Disusun Oleh :
Nurul Khotifah
18.11.122
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN FISIOTERAPI
LUBUK PAKAM
2022
LEMBAR PERSETUJUAN
Oleh :
NURUL KHOTIFAH
1811122
Pakam.
Disetujui Oleh :
Pembimbing
01.11.11.10.1985
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh:
NURUL KHOTIFAH
181112
Poposal ini telah diseminarkandan diterima sebagai salah satu syarat untuk
Komisi Penguji :
2
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh:
NURUL KHOTIFAH
1811122
Poposal penelitian ini telah diseminarkan dan disetujui oleh komisi penguji
Disahkan oleh
Dekan,
Ketua Program Studi,
Ns. Tati Murni Karo-Karo, S.Kep, M.Kep. Ns. Pratiwi C. Simarmata, S.Kep, M.Kep.
01.02.28.02.1980 01.20.06.06.1992
3
ABSTRAK
Nurul Khotifah
Latar Belakang : Gagal Ginjal Kronis (GGK) adalah gangguan fungsi ginjal
yang progresif dan tidak dapat pulih kembali. Kepatuhan terhadap
pengontrol diet dan pembatasan cairan merupakan faktor yang sangat
penting dalam menentukan tingkat kesehatan dan kesejahteraan pasien
dengan gagal ginjal kronik. Tujuan: Penelitian ini bertujuan menganalisis
hubungan kepatuhan pembatasan cairan terhadap terjadinya hipervolemia
pada pasien gagal ginjal kronik di ruang Hemodialisa RS.Grandmed Lubuk
Pakam. Alat ukur kuesioner dan hypervolemia pada 57 responden. Hasil :
Penelitian ini menggunakan uji chi square hasil penelitian didapatkan
kepatuhan pembatasan cairan kategori kurang patuh sebanyak 34 responden
(59,6%), dan kejadian hipervolemia kategori hipervolemia ringan sebanyak
23 responden (40,4%). Kesimpulan dari penelitian ini ada hubungan yang
signifikan antara kepatuhan pembatasan cairan terhadap terjadinya
hipervolemia pada pasien gagal ginjal kronik di ruang hemodialisa
RS.Grandmed Lubuk Pakam dengan nilai p-value 0,000 < ( = 0,05) yakni
valid dan dapat dinyatakan berhubungan. Kesimpulan : Pasien gagal ginjal
kronik yang menjalani terapi hemodialisis perlu mendapatkan konseling dan
pendidikan kesehatan yang baik dan mudah dipahami tentang pembatasan
cairan. Selain itu perlu juga untuk melibatkan keluarga dalam manajemen
pengobatan dan perawatan pasien sehingga keluarga dapat memberikan
dukungan secara efektif pada pasien.
Kata kunci : Kepatuhan pembatasan cairan, hipervolemia, gagal ginjal
kronik
i
ABSTRACT
Nurul Khotifah
ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. IDENTITAS PRIBADI
Nama : Nurul Khotifah
Tempat/ Tanggal Lahir : Cempedak Lobang, 06 Oktober 2000
Jenis Kelamin : Perempuan
Anak ke : 3 dari 3bersaudara
Agama : Islam
Nama Ayah : Sularto
Nama Ibu : Wagirah
Alamat : Sei Rampah, Serdang Bedagai
2. RIWAYAT PENDIDIKAN
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadiran Allah SWT atas segala rahmat
masukan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
1. Puji syukur saya Kepada Allah SWT beserta Baginda nabi Muhammad
SAW.
2. Serta yang paling saya cintai saya berterima kasih sebesar besarnya
kepada Kedua orang tua saya, Ayah dan Ibu tercinta, serta abang, kaka
saya.
Pakam
i
5. Ns. Tati Murni Karo Karo, S.Kep, M.Kep selaku Dekan Fakultas dan
Lubuk Pakam.
Lubuk Pakam.
10. Dan yang terakhir kepada semua teman-teman Indah, Tesalonika, Laras,
fotocopy dan teman teman lainnya yang tidak bisa disebutkan seluruhnya
ii
Demikian skripsi ini saya selesaikan, saya menyadari masih belum sempurna.
Oleh karena itu, saya mengharapkan saran dan keritik demi kesempurnaan skripsi
ini. Namun demikian adanya semoga skripsi ini dapat dijadikan acuan tindak
selanjutnya dan bermanfaat bagi kita semua terutama bagi ilmu keperawatan.
