_kecemasan_pre_oper
asi
<1% - http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl-timing2a20-6191-2-
babii.pdf
<1% - https://kumpulan-segalailmu.blogspot.com/2013/04/asuhan-keperawatan-pre-
dan-post-operasi.html
1% - https://oshigita.wordpress.com/2014/04/01/asuhan-pada-pasien-pre-intra-dan-
pasca-bedah-pada-kasus-kebidanan/
1% - https://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-6460-LAMPIRAN.pdf
2% - http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl-nanangqosi-6162-2-
babii.pdf
<1% - https://khakarangga.blogspot.com/2013/12/keperawatan-periopratif.html
1% - https://dianhusadazairi.blogspot.com/p/teknik-perawatan-pada-pasien-hernia.html
<1% - https://avatt.blogspot.com/2017/03/satuan-acara-penyuluhan-sap-
persiapan.html
<1% - https://pengertianpreoperasi.blogspot.com/2010/12/prosedur-operasi.html
<1% - https://kaper13a.blogspot.com/2016/10/kasus-dan-askep-sepsis-pada-bayi-
baru.html
<1% - https://aneka-wacana.blogspot.com/2012/06/persiapan-preop-sectio-
caesaria.html
<1% - https://puputff.blogspot.com/feeds/posts/default
<1% - https://anestesi12.blogspot.com/2012/11/perawatan-perioperatif.html
<1% - https://dokter-riando.blogspot.com/2015/10/
<1% - https://pt.scribd.com/doc/181272220/Kebutuhan-Cairan-Dan-Elektrolit-Pasien-
Operasi
<1% - http://repository.unimus.ac.id/1708/4/12.%20BAB%20II.pdf
<1% - https://id.scribd.com/presentation/396001488/Persiapan-Dan-Perawatan-Pasien-
Pre-operasi
<1% - https://www.alodokter.com/operasi-hernia-ada-dua-operasi-terbuka-dan-
laparoskopi
<1% - http://eprints.ums.ac.id/4455/1/J210070104.pdf
<1% - https://pt.scribd.com/document/126877742/2-BAB-I-1-1
<1% - https://deloririasi.blogspot.com/2011/
<1% - http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/61291/Chapter
%20II.pdf?sequence=4&isAllowed=y
<1% - https://agungsusanto0112.blogspot.com/2013/09/laporan-pendahuluan-
ansietas-kecemasan.html
<1% - http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/cakrawala/article/download/2588/1796
<1% - http://repository.unand.ac.id/21726/3/bab%201.pdf
<1% - http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/133/jtptunimus-gdl-masturwido-6611-3-
babii.pdf
1% - http://eprints.ung.ac.id/5008/5/2013-1-14201-841409014-bab2-
30072013120800.pdf
<1% - http://www.menulisproposalpenelitian.com/2013/07/kecemasan.html
<1% - https://idhamank.blogspot.com/2011/05/proposal-penelitian-keperawatan-
jiwa.html
<1% - https://www.academia.edu/37736781/Perkembangan_manusia
<1% - http://eprints.dinus.ac.id/19103/10/bab2_18450.pdf
<1% - http://eprints.umm.ac.id/39926/3/BAB%20II.pdf
<1% - https://www.scribd.com/document/412836248/psi
<1% - https://bidanperawatmojokerto.blogspot.com/2010/
<1% - https://mariberbagi-c.blogspot.com/2011/11/makalah-tutor-keperawatan-jiwa-
ansietas.html
<1% - http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/49876/Chapter
%20II.pdf;sequence=4
<1% - http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/56442/Chapter
%20II.pdf;sequence=4
<1% - http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/43033/Chapter
%20II.pdf;sequence=4
<1% - http://hipnoterapijakartabekasi.com/mengatasi-rasa-takut/cara-mengatasi-rasa-
takut-mati/
<1% - http://digilib.uinsby.ac.id/1872/5/Bab%202.pdf
<1% - http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-budiisriya-1186-1-
jurnal.pdf
