Oleh
12310117
Skripsi
Oleh
12310117
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2016
MOTTO
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan berkah, karunia serta nikmat-Nya yang
begitu luar biasa, membantu hamba-Nya melewati setiap liku didalam prosesnya
sehingga karya tulis sederhana ini dapat terselesaikan. Shalawat teriring salam
semoga selalu tercurahkan kehadirat Baginda Rasulullah Muhamad SAW yang selalu
menjadi suri tauladan bagi umatnya.
Atas nama Allah SWT Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang ku persembahkan
karya tulis ini sebagai rasa hormat dan rasa cintaku kepada :
Ayahanda Saroji,S.P dan Ibunda Sugiarti,S.Pd
yang selalu memberikan doa terbaik untuk putri kecilnya, memberikan kasih sayang
yang tak pernah henti-hentinya, dan yang selalu memberikan motivasi, inspirasi
dan menjadi bagian terbaik dalam hidupku. Semoga berkah dan karunia Allah
selalu tercurahkan kepada kalian.
Juga teruntuk kakak-kakakku, Dedi Kurniawan dan Ns.Indra Dwi
Saputra,S.Kep yang selalu memberikan semangat dalam setiap proses
kehidupanku dan selalu memberikan kasih sayang untuk adik bungsunya ini.
Semoga Allah SWT selalu memberikan berkah dan karunia-Nya untuk kalian.
Teman-teman sejawat C12ANIUM Fakultas Kedokteran Umum Universitas
Malahayati, para sahabat (Sintia,Pekeh,Kikik,Ajong,Uti), teman-teman seperjuangan
(Iva, Fajrin, DianHus, Nian, Wiko, Didi), E498 (Arsi,Levia,Meli,Wiwit,Neri), kakak
dan adik pembimbing (kak Uli, kak Apip, kak Jordy, Kak Soleh, Ajeng, Putri, Rizka),
kelompok 9 GS, TBM Coronarius, Patkliner’s, dan Kestarier’s.
BIODATA
NPM :12310117
Agama : Islam
2012
No.HP : 081369090865
Email : dianokta08@gmail.com
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
Skripsi, April 2016
ABSTRAK
Latar Belakang: Pemakaian alat ortodonti cekat meningkatkan faktor risiko kejadian penyakit
periodontal. Prevalensi inflamasi pada pengguna alat ortodonti cekat terbilang tinggi dan 30%nya
menderita penyakit periodontal lanjut.
Tujuan: Mengetahui hubungan antara pemakaian alat ortodonti cekat terhadap kejadian penyakit
periodontal pada mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Umum Universitas Malahayati Bandar
Lampung tahun 2016.
Metode: Jenis penelitian adalah analitik observasi dengan pendekatan cross sectional dan
dianalisis secara univariat dan bivariat. Sampel penelitian ini adalah berjumlah 72 responden. Data
diolah menggunakan uji distribusi frekuensi dan uji somers‟d.
Hasil : Frekuensi pemakai alat ortodonti cekat pada angkatan 2015 sebanyak 20
(27,7%)responden, 2014 sebanyak 14 (19,4%) responden, 2013 sebanyak 38 (52,7%) responden,
pada laki-laki sebanyak 11 (15,2%) responden dan perempuan 61 (84,7%) responden, pada usia
<20tahun sebanyak 9 (12,5%) responden dan usia ≥20 tahun sebanyak 63 (87,5%) responden,
frekuensi pemasangan alat ortodonti cekat benar sebanyak 66 (91,6%) responden dan salah
sebanyak 6 (8,3%) responden, frekuensi perawatan alat ortodonti cekat baik sebanyak 36 (50%)
responden dan tidak baik sebanyak 36 (50%) responden, frekuensi pemeliharaan rongga gigi dan
mulut baik sebanyak 65 (90,3%) responden dan tidak baik sebanyak 7 (9,7%) responden. Dengan
uji somers‟d didapatkan nilai p=0.027 pada pemasangan alat ortodonti cekat terhadap kejadian
penyakit periodontal, nilai p=0.000 pada perawatan alat ortodonti cekat terhadap kejadian penyakit
periodontal, dan nilai p=0.012 pada pemeliharaan rongga gigi dan mulut terhadap kejadian
penyakit periodontal.
Kesimpulan : Terdapat hubungan antara pemakaian alat ortodonti cekat terhadap kejadian
penyakit periodontal pada mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Umum Universitas Malahayati
Bandar Lampung tahun 2016
Kepustakaan : 1995-2015
FACULTY OF MEDICINE MALAHAYATI UNIVERSITY
GENERAL MEDICINE STUDY PROGRAM
Skripsi, April 2016
ABSTRACT
Background: Using fixed orthodontic appliance increase risk factors of periodontal disease.