Penulis
Nurul Khotifah
1811122
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL........................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1.Latar Belakang Masalah Penelitian............................................................ 1
1.2.Perumusan Masalah Penelitian................................................................... 4
1.3.Tujuan Penelitian........................................................................................ 4
1.3.1.... Tujuan Umum................................................................................ 4
1.3.2.... Tujuan Khusus............................................................................... 5
1.4.Manfaat Penelitian...................................................................................... 5
1.4.1.... Terhadap Pasien............................................................................. 5
1.4.2.... Terhadap Rumah Sakit................................................................... 5
1.4.3.... Terhadap Pemerintah..................................................................... 5
1.4.4.... Terhadap Penelitian....................................................................... 6
iv
2.5.1 Pengaturan Hipervolemia.................................................................. 18
2.5.2 Etiologi Hipervolemia....................................................................... 19
2.5.3 Patofisiologi...................................................................................... 19
2.5.4 Manifestasi Klinis............................................................................. 19
2.6 SOP Tindakan Hemodialisa........................................................................ 20
2.6.1 Pengertian.......................................................................................... 20
2.6.2 Tujuan................................................................................................ 20
2.6.3 Kebijakan.......................................................................................... 20
2.7 Konseptual Penelitian.................................................................................. 30
2.8 Hipotesis Penelitian..................................................................................... 31
v
BAB V PEMBAHASAN................................................................................. 50
5.1 Kepatuhan Pembahasan cairan pada pasien Gagal Ginjal Kronik di Ruang
Hemodialisa RS Grandmed Lubuk Pakam....................................................... 50
5.2 Keterbatasan Pemutusan............................................................................. 53
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN........................................................ 54
6.1 Kesimpulan................................................................................................. 54
6.2 Saran............................................................................................................ 55
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 56
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN PENELITIAN
Halaman
1. Lampiran 1
2. Lampiran 2
3. Lampiran 3
4. Lampiran 4
5. Lampiran 5
6. Lampiran 6
7. Lampiran 7
8. Lampiran 8
9. Lampiran 9
10. Lampiran 10
11. Lampiran 11
12. Lampiran 12
13. Lampiran 13
14. Lampiran 14
15. Lampiran 15
1
BAB l
PENDAHULUAN
kerusakan pada ginjal selama 3 bulan atau lebih yang ditandai dengan
ginjal. Penurunan LFG akan terus berlanjut hingga pada akhirnya terjadi
disfungsi organ pada saat laju filtrasi glomerulus menurun hingga kurang
(ESRD) atau penyakit ginjal tahap akhir. Pada penyakit ginjal tahap akhir
gagl ginjal kronis, diabetes melitus, dan hipertensi. Gagal Ginjal Kronis
(GGK) adalah gangguan fungsi ginjal yang progresif dan tidak dapat pulih
1
2
rawat jalan dalam jangka waktu yang lama (Black & Hawks, 2014).
dengan fungsi ginjal baik akut maupun kronis (Suhardjono, 2014). Pada
pasien GGK dilakukan 2-3 kali seminggu dengan lama waktu 4-5 jam setiap
Partiningrum, 2012).
ini dapat memicu kelebihan cairan dalam tubuh (overload) (Sharaf, 2016).
asupan cairan harian yang dianjurkan pada pasien GGK dibatasi hanya
3
antara dua waktu dialisis yang disebut dengan Interdialytic Weigh Gains
adalah selisih berat badan sebelum dialisis dengan berat badan setelah
IDWG yang dapat ditoleransi oleh tubuh adalah tidak lebih dari 3 %
dari berat kering. IDWG yang melebihi 5% dari berat badan kering dapat
negara maju, data pasien yang mengalami kenaikan IDWG terus mengalami
52,1% dan yang tidak lebih dari 5% sebanyak 47,1%. Penelitian serupa
prevalensi IDWG yang tidak patuh dengan diit sebanyak 66,7% serta
Risiko mortalitas yang tinggi ini dapat di akibatkan oleh Gagal ginjal
lebih lanjut mengenai penyakit ini. Tujuan penelitian ini ialah melihat
berikut:
5
kronik di
petugas kesehatan untuk dapat memberi informasi dan arahan kepada pasien
6
dan keluarga serta dapat dijadikan dasar pertimbangan bagi pihak rumah
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Ginjal
yang berada di kedua sisi tubuh bagian belakang atas, tepatnya dibawah
seperti kacang dan letaknya di sebelah belakang rongga perut, kanan kiri
dari tulang punggung. Ginjal kiri letaknya lebih tinggi dari ginjal kanan,
1,5-2,5 cm. Pada orang dewasa beratnya kira-kira 140 gram. Pembuluh-
pembuluh ginjal semuanya masuk dan keluar pada hilus (sisi dalam). Di atas
7
8
diet, atau melakukan perubahan gaya hidup) sesuai anjuran terapi dan
terbagi menjadi :
akan memiliki jiwa yang yang tidak mudah putus asa serta dapat menerima
9
keadaannya deikian juga cara akan lebih baik. Kemauan untuk melakukan
b. Faktor Geografis
Lingkungan yang jauh atau jarak yang jauh dari pelayanan kesehatan
c. Individu
Sikap merupakan hal yang paling kuat dalam diri individu sendiri.
2. Pengetahuan
terhadap kesehatannya.
a. Dukungan petugas
pemahaman terhadap kondisi fisik maupun psikis lebih baik, dengan sering
b. Dukungan Keluarga
tidak dapat dipisahkan. Penderita akan merasa senag dan tentram apalbila
penyakitnya.
yang lengkap dan mudah terjangkau oleh penderita dapat lebih mendorong
kepatuhan penderita.
Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap akhir End Stage Renal
(retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah) (Brunner & Suddarth,
penyakit ginjal kronis yaitu diabetes dan tekanan darah tinggi, yang
bertanggung jawab untuk sampai dua- pertiga kasus. Diabetes terjadi ketika
tubuh, termasuk ginjal dan jantung, serta pembuluh darah, saraf dan mata.
