Anda di halaman 1dari 87

KORELASI POLA MATURITAS GIGI MOLAR KEDUA

MANDIBULA DENGAN PERIODE AWAL MENSTRUASI PASIEN


USIA 13-15 TAHUN DITINJAU DARI ARSIP RADIOGRAF
PANORAMIK

SKRIPSI

diajukan untuk menempuh ujian sarjana


pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

DITA AMALIA
NPM. 160110140001

UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

BANDUNG

2018
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : KORELASI POLA MATURITAS GIGI MOLAR KEDUA


MANDIBULA DENGAN PERIODE AWAL MENSTRUASI PASIEN
USIA 13-15 TAHUN DITINJAU DARI ARSIP RADIOGRAF
PANORAMIK

PENYUSUN : DITA AMALIA


NPM : 160110140001

Bandung, Maret 2018

Menyetujui :

Pembimbing Utama,

Prof. Dr. Suhardjo, drg., MS., Sp.RKG(K)

NIP. 19510915 198103 1 001

Pembimbing Pendamping,

Drg. Belly Sam, M. Kes., Sp. RKG

NIP. 19710112 199903 1 001


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya

dengan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi untuk memenuhi syarat agar

dapat mencapai gelar sarjana di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran.

Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis menghadapi banyak sekali kesulitan.

Namun atas dukungan dan bantuan baik secara spiritual maupun material yang

diberikan dari berbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan.

Dengan segala hormat dan kerendahan hati, penulis menyampaikan

terimakasih yang setulus-tulusnya kepada:

1. Dr. Nina Djustiana, drg., M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Padjadjaran.

2. Prof. Dr. Suhardjo, drg., MS., Sp.RKG(K), selaku dosen pembinbing

utama yang telah memberikan bimbingan, nasihat, dukungan, motivasi,

serta meluangkan waktu untuk membimbing penulis untuk

menyelesaikan skripsi.

3. Drg. Belly Sam, M. Kes., Sp. RKG, selaku dosen pembimbing

pendamping yang telah memberikan bimbingan, nasihat, dukungan,

motivasi, serta meluangkan waktu untuk membimbing penulis untuk

menyelesaikan skripsi.

iii
iv

4. Prof. Dr. Hj. Yetty Herdiyati, drg., Sp.KGA(K) selaku dosen wali yang

telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama penulis menjalani

perkuliahan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran.

5. Dr. drg. Sri Tjahajawati, M.Kes., drg. Eka Chemiawan, M. Kes., Dr. drg.

Elih.,Sp.Ort(K) selaku dosen penguji yang telah memberikan saran

dalam penyusunan skripsi.

6. Seluruh staf dosen Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran.

7. Seluruh staf Radiologi, Teh Sinta, Teh Retno, Pak Yana, Pak Yono yang

telah memberikan bantuannya selama penulis melakukan penelitian di

Instalasi Radiologi Kedokteran Gigi Rumah Sakit Gigi dan Mulut

Universitas Padjadjaran.

8. Ibu dan ayah yang selalu memberikan do’a dan meridhoi segala kegiatan

baik yang penulis lakukan,Teh Estu yang selalu memberikan semangat

dan dukungan, serta Adik Syaifullah tercinta yang selalu menjadi

penyemangat.

9. Sahabat dan teman-teman seperjuangan, Pijang, Pio, Raka, Ali, Iki,

Muce, Mimil, Najib, Rio, Afu, Regi, Icha, Fitria, Fania, Finny dan

seluruh angkatan 2014 FKG Unpad yang telah memberi semangat dan

dukungan kepada penulis.

10. Teman seperjuangan Radiologi, Jane, Irma, Regiana, Firas, Ika, Maudy,

Arin, Nacil, Zhara, Tamara yang telah membantu dan memotivasi

penulis untuk menyelesaikan penyusunan skripsi.


v

11. Teman-teman tutorial 1 yang saling mendukung dalam proses

pembelajaran selama di Fakultas Kedokteran Gigi Unpad.

12. Sahabat penulis Fina, Woro, Lifia, Vivi, Putri, Rai, Arin, Danang,

Rieska,Fania, Finny yang telah memberi semangat dan dukungan kepada

penulis.

13. Semua pihak yang telah membentu penulis yang tidak dapat disebutkan

satu persatu, namun keberadaan kalian dalam perwujudan skripsi ini

sangatlah berarti.

Akhir kata, semoga Allah SWT memberikan rahmatNya dan membalas

kebaikan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini, serta semoga skipsi ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

Bandung, Maret 2018

Penulis
“….Barang siapa bertakwa kepada Allah maka dia akan menjadikan jalan

keluar baginya, dan memberinya rizki dari jalan yang tidak ia sangka, dan

barang siapa yang bertawakal kepada Allah maka cukuplah Allah baginya,

Sesungguhnya Allah melaksanakan kehendak-Nya, Dia telah menjadikan

untuk setiap sesuatu sesuai kadarnya” (Q.S Ath- Thalaq : 2-3)

Atas rahmat dan ridha Allah SWT

Kupersembahkan skripsi ini

Untuk ayah, ibu, teteh dan adik yang akan selalu kusayangi dalam hidupku
Korelasi Pola Maturitas Gigi Molar Kedua Mandibula dengan Periode Awal
Menstruasi Pasien Usia 13-15 Tahun Ditinjau Dari Arsip Radiograf
Panoramik – Dita Amalia – 160110140001

ABSTRAK

Usia saat periode awal menstruasi atau menarke adalah indikator yang
paling umum digunakan untuk mempelajari pertumbuhan dan perkembangan
perempuan, salah satunya indikator pola maturitas gigi. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui apakah terdapat korelasi antara pola maturitas gigi molar kedua
mandibula dengan periode awal menstruasi atau menarke.
Jenis penelitian analitik korelatif secara observasional dengan rancangan
studi Cross-Sectional digunakan pada penelitian ini. Sampel penelitian ini berasal
dari pasien RSGM Unpad, didapatkan 46 sampel pasien perempuan berusia 13-15
tahun yang sudah mengalami menstruasi. Usia kronologis dan usia menarke di
dapat dari hasil wawancara pasien. Pola maturitas gigi dinilai dengan menggunakan
tabel deskripsi tahap tumbuh kembang Demirjian (A-H).
Uji korelasi Spearman’s Rank, memperlihatkan tidak terdapat korelasi
antara pola maturitas gigi molar kedua mandibular dengan usia periode awal
menstruasi dengan nilai p-value sebesar 0,28 dengan α = 5% yang berarti tidak
signifikan, namun jika dilihat nilai korelasi sebesar 0,088 yang berarti memiliki
kriteria hubungan sangat lemah.
Tidak terdapat korelasi antara pola maturitas gigi molar kedua mandibula
pasien perempuan usia 13-15 tahun dengan usia periode awal menstruasi pada arsip
radiograf panoramik.

Kata kunci : Usia periode awal menstruasi (Menarke), pola maturitas gigi, metode
Demirjian.

vii
Correlation of Second Molar Teeth Mandibular Maturity Pattern with Early
Menstruasi Period of 13-15 Years Old Patients Reviewed From Archive of
Panoramic Radiograph – Dita Amalia – 160110140001

ABSTRACT

Age at the beginning of menstrual period or menarche is the most common


indicator used to study the growth and development of women, one of the indicator
is dental maturity. The aims of this research is to know the correlation between the
maturity pattern of mandibular second molar teeth with the initial period of
menstruation or menarche .
The correlative analytic research observational with Cross-Sectional study
design was used in this study. The sample of this research are 46 samples of female
patients from RSGM Unpad in the age of 13-15 years who have experienced
menstruation. The chronological age and age of menarche was taken from patient
interviews. The maturity pattern of the teeth was assessed by using the description
table of the Demirjian growth stage (A-H).
Spearman's Rank correlation test showed there was no correlation between
the dental maturity pattern of mandibular second molar with the age of the initial
period of menstruation with p-value of 0.28 with α = 5% which means insignificant,
the correlation value of 0.088 which means having very weak relationship criteria.
There is no correlation between the molar pattern of mandibular second
molar of female patients aged 13-15 years with age of menstrual period in
panoramic radiograph archives.

Key Word : Age at the beginning of menstrual period (Menarche), dental maturity
pattern, Demirjian method.

viii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii


ABSTRAK ........................................................................................................... vii
ABSTRACT ......................................................................................................... viii
DAFTAR ISI..........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL .................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii
DAFTAR GRAFIK ............................................................................................ xiii
DAFTAR DIAGRAM .........................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian .......................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 6
1.4 Kegunaan Penelitian ................................................................................... 6
1.4.1 Kegunaan Teoritis .......................................................................6
1.4.2 Kegunaan Praktis .........................................................................7
1.5 Kerangka Pemikiran ................................................................................... 7
1.6 Hipotesis Penelitian .................................................................................. 11
1.7 Metodelogi Penelitian............................................................................... 11
1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................12
2.1 Tinjauan Umum Radiograf Panoramik .................................................. 12
2.2 Tinjauan Umum Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi ..................... 14
2.3 Tinjauan Umum Maturitas ....................................................................... 17
2.3.1 Maturitas Skeletal ......................................................................17
2.3.2 Maturitas Seksual ......................................................................17

ix
x

2.4 Metode Demirjian ..................................................................................... 18


2.5 Periode Awal Menstruasi (Menarke) ..................................................... 20
2.6 Hasil Penelitian Korelasi Maturitas Gigi dengan Periode Awal
Menstruasi di Negara Lain....................................................................... 21
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN ............................................23
3.1 Jenis Penelitian .......................................................................................... 23
3.2 Populasi dan Sampel................................................................................. 23
3.2.1 Populasi ........................................................................................ 23
3.2.2 Sampel .......................................................................................... 23
3.3 Variabel Penelitian .................................................................................... 25
3.4 Definisi Operasional ................................................................................. 26
3.5 Alat dan Bahan Penelitian........................................................................ 27
3.6 Prosedur Penelitian ................................................................................... 27
3.6.1 Persiapan Penelitian......................................................................29
3.6.2 Identifikasi Subjek yang Berpotensi Masuk ke dalam Penelitian 29
3.6.3 Informed Consent .........................................................................29
3.6.4 Penilaian Lebih Lanjut .................................................................30
3.6.5 Menganalisis Tahap Pola Maturasi Gigi ......................................30
3.7 Teknik Analisis Data ................................................................................ 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................32
4.1 Hasil Penelitian ......................................................................................... 32
4.2 Pembahasan ............................................................................................... 39
BAB V SIMPULAN DAN SARAN .....................................................................46
5.1 Simpulan .................................................................................................... 46
5.2 Saran ........................................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 47
LAMPIRAN ..........................................................................................................52
RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. 72
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian...............................................26


Tabel 4.1 Hasil Penelitian Skor Maturitas Berdasarkan Usia Kronologis .............33
Tabel 4.2 Distribusi Sampel Penelitian Berdasarkan Usia Kronologis ................35
Tabel 4.3 Hasil Penelitian Maturitas Berdasarkan Usia periode awal menstruasi
atau Menarke ......................................................................................... 37
Tabel 4.4 Hasil Penelitian Maturitas Berdasarkan Usia Periode Awal Menstruasi39

xi
DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Gambar 2.1 Contoh Gambaran Radiografi Panoramik .........................................13


Gambar 2.2 A: Bud Stage,8 Minggu, B: Cap Stage, 10 Minggu, C: Bell Stage 3
Bulan dan D: Bell Stage 6 Bulan ...................................................... 15
Gambar 2.3 Gigi Sebelum Erupsi (A) dan Setelah Erupsi (B) ............................. 15
Gambar 2.4 Tahap Kalsifikasi Gigi Permanen menurut Demirjian, dkk. Berakar
Tunggal (atas) dan Berakar Ganda (bawah). ....................................19

xii
DAFTAR GRAFIK

Nomor Halaman

xiii
DAFTAR DIAGRAM

Nomor Halaman

Diagram 1.1 Bagan Kerangka Pikiran ..................................................................10


Diagram 3.1 Bagan Prosedur Penelitian ............................................................... 28
Diagram 4.1 Distribusi Tahap Pola Maturitas Gigi Hasil Penelitian Berdasarkan
Usia Kronologis ...............................................................................36
Diagram 4.2 Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Kelompok Usia Periode
Awal Menstruasi atau Menarke ……………………………….….38

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

Lampiran 1 Surat Persetujuan Pembuatan Skripsi .................................................52


Lampiran 2 Surat Penunjukan Dosen Pembimbing ...............................................54
Lampiran 3 Surat Penugasan Bimbingan Skripsi ..................................................55
Lampiran 4 Surat Permohonan Izin Penelitian ...................................................... 56
Lampiran 5 Surat Izin Penelitian ...........................................................................57
Lampiran 6 Permohonan Persetujuan Etik............................................................. 58
Lampiran 7 Surat Pembesaan Etik .........................................................................69
Lampiran 8 Informasi Penelitian ...........................................................................60
Lampiran 9 Informed Consent ...............................................................................64
Lampiran 10 Kuisioner .......................................................................................... 65
Lampiran 11 Hasil Penelitian.................................................................................70

xv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Dalam beberapa penelitian didapatkan fakta bahwa terdapat hubungan antara

periode awal menstruasi dengan proses maturasi. Berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh Purbaningsih dkk., 2011 menyatakan bahwa terjadinya peningkatan

kecepatan tumbuh yang mengawali periode percepatan pertumbuhan (Growth

spurt), growth spurt terjadi dalam waktu yang berbeda pada individu yang berbeda,

berlangsung kurang lebih 3-4 bulan dan wanita mengalami lebih dahulu daripada

laki-laki. Maturasi seksual yang disertai growth spurt pada anak perempuan

berhubungan dengan periode awal menstruasi atau menarke. Puncak growth spurt

akan mengawali periode awal menstruasi atau menarke. Menarke terjadi pada usia

12-14 tahun (rata-rata 12,5 tahun) setelah permulaan growth spurt. Maturasi skeletal

seluruh tubuh umumnya digunakan sebagai indikator dalam memperkirakan waktu

kecepatan pertumbuhan mandibula. Kemudian O’Reilly and Yanniello

membandingkan enam tahap pertumbuhan vertebra cervicalis (Cervical Vertebrae

Stages/CVS) dengan maturasi mandibula dan menyimpulkan bahwa terdapat

hubungan antara CVM dengan pertumbuhan mandibula pada masa pubertas. Hasil

Mann Whitney Test menunjukkan perbedaan bermakna terutama tampak pada usia

12 – 14 tahun jika dibandingkan dengan kelompok usia yang lebih muda. Penelitian

ini menunjukkan bahwa puncak growth spurt pubertal mandibula perempuan terjadi

1
2

pada usia 12-13 tahun yang berhubungan dengan periode awal menstruasi, hal ini

sesuai dengan pernyataan Kazmareck bahwa menarche merupakan critical point

dari adolescent growth spurt (Purbaningsih, dkk., 2011).

