Anda di halaman 1dari 79

PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES AIR HANGAT TERHADAP PENURUNAN

INTENSITAS NYERI PADA IBU BERSALIN KALA I FASE AKTIF


DI KLINIK DAHLIA DESA SENDANG REJO
KABUPATEN LANGKAT
TAHUN 2022

PROPOSAL

OLEH :

KARMILA LARASATI
21.222.271

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA


FAKULTAS KEBIDANAN
INSTITUT KESEHATAN DELI HUSADA DELI TUA
TAHUN 2022
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Proposal : Pengaruh Pemberian Kompres Air Hangat Terhadap


Penurunan Intensitas Nyeri Pada Ibu Bersalin Kala I Fase
Aktif di Klinik Dahlia Desa Sendang Rejo Kabupaten
Langkat tahun 2022
Nama Mahasiswa : Karmila Larasati
NPM : 21.222.271
Fakulas : Kebidanan
Program Studi : Kebidanan Program Sarjana Jalur Transfer

Menyetujui

Pembimbing,

Viktor Edyward Marbun, SKM, MKM


NPP.19941021.201312.1.002

Institut Kesehatan Deli Husada Deli Tua


Fakultas Kebidanan

Dekan,

Bd.Peny Ariani, SST, M.Keb


NPP.19890614.201608.2.002

Tanggal sidang proposal :

i
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Proposal : Pengaruh Pemberian Kompres Air Hangat Terhadap


Penurunan Intensitas Nyeri Pada Ibu Bersalin Kala I Fase
Aktif di Klinik Dahlia Desa Sendang Rejo Kabupaten
Langkat tahun 2022
Nama Mahasiswa : Karmila Larasati
NPM : 21.222.271
Fakulas : Kebidanan
Program Studi : Kebidanan Program Sarjana Jalur Transfer

Skripsi ini telah diuji pada Sidang Ujian Akhir Program Sarjana Kebidanan
Institut Kesehatan Deli Husada Deli Tua Tahun 2022

Pembimbing,

Viktor Edyward Marbun, SKM, MKM


NPP.19941021.201312.1.002

Institut Kesehatan Deli Husada Deli Tua


Fakultas Kebidanan

Dekan,

Bd. Peny Ariani, SST, M.Keb


NPP. 19890614 201008 2 002

Penguji II Penguji III

Ns. Rostio Dernita Girsang, M.Kep Bd. Marlen Sadrina Sitepu, SST., MKM
NPP.1982.200505.2.002 NPP.19800305.201912.2.002

ii
ABSTRAK

Larasati, Karmila. Pengaruh Pemberian Kompres Air Hangat Terhadap


Penurunan Intensitas Nyeri Pada Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif di Klinik Dahlia
Desa Sendang Rejo Kabupaten Langkat tahun 2022.Skripsi, Jurusan Kebidanan
Fakultas kebidanan Institut Kesehatan Deli Husada Deli Tua.(Dibimbing oleh :
Viktor Edyward Marbun, SKM, MKM)

Sensasi nyeri yang dirasakan ibu hamil akan berbeda-beda kadarnya, ada yang
benar-bena rmerasakan sakit yang luar biasa, namun juga banyak merasa nyeri
yang tidak terlalu lama. Tentunya hal ini banyak factor penyebabnya, dimulai dari
tindakan dokter/bidan dalam menolong persalinan, partus lama, ibu melahirkan
tanpa pendamping, keletihan, tidak siap melahirkan, stres, cemas dan tegang
selama kontraksi. Penelitian ini dilaksanakan di Klinik Dahlia Desa Sendang Rejo
Kabupaten Langkat pada Februari sampai Juli 2022. Jenis penelitian ini adalah
quasy experiment dengan menggunakan pendekatan control group design.
Populasi yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah ibu bersalin kala I fase aktif.
Jumlah sampel yang tersedia sebanyak 30 sampel di ambil secara purposive
sampling dari populasi. Hasil analisis bivariat pengaruh pemberian kompres
hangat terhadap penurunan nyeri pada ibu bersalin kala I fase aktif didapatkan p-
value (0,000). Dari hasil analisis bivariat p-value < α (0,05) maka dapat
disimpulkan ada pengaruh pemberian kompres hangat terhadap penurunan nyeri
pada ibu bersalin kala I fase aktif di Klinik Dahlia Desa Sendang Rejo Kabupaten
Langkat Pada tahun 2022. Disarankan kepada petugas persalinan untuk
memanfaatkan terapi non-farmakologis seperti kompres air hangat untuk
menurunkan intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif dan mengurangi
penggunaan obat-obatan medis yang dapat mengakibatkan efek samping.

Kata Kunci : Nyeri, Ibu Bersalin, Kompres Hangat

iii
ABSTRAK

The pain sensation felt by pregnant women will vary in degree, some actually feel
excruciating pain, but also many feel pain that is not too long. Of course, there
are many factors that cause this, starting from the actions of doctors/midwives in
helping childbirth, prolonged labor, unaccompanied mothers giving birth, fatigue,
not ready to give birth, stress, anxiety and tension during contractions. This
research was conducted at Dahlia Clinic, Sendang Rejo Village, Langkat Regency
from February to July 2022. This type of research is a quasi experiment using a
control group design. The population defined in this study were mothers who gave
birth in the first active phase. The number of available samples is 30 samples
taken by purposive sampling from the population. The results of the bivariate
analysis of the effect of giving warm compresses on reducing pain in pregnant
women in the first stage of the active phase obtained p-value (0.000). From the
results of bivariate analysis of p-value < (0.05), it can be concluded that there is
an effect of giving warm compresses to reducing pain in mothers in the first stage
of active labor at Dahlia Clinic, Sendang Rejo Village, Langkat Regency in 2022.
It is recommended to birth attendants to take advantage of non-pharmacological
therapies such as warm water compresses to reduce the intensity of labor pain in
the active phase of the first stage and reduce the use of medical drugs that can
cause side effects.

 
Keywords: Pain, Maternity, Warm Compress

iv
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

skripsi ini. Adapun judul skripsi ini adalah “PENGARUH PEMBERIAN

KOMPRES AIR HANGAT TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS

NYERI PADA IBU BERSALIN KALA I FASE AKTIF DI KLINIK

DAHLIA DESA SENDANG REJO KABUPATEN LANGKAT TAHUN

2022” merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kebidanan.

Penulis menyadari penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan

dukungan dari berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu,

pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Terulin S, Meliala, SKM, M.Kes selaku Ketua Yayasan Rumah Sakit

Umum Sembiring Delitua.

2. Bapak Drs. Johannes Sembiring, M.Pd, M.Kes selaku Rektor Institut

Kesehatan DELI HUSADA Delitua.

3. Bapak Ns. Selamat Ginting, S.Kep, M.Kes selaku Wakil Rektor I Institut

Kesehatan DELI HUSADA Delitua.

4. Ibu Dra. Ernawati Ginting, Mpd, M.Kes selaku Wakil Rektor II Institut

Kesehatan DELI HUSADA Delitua.

5. Ibu Ns. Nurmala Sari, SST., M.Keb., M.Kes selaku Wakil Rektor III Institut

Kesehatan DELI HUSADA Delitua.

6. Ibu Bd. Peny Ariani, SST., M.Keb, selaku Dekan Fakultas Kebidanan Institut

Kesehatan Deli Husada Delitua

v
7. Bd. Putri Ayu Yessy Ariescha, SST., M.Keb., CPHCT, selaku Ketua Jurusan

Program Studi Sarjana Kebidanan Fakultas Kebidanan Institut Kesehatan

Deli Husada Delitua.

8. Viktor Edyward Marbun, SKM, MKM, selaku dosen pembimbing skripsi

yang telah banyak meluangkan waktu dan tenaga dalam memberikan

bimbingan kepada peneliti sehingga skripsi ini selesai.

9. Bd. Husna Sari, SKM., M.Kes selaku Wali Tingkat Program Sarjana

Kebidanan Angkatan I yang telah banyak memberikan dukungan dan

motivasi dalam menyusun skripsi ini hingga selesai.

10. Seluruh Staff Dosen Institut Kesehatan DELI HUSADA Delitua, yang telah

memberikan ilmu dan nasihat selama penulis menjalani pendidikan di Institut

Kesehatan DELI HUSADA Delitua.

11. Seluruh Staff pegawai perpustakaan Institut Kesehatan DELI HUSADA

Delitua, yang selalu baik dalam melayani penulis saat meminjam dan mencari

sumber buku.

12. Kepada Kepala Klinik Dahlia, seluruh petugas dan staff yang telah membantu

penulis selama melaksanakan penelitian.

13. Kepada kedua orang tua yang saya sayangi, dengan sabar dalam mendukung

dan memberikan nasihat-nasihat serta membantu penulis baik moral maupun

materi hingga akhir penelitian ini.

14. Kepada orang-orang terdekat yang memberikan dukungan dan semangat

dalam menyelesaikan penelitian ini.

vi
15. Kepada seluruh rekan mahasiswa Program Sarjana Kebidanan Jalur Transfer

yang telah memberikan motivasi dan saran sehingga penulis dapat

menyelesaikan penelitian ini.

Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu baik

secara langsung maupun tidak langsung memberikan bantuan dalam penyusunan

skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih, semoga segala bantuan yang telah

disertai keikhlasan hati diberkati oleh Tuhan yang Maha Esa.

