SKRIPSI
DITA AMALIA
NPM. 160110140001
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2018
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui :
Pembimbing Utama,
Pembimbing Pendamping,
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya
dengan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi untuk memenuhi syarat agar
Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis menghadapi banyak sekali kesulitan.
Namun atas dukungan dan bantuan baik secara spiritual maupun material yang
1. Dr. Nina Djustiana, drg., M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Padjadjaran.
menyelesaikan skripsi.
menyelesaikan skripsi.
iii
iv
4. Prof. Dr. Hj. Yetty Herdiyati, drg., Sp.KGA(K) selaku dosen wali yang
5. Dr. drg. Sri Tjahajawati, M.Kes., drg. Eka Chemiawan, M. Kes., Dr. drg.
7. Seluruh staf Radiologi, Teh Sinta, Teh Retno, Pak Yana, Pak Yono yang
Universitas Padjadjaran.
8. Ibu dan ayah yang selalu memberikan do’a dan meridhoi segala kegiatan
penyemangat.
Muce, Mimil, Najib, Rio, Afu, Regi, Icha, Fitria, Fania, Finny dan
seluruh angkatan 2014 FKG Unpad yang telah memberi semangat dan
10. Teman seperjuangan Radiologi, Jane, Irma, Regiana, Firas, Ika, Maudy,
12. Sahabat penulis Fina, Woro, Lifia, Vivi, Putri, Rai, Arin, Danang,
penulis.
13. Semua pihak yang telah membentu penulis yang tidak dapat disebutkan
sangatlah berarti.
kebaikan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini, serta semoga skipsi ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.
Penulis
“….Barang siapa bertakwa kepada Allah maka dia akan menjadikan jalan
keluar baginya, dan memberinya rizki dari jalan yang tidak ia sangka, dan
barang siapa yang bertawakal kepada Allah maka cukuplah Allah baginya,
Untuk ayah, ibu, teteh dan adik yang akan selalu kusayangi dalam hidupku
Korelasi Pola Maturitas Gigi Molar Kedua Mandibula dengan Periode Awal
Menstruasi Pasien Usia 13-15 Tahun Ditinjau Dari Arsip Radiograf
Panoramik – Dita Amalia – 160110140001
ABSTRAK
Usia saat periode awal menstruasi atau menarke adalah indikator yang
paling umum digunakan untuk mempelajari pertumbuhan dan perkembangan
perempuan, salah satunya indikator pola maturitas gigi. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui apakah terdapat korelasi antara pola maturitas gigi molar kedua
mandibula dengan periode awal menstruasi atau menarke.
Jenis penelitian analitik korelatif secara observasional dengan rancangan
studi Cross-Sectional digunakan pada penelitian ini. Sampel penelitian ini berasal
dari pasien RSGM Unpad, didapatkan 46 sampel pasien perempuan berusia 13-15
tahun yang sudah mengalami menstruasi. Usia kronologis dan usia menarke di
dapat dari hasil wawancara pasien. Pola maturitas gigi dinilai dengan menggunakan
tabel deskripsi tahap tumbuh kembang Demirjian (A-H).
Uji korelasi Spearman’s Rank, memperlihatkan tidak terdapat korelasi
antara pola maturitas gigi molar kedua mandibular dengan usia periode awal
menstruasi dengan nilai p-value sebesar 0,28 dengan α = 5% yang berarti tidak
signifikan, namun jika dilihat nilai korelasi sebesar 0,088 yang berarti memiliki
kriteria hubungan sangat lemah.
Tidak terdapat korelasi antara pola maturitas gigi molar kedua mandibula
pasien perempuan usia 13-15 tahun dengan usia periode awal menstruasi pada arsip
radiograf panoramik.
Kata kunci : Usia periode awal menstruasi (Menarke), pola maturitas gigi, metode
Demirjian.
vii
Correlation of Second Molar Teeth Mandibular Maturity Pattern with Early
Menstruasi Period of 13-15 Years Old Patients Reviewed From Archive of
Panoramic Radiograph – Dita Amalia – 160110140001
ABSTRACT
Key Word : Age at the beginning of menstrual period (Menarche), dental maturity
pattern, Demirjian method.
viii
DAFTAR ISI
ix
x
Nomor Halaman
xi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
xii
DAFTAR GRAFIK
Nomor Halaman
xiii
DAFTAR DIAGRAM
Nomor Halaman
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
xv
BAB I
PENDAHULUAN
spurt), growth spurt terjadi dalam waktu yang berbeda pada individu yang berbeda,
berlangsung kurang lebih 3-4 bulan dan wanita mengalami lebih dahulu daripada
laki-laki. Maturasi seksual yang disertai growth spurt pada anak perempuan
berhubungan dengan periode awal menstruasi atau menarke. Puncak growth spurt
akan mengawali periode awal menstruasi atau menarke. Menarke terjadi pada usia
12-14 tahun (rata-rata 12,5 tahun) setelah permulaan growth spurt. Maturasi skeletal
hubungan antara CVM dengan pertumbuhan mandibula pada masa pubertas. Hasil
Mann Whitney Test menunjukkan perbedaan bermakna terutama tampak pada usia
12 – 14 tahun jika dibandingkan dengan kelompok usia yang lebih muda. Penelitian
ini menunjukkan bahwa puncak growth spurt pubertal mandibula perempuan terjadi
1
2
pada usia 12-13 tahun yang berhubungan dengan periode awal menstruasi, hal ini
Menurut widjaja ada korelasi antara stadium maturasi vertebra serviks dan panjang
gigi dengan maturasi vertebra serviks. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
secara tidak langsung, terjadi hubungan antara panjang mandibula dan maturasi gigi.
Secara nasional rata-rata usia menarche adalah 13-14 tahun terjadi pada 37,5% anak
Indonesia, 11-12 tahun sebanyak 30.3%, dijumpai 0,1 perempuan dengan umur
menarche 6-8 tahun, dan dijumpai juga sebanyak 19,8% perempuan baru mendapat
haid pertama pada usia 15-16 tahun, dan 4,5% pada usia 17 tahun keatas. Dalam
penelitian lain periode awal menstruasi dapat terjadi lebih awal pada usia 9-10 tahun
atau lebih lambat pada usia 17 tahun (Riskesdas, 2010). Pada dasawarsa terakhir ini
usia menarche telah bergeser ke usia yang lebih muda. Terjadinya menarche
dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain faktor hormonal, faktor genetik, faktor
bentuk badan, faktor keadaan gizi, faktor lingkungan, faktor aktivitas fisik, faktor
Pada faktor genetik biasanya seorang ibu yang dahulunya mengalami usia
menarche dini kemungkinan besar anaknya juga nanti mendapatkan usia menarche
perubahan sistem endokrin yang kompleks yang melibatkan sistem umpan balik
negatif dan positif. Selanjutnya, sekuens ini akan diikuti dengan timbulnya tanda-
tanda seks sekunder, pacu tumbuh, dan kesiapan untuk reproduksi. Pubertas normal
remaja (Lusiana dan Cesilia, 2007). Usia saat menarke menunjukkan korelasi yang
2002). Onset pubertas perempuan atau menarke berpengaruh pada tinggi badan, berat
Maturitas gigi dapat ditentukan oleh tahap erupsi dan kalsifikasi gigi. Erupsi gigi
adalah gerakan gigi menuju ke dataran oklusal, dimulai sejak pembentukan akar gigi.