Secara umum, korelasi positif dapat diperoleh pada tingkat mayoritas

maturasi skeletal, terutama dalam kaitannya dengan pertumbuhan mandibula.

Menurut widjaja ada korelasi antara stadium maturasi vertebra serviks dan panjang

mandibula di group deutero malay. Selanjutnya,ada hubungan antara tahap maturasi

gigi dengan maturasi vertebra serviks. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa

secara tidak langsung, terjadi hubungan antara panjang mandibula dan maturasi gigi.

Secara nasional rata-rata usia menarche adalah 13-14 tahun terjadi pada 37,5% anak

Indonesia, 11-12 tahun sebanyak 30.3%, dijumpai 0,1 perempuan dengan umur

menarche 6-8 tahun, dan dijumpai juga sebanyak 19,8% perempuan baru mendapat

haid pertama pada usia 15-16 tahun, dan 4,5% pada usia 17 tahun keatas. Dalam

penelitian lain periode awal menstruasi dapat terjadi lebih awal pada usia 9-10 tahun

atau lebih lambat pada usia 17 tahun (Riskesdas, 2010). Pada dasawarsa terakhir ini

usia menarche telah bergeser ke usia yang lebih muda. Terjadinya menarche

dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain faktor hormonal, faktor genetik, faktor

bentuk badan, faktor keadaan gizi, faktor lingkungan, faktor aktivitas fisik, faktor

rangsangan psikis (Anggraini, 2010).

Pada faktor genetik biasanya seorang ibu yang dahulunya mengalami usia

menarche dini kemungkinan besar anaknya juga nanti mendapatkan usia menarche

secara dini (Anggraini,2010). Pubertas terjadi sebagai akibat peningkatan sekresi

gonadotropin releasing hormone (GnRH) dari hipotalamus, diikuti oleh sekuens


3

perubahan sistem endokrin yang kompleks yang melibatkan sistem umpan balik

negatif dan positif. Selanjutnya, sekuens ini akan diikuti dengan timbulnya tanda-

tanda seks sekunder, pacu tumbuh, dan kesiapan untuk reproduksi. Pubertas normal

diawali oleh terjadinya aktivasi aksis hipotalamus–hipofisis–gonad dengan

peningkatan GnRH secara menetap (Batubara,2010). Umur rata-rata saat menarche

terlihat pada beberapa populasi dan perubahan sekular menandakan adanya

perbaikan faktor-faktor yang berhubungan dengan kesehatan sehingga

memungkinkan terjadinya kematangan (maturation) yang lebih cepat pada saat

remaja (Lusiana dan Cesilia, 2007). Usia saat menarke menunjukkan korelasi yang

signifikan dengan semua karakteristik peningkatan pertumbuhan (Kaczmarek,

2002). Onset pubertas perempuan atau menarke berpengaruh pada tinggi badan, berat

badan, maturitas tulang dan gigi (Nadler, 1998).

Maturitas gigi dapat ditentukan oleh tahap erupsi dan kalsifikasi gigi. Erupsi gigi

adalah gerakan gigi menuju ke dataran oklusal, dimulai sejak pembentukan akar gigi.

Waktu erupsi merupakan indeks maturasi klinis. Sedangkan tahap kalsifikasi gigi

dipakai sebagai kriteria yang lebih reliabilitas untuk menentukan tahap maturasi gigi.

Kalsifikasi gigi merupakan gambaran yang sangat jelas dalam menentukan maturasi

gigi geligi (Uysal, et al., 2004).

Erupsi gigi adalah proses kompleks yang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Faktor genetik, faktor hormonal, faktor lokal, ras, jenis kelamin, status ekonomi, gizi

dan pertumbuhan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi waktu erupsi gigi

(Kutesa, et al., 2013). Erupsi gigi sering dipergunakan dalam ilmu Forensik untuk

memperkirakan umur anak dalam ilmu Kedokteran Gigi erupsi gigi juga digunakan
4

untuk menilai maturasi gigi atau dental age secara klinis (Kuswandari, 2014).

Penilaian dental age pada dasarnya dilakukan dengan dua cara, yaitu berdasarkan

status gigi yang telah muncul di dalam rongga mulut (erupsi), misalnya metode

Hellman dan Barnet dan berdasarkan tahap pembentukan gigi yang tampak pada

gambaran foto rontgen, misalnya metode Dermijian (Kuswandari,2014).

Demirjian, et al. berusaha mengembangkan metode perkiraan maturitas gigi

berdasarkan pertimbangan tahap perkembangan setiap gigi yang dinilai melalui

radiograf panoramik (Blenkin, 2010). Radiografi panoramik digunakan karena

prosedurnya lebih nyaman untuk subjek yang kurang kooperatif. Paparan radiasi

terhadap pasien juga lebih sedikit dibanding radiografi periapikal intraoral full mouth

dan distorsi pada regio mandibular lebih sedikit (Sinha, et al., 2014). Metode

Dermijian merupakan salah satu metode penilaian maturasi gigi yang paling sering

digunakan, karena relatif memiliki reliabilitas tinggi, hanya menggunakan 8 tahap

perkembangan dan mempunyai kriteria diskripsi paling detail menggunakan panjang

relatif mahkota dan akar gigi (Goya, et al., 2009).

Maturasi gigi setiap orang berbeda-beda, dapat disebabkan oleh perbedaan ras

(genetik) dan periode atau masa penelitian. Metode Dermijian dibangun berdasarkan

populasi anak-anak Canada kulit putih keturunan Perancis sebelum tahun 1971. Jadi

sudah lebih dari 40 tahun yang lalu. Studi yang dilakukan oleh Nadler menunjukkan

bahwa anak-anak periode 1990-an mengalami maturasi gigi yang lebih awal

dibandingkan anak-anak periode 1970-an. Gejala maturasi yang lebih awal

dibandingkan generasi sebelumnya bukan hanya terjadi terhadap perkembangan gigi,

tetapi juga pada tanda kelamin sekunder (Kuswandari,2014). Pada dasarnya periode
5

pertumbuhan pubertal dapat dibagi menjadi periode awal, puncak, dan akhir. Tahap

pertumbuhan pubertal dapat diidentifikasi melalui beberapa parameter maturasi

fisiologis seperti indikator somatik, indikator maturasi skeletal, tingkat maturasi gigi

dan maturasi seksual. Pada anak perempuan salah satu indikator maturasi seksual

yang dapat digunakan adalah menarke yaitu menstruasi pertama (Endah, 2013).

Gigi molar kedua digunakan dalam penelitian ini dikarenakan, frekuensi dari

variasi posisi, erupsi, dan morfologi gigi ini tidak terlalu tinggi, serta frekuensi

kehilangan gigi molar kedua akibat pencabutan gigi atau tidak adanya benih gigi

tergolong rendah (Priaminiarti, 2013). Gigi molar kedua mandibula menunjukkan

korelasi tertinggi degan maturasi skeletal dibandingkan dengan gigi lain (Kumar, et

al., 2012). Pada mahkota gigi permanen molar kedua mandibula menunjukkan

kalsifikasi dimulai pada usia 30-36 bulan. Sedangkan pada usia 14-15 tahun akar gigi

molar kedua mandibula sudah lengkap (Nelson, 2015). Pada penelitian yang

dilakukan Almonaitiene, et al., 2010 menyatakan bahwa munculnya gigi pada anak

perempuan lebih cepat daripada laki-laki. Anak perempuan mempunyai waktu

kalsifikasi dan erupsi gigi lebih cepat dari pada laki-laki, Anak perempuan

mendahului anak laki-laki dengan rata-rata 4 sampai 5 bulan (Almonaitiene, et al,

2010). Waktu erupsi gigi anak laki-laki lebih lambat dibanding dengan anak

perempuan disebabkan tidak adanya faktor hormon tertentu seperti, estrogen yang

memainkan peranan dalam pertumbuhan dan perkembangan sewaktu anak

perempuan mencapai pubertas (Nadia, 2017). Maka tingkat pubertas dalam erupsi

gigi bersamaan dengan tingkat pubertas pertumbuhan mandibula (Siswanto dan

Sjahruddin, 2010).
6

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengetahui korelasi

pola maturitas gigi molar kedua mandibula dengan periode awal menstruasi pasien

usia 13-15 tahun ditinjau dari arsip radiograf panoramik.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan, maka dapat

dirumuskan identifikasi masalah sebagai berikut:

Apakah terdapat korelasi pola maturitas gigi molar kedua mandibula dengan

periode awal menstruasi pasien usia 13-15 tahun ditinjau dari arsip radiograf

panoramik?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat korelasi

pola maturitas gigi molar kedua mandibula dengan periode awal menstruasi pasien

usia 13-15 tahun ditinjau dari arsip radiograf panoramik.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Memberikan informasi ilmiah mengenai korelasi pola maturasi gigi

molar pertama mandibula dengan masa periode awal menstruasi menggunakan


7

metode Demirjian berdasarkan kajian radiologi menggunakan radiografi

panoramik.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Diharapkan hasil penelitian dapat diterapkan dalam menyusun diagnosa

dan rencana perawatan secara tepat di kedokteran gigi Indonesia. Pengetahuan

mengenai maturitas dental dapat berguna untuk ekstrasi gigi sulung dan

menentukan waktu perawatan ortodontik.

1.5 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran ini disusun berdasarkan variabel penelitian. Variabel

yang diamati pada penelitian ini adalah veriabel pola maturasi gigi molar kedua

mandibula dan variabel periode awal menstruasi yang ditinjau dari radiografi

panoramik pasien perempuan berusia 13-15 tahun yang dateng ke RSGM Unpad.

Beberapa faktor telah dikembangkan untuk menentukan tahap perkembangan

anak untuk sistem biologis tubuh tertentu yaitu indikator maturasi seksual, somatik,

skeletal, dan dental (Mohammed, et al., 2015). Pada tubuh anak memiliki sistem dan

melewati rangkaian perubahan yang terjadi dalam menuju tingkatan maturasi selama

proses pertumbuhan yang kompleks dan dinamis. Salah satu dari sistem ini yaitu

perkembangan gigi. Tumbuh kembang (maturitas) gigi berhubungan dengan

tingkatan pada saat maturasi umum (Hedge, et al., 2015). Masa pubertas merupakan

masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa. Tahap pertumbuhan pubertal dapat

diidentifikasi melalui beberapa parameter maturasi fisiologis seperti indikator


8

somatik, indikator maturasi skeletal, tingkat maturasi gigi dan maturasi seksual. Pada

anak perempuan salah satu indikator maturasi seksual yang dapat digunakan adalah

menarke yaitu menstruasi pertama (Endah, 2013). Pada periode ini berbagai

perubahan terjadi baik perubahan hormonal, fisik, psikologis maupun sosial

(Batubara,2010). Perubahan ini terjadi dengan sangat cepat dan terkadang dan tanpa

sadari. Terjadinya menarche dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain faktor

hormonal, faktor genetik, faktor bentuk badan, faktor keadaan gizi, faktor

lingkungan, faktor aktivitas fisik, faktor rangsangan psikis (Anggraini, 2010).

Pada usia menarke menunjukkan onset paparan estrogen dengan kadar tinggi

(Hapsari, 2013). Estrogen menghambat aktivitas osteoklas pada tulang, karena itu

merangsang pertumbuhan tulang. Pada masa pubertas, saat wanita memasuki masa

reproduksinya, pertumbuhannya yang tinggi menjadi cepat selama beberapa tahun.