Prevalence inflammation on people using fixed orthodontic appliance is high which is 30% of
them suffer periodontal disease.
Objective: This study conducted toanalyze the correlation of using fixed orthodontic appliance on
the incidence and numbers of periodontal disease to students of General Medical Faculty at
UniversitasMalahayati Bandar Lampung in 2016.
Methods: The study using observational analytic with cross sectional approach. Author analyze
using univariate and bivariate. Samples used in this study amounted to 72 respondentsof
studentpresence in 2016 (2013-2015) whose using fixed orthodontic appliance. Technique used to
process the data were frequency distribution test and Somers'd test.
Results: Students of class 2015 as many as 20 (27.7%), class of 2014 a total of 14 (19.4%) of
respondents, class in 2013 were 38 (52.7%) of respondents, frequency users fixed orthodontic
appliance in men by 11 (15.2%) of respondents and 61 women (84.7%) of respondents, frequency
of users of fixed orthodontic appliance at age <20tahun as many as 9 (12.5%) of respondents and
age ≥20 years were 63 (87.5%) of respondents, frequency of correct installation of fixed
orthodontic appliance with 66 (91.6%) of respondents and one 6 (8.3%) of respondents, frequency
of treatment either fixed orthodontic appliance as many as 36 (50%) of respondents and both were
36 (50%) of respondents, frequency of maintenance of teeth and mouth cavity either by 65
(90.3%) of respondents and not good at 7 (9.7%) respondents. With somers'd test p value = 0.027
for installation of fixed orthodontic appliance on the incidence of periodontal disease, p value =
0.000 at a fixed orthodontic appliance treatment on the incidence of periodontal disease, and p
value= 0.012 in the maintenance of teeth and mouth cavity on the incidence of periodontal disease.
Conclusion: author found that there is correlation between using of fixed orthodontic appliance
and the incidence happened of periodontal disease on a presence studentsof General Medical
Faculty University of Malahayati Bandar Lampung.
References: 1995-2015
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kepada ALLAH SWT atas rahmat yang
Bandar Lampung.
Universitas Malahayati.
Universitas Malahayati.
5. drg. Dwi Fiena Sri Yulia selaku Pembimbing I yang selalu meluangkan
Halaman
HALAMAN JUDUL...........................................................................................................I
HALAMAN PERSETUJUAN........................................................................................II
HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................................III
HALAMAN PERNYATAAN..........................................................................................IV
MOTTO...................................................................................................................................V
PERSEMBAHAN................................................................................................................VI
BIODATA...............................................................................................................................VII
ABSTRAK.............................................................................................................................VIII
ABSTRACT...........................................................................................................................IX
KATA PENGANTAR.........................................................................................................X
DAFTAR ISI..........................................................................................................................XII
DAFTAR ISTILAH............................................................................................................XVI
DAFTAR TABEL................................................................................................................XIX
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................................XX
DAFTAR SINGKATAN....................................................................................................XXI
LAMPIRAN........................................................................................................................XXII
BAB I PENDAHULUAN
5.1 Kesimpulan.................................................................................................................64
5.2 Saran.............................................................................................................................65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR ISTILAH
Halaman
Penyakit Periodontal...........................................................................................31
Tabel 4.7 Analisis hubungan antara pemasangan alat ortodonti cekat terhadap
kejadian penyakit periodontal..........................................................................50
Tabel 4.8 Analisis hubungan antara perawatan alat ortodonti cekat terhadap
Tabel 4.9 Analisis hubungan antara pemeliharaan rongga gigi dan mulut terhadap
Halaman
Cekat 30
PMN : Polimorfonuklear
Ig G : Immunoglibulin G
Ig A : Immunoglobulin A
LPS : Lipopolisakarida
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
1
diseluruh masyarakat. Gigi yang sehat adalah gigi yang rapi, bersih,
bercahaya dan didukung oleh gusi yang kencang dan berwarna merah
kesekian bagi sebagian orang. Padahal seperti kita ketahui, gigi dan mulut
menurut Riskesdas tahun 2007 dan 2013 meningkat dari 23,2 % menjadi
2
meningkat dari 29,7% tahun 2007 menjadi 31,1% pada tahun 2013.
gigi dan mulut, terdapat 33.2 % yang menerima perawatan dan pengobatan
dari tenaga medis (perawat gigi, dokter gigi atau dokter gigi spesialis).
perawatan gigi. Hal ini sejalan dengan meningkatnya status sosio ekonomi
3
memeriksakan keadaan gigi nya sedini mungkin.
ortodonti. Piranti ortodonti terdiri atas alat cekat dan lepasan yang
4
mendukung pertumbuhan dan perkembangan rahang.
