i
KARYA ILMIAH AKHIR
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa KIAN yang saya tulis ini adalah
benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan
pengembilan tulisan atau pikiran orang lain yang saya aku sebagai hasil tulisan
dan pikiran saya sendiri.
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan KIAN ini adalah
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai
dengan kententuan yang berlaku.
iii
PERSETUJUAN KARYA ILMIAH
ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAKSTABILAN GULA DARAH
PADA NY S DENGAN DIABETES MELITUS DAN PENERAPAN
RELAKSASI OTOT PROGRESIF DIRAWAT INAP
RSUD KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2022
Oleh :
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Mengetahui
Kepala Program Studi Profesi Ners
Stikes Hangtuah Tanjungpinang
iv
PENETAPAN PANITIA PENGUJI KARYA ILMIAH AKHIR
102114060
Karya ilmiah ini telah diuji dan dinilai oleh panitia penguji pada program studi
Profesi ners Stikes Hangtuah Tanjungpinang pada tanggal, 27 Juli 2022
Panitia Penguji
Penuji 1 :
(Ns.Meily Nirnasari, S.Kep, M.Biomed)
Penguji 2 :
Penguji 3 :
(Ns.Ani Wahyuni, S.Kep,)
v
KATA PENGANTAR
menyelesaikan penyusunan Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) ini dengan judul
Mellitus dan Penerapan Relaksasi Otot Progresif’’ tepat pada waktunya di tahun
2022.
KIAN ini dibuat sebagai salah satu persyaratan untuk meraih gelar Profesi
Pembuatan KIAN ini tak lepas dari bimbingan dan bantuan dari semua pihak,
untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih pada:
4. Ernawati, S.Psi, M.Si. Selaku Wakil Ketua III Sekolah Tinggi Ilmu
5. Ns. Soni Hendra Sitindaon, S.Kep. M.Kep Kepala Program Studi Profesi
vi
6. Ns. Zakiah Rahman, S.Kep, M.Kep selaku selaku pembimbing 1 yang
9. Bapak/ibu dosen dan staf Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah
10. Terimakasih untuk keluarga tercinta Bapak, Ibu, Suami dan anak-anak
material, serta doa yang selalu dipanjatkan untuk penulis, sehingga penulis
12. Semua pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu.
dari kata sempurna, oleh karena itu peneliti mengharapkan saran ataupun
vii
Yurmila Armaya Sari, S.Kep
ABSTARAK
Kata Kunci : Diabetes Melltus, kadar Gula Darah, Relaksasi Otot Progresif
viii
NERS PROFESSIONAL STUDY PROGRAM
TANJUNGPINANG HANG TUAH STIKES
JULY 2022
Nursing care of Blood Sugar Instability in Ny. S With Diabetes Mellitus and Application
of Progressive Muscle Relaxation in the hospital tanjungpinang city.
ABSTRACK
Bibliography: (2014-2022)
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN..........................................................................................iv
SURAT PERNYATAAN.................................................................................................v
KATA PENGANTAR....................................................................................................vi
ABSTRAK.....................................................................................................................viii
DAFTAR ISI....................................................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................6
C. Tujuan Penelilitian.................................................................................................6
D. Manfaat Penilitian..................................................................................................7
BAB II TINJAUAN Teoritik.........................................................................................9
A. Konsep Dasar Medis..............................................................................................9
1. Deabetes Melitus (DM) ..................................................................................9
a. Definisi......................................................................................................9
b. Anatomi Fisiologi...................................................................................10
c. Tipe-tipe...................................................................................................12
d. Faktor Resiko...........................................................................................14
e. Etiologi ...................................................................................................17
f. Patofisiologi Diabetes Melitus.................................................................20
g. Pathway ..................................................................................................23
h. Manifestasi Klinis Diabetes Melitus........................................................24
i. Penatalaksanaan Diabetes Melitus...........................................................25
j. Komplikasi Diabetes Melitus..................................................................30
B. Konsep Relaksasi Otot Progresif.........................................................................35
1. Definisi .........................................................................................................35
2. Kegunaan Relaksasi.......................................................................................36
3. Tujuan ...........................................................................................................38
4. Manfaat .........................................................................................................39
5. Prosedur Tindakan.........................................................................................39
C. Konsep Asuhan Keperawatan..............................................................................45
x
1. Pengkajian.....................................................................................................45
2. Diagnosa Keperawatan..................................................................................50
3. Intervensi Keperawatan ................................................................................51
4. Implementasi Keperawatan...........................................................................62
5. Evaluasi Keperawatan ..................................................................................62
xi
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mengatur gula darah atau glukosa), atau ketika tubuh tidak dapat secara
adalah masalah kesehatan masyarakat yang penting menjadi salah satu dari
empat penyakit tidak menular yang menjadi target tindakan lanjut untuk
resiko terjadinya diabetes seperti gaya hidup yang kurang aktif, pola
orang dewasa berusia diatas 18 tahun yang hidup dengan diabetes pada
tahun 2014 hal ini juga didukung oleh data dari Internasional Diabetes
Federation (IDF) menyatakan bahwa terdapat 382 juta orang (175 juta
tahun 2035 jumlah tersebut akan diperkirakan naik menjadi 592 juta
1
2
juta jiwa di dunia yang menderita penyakit DM tipe 2 dan 25 tahun yang
akan datang meningkat menjadi 300 juta jiwa, prevalensi diabetes tipe 2
tahun atau lebih yaitu sekitar 10,9 juta jiwa (26,9%), sedangkan di
dari 8,4% juta jiwa pada tahun 2017 dan diperkirakan naik menjadi
setelah negara negara lainnya seperti Amerika Serikat, India, dan China
(Wild, 2018).
terbanyak didunia setelah (India 31 juta jiwa), (China 20,8 juta jiwa) dan
(Amerika Serikat 17,7 juta jiwa). Pada tahun 2018 penderita diabetes
pasien diabetes melitus rawat jalan sebanyak 192 kasus. Dari hasil
pengaturan pola makan yang benar, berolah raga secara teratur, kepatuhan
(PERKENI, 2015).