Namun, estrogen memiliki efek ampuh lain pada pertumbuhan kerangka: estrogen

menyebabkan penyatuan epifisis dengan poros tulang panjang. Efek estrogen pada

wanita ini jauh lebih kuat dibanding efek testosteron yang serupa pada pria.

Akibatnya, pertumbuhan wanita biasanya berhenti beberapa tahun lebih awal dari

pertumbuhan pria (Guyton and Hall, 2006).

Pubertas terjadi sebagai akibat peningkatan sekresi gonadotropin releasing

hormone (GnRH) dari hipotalamus, diikuti oleh sekuens perubahan sistem endokrin

yang kompleks yang melibatkan sistem umpan balik negatif dan positif.

Selanjutnya, sekuens ini akan diikuti dengan timbulnya tanda-tanda seks sekunder,

pacu tumbuh, dan kesiapan untuk reproduksi. Pubertas normal diawali oleh
9

terjadinya aktivasi aksis hipotalamus–hipofisis–gonad dengan peningkatan GnRH

secara menetap (Batubara,2010).

Selanjutnya,ada hubungan antara tahap maturasi gigi dengan maturasi vertebra

serviks. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa secara tidak langsung, terjadi

hubungan antara panjang mandibula dan maturasi gigi. Maturasi seksual yang

disertai growth spurt pada anak perempuan berhubungan dengan periode awal

menstruasi (menarche). Puncak growth spurt akan mengawali periode awal

menstruasi (menarche). Maturasi skeletal seluruh tubuh umumnya digunakan

sebagai indikator dalam memperkirakan waktu kecepatan pertumbuhan mandibula

puncak. Pada penelitian Purbaningsih dkk., 2011 menunjukkan bahwa puncak

growth spurt pubertal mandibula perempuan terjadi pada usia 12-13 tahun yang

berhubungan dengan usia menarche (Purbaningsih, dkk., 2011).

Maturasi gigi setiap orang berbeda-beda, dapat disebabkan oleh perbedaan ras

(genetik) dan periode atau masa penelitian. Maturitas gigi dapat ditentukan oleh

tahap erupsi dan kalsifikasi gigi. Erupsi gigi adalah gerakan gigi menuju ke dataran

oklusal, dimulai sejak pembentukan akar gigi. Waktu erupsi merupakan indeks

maturasi klinis. Metode waktu erupsi gigi memiliki kekurangan antara lain, sulit

menentukan waktu erupsi yang sebenarnya karena kejadiannya berlangsung cepat,

penilaiannya secara klinis dan dipengaruhi faktor lokal, penyakit sistemik serta pola

makan sehingga reliabilitasnya masih dipertanyakan. Sedangkan tahap kalsifikasi

gigi dipakai sebagai kriteria yang lebih reliabilitas untuk menentukan tahap maturasi

gigi. Kalsifikasi gigi merupakan gambaran yang sangat jelas dalam menentukan

maturasi gigi geligi (Uysal, et al., 2004). Anak perempuan mempunyai waktu
10

kalsifikasi dan erupsi gigi lebih cepat dari pada laki-laki, Anak perempuan

mendahului anak laki-laki dengan rata-rata 4 sampai 5 bulan (Almonaitiene, et al.,

2010). Kalsifikasi merupakan proses berkelanjutan yang dapat di nilai dengan

menggunakan film X-Ray (Headge, et al., 2015).

Metode Dermijian merupakan salah satu metode penilaian maturasi gigi yang

paling sering digunakan, karena relatif memiliki reliabilitas tinggi, hanya

menggunakan 8 tahap perkembangan dan mempunyai kriteria diskripsi paling detail

menggunakan panjang relatif mahkota dan akar gigi (Goya, et al., 2009). Demirjian,

et al., berusaha mengembangkan metode perkiraan maturitas gigi berdasarkan

pertimbangan tahap perkembangan setiap gigi yang dinilai melalui radiograf

panoramik (Blenkin, 2010).

Sistem Pola maturitas gigi molar kedua Periode Awal


Demerjian mandibula Menstruasi

Sampel: Analisis pola maturasi gigi Perubahan


Perubahan
molar kedua mandibula Psikis,
1. Perempuan Hormonal
fisik,sosial
2. Usia 13-15
tahun Tahap pola maturasi gigi molar
kedua mandibula Maturasi tulang
3. WNI
dan gigi
4. Radiograf
Panoramik
5. RSGM Gambaran Pola maturasi gigi molar kedua mandibula dengan
Unpad periode awal menstruasi pada radiograf panoramik pasien
perempuan usia 13-15 tahun WNI di RSGM Unpad

Korelasi pola maturasi gigi molar kedua mandibula dengan periode awal menstruasi pada
arsip radiograf panoramik pasien perempuan usia 13-15 tahun di RSGM Unpad

Diagram 1.1 Bagan Kerangka Pikiran


11

1.6 Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian ini adalah terdapat korelasi pola maturitas gigi molar

kedua mandibula dengan periode awal mentruasi usia 13-15 tahun ditinjau dari arsip

radiograf panoramik.

1.7 Metodelogi Penelitian

Metode penelitian yang dipergunakan adalah metode analitik korelatif secara

observasional dengan rancangan studi Cross-Sectional mengenai korelasi pola

maturitas gigi molar kedua mandibula dengan periode awal menstruasi usia 13-15

tahun dengan data sekunder dan data primer yang berasal dari radiografi panoramik

pasien yang datang ke Instalasi Radiologi Kedokteran Gigi RSGM Unpad mulai

bulan Desember 2017 sampai Februari 2018.

1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Instalasi Radiologi Kedokteran Gigi Rumah Sakit

Gigi dan Mulut Universitas Padjadjaran. Rumah Sakit Gigi dan Mulut ini berlokasi

di jalan Sekeloa Selatan I, Bandung. Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2017

sampai Februari 2018.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Radiograf Panoramik

Radiografi dental adalah alat yang digunakan untuk membantu dalam

menentukan diagnosa dan rencana pengobatan penyakit mulut seperti karies,

periodontal penyakit dan patologi oral, ada radiograf intraoral dan ekstraoral

(Whaites, 2002). Salah satu radiografi ekstraoral yang dipakai adalah radiografi

panoramik, hasil dari radiografi tersebut disebut dengan radiograf yang akan dilihat

oleh peneliti melalui arsip radiograf panoramik. Radiografi panoramik bisa

membantu dalam melihat sampai mana tahap erupsi gigi dalam proses pertumbuhan

dan perkembangan gigi sehingga dapat menentukan usia dental seseorang (Setyari

dkk, 2013).

Keuntungan dari radiograf panoramik ini adalah cakupannya luas tulang

dan gigi, dosis radiasinya rendah, nyaman untuk pasien, mudah digunakan,

diperlukan waktu yang singkat (waktu yang digunakan pendek biasanya 3-4 menit)

(White and pharaoh, 2004). Serta memberikan gambaran dokumenter untuk

perencanaan perawatan dan tindak lanjut atau follow-up dan memungkinkan deteksi

hubungan fungsional dan patologis dan pengaruhnya terhadap pengaruhnya terhadap

sistem pengunyahan. Sedangkan kerugiannya yaitu gambar tersebut tidak

menampilkan detail anatomis yang tersedia pada intraoral periapikal, permukaan

proksimal premolar juga biasanya tumpang tidih, dapat menghasilkan distorsi, tidak

12
13

cocok untuk anak-anak dibawah 5 tahun dikarenakan lamanya eksposur (White and

pharaoh, 2004).

Gambar 2.1 Contoh Gambaran Radiografi Panoramik (Pasler and Visser, 2007)

Menurut Carver (2006), kriteria untuk penilaian kualitas gambar suatu

radiograf panoramik antara lain:

1. Semua mandibular termasuk simpisis mental bawah dan kondilus atas

tampak. Hard palate dan bagian bawah sinus maksila tampak

2. Susunan gigi tampak pada garis horizontal

3. Bite rot tampak di pusat antara insisivus atau dan bawah yang

dipisahkan oleh bidang oklusi gigi.

4. Semua gigi terlihat jelas

5. Garis tepi mandibular terlihat berlanjut.


14

2.2 Tinjauan Umum Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi

Perkembangaan adalah proses perubahan yang berlangsug dari masa

pembuahan sampai dewasa dan proses diferensiasi yang berkembang menjadi

bentu,sifat, atau fungsi khusus yang berbeda dengan sitoplasma, sel atau jaringan

dari asalnya. Sedangkan pertumbuhan adalah proses normal pertambahan ukuran

organisme akibat pertambahan jaringan pada jaringan yang telah ada sebelumnya

(Gultom, 2002).

Benih gigi mulai dibentuk sejak janin berusia 7 minggu dan berasal dari

lapisan ektodermal serta mesodermal. Lapisan ektodermal berfungsi membentuk

email dan odontoblast, sedangkan mesodermal membentuk dentin, pulpa,

sementum, membran periodontal, dan tulang alveolar. Proses pematangan yang

dihasilkan oleh pertumbuhan dan perkembangan adalah maturitas. Adapun

pertumbuhan dan perkembangan gigi dibagi dalam tiga tahap, yaitu tahap

perkembangan gigi, tahap kalsifikasi gigi, dan tahap erupsi gigi (Wardhani, 2015).

Tahap perkembangan embrionik baik dari gigi sulung dan gigi permanen terjadi

dalam 4 tahap berikut ini, yaitu tahap inisiasi, bud (kuncup), cap dan bell (Moyers,

1988).
15

Gambar 2.2 A: Bud Stage,8 Minggu, B: Cap Stage, 10 Minggu, C: Bell Stage

3 Bulan dan D: Bell Stage 6 Bulan (Sadler, 2000)

Gambar 2.3 Gigi Sebelum Erupsi (A) dan Setelah Erupsi (B) (Sadler, 2000)

Tahap kalsifikasi gigi merupakan suatu tahap pengendapan matriks dan

garam-garam kalsium. Kalsifikasi akan dimulai di dalam matriks yang sebelumnya


16

telah mengalami deposisi dengan jalan presipitasi dari satu bagian ke bagian lainnya

dengan penambahan lapis demi lapis. Gangguan pada tahap ini dapat menyebabkan

kelainan pada kekerasan gigi seperti hipokalsifikasi. Tahap ini tidak sama pada setiap

individu, dipengaruhi oleh faktor genetik atau keturunan sehingga mempengaruhi

pola kalsifikasi, bentuk mahkota dan komposisi mineralisasi (Wardhani, 2015). Rata-

rata tahap dari kalsifikasi dicapai pada setiap gigi mulai umur 3-17 tahun. Kalsifikasi

gigi desidui dimulai pada minggu ke-14 prenatal, gigi molar kedua pada minggu ke-

18. Wanita cenderung lebih meningkat pada kalsifikasi dari gigi pemanen dari lelaki

pada umur yang sama maupun pada umur yang lebih tua. Perbedaan jenis kelamin

untuk kalsifikasi gigi lebih rendah dibandingkan pada perkembangan tulang.

Variabiliti dari perkembangan gigi serupa dengan proses erupsi dan serupa dengan

indikator perkembangan lainnya (Moyer,1988).

Erupsi merupakan proses perkembangan yang mengubah gigi dari posisi

crypt ( kavitas pada prossesus alveolaris tempat berkembangnya gigi sebelum erupsi)

menuju proses alveolar didalam kavitas oral dan untuk beroklusi dengan gigi-gigi

antagonisnya. Meskipun semua proses ini saling berhubungan, tetapi proses-proses

di atas lebih berjalan secara sendiri-sendiri. Gigi tidak akan memulai beranjak ke

oklusal hingga formasi dari mahkota benar-benar telah sempurna (Moyers,1988).

Akar biasanya telah komplit dalam beberapa bulan setelah oklusi dicapai. Erupsi

intra oral mencapai hingga beberapa bulan, tetapi kemunculannya terjadi secara

progressive dengan tempo lebih lambat sesudah itu (Moyers,1988).


17

2.3 Tinjauan Umum Maturitas

Maturasi adalah sebuah proses, maturasi berarti kemajuan menuju dewasa,

Pematangan terjadi dan akhirnya tercapai di semua jaringan, organ, dan sistem organ

tubuh.

2.3.1 Maturitas Skeletal

Maturitas skeletal mungkin merupakan metode terbaik untuk menilai status

maturitas biologis. Anak-anak mulai pertumbuhan kartilago skeletal sejak prenatal

dan berkembang menjadi tulang skeletal saat masa remaja. Maturitas skeletal dapat

diukur dengan cara melihat gambaran radiologis dari tulang tangan dan pergelangan

tangan atau X-Ray (Malina, et al, 2004). Indikator maturitas berbeda tiap jenis

kelamin, wanita matur lebih awal dibandingkan dengan pria selama pertumbuhan

post natal (Stanley, 2001).