<1% - http://digilib.uinsby.ac.id/10839/5/bab%202.pdf
<1% - https://suryadun.blogspot.com/2015/12/kecemasan.html
<1% - http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/107/jtptunimus-gdl-oninramale-5303-3-
babiio-n.pdf
<1% - https://asuhankeperawatan05.blogspot.com/2013/12/skor-penilaian-
kecemasan.html
<1% - https://ayners.blogspot.com/2013/01/konsep-kecemasan.html
<1% - https://dnovantono.blogspot.com/2018/08/
<1% - http://journal.stikep-ppnijabar.ac.id/index.php/jkk/article/download/92/87
<1% - https://id.scribd.com/presentation/405580995/PPT-GANGGUAN-PANIK-
REFERAT-ppt
<1% - https://aneka-wacana.blogspot.com/2012/03/asuhan-keperawatan-jiwa-dengan-
ansietas.html
<1% - https://www.academia.edu/30931665/Laporan_Pendahuluan_Ansietas
<1% - http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/113/jtptunimus-gdl-rezkicahya-5627-3-
babii.pdf
<1% - http://repository.ump.ac.id/1437/3/SEKAR%20ARUM%20RAMA%20DHANI
%20BAB%20II.pdf
<1% - https://fahadh17.blogspot.com/2017/12/penanganan-nyeri-non-
farmakologi.html
<1% - https://padriberkata.blogspot.com/2012/03/macam-tindakan-non-farmakologi-
untuk.html
1% - https://nurulkomariah46.blogspot.com/2015/05/teknik-relaksasi-nafas-dalam.html
<1% - https://www.academia.edu/7438497/TEKNIK_RELAKSASI_NAFAS_DALAM
1% - http://eprints.ung.ac.id/3221/3/2013-1-14201-841409089-bab2-
26072013082718.pdf
<1% - http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/162/jtptunimus-gdl-feraniaita-8079-3-
babiv.pdf
<1% - https://publikasi.unitri.ac.id/index.php/fikes/article/download/756/597
<1% - https://ejournal.akperypib.ac.id/wp-content/uploads/2016/09/MEDISINA-Jurnal-
Keperawatan-dan-Kesehatan-AKPER-YPIB-MajalengkaVolume-I-Nomor-1-Februari-
20155.pdf
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/327393577_HYPNOBIRTHING_MENINGKATKA
N_TOLERANSI_NYERI_DAN_MENURUNKAN_KECEMASAN_IBU_INPARTU_KALA_I_FASE_A
KTIF_Hypnobirthing_Increase_Pain_Tolerance_and_Anxiety_in_Active_Phase_Labor
<1% - https://www.scribd.com/document/319719912/Teknik-Relaksasi-Nafas-Dalam
<1% - https://lettre-de-raphael.blogspot.com/2013/06/membantu-klien-dalam-latihan-
nafas-dalam.html
<1% - https://retnatriastuti.blogspot.com/
<1% - https://artoflivingid.wordpress.com/2013/06/13/teknik-relaksasi-nafas-dalam/
<1% -
http://ejournal.kopertis10.or.id/index.php/endurance/article/download/3116/1081
<1% - https://wikimedya.blogspot.com/2011/03/tehnik-relaksasi-nafas-dalam.html
<1% - http://eprints.umpo.ac.id/1616/8/Lampiran.pdf
<1% - http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/145/jtptunimus-gdl-annisahika-7228-3-
babii.pdf
3% - http://repository.ump.ac.id/684/3/ARDITA%20PANDU%20WIDYANA%20BAB
%20II.pdf
<1% - http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/52046/Chapter
%20II.pdf?sequence=4&isAllowed=y
<1% - https://yulnico.blogspot.com/2011/05/hubungan-pendidikan-dan-peran-
perawat.html
<1% - https://fadli-irwansyah.blogspot.com/2012/01/pengaruh-latihan-rentang-gerak-
sendi.html
<1% - https://legalstudies71.blogspot.com/2018/10/fungsi-tugas-dan-peran-
perawat.html
<1% - https://rsudsayang.cianjurkab.go.id/?page_id=2514
<1% - https://www.jurnal-doc.com/jurnal/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-
kecemasan-keluarga-pada-pasien-pre-operasi/
<1% -
https://www.bandungkab.go.id/public/uploads/REKAP_PENELITIAN_BULAN_JULI_20132.