Waktu erupsi merupakan indeks maturasi klinis. Sedangkan tahap kalsifikasi gigi
dipakai sebagai kriteria yang lebih reliabilitas untuk menentukan tahap maturasi gigi.
Kalsifikasi gigi merupakan gambaran yang sangat jelas dalam menentukan maturasi
Erupsi gigi adalah proses kompleks yang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Faktor genetik, faktor hormonal, faktor lokal, ras, jenis kelamin, status ekonomi, gizi
dan pertumbuhan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi waktu erupsi gigi
(Kutesa, et al., 2013). Erupsi gigi sering dipergunakan dalam ilmu Forensik untuk
memperkirakan umur anak dalam ilmu Kedokteran Gigi erupsi gigi juga digunakan
4
untuk menilai maturasi gigi atau dental age secara klinis (Kuswandari, 2014).
Penilaian dental age pada dasarnya dilakukan dengan dua cara, yaitu berdasarkan
status gigi yang telah muncul di dalam rongga mulut (erupsi), misalnya metode
Hellman dan Barnet dan berdasarkan tahap pembentukan gigi yang tampak pada
prosedurnya lebih nyaman untuk subjek yang kurang kooperatif. Paparan radiasi
terhadap pasien juga lebih sedikit dibanding radiografi periapikal intraoral full mouth
dan distorsi pada regio mandibular lebih sedikit (Sinha, et al., 2014). Metode
Dermijian merupakan salah satu metode penilaian maturasi gigi yang paling sering
Maturasi gigi setiap orang berbeda-beda, dapat disebabkan oleh perbedaan ras
(genetik) dan periode atau masa penelitian. Metode Dermijian dibangun berdasarkan
populasi anak-anak Canada kulit putih keturunan Perancis sebelum tahun 1971. Jadi
sudah lebih dari 40 tahun yang lalu. Studi yang dilakukan oleh Nadler menunjukkan
bahwa anak-anak periode 1990-an mengalami maturasi gigi yang lebih awal
tetapi juga pada tanda kelamin sekunder (Kuswandari,2014). Pada dasarnya periode
5
pertumbuhan pubertal dapat dibagi menjadi periode awal, puncak, dan akhir. Tahap
fisiologis seperti indikator somatik, indikator maturasi skeletal, tingkat maturasi gigi
dan maturasi seksual. Pada anak perempuan salah satu indikator maturasi seksual
yang dapat digunakan adalah menarke yaitu menstruasi pertama (Endah, 2013).
Gigi molar kedua digunakan dalam penelitian ini dikarenakan, frekuensi dari
variasi posisi, erupsi, dan morfologi gigi ini tidak terlalu tinggi, serta frekuensi
kehilangan gigi molar kedua akibat pencabutan gigi atau tidak adanya benih gigi
korelasi tertinggi degan maturasi skeletal dibandingkan dengan gigi lain (Kumar, et
al., 2012). Pada mahkota gigi permanen molar kedua mandibula menunjukkan
kalsifikasi dimulai pada usia 30-36 bulan. Sedangkan pada usia 14-15 tahun akar gigi
molar kedua mandibula sudah lengkap (Nelson, 2015). Pada penelitian yang
dilakukan Almonaitiene, et al., 2010 menyatakan bahwa munculnya gigi pada anak
kalsifikasi dan erupsi gigi lebih cepat dari pada laki-laki, Anak perempuan
2010). Waktu erupsi gigi anak laki-laki lebih lambat dibanding dengan anak
perempuan disebabkan tidak adanya faktor hormon tertentu seperti, estrogen yang
perempuan mencapai pubertas (Nadia, 2017). Maka tingkat pubertas dalam erupsi
Sjahruddin, 2010).
6
pola maturitas gigi molar kedua mandibula dengan periode awal menstruasi pasien
Apakah terdapat korelasi pola maturitas gigi molar kedua mandibula dengan
periode awal menstruasi pasien usia 13-15 tahun ditinjau dari arsip radiograf
panoramik?
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat korelasi
pola maturitas gigi molar kedua mandibula dengan periode awal menstruasi pasien
panoramik.
mengenai maturitas dental dapat berguna untuk ekstrasi gigi sulung dan
yang diamati pada penelitian ini adalah veriabel pola maturasi gigi molar kedua
mandibula dan variabel periode awal menstruasi yang ditinjau dari radiografi
panoramik pasien perempuan berusia 13-15 tahun yang dateng ke RSGM Unpad.
anak untuk sistem biologis tubuh tertentu yaitu indikator maturasi seksual, somatik,
skeletal, dan dental (Mohammed, et al., 2015). Pada tubuh anak memiliki sistem dan
melewati rangkaian perubahan yang terjadi dalam menuju tingkatan maturasi selama
proses pertumbuhan yang kompleks dan dinamis. Salah satu dari sistem ini yaitu
tingkatan pada saat maturasi umum (Hedge, et al., 2015). Masa pubertas merupakan
masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa. Tahap pertumbuhan pubertal dapat
somatik, indikator maturasi skeletal, tingkat maturasi gigi dan maturasi seksual. Pada
anak perempuan salah satu indikator maturasi seksual yang dapat digunakan adalah
menarke yaitu menstruasi pertama (Endah, 2013). Pada periode ini berbagai
(Batubara,2010). Perubahan ini terjadi dengan sangat cepat dan terkadang dan tanpa
sadari. Terjadinya menarche dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain faktor
hormonal, faktor genetik, faktor bentuk badan, faktor keadaan gizi, faktor
Pada usia menarke menunjukkan onset paparan estrogen dengan kadar tinggi
(Hapsari, 2013). Estrogen menghambat aktivitas osteoklas pada tulang, karena itu
merangsang pertumbuhan tulang. Pada masa pubertas, saat wanita memasuki masa
Namun, estrogen memiliki efek ampuh lain pada pertumbuhan kerangka: estrogen
menyebabkan penyatuan epifisis dengan poros tulang panjang. Efek estrogen pada
wanita ini jauh lebih kuat dibanding efek testosteron yang serupa pada pria.
Akibatnya, pertumbuhan wanita biasanya berhenti beberapa tahun lebih awal dari
hormone (GnRH) dari hipotalamus, diikuti oleh sekuens perubahan sistem endokrin
yang kompleks yang melibatkan sistem umpan balik negatif dan positif.