2.3.2 Maturitas Seksual

Pada masa remaja, sejumlah perubahan terjadi di masa remaja seperti

perubahan karakteristik seks primer dan sekunder. Tanda awal pubertas laki-laki

adalah perkembangan testis, penis dan perubahan suara laki-laki.. Pada perempuan

ditandai dengan perkembangan payudara dan mengalami menstruasi. Menarche

terjadi setelah kecepatan puncak pada pertumbuhan tinggi (Stanley, 2001).


18

2.3.3 Maturitas Dental

Maturasi gigi paling sering dilihat dalam hal waktu atau usia erupsi gigi

sulung (bayi) dan gigi permanen. Kalsifikasi gigi permanen juga digunakan untuk

memperkirakan stadium maturasi gigi dengan cara yang serupa dengan penilaian

maturasi kerangka. Kriteria untuk mengkaji kalsifikasi tujuh gigi permanen di satu

kuadran mulut (Mandibula kuadran kiri) telah dikembangkan oleh demirjian (1986)

di the Center for Research in Human Growth of the University of Montreal. Prosedur

ini memerlukan x-ray ketujuh gigi dalam satu kuadran mulut (2 insisivus pertama,

insisivus kedua , dua premolar atau bikuspid, molar pertama, dan molar kedua).

Kriteria tersebut didasarkan pada ciri khas gigi, setiap gigi memiliki mahkota dengan

cusps dan akar. Tahap spesifik dijelaskan untuk masing-masing gigi saat melewati

dari awal kalsifikasi cusps (indikator pertama pembentukan mahkota) pada

pembentukan akar (atau akar) pada apex gigi (Malina, et al., 2004).

2.4 Metode Demirjian

Metode Dermijian merupakan salah satu metode penilaian maturasi gigi

yang paling sering digunakan, karena relatif memiliki reliabilitas tinggi, hanya

menggunakan 8 tahap perkembangan dan mempunyai kriteria diskripsi paling detail

menggunakan panjang relatif mahkota dan akar gigi (Goya, et al., 2009).

Tahap mineralisasi menurut metode Demirjian adalah proses kalsifikasi benih

gigi tetap dari benih gigi tanpa kalsifikasi sampai selesainya pembentukan akar gigi

yaitu (Rakosi, et al., 1993)


19

1. Tahap O : Benih gigi tanpa tanda kalsifikasi

2. Tahap A: Kalsifikasi titik oklusal; tanpa disertai fusi dari kalsifikasi bagian

lain.

3. Tahap B: Fusi dari titik mineralisasi; kontur permukaan oklusal sudah terlihat

4. Tahap C:Kalsifikasi mahkota gigi telah selesai dan dimulai proses disposisi

dentin

5. Tahap D: Pembentukan mahkota sudah selesai

6. Tahap E: Panjang akar gigi lebih pendek daripada tinggi mahkotanya

7. Tahap F: Panjang akar gigi melebihi tinggi mahkota

8. Tahap G:Pembentukan akar sudah selesai, tetapi foramen apikalnya masih

terbuka

9. Tahap H: Foramen apikal sudah tertutup

Gambar 2.4. Tahap Kalsifikasi Gigi Permanen menurut Demirjian, dkk.

Berakar Tunggal (atas) dan Berakar Ganda (bawah) (Rakosi, et al., 1993)
20

2.5 Periode Awal Menstruasi (Menarke)

Menstruasi adalah perdarahan bulanan yang terjadi jika bagian endometrium

uterus luruh dan dikeluarkan melalui vagina, periode awal menstruasi menandakan

awitan maturasi seksual perempuan (Sloane, 2003). Menurut Wiknjosastro dalam

Anggraini 2010 periode awal menstruasi adalah perdarahan pertama dari uterus yang

terjadi pada seorang wanita. Sedangkan menurut Proverawati dan Misaroh dalam

Aggraini 2010 Menarche adalah menstruasi pertama yang biasa terjadi dalam rentan

usia 10 – 16 tahun atau pada masa awal remaja di tengah masa pubertas sebelum

memasuki masa reproduksi. Terjadinya periode awal menstruasi dipengaruhi oleh

banyak faktor, antara lain: faktor hormonal, genetik, berat badan, keadaan gizi,

lingkungan, aktifitas fisik, rangsangan psikis. Gadis yang berasal dari keluarga yang

mengalami perceraian kemungkinan akan lebih cepat periode awal menstruasi atau

menarke (Anggraini,2010).

Siklus menstruasi menandakan fluktuasi irama hormon hipotalamus,

hipofisis, dan ovarium serta perubahan morfologis yang dihasilkan pada ovarium dan

endometrium uterus, rentang siklus menstruasi biasanya berkisar selama 28 hari,

walaupun sangat beragam. Siklus terpendek 18 hari atau terpanjang 40 hari masih

dianggap normal. Siklus menstruasi berhubungan dengan siklus ovarium dan siklus

endometrium (Sloane, 2003).


21

2.6 Hasil Penelitian Korelasi Maturitas Gigi dengan Periode Awal


Menstruasi di Negara Lain

Pada penelitian mengenai maturitas gigi sudah dilakukan di berbagai negara.

Pada negara Perancis, 147 sample gadis usia 7-17 tahun diperiksa dalam praktik

swasta di bagian departemen Orthodontik (Rumah Sakit Universitas Bordeaux)

antara tahun 2005 dan 2013. Tahap mineralisasi gigi dinilai dengan metode

Demeirjian, et al., 1973, berdasarkan evaluasi mineralisasi akar dengan

menggunakan tujuh gigi mandibula kiri. Perbedaan antara usia saat pemeriksaan dan

usia Menarche Examination Difference atau MED di dapat hasil dengan

menggunakan rasio korelasi dengan tahap Demirjian gigi molar kedua berkorelasi

dengan MED sebesar 0.54, sedangkan dengan menggunakan regression trees hasil

mineralisasi gigi molar kedua berada pada tahap F untuk group wanita yang belum

menarche, sedangan pada group wanita yang sudah mengalami menarche berada

pada tahap G (Jeanson, et al., 2013).

Penelitian di Aristotle University of Thessaloniki, Greece terhadap 145

wanita dengan rentang usia 8-18 tahun didapatkan hasil tahap kalsifikasi molar kedua

menurut demirjian berada pada tahap F di puncak awal pertumbuhan atau sebelum

menarche, sedangkan setelah menarche berada pada tahap H, menurut penelitian ini

kalsifikasi Tahapan molar kedua bisa diandalkan untuk informasi diagnostik yang

digunakan untuk menentukan pertumbuhan pubertas (Litsas, et al,. 2016). Penelitian

di India Utara terhadap 60 wanita dengan rentang usia 7-13 tahun didapatkan hasil

tahap kalsifikasi molar kedua menurut demirjian berada pada tahap G di puncak awal

pertumbuhan atau sebelum menarche, sedangkan setelah menarche berada pada

tahap H (Yadav, et al., 2017).


22

Penelitian lain dengan 163 sample wanita usia 9-18 tahun di dapatkan hasil

pada puncak awal pertumbuhan berada pada tahap E sedangan saat puncak

pertumbuhan berada di tahap F dan G (Kumar, et al., 2012). Penelitian di Peruvian

dengan 34 sample wanita usia 7-17 tahun di dapatkan hasil pada puncak awal

pertumbuhan berada pada tahap F sedangan saat puncak pertumbuhan berada di tahap

G (Morales, R.M and Carruitero, M.J 2017). Penelitian di Indian dengan 54 sample

wanita usia 9-18 tahun di dapatkan hasil pada puncak awal pertumbuhan berada pada

tahap F sedangan saat puncak pertumbuhan berada di tahap G (Mittal, et al., 2009).

Selain itu peneliti mengacu terhadap hasil penelitian Liversidge 2010.

Dimana pada penelitian ini mengabaikan variabel menarche, namun bisa dijadikan

perbandingan antara penelitian yang melibatkan variabel menarche dengan yang

tidak melibatkan variabel menarche, dengan hasil penelitian sebagai berikut: di

Negara Adelaide, South Australia tahap maturitas H rata-rata untuk pasien

perempuan usia 14 tahun, di Negara Leuven, Belgium perempuan usia 14 tahun tahap

maturitas berada pada tahap H, di Negara Montreal, Qucbec tahap maturitas H rata-

rata untuk pasien perempuan usia 15 tahun, di Negara Helsinki, Turku and Kuhmo,

Finland tahap maturitas H rata-rata untuk pasien perempuan usia 14 tahun, di Negara

France tahap maturitas H rata-rata untuk pasien perempuan usia 15 tahun, di Negara

Kwangju, South Korea tahap maturitas G rata-rata untuk pasien perempuan usia 13

tahun , tahap maturitas H rata-rata untuk pasien perempuan usia 15 tahun.


BAB III

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode analitik korelatif secara

observasional dengan rancangan studi Cross-Sectional, yaitu observasi dan

pengukuran variabel yang dilakukan pada saat tertentu dan tidak dilakukan tindak

lanjut terhadap hasil pengukuran.

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi penelitian ini diambil dari data primer berupa gambaran

radiograf panoramik pasien perempuan periode awal menstruasi dengan usia

13-15 tahun yang datang ke Instalasi Radiologi Kedokteran Gigi Rumah

Sakit Gigi dan Mulut Universitas Padjadjaran mulai dari bulan Desember

2017 sampai dengan Februari 2018.

3.2.2 Sampel

Sampel penelitian dipilih dengan metode purposive sampling yaitu,

metode pengambilan sampel yang termasuk kedalam kriteria yang telah

ditetapkan (Sugiyono,2014). Sesuai kriteria :

23
24

Kriteria inklusi penelitian ini adalah:

1. Pasien berjenis kelamin perempuan

2. Pasien berusia 13-15 tahun yang sudah mengalami menstruasi

3. Pasien berwarga negara Indonesia yang bukan keturunan ras

Kaukasoid dan Negroid

4. Pasien tanpa kelainan sistemik seperti Down syndrome,

Hypothyroidism, Panhypopituitarism

5. Pasien tanpa kelainan tumbuh kembang

Kriteria eksklusi penelitian ini adalah:

1. Kualitas gambaran radiografi panoramik yang buruk (seperti foto

radiograf tidak kontras, tidak detail, tidak tajam, mengalami

distorsi).

Penelitian ini merupakan penelitian analitik korelatif. Rumus besar sampel

yang dipilih adalah:


2
𝑍𝛼 + 𝑍𝛽
𝑛= [ ] + 3
1+𝑟
0,5 ln 1 − 𝑟

1,96 + 1,64
𝑛= [ ] + 3
1 + 0,770
0,5 ln 1 − 0,770

𝑛 = 15
25

Keterangan:

n = Besar sampel

Z𝛼 = Deviat baku alfa yang ditetapkan oleh peneliti yang nilainya bergantung

pada besarnya kesalahan tipe I (5%)

Z𝛽 = Deviat baku beta yang ditetapkan oleh peneliti yang nilainya bergantung

pada besarnya kesalahan tipe II (5%)

r = Koefisien Korelasi minimal berdasarkan kepustakaan sebelumnya (Litsas

and Lucchese, 2016).

Pada penelitian ini kesalahan tipe I ditetapkan sebesar 5%, hipotesis satu arah,

sehingga Z𝛼 = 1,96. Sedangkan kesalahan tipe II pada penelitian ditetapkan sebesar

5%, sehingga Z𝛽 = 1,64. Korelasi minimal berdasarkan kepustakaan sebelumnya

0,770. Dengan demikian, besar sampel minimal dalam penelitian ini adalah

sejumlah 15 sampel.

3.3 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari pola maturitas gigi dan periode

awal mentruasi yang ditinjau dari arsip radiograf panoramik.


26

3.4 Definisi Operasional

Definisi operasional untuk variabel bebas dan terikat dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1) Pola maturasi gigi

Kemantapan (stabilitas) dari tahap dewasa yang dihasilkan oleh

pertumbuhan dan perkembangan. Semua gigi berkembang selama

tahap-tahap dalam perkembangan prenatal dan post natal.

2) Periode awal menstruasi atau menarche

Menstruasi yang dialami pertama kali oleh seorang perempuan.

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian

Cara Skala
No Variabel Pengukur Alat Ukur Satuan
Pengukuran Pengukuran
1. Pola Intraobserever Deskripsi 8 Membandingkan Katagorik Skor
maturasi Interobserver tahap tumbuh pola tumbuh A-H
gigi kembang gigi kembang gigi
Metode M2 Mandibula
Demerjian pada panoramik
berdasarkan
deskripsi 8
tahapan tumbuh
kembang gigi
metode
Demerjian
2. Periode Intraobserver Dihitung dari Sesuai hasil Numerik Tahun
awal hasil kuisioner kuisioner yang
menstruasi pasien diisi oleh pasien
27

3.5 Alat dan Bahan Penelitian

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Mesin X-Ray Panoramic Picasso trio 3 in 1, Va-tech, Korea

2. Komputer dengan program Ez-Paz Plus untuk pengambilan data

3. CD-Rom untuk membantu dalam pengumpulan data

4. Gambaran radiografis panoramik sebagai bahan yang diteliti

5. Alat tulis berupa kertas, pensil, pulpen, penghapus, spidol, dan plastik

mika untuk mencatat data penelitian.