pdf
<1% - https://materi-paksyaf.blogspot.com/2014/12/kerangka-teori-dan-kerangka-
konsep.html
<1% - https://yusuflife.blogspot.com/2013/04/definisi-teori-elemen-teori-konsep-
dan.html
<1% - https://e-masgalih.blogspot.com/2016/02/makalah-analisis-perkembangan-
kognitif.html
<1% - https://ramadhanhordengbambang.blogspot.com/feeds/posts/default
<1% - http://digilib.uinsby.ac.id/7260/6/Bab%203.pdf
<1% - https://text-id.123dok.com/document/dzx53j6vq-konsep-susu-kedelai-tinjauan-
pustaka.html
<1% - https://shantycr7.blogspot.com/2013/08/kerangka-teori-dan-
pengembangan.html
<1% - https://nindyahaifasaqina.blogspot.com/2016/09/bab-i-pendahuluan-a.html
<1% - http://www.bukukerja.com/2013/04/tips-dan-panduan-menyusun-
pembahasan.html
<1% - https://jufpinax11.blogspot.com/2011/05/pengaruh-teknik-relaksasi-napas-
dalam.html
<1% - https://cianjurjago-hemodialisa.blogspot.com/feeds/posts/default
<1% - https://issuu.com/to_b4/docs/jurnal_poltekkes_jambi_vol_4
<1% - https://skrip99.blogspot.com/#!
<1% - http://digilib.uinsby.ac.id/13421/6/Bab%203.pdf
<1% - http://www.lahargokembaren.com/2013/08/mengatasi-cemas-yang-
mengganggu.html
<1% - https://asmanurs3.blogspot.com/2014/09/hubungan-tingkat-kecemasan-
dengan.html
<1% - http://eprints.umm.ac.id/41472/5/BAB%20IV.pdf
<1% - http://a-research.upi.edu/operator/upload/s_ptm_0707067_chapter3.pdf
<1% - http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/04/12-Pengaruh-tehnik-
benson-relaksasi.pdf
<1% - http://digilib.uinsby.ac.id/9966/50/Bab%203.pdf
<1% - http://repository.unpas.ac.id/30290/6/BAB%20III.pdf
<1% -
https://www.academia.edu/24417469/PENGERTIAN_POPULASI_DAN_SAMPEL_DALAM_P
ENELITIAN
<1% - http://repository.upi.edu/25399/6/S_SPLS_1202697_Chapter3.pdf
<1% - http://repository.upi.edu/10692/4/s_mrl_0708165_chapter3.pdf
<1% - http://repository.upi.edu/19276/6/S_MRL_1003051_Chapter3.pdf
<1% - http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/PENELITIAN_PENDIDIKAN/BBM_6.pdf
<1% - http://repository.upi.edu/2122/6/S_KOR_0906073_CHAPTER3.pdf
<1% - https://jurnal.ft.uns.ac.id/index.php/mekanika/article/download/81/75
<1% - http://suyatno.blog.undip.ac.id/files/2010/05/MENGHITUNG-BESAR-SAMPEL-
PENELITIAN.pdf
<1% - https://docplayer.info/44133523-.html
<1% - http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2324/1/NYI%20DEWI
%20KURAESIN-FKIK.pdf
<1% -
https://www.academia.edu/28936519/Analisis_Frekuensi_dan_Amplifikasi_Mikrotremor
<1% - https://kumpulanmaterikeperawatan.blogspot.com/2016/07/tinjauan-pustaka-
dan-etik-dalam.html
<1% - http://perpustakaan.poltekkes-
malang.ac.id/assets/file/kti/1401100071/12._BAB_III_.pdf
<1% - https://bpi-uinsuskariau3.blogspot.com/feeds/posts/default
<1% - http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-entotpramu-7607-4-
babiii.pdf
<1% - https://www.scribd.com/document/378190900/Arifuddin-PENGARUH-
PENDIDIKAN-KESEHATAN-TENTANG-Persalinan-terhadap-Kecemasan-Primigravida-
trimester-III-pdf
<1% -
https://www.academia.edu/31099062/TINGKAT_PENGETAHUAN_MASYARAKAT_TENTAN
G_BANTUAN_HIDUP_DASAR_BHD_DI_KOTA_ADMINISTRASI_JAKARTA_SELATAN
<1% -
https://hanifoza.files.wordpress.com/2012/10/sesi_7_metode__instrumen_pengumpulan_
data.pdf
<1% - https://id.scribd.com/doc/232424386/jurnal-stie-bp-aceh
<1% - https://contoh-contohskripsi.blogspot.com/2010/02/analisis-peranan-sektor-
usaha-kecil.html
<1% - http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/126446-TESIS0494%20Ase%20N08f-Faktor
%20yang-Metodologi.pdf
<1% - http://eprints.undip.ac.id/48235/4/BAB_3.pdf