Selanjutnya, sekuens ini akan diikuti dengan timbulnya tanda-tanda seks sekunder,
pacu tumbuh, dan kesiapan untuk reproduksi. Pubertas normal diawali oleh
9
serviks. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa secara tidak langsung, terjadi
hubungan antara panjang mandibula dan maturasi gigi. Maturasi seksual yang
disertai growth spurt pada anak perempuan berhubungan dengan periode awal
growth spurt pubertal mandibula perempuan terjadi pada usia 12-13 tahun yang
Maturasi gigi setiap orang berbeda-beda, dapat disebabkan oleh perbedaan ras
(genetik) dan periode atau masa penelitian. Maturitas gigi dapat ditentukan oleh
tahap erupsi dan kalsifikasi gigi. Erupsi gigi adalah gerakan gigi menuju ke dataran
oklusal, dimulai sejak pembentukan akar gigi. Waktu erupsi merupakan indeks
maturasi klinis. Metode waktu erupsi gigi memiliki kekurangan antara lain, sulit
penilaiannya secara klinis dan dipengaruhi faktor lokal, penyakit sistemik serta pola
gigi dipakai sebagai kriteria yang lebih reliabilitas untuk menentukan tahap maturasi
gigi. Kalsifikasi gigi merupakan gambaran yang sangat jelas dalam menentukan
maturasi gigi geligi (Uysal, et al., 2004). Anak perempuan mempunyai waktu
10
kalsifikasi dan erupsi gigi lebih cepat dari pada laki-laki, Anak perempuan
Metode Dermijian merupakan salah satu metode penilaian maturasi gigi yang
menggunakan panjang relatif mahkota dan akar gigi (Goya, et al., 2009). Demirjian,
Korelasi pola maturasi gigi molar kedua mandibula dengan periode awal menstruasi pada
arsip radiograf panoramik pasien perempuan usia 13-15 tahun di RSGM Unpad
Hipotesis penelitian ini adalah terdapat korelasi pola maturitas gigi molar
kedua mandibula dengan periode awal mentruasi usia 13-15 tahun ditinjau dari arsip
radiograf panoramik.
maturitas gigi molar kedua mandibula dengan periode awal menstruasi usia 13-15
tahun dengan data sekunder dan data primer yang berasal dari radiografi panoramik
pasien yang datang ke Instalasi Radiologi Kedokteran Gigi RSGM Unpad mulai
Gigi dan Mulut Universitas Padjadjaran. Rumah Sakit Gigi dan Mulut ini berlokasi
di jalan Sekeloa Selatan I, Bandung. Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2017
TINJAUAN PUSTAKA
periodontal penyakit dan patologi oral, ada radiograf intraoral dan ekstraoral
(Whaites, 2002). Salah satu radiografi ekstraoral yang dipakai adalah radiografi
panoramik, hasil dari radiografi tersebut disebut dengan radiograf yang akan dilihat
membantu dalam melihat sampai mana tahap erupsi gigi dalam proses pertumbuhan
dan perkembangan gigi sehingga dapat menentukan usia dental seseorang (Setyari
dkk, 2013).
dan gigi, dosis radiasinya rendah, nyaman untuk pasien, mudah digunakan,
diperlukan waktu yang singkat (waktu yang digunakan pendek biasanya 3-4 menit)
perencanaan perawatan dan tindak lanjut atau follow-up dan memungkinkan deteksi
proksimal premolar juga biasanya tumpang tidih, dapat menghasilkan distorsi, tidak
12
13
cocok untuk anak-anak dibawah 5 tahun dikarenakan lamanya eksposur (White and
pharaoh, 2004).
Gambar 2.1 Contoh Gambaran Radiografi Panoramik (Pasler and Visser, 2007)
3. Bite rot tampak di pusat antara insisivus atau dan bawah yang
bentu,sifat, atau fungsi khusus yang berbeda dengan sitoplasma, sel atau jaringan
organisme akibat pertambahan jaringan pada jaringan yang telah ada sebelumnya
(Gultom, 2002).
Benih gigi mulai dibentuk sejak janin berusia 7 minggu dan berasal dari
pertumbuhan dan perkembangan gigi dibagi dalam tiga tahap, yaitu tahap
perkembangan gigi, tahap kalsifikasi gigi, dan tahap erupsi gigi (Wardhani, 2015).
Tahap perkembangan embrionik baik dari gigi sulung dan gigi permanen terjadi
dalam 4 tahap berikut ini, yaitu tahap inisiasi, bud (kuncup), cap dan bell (Moyers,
1988).
15
Gambar 2.2 A: Bud Stage,8 Minggu, B: Cap Stage, 10 Minggu, C: Bell Stage
Gambar 2.3 Gigi Sebelum Erupsi (A) dan Setelah Erupsi (B) (Sadler, 2000)
telah mengalami deposisi dengan jalan presipitasi dari satu bagian ke bagian lainnya
dengan penambahan lapis demi lapis. Gangguan pada tahap ini dapat menyebabkan
kelainan pada kekerasan gigi seperti hipokalsifikasi. Tahap ini tidak sama pada setiap
pola kalsifikasi, bentuk mahkota dan komposisi mineralisasi (Wardhani, 2015). Rata-
rata tahap dari kalsifikasi dicapai pada setiap gigi mulai umur 3-17 tahun. Kalsifikasi
gigi desidui dimulai pada minggu ke-14 prenatal, gigi molar kedua pada minggu ke-
18. Wanita cenderung lebih meningkat pada kalsifikasi dari gigi pemanen dari lelaki
pada umur yang sama maupun pada umur yang lebih tua. Perbedaan jenis kelamin
Variabiliti dari perkembangan gigi serupa dengan proses erupsi dan serupa dengan
crypt ( kavitas pada prossesus alveolaris tempat berkembangnya gigi sebelum erupsi)
menuju proses alveolar didalam kavitas oral dan untuk beroklusi dengan gigi-gigi
di atas lebih berjalan secara sendiri-sendiri. Gigi tidak akan memulai beranjak ke
Akar biasanya telah komplit dalam beberapa bulan setelah oklusi dicapai. Erupsi
intra oral mencapai hingga beberapa bulan, tetapi kemunculannya terjadi secara
Pematangan terjadi dan akhirnya tercapai di semua jaringan, organ, dan sistem organ
tubuh.
dan berkembang menjadi tulang skeletal saat masa remaja. Maturitas skeletal dapat
diukur dengan cara melihat gambaran radiologis dari tulang tangan dan pergelangan
tangan atau X-Ray (Malina, et al, 2004). Indikator maturitas berbeda tiap jenis
kelamin, wanita matur lebih awal dibandingkan dengan pria selama pertumbuhan
perubahan karakteristik seks primer dan sekunder. Tanda awal pubertas laki-laki
adalah perkembangan testis, penis dan perubahan suara laki-laki.. Pada perempuan
Maturasi gigi paling sering dilihat dalam hal waktu atau usia erupsi gigi
sulung (bayi) dan gigi permanen. Kalsifikasi gigi permanen juga digunakan untuk
memperkirakan stadium maturasi gigi dengan cara yang serupa dengan penilaian
maturasi kerangka. Kriteria untuk mengkaji kalsifikasi tujuh gigi permanen di satu
kuadran mulut (Mandibula kuadran kiri) telah dikembangkan oleh demirjian (1986)
di the Center for Research in Human Growth of the University of Montreal. Prosedur
ini memerlukan x-ray ketujuh gigi dalam satu kuadran mulut (2 insisivus pertama,
insisivus kedua , dua premolar atau bikuspid, molar pertama, dan molar kedua).