6. Gambar 8 tahapan tumbuh kembang gigi molar kedua permanen

mandibula sistem Demirjian.

Gambar 3.1 Tahap Kalsifikasi Gigi menurut Metode Demirjian

3.6 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini dimulai dengan persiapan penelitian, lalu

memberikan informed consent kepada pasien. Jika pasien bersedia maka diberikan

kuisioner untuk mengetahui faktor lain yang akan dilihat dan membantu

mengidentifikasi apakah masuk kedalam kriteria inklusi atau tidak. Kemudian foto
28

radiograf panoramik dikumpulkan dan diseleksi sesuai dengan kriteria penelitian.

Identifikasi usia awal pasien menstruasi. Analisis tahap pola tumbuh kembang gigi

molar kedua permanen dengan melakukan tracing menggunakan plastik mika, lalu

dilihat hasil tahapan maturasinya. Analisis statistik dilakukan dengan

menyimpulkan penilaian dari intraobserver dan interobserver terhadap maturasi

gigi molar kedua permanen mandibula.

Persiapan penelitian

Identifikasi subjek yang berpotensi masuk ke dalam penelitian

Informed consent

Tidak bersedia Bersedia

Penilaian lebih lanjut

Tidak memenuhi Memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi

Analisis tahap pola maturasi gigi molar kedua permanen


mandibula

Analisis data

Diagram 3.1 Bagan Prosedur Penelitian.


29

3.6.1 Persiapan Penelitian

Hal-hal yang harus dipersiapkan untuk menunjang berlangsungnya

penelitian dan perhitungan pada sampel adalah:

1. Mengurus perizinan pelaksanaan penelitian kepada Komite Etik

Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

(KEPK FK Unpad)

2. Mengurus perizinan untuk melakukan penelitian di Rumah Sakit Gigi

dan Mulut Universitas Padjadjaran, Bandung.

3. Mempersiapkan alat dan bahan yang di perlukan dalam penelitian

4. Mempersiapkan CD untuk mengumpulkan arsip gambaran radiografi

dari pasien.

3.6.2 Identifikasi Subjek yang Berpotensi Masuk ke dalam Penelitian

Identifikasi subjek di lakukan oleh peneliti terhadap pasien yang datang ke

Instalasi Radiologi Kedokteran Gigi RSGM Unpad untuk melakukan foto

panoramik. Apabila subjek yang datang, masuk kedalam penelitian dan memenuhi

kriteria inklusi, peneliti akan melanjutkan ke prosedur informed consent

3.6.3 Informed Consent

Informed consent akan dilakukan oleh peneliti. Kesediaan ikut serta dalam

penelitian di dokumentasikan dengan menandatangani formulir persetujuan. Subjek

yang bersedia diarahkan untuk mengisi kuisioner lalu ke penilaian lebih lanjut.

Subjek yang tidak bersedia tidak dapat diikutsertakan dalam penelitian


30

3.6.4 Penilaian Lebih Lanjut

Subjek dilakukan foto panoramik sesuai dengan keperluannya, sebelum

meninggalkan tempat penelitian, peneliti meminta softcopy gambaran radiograf

panoramik subjek untuk dianalisis gigi molar kedua permanen mandibula.

Radiograf panoramik ditinjau apakah memenuhi kriteria inklusi yang telah

ditentukan.

3.6.5 Menganalisis Tahap Pola Maturasi Gigi

Peneliti atau intraobserver melihat dan menginterpretasikan radiograf

pasien lalu menentukan skor maturasi gigi sesuai dengan delapan tahapan

kalsifikasi gigi sistem Demirjian. Setelah penentuan skor gigi selesai, hasil

perhitungan peneliti diserahkan kepada interobserver yang terdiri dari dokter gigi

spesialis Radiologi Kedokteran Gigi. Peneliti kemudian melakukan validasi hasil

pengamatan dan analisis bersama interobserver dan hasil dinyatakan dalam skor A

sampai H. Setelah itu dikonversi kedalam bentuk skor menurut tabel konversi

Demirjian 1973, yaitu dari skor 0,0-15,6.

1. 0,0 = Tahap 0

2. 2,7 = Tahap A

3. 3,9 = Tahap B

4. 6,9 = Tahap C

5. 11,1= Tahap D

6. 13,5 = Tahap E

7. 14,2 = Tahap F
31

8. 14,5 = Tahap G

9. 15,6 =Tahap H

3.7 Teknik Analisis Data

Data hasil foto panoramik usia 13-15 tahun pada awal periode menstruasi di

Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Padjadjaran yang telah terkumpul diolah

secara analitik korelatif. Data dianalisis menggunakan uji korelasi Spearman’s

Rank. Pada penelitian ini data yang digunakan adalah data interval untuk usia

periode awal menstruasi dan ordinal untuk pola maturasi gigi.

Rumus uji Spearman’s Rank adalah sebagai berikut:

6 ∑ 𝑑𝑖2
𝑟𝑠 = 1 −
𝑛3 − 𝑛

Keterangan:

𝑟𝑠 = Koefisien korelasi Spearman’s Rank

∑ 𝑑𝑖2 = Jumlah dari kuadrat perbedaan skala antara rank

𝑛 = jumlah data

Bila koefisien korelasi telah dihitung, maka untuk menentukan keeratan

hubungan variabel bisa digunakan kriteria korelasi (Sugiyono,2014), yaitu:

1. 0,00-0,199 : Hubungan yang sangat lemah

2. 0,20-0,399 : Hubungan yang lemah

3. 0,40-0,599 : Hubungan yang sedang

4. 0,60-0,799 : Hubungan yang kuat

5. 0,80-1,00 : Hubungan yang sangat kuat


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2017 hingga Februari 2018 di

Instalasi Radiologi Kedokteran Gigi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas

Padjajaran. Populasi penelitian ini berasal dari data primer berupa arsip radiograf

panoramik pasien perempuan yang datang ke RSGM Unpad berusia 13-15 tahun

yang sudah mengalamai menstruasi. Pasien yang datang ke Instalasi Radiologi

RSGM Unpad diberikan form ketersediaan dan form data untuk mengetahui

identitas, tanggal lahir, usia periode awal menstruasi atau menarke, serta keturunan

suku pasien sehingga dapat diketahui apakah pasien tersebut termasuk ke dalam

kriteria inklusi atau tidak. Setelah didapat gambaran radiograf panoramik pasien

kemudian dilakukan tracing untuk mengetahui maturasi gigi yang diteliti.

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat

korelasi antara usia periode awal menstruasi dengan pola maturitas gigi molar

kedua mandibula pada pasien perempuan berusia 13-15 tahun. Analisis yang

digunakan adalah uji statistik koefisien Spearman’s Rank. Penelitian ini didapatkan

sampel sebanyak 46 radiograf panoramik. Data sampel 1 hinggal 46 dimasukkan ke

dalam tabel yang terlampir di lampiran 11 yang berisi usia periode awal menstruasi

atau menarke dan pola maturitas gigi molar kedua mandibula dengan menggunakan

metode Demirjian dari skala A hingga H yang dikonversi berdasarkan jenis kelamin

32
33

perempuan. Kemudian akan diubah ke dalam bentuk skor 0,0-15,6 yang berasal dari

tabel konversi menurut demirjian.

Hasil sampel dapat dikelompokkan ke dalam kelompok berdasarkan usia

kronologi yaitu usia 13, 14 , dan 15 tahun dan juga berdasarkan usia periode awal

menstruasi yang didapatkan pada penelitian ini yaitu usia 10, 11, 12, 13, 14 dan 15

tahun. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, seluruh hasil dikumpulkan dan

analisis data dengan menggunakan statistik, hasil penelitian ditampilkan dalam

tabel distribusi sebagai berikut:

Tabel 4.1 Hasil Penelitian Skor Maturitas Berdasarkan Usia Kronologis

Skor
Kode Usia Kronologis Tahap Tahap Menurut Maturitas
Sampel (Tahun) Kalsifikasi Demirjian (Tabel Skor
Demirjian)
NS 1 13 G 14.5
NS 2 13 G 14.5
NS 3 13 G 14.5
NS 4 13 H 15.6
NS 5 13 G 14.5
NS 6 13 H 15.6
NS 7 13 G 14.5
NS 8 13 F 14.2
NS 9 13 G 14.5
G
NS 10 13 G 14.5
NS 11 13 G 14.5
NS 12 13 H 15.6
NS 13 13 G 14.5
NS 14 13 G 14.5
NS 15 13 G 14.5
NS 16 13 G 14.5
NS 17 13 G 14.5
NS 18 13 H 15.6
34

NS 19 14 G 14.5
NS 20 14 H 15.6
NS 21 14 H 15.6
NS 22 14 G 14.5
NS 23 14 H 15.6
NS 24 14 H H 15.6
NS 25 14 H 15.6
NS 26 14 H 15.6
NS 27 14 G 14.5
NS 28 14 H 15.6
NS 29 14 H 15.6
NS 30 15 G 14.5
NS 31 15 F 14.2
NS 32 15 H 15.6
NS 33 15 H 15.6
NS 34 15 G 14.5
NS 35 15 H 15.6
NS 36 15 H 15.6
NS 37 15 H 15.6
NS 38 15 G H 14.5
NS 39 15 G 14.5
NS 40 15 G 14.5
NS 41 15 G 14.5
NS 42 15 H 15.6
NS 43 15 H 15.6
NS 44 15 G 14.5
NS 45 15 G 14.5
NS 46 15 H 15.6

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa terdapat 46 sampel yang di urutkan dari usia

terkecil hingga usia terbesar, didapatkan hasil sampel paling banyak di usia 13

tahun dengan jumlah 18 sampel yang mayoritas menunjukkan tahap G dengan skor

maturitas 14.5, sedangkan sampel usia 14 tahun dengan jumlah 11 sampel

mayoritas berada di tahap H skor maturitas 15.6, hal yang sama juga di tunjukkan
35

oleh sampel usia 15 tahun dengan jumlah 17 sampel yang berada di tahap G dan H

dengan skor 14.5 dan 15.6.

Tabel 4.2 Distribusi Sampel Penelitian Berdasarkan Usia Kronologis

Usia
Jumlah Tahap Menurut
Kronologis Tahap Maturitas
Sampel Demirjian
(Tahun)
F (1 sampel)*
13 18 G (13 sampel) G
H (4 sampel)**
G (3 sampel)*
14 11 H
H (8 sampel)
F (1 sampel)*
15 17 G (8 sampel)* H
H (8 sampel)

Tabel 4.2 menunjukkan distribusi sampel penelitian yang terlihat memiliki

variasi pola maturitas gigi. Variasi tersebut ditandai dengan tanda “*” menunjukkan

keterlambatan maturitas dan tanda “**” menunjukkan adanya percepatan pola

maturitas, sedangkan tanpa kedua tanda tersebut menunjukkan pola yang sesuai dengan

tahap maturitas menurut tahap Demirjian dalam Liversidge et al 2010. Tahap normal

yang dilihat dari acuan menurut Demirjian, tahapan pola maturitas gigi molar kedua

permanen mandibula berada pada tahap G untuk usia kronologi 13 tahun. Sedangkan

usia kronologis 14 tahun berada pada tahap H dan pada usia kronologis 15 tahun berada

pada tahap H.
36

Pada sampel usia kronologis 13 tahun ada yang mengalami keterlambatan yaitu

ditunjukkan pada tahap F, karena normalnya berada pada tahap G, ada juga sampel usia

kronologis 13 tahun berada pada tahap H yang menunjukkan percepatan maturitas

karena maturitasnya melebihi acuan normal dari tahap Demirjian. Variasi

keterlambatan juga terlihat pada sampel usia kronologis 14 tahun di tahap G yang

seharusnya acuan normal berada pada tahap H. Terlihat pula keterlambatan pada

sampel usia 15 tahun yaitu berada di tahap F dan G yang seharusnya dalam acuan

normal berada pada tahap H.

Masing-masing usia menunjukkan beberapa variasi hasil penelitian berupa

keterlambatan, normal, dan percepatan. Pada penelitian ini secara umum maturitas

masih berada pada tahap normal jika dibandingkan dengan tahap normal sesuai teori

tahap Demirjian dalam Liversidge et al 2010. Namun beberapa sampel menunjukkan

keterlambatan dan percepatan tahap maturitas pada gigi molar kedua permanen

mandibula.

Diagram 4.1 Distribusi Tahap Pola Maturitas Gigi Hasil Penelitian

Berdasarkan Usia Kronologis

Distribusi Tahap Pola Maturitas Gigi


berdasarkan Usia Kronologis

F G H
4%

46%
50%
37

Diagram 4.1 menunjukkan tahap pola maturitas gigi hasil penelitian dalam

kelompok usia kronologis 13-15 tahun dengan jumlah sampel sebanyak 46 didapatkan

hasil paling banyak berada pada tahap G yaitu sebanyak 50%. Diikuti oleh tahap H

yaitu sebanyak 46% dan yang paling sedikit berada pada tahap F yaitu sebesar 4%.