Tekanan darah tinggi, atau hipertensi, terjadi ketika tekanan darah terhadap
Penyebab gagal ginjal pasien hemodialisis baru dari data tahun 2014
berdasarkan data dari Indonesian Renal Registry (IRR) masih sama dengan
memberi proporsi yang cukup tinggi sampai 10% dan Nefropati Obstruktif
pun masih memberi angka 7% dimana pada registry di negara maju angka
ini sangat rendah. Masih ada kriteria lain-lain yang memberi angka 7%,
angka ini cukup tinggi hal ini bisa diminimalkan dengan menambah jenis
12
etiologi pada IRR. Proporsi penyebab yang tidak diketahui atau E10 cukup
rendah.
klirens kreatinin akan menurun, kreatinin akan meningkat, dan nitrogen urea
darah (BUN) juga akan meningkat. Gangguan klirens renal Banyak masalah
muncul pada gagal ginjal sebagai akibat dari penurunan jumlah glumeri
untuk terjadi perdarahan akibat status uremik pasien, terutama dari saluran.
Ketidakseimbangan kaliem dan fosfat Kadar serum kalsium dan fosfat tubuh
memiliki hubungan yang saling timbal balik, jika salah satunya meningkat,
sekresi peratormon, namun dalam kondisi gagal ginjal, tubuh tidak berespon
13
LFG
Tingkatan Deskripsi
(ml/menit/,732m2)
sedang
berat
5 ≤ 15 Gagal ginjal
LFG (ml/mnt/1,732m2)
LFG (ml/mnt/1,732m2)
2.3.5. ManifestasiKlinis
meliputi:
1. Stadium I
Pada stadium ini terjadi penurunan pada cadangan ginjal, akan tetapi
kreatinin serum dan kadar BUN (Blood Urea Nitrogen) masih pada
2. Stadium II
lebih dari 75% pada jaringan ginjal (Besarnya LFG 25% dari normal).
3. Stadium III
Pada stadium ini umumnya dikenal dengan stadium akhir atau uremia.
Terjadi kehancuran sekitar 90% pada massa nefron. Dapat dilihat dari %
LFG bahwasanya hanya 10% dari keadaan normal dan bersihan kreatinin
Pada stadium ini pasien merasakan baru merasakan gejala – gejala yang
16
cukup serius, hal ini disebabkan karena ginjal tidak lagi dapat
2006)
1. Faktor Pasien
untuk berbagi dengan pasien dalam diskusi tentang perilaku mereka dan
3. Petugas Hemodialis
yang dijalin oleh anggota staf HD dengan pasien. Waktu yang didedikasikan
17
air. Namun, ada juga beberapa pasien dengan CRF yang tidak mampu
darah dalam batas normal) dan status normovolemik (volume cairan dalam
batas normal). Pembatasan asupan cairan pada pasien gagal ginjal kronik,
sangat perlu dilakukan. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya edema
seimbang dengan air yang keluar, baik melalui urin maupun IWL. Dalam
dalam 24 jam dan ditambahkan dengan IWL, ini merupakan jumlah yang
dialisis. Misalnya : jika jumlah urin yang dikeluarkan dalam waktu 24 jam
adalah 400 ml, maka asupan cairan total dalam sehari adalah
mulut (oral) dimungkinkan jika kondisi individu sadar. Bayi, klien yang
dapat merasakan atau merespon mekanisme rasa haus yang terjadi pada diri
(IWL) .
FVE) yang terjadi saat tubuh menahan air dan natrium dengan proporsi yang
sama dengan CES normal. Karena air dan natrium ditahan dalam tubuh,
konsentrasi natrium serum pada intinya tetap normal. FVE selalu menjadi
2.5.3. Patofisiologi
(Price&Wilson, 2006).
Menurut Kozier (2010) tanda dan gejala klinik yang didapatkan pada
hipervolemia aberat.
Kebingungan mental.
21
2.6.1.Pengertian
yang ada dalam darah dan dialisat melewati membran semi permeabel
2.6.2. Tujuan
Menolong penderita dengan gangguan fungsi ginjal yang sudah tidak bisa
2.6.3.Kebijakan
1. Persiapan pasien
(instruksi dokter)
spesialis penyakit dalam yang diberi delegasi oleh dokter penanggung jawab
HD.
22
g. Keadaan psikososial
h. Keadaan fisik (ukur TTV, BB, warna kulit, extremitas edema +/-)
CT, BT
2. Persiapan mesin
a. Listrik
1. Filtrasi
2. Softening
3. Deionisasi
4. Reverse osmosis
1. Sistem proporsioning
2. Acetate / bicarbonate
d. Sirkulasi darah
2. Priming
3. Persiapan alat
23
a. Dialyzer
b. Transfusi set
d. AV blood line
e. AV fistula
f. Spuit
g. Heparin
h. Lidocain
i. Kassa steril
j. Duk
k. Sarung tangan
l. Mangkok kecil
m. Desinfektan (alkohol/betadin)
n. Klem
o. Matkan
p. Timbangan
q. Tensimeter
r. Termometer
s. Plastik
t. Perlak kecil
4. Langkah-langkah
1) Mesin dihidupkan
24
2) Lakukan setting dengan cara: keluarkan dialyzer dan AV blood line dari
sterilitasnya)
3) Sambungkan normal saline dengan seti infus, set infus dengan selang
arteri, selang darah arteri dengan dialyzer, dialyzer dengan selang darah
venous
menekan tombol tanda V atau Λ (pompa akan otomatis berputar sesuai arah
jarum jam)
5) Bukalah klem pada set infus, alirkan normal saline ke selang darah arteri,
b. Lakukan priming dengan posisi dialyzer biru (outlet) di atas dan merah
(inlet) di bawah
1) Tekan tombol start pada pompa darah, tekan tombol V atau Λ untuk
2) Setelah selang darah dan dialyzer terisi semua dengan normal saline,
dan rpm
4) Sambungkan ujung selang darah arteri dan ujung selang darah venous
7) Lakukan sirkulasi dalam. Caranya: sambung ujung blood line arteri vena
waktu 10 menit
e) Setelah UV mencapai 500 cc, akan muncul pada layar “UFG reached”
Berikan heparin sebanyak 1500 unit sampai 2000 unit pada selang arteri.