kapan saja, bila kepatuhan dalam menjalani proses diet pada penderita DM
rendah maka akan mempengaruhi kadar gula darah yang kemudian akan
Sirkulasi darah dan tonus otot juga diperbaiki dengan berolahraga. (Ilyas,
saja, berhasil mencapai target gula darah yang baik hanya 10-20%
4
darah, kelainan kaki dan sebagainya. Pemantauan kadar gula darah ini
obatan yang tepat sehingga mengurangi resiko komplikasi yang berat, dan
2019).
dalam Simanjuntak dan Simamora, 2017). Jalan kaki, jogging, naik turun
diabetes mellitus tipe 2 salah satunya adalah latihan jasmani yaitu berupa
pikiran dan otot-otot tubuh) relaksasi otot progresif merupakan salah satu
latuhan yang mudah dilakukan secara mandiri. Teknik nrelaksasi ini lebih
Dengan demikian, produksi gula hati dapat terkontrol dengan baik. Teknik
progresif yang dilakukan selama 3 hari dengan frekuensi latihan satu kali
sehari selama ± 15-20 menit adalah adanya perbedaan rata-rata kadar gula
6
darah baik kadar gula darah sebelum dan setelah latihan PMR Sehingga
penerapan latihan ini merupakan salah satu latihan yang dilakukan untuk
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan khusus
pengkajian
dibuat .
direncanakan
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Aplikasi
c. Bagi Peneliti
2. Manfaat Akademik
a. Definisi
9
10
glukosa darah (gula darah) melebihi nilai normal yaitu kadar gula
darah suatu sama atau lebih dari 200 mg/dl, dan kadar gula darah
puasa diatas atau sama dengan 126mg/dl. (Brunner & Suddarth, 2013)
b. Anatomi Fisiologi
1) Anatomi
2) Fisiologi
ini mulai dari persambungan saluran – saluran kecil dari lobula yang
halus dan akhirnya dikumpulkan oleh dua saluran, yaitu yang utama
yang jelas terpisah dan nyata. Kelompok kelompok ini adalah pulau
oleh enzim pencerna protein dan oleh karena itu tidak diberikan
turunnya berat badan, lelah dan poliuria, disertai haus, lapar, kulit
kering, mulut dan lidah kering. Akibatnya juga ketosis dan asidosis
c. Tipe-Tipe
latihan jika kenaikan glukosa darah tetap terjadi terapi diet dan
d. Faktor Resiko
a) Gaya Hidup
tipe II.
c) Obesitas
2018).
a) Usia
fisiologis tubuh.
DM sebesar 3,4 kali lipat lebih tinggi dan 3,5 kali lipat
e. Etiologi
1) Diabetes tipe I
a) Faktor-Faktor Genetik
b) Fakto-Faktor Imunologi
c) Faktor-Faktor Lingkungan
diterima.
2) Diabetes tipe II
Afro-Amerika).
20
oleh jaringan.
(HHNK).
g. Pathway
Faktor Genetik Ketidak seimbangan Gula Darah Tidak Dapat
h.
Infeksi Virus Kerusakan Sel Beta Produksi Insulin Dibawa Masuk Dalam Sel
Gangguan Imunologi
Definisi Pengetahua
Dehidrasi
Iskemik Jaringan Resiko Infeksi Neuropati Perifer
Resiko Hipovolemia
Perfusi Parifer Tida Efektif Gangren Ulkus Klien Tidak Merasa Sakit
e
Merangsang Hipotalamus
Kehilangan Gangguan Integritas Kulit
Kalori
Pusat Lapar dan Haus
Sel Kekurangan Bahan Untuk Metabolisme Protein Lemak Dibakar
mengandung glukosa.
cukup tinggi
1) Terapi Farmakologis
a) Golongan Sulfonilurea
b) Golongan Meglitinid
c) Golongan Biquanid
frekuensi 3xsehari.
terbaru.
1) Diet
2) Pendidikan Kesehatan
3) Pamantauan Glukosa
jangka panjang.
mengontrolnya.
30
5) Latihan Fisik
1) Komplikasi Akut
a) Hipoglikemia
kadar gula darah dari dalam darah dari normal (70 mg/dl)
kabur.
b) Ketoasidosis Diabetik
2) Komplikasi Kronik
a) Komplikasi Mikrovaskuler
tersebut meliputi :
1) Rtinopati Diabetik
2) Nefropati Diabetik
3) Neuropati Diabetik
b) Komplikasi Makrovaskuler
tersebut meliputi:
beraktifitas.
34
1. Definisi
dari sekelompok otot dan memfokuskan pada perasaan rileks hal ini
dengan kelompok otot wajah dan berakhir pada otot kaki. Tindakan ini
kemudian relaksasi.
angkaian kontraksi serta relaksasi otot (P. A. Potter & Perry, 2005).
2. Kegunaan Relaksasi
menurun.
didukung juga oleh teori bahwa latihan relaksasi yang dengan latihan
untuk tidur.
tubuh adalah rasa sehingga yang dirasakan adalah rasa nikmat dan
3. Tujuan
adalah
metabolik
f. Mengatasi insomni
4. Manfaat
Target yang tepat dan jelas dalam memberikan relaksasi progresif pada
keaadaan yang memiliki respon ketegangan otot yang cukup tinggi dan
hari
5. Prosedur Tindakan
a. Persiapan
berdiri
dan sepatu
b. Prosedur
Gambar 2.2
a. Gerakan 1: ditujukan untuk melatih otot tangan.
b. Gerakan 2
menjadi tegang
Gambar 2.3
mengendur.
Gambar 2.4
Gambar 2.5
rahang.
Gambar 2.6
muka.
tegang.
Gambar 2.7
1. Pengkajian
45
pengkajian perlu dikaji biodata pasien dan data data untuk menunjang
a. amnanesa.