Penulis berusaha untuk dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-

baiknya maupun penyusunannya. Namun demikian penulis menyadari bahwa

masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, demi kesempurnaan skripsi ini penulis

mengharapkan adanya kritik dan saran dari semua pihak.

Delitua, Juli 2022

Penulis

Karmila Larasati

vii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang...........................................................................................1
1.2. Rumusan masalah......................................................................................4
1.3. Tujuan Penelitian.......................................................................................5
1.3.1. Tujuan umum....................................................................................5
1.3.2. Tujuan khusus...................................................................................5
1.4. Manfaat Penelitian.....................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................6
2.1. Persalinan...................................................................................................6
2.1.1. Pengertian persalinan........................................................................6
2.1.2. Lama dan Fase dalam persalinan......................................................6
2.1.3. Sebab-Sebab mulainya persalinan..................................................10
2.2. Nyeri.........................................................................................................13
2.2.1 Defenisi nyeri.................................................................................13
2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri........................................14
2.2.3 Tanda dan gejala nyeri....................................................................16
2.2.4 Hubungan sistem syafat dengan nyeri............................................17
2.2.5 Pengkajian terhadap nyeri..............................................................18
2.2.6 Skala pengukuran nyeri.................................................................19
2.3. Nyeri Persalinan.......................................................................................21
2.3.1. Defenisi nyeri persalinan................................................................21
2.3.2. Fisiologi nyeri persalinan...............................................................21
2.3.3. Efek nyeri terhadap persalinan.......................................................24
2.3.4. Manajemen nyeri dalam persalinan................................................24
2.4. Kompres Air Hangat................................................................................28
2.4.1 defenisi kompres air hangat............................................................28
2.4.2 cara kerja kompres air hangat.........................................................29
2.4.3 Langkah melakukan terapi kompres hangat...................................30
2.5. Kerangka Konsep.....................................................................................31
2.6. Hipotesis...................................................................................................31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................32
3.1. Desain Penelitian......................................................................................32
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian...................................................................32
3.2.1. Lokasi penelitian.............................................................................32
3.2.2. Waktu penelitian.............................................................................32
3.3. Populasi dan Sampel................................................................................32
3.3.1. Populasi..........................................................................................32
3.3.2. Sampel............................................................................................32

viii
3.4. Variabel dan Defenisi Operasional..........................................................33
3.4.1. Variabel independen dan dependen................................................33
3.4.2. Defenisi operasional.......................................................................34
3.5. Metode Pengumpulan Data......................................................................34
3.5.1 Data primer.....................................................................................34
3.5.2 Data sekunder.................................................................................34
3.6. Pengolahan Data......................................................................................35
3.7. Analisis Data............................................................................................36
3.7.1 Analisis univariat............................................................................36
3.7.2 Analisis bivariat..............................................................................36
BAB IV HASIL PENELITIAN...........................................................................37
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian.....................................................................37
4.2 Deskripsi Data..........................................................................................37
4.2.1 Karakteristik responden..................................................................37
4.2.2 Analisis univariat............................................................................38
4.2.3 Uji normalitas.................................................................................39
4.2.4 Analisis bivariat..............................................................................40
BAB V PEMBAHASAN......................................................................................41
5.1 Analisis Univariat....................................................................................41
5.2 Analisis Bivariat.......................................................................................45
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................48
6.1 Kesimpulan..............................................................................................48
6.2 Saran.........................................................................................................49

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tanda dan Gejala Fisik..........................................................................18


Tabel 3.1 Defenisi Operasional..............................................................................34
Tabel 4.1 Karakteristik Responden........................................................................38
Tabel 4.2 Analisis Univariat..................................................................................39
Tabel 4.3 Uji Normalitas........................................................................................39
Tabel 4.4 Analisis Bivariat.....................................................................................40

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Pustaka


Lampiran 2 Kuesioner dan Lembar Observasi
Lampiran 3 Standar Operasional Prosedur
Lampiran 4 Master Data
Lampiran 5 Hasil SPSS
Lampiran 6 Surat Penelitian
Lampiran 7 Dokumentasi

xi
RIWAYAT HIDUP

1. IDENTITAS
Nama : Karmila Larasati
Tempat / Tanggal Lahir :
Agama :
Anak Ke : dari bersaudara
Status : Mahasiswa
Nama Orang Tua
Ayah :
Ibu :
Alamat Lengkap :
2. RIWAYAT PENDIDIKAN
2006-2012 :
2012-2015 :
2015-2018 :
2018-2022 :

xii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Meningkatkan kesehatan ibu adalah tujuan Millenium Development Goal

(MDGs) yang harus tercapai oleh 191 negara anggota PBB pada tahun 2015,

termasuk indonesia. Mengurangi 2/3 AKI saat melahirkan (1991-2015) menjadi

salah satu target meningkatkan kesehatan ibu, selain akses terhadap pelayanan

standar hingga tahun 2015.AKI ditargetkan turun dari 390 per 100.000 menjadi

305 per 100.000. walaupun terjadi kecenderungan penurunan angka kematian ibu,

namun tidak berhasil mencapai target MDGsyang harus dicapai yaitu sebesar 102

per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 (Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia 2020).

Dalam Tujuan Pembangunan Berkelajutan / Sutainable Development Goal

(SDGs), target AKI adalah 70 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030.

Untuk mencapai target tersebut diperlukan kerja keras, terlebih jika dibandingkan

negara ASEAN, AKI di Indonesia relatif masih sangat tinggi. AKI di negara-

negara ASEAN rata-rata sebesar 40-60 per 100.000 kelahiran hidup bahkan AKI

di Singapur sebesar 2-3 per 100.000 kelahiran hidup (Info Singkat, 2019).

Keberhasilan program kesehatan ibu dapat dinilai melalui indikator utama

angka kematian ibu (AKI). Kematian ibu dalam indikator ini didefenisikan

sebagai semua kematian selama periode kehamilan, persalinan, dan nifas yang

disebabkan oleh kehamilan, persalinan dan nifas atau pengelolaannya tetapi bukan

karena sebab lain seperti kecelakaan atau insidental. Angka kematian ibu (AKI )

adalah semua kematian dalam ruang lingkup tersebut disetiap 100.000 kelahiran

hidup (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2020).


2

Jumlah kematian ibu yang dihimpun dari pencatatan program kesehatan

keluarga di Kementrian Kesehatan pada tahun 2020 menunjukan 4.627 kematian

Indonesia. Jumlah ini menunjukan peningkatan dibandingkan pada tahun 2019

sebesar 4.221 kematian. Berdasarkan penyebab, sebagian besar kematian pada

tahun 2020 disebabkan oleh perdarahan sebanyak 1.330 kasus, hipertensi dalam

kehamilan sebanyak 1.110 kasus, dan gangguan sistem perederan darah sebanyak

230 kasus (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2020).

Dalam rangka penurunan angka kematian ibu (AKI), ibu bersalin harus

mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar sejak tahun 2015 setiap ibu

bersalin diharapkan melakukan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan yang

kompeten di fasilitas pelayanan kesehatan. Persalinan yang ditolong oleh tenaga

kesehatan pada tahun 2020 di Indonesia sebesar 89,8%. Sedangkan ibu hamil

yang menjalani persalinan dengan di tolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas

pelayanan kesehatan sekitar 86%. Dapat dikatakan bahwa masih terdapat 3,8 %

persalinan yang ditolong tenaga kesehatan namun tidak dilakukan di fasilitas

pelayanan kesehatan. Selisih ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2019

yaitu 2,2 %. Pada tahun tersebut, capaian persalinan ditolong tenaga kesehatan

sebesar 90,95 % dan capaian persalinan ditolong tenaga kesehatan di faskes

pelayanan kesehatan sebesar 88,75% (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia,

2020).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Profil Kesehatan Indonesia tahun

2020 Indikator persalinan ditolong tenaga kesehatan di faskes pelayanan

kesehatan di Indonesia pada tahun 2020 belum memenuhi target RENSTRA 2020

yaitu sebesar 86% terdapat target 87%. Provinsi DKI Jakarta memiliki capaian
3

tertinggi sebesar 99,6% sedangkan makulu memiliki capaian terendah 31,4%.

Pada Provinsi Sumatera Utara tercatat berada diposisi ke 19 memiliki capaian

81,9%.

Menurut BPJS Kesehatan pada tahun 2019 tercatat ada 608.994 yanga

melakukan prosedur operasi caesar di rumah sakit, sementara persalinan normal di

FKTP tercatat ada 1.066.559. Jika ditotalkan dari 1.675.553 prosedur persalinan,

sebanyak 36% merupakan prosedur persalinan dengan operasi caesar. Padahal

menurut rekomendasi WHO adalah sebesar 10-15%.

Sebenarnya rasa nyeri diperlukan untuk mengenali adanya kontraksi uterus

selama proses persalinan, tetapi kadang rasa nyeri tersebut bisa menimbulkan

akibat patologis yang dirasakan terus menerus, ditambah rasa cemas dan

ketakutan yang dialami ibu bersalin. Hal ini dapat mengakibatkan keletihan

sehingga mengakibatkan penurunan kontraksi uterus dan proses persalinan pun

berlangsung lebih lama. Persalinan yang lama (prolonged labor) dapat

membahayakan ibu dan janin (Rahman, 2017). Ibu yang akan bersalin memberi

respon yang berbeda-beda terhadap nyeri persalinan. Berbeda ibu mengatakan

takut, cemas, menagis, merintih, menjerit, menolak, bantuan, atau bergerak tanpa

arah pada saat mengalami kontraksi persalinan, sementara yang lain bersikap

toleran dan optimis (Anik, 2016).