Sambil menunggu pasien, matikan flow dialisat agar concentrate tidak boros
Catatan: jika dialyzer reuse, priming 500 cc dengan Qb 100 rpm sirkulasi
untuk membuang formalin (UFG: 500, time life 20 menit dengan Qb 350
rpm). Bilaslah selang darah dan dialyzer dengan normal saline sebanyak
2000 cc.
26
7. Ambil fistula dan puncti outlet terlebih dahulu. Bila perlu lakukan
C. MEMULAI HEMODIALISA
2. Lakukan reset data untuk menghapus program yang telah dibuat, mesin
otomatis menunjukkan angka nol (0) pada UV, UFR, UFG dan time left
karena teknisi sudah mengatur sesuai dengan angka yang berada di gallon.
Na = 140 mmol)
terisi ¾ bagian
pompa darah
dikencangkan)
a) Klem pada selang arteri dan venous dibuka, sedangkan klem infus
ditutup
b) Pastikan pada selang venous tidak ada udara, lalu hidupkan pompa
e) Rapikan peralatan
a. Lamanya HD
f. Heparinisasi
berlangsung
selanjutnya dimasukkan tiap selang waktu 1 jam, untuk 1 jam terakhir tidak
berakhir
c) Minimal heparin: heparin dosis awal kurang lebih 200 unit, selanjutnya
i. Monitor tekanan
1) Fistula pressure
2) Arterial pressure
3) Venous pressure
4) Dialisat pressure
2. Observasi pasien
b. Fisik
c. Perdarahan
30
E. MENGAKHIRI HEMODIALISA
1. Persiapan alat
a. Piala ginjal
b. Kassa steril
c. Betadine solution
e. Perban gulung
g. Gunting
i. Thermometer
j. Micropore
2. Pelaksanaan
angka UF)
“Reinfusion”
f. Kecilkan kecepatan aliran darah (pompa darah) sampai 100 rpm lalu
matikan
secukupnya sampai bersih dan gunakan kecepatan aliran darah 100 rpm
betadine
k. Jika tidak ada darah bekas tusukan, maka berilah nebacetin powder dan
tutuplah bekas tusukan dengan Band Aid (K/p dibalut dengan perban gulung)
Unit Terkait
a) I GD
b) H D
c) Rawat Inap
d) Laboratorium
32
METODE PENELITIAN
satu kali pada satu saat. Dengan studi ini, akan diperoleh prevalensi atau
tabel 3.1.
33
34
Bulan
Maret
No Kegiatan 1 2 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
Bimbinga
1 n Proposal
Seminar
2 Proposal
Perbaikan
3 Proposal
Pengumpu
4 lan Data
Analisa
5 Data
Penulisan
6 Laporan
Sidang
7 Skripsi
3.3. Populasi
kriteria yang ditetapkan dalam penelitian misalkan manusia, klien atau yang
lainnya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien gagal ginjal
35
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Jadi sampel adalah subjek yang
Kriteria Inklusi :
3.4.2. Sampling
hasil inklusi sesuai dengan apa yang diinginkan oleh peneliti. Dan penelititi
gejala hipervolemia.
partisipasinya.
1. Data Primer
2. Data Sekunder
Data dalam penelitian ini diperoleh dari buku, internet,dan data dari bagian
1. Kuesioner
dari subjek untuk menjawab pernyataan secara tertulis. Jenis kuesioner yang
list pada kolom yang tersedia. Kuesioner ini terdiri dari dua bagian yaitu
kuesioner data umum (demografi) pasien gagal ginjal kronik, dan data
menjawab selalu diberi skor 4 ,sering diberi skor 3 , kadang kadang diberi
39
skor 2, jarang diberi skor 1, dan tidak pernah diberi skor 0. Sampai dengan
> 43 = patuh
berat badan serta menggunakan alat ukur timbangan berat badan serta
1. Hipervolemia
Cara ukur yang digunakan ialah Analisis data sekunder rekam medis,
lembar observasi
Cara ukur yang digunakan ialah Analisis data primer dengan kuesioner
a. Analisa Univariat
variabel.
b. Analisa Bivariat
Chi Square . Dalam uji korelasi Chi Square sumber data untuk kedua
variabel yang akan dikonversikan dapat berasal dari sumber yang tidak
sama, jenis data yang dikorelasikan adalah data ordinal , serta data dari
kedua variabel tidak harus membentuk distribusi normal. Jadi korelasi Chi
Square bekerja dengan data ordinal atau berjenjangatau ranking dan bebad
distrubusi ( Sugiyono,2010).