1) Riwayat kesehatan
a) Pola persepsi
b) Pola nutrisi
c) Pola eliminasi
gangguan
aktivitas dan bahkan sampai terjadi koma. Adanya luka gangren dan
f) Pola kognitif
h) Peran hubungan
i) Seksualitas
terjadi impoten pada pria. Risiko lebih tinggi terkena kanker prostat
j) Koping toleransi
k) Nilai kepercayaan
b. Pemerikasaan Fisik
Yang terdiri dari tekanan darah, nadi, pernafasan, dan suhu. Tekanan
darah dan pernafasan pada pasien dengan pasien DM bisa tinggi atau
2) Pemeriksaan Kulit
Kulit akan tampak pucat karena Hb kurang dari normal dan jika
kekurangan cairan maka turgor kulit akan tidak elastis. kalau sudah
6) Pemeriksaan abdomen
c. Pemeriksaan penunjang
2) Tes saring
a) GDP, GDS
c) Kolestrol LDL
d) Kolsterol HDL
2. Diagnosa Keperawatan
2017).
Tabel 2.6
INTERVENSI KEPERAWATAN
1 Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah Setelah dilakukukan tindak keperawatan Manajemen Hiperglikemia
Kategori fisiologis 3x 24 jam diharapkan kondisi klien Definisi
Subkategori Nutrisi dan Cairan dengan Mengantifikasi dan mengelola kadar glukosa darah diatas
Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah normal
Definisi stabil pada tanda:
Variasi kadar glukosa darah naik/turun dari Luaran Utama Tindakan
rentang normal. Kesetabilan Kadar GGlukosa Darah Observasi
Penyebab Mengidentifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemia
Hiperglikemia Luaran Tambahan Mengidentifikasi situasi yang menyebabkan kebutuhan
1. Disfungsi Pankeras Control Risiko insulin meningat drastis
2. Resistensi Insulin Prilaku mempertaankan berat badan Monitior kadar glukosa darah, jika perlu
3. Gangguan toleransi glukosa darah Prilaku menurunkan berat badan Monitor tanda dan gejala hiperglikemia
4. Gangguan glukosa dara puasa Status Anterpartum Monitor input dan output cairan
Status Intraprtum Monitor kadar urin kadar arealisa gas darah, elektroit
Hipoglikemia Status Nutrisi dan tekanan cairan
1. Penggunaan insulin atau obat glikemik Status Pascapartum
oral Tingkat Pengetahuan Relaksasi otot progresif:
2. Hiperinsulinemia (mis, insulinoma) Definisi: menggunakan teknik penanganan peregangan otot
3. Endokkrinopati (mis, kerusakan adrenal untukmerdakan ketegamngan otot ansetas, nyeri, serta
Definisi
atau pituitarI) meningjkatakan kenyamanan konsentrasi dan kebugaran.
Kadar glukosa darah berada pada tentang
4. Disfungsi hati
nominal
5. Efek agen farmakologis
Tindakan:
6. Tindakan pembedahhan Neoplasma
Kriteria hasil Indentifikasi tempat nyaman dan tenang
7. Gangguan metabolik bawaan (mis,
gangguan penyimpanan lisosomal Meningkat: Indicator secara berkala untuk meningkiatkan rilekd
galaktorsenia, gangguan peyimpanan Kesadaran 1-5 Monitor tindakan rileks
glikogen) Pusing 1-5
52
Hiperglikemia
1. Lelah atau lesu
Hiperglikemia
1. Kadar glukosa darah/urin tinggi
Objektif
1. Gemetar
2. Kesadaran menurun
3. Prilaku aneh
4. Sulit bicara
5. Berkeringat
53
Kolaborasi
Objetif Kolaborasi memberikan medikasi sebelum makan (mis,
1. Bising usus hiperiaktif pereda nyeri, jika perlu)
2. Otot pengunyah lemah Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
3. Otot menelan lemah kalori jenis nutrient yang dianjurkan, jika perlu
4. Membran mukosa pucat Tidakann
5. Sariawah Onbservasi
6. Serum albumin turun Priksa status gizi staus alerg, program diet, kebutuhan
7. Rambut rontok berlebihan dankemampuan menentukankebutuhan gizi
8. Diare Indentifikasi kemmampuan dan waktu yang dapat
menerima informasi
Kondisi Klinis Terkain Terapeutik
1. Stroke Pesrsiapan materi dan media seperti jenis-jenis nutrisi,
2. Parkinson table makanan penukar, cara mengelola, cara menkar
3. Mobius Syndromme makkanan
4. Cerebral paisy Sediakan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
5. Cieft lip Berikan kesempatan untuk bertanya
6. Cleft paste Edukasi
7. Amyotropic lateral acierosis Jelaskan pada pasien dan keluarga alergi, makananyang
8. Kerusakan neuromuscular harus dihindari , kebutuha jumlah kalori , jenis makanan
9. Luka bakar yang dibutuhkan oleh pasien
10. Kanker Ajarakan cara melaksanakan diet sesuai program
11. Infeksi Jelaskan hal-hal yang dilakukan sebelum memberikan
12. Penyakit Cronis makanan (mis, perawatan mulut, penggunaan gigi palsu)
Demonstrasikan cara membersihkan mulut
Demonstrasikan cara menngatur posisi saat makan
Ajarkan pasiem/keluarga memonitor asupan kalori dan
makanan (mis,menggunakan buku arahan)
Ajarkan pasien dan keluaga memantau kondisi
kekurangan nutrisi
55
volume cairan intreavaskuler Meningkat: kulit, membran mukosa kering haus dan lemah).
atau intravaskuler Kekuatan nadi 1-5 Monitor intake dan output cairan
Tugor kulit 1-5 Teraupetik
Faktor resiko: Edema perifer 1-5 Hitung kebutuhan cairan
Kehilangan cairan Output urine 1-5 Berikan asupan oral
aktif Tekanan darah 1-5 Edukasi
Usia lanjut Memberan mukosa 1-5 Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
Efek agen Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak
farmakologis Kolaborasi
Kekuranagn intake Kolaborasi pemberian cairan IV ( Nacl, RL)
cairan Kolaborasi pemberian produk darah
Kondisi terkait Kolaborasi pemberian cairan koloid(albumin, Plasmante).