Sensasi nyeri yang dirasakan ibu hamil akan berbeda-beda kadarnya, ada

yang benar-bena rmerasakan sakit yang luar biasa, namun juga banyak merasa

nyeri yang tidak terlalu lama. Tentunya hal ini banyak factor penyebabnya,

dimulai dari tindakan dokter/bidan dalam menolong persalinan, partus lama, ibu
4

melahirkan tanpa pendamping, keletihan, tidak siap melahirkan, stres, cemas dan

tegang selama kontraksi (Trirestuti, 2018).

Salah satu penelitian terkait dengan fenomena nyeri persalinan non

farmakologis yang dilakukan Yolla Asmaul Nufradan Azimar adalah Pengaruh

pemberian kompres hangat terhadap penurunan rasa nyeri persalinan kala I fase

aktif di Bidan Praktek Mandiri Yulia Fonna SKM Desa Lipah Rayeuk Kecamatan

Jeumpa Kabupaten Bireuen Tahun 2019 dapat disimpulkan bahwa p value (0,000)

< α (0,05), maka Ha diterima Ho ditolak dan dapat disimpulkan bahwa ada

pengaruh pemberian kompres air hangat terhadap penurunan rasa nyeri persalinan

semua responden rata-rata mengatakan bahwa nyeri persalinan yang dirasakannya

berkurang dan merasa lebih nyaman walaupun respon yang diberikannya berbeda-

beda.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Bidan Praktek

Mandiri (BPM) Dahlia di Desa Sendang Rejo Pada Bulan Desember 2021 sampai

Januari 2022 terdapat 8 ibu inpartu kala I, ada 4 ibu mengatakan nyeri sangat

hebat, sehingga ibu memilih melahirakan secara operasi ceasarie, 3 ibu

mengatakan sangat cemas menghadapi persalinan dan sedikit khawatir. 1 orang

ibu mengatakan biasa saja. Berdasarkan fenomena diatas, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian “Pengaruh pemberian kompres air hangat terhadap

penurunan intensitas nyeri pada ibu bersalin kala I fase aktif di Klinik Dahlia Desa

Sendang Rejo Kabupaten Langkat tahun 2022”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah dalam

penelitian ini “apakah ada pengaruh pemberian kompres air hangat terhadap
5

penurunan intensitas nyeri pada ibu bersalin kala I fase aktif di Klinik Dahlia Desa

Sendang Rejo Kabupaten Langkat tahun 2022” ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Menganalisis pengaruh pemberian kompres air hangat terhadap penurunan

intensitas nyeri pada ibu bersalin kala I fase aktif di Klinik Dahlia Desa Sendang

Rejo Kabupaten Langkat tahun 2022.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Mengidentifikasi penurunan intensitas nyeri yang tidak diberikan kompres

hangat pada ibu bersalin kala I fase aktif di Klinik Dahlia Desa Sendang

Rejo Kabupaten Langkat Pada tahun 2022

2. Mengidentifikasi penurunan intensitas nyeri yang diberikan kompres hangat

pada ibu bersalin kala I fase aktif di Klinik Dahlia Desa Sendang Rejo

Kabupaten Langkat Pada tahun 2022

3. Menganalisis rata-rata penurunan intensitas nyeri yang tidak diberikan

kompres hangat dan yang diberikan kompres hangat pada pada ibu bersalin

kala I fase aktif di Klinik Dahlia Desa Sendang Rejo Kabupaten Langkat

tahun 2022

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat teoritis

1. Bagi institusi pendidikan

Hendak penelitian ini dapat lebih dikembangkan dengan penelitian lebih

lanjut untuk mengetahui faktor-faktor lain yang mempengaruh terhadap


6

pemberian kompres hangat pada penurunan intensitas nyeri persalinan pada

ibu bersalin kala I fae aktif

2. Bagi penelitian selanjutnya

Hendaknya penelitian ini dapat menjadikan awal dan acuan bagi penelitian,

untuk penelitian selanjutnya yang akan meneliti tentang pengaruh

pemberian kompres hangat terhadap intensitas nyeri persalinan pada ibu

bersalin kala I fase aktif.

1.4.2 Manfaat praktis

1. Bagi ibu inpartu kala I

Diharapkan keluarga dapat tetap melakukan kompres air hangat sesuai

teknik yang diajarkan pada saat pnelitian untuk mengatasi rasa nyeri yang

dirasakan.

2. Bagi profesi bidan

Diharapkan tenaga kesehatan atau bidan dapat menerapkan pemberian

kompres air hangat untuk mengurahi rasa nyeri pada persalinanan.


7

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Persalinan

2.1.1 Pengertian persalinan

Ada berapa pengertian persalinan, yaitu sebagai berikut ini:

1 Persalinan normal menurut WHO adalah persalinan yang dimulai secara

spontan beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selama

proses persalinan, bayi dilahirkan secara spontan dengan presentasi belakang

kepala, pada usia kehamilan antara 37 hingga 42 minggu lengkap.

2 Persalinan normal merupakan proses alamiah bagi semua wanita. Persalinan

normal atau sering disebut dengan persalinan alamiah dalam prosesnya diawali

dengan adanya dilatasi servik yang ditandai dengan adanya kontraksi uterus

kemudian lahirnya bayi dan diikuti dengan lahirnya plasenta. Bagi wanita yang

pertama kali akan mengalami proses ini tentu saja merupakan hal baru

Melahirkan bayi mungil yang menggemaskan menjadi dambaan setiap ibu

hamil. Namun dalam kenyataannya impian kebahagiaan itu menjadi terganggu

oleh karena bayangan tentang persalinan yang menakutkan. (Sumawati dan

Mastiningsih, 2019).

2.1.2 Lama dan Fase dalam persalinan

Beberapa jam terakhir kehamilan ditandai adanya kontraksi uterus yang

menyebabkan penipisan, dilatasi serviks, dan mendorong janin keluar melalui

jalan lahir. Tahapan persalinan di bagi atas 4 fase atau kala, yaitu :
8

1. Kala 1 Persalinan

a. Pengertian Kala 1 Persalinan

Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan

servix hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm). Kala 1 persalinan

berlangsung 18 – 24 jam dan terbagi menjadi dua fase yaitu fase laten dan

fase aktif.

1. Fase laten persalinan dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan

penipisan dan pembukaan servix secara bertahap. Pembukaan servix

kurang dari 4 cm, biasanya berlangsung di bawah hingga 8 jam

2. Fase aktif persalinan Fase ini terbagi menjadi 3 fase yaitu akselerasi,

dilatasi maximal, dan deselerasi. Frekuensi dan lama kontraksi uterus

umumnya meningkat (kontraksi dianggap adekuat/memadai jika terjadi 3

kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik

atau lebih. Serviks membuka dari 4 ke 10 cm biasanya dengan kecepatan

1 cm atau lebih perjam hingga permbukaan lengkap (10 cm) dan terjadi

penurunan bagian terendah janin.

b. Fisiologi Kala I

Kontraksi uterus mulai dari fundus dan terus menyebar ke depan dan ke

bawah abdomen. Kontraksi berakhir dengan masa yang terpanjang dan

sangat kuat pada fundus. Selagi uterus kontraksi berkontraksi dan relaksasi

memungkinkan kepala janin masuk ke rongga pelvik. Serviks Sebelum

persalinan, serviks berubah menjadi lembut: Effacement (penipisan) serviks

berhubungan dengan kemajuan pemendekan dan penipisan serviks. Panjang

serviks pada akhir kehamilan normal berubah-ubah (beberapa mm sampai 3


9

cm). Dengan mulainya persalinan panjangnya serviks berkurang secara

teratur sampai menjadi pendek (hanya beberapa mm). Serviks yang sangat

tipis ini disebut sebagai menipis penuh. Dilatasi berhubungan dengan

pembukaan progresif dari serviks. Untuk mengukur dilatasi/diameter serviks

digunakan ukuran centimeter dengan menggunakan jari tangan saat

pemeriksaan dalam. Serviks dianggap membuka lengkap setelah mencapai

diameter 10 cm. Blood show (lendir show) pada umumnya ibu akan

mengeluarkan darah sedikit atau sedang dari serviks.

2. Kala II Persalinan

Kala II disebut juga kala pengeluaran.Kala ini dimulai dari pembukaan lengkap

(10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini berlangsung 2 jam pada primigravida dan

1 jam pada multigravida. Tanda dan gejala kala dua adalah sebagai berikut:

a. His semakin kuat,dengan interval 2-3 menit dengan durasi 50-100 detik

b. Menjelang akhir kala I ketuban mendadak pecah yang ditandai pengeluaran

cairan secara mendadak.

c. Ketuban pecah pada pembukaan yang dideteksi lengkap dengan diikuti rasa

ingin mengejan.

d. Kedua kekuatan, his dan mengejan lebih mendorong kepala bayi, sehingga

terjadi: kepala membuka, sub occiput bertindak sebagai hipomoglion,

kemudian lahir secara berurut, lahir ubun-ubun besar, dahi, hidung, dan

muka, serta kepala seluruhnya.