Kriteria tersebut didasarkan pada ciri khas gigi, setiap gigi memiliki mahkota dengan
cusps dan akar. Tahap spesifik dijelaskan untuk masing-masing gigi saat melewati
pembentukan akar (atau akar) pada apex gigi (Malina, et al., 2004).
yang paling sering digunakan, karena relatif memiliki reliabilitas tinggi, hanya
menggunakan panjang relatif mahkota dan akar gigi (Goya, et al., 2009).
gigi tetap dari benih gigi tanpa kalsifikasi sampai selesainya pembentukan akar gigi
2. Tahap A: Kalsifikasi titik oklusal; tanpa disertai fusi dari kalsifikasi bagian
lain.
3. Tahap B: Fusi dari titik mineralisasi; kontur permukaan oklusal sudah terlihat
4. Tahap C:Kalsifikasi mahkota gigi telah selesai dan dimulai proses disposisi
dentin
terbuka
Berakar Tunggal (atas) dan Berakar Ganda (bawah) (Rakosi, et al., 1993)
20
uterus luruh dan dikeluarkan melalui vagina, periode awal menstruasi menandakan
Anggraini 2010 periode awal menstruasi adalah perdarahan pertama dari uterus yang
terjadi pada seorang wanita. Sedangkan menurut Proverawati dan Misaroh dalam
Aggraini 2010 Menarche adalah menstruasi pertama yang biasa terjadi dalam rentan
usia 10 – 16 tahun atau pada masa awal remaja di tengah masa pubertas sebelum
banyak faktor, antara lain: faktor hormonal, genetik, berat badan, keadaan gizi,
lingkungan, aktifitas fisik, rangsangan psikis. Gadis yang berasal dari keluarga yang
mengalami perceraian kemungkinan akan lebih cepat periode awal menstruasi atau
menarke (Anggraini,2010).
hipofisis, dan ovarium serta perubahan morfologis yang dihasilkan pada ovarium dan
walaupun sangat beragam. Siklus terpendek 18 hari atau terpanjang 40 hari masih
dianggap normal. Siklus menstruasi berhubungan dengan siklus ovarium dan siklus
Pada negara Perancis, 147 sample gadis usia 7-17 tahun diperiksa dalam praktik
antara tahun 2005 dan 2013. Tahap mineralisasi gigi dinilai dengan metode
menggunakan tujuh gigi mandibula kiri. Perbedaan antara usia saat pemeriksaan dan
menggunakan rasio korelasi dengan tahap Demirjian gigi molar kedua berkorelasi
dengan MED sebesar 0.54, sedangkan dengan menggunakan regression trees hasil
mineralisasi gigi molar kedua berada pada tahap F untuk group wanita yang belum
menarche, sedangan pada group wanita yang sudah mengalami menarche berada
wanita dengan rentang usia 8-18 tahun didapatkan hasil tahap kalsifikasi molar kedua
menurut demirjian berada pada tahap F di puncak awal pertumbuhan atau sebelum
menarche, sedangkan setelah menarche berada pada tahap H, menurut penelitian ini
kalsifikasi Tahapan molar kedua bisa diandalkan untuk informasi diagnostik yang
di India Utara terhadap 60 wanita dengan rentang usia 7-13 tahun didapatkan hasil
tahap kalsifikasi molar kedua menurut demirjian berada pada tahap G di puncak awal
Penelitian lain dengan 163 sample wanita usia 9-18 tahun di dapatkan hasil
pada puncak awal pertumbuhan berada pada tahap E sedangan saat puncak
dengan 34 sample wanita usia 7-17 tahun di dapatkan hasil pada puncak awal
pertumbuhan berada pada tahap F sedangan saat puncak pertumbuhan berada di tahap
G (Morales, R.M and Carruitero, M.J 2017). Penelitian di Indian dengan 54 sample
wanita usia 9-18 tahun di dapatkan hasil pada puncak awal pertumbuhan berada pada
tahap F sedangan saat puncak pertumbuhan berada di tahap G (Mittal, et al., 2009).
Dimana pada penelitian ini mengabaikan variabel menarche, namun bisa dijadikan
perempuan usia 14 tahun, di Negara Leuven, Belgium perempuan usia 14 tahun tahap
maturitas berada pada tahap H, di Negara Montreal, Qucbec tahap maturitas H rata-
rata untuk pasien perempuan usia 15 tahun, di Negara Helsinki, Turku and Kuhmo,
Finland tahap maturitas H rata-rata untuk pasien perempuan usia 14 tahun, di Negara
France tahap maturitas H rata-rata untuk pasien perempuan usia 15 tahun, di Negara
Kwangju, South Korea tahap maturitas G rata-rata untuk pasien perempuan usia 13
pengukuran variabel yang dilakukan pada saat tertentu dan tidak dilakukan tindak
3.2.1 Populasi
Sakit Gigi dan Mulut Universitas Padjadjaran mulai dari bulan Desember
3.2.2 Sampel
23
24
Hypothyroidism, Panhypopituitarism
distorsi).
1,96 + 1,64
𝑛= [ ] + 3
1 + 0,770
0,5 ln 1 − 0,770
𝑛 = 15
25
Keterangan:
n = Besar sampel
Z𝛼 = Deviat baku alfa yang ditetapkan oleh peneliti yang nilainya bergantung
Z𝛽 = Deviat baku beta yang ditetapkan oleh peneliti yang nilainya bergantung
Pada penelitian ini kesalahan tipe I ditetapkan sebesar 5%, hipotesis satu arah,
0,770. Dengan demikian, besar sampel minimal dalam penelitian ini adalah
sejumlah 15 sampel.
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari pola maturitas gigi dan periode
Cara Skala
No Variabel Pengukur Alat Ukur Satuan
Pengukuran Pengukuran
1. Pola Intraobserever Deskripsi 8 Membandingkan Katagorik Skor
maturasi Interobserver tahap tumbuh pola tumbuh A-H
gigi kembang gigi kembang gigi
Metode M2 Mandibula
Demerjian pada panoramik
berdasarkan
deskripsi 8
tahapan tumbuh
kembang gigi
metode
Demerjian
2. Periode Intraobserver Dihitung dari Sesuai hasil Numerik Tahun
awal hasil kuisioner kuisioner yang
menstruasi pasien diisi oleh pasien
27
5. Alat tulis berupa kertas, pensil, pulpen, penghapus, spidol, dan plastik
memberikan informed consent kepada pasien. Jika pasien bersedia maka diberikan
kuisioner untuk mengetahui faktor lain yang akan dilihat dan membantu
mengidentifikasi apakah masuk kedalam kriteria inklusi atau tidak. Kemudian foto
28
Identifikasi usia awal pasien menstruasi. Analisis tahap pola tumbuh kembang gigi
molar kedua permanen dengan melakukan tracing menggunakan plastik mika, lalu
Persiapan penelitian
Informed consent
Analisis data
(KEPK FK Unpad)
dari pasien.
panoramik. Apabila subjek yang datang, masuk kedalam penelitian dan memenuhi
Informed consent akan dilakukan oleh peneliti. Kesediaan ikut serta dalam
yang bersedia diarahkan untuk mengisi kuisioner lalu ke penilaian lebih lanjut.
ditentukan.