<1% - https://www.slideshare.net/gederobin/hubungan-tingkat-kecemasan-dengan-
kualitas-tidur-ibu-hamil-primigravida-trimester-iii-51313032
<1% - http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/40399/Chapter
%20II.pdf;sequence=4
<1% - https://newinfoupdatein.blogspot.com/2012/12/pengukuran-tingkat-
kecemasan.html
<1% - http://eprints.ums.ac.id/20435/15/NASKAH_PUBLIKASI.pdf
<1% - https://id.scribd.com/doc/249395835/Gambaran-Tingkat
<1% - https://asmanurs3.blogspot.com/2015/01/proposal-faktor-faktor-yang-
berhubungan.html
<1% - http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/121/jtptunimus-gdl-nurelawati-6016-3-
babiii-f.pdf
<1% - http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/35039/Chapter%20III-
VI.pdf?sequence=3&isAllowed=y
<1% - http://a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054080_chapter3.pdf
<1% - https://bayangzone.blogspot.com/2013/06/cara-membuat-proposal-penelitian-
dan.html
<1% - http://scholar.unand.ac.id/35371/2/Muhamad%20Andika%20SP%20-%20Tesis
%20Repositori%202.pdf
<1% - https://salamadian.com/teknik-pengambilan-sampel-sampling/
<1% - http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-mardianada-5193-4-
bab3.pdf
<1% - http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/download/6697/6217
<1% -
https://www.academia.edu/28825170/GAMBARAN_TINGKAT_KECEMASAN_PADA_REMA
JA_PUTRI_USIA_11_14_TAHUN_DALAM_MENGHADAPI_MENSTRUASI_PERTAMA
<1% - https://publikasi.unitri.ac.id/index.php/fikes/article/download/1562/1114
<1% - https://karyatulisilmiah.com/perbedaan-efektivitas-terapi-imajinasi-terpimpin-
dengan-terapi-relaksasi-nafas-dalam-terhadap-penurunan-tekanan-darah-pasien-
hipertensi-2/
<1% -
http://eprints.undip.ac.id/56126/4/Pho_Denita_Meiliani_22010113120087_Lap.KTI_Bab3.
pdf
<1% - http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/117/jtptunimus-gdl-annarohmaw-5842-3-
bab3ana.pdf
<1% - http://eprints.ums.ac.id/47853/5/BAB%20III.pdf
<1% - http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-wihartinig-5290-4-
bab3.pdf
<1% - http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/125859-S-5869-Kinerja%20Jumantik-
Metodologi.pdf
<1% - https://monaliasakwati.blogspot.com/2012/05/pengolahan-data.html
<1% - http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/21/jtptunimus-gdl-s1-2008-fitarahmaw-
1035-04-BAB+I-I.pdf
<1% -
http://eprints.undip.ac.id/49561/4/BAB_3_Hubungan_Kebutuhan_Spiritual_dengan_Kualit
as_Hidup_Pada_Lansia_di_Panti_Wredha_Kota_Semarang.pdf
<1% - https://www.academia.edu/6487395/PENYUSUNAN_HASIL_and_ANALISA_DATA
<1% - https://bidansrimulyanti.blogspot.com/2011/05/pengolahan-data.html
<1% - http://eprints.umm.ac.id/41485/5/BAB%20IV.pdf
<1% - http://dosensosiologi.com/teknik-analisis-data-kuantitatif-kualitatif-lengkap/
<1% - http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/125831-S-5849-Analisis%20faktor-Analisis.pdf
<1% - https://www.slideshare.net/juwitaantateliz/metodologi-penelitian-dalam-
kesehatan
<1% -
https://www.academia.edu/8070613/PERBEDAAN_TEKANAN_DARAH_SEBELUM_DAN_SE
TELAH_DIBERI_MINUM_KOPI_DI_ASRAMA_JURUSAN_KEPERAWATAN_POLITEKNIK_KESE
HATAN_KEMENTERIAN_KESEHATAN_TANJUNGKARANG_TAHUN_2011_KARYA_TULIS_IL
MIAH
<1% - https://wenisriwahyuni07.blogspot.com/2013/
<1% - https://skripsi-konsultasi.blogspot.com/2019/04/uji-normalitas-skripsi-dan-
tesis_2.html
<1% - http://repository.unimus.ac.id/1433/5/BAB%20III.pdf
<1% - https://zainurrahman29.blogspot.com/2016/12/uji-homogenitas-menggunakan-
spss.html
<1% - https://marlanur.tumblr.com/post/128709133523/uji-homogenitas-trilogi-
analisis-data