6
alat ortodonti cekat sekitar 21-64 %. Sedangkan besarnya pelayanan
48
saja.
plak dan sulit untuk dibersihkan,hal ini disebakan karena alat ortodontik
10
progresif pada jaringan penunjang gigi.
8
adalah 96,9% dan 93,8%.
perdarahan gingiva saat menggosok gigi. Selain itu, 78% regio pengguna
11
saat pemeriksaan.
gingiva pada pengguna alat cekat terbilang tinggi dan 30% dari populasi
12
tersebut menderita penyakit periodontal yang lebih lanjut.
darah, sehingga dapat membawa bakteri dan racun ke bagian lain dari
45
tubuh, termasuk jantung, paru-paru, ginjal dan hati.
13
disebabkan karena hal tersebut.
Pada saat ini ada sekitar 8,6% dari jumlah mahasiswa angkatan
tahun 2016.
datang.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Sejarah
ortodonti dianggap sebagai salah satu bidang di kedokteran gigi yang tertua.
Ada bukti yang menunjukan adanya upaya yang dilakukan untuk perawatan
Yunani (Hipocrates) (460-377 SM) sebagai perintis ilmu medis dan orang
14
rahang dijumpai dalam tulisannya.
Aurelius Cornelius Celsus (25- 50 SM) yang pada salah satu dari ketujuh
15
jari untuk mengatur gigi yang tidak teratur.
2.1.2 Definisi
orthos “lurus atau benar”, atau odous “gigi”) adalah cabang ilmu
16
wajah dari pada focus secara eksklusif pada gigi.
2.1.3 Jenis-Jenis
cekat pada gigi dan tidak dapat dibuka sendiri oleh pasien. Piranti
menggerakkan akar gigi. Oleh karena itu, piranti ortodonti cekat dapat
higien oral menjadi lebih sukar. Plak dan debris makanan cenderung untuk
. (17,18)
gingivitis .
Alat ortodonti cekat mempunyai 3 komponen dasar, yaitu :
1. Bracket.
ditempel dengan kuat pada gigi, baik dengan perekatan langsung ataupun
19
dengan bantuan band baja antikarat.
a. Bracket edgewise.
b. Bracket Begg.
Bracket ini mempunyai alur yang sempit, yang sesuai dengan alur
yang tepat.
Bahan – bahan yang memberi sifat estetik lebih baik daripada logam
dipakai untuk membuat bracket yang direkat pada incisivus, kaninus dan
2. Lengkung kawat
gigi dan menentukan bentuk umum dari lengkung gigi. Lengkung kawat
aktif adalah analog dari pegas alat - alat ortodonti lepasan. Energi yang yang
19
gaya yang kemudian dipakai untuk menghasilkan gerakan gigi.
tersebut hanya dapat diperoleh secara aman dengan pemakaian dan desain
19
Sifat – sifat archwire tergantung pada :
a. Diameter kawat.
b. Komposisi kawat.
d. Lebar bracket.
3. Aksesoris
a. Elastik
b. pegas ulir
c. pegas lurus
d. pegas lenting
19
e. magnit.
20
Gambar 2.1 Alat ortodonti cekat
,48
Gambar 2.2 Komponen dasar alat ortodonti cekat
1. Dampak positif.
a. Retensi tidak menjadi masalah, karena pesawat ini dicekatkan pada gigi-
gigi. Ini berarti bahwa tidak akan terjadi pengungkitan pesawat karena
dilakukan pada pesawat lepasan tanpa membuat perawatan lebih rumit dan
c. Dengan pesawat cekat bisa dilakukan gerakan gigi yang tidak mungkin
sangat kecil dari mahkota gigi, dan oleh karena itu hanya menghasilkan
2. Dampak negatif.
Gigi berlubang dan kerusakan email dapat terjadi jika makan makanan
bergula atau asam dan penyikatan gigi tidak dipertahankan pada standar
yang tinggi. Kerusakan ini dapat terjadi setiap waktu, tetapi lebih sering
19
jika alat – alat cekat ditempel pada gigi – gigi.
c. Halitosis
19
plak dan sangat sulit dibersihkan.
d. Resorpsi akar.
gigi dan akarnya. Hal ini biasanya terjadi karena adanya kesalahan dari
19
operator yang memberikan tekanan yang terlalu besar.
ditandai dengan adanya rasa sakit, yang akan hilang setelah beberapa hari.