pasien lalu menentukan skor maturasi gigi sesuai dengan delapan tahapan
kalsifikasi gigi sistem Demirjian. Setelah penentuan skor gigi selesai, hasil
perhitungan peneliti diserahkan kepada interobserver yang terdiri dari dokter gigi
pengamatan dan analisis bersama interobserver dan hasil dinyatakan dalam skor A
sampai H. Setelah itu dikonversi kedalam bentuk skor menurut tabel konversi
1. 0,0 = Tahap 0
2. 2,7 = Tahap A
3. 3,9 = Tahap B
4. 6,9 = Tahap C
5. 11,1= Tahap D
6. 13,5 = Tahap E
7. 14,2 = Tahap F
31
8. 14,5 = Tahap G
9. 15,6 =Tahap H
Data hasil foto panoramik usia 13-15 tahun pada awal periode menstruasi di
Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Padjadjaran yang telah terkumpul diolah
Rank. Pada penelitian ini data yang digunakan adalah data interval untuk usia
6 ∑ 𝑑𝑖2
𝑟𝑠 = 1 −
𝑛3 − 𝑛
Keterangan:
𝑛 = jumlah data
Instalasi Radiologi Kedokteran Gigi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas
Padjajaran. Populasi penelitian ini berasal dari data primer berupa arsip radiograf
panoramik pasien perempuan yang datang ke RSGM Unpad berusia 13-15 tahun
RSGM Unpad diberikan form ketersediaan dan form data untuk mengetahui
identitas, tanggal lahir, usia periode awal menstruasi atau menarke, serta keturunan
suku pasien sehingga dapat diketahui apakah pasien tersebut termasuk ke dalam
kriteria inklusi atau tidak. Setelah didapat gambaran radiograf panoramik pasien
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat
korelasi antara usia periode awal menstruasi dengan pola maturitas gigi molar
kedua mandibula pada pasien perempuan berusia 13-15 tahun. Analisis yang
digunakan adalah uji statistik koefisien Spearman’s Rank. Penelitian ini didapatkan
dalam tabel yang terlampir di lampiran 11 yang berisi usia periode awal menstruasi
atau menarke dan pola maturitas gigi molar kedua mandibula dengan menggunakan
metode Demirjian dari skala A hingga H yang dikonversi berdasarkan jenis kelamin
32
33
perempuan. Kemudian akan diubah ke dalam bentuk skor 0,0-15,6 yang berasal dari
kronologi yaitu usia 13, 14 , dan 15 tahun dan juga berdasarkan usia periode awal
menstruasi yang didapatkan pada penelitian ini yaitu usia 10, 11, 12, 13, 14 dan 15
tahun. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, seluruh hasil dikumpulkan dan
Skor
Kode Usia Kronologis Tahap Tahap Menurut Maturitas
Sampel (Tahun) Kalsifikasi Demirjian (Tabel Skor
Demirjian)
NS 1 13 G 14.5
NS 2 13 G 14.5
NS 3 13 G 14.5
NS 4 13 H 15.6
NS 5 13 G 14.5
NS 6 13 H 15.6
NS 7 13 G 14.5
NS 8 13 F 14.2
NS 9 13 G 14.5
G
NS 10 13 G 14.5
NS 11 13 G 14.5
NS 12 13 H 15.6
NS 13 13 G 14.5
NS 14 13 G 14.5
NS 15 13 G 14.5
NS 16 13 G 14.5
NS 17 13 G 14.5
NS 18 13 H 15.6
34
NS 19 14 G 14.5
NS 20 14 H 15.6
NS 21 14 H 15.6
NS 22 14 G 14.5
NS 23 14 H 15.6
NS 24 14 H H 15.6
NS 25 14 H 15.6
NS 26 14 H 15.6
NS 27 14 G 14.5
NS 28 14 H 15.6
NS 29 14 H 15.6
NS 30 15 G 14.5
NS 31 15 F 14.2
NS 32 15 H 15.6
NS 33 15 H 15.6
NS 34 15 G 14.5
NS 35 15 H 15.6
NS 36 15 H 15.6
NS 37 15 H 15.6
NS 38 15 G H 14.5
NS 39 15 G 14.5
NS 40 15 G 14.5
NS 41 15 G 14.5
NS 42 15 H 15.6
NS 43 15 H 15.6
NS 44 15 G 14.5
NS 45 15 G 14.5
NS 46 15 H 15.6
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa terdapat 46 sampel yang di urutkan dari usia
terkecil hingga usia terbesar, didapatkan hasil sampel paling banyak di usia 13
tahun dengan jumlah 18 sampel yang mayoritas menunjukkan tahap G dengan skor
mayoritas berada di tahap H skor maturitas 15.6, hal yang sama juga di tunjukkan
35
oleh sampel usia 15 tahun dengan jumlah 17 sampel yang berada di tahap G dan H
Usia
Jumlah Tahap Menurut
Kronologis Tahap Maturitas
Sampel Demirjian
(Tahun)
F (1 sampel)*
13 18 G (13 sampel) G
H (4 sampel)**
G (3 sampel)*
14 11 H
H (8 sampel)
F (1 sampel)*
15 17 G (8 sampel)* H
H (8 sampel)
variasi pola maturitas gigi. Variasi tersebut ditandai dengan tanda “*” menunjukkan
maturitas, sedangkan tanpa kedua tanda tersebut menunjukkan pola yang sesuai dengan
tahap maturitas menurut tahap Demirjian dalam Liversidge et al 2010. Tahap normal
yang dilihat dari acuan menurut Demirjian, tahapan pola maturitas gigi molar kedua
permanen mandibula berada pada tahap G untuk usia kronologi 13 tahun. Sedangkan
usia kronologis 14 tahun berada pada tahap H dan pada usia kronologis 15 tahun berada
pada tahap H.
36
Pada sampel usia kronologis 13 tahun ada yang mengalami keterlambatan yaitu
ditunjukkan pada tahap F, karena normalnya berada pada tahap G, ada juga sampel usia
keterlambatan juga terlihat pada sampel usia kronologis 14 tahun di tahap G yang
seharusnya acuan normal berada pada tahap H. Terlihat pula keterlambatan pada
sampel usia 15 tahun yaitu berada di tahap F dan G yang seharusnya dalam acuan
keterlambatan, normal, dan percepatan. Pada penelitian ini secara umum maturitas
masih berada pada tahap normal jika dibandingkan dengan tahap normal sesuai teori
keterlambatan dan percepatan tahap maturitas pada gigi molar kedua permanen
mandibula.
F G H
4%
46%
50%
37
Diagram 4.1 menunjukkan tahap pola maturitas gigi hasil penelitian dalam
kelompok usia kronologis 13-15 tahun dengan jumlah sampel sebanyak 46 didapatkan
hasil paling banyak berada pada tahap G yaitu sebanyak 50%. Diikuti oleh tahap H
yaitu sebanyak 46% dan yang paling sedikit berada pada tahap F yaitu sebesar 4%.
Tabel 4.3 Hasil Penelitian Maturitas Berdasarkan Usia periode awal menstruasi
atau Menarke
menstruasi atau menarke, dapat dilihat bahwa sampel usia menarke paling banyak di
usia 12 tahun dengan tahap maturasi G, di ikuti oleh usia 13 tahun di tahap G dan H,
38
usia 10 tahun berada di tahap F dan H, serta usia 15 tahun pada tahap H.