<1% - https://mafiadoc.com/pengaruh-pelatihan-dan-motivasi-kerja-terhadap-kinerja-
karyawan-pt_59c98fb91723dde580217b49.html
<1% - https://www.scribd.com/document/384884050/Askep-Keluarga-docx
<1% - http://fpsi.mercubuana.ac.id/wp-content/uploads/2019/05/Pedoman-
Penyusunan-Penulisan-Tugas-Akhir-Naskah-Baru-converted.pdf
<1% - https://issuu.com/harianjurnalasia/docs/30january2017
<1% - http://digilib.unila.ac.id/14001/17/BAB%20III.pdf
<1% - http://digilib.unila.ac.id/2417/11/Bab%203.pdf
<1% - https://www.coursehero.com/file/p552eub/b-Profil-Responden-Berdasarkan-
Jenis-Kelamin-Untuk-mengetahui-karakteristik/
<1% - http://media.unpad.ac.id/thesis/120310/2012/120310120161_4_7363.pdf
<1% - http://digilib.unisayogya.ac.id/3315/1/Jurnal%20Supi.pdf
<1% - https://stiesiaku.blogspot.com/2012/04/contoh-soal-me.html
<1% - https://www.slideshare.net/ratihnaini7/pengaruh-teknik-relaksasi-nafas-dalam-
terhadap-penurunan-persepsi-nyeri-pada-lansia-dengan-artritis-reumatoid
<1% - https://statistikceria.blogspot.com/2013/12/Pengujian-Perbedaan-Rata-rata-Dua-
kelompok-berpasangan-dependent-parametrik.html
<1% - https://id.123dok.com/document/lq5eg5jq-perbedaan-efektifitas-teknik-yoga-
cat-strech-exercise-dengan-senam-dismenore-terhadap-penurunan-nyeri-haid-
dismenorhea-primer-pada-mahasiswa-psik-muhammadiyah-malang.html
<1% - https://ayuriski.blogspot.com/2010/11/independent-t-test.html
<1% - https://ppnijateng.org/wp-content/uploads/2016/11/PROSIDING-MUSWIL-II-
IPEMI-JATENG_MAGELANG-17-SEPTEMBER-2016.244-250.pdf
<1% - http://ejournal.stikestelogorejo.ac.id/index.php/ilmukeperawatan/issue/view/41
<1% - http://widhiarso.staff.ugm.ac.id/files/membaca_t-tes.pdf
<1% - https://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com/feeds/posts/default
<1% - https://www.coursehero.com/file/p1916j4a/Equal-variances-assumed-Equal-
variances-not-assumed-Equal-variances-assumed/
<1% - http://eprints.undip.ac.id/55404/1/PROPOSAL_DIAH_AYU_NURAINI.pdf
<1% - http://www.mitrahomecare.com/2010/11/pengaruh-pemberian-rebusan-
seledri.html
<1% - http://www.b2p2vrp.litbang.kemkes.go.id/berita
<1% - http://repository.ump.ac.id/4308/5/WILDAN%20AKHMAD%20AY%20BAB
%20IV.pdf
<1% - http://digilib.unisayogya.ac.id/2603/1/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf
<1% - https://ppnijateng.org/wp-content/uploads/2017/05/Jurnal-Keperawatan-Anak-
PPNI-Jawa-Tengah-Volume-3-Nomor-1_1.pdf
<1% - https://faizalnizbah.blogspot.com/2013/07/teori-belajar-bruner.html
<1% -
https://www.academia.edu/36608790/Buku_Latihan_soal_Uji_Kompetensi_Keperawatan
<1% - https://keperawatankomunitas.blogspot.com/2010/04/konsep-kader.html
<1% - https://suaraliterasiperawatindonesia.blogspot.com/2017/04/faktor-faktor-apa-
saja-yang-berhubungan.html
<1% - https://muhammadyusufstia.blogspot.com/2011/
<1% - http://repository.unissula.ac.id/7326/5/4.%20BAB%20I.pdf
<1% - https://emakalahonline.blogspot.com/2013/12/perkembangan-yang-terganggu-
dan.html
<1% - https://alisarjunip.blogspot.com/2013/06/contoh-pembhasan-untuk-simple-
fraction_14.html
<1% - http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/145/jtptunimus-gdl-nurhayatin-7221-3-
babii.pdf
<1% - https://rafikapwelek.blogspot.com/2012/11/proposal-penelitian-tindakan-
bimbingan.html
<1% - https://solomoncell.wordpress.com/2012/06/04/perbedaan-tingkat-kecemasan-
antara-pria-dan-wanita/
<1% - https://issuu.com/tribunjogja/docs/tribunjogja-20-03-2015
<1% - https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1102205042-3-BAB%20II.pdf
<1% - https://www.academia.edu/10199836/Haruskah_Kesetaraan_Gender_Berlaku_