3. Kala III Persalinan

Kala III disebut juga adalah kala pelepasan plasenta. Lepasnya dapat

diperkirakan dengan memperhatikan tanda- tanda sbagai berikut:


10

a. Uterus menjadi bundar

b. Uterus terdorong keatas kerena plasenta dilepas kesegmen bawah rahim

c. Tali pusat bertambah panjang

d. Terjadi perdarahan (adanya semburan darah tiba-tiba). Biasanya plasenta

lepas dalam 6-15 menit setelah bayi lahir.

4. Kala IV persalinan

Kala IV adalah kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi dan uri lahir untuk

mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan postpartum

(Moctar, 1998).

2.1.3 Sebab-Sebab mulainya persalinan

Hormon-hormon yang dominan pada saat kehamilan yaitu:

1. Estrogen

Berfungsi untuk meningkatkan sensitivitas otot rahim dan memudahkan

penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin, rangsangan

prostaglandin, rangsangan mekanis.

2. Progesteron

Berfungsi untuk menurunkan sensitivitas otot rahim, menyulitkan penerimaan

rangsangan dari luar seperti oksitosin, rangsangan prostaglandin, rangsangan

mekanik, dan menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi.

Pada kehamilan, kedua hormon tersebut berada dalam keadaan yang

seimbang sehingga kehamilan dapat dipertahankan. Perubahan keseimbangan

kedua hormon tersebut menyebabkan oksitosin yang dikeluarkan oleh hipose parst

posterior dapat menimbulkan kontraksi dalam bentuk Braxton Hicks. Dengan


11

demikian dapat dikemukakan beberapa teori yang memungkinkan terjadinya

proses persalinan :

1. Teori keregangan

Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu. Setelah

melewati batas waktu tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat

dimulai. Keadaan uterus yang terus membesar dan menjadi tegang

mengakibatkan iskemia otot-otot uterus. Hal ini mungkin merupakan faktor

yang dapat mengganggu sirkulasi uteroplasenter sehingga plasenta mengalami

degenerasi.

2. Teori penurunan progresteron

Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur 28 minggu, dimana terjadi

penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu.

Villi koriales mengalami perubahanperubahan dan produksi progesteron

mengalami penurunan, sehingga otot rahim lebih sensitif terhadap oksitosin.

Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan

progesteron tertentu.

3. Teori oksitosin internal

Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipose parst posterior. Perubahan

keseimbangan estrogen dan progesteron dapat mengubah sensitivitas otot

rahim, sehingga sering terjadi kontraksi braxton hicks. Menurunnya

konsentrasi progesteron akibat tuanya kehamilan maka oksitosin dapat

meningkatkan aktivitas, sehingga persalinan dimulai.


12

4. Teori prostaglandin

Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu, yang

dikeluarkan oleh desidua. Pemberian prostaglandin pada saat hamil dapat

menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga terjadi persalinan. Prostaglandin

dianggap dapat merupakan pemicu terjadinya persalinan.

5. Teori hipotalamus pituitari dan glandula suprarenalis

Teori ini menunjukkan pada kehamilan dengan anensefalus sering terjadi

keterlambatan persalinan karena tidak terbentuk hipotalamus. Teori ini

dikemukakan oleh Linggin (1973). Malpar tahun 1933 mengangkat otak kelinci

percobaan, hasilnya kehamilan kelinci menjadi lebih lama. Pemberian

kortikosteroid yang dapat menyebabkan maturitas janin, induksi persalinan.

Dari beberapa percobaan tersebut disimpulkan ada hubungan antara

hipotalamus pituitari dengan mulainya persalinan. Glandula suprerenal

merupakan pemicu terjadinya persalinan.

6. Teori berkurangnyua nutrisi

Berkurangnya nutrisi pada janin dikemukanan oleh Hippokrates untuk pertama

kalinya. Bila nutrisi pada janin berkurang, maka konsepsi akan segera

dikeluarkan.

7. Faktor lain

Tekanan pada ganglion servikale dari pleksus frankenhauser yang terletak di

belakang serviks. Bila ganglion ini tertekan, maka kontraksi uterus dapat

dibangkitkan.
13

2.2 Nyeri

2.2.1 Definisi nyeri

Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan

akibat kerusakan yang aktual dan potensial. Sebagaimna dikutip oleh Patter dan

Perry (2005), menyatakan nyeri adalah segala sesuatu yang dikatakan seseorang

tentang nyeri tersebut dan terjadi kapan saja ketika seorang mengatakan bahwa ia

merasa nyeri. Nyeri merupakan sensasi tidak menyenangkan yang terlokalisasi

pada suatu tubuh.

Rasa nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh timbul bila ada jaringan

rusak dan hal ini menyebabkan individu bereaksi dengan memindahkan stimulasi

nyeri. Nyeri adalah pengalaman sensori nyeri dan emosional yang tidak

menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual dan potensial yang

terlokalisasi pada suatu bagian tubuh . seringkali dijelaskan dalam istilah proses

distruktif, jaringan seperti ditusuk-tusuk, panas terbakar, melilit, seperti emosi,

perasaan takut, mual dan takut (Judha et al., 2018).

Secara umum nyeri digambarkan sebagai keadaan yang tidak nyaman, nyeri

biasanya terjadi karena adanya rangsangan mekanik atau kimia pada daerah kulit

di ujung-ujung syaraf bebas yang disebut nosireseptor. Pada kehidupan nyeri

dapat bersifat lama dan ada yang singkat, berdasarkan lama waktuknya terjadinya

inilah maka nyeri dibagi menjadi dua, yaitu nyeri kronis dan nyeri akut, beda

diantara keduanya adalah :

1. Nyeri akut

Sebagaian diakibatkan oleh penyakit, radang, atau injuri. Jenis nyeri ini

biasanya datang tiba-tiba, sebagai contoh, setelah trauma atau pembedahan dan
14

mungkin menyertai kecemasan atau distres emosional. Nyeri akut

mengendikasikan bahwa kerusakan atau cedera sudah terjadi. Nyeri akut

biasanya berkurang sejalan dengan terjadinya penyembuhan. Nyeri ini

umumnya terjadi kurang dari 6 bulan penyebab nyeri yang paling sering adalah

tindakan diagnosa dan pengobatan.

2. Nyeri kronik

Secara luas dipercaya menggambarkan penyakitnya. Nyeri ini konstan dan

intermiten yang menetap sepanjang suatu periode waktu. Nyeri ini dapat

menjadi lebih berat yang dipengaruhi oleh lingkungan dan faktor kejiwaan.

Nyeri kronik dapat berlangsung lebih lama (lebih dari enam bulan)

dibandingkan dengan nyeri akut dan resisten terhadap pengobatan. Nyeri ini

sereing menyebabkan masalah yang berat bagi pasien.

2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri

Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi nyeri menurut (Perry dan

Potter 2005), antara lain:

1. Usia

Usia merupakan variabel penting yang mempengaruhi nyeri, khususnya pada

anak dan lansia. Perbedaan perkembangan yang ditemukan diantara kelompok

usia ini dapat mempengaruhi bagaimana anak dan lansia bereksi terhadap

nyeri.

2. Jenis kelamin

Secara umum, pria dan wanita tidak berbeda secara makna dalam respon

terhadap nyeri. Diragukan apakah hanya jenis kelamin saja yang merupakan

suatu faktor dalam mengekspresikan nyeri. Toleransi nyeri sejak lama telah
15

menjadi subyek penelitian yang melibatkan pria dan wanita, akan tetapi

toleransi terhadap nyeri dipengaruhi oleh fakto-faktor biokimia dan merupakan

hal yang unik pada setiap individu tanpa memperhatikan jenis kelamin

3. Kebudayaan

Keyakinan dan nilai-nilai budaya mempengaruhi cara individu mengatasi

nyeri. Individu mempelajari apa yang diharapkan dan apa yang diterima oleh

kebudayaan mereka. Budaya menentukan perilaku psikologis seorang. Dengan

demikian, hal ini dapat mempengaruhi pengeluaran fisiologi opiat endogen dan

sehingga terjadi lah persepsi nyeri.

4. Perhatian

Perhatian yang meningkatkan dengan nyeri adalah upayan pengalihan

dihubungan dengan respon nyeri yang menurun. Dengan memfokuskan

perhatian dan konsentrasi klien pada stimulus yang lain, maka perawat

menempatkan nyeri pada kesadaran yang perifer biasanya hal ini menyebakan

toleransi nyeri individu meningkat, khususnya terhadap nyeri yang berlangsung

hanya selama waktu.

5. Dukungan keluarga dan sosial

Faktor lain yang bermakna mempengaruhi respon nyeri adalah kehadiran

orang-orang terdekat klien dan bagaiman sikap mereka terhadap klien.

Walaupun nyeri dirasakan kehadiran orang yang bermakna bagi pasien akan

meminimalkan kesepian dan ketakutan. Apabila tidak ada keluarga atau teman,

sering kali pengalaman nyeri membuat klien semakin tertekan, sebaliknya

tersedia seorang yang memberikan dukungan sangatlah berguna karena akan


16

membuat seorang merasa nyaman . kehadiran orang tua sangatlah penting bagi

anak-anak yang mengalami nyeri.