25 22
20
Jumlah Sampel
15
10
10
5 6
5 2 1
0
10 11 12 13 14 15
Usia Periode Awal Menstruasi/Menarke
yang diteliti, pasien paling banyak mengalami periode awal menstruasi atau
menarke pada usia 12 tahun yaitu 22 sampel, yang di ikuti oleh usia 13 tahun yaitu
sebanyak 10 sampel, usia 14 tahun berada dii urutan ke tiga dengan jumlah 6
dan yang paling sedikit pada usia 15 tahun dengan jumlah 1 sampel.
Untuk mengetahui hubungan antara maturitas gigi dengan usia periode awal
Jika H0 : µ = 0 (tidak ada hubungan antara antara maturitas gigi dengan usia
menarke)
39
Table 4.4 Hasil Penelitian Maturitas Berdasarkan Usia Periode Awal Menstruasi
Menarke &
Maturitas .088 0.59 0.28 Non-sign 0.78
Gigi
Rank antara usia menarke dengan pola maturitas gigi molar kedua mandibula
bahwa nilai koefisien korelasi Spearman’s Rank (𝑟𝑠 ) adalah sebesar 0,088 dengan
hasil uji signifikansi seperti terlihat pada t-hitung sebesar 0.59 dan p-value sebesar
0,28 dengan α = 5% yaitu 0,05. Keterkaitan antara kedua variabel sebesar 0,78%.
P-value lebih besar dari nilai α maka Ho diterima dan H1 ditolak. Dalam hal ini
berarti menunjukkan tidak adanya korelasi antara usia menarke dengan maturasi
4.2 Pembahasan
molar kedua permanen mandibula dengan periode awal menstruasi pasien usia 13-
15 tahun ditinjau dari arsip radiograf panoramik yang datang ke RSGM Unpad pada
periode bulan Desember 2017 hingga Februari 2018, kemudian diukur dan diamati
40
dengan melihat acuan tabel tahap tumbuh kembang gigi molar kedua dengan
tabel maturasi gigi yaitu tahap A sampai H. Tahap penilaian gigi kemudian
dikonversi ke dalam angka menggunakan tabel konversi khusus untuk jenis kelamin
perempuan. Pada penelitian ini, skor maturitas hanya di ambil dari satu gigi yaitu
gigi molar kedua mandibula, referensi penelitian mengacu pada metode dalam
Liversidge 2010.
pasien perempuan usia 13-15 tahun yang sudah mengalami menstruasi di Rumah
Sakit Gigi dan Mulut Universitas Padjajaran dan berupa data primer. Pada
penelitian ini hasil pengumpulan data usia periode awal menstruasi atau menarke
didapatkan hasil yaitu usia 10, 11, 12, 13, 14 dan 15 tahun, dan sampel terbanyak
adalah usia periode awal menstruasi 12 tahun, serta paling sedikit diusia 10 tahun
terdapat variasi pola maturitas gigi molar kedua mandibular pada usia kronologis
Negara yang berbeda, berdasarkan hasil penelitian dari Demirjian dalam Liversidge
2010 pada usia kronologis 13-15 tahun tahap maturasi gigi berada pada tahap G dan
H, sedangkan hasil penelitian ini menunjukkan pola yang bervariasi yaitu berada
pada tahap F, G, H. Pola maturitas gigi hasil penelitian ini lebih bervariasi,
dikarenakan tumbuh kembang gigi lebih sedikit dipengaruhi oleh faktor eksternal
seperti nutrisi, tetapi dapat di pengaruhi juga oleh genetik (Yan, et al., 2013).
Adapun hasil yang terlihat pada tabel 4.2 menunjukkan tahap pola maturitas gigi
41
hasil penelitian ini relatif sama sesuai dengan metode Demirjian, hal ini dapat
terjadi karena usia sampel yang digunakan dalan rentang usia yang lebih spesifik.
maturitas gigi, hal tersebut bisa terjadi akibat dari lambatnya keterlibatan hormon
steroid dari kelenjar gonad serta kelenjar adrenal pada individu (Lewis and Garn,
1960). Selain itu status gizi juga mempengaruhi pertumbuhan skeletal hingga
maturitas tulang, dan juga pada perkembangan gigi karena zat gizi yang dibutuhkan
pada jaringan dan organ tubuh fungsinya sama dengan rongga mulut (Zakiyah, dkk
2017). Menurut Sediaoetama dan Achmad 2010 dalam Zakiyah dkk 2017
menyebutkan bahwa pada fase pembentukan gigi, zat gizi ini merupakan faktor
penting yang harus ada karena nantinya berpengaruh terhadap terjadinya fase erupsi
yang berasal dari mesodermal yaitu sel odontoblas, jika mengalami kekurangan
vitamin C maka respon odontoblas berkurang terhadap induksi yang datang dari
ameloblas dan berakibat pada deretan yang dibentuk oleh odontoblas menjadi
kurang sempurna. Pada kasus kekurangan vitamin C yang berat kemungkinan bisa
terjadi gangguan pembuluh darah di pulpa gigi dan jaringan sekitarnya, sehingga
sprut. Onset pubertas perempuan atau menarke berpengaruh pada tinggi badan,
Pada penelitian ini hasil uji signifikansi menunjukkan p-value sebesar 0,28
dengan α = 5% yaitu 0,05. Adapun nilai p-value yang didapat lebih besar dari nilai
α maka Ho diterima dan H1 ditolak. Dalam hal ini berarti menunjukkan tidak
adanya korelasi yang signifikan antara usia periode awal menstruasi atau menarke
dengan maturasi gigi molar kedua mandibula. Hasil penelitian ini serupa dengan
penelitian yang di lakukan Lewis and Garn (1960), yang menyebutkan bahwa hasil
dari penelitian antara maturitas molar kedua mandibula dengan status menarke
147 sample gadis usia 7-17 tahun di dapat hasil yang signifikan dengan hubungan
sedang (Jeanson, et al., 2013). Adapun ukuran maturasi seksual perempuan ialah
maturasi gigi terutama pada saat pergerakan erupsi gigi (Lewis and Garn, 1960).