<1% - http://eprints.ums.ac.id/57058/23/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf
<1% - https://selinapatriaatma.blogspot.com/2015/11/hubungan-pendidikan-dan-
umur-dengan.html
<1% - https://www.kompasiana.com/yunassadewa/5528abd5f17e6186748b45af/belajar-
menurut-teori-bruner
<1% - http://eprints.ung.ac.id/1927/6/2012-2-14201-841408019-bab2-
26012013065839.pdf
<1% -
https://www.academia.edu/30580359/PENGARUH_LATIHAN_NAFAS_DALAM_TERHADAP
_SENSITIVITAS_BARORFLEKS_ARTERI_PADA_KLIEN_GAGAL_JANTUNG_KONGESTIF_DI_RS
UD_LABUANG_BAJI_KOTA_MAKASSAR
<1% - https://onijuniar.blogspot.com/2011/09/blok-2-skenario-4-saraf.html
<1% -
https://www.academia.edu/13490641/RESPON_SISTEM_SARAF_TERHADAP_STRESS
<1% - https://publikasiilmiah.ums.ac.id/xmlui/bitstream/handle/11617/866/3.%20SETYO
%20PURWANTO.pdf?sequence=1&isAllowed=y
<1% - https://anugrahdwikusuma.blogspot.com/2018/12/makalah-tentang-anxiety-
kecemasan.html
<1% - https://ayurvedamedistra.files.wordpress.com/2015/08/pengaruh-relaksasi-nafas-
dalam-terhadap-penuruan-tingkat-kecemasan-pasien-pre-operasi1.pdf
<1% - http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/162/jtptunimus-gdl-dwipujiast-8076-1-
babi.pdf
<1% - https://ujidata.blogspot.com/2015/12/macam-macam-uji-t-dan-
perbedaannya.html
<1% - https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/viewFile/2243/1800
<1% - http://eprints.ums.ac.id/36817/1/Naskah%20Publikasi.pdf
<1% - https://blog.ruangguru.com/4-teori-masuknya-islam-ke-nusantara
<1% - http://repository.ump.ac.id/3925/2/BAYU%20PURNOMO%20AJI%20BAB%20I.pdf
<1% -
https://www.academia.edu/10468532/Pengaruh_Teknik_Relaksasi_Nafas_Dalam_._Novari
zki_dan_Arina_M_191_PENGARUH_TEKNIK_RELAKSASI_NAFAS_DALAM_TERHADAP_PEN
URUNAN_TINGKAT_NYERI_PADA_PASIEN_PASCA_OPERASI_FRAKTUR_FEMUR_DI_RUMA
H_SAKIT_KARIMA_UTAMA_SURAKARTA
<1% - https://id.wikipedia.org/wiki/Lingon
<1% - https://kaper13a.blogspot.com/2016/10/askep-pre-operatif.html
<1% - https://nersrezasyahbandi.blogspot.com/2013/11/askep-perioperatif.html
<1% - https://nissa-uchil.blogspot.com/2014/10/askep-pre-dan-post-operasi-pada-
sistem.html
<1% - http://digilib.uinsby.ac.id/450/7/Bab%204.pdf
<1% - https://skripsistikes.wordpress.com/category/pendidikan-kesehatan/page/37/
<1% -
https://www.academia.edu/36507573/PENGARUH_TERAPI_RELAKSASI_OTOT_PROGRESS
IF_TERHADAP_PERUBAHAN_TINGKAT_INSOMNIA_PADA_LANSIA
<1% - https://jalanpintaz.blogspot.com/2012/09/hubungan-antara-komunikasi-
terapeutik.html
<1% - https://gyotinusu.blogspot.com/2011/10/manfaat-menarik-nafas-panjang.html
<1% - http://repository.unimus.ac.id/2581/43/MANUSCRIPT.pdf
<1% - http://digilib.unisayogya.ac.id/617/1/NASKAH%20PUBLIKASI%20ISTI
%20MARYUNANI.pdf.pdf
<1% - https://purwantiidewii.blogspot.com/2012/11/konsep-dasar-kb-dan-jenis-
jenis.html
<1% - https://dr-suparyanto.blogspot.com/2014/03/perilaku-sehat.html
<1% - http://etd.eprints.ums.ac.id/view/year/2014.html
<1% -
https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/00d3d0beab9cff290a1770a96511e7a3.pdf
<1% - http://fpsi.mercubuana-yogya.ac.id/wp-content/uploads/2012/06/seksualitas-
yulia-rahma.pdf
<1% - http://repository.unand.ac.id/18208/1/PENGARUH%20TEKNIK%20RELAKSASI
%20OTOT%20PROGRESIF%20TERHADAP%20PENURUNAN%20TEKANAN%20DARAH
%20SISTOLIK%20PADA%20LANSIA%20DENGAN%20HIPERTENSI%20DI%20EILAYAH
%20KERJA%20PUSKESMASA%20AIR%20TAWAR%20KELURAHAN%20AIR%20TAWAR
%20BARAT%20PADANG%202010.pdf
<1% - https://id.scribd.com/doc/272907763/01-gdl-debynovita-584-1-kti-de-i
<1% - http://download.portalgaruda.org/article.php?