41
hubungan antara dua variabel. Dari uji statistic ini akan diperoleh
kemungkinan hasil uji yaitu signifikasi atau bermakna dengan Jika nilai p
value maka mendapat korelasi yang bermakna antara variabel yang diuji.
1. Pengolahan Data
a. Editing
diperoleh atau dikumpulkan. Pada tahap ini peneliti melakukan koreksi data
responden. Hal ini dilakukan di tempat pengumpulan data sehingga bila ada
b. Coding
1. Data Demografi
1 = 16-25 th
2 = 26-35 th
3= 36- 45 th
4 = 46-55 th
5 = 56-65 th
6 = >65 th
Pendidikan
0 = Tidak Sekolah
1 = Sekolah Dasar
4 = Perguruan Tinggi
Pekerjaan
1= PNS
2 = Swasta
3 = Wiraswasta
4 = Petani
5 = IRT
1= Tidak Patuh
2= Kurang Patuh
3= Patuh
3. Kejadian Hipervolemia
43
1 = Isovolemia
2= Hipervolemia Ringan
3= Hipervolemia Sedang
4= Hipervolemia Berat
4. Entry Data
5. Cleaning
kedalam mesin pengolah data sudah sesuai dengan sebenarnya atau proses
6. Tabulating
Populasi
Sampel
Sampling
Purpose Sampling
Desain Penelitian
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Analisa Data
HASIL PENELITIAN
Rumah Sakit Grandmed mulai dari 19 April 2017. RS. Grandmed adalah
sebuah rumah sakit swasta yang menjadi rujukan pelayanan kesehatan bagi
merupakan salah satu rumah sakit yang terakreditasi tipe B. Rumah sakit
penunjang medis.
45
46
oleh likuiditas cashflow yang berasal dari pembayaran pasien umum ( pay
from pocket) , sumber keuangan lain berasal dari (BPJS ,Inhealth, Astra
kesehatan melalui program BPJS, maka RS. Granmed Lubuk Pakam telah
terjangkau .
47
Pada bab ini akan diuraikan tentang hasil penelitian yang meliputi
Lubuk Pakam.
Mengerti 36 63,2
Jumlah 57 100
48
Pakam dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dapat dilihat pada tabel
Patuh 5 8,8
Jumlah 57 100
B. Kejadian Hipervolemia
Percent percent
Ringan
Sedang
Berat
57 96,6 100,0
(8,5%) .
50
Total
Kejadian Hipervolemia
Ringan Sedang
han Patuh
Pembat
asan
Cairan
Kepatuha
Pembatas
an
Cairan
Kura Count 0 5 11 18 34
ng
Patuh
Kepatuha
n
51
Pembatas
an Cairan
Patuh Count 0 5 0 0 5
Kepatuha
Pembatas
an Cairan
Total Count 5 23 11 18 57
Kepatuha
Pembatas
an Cairan
patuh dengan hasil isovolemia ada 5 responden (27,8%) , pada pasien yang
PEMBAHASAN
53
Maka hasil penelitian menunjukan bahwa kepatuhan pembatasan cairan
pada pasien gagal ginjal kronik sebagian besar adalah kurang patuh yaitu 34
pasien merasa nyaman pada saat sebelum, selama dan sesudah terapi HD
hal penting untuk dilakukan , jika pasien tidak patuh akan terjadi
54
55
pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan pada saat intra HD,
selesai dilakukan.
dinas yang padat. Serta kendala teknis yang sempat terjadi yaitu
6.1. KESIMPULAN
<0,05)
57
58
6.2. Saran
mahasiswa.
sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
59
60
Lampiran 1
Nim : 18.11.122
Grandmed Lubuk Pakam Pada Tahun 2022” Penelitian ini ditujukan untuk
diberikan melalui lembar kuesioner yang sesuai dengan kondisi dari ibu tanpa
dipengaruhi orang lain. Hasil jawaban yang saya dapatkan akan saya jaga
kerahasiannya dan hanya dipergunakan untuk laporan penelitian, atas perhatian dan
Peneliti
Nurul Khotifah
61
Lampiran 2
Tahun 2022”.
Nama :
Umur :
Alamat :
Umur : 22 Tahun
Nim : 18.11.122
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sukarela adanya paksaan
Responden Peneliti
(Nurul Khotifah)
62
Lampiran 3
KUESIONER
KRONIK
tanda ceklist (P) pada kotak pilihan atau kolom yang tersedia.
Kode Responden :
A. DATA UMUM
1. Umur :
Wiraswasta
( Hemodialisa) ? …………………
63
Lampiran 4
Kadang Pernah
petugas kesehatan.
jumlah banyak
dalam sehari
3 gelas belimbing) .
sebelumnya.
kuah, dll) .
dianjurkan.
lodeh, dll) .
meminumnya .
membatasi buah-buahan
energy.
67
Lampiran 5
sekarang.