Tabel 4.3 Hasil Penelitian Maturitas Berdasarkan Usia periode awal menstruasi

atau Menarke

Usia Periode Awal


Menstruasi Jumlah Sampel Tahap Maturitas
(Tahun)
F (1 sampel)
10 2
H (1 sampel)
G (4 sampel)
11 5
H (1sampel)
G (12 sampel)
12 22
H (10 sampel)
G (5 sampel)
13 10
H (5 sampel)
F (1 sampel)
14 6 G (3 sampel)
H (2 sampel)
15 1 H (1 sampel)

Tabel 4.3 menunjukkan tahap maturitas berdasarkan usia periode awal

menstruasi atau menarke, dapat dilihat bahwa sampel usia menarke paling banyak di

usia 12 tahun dengan tahap maturasi G, di ikuti oleh usia 13 tahun di tahap G dan H,
38

selanjutnya usia 14 tahun di tahap G, usia 11 tahun mayoritas di tahap G, sedangkan

usia 10 tahun berada di tahap F dan H, serta usia 15 tahun pada tahap H.

25 22
20
Jumlah Sampel

15
10
10
5 6
5 2 1
0
10 11 12 13 14 15
Usia Periode Awal Menstruasi/Menarke

Diagram 4.2 Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Kelompok Usia Periode

Awal Menstruasi atau Menarke

Diagram 4.2 menunjukkan bahwa dari 46 sampel arsip radiograf panoramik

yang diteliti, pasien paling banyak mengalami periode awal menstruasi atau

menarke pada usia 12 tahun yaitu 22 sampel, yang di ikuti oleh usia 13 tahun yaitu

sebanyak 10 sampel, usia 14 tahun berada dii urutan ke tiga dengan jumlah 6

sampel, selanjutnya usia 11 tahun sebanyak 5 sampel, 10 tahun dengan 2 sampel,

dan yang paling sedikit pada usia 15 tahun dengan jumlah 1 sampel.

Untuk mengetahui hubungan antara maturitas gigi dengan usia periode awal

menstruasi atau menarke dapat menggunakan analisis korelasi Spearman’s Rank.

Hipotesis dari penelitian ini yaitu:

Jika H0 : µ = 0 (tidak ada hubungan antara antara maturitas gigi dengan usia

menarke)
39

Jika H1 :µ ≠ 0 (terdapat hubungan antara maturitas gigi dengan usia menarke).

Table 4.4 Hasil Penelitian Maturitas Berdasarkan Usia Periode Awal Menstruasi

Variabel rs t hitung p-value Sifat Keterkaitan

Menarke &
Maturitas .088 0.59 0.28 Non-sign 0.78
Gigi

Pada tabel 4.4 menunjukkan hasil uji korelasi menggunakan Spearman’s

Rank antara usia menarke dengan pola maturitas gigi molar kedua mandibula

bahwa nilai koefisien korelasi Spearman’s Rank (𝑟𝑠 ) adalah sebesar 0,088 dengan

hasil uji signifikansi seperti terlihat pada t-hitung sebesar 0.59 dan p-value sebesar

0,28 dengan α = 5% yaitu 0,05. Keterkaitan antara kedua variabel sebesar 0,78%.

P-value lebih besar dari nilai α maka Ho diterima dan H1 ditolak. Dalam hal ini

berarti menunjukkan tidak adanya korelasi antara usia menarke dengan maturasi

gigi molar kedua mandibular.

4.2 Pembahasan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui korelasi pola maturitas gigi

molar kedua permanen mandibula dengan periode awal menstruasi pasien usia 13-

15 tahun ditinjau dari arsip radiograf panoramik yang datang ke RSGM Unpad pada

periode bulan Desember 2017 hingga Februari 2018, kemudian diukur dan diamati
40

dengan melihat acuan tabel tahap tumbuh kembang gigi molar kedua dengan

menggunakan metode Demirjian. Setiap gigi dapat diberi penilaian berdasarkan

tabel maturasi gigi yaitu tahap A sampai H. Tahap penilaian gigi kemudian

dikonversi ke dalam angka menggunakan tabel konversi khusus untuk jenis kelamin

perempuan. Pada penelitian ini, skor maturitas hanya di ambil dari satu gigi yaitu

gigi molar kedua mandibula, referensi penelitian mengacu pada metode dalam

Liversidge 2010.

Pada penelitian ini didapatkan 46 sampel berupa arsip radiograf panoramik

pasien perempuan usia 13-15 tahun yang sudah mengalami menstruasi di Rumah

Sakit Gigi dan Mulut Universitas Padjajaran dan berupa data primer. Pada

penelitian ini hasil pengumpulan data usia periode awal menstruasi atau menarke

didapatkan hasil yaitu usia 10, 11, 12, 13, 14 dan 15 tahun, dan sampel terbanyak

adalah usia periode awal menstruasi 12 tahun, serta paling sedikit diusia 10 tahun

sebanyak 2 sempel. Hasil pengumpulan data penelitian menunjukkan bawah

terdapat variasi pola maturitas gigi molar kedua mandibular pada usia kronologis

13-15 tahun, jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya pada populasi di

Negara yang berbeda, berdasarkan hasil penelitian dari Demirjian dalam Liversidge

2010 pada usia kronologis 13-15 tahun tahap maturasi gigi berada pada tahap G dan

H, sedangkan hasil penelitian ini menunjukkan pola yang bervariasi yaitu berada

pada tahap F, G, H. Pola maturitas gigi hasil penelitian ini lebih bervariasi,

dikarenakan tumbuh kembang gigi lebih sedikit dipengaruhi oleh faktor eksternal

seperti nutrisi, tetapi dapat di pengaruhi juga oleh genetik (Yan, et al., 2013).

Adapun hasil yang terlihat pada tabel 4.2 menunjukkan tahap pola maturitas gigi
41

hasil penelitian ini relatif sama sesuai dengan metode Demirjian, hal ini dapat

terjadi karena usia sampel yang digunakan dalan rentang usia yang lebih spesifik.

Hasil penelitian ini ada yang menunjukkan terjadinya keterlambatan

maturitas gigi, hal tersebut bisa terjadi akibat dari lambatnya keterlibatan hormon

steroid dari kelenjar gonad serta kelenjar adrenal pada individu (Lewis and Garn,

1960). Selain itu status gizi juga mempengaruhi pertumbuhan skeletal hingga

maturitas tulang, dan juga pada perkembangan gigi karena zat gizi yang dibutuhkan

pada jaringan dan organ tubuh fungsinya sama dengan rongga mulut (Zakiyah, dkk

2017). Menurut Sediaoetama dan Achmad 2010 dalam Zakiyah dkk 2017

menyebutkan bahwa pada fase pembentukan gigi, zat gizi ini merupakan faktor

penting yang harus ada karena nantinya berpengaruh terhadap terjadinya fase erupsi

gigi. Kekurangan vitamin A saat fase pembentukan gigi primordial dapat

mengganggu fungsi sel-sel ameloblast. Pengaruh vitamin C terutama pada sel-sel

yang berasal dari mesodermal yaitu sel odontoblas, jika mengalami kekurangan

vitamin C maka respon odontoblas berkurang terhadap induksi yang datang dari

ameloblas dan berakibat pada deretan yang dibentuk oleh odontoblas menjadi

kurang sempurna. Pada kasus kekurangan vitamin C yang berat kemungkinan bisa

terjadi gangguan pembuluh darah di pulpa gigi dan jaringan sekitarnya, sehingga

pembentukan gigi terhambat dan erupsi gigi juga mengalami keterlambatan.

Kekurangan kalsium akan menghambat proses kalsifikasi gigi dan memperlambat

kematangan gigi. Sedangkan terjadinya percepatan berhubungan dengan growth

sprut. Onset pubertas perempuan atau menarke berpengaruh pada tinggi badan,

berat badan, maturitas tulang dan gigi (Nadler, 1998).


42

Pada penelitian ini hasil uji signifikansi menunjukkan p-value sebesar 0,28

dengan α = 5% yaitu 0,05. Adapun nilai p-value yang didapat lebih besar dari nilai

α maka Ho diterima dan H1 ditolak. Dalam hal ini berarti menunjukkan tidak

adanya korelasi yang signifikan antara usia periode awal menstruasi atau menarke

dengan maturasi gigi molar kedua mandibula. Hasil penelitian ini serupa dengan

penelitian yang di lakukan Lewis and Garn (1960), yang menyebutkan bahwa hasil

dari penelitian antara maturitas molar kedua mandibula dengan status menarke

dianggap tidak signifikan. Namun, penelitian yang dilakukan di negara Perancis,

147 sample gadis usia 7-17 tahun di dapat hasil yang signifikan dengan hubungan

sedang (Jeanson, et al., 2013). Adapun ukuran maturasi seksual perempuan ialah

menarke. Maturasi seksual memiliki korelasi dengan pembentukan gigi dan

maturasi gigi terutama pada saat pergerakan erupsi gigi (Lewis and Garn, 1960).

Namun indeks pertumbuhan juga bervariasi dalam populasi, karena genetik dan

lingkungan bisa berpengaruh terhadap waktu kalsifikasi (Kuswandari,2014).

Hasil uji korelasi menggunakan Spearman’s Rank antara usia menarke

dengan pola maturitas gigi molar kedua mandibular mendapatkan nilai koefisien

korelasi Spearman’s Rank (rs) adalah sebesar 0,088 yang berarti keeratan hubungan

variabel berdasarkan kriteria korelasi Sugiyono (2014) masuk kedalam kriteria

hubungan yang sangat lemah, nilai keterkaitan antara kedua variabel hanya sebesar

0,78%. Terdapat pula hasil penelitian lain yang dilakukan Lewis and Garn 1960

menunjukkan korelasi antara menarke dengan tahap maturitas gigi molar kedua

tidak signifikan dengan kriteria korelasi lemah yaitu sebesar 0,28, cukup berbeda

dari hasil penelitian yang dikakukan oleh Garn et al., 1965 yang mana menunjukkan
43

korelasi antara menarke dan tahap maturasi molar kedua mandibula dengan nilai

korelasi sebesar 0.41 yang berarti terdapat hubungan sedang. Maturasi gigi setiap

orang berbeda-beda, dapat disebabkan oleh perbedaan ras (genetik) dan periode

atau masa penelitian (Uysal, et al., 2004). Perbedaan genetik antara seseorang

adalah protein DNA yang disebut Homeobox MSX ( MSX 1 dan MSX 2) gen ini

berperan dalam awal perkembangan organ salah satuya ialah gigi dan struktur mulut

lainnya serta mengontrol pertumbuhan dan perkembangan (Davidson,1995).

Adapula teori lain yang mendukung yaitu mengatakan bahwa tidak dapat

disamakan secara umum setiap pertumbuhan dan perkembangan seseorang yang

berbeda secara geografis (Thorpe, 1983).

Persebaran jumlah sampel pada usia menarke ini tidak merata seperti yang

terlihat pada diagram 4.1 dari sampel dengan usia kronologis 13-15 tahun didapat

6 kelompok usia menarke, paling banyak di usia 12 tahun sebanyak 22 sampel,

sama seperti sampel penelitian yang dilakukan oleh Akhtar et al., 2015 bahwa

sampel paling banyak di usia 12 tahun. Serta serupa dengan hasil penelitian

Purbaningsih, dkk tahun 2011 yang menyatakan menarke terjadi pada usia 12-14

tahun (rata-rata 12,5 tahun) setelah permulaan growth spurt dan yang paling sedikit

di usia 10 tahun yaitu 2 sampel, seperti hasil dari Riskesdas 2010 menarke dapat

terjadi lebih awal pada usia 9-10 tahun, dan ada juga literatur yang mengatakan

masa pubertas pada perempuan dimulai pada usia 10 sampai 12 tahun (Gupta, et

al., 2011). Hal ini disebabkan karena terbatasnya waktu, biaya, dan tenaga pada saat

melakukan penelitian serta dikarenakan pada penelitian ini menggunakan teknik

pengumpulan sampel berupa consecutive sampling, yaitu mengambil seluruh


44

subjek penelitian yang datang secara berurutan sesuai dengan kriteria inklusi dan

eklusi hingga kurun waktu penelitian yang telah di tetapkan. Usia menarke pada

penelitian ini tidak bervariasi bisa terjadi karena faktor keterbatasan sampel dalam

mengingat usia saat menarkenya, menyebabkan data yang diperoleh hanya terbatas

pada usia menarke dalam satuan tahun. Selain itu status gizi remaja wanita juga

sangat mempengaruhi terjadinya menarke baik dari faktor usia terjadinya menarke,

adanya keluhan-keluhan selama menarke maupun lamanya hari menarke.

Ketidakseimbangan antara asupan kebutuhan atau kecukupan akan menimbulkan

masalah gizi, baik itu berupa masalah gizi lebih maupun gizi kurang (Lasandang

dkk 2016). Menurut Dacey dan Kenny dalam Amaliah dkk 2012, penurunan kalori

dan protein serta kekurangan unsur gizi lainnya yang berlangsung sejak usia pra-

pubertas akan menurunkan produksi hormon yang berkaitan dengan timbulnya

menstruasi. Dalam Amaliah, dkk 2012 menyebutkan hasil penelitian Simondon et

al di Senegal menunjukkan bahwa remaja putri yang pendek (stunting) secara

signifikan mengalami keterlambatan usia menarche 1,6 tahun dibandingkan dengan

yang lebih tinggi atau tidak pendek. Pada populasi penelitian Leenstra et al di

Kenya Barat, remaja yang terlambat menarche rata-rata dialami oleh remaja yang

mengalami malnutrisi dibandingkan remaja pada umur yang sama tetapi memiliki

status gizi yang normal.