Rasa sakit yang sangat disebabkan tekanan terhadap gigi yang terlalu
21
dengan membandingkan susunan gigi-geligi dengan studi model.
ortodonti lepasan dianggap sebagai alat fungsional, karena alat ini hampir
pengembangan dentoalveolar.
48
Gambar 2.3 Alat Ortodonti Lepasan
22
terjadinya kesukaran di dalam penjagaan kebersihan oral. Piranti
ortodonti cekat dapat membentuk daerah retensi yang baru bagi plak
23
akumulasi plak dalam rongga mulut meningkat. Beberapa penelitian
24
ortodonti cekat.
makin meningkat.
25
periodontal.
perawatan ortodontik yaitu dokter gigi spesialis ortodonti dan dokter gigi
umum. Dokter spesialis ortodonti adalah dokter gigi umum yang telah
ortodonti, perawatan ini kemudian tidak hanya dilakukan oleh dokter gigi
spesialis atau dokter gigi umum saja, namun keadaan ini juga
semakin mahal. Selain itu, faktor proses pengerjaan gigi serta waktu
7
profesional seperti tukang gigi maupun perawat gigi tetap tinggi.
mulut agar kebersihan gigi dan mulut tetap terjaga. Hal-hal yang perlu
8
berkala dan juga pengggunaan sikat gigi dengan desain khusus.
makanan yang menempel pada gigi dan alat ortodonti tersebut. Kondisi ini
8
memungkinkan terjadinta penurunan tingkat kebersihan gigi dan mulut.
bawah normal, rahang atas maju (tonggos), atau sebaliknya rahang bawah
terlalu maju, rahang atas normal (cakil). Jika tak cepat ditangani, kelainan
itu akan membuat cara sikat gigi tak maksimal. Akibatnya gigi jadi mudah
memunculkan bau mulut tak sedap. Pada tahap lebih parah, bahkan dapat
26
menimbulkan gangguan sakit kepala dan leher.
2.1.5 Tujuan Perawatan Ortodonti
1. Efisiensi Fungsional
2. Keseimbangan Struktural
a. System dento-alveolar
b. Jaringan skeletal
27
memperbaiki estetika wajah pada individu.
2.1.6 Perawatan Kasus Ortodonti
lain yang harus dirujuk ke dokter gigi spesialis ortodonti, baik untuk
28
akan menimbulkan kegagalan.
a. Mulut Kecil
b. Gigi tonggos
mengakibatkan tonjolan gigi atau rahang atas dan bawah tidak klop.
29
kemampuan untuk mengunyah.
2.6 Jaringan Periodontal
30
penyembuhan dan pembentukan jaringan baru.
31
Gambar 2.4 Penampang sagital struktur jaringan periodontal pada gigi.
dibagi menjadi dua bagian, yaitu jaringan epitel dan komponen jaringan
ikat. Epithelium ini dibentu oleh sel basal, sel superbasal dan sel
permukaan yang terdiri dari basal lamina yang merupakan sel parenkim.
badan golgi. Jaringan ikat terdiri dari dua bagian, yaitu pada daerah
32
setelah pembedahan periodontal.
2.2.1.2 Sementum
32
merupakan perlekatan utama ligament periodontal.
jaringan yang berada diantara sementum yang menyelimuti akar gigi dan
32
sel untuk regenerasi.
tengah spongiosa bone, serta lapisan dasar alveolar bone. Lapisan luar
31
atas lamella-lamela dengan system havers.
2.3.1 Definisi
jenis kelamin, faktor lokal rongga mulut dan faktor sistemik. Banyak
penelitian yang menyatakan bahwa keparahan penyakit periodontal sejalan
33
dengan bertambahnya umur.
sedangkan skor penyakit periodontal yang paling rendah adalah usia 25-34
Perilaku menyikat gigi yang baik tentu dapat mengendalikan salah satu
33
plak.
bagian yaitu faktor lokal dan faktor sistemik. Faktor lokal merupakan
faktor lokal yaitu inflamasi gingiva dan trauma oklusi atau gabungan
34
mengakibatkan pengurangan ketinggian tulang alveolar.
1.Plak Bakteri
yang melekat erat pada permukaan gigi dan gingiva bila seseorang
berhubungan dengan plak bakteri dan telah terbukti bahwa plak bakteri
34
tubuh.