Luka bakar
Diare
Muntah
Penyakit Addison
Objektif
1. Edama
2. Penyembuhan lua
3. Indeks ankie-brachial <0,90
4. Berikut femoral
1. Tromboflrbitis
2. Diabetes mellitus
3. Anemia
4. Gagal jantug kongestif
5. Kelainan jantung kogenital
6. Trombosis arteri
7. Varises
8. Trombosis vena dalam
Sindrom kompartemen
59
Intervensi
1. Periksa luka setiap kali perubahan balutan
2. Anjurkan pasien dan keluarga untuk
mengenanal tanda-tanda infeksi
60
Tingkat Pengetahuan
Definisi
Perasaan yang tidak nyaman pada bagian
belakang tenggorok atau lambung yang
62
4. Implementasi keperawatan
5. Evaluasi keperawatan
perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati
dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan.
BAB III
63
64
d. Keadaan Umum
1. Keadaan Sakit : Klien tampak sakit: ringan/ sedang /
berat/ tampak tidak sakit
Alasan : tidak bereaksi / berbaring lemah /
duduk / aktif / gelisah / posisi tubuh :
supine / pucat / sianosis / sesak nafas /
Penggunaan alat medik : Infus Nacl 20 tts/menit
2. Kesadaran
Kualitatif : Compos mentis
Kuantitatif
Coma Glasglow Scale : Respon motorik :6
Respon bicara : 5 TOTAL = 15
Respon buka mata : 4
Kesimpulan : Kesadaran Penuh
Flaping Tremor / Asterixis : Tidak terdapat Flapping Tremor
3. Tanda-Tanda Vital
a. Tekanan darah : 130/90 mmHg
MAP : 130 + 2 (90) = 103,3
3
Kesimpulan : Perfusi ginjal memadai
b. Denyut nadi : 76 x / menit
c. Pernapasan
Frekuensi : 20 x/menit
Irama : Teratur
d. Suhu : 36,1 oC
e. Jenis : Axillar
e. Pengkuran
1. Lingkar lengan atas : Tidak dikaji
2. Lingkar kulit triceps : Tidak dikaji
3. Tinggi badan : 170 cm Berat badan : 64 Kg
IMT : 22,1 Kg
Catatan : Berat badan berlebih
65
f. Genogram
57
Keterangan :
: Laki – Laki
: Perempuan
: Klien
: Meninggal
x
: Tinggal Serumah
a. Data Subyektif
1) Keadaan sebelum sakit :
Sebelum sakit klien mengatakan tidak pernah melakukan
pemeriksaan kesehatan kepuskesmas ataupun ke rumah sakit .
2) Keadaan sejak sakit :
Sejak sakit klien mengatakan pusing, dan keringat dingin
dan badan terasa lemah
b. Data Obyektif
1) Observasi
b. Data obyektif
1) Observasi :
Klien tampak berbaring lemah, mukosa bibir tampak pucat,
kulit tampak lembab, dan klien tampak tidak menghabiskan
porsi makanan yang diberikan dari rumah sakit
2) Pemeriksaan fisik
a) Keadaan rambut : Tampak kotor dan sedikit berminyak
b) Hidrasi kulit : Tampak lembab
c) Palpebrae : normal
d) Mata : klien mengatakan penegeliatan
kabur
e) Conjungtiva : Tidak Anemis
f) Sclera : Tidak Ikterik
g) Hidung : Tampak simetris, tidak ada
peradangan, penciuman baik
h) Gigi geligi :M3 M2 P1 P2 P1 C1 I1 I2 I1 I2 P1 P2 P1 M1 M3
M3 M2 P1 P2 P1C1 I1 I2 I1 I2 P1 P2 P1 M1 M3
3) Pemeriksaan diagnostik
a) Pemeriksaan laboratorium :
Tabel 4.1 Tabel Pemeriksaan Laboratorium Klien
NO PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL
1. Hb 10,6 gr % p12-16, 14-18 gr %
2. Leukosit 15.200 mm3 4000-11000 mm3
4) Terapi :
Table 4.2 Tabel Terapi Obat Klien
CARA
NO TERAPI OBAT DOSIS INDIKASI
PEMBERIAN
1. Metrformin 2x1 Oral Obat yang
digunakan untuk
menurunkan kadar
gula darah
2 Levemir 1x16 u SC Obat yang
digunakan dapat
menurunkan kadar
gula darah
3 Novorapid 3x10 SC Obat yang
digunakan dapat
menurunkan kadar
gula darah
4 Ranitidin 2x1 IV Untuk menghambat
produksi asam
lambung
5. Infus NaCl 500 cc IV Cairan infus yang
digunakan sebagai
sumber elektrolit
dan air untuk nutrisi
3. Pola Eliminasi
a. Data subyektif
1) Keadaan sebelum sakit :
Klien mengatakan sebelum sakit dapat BAB dan BAK
dengan normal dan tidak ada masalah. Klien mengatakan
frekuensi BAB 1x dalam sehari tetapi kadang juga 2 hari sekali
baru BAB, sedangkan BAK lebih dari 4 kali dalam sehari.
70
3) Pemeriksaan Diagnostic
a) Pemeriksaan laboratorium :
Tabel 4.3 Tabel pemeriksaan laboratorium klien
NO PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL
1. SGOT 47 u/l p10-35 u/l
2. SGPT 51 u/l p10-50 u/l
3. BUN/UREA 15 mg/dl 15-38 mg/dl
4 CREATININE SERUM 2,5 mg/dl p0,51-95 mg/dl
71
- Mandi :2
2 : Bantuan orang
- Berpakaian :0
- Kerapian :2 3 : Bantuan orang dan alat
- Buang air besar :2
- Buang air kecil :2
- Mobilisasi ditempat tidur : 0
- Ambulasi :2
b) Postur tubuh : Berbaring lemah
c) Gaya berjalan : bisa bejajalan dan di bantu
keluraga
d) Anggota gerak yang cacat : tidak ada
e) Fiksasi : Tidak ada
f) Trakheostomi : Tidak ada Trakheostomi
2) Pemeriksaan fisik
a) JVP : Tidak dikaji
Kesimpulan : Tidak dikaji
b) Capillary refill : Kembali < 3 detik
c) Thoraks dan pernapasan
72
1 2 3 4 5
Kanan
iv. Refleks fisiologis : Tidak dikaji
v. Refleks patologi : Babinski:
Kiri : Positif
Kanan : Positif
vi. Clubing finger : Tidak ada
vii. Varices tungkai : Tidak ada
74
f) Columna vertebralis
i. Inspeksi : kelainan bentuk : Tidak ada
ii. Palpasi : nyeri tekan : Tidak ada
iii. Nervus Cranialis III – IV – VI : Dapat menggerakkan
bola mata
iv. Nervus Cranialis VII :Romberg test : Negatif
v. Nervus Cranialis XI: simetris antara kedua bahu,
mampu mengangkat bahu kiri
dan kanan
vi. Kaku duduk : Tidak ada kaku duduk
b. Data Obyektif
1) Observasi :
Klien tampak gelisah, klien tampak meringis menahan
nyeri, skla nyeri yang dirasakan 3 (nyeri Ringan).