Namun indeks pertumbuhan juga bervariasi dalam populasi, karena genetik dan
dengan pola maturitas gigi molar kedua mandibular mendapatkan nilai koefisien
korelasi Spearman’s Rank (rs) adalah sebesar 0,088 yang berarti keeratan hubungan
hubungan yang sangat lemah, nilai keterkaitan antara kedua variabel hanya sebesar
0,78%. Terdapat pula hasil penelitian lain yang dilakukan Lewis and Garn 1960
menunjukkan korelasi antara menarke dengan tahap maturitas gigi molar kedua
tidak signifikan dengan kriteria korelasi lemah yaitu sebesar 0,28, cukup berbeda
dari hasil penelitian yang dikakukan oleh Garn et al., 1965 yang mana menunjukkan
43
korelasi antara menarke dan tahap maturasi molar kedua mandibula dengan nilai
korelasi sebesar 0.41 yang berarti terdapat hubungan sedang. Maturasi gigi setiap
orang berbeda-beda, dapat disebabkan oleh perbedaan ras (genetik) dan periode
atau masa penelitian (Uysal, et al., 2004). Perbedaan genetik antara seseorang
adalah protein DNA yang disebut Homeobox MSX ( MSX 1 dan MSX 2) gen ini
berperan dalam awal perkembangan organ salah satuya ialah gigi dan struktur mulut
Adapula teori lain yang mendukung yaitu mengatakan bahwa tidak dapat
Persebaran jumlah sampel pada usia menarke ini tidak merata seperti yang
terlihat pada diagram 4.1 dari sampel dengan usia kronologis 13-15 tahun didapat
sama seperti sampel penelitian yang dilakukan oleh Akhtar et al., 2015 bahwa
sampel paling banyak di usia 12 tahun. Serta serupa dengan hasil penelitian
Purbaningsih, dkk tahun 2011 yang menyatakan menarke terjadi pada usia 12-14
tahun (rata-rata 12,5 tahun) setelah permulaan growth spurt dan yang paling sedikit
di usia 10 tahun yaitu 2 sampel, seperti hasil dari Riskesdas 2010 menarke dapat
terjadi lebih awal pada usia 9-10 tahun, dan ada juga literatur yang mengatakan
masa pubertas pada perempuan dimulai pada usia 10 sampai 12 tahun (Gupta, et
al., 2011). Hal ini disebabkan karena terbatasnya waktu, biaya, dan tenaga pada saat
subjek penelitian yang datang secara berurutan sesuai dengan kriteria inklusi dan
eklusi hingga kurun waktu penelitian yang telah di tetapkan. Usia menarke pada
penelitian ini tidak bervariasi bisa terjadi karena faktor keterbatasan sampel dalam
mengingat usia saat menarkenya, menyebabkan data yang diperoleh hanya terbatas
pada usia menarke dalam satuan tahun. Selain itu status gizi remaja wanita juga
sangat mempengaruhi terjadinya menarke baik dari faktor usia terjadinya menarke,
masalah gizi, baik itu berupa masalah gizi lebih maupun gizi kurang (Lasandang
dkk 2016). Menurut Dacey dan Kenny dalam Amaliah dkk 2012, penurunan kalori
dan protein serta kekurangan unsur gizi lainnya yang berlangsung sejak usia pra-
yang lebih tinggi atau tidak pendek. Pada populasi penelitian Leenstra et al di
Kenya Barat, remaja yang terlambat menarche rata-rata dialami oleh remaja yang
mengalami malnutrisi dibandingkan remaja pada umur yang sama tetapi memiliki
faktor. Faktor yang dapat memengaruhi penelitian ini diantaranya adalah waktu
penelitian dan biaya yang menyebabkan jumlah sample yang tidak terlalu banyak
dan bervariasi. Ingatan sampel terhadap usia menarkenya, sehingga usia menarke
45
hanya terbatas pada tahun saja. Selain itu, asupan gizi pada penelitian ini tidak di
gigi molar kedua mandibula yang ditinjau dari arsip radiograf panoramik, hasil
penelitian tidak terdapat korelasi yang bermakna, sehingga pola maturitas gigi
molar kedua mandibular perempuan yang sudah menarke masih belum dapat
digunakan dalam estimasi usia kronologis. Hal ini memicu untuk dilakukan
5.1 Simpulan
maturitas gigi molar kedua mandibula dengan periode awal menstruasi pada pasien
perempuan usia 13-15 tahun yang sudah mengalami menstruasi, yang ditunjukkan
5.2 Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan data yang lebih valid seperti
46
DAFTAR PUSTAKA
Akhter, T.; Shenoy, R.P.; Kotian, M.S. 2015. Age At Menarche And Eruption of
Permanent Second Molars: An Investigation To Determine A Possible
Correlation. Journal of Contemporary Medicine 5(4): 210-214
Almonaitiene, R.; Balciuniene, I.; Tutkuviene, J. 2010. Factors influencing
permanent teeth eruption. Part one--general factors. Stomatologija. 12(3):67-
72
Amaliah, N.; Sari, K.; Rosha, B.C. 2012. Status Tinggi Badan Pendek Berisiko
Terhadap Keterlambatan Usia Menarche pada Perempuan Remaja Usia 10-15
Tahun. Penel Gizi Makan, 35(2): 150-158
Anggraini, M.T. 2010. Hubungan Antara Usia Saat Timbulnya Menarche Dengan
Usia Saat Terjadinya Menopause Wanita Di Kecamatan Kartasura. Jurnal
Unimus.
Batubara, J.RL. 2010. Adolescent Development (Perkembangan Remaja). Sari
Pediatri, Vol. 12, No.1
Blenkin, M.R.B. and Evans, W. 2010. Age estimation from the teeth using a
modified demirjian system. Journal of Forensic Sciences, 55(6), pp.1504–
1508.
Carver, Elizabeth dan Barry Carver. 2006. Medical Imaging, Techniques,
Reflection and Evaluation. New York : Churchill Livingstone.
Davidson, D. 1995. The Function and Evalution of Msx Genes. NCBI 11(10), pp
405-412
Demirjian, a, Goldstein, H. & Tanner, J.M., 1973. A new system of dental age
assessment. Human biology; an international record of research, 45(2),
pp.211–227.
Endah, M . 2013. The Relationship Between Menarche And Skeletal Maturation
Stage Of Deutero-Malay Indonesian Subject. Dalam Majalah Orthodontik
13:15-18
Goya, H.A; S. Takashi; M. Takahide; T. Shigeo; A. Yoshiaki. 2009. Dental age in
Japanese children using a modified Demirjian method. Pediatric Dental
47
48
Setyari, P.; Benindra, N.; Nurtami, S. 2013. Estimasi usia individu melalui
pemeriksaan gigi untuk kepentingan forensik kedokteran gigi. Jurnal
PDGI;55-63
Sinha, S.; U. Deepak; C.S. Mathod; M. Neeta; M. Anshul; K.S. Ashish. 2014.
Dental age estimation by Demirjian′s and Nolla′s method: A comparative
study among children attending a dental college in Lucknow (UP). Journal of
Indian Academy of Oral Medicine and Radiology, 26(3), p.279.
Siswanto and Sjahruddin. 2010. Correlation of Mandible Length and Dental
Calcification Stages on the Deutero-Malay Group Aged 8-16 Years.
Indonesian. Journal of Dental Research 17(1): 1-8
Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta : EGC
Stanley, Robert N. 2001. Summary of Human Postnatal Growth. In: Textbook of
Orthodontic. Philadelphia: Saunders
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Thorpe, R. S. 1983. Tooth number in Green geckos (Reptilia: Phelsuma). the
Zoological Society of London. 20(1) 13-26
Uysal, T.; Sari, Z.; Ramoglu, S.I.; Basciftci, F.A. 2004. Relationships Between
Dental and Skeletal Maturity in Turkish Subjects. Angle Orthod 5: 657-64
Wardhani,Y. 2015. Perbedaan Usia Kronologis Dan Usia Dental Dengan
Menggunakan Metode Demirjian Berdasarkan Kajian Radiologi
Menggunakan Radiografi Panoramik Di Rsgm Unhas. Fakultas Kedokteran
Gigi : Makassar
White, S.C and Pharoah, M.J. 2004. Oral Radiologi Principles and Interpretation
Fifth Edition. Mosby: China.