2. Kalkulus
Kalkulus terdiri dari plak bakteri dan merupakan suatu massa yang
lebih banyak terjadi pada orang dewasa, kalkulus bukan penyebab utama
(34,35)
kalkulus, mempengaruhi gingiva secara tidak langsung.
3. Impaksi makanan
gigi dengan oklusi yang baik akan lebih mudah dibersihkan oleh proses-
makanan yaitu :
sering berbau.
d. resesi gingiva
4. Pernafasan Mulut
buruk. Hal ini sering dijumpai secara permanen atau sementara. Permanen
pasien penderita pilek dan pada beberapa anak yang gigi depan atas
34
memudahkan terjadinya penyakit periodontal.
yang bersifat lunak seperti bubur atau campuran semi cairan membutuhkan
pembentukan karang gigi. Makanan yang mempunyai sifat fisik keras dan
kaku dapat juga menjadi massa yang sangat lengket bila bercampur dengan
ludah. Makanan yang demikian tidak dikunyah secara biasa tetapi dikulum
di dalam mulut sampai lunak bercampur dengan ludah atau makanan cair,
Makanan yang baik untuk gigi dan mulut adalah yang mempunyai sifat
gigi dan jaringan mulut secara lebih efektif, misalnya sayuran mentah yang
segar, buah-buahan dan ikan yang sifatnya tidak melekat pada permukaan
34
gigi.
6. Iatrogenik Dentistry
dokter gigi yang tidak hati-hati dan adekuat sewaktu melakukan perawatan
34
jaringan sekitar gigi.
7. Trauma oklusi
1. Kelainan Genetik
36
terjadinya inflamasi dan destruksi periodontal yang lebih parah.
2. Ketidakseimbangan Hormon
36
dan kelemahan tulang yang hebat pada periodontitis karena plak.
3. Defisiensi Nutrisi
36
alveolar.
4. Diabetes Melitus
36
dan periodontitis.
2.3.3 Klasifikasi
2.3.3.1 Gingivitis
berupa jaringan gingival berwarna merah dan lunak, mudah berdarah pada
sentuhan ringan, ada perbedaan kontur gingiva, ada plak bahkan kalkulus,
tanpa adanya kerusakan puncak alveolar yang dapat diketahui secara
37
radiografis. Gingivitis disebabkan oleh faktor local dan sistemik.
45
Gambar 2.6 Gambaran klinis gingivitis pada pengguna ortodonti cekat
2.3.3.2 Periodontitis
(39,40)
kalkulus secara kronis.
43
Gambar 2.8 Gambaran klinis periodontitis pada pengguna alat ortodonti cekat
2.3.4 Patomekanisme
41
periodontal.
Untuk dapat menimbulkan kerusakan, bakteri harus :
hospes,
Beberapapatogenperiodontaldiperkirakanmempunyai
imunoglobulin.
Tabel.2.1 Mikroorganisme yang berkaitan dengan beberapa tipe penyakit periodontal
47
Kondisi Mikroorganisme predominan Keterangan
Sehat Streptococcus sanguis Sebagian besar gram positif
Streptococcus oralis dengan sedikit spirokheta dan
Actinomyces naeslundii bakteri batang motil
Actinomyces viscosus
Veillonella spp.
Gingivitis marginal kronis Streptococcus sanguis Sekitar 55% gram positif
Streptococcus milleri dengan sesekali spirokheta dan
Actinomyces israelii bakteri batang motil
Actinomyces naeslundii
Prevotella intermedia
Capnocytophaga spp.
Fusobacterium nucleatum
Veillonella spp.
Periodontitis kronis Porphyromonas gingivalis Sekitar 75% gram negatif
Prevotella intermedia (90% anaerob). Terutama
Fusobacterium nucleatum bakteri batang motil dan
Tannerella forsythia (sebelumnya Spirokheta
Bacteroides forsythus)
Actinobacillus
actinomycetemcomitans
Selenomonas spp.
Capnocytophaga spp.
Spirochaetes
Periodontitis agresif Actinobacillus Sekitar 65-75% bakteri basil
actinomycetemcomitans gram negatif. Ditemukan
Capnocytophaga spp. sedikit spirokheta dan bakteri
Porphyromonas gingivalis batang motil. Penyakit ini
Prevotella intermedia berhubungan dengan sistem
imun seluler dan cacat genetik.
42
imunosupresi.
menginfeksi hospes. Hal ini dapat dilakukan oleh beberapa bakteri pada
42
Capnocytophaga.