2) Pemeriksaan fisik
a) Penglihatan
- Cornea : Tampak bersih
- Visus : Klien dapat melihat dengan baik
- Pupil : Isokhor kanan dan kiri
- Lensa mata : Lensa berwarna hitam
- Tekanan Intra Ocular (TIO) : Tidak ada nyeri tekan
3) Pendengaran
- Pina : Tampak
- Canalis : Tampak bersih
- Membran Tympani : Tampak utuh
- Test Pendengaran : Klien dapat mendengar dengan
baik
c) Pengenalan rasa posisi pada gerakan lengan dan tungkai : -
d) Nervus Cranialis I : Klien dapat menghirup bau
Minyak kayu putih
76
2) Pemeriksaan fisik
77
a. Data Subyektif
1) Keadaan sebelum sakit :
Klien mengatakan sebelum sakit klien selalu
melaksanakan ibadah di vihara. klien mengatakan bergama
budha. Klien percaya adanya tuhan dan klien percaya dengan
agama yang dianutnya.
2) Keadaan sejak sakit :
Klien mengatakan sejak sakit klien tidak dapat
melakukan ibadah seperti biasanya. Klien hanya berdoa
diberi kesembuhan terhadap penyakitnya dan agar diberikan
kesehatan selalu.
b. Data Obyektif
1) Obervasi :
Klien tampak percaya dengan adanya tuhan, klien tampak
berdoa agar diberikan kesembuhan terhadap penyakitnya
ANALISA DATA
80
DO
- Klien tampak lemah
- TTV :
-TD: 130/90mmhg
-N : 76 x/i
-RR: 20 x/i
-S : 36 :
GDS: 415 Mg/dl
DS : Hiperglikemia Ketidakefektifan
Klien mengatakan jari tangan dan kaki perfusi jaringan perifer
terasa kebas-kebas
Klien mengatakan penegeliatan kabur
Klien mengatakan terasa pusing dan
lemah
DO :
- Klien tampak lemah
- TTV :
-TD: 130/90mmhg
-N : 76 x/i
-RR: 20 x/i
-S : 36
GDS: 415 Mg/dl
yang lalu
DO :
- Tampak jempol kaki kanan merah dan
bengkak
- Leukosit: 15.200
- DGS: 415 Mg/dl
Do:
Tampak berbaring
Tampak kondisi klien masih lemah
Aktivitas makan di bantu keluarga
Observasi
Aktivitas harian
- Maka 0
- Mandi 2
- Berpakaian0
- Kerapian2
- Buang air besar2
- Buang air kecil2
- Mobilisasi ditempat tidur : 0
- Ambulasi 2
karena sters
b. Hal-hal yang memperbaiki
keadaan :
Klien mengatakan nyeri berkurang
saat istirahat.
Quality
c. Bagaimana dirasakan :
Klien mengatakan nyeri yang
dirasakan seperti tertusuk-tusuk,
selama 1-5 menit dengan skala
nyeri 3 (Ringan ).
d. Bagaimana dilihat :
Klien tampak gelisah
Region
e. Dimana lokasinya :
Klien mengatakan di kepala
f. Bagaimana penyebarannya :
Klien mengatakan nyeri dirasakan
di kepala
Severity(menggangu aktivitas) :
Klien mengatakan tidak menganggu
aktivitas .
Time (kapan mulai timbul dan bagaimana
terjadinya) :
Klien mengatakan nyeri timbul saat malam
hari
Do:
Kien tampak sesekali meringis
Skala nyeri 3
DIAGNOSA KEPERAWATAN
83
insulin
3.
Resiko Infeksi b.d penyakit Kronis (DM) Yurmila
4
Intoleransi aktifitas b/d kelmehan
5
Nyeri akut b/d agen cedar biologis
84
INTERVENSI KEPERAWATAN
2 Perfusi perifer tidak efektif Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x 24 jam Edukasi:
dengan kriteria hasil Jelaskan manfaat keseahtan dan olehraga
Definisi: Perfusi Perifer Jelaskan manfaat relaksasi otot proresif
Penurunan sirkulasi pada level kapiler Definisi Ajarkan klien relaksasi oto progresif
yang dapat menganggu metabolism Kedekatan alira darah pembuluh darah distal untuk Perawatan sirkulasi:
tubuh. mempertahan kan jaringan Periksa sirkulasi perifer
Indetigikasi factor resiko gangguan sirkulasi
Peyebab> hiperhlikemia. Ekspetasi Meningkat Monitor panas kemerahan nyeri, jesenutan atau bengkak
DS : Kriteria Hasil pada ekstermitas
Klien mengatakan jari tangan dan Denyut nadi perifer Terauperik
kaki terasa kebas-kebas Penyembuhan luka Hindari pengukuran tekanan darah di daerah ekterimtas
Klien mengatakan penegeliatan Warna kulit pucat dengan keterbatas perfusi
kabur Edema perifer Lakukan perawatan kaki dan kuku
Nekrosis Lakukan hidrasi
DO :
- Klien tampak lemah Relaksasi otot progresif:
- TTV : Definisi: menggunakan teknik penanganan peregangan otot
-TD: 130/90mmhg untukmerdakan ketegamngan otot ansetas, nyeri, serta
-N : 76 x/i meningjkatakan kenyamanan konsentrasi dan kebugaran.