2.2.3 Tanda Dan Gejala nyeri

Tandadan gejala nyeri menurut (Judha et al., 2018) ada bermacam-macam

prilaku yang mencermin dari pasien, namun beberapa hal yang sering terjadi

misalnya :

1. Suara

a. Menangis

b. Merintih

c. Menarik atau mengembuskan nafas

2. Ekspresi wajah

a. Meringis

b. Menggil lidah, mengatupkan gigi, dan dahi berkerut

c. Tertutup rapat atau membuka mata atau mulut

d. Menggigit bibir

3. Pergerakan tubuh

a. Kegelisahan

b. Mondar-mandir

c. Gerakan menggosok atau berirama

d. Bergerak melindungi bagian tubuh

e. Immobilisasi

f. Otot tegang

4. Intreaksi Sosial

a. Menghindari percakapan dan kontak sosial


17

b. Berfokus aktivitas untuk mengurang nyeri

c. Disorientasi waktu

2.2.4 Hubungan sistem syaraf dengan nyeri

Biolistrik adalah aliran listrik yang terdapat pada setiap makluk hidup dan

digunakan untuk menggerakkan tubuh karena kontraksi dari otot-otot tubuh akibat

dari perbedaan ion didalam sel otot, tegangan listrik pada tubuh berbeda dengan

listrik yang kita bayangkan seperti listri rumah tangga, kelistrikan pada tubuh

berkaitan dengan komposisi ion yang terdapat dalam tubuh, komposisi ion ekstra

sel berbeda dengan komposisi ion intra sel.

Pada ekstra sel lebih banyak ion Na + dan Cl-, sedangkan intra sel terdapat

ion K+ dan anion protein. Dinding sel mempunyai pintu- pintu ion yaitu celah-

celah yang dapat terbuka atau tertutup oleh pengaruh rangsang tertentu. Pada

keadaan tenang atau istrirahat tegangan listri didalam lebih rendah dari pada diluar

sel sekitar 70mVolt. Apabila terjadi rangsangan nyeri, maka reseptor nyri yang

terdapat pada ujung-ujung syaraf tidak bermielin terkena rangsangan, pintu ion Na

+ masuk dengan cepat sehingga terjadi perbedaan muatan luar dan dalam sel

sangat kecil bahkan bisa berbalik, artinya muatan dalam sel lebih positif yang

selanjutnya terjadi potensial reseptor / tegangan reseptor, hal ini akan merangsang

terjadinya potensial aksi di akson sel saraf. Potensial aksi ini kemudian menjalar

sepanjang akson disebut impuls. Proses terjadi penyeberangan impuls dan

diteruskan ke saraf berikut atau kesel otot. Jadi jika nyeri yang merusak kulit akan

diteruskan berupa impuls sampai ke otak hingga kita merasakan nyeri dan

terjadilah refleks berupa rekasi otot menghindari nyeri. Tanda dan gejala nyeri

dapat dilihat dari respon syaraf otonom yaitu :


18

Tabel 2.1 Tanda dan gejala fisik


Stimulasi Simpatis Stimulasi Parasimpatis
1. Dilatasi bronchial dan peningkatan pernafasan 1. Pucat
2. Peningkatan denyut jantung 2. Tonus otot mengendur
3. Vasokontriksi perifer (pucat, peningkatan tekan 3. Penurunan denyut jantung
darah ) dan tekanan darah
4. Peningkatan kadar gula darah. 4. Pernafasan melambat
5. Diaphoresis 5. Motilitas usus meningkat
6. Peningkatan ketegangan otot 6. Kelemahan atau keletihan
7. Pupil dilatasi 7. Metabolisme menurun
8. Meningkatnya metabolisme tubuh

2.2.5 Pengkajian terhadap nyeri

Tidak ada cara yang tepat untuk menjelaskan seberapa berat nyeri seorang.

Individu yang mengalami nyeri adalah sumber informasi terbaik untukl

mengambarkan nyeri seorang antara lain:

1. Intensitas nyeri

Minta individu untuk membuat tingkatan nyeri pada skala verbal. Misalnya

tidak nyeri, sedikit nyeri, nyeri sedang, nyeri berat, hebat atau sangat nyeri atau

membuat skala nyeri yang sebelumnya bersifat kualitatif menjadi bersifat

kuantitantif dengan menggunakan skala 0 – 10 yang bermakna 0 = tidak nyeri

dan 10 = nyeri sangat hebat.

2. Karakteristik nyeri

Karakteristik nyeri dapat dilihat atau diukur berdasarkan lokasi nyeri, durasi

nyeri (menit, jam, hari, atau bulan) irama/periodenya ( terus menerus, hilang

timbul,periode bertambah atau berkurangnya intensitas) dan kualitas (nyeri

seperti ditusuk, terbakar, sakit nyeri dalam atau superfisial). Karakteristik dapat
19

juga dilihat berdasarkan metode PQRST, P (Provocate), Q (Quality) R

(Region), S (Servere), dan T (Time), adapun sebagaian berikut keterangan

lengkapnya :

P : Provocate, tenaga kesehatan harus menkaji tentang penyebab terjadinya nyeri

pada penderita, dalam hal ini perlu dipertimbangkan bagian-bagian tubuh mana

yang mengalami cidera termasuk menghubungkan antara nyeri yang diderita

dengan faktor psikologisnya, karena bias terjadinya nyeri hebat karena dari faktor

psikologis bukan dari lukanya

Q: Quality, kualitas nyeri merupakan sesuatu yang subyektif yang diungkapkan

oleh klien, seringkali klien mendiskripsikan nyeri dengan kalimat nyeri seperti

ditusuk, terbakar, sakit nyeri dalam atau superfisial

R : Region, untuk mengkaji lokai, tenaga kesehatan meminta penderita untuk

menunjukan semua bagian / daerah yang dirasakan tidak nyaman. Untuk

melokalisasi lebih spesifik maka sebaiknya tenaga kesehatan meminta penderita

untuk menunjukan daerah yang nyerinya minimal sampai kearah nyeri.

S : Severe, tingkat keparahan merupakan hal yang paling subyektif yang

dirasakan oleh penderita, karena akan diminta bagaimana kualitas nyeri harus bisa

digambarkan mengunakan skala yang sifatnya kuantitas.

T : Time, tenaga kesehatan mengkaji tentang awitan durasi dan rangkaian nyeri.

Perlu ditanyakan kapan mulai muncul adanya nyeri, berapa lama menderita,

seberapa sering kambuh.

2.2.6 Skala atau pengukuran nyeri

Adapun skala atau pengukuran nyeri yang dapat mengkaji kemungkinan

nyeri yang dialami pasien sebagai berikut :


20

1. Skala deskripsi intensitas nyeri sederhana

Gambar 2.1 skala deskripsi

2. Skala Nyeri Muka

Gambar 2.2 skala nyeri muka

Keterengan :

Nyeri ringan (1-3) : secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik

Nyeri sedang (4-6) : Secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat

menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah

dengan baik.

Nyeri berat (7-9) : secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti perintah

tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat

mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang dan

distraksi.

Nyeri sangat berat (10) : Pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi
21

2.3 Nyeri Persalinan

2.3.1 Definisi nyeri persalinan

Rasa nyeri yang dialami selama persalinan bersifat unik pada setiap ibu

dapat di pengaruhi oleh berapa faktor antara lain budaya, takut, kecemasan,

pengalaman persalinan sebelumnya, persiapan persalinan dan dukungan (Perry

dan Bobak, 2004).

Rasa nyeri pada persalinan adalah manifestasi adanya kontraksi

(pemendekan) otot rahim. Kontrasi ini yang menimbulkan rasa sakit pada

pinggang, daerah perut dan menjalar ke arah paha, kontrasi ini menyebabkan

adanya pembukaan mulut rahim ( serviks). Dengan adanya pembukaan serviks ini

maka akan terjadi persalinan.

Nyeri persalinan merupakan perasaan yang tidak menyenangkan yang

terjadi selama proses persalinan. Rasa nyeri karena kontraksi uterus pada saat

persalinan mengakibatkan peningkatan aktifitas sistem saraf simpatis, perubahan

tekanan darah, denyut jantung, pernafasan. Hal ini apabila tidak segera diatasi

maka akan meningkatkan rasa khawatir, tegang, takut dan stress. Selain itu nyeri

pada ibu bersalin juga menyebabkan meningkatnya kadar katekolamin atau

hormon stres seperti epinefrin dan kortisol. Peningkatan kadar katekolamin atau

hormon stres dapat mengurangi kemampuan tubuh ibu untuk menahan rasa nyeri

(Nurmalita Sari dan Ramadhani, 2020).

2.3.2 Fisiologi nyeri Persalinan

Berapa teori yang telah menjelaskan mekanisme nyeri.


22

1. Nyeri berdasarkan tingkat kedalaman dan letaknya

Rasa nyeri yang dialami selama persalinan memiliki dua jenis menurut

sumbernya , yaitu nyeri verial dan nyeri somatik.

a. Nyeri viseral

Rasa nyeri yang dialami ibu karena perubahan serviks dan iskemia uterus

pada persalinan kala I. kala 1 fase laten lebih banyak penipisan di serviks

sedangkan pembukaan serviks dan penurunan daerah terendah janin terjadi

pada fase aktif dan transisi. Ibu akan merasakan nyeri yang berasal dari

bagian bawah abdomen dan menyebar ke daerah lumbal punggung dan

menurun ke paha ibu biasanya mengalami nyeri pada interval antara

kontraksi.

b. Nyeri stomatik

Nyeri yang dialami pada akhir kala I dan kala II persalinan, nyeri yang

disebabkan oleh:

1. Peregangan perenium

2. Tekanan uteri servikal saat kontraksi

3. Penekanan bagian terendah janin secara progresif pada fleksus

lumboskral, kandung kemih dan struktur sensitif panggul yang lain.