42
berhubungan dengan agen pengaktif.
permukaan akar dan terdapat bebas di dalam poket. Dari daerah ini bakteri
42
epitelium poket.
Ortodonti Cekat
48
terutama pada pergerakan tipping dan intrusi.
48
bakteri subgingiva untuk merusak jaringan periodontal.
2.5 Kerangka Teori
Pembentukan pseudogingiva
Akumulasi
plak
Pembesaran gingival
marginalis
Kerusakan
jaringan Kerusakan gigi
periodontal
Peningkatan bakteri
subgingiva
Keterangan
48
Gambar 2.9 Kerangka Teori
2.6 Kerangka Konsep
latar belakang landasan teori, maka penelitian ini dibuat kerangka konsep
sebagai berikut:
Pemeliharaan rongga
gigi dan mulut
Gambar 2.10 Kerangka Konsep
METODE PENELITIAN
tahun 2016. Penelitian ini menggunakan data primer dengan kuesioner dan
3.3.1 Populasi
3.3.2 Sampel
Sampel yang digunakan pada penelitian ini diambil secara total sampling
kriteria inklusi.
Variabel adalah suatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang
Melaksanakan pengukuran
Menganalisa data
lapangan.
Semua data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisa dengan uji
1. Editing
2. Coding
3. Processing
di analisa.
4. Cleaning
a. Analisa Univariat
63
berikut.
x 100%
Keterangan :
P = Persentase
b. Analisa Bivariat
uji statistik yang digunakan adalah uji sommers’d karena kedua variabel
adalah variabel ordinal serta dengan analisis statistik somers’d dapat juga
50
korelasi (r), serta arah korelasinya. Jika nilai P< 0,05 maka terdapat
korelasi yang bermakna antara dua variabel yang diuji tetapi jika P> 0,05
maka tidak terdapat korelasi yang bermakna antara dua variabel yang
50
diuji.
50
Tabel 3.2. Kekuatan korelasi
Kekuatan korelasi (r) Interpretasi
0,0 sampai dengan <0,2 sangat lemah
0,2 sampai dengan <0,4 Lemah
0,4 sampai dengan <0,6 Sedang
0,6 sampai dengan <0,8 Kuat
0,8 sampai dengan 1 sangat kuat
Selanjutnya arah korelasi + (positif) atau searah yaitu semakin
besar nilai satu variabel maka diikuti dengan semakin besar pula nilai
semakin besar nilai satu variabel maka semakin kecil nilai variabel
50
lainnya.
BAB IV
52
Alih Teknologi Bandar Lampung pada tanggal 27 Agustus 1993.
dari 7 program studi, yakni Prodi Kedokeran, Prodi Profesi Dokter, Prode
52
DIV Kebidanan dan Prodi DII Kebidanan.
2 2
pakar, 5000 m ruang perpustakaan 11 x 18 m ruang multimedia, 1 ruang
52
lokasi 350 CPU CBT CENTER.
responden, dan sebagian besar usia ≥20 tahun yaitu 63 responden (87,5%)
cekat baik sama dengan responden dengan perawatan alat ortodonti cekat
(95,8) dan terrendah yaitu frekuensi pemeliharaan rongga gigi dan mulut
dilakukan peneliti.
2016
Tabel 4.7 Analisis hubungan antara pemasangan alat ortodonti cekat terhadap kejadian
penyakit periodontal
alat ortodonti cekat secara benar responden tertinggi yaitu yang tidak
korelasi yang sedang karena nilai korelasi (r) memenuhi interpretasi 0,4 sd
<0,6 dengan arah korelasi + (positif) atau searah, semakin benar
periodontalnya.
2016
Tabel 4.8 Analisa hubungan antara perawatan alat ortodonti cekat terhadap kejadian
penyakit periodontal
<0,6. Dan arah positif atau searah, semakin baik perawatan alat ortodonti
2016
Tabel 4.9 Analisa hubungan antara pemeliharaan rongga gigi dan mulut terhadap kejadian
penyakit periodontal
4.3 Pembahasan
4.3.1 Univariat
responden.
responden.
Namun hal itu tidak terlalu menjadi perhatian bagi laki-laki. Sehingga
53
ortodontik jauh kebih banyak dari laki-laki. .
laki, dan juga mereka yang lebih muda memiliki sikap positif
54
perawatan ortodontik. Menurut Meier dkk, dalam surveinya terhadap
pemasangan alat ortodonti cekat yang benar adalah oleh dokter gigi umum
lepasan dan akrilik sebagian atau penuh, dan memasang gigi tiruan
pemasangan kawat gigi atau perawatan ortodontik. Oleh karena itu dapat
55
sebagai pihak non professional.