-RR: 20 x/i Tindakan:
-S : 36 Indentifikasi tempat nyaman dan tenang
GDS: 415 Mg/dl Indicator secara berkala untuk meningkiatkan rilekd
Monitor tindakan rileks
Edukasi:
Ajarkan memakai pakaian yang nyaman
Ajarkan relaksai otot rahang
Ajurkan menegangkan oto selama 5 sampai 10 detik
untukmenghindari kram
Ajurkan focus pada sensai otot rilek
86
terasa lemah Kriteria Hasil : 3. Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang
Kien mengatakan bergerak di tempat 15. Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi dan
tidur saja disertai peningkatan tekanan darah, nadi, social
Klien mengatakan sebelum sakit dan RR 4. Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan
dapat beraktivitas seperti biasa dan 16. Mampu melakukan aktivitas sehari- sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang
secara mandiri. Klien merupakan hari (ADLs) secara mandiri diinginkan
seorang vpenisunan yang banyak 17. Tanda tanda vital normal 5. Bantu untuk mendapatkan alat bantuan aktivitas
mengahbiskan waktunya hanya
dirumah saja. 18. Energy psikomotor seperti kursi roda,krek
Sejak sakit klien mengatakan hanya 19. Level kelemahan 6. Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai
berbaing dan aktivitas dibantu 20. Mampu berpindah : dengan atau tanpa 7. Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang
sebagian oleh keluarga dan perawat bantuan alat
Do: 21. Status kardio pulmunari adekuat 8. Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan
22. Sirkulasi status baik dalam beraktivitas
Tampak berbaring 23. Status respirasi : pertukaran gas dan ventilasi 9. Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas
Tampak kondisi klien masih lemah adekuat 10. Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan
Aktivitas makan di bantu keluarga penguatan
Observasi 11. Monitor respon fisik, emosi, social dan spiritual
Aktivitas harian
Relaksasi otot progresif:
- Maka 0
Definisi: menggunakan teknik penanganan peregangan otot
- Mandi 2
untukmerdakan ketegamngan otot ansetas, nyeri, serta
- Berpakaian0
meningjkatakan kenyamanan konsentrasi dan kebugaran.
- Kerapian2
Tindakan:
- Buang air besar2
Indentifikasi tempat nyaman dan tenang
- Buang air kecil2
- Mobilisasi ditempat tidur : 0 Indicator secara berkala untuk meningkiatkan rilekd
- Ambulasi 2 Monitor tindakan rileks
Edukasi:
Ajarkan memakai pakaian yang nyaman
Ajarkan relaksai otot rahang
Ajurkan menegangkan oto selama 5 sampai 10 detik
untukmenghindari kram
88
5 Nyeri akut b/d agen cedar biologis Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x 24 Manajemen Nyeri
Pengkajian Nyeri (PQRST) jam nyeri dapat berkurang dengan Tingkat Definisi : Mengidentifikasi dan mengelola pengalaman
Provocative / Palliative nyeri sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan
a. Apa penyebabnya :
Definisi : Pengalaman sensorik atau emosional jaringan atau fungsional dengan onset mendadak atau lambat
Penyebab nyeri yang dirasakan
karena sters yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual dan berintensitas ringan hingga berat dan konstan
b. Hal-hal yang memperbaiki atau fungsional, dengan onset mendadak atau Observasi
keadaan : lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
Klien mengatakan nyeri berlangsung kurang dari 3 bulan intensitas nyeri
berkurang saat istirahat. Kriteria Hasil : 2. Identifikasi skala nyeri
Quality 1. Keluhan nyeri menurun dalam rentang (3-5) 3. Identifikasi respon non verbal
c. Bagaimana dirasakan :
2. Meringis menurun dalam rentang (3-5) 4. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan
Klien mengatakan nyeri yang
dirasakan seperti tertusuk- 3. Kesulitan tidur menurun dalam rentang(3-5) nyeri
tusuk, selama 1-5 menit dengan 5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
skala nyeri 3 (Ringan ). Kontrol nyeri 6. Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
d. Bagaimana dilihat : Definisi : Tindakan untuk meredakan pengalaman 7. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
Klien tampak gelisah sensorik atau emosional yang tidak menyenangkan 8. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah
Region diberikan
akibat kerusakan jaringan
e. Dimana lokasinya :
Kriteria Hasil : 9. Monitor efek samping penggunaan analgetik
Klien mengatakan di kepala
f. Bagaimana penyebarannya : 1. Melaporkan nyeri terkontrol dalam rentang (1- Terapeutik
Klien mengatakan nyeri 3) 1. Berikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa
dirasakan di kepala 2. Kemampuan mengenali onset nyeri dalam nyeri (mis: TENS, hipnosis, akupresur, terapi musik,
Severity(menggangu aktivitas) rentang (3-5) biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi,
g. Klien mengatakan tidak 3. Kemampuan mengenali penyebab nyeri dalam terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
menganggu aktivitas . 2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis:
rentang(3-5)
Time (kapan mulai timbul dan
4. Kemampuan menggunakan teknik non- suhu ruangan, pencahaayn, kebisingan)
bagaimana terjadinya) :
Klien mengatakan nyeri timbul saat farmakologis dalam rentang (3-5) 3. Fasilitasi istirahat dan tidur
4. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan
89
dan kebugaran.