Hasil penelitian ini memiliki keterbatasan yang dipengaruhi oleh berbagai

faktor. Faktor yang dapat memengaruhi penelitian ini diantaranya adalah waktu

penelitian dan biaya yang menyebabkan jumlah sample yang tidak terlalu banyak

dan bervariasi. Ingatan sampel terhadap usia menarkenya, sehingga usia menarke
45

hanya terbatas pada tahun saja. Selain itu, asupan gizi pada penelitian ini tidak di

perhatikan. Penelitian ini menghubungkan antara usia menarke dengan maturitas

gigi molar kedua mandibula yang ditinjau dari arsip radiograf panoramik, hasil

penelitian tidak terdapat korelasi yang bermakna, sehingga pola maturitas gigi

molar kedua mandibular perempuan yang sudah menarke masih belum dapat

digunakan dalam estimasi usia kronologis. Hal ini memicu untuk dilakukan

penelitian lebih lanjut.


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini, tidak ditemukan adanya korelasi pola

maturitas gigi molar kedua mandibula dengan periode awal menstruasi pada pasien

perempuan usia 13-15 tahun yang sudah mengalami menstruasi, yang ditunjukkan

dengan kriteria hubungan yang sangat lemah.

5.2 Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan data yang lebih valid seperti

usia periode awal menstruasi dalam satuan bulan.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan variabel

tambahan seperti nutrisi atau status gizi dan tinggi badan.

46
DAFTAR PUSTAKA

Akhter, T.; Shenoy, R.P.; Kotian, M.S. 2015. Age At Menarche And Eruption of
Permanent Second Molars: An Investigation To Determine A Possible
Correlation. Journal of Contemporary Medicine 5(4): 210-214
Almonaitiene, R.; Balciuniene, I.; Tutkuviene, J. 2010. Factors influencing
permanent teeth eruption. Part one--general factors. Stomatologija. 12(3):67-
72
Amaliah, N.; Sari, K.; Rosha, B.C. 2012. Status Tinggi Badan Pendek Berisiko
Terhadap Keterlambatan Usia Menarche pada Perempuan Remaja Usia 10-15
Tahun. Penel Gizi Makan, 35(2): 150-158
Anggraini, M.T. 2010. Hubungan Antara Usia Saat Timbulnya Menarche Dengan
Usia Saat Terjadinya Menopause Wanita Di Kecamatan Kartasura. Jurnal
Unimus.
Batubara, J.RL. 2010. Adolescent Development (Perkembangan Remaja). Sari
Pediatri, Vol. 12, No.1
Blenkin, M.R.B. and Evans, W. 2010. Age estimation from the teeth using a
modified demirjian system. Journal of Forensic Sciences, 55(6), pp.1504–
1508.
Carver, Elizabeth dan Barry Carver. 2006. Medical Imaging, Techniques,
Reflection and Evaluation. New York : Churchill Livingstone.
Davidson, D. 1995. The Function and Evalution of Msx Genes. NCBI 11(10), pp
405-412
Demirjian, a, Goldstein, H. & Tanner, J.M., 1973. A new system of dental age
assessment. Human biology; an international record of research, 45(2),
pp.211–227.
Endah, M . 2013. The Relationship Between Menarche And Skeletal Maturation
Stage Of Deutero-Malay Indonesian Subject. Dalam Majalah Orthodontik
13:15-18
Goya, H.A; S. Takashi; M. Takahide; T. Shigeo; A. Yoshiaki. 2009. Dental age in
Japanese children using a modified Demirjian method. Pediatric Dental

47
48

Journal, 19(1), pp.82–88.


Gultom, I.M. 2002. Pertumbuhan Dan Perkembangan Gigi Geligi Pada Masa
Embrional. USU e-Respository
Gupta, S.; Chanda, M.K.; Sharma, A. 2011. Assessment of Puberty Growth Spurt
in Boys and Girls-- a Dental Radiograph Method. J Indian Soc Pedod Prev.
13(1)l 4-9
Guyton, A. C., and Hall, J. E. 2006. Textbook of Medical Physiology. 11th ed.
Pennsylvania: Elsevier Saunders
Hapsari, A. P. 2013. Hubungan antara Usia Menarke dengan Ttinggi Badan.
Available Online at http://eprints.uns.ac.id/21063/1/Cover.pdf (diakses 26
September 2017)
Hedge, R. J.; Khare, S.S.; Saraf, T.A.; Trivedi, S.; Naidu, S. 2015. Evaluation of
accuracy of Demirjian method for estimation of dental age among 6-12 years
of children in Navi Mumbai: A radiograpic study. Journal of the Indian Society
of Pedodontics and preventive Dentistry, 33(4)
Jeanson, A.L; Urzel, V.; Bruzek, J.; Santos, F. 2013. Dental Mineralization as
Indicator of Sexual Maturity in Girls. Jurnal of Forensic Odontostomatology
Vol. 31(1) Pp 57-58
Kaczmarek, M. 2002. Adolescent growth and its relation to menarche dental and
somatic maturation. Poland. Anthropological Review. Vol.(65): 27-42
Kumar, S.; Singla, A.; Sharma, R.; Virdi, M. S.; Anpam, A.; Mittal, B. 2012.
Skeletal maturation evaluation using mandibular second molar calcification
stages. The Angle Orthodontist: May 2012, Vol. 82, No. 3, pp. 501-506
Kutesa, A.; Nkamba, E.M.; Muwazi, L.; Buwembo, W.; Rwenyonyi, C.M. 2013.
Weight, height and eruption times of permanent teeth of children aged 4-15
years in Kampala, Uganda. BMC Oral Health 13:15
Kuswandari, S. 2014. Maturasi dan Erupsi Gigi Permanen Pada Anak Periode Gigi
Pergantian. Dental Jurnal.47(2)
Lasandang, N.; Kundre, R.; Bataha, Y. 2016. Hubungan Status Gizi Dengan
Usiamenarchepada Remaja Putridi Smp Negeri 6tidore Kepulauan. ejournal
Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 1
Lewis, A. B., and Garn, S. M. 1960. The Relationship between Tooth Formation
and Other Maturation Factors. Angle Orthodont. 30: 70-77
Litsas, G.; Athanasiou, A.E.; Papadopoulos, M.A.; Marathiotou, I.i.; Karagiannis,
V. 2016. Dental calcification stages as determinants of the peak growth period.
J Orofac Orthop Springer-Verlag Berlin Heidelberg
49

Litsas, G. And Lucchese, A. 2016. Dental and Chronological Ages as Determinants


of Peak Growth Period and Its Relationship with Dental Calcification Stages.
NCBI. 10:99-108
Liversidge, H. M. 2010. Demirjian Stage Tooth Formation Results from a Large
Group of Children. Dental Anthropol. 23:16-24.
Lusiana, S.A. dan M.D. Cesilia. 2007. Usia Menarche, Konsumsi Pangan, dan
Status Gizi Anak Perempuan Sekolah Dasar Di Bogor. Jurnal Gizi dan
Pangan. 2(3): 26-35
Malina, R.M ; Bouchard, C.; Bar-Or, O. 2004. Growth, Maturation, and Physical
Activity. United States: Human Kinetics. Pp 277-130
Mittal, S.; Singla, A.; Virdi, M. 2009. Co-Relation Between Determination Of
Skeletal Maturation Using Cervical Vertebrae And Dental Calcification
Stages. The Internet Journal of Forensic Science. Volume 4(2).
Mohammed, R. B.; Sanghvi, P.; Perumalla, K.K.; Srinivasaraju, D.; Srinivas, J.;
Kalyan, U.S.; Rasool, S.M. 2015. Accuracy of four dental age estimation
methods in southern Indian children. Journal of clinical and diagnostic
research: JCDR, 9(1), pp.HC01-8
Morales, R.M and Carruitero, M.J. 2017. Relationship between dental calcification
and skeletal maturation in a Peruvian sample. Dental Press J. Orthod. vol.22
no.3 Maringá May/June 2017
Moyers, Robert E.1988. Handbook of Orthodontics 4th Edition. United States of
America : Year Book Medical Publishers, Inc. 101-102
Nadia, B. 2017. Korelasi Usia Kronologis Dan Citra Pola Tumbuh Kembang Gigi
Molar Kedua Permanen Mandibula Pada Radiograf Panoramik Pasien Laki-
Laki. Skripsi Fakultas Kedokteran Gigi: Bandung
Nadler, G. 1998. Early dental maturition: Fact or fiction? .Angle Orthodontist,
68(6), pp.535-538.
Nelson, S.J., 2015. Wheeler’s Dental anatomy, Physiology, & Occlusion 10th ed.,
Elsevier Saunders
Pasler, F. A and Visser, H. 2007. Pocket Atlas of Dental Medicine . Thieme
Purbaningsih,M.; C. An’nisaa.; S.H. Bambang . 2011. Penentuan usia growth spurt
pubertal mandibula perempuan berdasarkan Cervical Vertebral Maturation
Indicators(CVMIs). Jurnal PDGI. 60(1): 15-19
Priaminiarti, M. 2013. Gigi molar tiga sebagai indikator prakiraan usia kronologis
pada usia 14 - 22 tahun (Third molars as the chronological age estimation
indicator. Journal PDGI, 62(1), pp 1-6.
Rakosi, T; Jonas, I; Graber, T.M. 1993 Orthodontic Diagnosis : Color Atlas of
Dental Medicine Thieme. New York
50

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2010. Pedoman Pewawancara Petugas


Pengumpul Data. Jakarta: Badan Litbangkes, Depkes RI.

Sadler, T.W. 2000. Langman’s Medical Embryologi Eighth Edition. Published by


Lippincott Williams & Wilkins, Philadelphia, PA

Setyari, P.; Benindra, N.; Nurtami, S. 2013. Estimasi usia individu melalui
pemeriksaan gigi untuk kepentingan forensik kedokteran gigi. Jurnal
PDGI;55-63
Sinha, S.; U. Deepak; C.S. Mathod; M. Neeta; M. Anshul; K.S. Ashish. 2014.
Dental age estimation by Demirjian′s and Nolla′s method: A comparative
study among children attending a dental college in Lucknow (UP). Journal of
Indian Academy of Oral Medicine and Radiology, 26(3), p.279.
Siswanto and Sjahruddin. 2010. Correlation of Mandible Length and Dental
Calcification Stages on the Deutero-Malay Group Aged 8-16 Years.
Indonesian. Journal of Dental Research 17(1): 1-8
Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta : EGC
Stanley, Robert N. 2001. Summary of Human Postnatal Growth. In: Textbook of
Orthodontic. Philadelphia: Saunders
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Thorpe, R. S. 1983. Tooth number in Green geckos (Reptilia: Phelsuma). the
Zoological Society of London. 20(1) 13-26
Uysal, T.; Sari, Z.; Ramoglu, S.I.; Basciftci, F.A. 2004. Relationships Between
Dental and Skeletal Maturity in Turkish Subjects. Angle Orthod 5: 657-64
Wardhani,Y. 2015. Perbedaan Usia Kronologis Dan Usia Dental Dengan
Menggunakan Metode Demirjian Berdasarkan Kajian Radiologi
Menggunakan Radiografi Panoramik Di Rsgm Unhas. Fakultas Kedokteran
Gigi : Makassar
White, S.C and Pharoah, M.J. 2004. Oral Radiologi Principles and Interpretation
Fifth Edition. Mosby: China.
Whaites, E. 2002. Essential of Dental Radiography and Radiology. Third edition.
Churgical Livingstone. Einburg London Newyork Oxford.
Yadav, V.; Loomba, A.; Autar, R. 2017. A comparative evaluation of dental
calcification stages and skeletal maturity indicators in North-Indian children.
Natl J Maxillofac Surg 2017;8:26-33
Yan, J.; Lou, X.; Xie, L.; Yu, D.; Shen, G.; Wang, Y. 2013. Assessment of dental
age of children aged 3.5 to 16.9 years using Demirjian's method: A meta-
analysis based on 26 studies. PLoS ONE 8(12): e84672.
51

doi:10.1371/journal.pone.0084672
Zakiyah, F.; Prijatmoko, D.; Novita, M. 2017. Pengaruh Status Gizi terhadap Erupsi
Gigi Molar Pertama Permanen Siswa Kelas 1 SDN di Kecamatan Wilayah
Kota Administrasi Jember. e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 5 (no. 3)
LAMPIRAN

Lampiran 1 - Surat Persetujuan Pembuatan Skripsi

52
53
Lampiran 2 - Surat Penunjukan Dosen Pembimbing

54
Lampiran 3 - Surat Penugasan Bimbingan Skripsi

55
Lampiran 4 - Permohonan Izin Penelitian

56
Lampiran 5 - Izin Penelitian

57
Lampiran 6 - Permohonan Persetujuan Etik

58
Lampiran 7 - Surat Pembesaan Etik

59
Lampiran 8 - Informasi Penelitian

INFORMASI

“KORELASI POLA MATURITAS GIGI MOLAR KEDUA MANDIBULA

DENGAN PERIODE AWAL MENSTRUASI USIA PASIEN 13-15 TAHUN

DITINJAU DARI RADIOGRAF PANORAMIK”

Saya adalah mahasiswa yang berasal dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas

Padjadjaran yang sedang melakukan penelitian untuk mengetahui korelasi pola

maturitas gigi molar kedua mandibula dengan periode awal menstruasi pada

radiograf panoramik di Instalasi Radiologi Kedokteran Gigi Rumah Sakit Gigi dan

Mulut Universitas Padjadjaran.