Whaites, E. 2002. Essential of Dental Radiography and Radiology. Third edition.
Churgical Livingstone. Einburg London Newyork Oxford.
Yadav, V.; Loomba, A.; Autar, R. 2017. A comparative evaluation of dental
calcification stages and skeletal maturity indicators in North-Indian children.
Natl J Maxillofac Surg 2017;8:26-33
Yan, J.; Lou, X.; Xie, L.; Yu, D.; Shen, G.; Wang, Y. 2013. Assessment of dental
age of children aged 3.5 to 16.9 years using Demirjian's method: A meta-
analysis based on 26 studies. PLoS ONE 8(12): e84672.
51
doi:10.1371/journal.pone.0084672
Zakiyah, F.; Prijatmoko, D.; Novita, M. 2017. Pengaruh Status Gizi terhadap Erupsi
Gigi Molar Pertama Permanen Siswa Kelas 1 SDN di Kecamatan Wilayah
Kota Administrasi Jember. e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 5 (no. 3)
LAMPIRAN
52
53
Lampiran 2 - Surat Penunjukan Dosen Pembimbing
54
Lampiran 3 - Surat Penugasan Bimbingan Skripsi
55
Lampiran 4 - Permohonan Izin Penelitian
56
Lampiran 5 - Izin Penelitian
57
Lampiran 6 - Permohonan Persetujuan Etik
58
Lampiran 7 - Surat Pembesaan Etik
59
Lampiran 8 - Informasi Penelitian
INFORMASI
Saya adalah mahasiswa yang berasal dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
maturitas gigi molar kedua mandibula dengan periode awal menstruasi pada
radiograf panoramik di Instalasi Radiologi Kedokteran Gigi Rumah Sakit Gigi dan
Tujuan:
bisa dilihat dari periode awal menstruasinya. Penelitian ini dilakukan pada satu
waktu dalam dua tahap. Pasien perempuan yang memiliki keperluan foto
panoramik di instalasi radiologi RSGM Unpad pada tahap pertama akan diberikan
formulir untuk mengetahui data pasien terutama waktu masa awal menstruasi, suku
bangsa pasien dan dua keturunan di atasnya, tinggi badan pasien, serta berat badan
pasien. Pasien akan diminta softcopy radiograf panoramik pada tahap kedua untuk
60
untuk mengetahui apakah terdapat hubungan pola kematangan gigi graham kedua
rahang bawah dengan periode awal menstruasi pasien usia 13-15 tahun ditinjau dari
radiograf panoramik
Tata Cara/Prosedur:
ibu/bapak/kakak akan dilakukan pemeriksaan fisik berupa tinggi badan dan berat
merupakan pemeriksaan rutin, setelah itu peneliti akan meminta softcopy radiograf
panoramiknya.
Untuk tahap pertama, pasien atau orang tua/wali akan diminta mengisi formulir
data, sehingga akan menyita waktu pasien sekitar 10 menit. Namun secara
61
keseluruhan penelitian ini tidak akan memberikan resiko atau ketidaknyamanan
yang berat.
Manfaat:
Penelitian ini tidak memiliki manfaat secara langsung bagi subjek penelitian,
yang dapat diperoleh dari penelitian ini ialah ditemukannya korelasi pola maturitas
gigi molar kedua mandibula dengan periode awal menstruasi pada radiograf
Prosedur alternatif:
Tidak ada
Kerahasiaan data:
informasi dan data penelitian ini akan diperlakukan secara rahasia sehingga tidak
Empat Puluh Enam pasien yang usia periode awal menstruasinya antara 13-15
62
Kesukarelaan:
Pasien bebas menolak ikut dalam penelitian ini. Bila pasien telah memutuskan
untuk ikut serta, pasien juga dapat mengundurkan diri tanpa menyebabkan
pasien tidak mengikuti dan memenuhi prosedur yang diberikan oleh peneliti,
Tidak ada insentif dan kompensasi yang akan diterima oleh subjek dari penelitian
ini.
Pertanyaan:
Jika ada pertanyaan sehubungan dengan penelitian ini kepada Dita Amalia sebagai
63
Lampiran 9 - Informed Consent
Saya dengan sukarela memilih untuk ikut serta dalam penelitian ini tanpa
tekanan/paksaan siapapun. Saya akan diberikan salinan lembar penjelasan dan
formulir persetujuan yang telah saya tandatangani untuk arsip saya.
Saya setuju:
Ya/Tidak*)
Nama Peneliti:
Nama Saksi:
64
Lampiran 10 - Kuisioner
2017-2018
Nama :
Tempat Lahir :
Tanggal Lahir :
Alamat :
No. Telpon/Hp :
Pekerjaan :
Kewarganegaraan :
Berat Badan :
Tinggi Badan :
O Ya O Tidak
65
O Minang O Batak O Papua
O Toraja O Bali
O Dayak O Tionghoa
O Lainnya:…………………………………………………………
O Toraja O Bali
O Dayak O Tionghoa
O Lainnya:…………………………………………………………
O Toraja O Bali
O Dayak O Tionghoa
O Lainnya:…………………………………………………………
66
5. Berasal dari suku apakah Nenek (pihak Ayah) Anda?
O Toraja O Bali
O Dayak O Tionghoa
O Lainnya:…………………………………………………………
O Toraja O Bali
O Dayak O Tionghoa
O Lainnya:…………………………………………………………
O Toraja O Bali
O Dayak O Tionghoa
67
O Lainnya:…………………………………………………………
O Ya O Tidak
Jika iya,karena………………………..……………………………
O Ya O Tidak
O Kedinginan terus-menerus
O Sembelit parah
O Rambut rontok
O Kaki kram
O Kelelahan
O Wajah bengkak
O Anemia
O Infertilitas
68
*Untuk pasien perempuan
usia………………………………………………
69
Lampiran 11 - Hasil Penelitian
70
Sampel 25 10 H 15.6
Sampel 26 12 G 14.5
Sampel 27 12 H 15.6
Sampel 28 12 H 15.6
Sampel 29 12 H 15.6
Sampel 30 13 H 15.6
Sampel 31 12 G 14.5
Sampel 32 11 G 14.5
Sampel 33 15 H 15.6
Sampel 34 12 G 14.5
Sampel 35 12 H 15.6
Sampel 36 12 G 14.5
Sampel 37 12 H 15.6
Sampel 38 12 H 15.6
Sampel 39 11 G 14.5
Sampel 40 12 G 14.5
Sampel 41 13 G 14.5
Sampel 42 12 G 14.5
Sampel 43 13 G 14.5
Sampel 44 13 H 15.6
Sampel 45 12 G 14.5
Sampel 46 12 H 15.6
71
RIWAYAT HIDUP
Pada tahun 2002 – 2008, penulis menempuh pendidikan di Sekolah Dasar Negeri
Teluk Pucung XI, Kota Bekasi.
Pada tahun 2011 – 2014, penulis menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Atas
Negeri 1, Kota Bekasi.
72