4.3.1.3 Distribusi frekuensi perawatan alat ortodonti cekat
baik sama dengan responden dengan perawatan alat ortodonti cekat tidak
kurang baik disebabkan karena lokasi dokter gigi yang memasang alat
Hasil dari penelitian ini hampir sama dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Trenouth tahun 2002 pada 500 pasien yang menunjukkan
56
tepat waktu.
menempel pada gigi dan alat ortodonti. Penelitian yang dilakukan oleh
Winatha tahun 2004 menunjukan bahwa sikat gigi khusus ortodonti
57
konvensional.
pemeliharaan rongga gigi dan mulut baik yaitu 65 responden (90,3) dan
terrendah yaitu frekuensi pemeliharaan rongga gigi dan mulut tidak baik
mulutnya.
seperti waktu dan cara menyikat gigi yang benar. Menyikat gigi adalah
melekat pada permukaan gigi dan gusi. Menyikat gigi yang benar ialah
minimal dua kali sehari setiap pagi setelah makan dan malam sebelum
tidur. Hal ini bertujuan untuk membersihkan sisa makanan yang tertinggal
58
periodontal.
4.3.2 Bivariat
lampiran sedangkan untuk hasil analisis dapat dilihat pada tabel 4.7. Hasil
kategori sedang dengan nilai (r) 0.576 karena nilai korelasi (r) memenuhi
positif atau searah yang berarti semakin benar pemasangan alat ortodonti
Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurul
lembar lampiran sedangkan untuk hasil analisis dapat dilihat pada tabel
sedang 0,4 sd <0,6). Sedangkan arah korelasi kedua variabel adalah positif
atau searah yang berarti semakin baik perawatan alat ortodonti cekatnya
kooperasi paling tinggi terdapat pada pasien yang tergolong kooperatif dan
ortodontinya.
dapat dipengaruhi oleh berbagai hal seperti dukungan orang tua terhadap
59-61
dan temperamen responden itu sendiri.
komunikasi dan bahasa tubuh yang ramah, pasien akan merasa nyaman
lembar lampiran sedangkan untuk hasil analisis dapat dilihat pada tabel
4.9. Hasil penelitian ini diperoleh korelasi antara variabel bebas dan
dengan nilai (r) 0.611 (kategeori lemah 0,6 sd <0,8). Sedangkan arah
korelasi kedua variabel adalah positif atau searah yang berarti semakin
baik pemeliharaan rongga gigi dan mulutnya maka semakin baik kondisi
jaringan periodontalnya.
frekuensi dan waktu penyikatan yang tepat. Waktu menyikat gigi yang
baik adalah saat sesudah makan pagi dan sebelum tidur. Sedangkan
frekuensi penyikatan gigi yang baik adalah dua kali sehari, dengan durasi
PH, serta menambah retensi plak dan sulit untuk dibersihkan, hal ini
karena alat ortodonti memliki plak dari aksi menyikat gigi sehingga dapat
5.1 Kesimpulan
sebagai berikut:
benar yang memasang di pihak profesional (dokter gigi atau dokter gigi
4. Distribusi frekuensi pemeliharaan rongga gigi dan mulut baik lebih banyak
perawatan alat ortodonti cekat dan pemeliharaan rongga gigi dan mulut
hubungan yang sama yaitu arah positif dimana jika salah satu variabel
5.2 Saran
ortodonti cekat.
yang jauh dengan dokter giginya disarankan untuk mencari dokter gigi
cekatnya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Yuyus R. Status penyakit gigi mulut dan perilaku anak terhadap kesehatan
gigi di Klinik Afia, Beji, Depok I. Cermin Dunia Kedokteran 1996; 113 :
15.
8. Adila, Nur dan Ervina, Irma. Kondisi Peridontal Akibat Pemakaian Piranti
Ortodonti Cekat Pada Pasien Klinik Ortodonti RSGM Fakultas Kedokteran
Gigi, Universitas Sumatera Utara. 2015. [internet]http://repository.usu.ac.id
diakses 29 januari 2015
10. Carranza FA, Newman MG, and Takei HH. 1996. Carranza’s Clinical
th
Periodontal. 8 ed. Philadelphia. WB Saunders Company. h.85.
12. Cardaropoli D., dan Gaveglio L., 2007, The Influence of Orthodontic
Movement on Periodontal Tissues Level, Semin Orthod, 13: 234-245.
13. Prof.DR.Moestopo. Pengaruh Perawatan Ortodonti Pada Jaringan
Periodontal. Jakarta, 2012. Hal 37.