Misalnya :
Lampiran 6
(HD 2) (HD 2)
69
70
Lampiran 7
AN CAIRAN GA
1 54 L SD WRS 6 TH YA YA
2 50 L SD WRS 4 TH YA YA
3 56 L SD PTN 2 TH YA YA
4 55 L SMP PTN 2 TH YA YA
12 63 L SD PTN 5 TH YA YA
13 51 L SMP WRS 5 TH YA YA
14 48 L SMP WRS 3 TH YA YA
15 51 L SMP WRS 2 TH YA YA
16 48 L SMA PNS 1 TH YA YA
17 44 L SMA WRS 4 TH YA YA
18 63 L SD WRS 2 TH YA YA
20 38 L SMA WRS 5 TH YA
23 41 L SMA PTN 1 TH YA YA
24 54 L SMP PTN 3 TH YA YA
25 60 L SD WRS 2 TH YA YA
27 51 L S1 PNS 7 TH YA YA
28 53 L D3 PNS 3 TH YA YA
29 35 L SMA WRS 2 TH YA YA
30 49 L SMA WRS 3 TH YA YA
31 40 L SMA PTN 3 TH YA YA
32 50 L SMP PTN 5 TH YA YA
33 62 L SD PTN 7 TH YA YA
35 56 L SMP WRS 2 TH YA YA
37 49 L SMA PTN 4 TH YA YA
39 47 P SMA PNS 5 TH YA YA
40 37 P SMA WRS 2 TH YA YA
42 62 P SMP WRS 6 TH YA YA
43 49 P SMP WRS 2 TH YA YA
44 60 P SMA WRS 1 TH YA YA
45 39 P S1 PNS 1 TH YA YA
46 34 L S1 PNS 2 TH YA YA
47 37 L D3 PNS 3 TH YA YA
48 49 L SMP WRS 4 TH YA YA
50 46 P SMA PTN 1 TH YA YA
72
53 57 P SMA WRS 4 TH YA YA
57 41 L SMA PTN 3 TH YA YA
73
Lampiran 8
MASTER DATA
RSP 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 R GORI
TOT
AL
1. 1 2 1 1 0 1 0 1 2 2 1 1 0 1 1 2 17 TP
2. 2 2 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 2 2 1 4 18 TP
3. 1 2 1 0 0 1 2 0 1 2 4 2 0 1 2 4 22 KP
4. 2 2 2 0 1 1 0 0 1 0 2 0 1 2 0 3 16 TP
5. 0 1 1 1 0 0 1 2 2 2 0 0 0 1 0 2 14 TP
6. 4 1 2 0 1 1 2 1 3 3 2 3 3 3 2 4 34 KP
7. 2 2 0 0 0 0 2 0 2 1 1 2 1 0 2 4 19 TP
8. 4 3 2 0 0 2 3 0 4 1 2 3 3 4 0 3 32 KP
9. 3 2 0 0 0 0 2 0 2 1 2 3 3 3 0 4 25 KP
10. 1 3 2 0 0 0 1 1 1 1 2 2 0 1 2 4 21 KP
11. 1 2 1 0 0 1 2 0 1 2 4 2 0 1 2 3 22 KP
12. 1 1 2 0 0 0 2 0 2 1 1 2 1 0 2 4 19 TP
13. 1 1 2 0 0 0 1 0 2 2 1 2 1 0 2 4 19 TP
14. 2 3 2 2 0 0 1 1 4 4 4 2 0 1 4 4 33 KP
15. 3 3 3 3 1 2 0 2 1 1 1 0 1 0 3 4 40 KP
16. 3 2 1 0 1 1 2 2 1 1 1 0 1 0 3 1 20 TP
17. 3 3 1 1 0 0 3 1 1 1 2 1 1 1 4 0 23 KP
74
18. 2 1 2 1 1 1 4 1 0 0 1 0 0 1 3 1 19 TP
19. 2 2 2 1 1 2 3 2 2 1 1 0 0 0 2 2 23 KP
20. 2 3 1 2 3 1 4 3 0 0 3 0 1 1 1 1 26 KP
21. 2 0 3 1 0 0 3 1 2 2 1 3 3 2 3 0 26 KP
22. 3 1 2 2 1 1 1 2 1 1 0 1 1 1 2 0 20 TP
23. 3 2 1 0 0 1 2 3 1 2 2 2 1 2 1 2 25 KP
24. 2 1 3 2 1 1 3 0 1 1 0 1 0 0 3 0 19 TP
25. 4 4 4 0 0 3 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 51 P
26. 3 1 2 1 0 0 3 2 3 3 2 2 3 4 2 4 35 KP
27. 3 1 2 0 0 1 2 1 2 1 2 3 3 4 2 4 31 KP
28. 3 3 4 3 2 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 53 P
29. 4 1 2 2 1 1 1 0 2 2 2 2 2 2 4 4 32 KP
30. 2 3 3 2 3 0 1 0 3 2 3 3 4 4 2 1 36 KP
31. 4 3 4 2 2 3 3 3 1 3 4 4 3 3 2 4 51 P
32. 2 3 1 2 2 1 3 2 1 0 1 1 1 1 2 0 23 KP
33. 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 52 P
34. 4 1 2 0 0 1 2 1 2 2 2 1 2 1 0 4 25 KP
35. 4 1 2 0 0 1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 4 25 KP
36. 3 1 2 2 1 1 1 2 1 1 0 1 1 1 2 0 20 TP
37. 3 1 2 0 0 1 2 2 3 2 3 3 2 3 2 4 33 KP
38. 2 2 2 0 0 1 2 0 1 2 2 3 2 1 3 1 24 KP
39. 1 3 1 1 0 0 2 0 1 2 2 3 2 1 2 3 24 KP
40. 4 1 1 0 1 0 4 0 3 2 2 3 4 3 0 4 32 KP
75
41. 4 1 3 2 0 0 4 1 4 2 2 3 2 3 0 3 34 KP
42. 2 2 0 1 1 0 1 2 2 2 2 1 1 1 2 4 27 KP
43. 1 2 0 0 0 1 1 0 3 2 3 1 1 0 3 4 22 KP
44. 3 2 2 1 0 0 2 1 1 0 2 3 2 2 3 4 28 KP
45. 4 4 2 3 1 2 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 53 P
46. 4 2 1 0 0 3 2 1 3 2 2 3 3 2 0 4 32 KP