Hasil:
Klien mau melakukan teknik ROP dank lien
tampak rileks
A:
Masalah belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
27/04/21 13;15 III 1. Menjelaskan kepda klien tentang S:
tanda_tanda resiko infeksi kepada klien Klien mengatakan klien memhami
merah, bengkak, demam, yang disampaikan perawat
Hasil: klien mengatakan jempolnya sudah
13:20 agak kemerahan dan bengkak namun klie O: tampak jempol kaki bengkak
tidak demam dan merah
P:
Intervensi dilanjutkan
27/04/21 13:30 IV 1. mengkaji kekuatan otot S:
Hasil : ambulasi dibantu keluarga klien klien mengatakan aktivitas dibantu
tampak lemah kekuatan otot 5:5 keluarga
2. mengajarkan teknnik relaksasi otot klien mengatkan masih terasa
progresif lemah
hasil klien mengatakan masih kemah dan O:
mau istirahat namun klien akan klien tampak berbaring
melakukannnya secara mandiri di sore hari A:
Masalah belum teratasi
P:
Intervensi di lanjutkan
P:
intervensi dilanjutkan
28/04/21 13:20 III 1. Melakukan cek jempol kaki pasien S:
Hasil: tidak ada push bengkak dan merah Klien mengatakan jempol kakinya
hanya bengkak dan merah saja
namun, kien mengatkan akan selalu
2. mengajurkan klien agar selalu mamakai memakai alas kaki karena takut
alas kaki agar terhindar dari luka diabetikum luka
Hasil: klien memhami yang diajarkan
perawat O:
Klien tampak duduk
Intervensi dihentikan
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pembahasaan
Pada bab ini akan membahas mengenai kesenjangan yang terdapat pada
Ketidakstabilan Gula Darah Pada Ny. S Dengan Diabetes mellitus dan penerapan
relaksasi otot progresif di Rawat Inap RSUD Kota Tanjungpinang selama ± 3 hari
1. Pengkajian
identitas, harga diri, tekanan, dan pola koping. (Potter dan Perry, 2013)
bernama Ny. S umur 57 tahun, jenis kelamin perempuan alamat jalan delima
pagi dengan diagnosa medis diabetes mellitus. Seluruh data yang di peroleh
dari hasil pengkajian menjadi data subjektif dan data objektif untuk
diagnosa keperawatan
97
98
penulis tidak menemukan kesulitan dalam pengambilan data karena klien dan
Kemudian penulis memperoleh data dari hasil pengkajian karena sikap klien
terbuka dan saling percaya kepada penulis, dan faktor pendukung lainya
2. Diagnosa Keperawatan
rangsangan yang timbul dari diri sendiri maupun luar (lingkungan) Sifat
(2) mengambarkan respon individu terhadap proses, kondisi dan situasi sakit
dan (3) berubah bila respon individu juga berubah. Unsur dalam diagnose
jauh berbeda pada diagnose yang muncul pada kasus dilapangan adapun
3. Intervensi Keperawatan
sikap berfikir kritis dan standar. Satandar professional sangat penting untuk
praktik berbasis bukti atau etika untuk memilih intervensi keperawatan yang
Nutrisi dengan hasil Kadar glukosa darah berada pada tentang nominal setelah
perlu Berikan karbohidrat yang kompleks dan protein sesuai diet sesuai
tentang salah satiu terapi non farmakologi latihan otot progresif dapat
menurkan kadar gu;a darah pada pasien dm dibuktikan dengna hasil penelitian
waktu tiga hari berturut-turut sebanyak dua kali dalam sehari selama 25- 30
menit efektif untuk menurunkan kadar gula darah pada pasien dengan DM
tipe 2 yang erat kaitannya dengan menurunnya tingkat stres dan psikologi
yang dialami pasien. Penurunan kadar gula darah setelah dilakukan relaksasi
jalur umpan balik stres dan membuat tubuh pasien rileks dan dapat
pemakaian glukosa oleh sel, sehingga kadar gula darah yang tinggi akan
menurun dan kembali dalam batas normal (Guyton & Hall, 2007 dalam
Dafianto, 2016).
syaraf pada jalur aferen ke otak dimana aktivasi menjadi inhibisi. Hipofisis
yang berperan dalam penurunan kadar gula darah (Sudoyo dalam Hasaini,
2015).
selama 3 hari dengan durasi 15 menit dapat meningkatkan aktivitas otot dan
4. Implementasi Keperawatan
diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan
keperawatan hubungan terapetik antara klien dan perawat merupakan pusat ari
2021 pada Ny. S adala dengan melakukan dan mengajarakan teknik relaksasi
otot progresif kepada klien. Pada hari Pertama perawat melakuan cek GDS
dengan meberikan obat kepada klien, sedangkan pada hari kedua, melakukan
cek GDS dengan hasil 298 Mg/dl dan mengajarkan klien Kembali agar dapat
melakukan relaksasi otot progresif dengan hasil klien tanpak rileks dan
nyaman. Pada hari ketiga melakuka implmentasi dengan cek GDS dengan
hasil 276 Mg/dl Hal ini menunjukan da perubahan dan penurun GDS pasie
menurunkan kadar gula darah dengan sangat cepat. Teknik relaksasi otot
pendekatan dan sosialisasi baik secara langsung ataupun tidak akan dapat
5. Evaluasi Keperawatan
koping secara luas, supaya stimulus secara keseluruhan dapat terjadi pada
klien (Nursalam,2018)
berikan kepada Ny.S dapat mencapai tujuan dan criteria hasil yang diharapkan
sesuai dengan diagnose keperawatan. pada hari ke dua dan tiga penulis
dengan hasil evaluasi yang didaptkan menurut jurnal yang dilakukan oleh
diabetes melitus tipe 2 difokuskan kepada pola makan, gaya hidup dan
gula darah dapat dilakukan dengan beberapa tindakan seperti diet, penurunan
berat badan, dan berolah raga. Jika hal ini tidak mencapai hasil yang
berhasil mengatasi pengontrolan kadar gula darah (Rudi & Suli, 2013).
oksigen, meningkatkan gelombang alfa otak yang terjadi ketika klien sadar
tingan, gagap ringan, membangun emosi positif dari emosi negatif (Akbar et
al, 2018).
kadar glukosa darah dan ankle brachial index diabetes mellitus II, dengan
hasil penelitian yaitu Terdapat perbedaan yang signifikan nilai kadar gula
darah sebelum dan setelah dilakukan tindakan (pvalue 0,000) dengan hasil
B. Keterbatasan
melakukannya.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
pada klien dengan diabetes mellitus yang dimulai dari pengkajian sampai dengan
tahap evaluasi, maka penulis dapat menarik kesimpulan dengan tahapan dengan
1. Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit kronis serius yang terjadi karena
pankreas tidak menghasilkan cukup insulin (hormon yang mengatur gula darah
atau glukosa), atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan
terjalin hubungan yang baik antara penulis dan klien serta keluarganya.
4. Untuk mengatasi masalah yang dihadapi klien, perlu disusun beberdoa rencana
masalah tersebut.