2. Teori kontrol gerbang (Gate Control Therapy)

Berdasarkan teori ini serabut syaraf mentransmisikan rasa nyeri kespinal cord,

yang hasilnya dapat di modifikasi di tingkat spinal cord sebelum di

transmisikan ke otak. Sinap-sinap pada dorsal hord berlaku sebagai gate yang

tertutup untuk menjaga implus sebelum mencapai otak atau membuka untuk

menginzikan implus naik ke otak. Teori gate control menyatakan bahwa


23

selama proses persalinan implus nyeri berjalan dari uterus sepanjang serat-serat

syaraf besar kearah uterus ke substansia gelatinosa di dalam spinal kolumna,

sel-sel tranmisi memproyesikan pesan nyeri ke otak adanya stimulasi (seperti

vibrasi, mengisok-gosok atau massage) mengakibatkan pesan yang berlawanan

yang lebih kuat, cepat dan berjalan sepanjang serat syaraf kecil. Pesan yang

berlawanan ini menutup gate di substasi gelatinosa lalu memblokir pesan nyeri

sehingga otak tidak mencatat pesan nyeri tersebut.

Mekanisme secara intrinsik pada nyeri persalinan kala I seluruhnya terjadi

pada uterus dan adnexa selama kontraksi berlangsung .beberapa penelitian awal

menyatakan nyeri disebabkan karena

1. Penekanan pada ujung-ujung saraf antara serabut otak dari korpus fundus

uterus

2. Adanya inkemik miomerium dan serviks karena kontraksi sebagai konsekuensi

dari pengeluaran darah dari uterus atau karena adanya vasokontriksi akibat

aktivitas berlebihan dari saraf simpatis

3. Adanya proses peradangan pada otak uterus

4. Kontraksi pada serviks dan segmen bawah rahim menyebabkan rasa takut yang

memacu aktivitas berlebih dari system saraf simpatis.

5. Adanya dilatasi dari servik dan segmen bawah rahim. Banyak data yang

mendukung hipotesis nyeri persalinan kala I terutama disebabkan karana

dilatasi servik dan segmen bawah rahim oleh karena adanya dilatasi ,

peregangan dan kemungkinan robekan jaringan selama kontraksi.

Rasa nyeri pada setiap fase persalinan dihantarkan oleh segmen syaraf yang

berbeda -beda. Nyeri pada kala satu terutama berasal dari uterus.
24

2.3.3 Efek nyeri terhadap persalinan

Nyeri adalah masalah yang alamiah dalam menghadapi persalinan.

Pengaruh utama yang terjadi adalah karena terpicunya system simpatis dimana

terjadi peningkatan kadar plasma dari ketokolamin, terutama epinefrin.

(Maryunani, 2016) nyeri yang disebabkan oleh persalinan disimpulkan menjadi

beberapa hal yaitu :

1. Psikologis : Penderitaan, ketakutan, dan kecemasan

2. Kardiovaskuler : Tekanan darah,frekuensi nadi, dan resistensi perifer sistemik

3. Neuroendokrin: Stimulasi systemsimpatoadrenal,peningkatan kadar plasma

katekolamin, ACTH, kortisol, ADH, rennin, angiotensin.

4. Metabolik : Peningkatan kebutuhan O2, asidosis laktat, hiperglikemia, lipolisis.

5. Gastrointestinal : Penurunan pengosongan lambung.

6. Rahim/ uterus : Inkoordinasi kontraksi uterus/ rahim

7. Uteroplasenta : Penurunan aliran darah uetroplasenta

8. Fetus/ Janin : Asidosis akibat hipoksia pada janin.

2.3.4 Manajemen nyeri dalam proses persalinan

Nyeri pada saat melahirkan menempati score 30-40 dari 50 score yang

ditetapkan Wall dan Mellzack. Score tersebut lebih tinggi dibandingkan syndrome

nyeri klinik seperti nyeri punggung yang kronik, nyeri akibat kanker, nyeri

tungkai/ lengan, nyeri saraf, sakit gigi, memar, nyeri tulang, fraktur, terpotong,

serta keseleo. Rasa nyeri saat persalinan disebabkan kombinasi pereganngan

segmen bawah rahim ( SBR), selanjutnya serviks, dan iskemia (hipoksia) otot-

otot rahim.
25

Dengan peningkatan kekuatan kontraksi, serviks akan tertarik, kontrakasi

yang kuat ini membatasi pengaliran oksigen pada otot- otot rahim sehingga timbul

nyeri iskemik. Keadaan ini diakibatkan oleh kelelahan ditambah lagi dengan

kecemasan yang selanjutnya akan menimbulkan ketegangan, serta menghalangi

relaksasi bagian tubuh lainnya. Rasa nyeri persalinan dapat berkurang, baik

menggunakan metode farmakologik maupun non farmakologik, yang mana terkait

dengan 3 tujuan dasar pengurangan nyeri dalam persalinan yaitu :

a. Mengurangi perasaan nyeri dan tegang, sementara pasien dalam keadaan

terjaga seperti yang dikehendakinya

b. Menjaga agak pasien dan janinnya sedapat mungkin terbebas dari efek depresif

yang ditimbulkan oleh obat.

c. Mencapai tujuan, tanpa menggangu kontraksi otot rahim (Yanti, 2015). Banyak

upaya yang dilakukan untuk menurunkan nyeri pada persalinan, baik,secara

farmakologi maupun non farmakologi.

1. Metode farmakologis

Berbagai agen farmakologis digunakan untuk sebagai manajemen nyeri.

Biasanya untuk menghilangkan nyeri digunakan analgestik, yang terbagi

menjadi dua golongan yaitu analgesik non narkotika dan analgesik

narkotik ,pilihan obat tergantung dari rasa nyeri. Suatu metode pemberian obat-

obatan analgesic yang biasanya digunakan untuk menghilangkan nyeri. Dan

analgesic terbagi menjadi dua, yaitu: analgesic narkotik dan analgesic non

narkotik, pilihan obat tergantung dari rasa nyeri yang dirasakan. Pemberian

obat analgesic dilakukan guna mengganggu atau memblok transmisi stimulus

nyeri agar terjadi perubahan persepsi denan cara mengurangi kortikal terhadap
26

nyeri. Jenis analgesiknya adalah narkotik, jenis narkotik digunakan untuk

menurunkan tekanan darah, dan menimbulkan depresi pada fungsi vital, sperti

respirasi. Sedangkan analgesic non narkotik yang paling banyak dikenal

dimasyarakat adalah aspiri, asetaminofen dan bahan antiflamasi non steroid.

Golongan aspirin digunakan untuk memblok rangsangan pada sentral dan

perifer, kemungkinan menghambat sintesis prostaglandinyang memiliki khasiat

15 menit sampai 20 menit dan memuncak 1-2 jam (Hidayat, 2006).

Penatalaksanaan metode farmakologis pada nyeri persalinan meliputi analgesia

yang menurunkan dan mengurangi rasa nyeri dan anathesia yang

menghilangkan sensasi bagian tubuh baik parsial maupun total. Namun

penggunaan obat sering menimbulkan efek samping dan kadang obat tidak

memiliki kekuatan efek yang diharapkan (Judha , 2015).

2. Metode non farmakologis

Menghilangkan rasa nyeri ialah hal yang penting, bukan hanya jumlah yang

dirasakan, akan tetapi yang perlu dipertimbangkan adalah apakah ada harapan

bagi diri sendiri dalam mengatasi rasa nyeri (Bobak, 2004). Keterampilan

mengatasi nyeri ini dapat digunakan selama persalinan, mengatasi persalinan

dengan baik berarti tidak kewalahan atau panic saat menghadapi rangkaian

kontraksi. Keterampilan yang paling bermanfaat untuk mengatasi rasa nyeri

bersalin mencakup relaksasi pernafasan, dan pemberian kompres hangat. Para

wanita yang menggunakan keterampilan ini biasanya tidak merasa begitu sakit

dibandingkan para wanita yang tidak menggunakannya (Simkin, 2008).

Metode pengontrolan nyeri secara non farmakologi sangat penting karena tidak

membahayakan bagi ibu maupun janin, dan tidak memperlambat persalinan


27

jika diberikan control nyeri yang kuat. Managemen nonfarmakologis lebih

dapat meningkatkan kenyamanan ibu dan dapat mengontrol emosi, perasaan,

dan kekuatan saat mengejan. Tehnik relaksasi, tehnik pernapasan, terapi panas/

terapi dingin, pergerakan dan perubahan posisi, massage punggung, dingin,

akupresur, aromaterapi, ini adalah tehnik non farmakologik yang efektif

terhadap nyeri persalinan dan dapat mempercepat proses pengeluaran bayi

(Aprilia, 2014). Air hangat yang digunakan pada saat pengompresan

memberikan efek vasodilatasi local yang dapat meningkatkan relaksasi otot

dan menurunkan sensasi nyeri akibat otot yang tertekan. Dengan relaksasi dan

kenyamanan dapat menurunkan hormone stress. Peningkatan kenyamanan dan

penurunan produksi hormone stress dapat meningkatkan kontraktilitas uterus

sehingga persalinan dapat lebih cepat. (Simkin, 2008). Menurut penelitian

Field (2004) yang dikutip dari buku Gentle Birth diketahui bahwa ibu bersalin

yang mendapatkan pijatan (massase) dan pendampingan, mengalami

penurunan kejadian depresi, kecemasan, nyeri, serta pernafasan yang negative.