47. 0 0 1 1 0 0 0 1 2 2 1 1 0 0 1 3 15 TP
48. 0 0 2 1 0 0 1 1 0 0 1 3 0 1 1 4 18 TP
49. 1 2 2 0 0 0 2 2 1 1 0 0 2 2 0 4 17 TP
50. 1 3 0 1 1 1 0 2 1 0 0 1 1 0 1 2 15 TP
51. 2 2 0 1 0 0 1 1 3 1 2 0 1 1 0 4 19 TP
52. 3 1 2 0 0 1 0 1 1 1 2 2 1 0 1 2 18 TP
53. 1 2 1 0 0 1 2 0 1 2 4 2 0 1 2 3 22 KP
54. 3 2 2 1 0 0 2 1 1 1 0 3 2 2 3 4 28 KP
55. 1 2 1 0 0 1 2 0 1 2 4 2 0 1 2 3 22 KP
56. 4 1 2 0 0 1 2 1 2 2 2 1 2 1 0 4 25 KP
57. 1 2 1 0 0 1 2 0 1 2 4 2 0 1 2 3 22 KP
76
Lampiran 9
(HD 1) (HD 1)
1. 60 67 7 10,4 P HB
2. 46 51 5 9,8 - P HR
3. 60 63 3 4,7 - P HR
4. 52 58 6 10,3 - P HB
5. 41 45 4 8,8 - P HB
6. 73 76 3 3,9 - P HR
7. 36 40 4 10 -- P HB
8. 50 54 4 7,4 - P HS
9. 68 71 3 4,2 - P HR
10. 56 59 3 5,08 - P HS
11. 71 72 1 1,3 - P HR
12. 48 53 5 9,4 - P HB
13. 59 55 6 9 - P HB
14. 40 41 1 2,4 - P HR
15. 57 61 4 6,5 - P HS
16. 75 83 8 9,6 - P HB
17. 48 49 1 2,04 - P HR
77
18. 55 61 6 9,8 - P HB
19. 56 60 4 6,6 - P HS
20. 50 52 7 3,8 - P HR
21. 78 83 5 6,02 - P HS
22. 54 59 5 8,4 - P HB
23. 44 46 2 4,3 - P HR
24. 61 67 6 8,9 - P HB
25. 51 51 0 0 - - ISOVOL
EMI
26. 32 34 2 6,5 - P HS
27. 65 67 2 4,1 - P HR
28. 65 65 0 0 - - ISOVOL
EMI
29. 43 46 3 6,5 - P HS
30. 70 73 3 4,1 - P HR
31. 48 48 0 0 - - ISOVOL
EMIA
32. 65 69 4 5,7 - P HS
33. 42 42 0 0 - - ISOVOL
EMIA
34. 72 74 2 2,7 - P HR
35. 47 50 3 6 - P HS
36. 68 74 6 8,1 - P HB
78
37. 40 41 1 2,4 - P HR
38. 44 46 2 4,3 - P HR
39. 62 67 5 7,4 - P HS
40. 59 61 2 3,2 - P HR
41. 53 56 3 5,3 - P HS
42. 48 50 2 4 - P HR
43. 60 62 2 3,2 - P HR
44. 63 65 2 3,07 - P HR
45. 58 58 0 0 - - ISOVOL
EMI
46. 40 41 1 2,4 - P HR
47. 51 56 5 8,9 - P HB
48. 47 52 5 9,6 - P HB
49. 48 53 5 9,4 - P HB
50. 41 45 4 8,8 - P HB
51. 75 83 8 9,6 - P HB
52. 61 67 6 8,9 - P HB
53. 70 73 3 4,1 - P HR
54. 60 63 3 4,7 - P HR
55. 50 52 2 3,8 - P HR
56. 71 72 1 1,3 - P HR
57. 68 71 3 4,2 - P HR
79
Lampiran 10
Statistics
Dukun
Jenis gan Kepat Keja
Kelami Pendidik Pekerja Pemaham Keluar uhan dian
n Umur an an Lama an Resiko ga Pemb Hiper
Respo Respo Respon Respon Menjala Pembatas Respo atasan vole
nden nden den den ni HD an Cairan nden Cairan mia
N Valid 57 57 57 57 57 57 57 57 57
Missi 0 0 0 0 0 0 0 0 0
ng
Mean 1.28 2.86 2.98 3.37 2.14 1.63 1.63 1.77 2.74
Std. Error of .060 .101 .126 .145 .092 .064 .064 .079 .134
Mean
Median 1.00 3.00 3.00 4.00 2.00 2.00 2.00 2.00 3.00
Mode 1 3 3 4 2 2 2 2 2
Std. Deviation .453 .766 .954 1.096 .693 .487 .487 .598 1.009
Variance .206 .587 .910 1.201 .480 .237 .237 .358 1.019
Range 1 3 4 4 2 1 1 2 3
Minimum 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Maximum 2 4 5 5 3 2 2 3 4
Umur Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pendidikan Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pekerjaan Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Lama Menjalani HD
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Kejadian Hipervolemia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cases
Kejadian Hipervolemia
HIPER
VOLE HIPER
MIA_R HIPERVO VOLE
ISOVOLE INGA LEMIA_S MIA_B
MIA N EDANG ERAT Total
KURAN Count 0 10 11 13 34
G
% within 0.0% 29.4% 32.4% 38.2% 100.0%
PATUH
Kepatuhan
Pembatasan
Cairan
PATUH Count 0 0 0 5 5
Total Count 5 23 11 18 57
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
N of Valid Cases 57
Lampiran 11