107
5. Dalam melakukan implementasi keperawatan terhadap klien diusahakan
108
109
B. Saran
bakat-bakat yang unggul dalam bidang masing-masing. Dalam hal ini dibidang
memberikan pelayanan yang baik kepada semua pasien yang datang tanpa
klien, seperti mempertahankan pola hidup yang sehat, makan makanan yang
3. Untuk Mahasiswa
sama yang baik antara perawat dengan klien. Perawat hendak membuat
Adinda, dkk (2018). Relaksasi Otott Progresif Diakses pada Tanggal 12 Juli 2022 dari
Http:// ejoernal.undiop.ac.id Pukul 12:40
Aboyans. 2012. Nilai ABI pada pasien Diabetes Melitus Tipe II. http// jurnal
keperawatan.
Ahmad. 2015. Pengaruh Senam Diabetes Melitus Terhadap Relaksasi Otott Progresif.
http// jurnal keperawatan volume 1.
American Diabetes Association (ADA), 2012. Diagnosis and Classification of Diabetes
Mellitus. Diabetes Care volume 35 Supplement 1 pp. 64-71
American Diabetes Association (ADA). (2018). American Diabetes Association
Standar of medical care in diabetes-2018 diakses pada tanggal 12 Juli 2022Dari
https://diabetesed.net Pukul 12:30
Amalia F, 2013. Hubungan Lamanya Menderita Penyakit Diabetes Melitus Tipe 2
Terhadap Tingkat Depresi Pada Pasien Poli Penyakit Dalam RSD Dr. Soeban
di Jember
Anani, S. 2012. Hubungan antara Perilaku Pengendalian Diabetes kadar Glukosa
Darah pasien Rawat jalan Diabetes mellitus (Studi Kasus di RSUD
Arjawinangun Kabupaten Cirebon). Medicine Journal Indonesia Vol.20
No.4:466-478 .
Aulia, 2017. Relaksasi Otott Progresif Pada Pasien Diabetes Melitus). Diakses pada
tanggal 13 Juli 2022 dari Http:// ejoernal.undio\p.ac.id Pukul 12:50
Arisfa, 2015. Konsep Relaksasi Otott Progresif pdf konsep DM & ROP diakses pada
tanggal 15 Juli 2022 Pukul 13:00
Arikunto, 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka cipta
Arisman. 2011. Pengaruh Relaksasi Otot Progresif) pada pasien DM. Jurnal
Keperawatan. STIKES Harapan Bangsa. Purwokerto
Bhandary B, Rao S & Sanal., 2013. The Effect of Perceived Stress and Family
Functioning on People with Type 2 Diabetes Mellitus. Journal of Clinical and
Diagnostic Research. Vol. 7(12), pp. 2929-2931
Black & Hauks, 2014. Konsep perifer Arteri Disiase. Jurnal Keperawatan vol 7 No 2
hal 4-8.
Brunner & Sudrath. 2013. Keperawatan Medikal Bedah. Volume 2. Edisi 12. Jakarta :
EGC
Depkes RI,2018 Konsep Diabetes Melitus. Diakses pada tanggal 15 Febuari 2020 dari
Http:// Dekses RI.ac.id jam 12:40
Hidayat. 2011. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Diabetes Melittus. Jurnal Ilmiah Ilmu
Keperawatan.
110
111
Inartry, dkk (2017) Pengaruh Senam Kaki Diabetes Militus tipe II. Jurnal Keperawatan
vol 5 No 1 (hal 1-3)
Internasional Diabetes Feredation (IDF). (2017). IDF DIABETES ATLAS eighth
edition 2017. Diabetesatlas.org diakses pada tanggal 12 febuari 2020 jam 12:40
Irwan. 2010. Hubungan Faktor Resiko Umur, Jenis Kelamin, Kegemukan dan
Hipertensi dengan Kejadian Diabetes Mellitus tipe II di Wilayah Kerja
Puskesmas Mataram. Jurnal Kesehatan. Denpasar. Media Bina Ilmiah. Volume
8, No 1, Februari 201
Medical Record 2021 Jumlah Penderita Diabetes Melitus di RSUD Kota
Tanjungpinang
Medical Record 2022 Jumlah Penderita Diabetes Melitus di RSUD Kota
Tanjungpinang
Nanda. 2015. Diganosis Keperawatan, Defenisi & Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10.
Jakartan :EGC
SDKI, 2019. Standar Diagnisa keperawatan Indonesia. Edisi 1. Cetakan II Jakarta: DPP
PPNI
SLKI, 2019. Standar Liuran Keperawatan Indonesia. edisi 1. Cetakan II Jakarta: DPP
PPNI Edisi I
SIKI, 2019. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. edisi 1. Cetakan II Jakarta:
DPP PPNI Edisi 1.
112
Lampiran 1:
INTERAKSI
Orientasi
Kerja
1. Melatih otot tangan
a. Genggam tangan kiri sambil membuat suatu kepalan
selama 10 detik
b. Buat kepalan semakin kuat sambil merasakan sensasi
ketegangan yang terjadi
c. Pada saat kepalan dilepaskan, klien dipandu untuk
merasakan rileks selama 20-50 detik.
d. Gerakan pada tangan kiri ini dilakukan dua kali sehingga
klien dapat membedakan perbedaan antara ketegangan
otot dan keadaan rileks yang dialami.
e. Prosedur serupa juga dilatihkan pada tangan kanan.
b. Punggung dilengkungkan.
c. Busungkan dada, tahan kondisi tegang selama 10 detik,
kemudian relaks selama 20-50 detik.
d. Saat relaks, letakkan tubuh kembali ke kursi sambil
membiarkan otot menjadi lemas.
Terminasi
1. Evaluasi hasil : kemampuan klien untuk melakukan
teknik ini
2. Memberikan kesempatan pada klien untuk memberikan
umpan balik dari terapi yang dilakukan
3. Tindak lanjut : menjadwalkan latihan terapi relaksasi otot
progresif
4. Kontrak : waktu dan tempat untuk kegiatan selanjutnya.
Dokumentasi
1. Mencatat waktu pelaksanaan tindakan
2. Mencatat perasaan dan respon pasien setelah diberikan
tindakan (Rosdiana & Cahyati, 2021).
120
Lampiran 2
LEMBAR KONSULTASI KARYA ILMIAH AKHIR NERS