15. T.D. Foster, Buku Ajar Orthodonti. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
UGC, 1993, hal.164
th
16. Bhalajhi SI. Fixed Appliance : Orthodontics The Art and Science. 4 Ed,
Tahun : 319 – 28.
17. Bollen AM, Cruz JC, Bakko DW et al. The effects of orthodontic therapy
on periodontal health : a systemic review of controlled evidence. The
Journal of the American Dent Assoc 2008; 139: 413-422.
20. Sanjaya , Fredy Danan Putra. Perbedaan Status Kebersihan Mulut Pada
Orang Yang Memakai Alat Ortodontik Cekat Dan Tidak Memakai Alat
Ortodontik. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Solo. 2010.
[internet] http://core.ac.uk diakses 03 Desember 2015
21. Lau P.Y, Wang R.W. Risk and Complications in Orthodontic Treatment.
Hong Kong Dent J 2006 ; 3: 15-22.
29. Carranza, F.A. The Periodontal Disease. In : Carranza, F.A., Forrest, J.L.,
Kenney, E.B., Klokkevold, P.R., Newman, M.G., Novak, M.J., Preshaw, P.,
Taeki, H.H., editors. Carranza’s. Clinical Periodontology. 10th Ed. St.
Louis. Saunder Elsevier 2006; p.154 - 7.
46. Ogaard, B., rolla, G. & Arends, J. (1988) Orthodontics appliences and
enamel demineralization. Am J Orthod, 94, 68-73.
48. Bishara. Samir E, DDS, BDS, Dortho, MS, Professor. Text Book Of
Orthodonti. University of Lowa, Collage Of Dentistry, Lowa
City.2001:49-50
49. Murti. Bhisma, dr. Professor, MPH, Msc, PhD. Jurnal Desain Studi.
Institute Of Health Economic and Policy Studies (IHEPS), Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret,
Solo: 4.
55. Feryna Y, Puspawati IGA, Rudy DG. Perlindungan hokum terhadap pasien
sebagai pelayanan kesehatan non medis tukang gigi [internet] Accessed on
Maret 11, 2016 [internet] Available from: http:ojs.unud.ac.id
57. Winatha IM. Penggunaan sikat gigi khusus ortodontik lebih menurunkan
akumulasi plak gigi daripada sikat gigi konvensional pada pengguna alat
ortodontik cekat. [Skripsi] Denpasar. 2014.0.55
Saya Dian Okta Sari mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan dokter
umum di Fakultas Kedokteran Umum Universitas Malahayati. Saat ini, saya
sedang mengadakan penelitian yang Berjudul “Hubungan Antara Pemakaian
Alat Ortodonti Cekat Terhadap Kejadian Penyakit Periodontal Pada
Mahasiswa/I Fakultas Kedokteran Umum Universitas Malahayati Bandar
Lampung Tahun 2016”.
(INFORMED CONSENT)
Nama :
Alamat :
Setelah mendapat penjelasan mengenai penelitian dan paham akan apa yang akan
Secara sadar dan tanpa paksaan, maka dengan surat ini menyatakan setuju
Yang menyetujui,
Subjek penelitian
( )
LAMPIRAN 5
KUESIONER
I. Data Responden
Umur : tahun
Status Periodontal YA
Periodontal Sehat
Penyakit Periodontal
LAMPIRAN 6
DATA PENELITIAN
Frequencies
Statistics
Missing 0 0 0 0
Frequency Table
Pemasangan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid salah 6 8,3 8,3 8,3
Perawatan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak baik 36 50,0 50,0 50,0
Pemeliharaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak baik 7 9,7 9,7 9,7
Pemeriksaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid sakit 22 30,6 30,6 30,6
Directonal Measures
Asymp. Std.
a b
Value Error Approx. T Approx. Sig.
Ordinal by Ordinal Somers' d Symmetric ,305 ,101 2,210 ,027
Directonal Measures
Asymp. Std.
a b
Value Error Approx. T Approx. Sig.
Ordinal by Ordinal Somers' d Symmetric ,541 ,087 5,483 ,000
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
Directonal Measures
Asymp. Std.
a b
Value Error Approx. T Approx. Sig.
Ordinal by Ordinal Somers' d Symmetric ,358 ,101 2,522 ,012
pemeliharaan
,253 ,097 2,522 ,012
Dependent
pemeriksaan
,611 ,143 2,522 ,012
Dependent
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
LAMPIRAN 8
DOKUMENTASI PENELITIAN