Kegiatan Penelitian
85
86
87
Lampiran 12
88
Lampiran 13
89
Lampiran 14
90
Lampiran 15 JURNAL
Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Post Hemodialisa Di Rumah Sakit Umum
Pusat Fatmawati
ABSTRAK
Gagal ginjal kronik adalah suatu keadaan klinis yang di tandai dengan
sebesar 76%, responden mengalami overload sebesar 53, 6%. Hasil bivariat
Semakin besar klien patuh pada pembatasan cairan maka akan semakin
mematuhi pembatasan diit cairan yang sudah ditentukan. Oleh karena dalam
penelitian ini adalah quasy eksperriment dengan pendekatan pre dan post
design. Populasi seluruh pasien gagal ginjal kronik di Rumah Sakit Islam
dalam diit asupan cairan. Analisis menggunakan uji Wilcoxon Signed Ranks
Tes dengan p value< 0, 05. Hasil penelitian ini menunjukkan p= 0,000 yang
Kepatuhan Diit Cairan pada pasien gagal ginjal kronik dan sangat
DIAN TUKIRAHMAWATI
ABSTRAK
asupan cairan pada penderita gagal ginjal kronik. Material & Metode.
pendekatan pre dan post kontrol group design. Populasi seluruh pasien gagal
Signed Ranks Test dengan nilai signifikan α < 0,05. Hasil. Hasil penelitian
94
kontrol nilai p value 0,317 yang berarti ada pengaruh information support
pembatasan intake asupan cairan pada penderita gagal ginjal kronik. Metode
ini sangat baik apabila diterapkan di rumah sakit guna pengembanga ilmu
keperawatan pada saat modern seperti saat ini. Diskusi. Information support
Diska Ayomi
UMPRI, 2021
sebesar 2.0%, dan 0,27 % di provinsi lampung tahun 2013, tahun 2018
sebesar 3.8%. RSUD Pringsewu tahun 2020 259 penderita, tahun 2021 74
hasil signifikan pvalue :0,000 hal itu berarti Ha diterima terdapat hubungan
pasien GGK.
dalam pembatasan cairan agar tidak terjadinya kelebihan cairan. Kata kunci :
Tujuan :Tujuan dari artikel ini adalah untuk mengkaji bagaimana motivasi
menghilangkan 221 artikel karena tidak sesuai kriteria inklusi, tidak dapat
didownload, tidak dapat dibuka, tidak mengandung kata kunci yang sesuai,
dan tidak lengkap. Sehingga tersisa 141 artikel. Dari 141 artikel dikeluarkan
pendidikan menengah dan merupakan pasien gagal ginjal kronik yang rutin
asupan cairan.
asupan cairan.
99
tekanan darah sebelum dan saat dilakukan terapi hemodialisis, lembar food
recall untuk menilai kepatuhan diit dan pembatasan cairan, lembar observasi
untuk komplikasi intra hemodialisis yang terjadi. Data yang telah di peroleh
chi square dengan tingkat kesalahan 0, 05. Hasil penelitian ini menunjukkan
kepatuhan klien terhadap diet adalah 53, 3% tidak patuh diit protein; 60%
tidak patuh diit natrium, 53, 3% tidak patuh diit kalium; 63, 3% tidak patuh
Terdapat hubungan antara kepatuhan diit protein (p= 0, 01), kalium (p= 0,
04), natrium (p= 0, 01) dan pembatasan cairan (p= 0, 01) dengan kejadian
PASIEN GGK
Satiti Kusumawardani
menderita penyakit ginjal yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi.
Sampel yang memenuhi kriteria inklusi adalah penderita gagal ginjal yang
ginjal bawaan, pasien yang menjalani rawat inap di rumah sakit, memiliki
pasien GGK berbeda signifikan (p= 0.000). Pada kelompok perlakuan, skor
Miftafu Darussalam
Latar Belakang :Salah satu masalah yang sering dihadapi oleh pasien
Progo.
dari koefisien korelasi didapatkan nilai keeratan sebesar 0,597 dan nilai p-