Tujuan:

Pola kematangan gigi/maturitas gigi seseorang berbeda-beda, salah satu faktornya

bisa dilihat dari periode awal menstruasinya. Penelitian ini dilakukan pada satu

waktu dalam dua tahap. Pasien perempuan yang memiliki keperluan foto

panoramik di instalasi radiologi RSGM Unpad pada tahap pertama akan diberikan

formulir untuk mengetahui data pasien terutama waktu masa awal menstruasi, suku

bangsa pasien dan dua keturunan di atasnya, tinggi badan pasien, serta berat badan

pasien. Pasien akan diminta softcopy radiograf panoramik pada tahap kedua untuk

dinilai maturitas gigi molar kedua permanen mandibulanya. Sehingga tujuannya

60
untuk mengetahui apakah terdapat hubungan pola kematangan gigi graham kedua

rahang bawah dengan periode awal menstruasi pasien usia 13-15 tahun ditinjau dari

radiograf panoramik

Mengapa saudara terpilih:

Saudara/anak/adik dari ibu/bapak/kakak terpilih untuk diikutkan dalam penelitian

ini oleh karena saya/anak/adik dari ibu/bapak/kakak merupakan pasien yang

memiliki keperluan untuk dilakukan foto panoramik di RSGM Unpad, berjenis

kelamin perempuan, dan berusia 13-15 tahun.

Tata Cara/Prosedur:

Bila saudara/ibu/bapak/kakak bersedia, maka peneliti akan memberikan formulir

data untuk diisi oleh saudara/ibu/bapak/kakak. Kemudian saudara/anak/adik dari

ibu/bapak/kakak akan dilakukan pemeriksaan fisik berupa tinggi badan dan berat

badan. Bila saudara/anak/adik dari ibu/bapak/kakak telah memenuhi kriteria yang

telah ditetapkan peneliti, maka saudara/anak/adik dari ibu/bapak/kakak akan

dilakukan pemeriksaan laboratorium berupa foto rontgen panoramik yang

merupakan pemeriksaan rutin, setelah itu peneliti akan meminta softcopy radiograf

panoramiknya.

Risiko dan ketidaknyamanan:

Untuk tahap pertama, pasien atau orang tua/wali akan diminta mengisi formulir

data, sehingga akan menyita waktu pasien sekitar 10 menit. Namun secara

61
keseluruhan penelitian ini tidak akan memberikan resiko atau ketidaknyamanan

yang berat.

Manfaat:

Penelitian ini tidak memiliki manfaat secara langsung bagi subjek penelitian,

melainkan memiliki manfaat bagi dunia kedokteran gigi Indonesia. Keuntungan

yang dapat diperoleh dari penelitian ini ialah ditemukannya korelasi pola maturitas

gigi molar kedua mandibula dengan periode awal menstruasi pada radiograf

panoramik pasien perempuan.

Prosedur alternatif:

Tidak ada

Kerahasiaan data:

Selama saudara/anak/adik dari ibu/bapak/kakak ikut dalam penelitian ini, setiap

informasi dan data penelitian ini akan diperlakukan secara rahasia sehingga tidak

memungkinkan untuk diketahui oleh orang lain.

Perkiraan jumlah subyek yang akan diikut sertakan

Empat Puluh Enam pasien yang usia periode awal menstruasinya antara 13-15

tahun akan diikut sertakan dalam penelitian ini.

62
Kesukarelaan:

Keikutsertaan saudara/anak/adik dari ibu/bapak/kakak dalam penelitian ini bersifat

sukarela disertai tanggung jawab sampai selesainya penelitian ini.

Periode Keikutsertaan Subjek:

Hanya pada saat dilakukan pemeriksaan

Subyek dapat dikeluarkan/mengundurkan diri dari penelitian:

Pasien bebas menolak ikut dalam penelitian ini. Bila pasien telah memutuskan

untuk ikut serta, pasien juga dapat mengundurkan diri tanpa menyebabkan

berubahnya kualitas pelayanan di Instalasi Radiologi RSGM Unpad. Namun bila

pasien tidak mengikuti dan memenuhi prosedur yang diberikan oleh peneliti,

keikutsertaan anda dalam penelitian ini akan berakhir.

Insentif dan Kompensasi:

Tidak ada insentif dan kompensasi yang akan diterima oleh subjek dari penelitian

ini.

Pertanyaan:

Jika ada pertanyaan sehubungan dengan penelitian ini kepada Dita Amalia sebagai

mahasiswa S1 Fakultas Kedokteran Gigi Unpad No. HP. 082214460833.

63
Lampiran 9 - Informed Consent

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN (PSP)


UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN
DENGAN SUBYEK ANAK
(ASSENT)

Saya telah membaca atau memperoleh penjelasan, sepenuhnya menyadari,


mengerti, dan memahami tentang tujuan, manfaat, dan risiko yang mungkin timbul
dalam penelitian, serta telah diberi kesempatan untuk bertanya dan telah dijawab
dengan memuaskan, juga sewaktu-waktu dapat mengundurkan diri dari keikut-
sertaannya, maka saya setuju/tidak setuju*) ikut dalam penelitian ini, yang
berjudul: KORELASI POLA MATURITAS GIGI MOLAR KEDUA
MANDIBULA DENGAN PERIODE AWAL MENSTRUASI USIA PASIEN 13-
15 TAHUN DITINJAU DARI RADIOGRAF PANORAMIK.

Saya dengan sukarela memilih untuk ikut serta dalam penelitian ini tanpa
tekanan/paksaan siapapun. Saya akan diberikan salinan lembar penjelasan dan
formulir persetujuan yang telah saya tandatangani untuk arsip saya.
Saya setuju:
Ya/Tidak*)

Tgl.: Tanda tangan (bila tidak


bisa dapat digunakan cap
jempol)
Nama Peserta:
Usia:
Alamat:
Nama Orang Tua/ Wali:

Nama Peneliti:

Nama Saksi:

*) coret yang tidak perlu

64
Lampiran 10 - Kuisioner

DATA IDENTITAS PASIEN

PENELITIAN SKRIPSI RADIOLOGI KEDOKTERAN GIGI

RSGM UNIVERITAS PADJADJARAN

2017-2018

Nama :

Jenis Kelamin :P / L (*Lingkari)

Tempat Lahir :

Tanggal Lahir :

Alamat :

No. Telpon/Hp :

Pekerjaan :

Kewarganegaraan :

Berat Badan :

Tinggi Badan :

Berilah tanda centang (v) jika sesuai dengan identitas Anda

1. Apakah orang tua Anda memiliki keturunan warga Negara asing?

O Ya O Tidak

Jika iya, berasal dari Negara………………………………………

2. Berasal dari suku apakah Ayah Anda?

O Sunda O Jawa O Ambon

65
O Minang O Batak O Papua

O Betawi O Melayu O Nusa Tenggara

O Aceh O Bugis O Manado

O Toraja O Bali

O Dayak O Tionghoa

O Lainnya:…………………………………………………………

3. Berasal dari suku apakah Ibu Anda?

O Sunda O Jawa O Ambon

O Minang O Batak O Papua

O Betawi O Melayu O Nusa Tenggara

O Aceh O Bugis O Manado

O Toraja O Bali

O Dayak O Tionghoa

O Lainnya:…………………………………………………………

4. Berasal dari suku apakah Kakek (pihak Ayah) Anda?

O Sunda O Jawa O Ambon

O Minang O Batak O Papua

O Betawi O Melayu O Nusa Tenggara

O Aceh O Bugis O Manado

O Toraja O Bali

O Dayak O Tionghoa

O Lainnya:…………………………………………………………

66
5. Berasal dari suku apakah Nenek (pihak Ayah) Anda?

O Sunda O Jawa O Ambon

O Minang O Batak O Papua

O Betawi O Melayu O Nusa Tenggara

O Aceh O Bugis O Manado

O Toraja O Bali

O Dayak O Tionghoa

O Lainnya:…………………………………………………………

6. Berasal dari suku apakah Kakek (pihak Ibu) Anda?

O Sunda O Jawa O Ambon

O Minang O Batak O Papua

O Betawi O Melayu O Nusa Tenggara

O Aceh O Bugis O Manado

O Toraja O Bali

O Dayak O Tionghoa

O Lainnya:…………………………………………………………

7. Berasal dari suku apakah Nenek (pihak Ibu) Anda?

O Sunda O Jawa O Ambon

O Minang O Batak O Papua

O Betawi O Melayu O Nusa Tenggara

O Aceh O Bugis O Manado

O Toraja O Bali

O Dayak O Tionghoa

67
O Lainnya:…………………………………………………………

8. Apakah Anda pernah dirawat di Rumah Sakit?

O Ya O Tidak

Jika iya,karena………………………..……………………………

9. Apakah Anda pernah trauma pada bagian rahang?

O Ya O Tidak

10. Apakah Anda sering merasakan:

O Kedinginan terus-menerus

O Sembelit parah

O Kenaikan berat badan drastis

O Rambut rontok

O Kaki kram

O Siklus menstruasi yang tidak teratur

O Rasa lelah berlebihan meski jam tidur sudah teratur.

11. Apakah Anda sering merasakan:

O Kelelahan

O Penurunan berat badan

O Sensitivitas terhadap dingin atau kesulitan untuk tetap hangat

O Nafsu makan menurun

O Wajah bengkak

O Anemia

O Infertilitas

O Menstruasi tidak teratur

68
*Untuk pasien perempuan

1. Apakah Anda sudah mengalami menstruasi? O Sudah O Belum

2. Saya pertama kali menstruasi pada

usia………………………………………………

69
Lampiran 11 - Hasil Penelitian

Kode Usia Periode Tahap Skor


Sampel Awal Menstruasi Kalsifikasi
(Tahun)
Sampel 1 14 G 14.5
Sampel 2 14 F 14.2
Sampel 3 14 G 14.5
Sampel 4 14 H 15.6
Sampel 5 13 H 15.6
Sampel 6 14 G 14.5
Sampel 7 12 G 14.5
Sampel 8 12 H 15.6
Sampel 9 13 G 14.5
Sampel 10 13 H 15.6
Sampel 11 13 H 15.6
Sampel 12 11 G 14.5
Sampel 13 12 H 15.6
Sampel 14 14 H 15.6
Sampel 15 13 G 14.5
Sampel 16 12 H 15.6
Sampel 17 13 G 14.5
Sampel 18 12 G 14.5
Sampel 19 11 H 15.6
Sampel 20 12 G 14.5
Sampel 21 11 G 14.5
Sampel 22 12 G 14.5
Sampel 23 12 G 14.5
Sampel 24 10 F 14.2

70
Sampel 25 10 H 15.6
Sampel 26 12 G 14.5
Sampel 27 12 H 15.6
Sampel 28 12 H 15.6
Sampel 29 12 H 15.6
Sampel 30 13 H 15.6
Sampel 31 12 G 14.5
Sampel 32 11 G 14.5
Sampel 33 15 H 15.6
Sampel 34 12 G 14.5
Sampel 35 12 H 15.6
Sampel 36 12 G 14.5
Sampel 37 12 H 15.6
Sampel 38 12 H 15.6
Sampel 39 11 G 14.5
Sampel 40 12 G 14.5
Sampel 41 13 G 14.5
Sampel 42 12 G 14.5
Sampel 43 13 G 14.5
Sampel 44 13 H 15.6
Sampel 45 12 G 14.5
Sampel 46 12 H 15.6

71
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta, pada 25 Juli 1996.

Pada tahun 2000-2002, penulis mengikuti pendidikan di Taman Kanak-Kanak


Rawa Teratai, Bekasi

Pada tahun 2002 – 2008, penulis menempuh pendidikan di Sekolah Dasar Negeri
Teluk Pucung XI, Kota Bekasi.

Pada tahun 2008, penulis menempuh pendidikan di Mts. Darunnajah Ulujami,


Jakarta

Pada tahun 2008 – 2011, penulis menempuh pendidikan di Sekolah Menengah


Pertama Negeri 21, Kota Bekasi.

Pada tahun 2011 – 2014, penulis menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Atas
Negeri 1, Kota Bekasi.

Pada tahun 2014 – sekarang, penulis menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran


Gigi Universitas Padjadjaran.

72

Anda mungkin juga menyukai