article=184150&val=6399&title=PENGARUH%20TEKNIK%20RELAKSASI%20NAFAS
%20DALAM%20TERHADAP%20RESPON%20ADAPTASI%20NYERI%20PADA%20PASIEN
%20INPARTU%20KALA%20I%20FASE%20LATEN%20DI%20RSKDIA%20SITI%20FATIMAH
%20MAKASSAR%20TAHUN%202013
<1% - https://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/53605/BAB%20IV
%20Hasil%20dan%20Pembahasan.pdf?sequence=4&isAllowed=y
<1% - https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/JDK/article/download/1657/1431
<1% - https://id.123dok.com/document/oy86wx2q-pengaruh-senam-terhadap-
penurunan-intensitas-nyeri-saat-dismenore-pada-mahasiswi-program-studi-ilmu-
keperawatan-uin-syarif-hidayatullah-jakarta.html
<1% -
https://www.academia.edu/5793119/HUBUNGAN_ANTARA_STRES_DENGAN_POLA_MEN
STRUASI_PADA_MAHASISWA_D_IV_KEBIDANAN_JALUR_REGULER_UNIVERSITAS_SEBELA
S_MARET_SURAKARTA_KARYA_TULIS_ILMIAH
<1% - https://indeksprestasi.blogspot.com/search/label/skripsi%20kebidanan
<1% - https://ainamulyana.blogspot.com/2016/04/penelitian-pengembangan-research-
and.html
<1% -
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/59213/Reference.pdf;sequence
=2
<1% - https://docplayer.info/59825181-Pemberian-terapi-murotal-terhadap-
penurunan-tingkat-kecemasan-pra-operasi-fraktur-humerus-pada-asuhan-
keperawatan-tn-m-di-ruang.html
<1% - https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/INTUISI/article/view/17385
<1% -
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/50443/Reference.pdf;sequence
=2
<1% - http://eprints.ums.ac.id/21288/15/DAFTAR_PUSTAKA.pdf
<1% - https://www.scribd.com/document/329298223/jurnal-lengkap-pdf
<1% - http://repository.unimus.ac.id/921/7/DAFTAR%20PUSTAKA.pdf
<1% - http://www.digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-sriyononim-
1119-1-artikel-o.pdf
<1% -
https://www.academia.edu/35996338/PENGARUH_TEKNIK_RELAKSASI_NAFAS_DALAM_
DENGAN_TERAPI_HIPNOTIS_LIMA_JARI_TERHADAP_KECEMASAN_PASIEN_PRE_OPERATI
F_DI_RSUD_DR._H._KUMPULAN_PANE_KOTA_TEBING_TINGGI
<1% - http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36739/1/Farhatun
%20Hayati-FKIK.pdf
<1% - http://journal.unigres.ac.id/index.php/JNC/article/view/844
<1% - http://repository.ump.ac.id/811/7/EVIE%20PURWATI%20DAFTAR
%20PUSTAKA.pdf
<1% - https://dropshipbuku-buku.blogspot.com/2013/07/prosedur-penelitian-suatu-
pendekatan.html

Anda mungkin juga menyukai