Pada kondisi ini, ibu bersalin yang mendapat sentuhan dan rangsangan

kompres hangat, berdampak lebih nyaman. Berdasarkan pendapat Steer (1993)

relaksasi adalah metode pengendalian nyeri non farmakologis yang paling

sering digunakan di inggris, untuk mengurangi rasa nyeri saat kontraksi.

(Aprilia, 2014).

Kompres hangat sebagai tehnik menurunkan nyeri persalinan pada

prinsipnya pengurangan rasa nyeri dengan metode kompres hangat sangat tepat

digunakan untuk mengurangi ketegangan ibu saat menghadapi persalinan. Panas

yang diaplikasikan pada perut bagian bawah, punggung, lipatan paha, atau
28

perineum dapat sangat menenangkan. Pemanas listrik, botol berisi air hangat, dan

kompres hangat adalah sumber panas yang baik.

Meskipun begitu, banyak rumah sakit yang membatasi penggunaan alat

pemanas yang dibawa dari rumah. Kompres panas yang biasa digunakan adalah

handuk kecil atau lap muka yang dibasahi air panas, diperas dan diaplikasikan

dengan cepat saat anda membutuhkannya. Bila sudah dingin, handuk ini akan

diganti kembali. Membungkus handuk akan dengan plastic akan memperpanjang

masa panasnya (Simkin, 2008).

2.4 Kompres Air Hangat

2.4.1 Definisi kompres air hangat

Kompres Hangat Kompres hangat adalah tehnik memberikan rasa hangat

pada daerah tertentu dengan menggunakan kantong berisi air hangat, untuk

memenuhi rasa nyaman, mengurangi dan membebaskan nyeri, mengurangi dan

mencegah spasme otot dan memberikan rasa hangat dan nyaman pada daerah

tertentu. Penggunaan kompres hangat untuk area yang tegang dan nyeri dianggap

meredakan nyeri dan mengurangi spasme otot yang disebabkan oleh iskemia yang

merangsang neuron yang memblok trenmisi lanjut rangsang nyeri yang

menyebabkan vasodilatasi dan peningkatan aliran darah kedareah yang dilakukan

pengompresan (Potter, 2005). Nyeri akibat spasme otot berespon baik panas,

karena panas melebarkan pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah local.

Panas meredakan nyeri dengan menyingkirkan produk-produk inflamasi,

seperti bradikinin, histamine dan prostaglandin yang akan menimbukakan nyeri

local. Panas juga merangsang serat saraf yang menutup gerbang nyeri kemudian

tranmisi impuls nyeri ke medulla spinalis dan otak dapat dihambat, sehingga ini
29

akan memberikan rasa nyaman disaat ibu akan melahirkan anaknya (Potter, 2005).

Kompres hangat bermanfaat untuk :

1. Melancarkan sirkulasi darah dan menstimulasi pembuluh darah.

2. Mengurangi spasme otot dan meningkatkan ambang nyeri.

3. Menghilangkan sensasi rasa nyeri, merangsang peristaltic usus, pengeluaran

getah bening.

4. Memberikan ketenangan dan kenyamanan pada ibu inpartu.

2.4.2 Cara kerja kompres hangat

Bergerak selama persalinan adalah tindakan kenyamanan lain yang sangat

membantu. Sering berubah posisi (setiap 30 menit khususnya jika perkembangan

persalinan berjalan dengan lambat) membantu meredakan sakit dan mempercepat

persalinan akibat gaya tarik bumi dan perubahan bentuk panggul. Anda boleh

duduk, berlutut, berbaring, berdiri, jongkok dan berjalan. Mengayun dari sisi satu

kesisi lain, bergoyang dan melakukan gerakan ritmis lainnya yang akan

menenangkan (Simkin, 2008).

Menurut penelitian (Sari, 2010) kompres hangat yang digunakan berfungsi

untuk melebarkan pembuluh darah, menstimulasi sirkulasi darah, mengurangi

kekakuan. Selain itu kompres hangat juga berfungsi menghilangkan sensasi rasa

sakit. Untuk mendapatkan hasil yang terbaik, terapi kompres hangat dilakukan

selama 20 menit dengan 1 kali pemberian dan pengukuran intensitas nyeri

dilakukan dari menit ke 15-20 selama tindakan. Bagian tubuh yang sering

didaerah keluhan nyeri saat bersalin adalah perut, pinggang. Selain obat, terapi

untuk pertolongan pertama bisa dilakukan kompres hangat. Gunakan kompres

hangat ( handuk hangat ) atau tempelkan kantung yang berisi air hangat/ bantal
30

pemanas, kebagian tubuh yang nyeri (daerah perut, pinggang). Kompres hangat

juga bisa ditempatkan diperineum untuk meningkat kan sirkulasi darah didaerah

perineum dan meningkankan elastisitas sehingga perineum tidak mudah robek

atau laserasi.

2.4.3 Langkah melakukan terapi kompres hangat

Kompres panas/ dingin yang diberikan pada punggung bawah wanita diarea

tempat kepala janin menekan tulang belakang akan mengurangi nyeri. Panas akan

meningkatkan sirkulasi darah kearea tersebut sehingga memperbaiki anoreksia

jaringan yang disebabkan oleh tekanan. Melakukan kompres hangat harus dengan

hati- hati, karena kompres hangat sangat mudah membuat kulit wanita terbakar.

Dalam teorinya kompres hangat dapat diberikan dengan menggunakan botol,

handuk, dan buli- buli panas, yang diisi dengan air yang bersuhu 46-51℃, air

hangat dibungkus dengan kain. Jika menggunakan kain atau handuk, kain diperas

lalu ditempelkan pada daerah yang akan dikompres selama 20 menit (Hidayat,

2006) Setelah dikaji suhu air yang paling efektif adalah 38-40℃, yang dibuktikan

dengan nilai p value 0,002. Selain itu suhu air yang terlalu panas juga tidak baik

untuk kulit ibu, karena dapat menyebabkan iritasi serta luka bakar pada kulit, dan

apabila suhu air tidak terlalu hangat, hal tersebut tidak akan berpengaruh untuk

menurunkan rasa nyeri persalinan (Andrianie, 2016).


31

2.5 Kerangka konsep

Adapun yang menjadi kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

Variabel independen Variabel dependen

Kompres air hangat Penurunan intensitas nyeri

4.1 Kerangka konsep

2.6 Hipotesis Penelitian

Ada pengaruh pemberian kompres hangat terhadap penurunan nyeri pada

ibu bersalin kala I fase aktif di Klinik Dahlia Desa Sendang Rejo Kabupaten

Langkat Pada tahun 2022.


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penenlitian

Penelitian ini menggunakan penelitian Quasy Experimental dengan

rancangan pada dua kelompok yang berbeda yaitu perlakuan dan control. Dengan

tujuan untuk menganalisis pengaruh pemberian kompres hangat terhadap

penurunan nyeri pada ibu bersalin kala I fase aktif di Klinik Dahlia Desa Sendang

Rejo Kabupaten Langkat Pada tahun 2022. Rancangan ini dapat digambarkan

sebagai berikut:

Kelompok Pretest Intervensi Postttest


Eksperiment O1 X O2
Control P1 - P2

3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di Klinik Dahlia Desa Sendang Rejo Kabupaten Langkat.

3.2.2 Waktu penelitian

Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai dengan Mei 2022

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu bersalin kala I fase aktif di Klinik

Dahlia Desa Sendang Rejo Kabupaten Langkat Tahun 2022 yaitu 30 orang.

3.3.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2015) sampel adalah sebagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini

ialah sebanyak 15 orang, dimana 15 orang diberi kompres hangat dan 15 orang
33

lagi tidak diberi kompres hangat. Dengan tehnik consecutive sampling. (cara

pengambilan sampel yang memenuhi criteria sampai kurun waktu tertentu, sampai

dengan jumlah sampel terpenuhi).

Kriteria dalam penelitian ini adalah:

1. Kriteria inklusi

a. Ibu bersalin kala I fase aktif

b. Ibu melahirkan dengan letak belakang kepala (kehamilan fisiologis)

c. Bersedia untuk diteliti, dan dilakukan pengompresan pada perut bagian

bawah, sakrum, lipatan paha atau perineum.

2. Kriteria eksklusi

a. Ibu menderita hipertensi yang memerlukan pantauan

b. Sedang dalam proses induksi persalinan dan mengalami distosia bahu

c. Ibu bersalin mendapat terapi analgesik.

3.4 Variabel dan Defenisi Operasional

3.4.1 Variabel independen dan dependen

1. Variabel independen

Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen/terikat. Pada

penelitian ini variabel independen yaitu pemberian kompres air hangat.

2. Variabel dependen

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat dari

adanya variabel bebas. Pada penelitian ini yang menjadi variabel dependen

yaitu penurunan intensitas nyeri.


34

3.4.2 Defenisi operasional

Skala
No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur
Ukur
1 Independen Pemberian Termomete 1. Tidak Nominal
Kompres air kompres air r air dan diberikan
hangat kompres
hangat dengan Stopwatch
hangat
menggunakan 2. Diberikan
buli panas yang kompres
dilapisi oleh hangat
kain dengan
suhu 42
2 Dependen : Hasil Lembar 1. Tidak nyeri Ordinal
Penurunan pengukuran observasi
intensitas nyeri penurunan
(0)
intensitas nyeri 2. Nyeri ringan
pada kelompok
eksperimen dan (1-3)
kelompok 3. Nyeri sedang
kontrol
(4-6)
4. Nyeri berat
(7-9)
5. Nyeri sangat
berat (10)

3.5 Metode Pengumpulan Data

3.5.1 Data primer

Data yang diperoleh dengan melakukan pengukuran intensitas nyeri kepada

seluruh sampel.

3.5.2 Data sekunder

Data sekunder merupakan data pendukung lainnya yang diperoleh dari Klinik

Dahlia Desa Sendang Rejo Kabupaten Langkat.


35

3.6 Pengolahan Data

Cara pengambilan data pada penelitian ini adalah langsung dari responden

(data primer) Data yang terkumpul diolah dengan cara komputerisasi dengan

langkah-langkah sebagai beikut:

1. Editing

Editing dilakukan dilapangan. Peneliti mengumpilkan dan memeriksa

kembali kelengkapan data yang diperoleh mengenai skor skala nyeri yang

dialami oleh responden baik pada kelompok eksperiment (dengan terapi

kompres hangat) maupun control( tanpa terapi kompres hangat). Hasil

editing didapatkan semua data telah terisi lengkap dan benar.

2. Coding

Peneliti tidak menggunakan nama ataupun identitas responden dalam proses

pengolahan data. Peneliti memberikan kode pada setiap responden serta

kategori skala nyeri yang dialami oleh setiap responden untuk

mempermudah dalam proses pengolahan dan analisa data. Pada kategori

tingkat nyeri responden diberikan kode 0=tidak ada nyeri, 1-3=nyeri ringan,

4-6=nyeri sedang, 7-9=nyeri berat, 10=nyeri sangat berat.

3. Data entry

Proses data entry ini merupakan proses dimana data yang diperoleh yaitu

kode responden dan kode tingkat nyeri persalinan yang dialami, baik pada

kelompok eksperiment maupun kelompok control dimasukkan kedalam

computer untuk dilakukan analisis.


36

4. Tabulating

Proses tabulasi pada penelitian ini menggunakan table dan analisis datanya

menggunakan perhitungan komputerisasi, yaitu dengan program SPSS.

5. Data processing

Semua data yang telah diinput kedalam aplikasi computer akan diolah

sesuai dengan kebutuhan dari penelitian.

3.7 Analisa Data

Analisa data dalam penelitian ini dilakukan dengan 2 tahap sebagai berikut :

3.7.1 Analisa univariat

Pada tahap ini peneliti menjelaskaqn karakteristik setiap data yang berkaitan

dengan variable penelitian. Analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi

dan persentase dari tiap data karakteristik responden dan variable penelitian.

3.7.2 Analisa bivariat

Analisa bivariat bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan atau

perbedaan yang signifikan antara penggunaan kompres hangat terhadap

penurunan rasa nyeri saat bersalin. Jenis hipotesisnya adalah komparatif

parametris dan masalah skala pengukuran variable adalah interval. Dalam

penelitan ini terdapat dua kelompok, yaitu kelompok eksperiment dan kelompo

control. Untuk menguji hasil tingkat nyeri persalinan pada kelompok eksperiment

maupun control menggunakan uji-t tidak berpasangan (independent t- test) karena

kelompok data tidak berpasangan dengan jenis data interval.


BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Klinik Dahlia terletak di Desa Sendang Rejo Kecamatan Binjai Kabupaten

Langkat Provinsi Sumatera Utara dengan batas wilayah sebagai berikut.

Di sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Stabat

Di sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang

Di sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Binjai

Disebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Selesai

Tenaga kesehatan yang terdapat di berbagai unit kerja di Klinik Dahlia Desa

Sendang Rejo yaitu sebagai berikut.

- 1 orang Dokter Spesialis

- 1 orang Dokter Umum

- 5 orang Bidan

- 5 orang Perawat

4.2 Deskripsi Data

4.2.1 Karakteristik responden

Karakteristik responden adalah data yang mendeskripsikan atau

menggambarkan identitas responden. Responden yang terlibat dalam penelitian ini

adalah ibu bersalin kala I fase aktif di Klinik Dahlia desa Sendang Rejo

Kabupaten Langkat Tahun 2022 sebanyak 30 responden. Responden ini adalah

yang bersedia dan telah memenuhi syarat untuk diteliti. Adapun karakteristik

responden pada penelitian ini terdiri dari usia, paritas, pendidikan, dan pekerjaan.
38

Tabel 4.1
Distribusi Karakteristik Responden di Klinik Dahlia Desa Sendang Rejo
Kabupaten Langkat tahun 2022
N
Karakteristik n %
o
Usia
1 20-29 Tahun 9 30,0
2 30-39 Tahun 16 53,3
3 >=40 Tahun 5 16,7
Total 30 100
Paritas
1 Primipara 10 33,3
2 Multipara 20 66,7
Total 30 100
2 Pendidikan
Pendidikan Menengah (SMP,SMA) 24 80,0
Pendidikan Tinggi (D3,S1,S2) 6 20,0
Total 30 100
3 Pekerjaan
PNS 3 10,0
Pegawai swasta 5 16,7
Wirausaha 10 33,3
Ibu rumah tangga 12 40,0
Total 30 100

Berdasarkan tabel karakteristik responden diatas, karakteristik responden

berdasarkan usia didapatkan hasil mayoritas adalah usia 30-39 tahun yaitu 16

responden (53,3%). Karakteristik responden berdasarkan paritas didapatkan hasil

mayoritas adalah multipara yaitu 20 responden (66,7%). Karakteristik responden

berdasarkan pendidikan didapatkan hasil mayoritas adalah pendidikan menengah

(SMP,SMA) yaitu 24 responden (80,0%). Karakteristik responden berdasarkan

pekerjaan didapatkan hasil mayoritas adalah ibu rumah tangga yaitu 12 orang

(40,0%).

4.2.2 Analisis univariat

Analisis univariat digunakan untuk melakukan analisis terhadap distribusi

frekuensi dari variabel yang di teliti. Adapun analisis univariat pada penelitian ini
39

terdiri dari posttest intensitas nyeri pada kelompok yang tidak diberikan kompres

air hangat (kelompok kontrol/control) dan posttest intensitas nyeri pada kelompok

yang diberikan kompres air hangat (kelompok eksperimen/experiment).

Penurunan intensitas nyeri diukur menggunakan Numeric Rating Scale (NRS)

pada fase aktif persalinan kala I pada jam ke-4.

Tabel 4.2
Distribusi Intensitas Nyeri Responden di Klinik Dahlia Desa Sendang Rejo
Kabupaten Langkat tahun 2022
Control experiment
Intensitas Nyeri
n % n %
Nyeri ringan (1-3) 2 13,3 6 40,0
Nyeri sedang (4-6) 8 53,3 9 60,0
Nyeri berat (7-9) 5 33,4 0 0
Total 15 100 15 100

Berdasarkan distribusi frekuensi analisis univariat diatas, distribusi

frekuensi intensitas nyeri pengukuran posttest pada kelompok responden yang

tidak diberikan kompres air hangat (kelompok kontrol/control) didapatkan hasil

mayoritas adalah intensitas nyeri berat yaitu 8 responden (53,3%). Distribusi

frekuensi intensitas nyeri pengukuran posttest pada kelompok responden yang

diberikan kompres air hangat (kelompok eksperimen/experiment) didapatkan hasil

mayoritas adalah intensitas nyeri sedang yaitu 9 responden (60,0%).

4.2.3 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk melihat distribusi data apakah data hasil

pengukuran berdistribusi normal. P-value dibandingkan dengan α (0,05), jika p-

value > α (0,05) maka data berdistribusi normal dan homogen.

Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas dengan Shapiro-wilk
Media Keteranga
Pengukuran Mean P-value 95% Ci
n n
40

Control 3,27 4,00 0,187 2,21-4,32 Normal


Experiment 5,40 5,00 0,359 4,32-6,48 Normal

Dari tabel uji normalitas dengan Shapiro-wilk diatas diperoleh nilai p-value

untuk setiap hasil pengukuran penurunan intensitas nyeri kelompok kontrol

(control) dan kelompok eksperimen (experiment) masing-masing yaitu 0,187 dan

0,359. P-value > α (0,05) maka seluruh data hasil pengukuran penurunan

intensitas nyeri kelompok kontrol (control) dan kelompok eksperimen

(experiment) berdistribusi normal.

4.2.4 Analisis bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen. Pada penelitian ini, analisis bivariat

digunakan untuk menganalisis pengaruh pemberian kompres air hangat terhadap

penurunan intensitas nyeri pada ibu bersalin kala I fase aktif di Klinik Dahlia Desa

Sendang Rejo Kabupaten Langkat tahun 2022. Penelitian ini diuji dengan

Independent sample T-test.

Tabel 4.4 Hasil Uji dengan Independent sample T-test

Selisih
Pengukuran Mean±SD 95% Ci t p-value
Mean
Control 3,27±1,907
2,133 0,688-3,579 3,024 0,005
Eksperiment 5,40±1,957

Berdasarkan tabel analisis bivariat diatas, didapatkan hasil rata-rata

penurunan intensitas nyeri pada kelompok responden yang tidak diberikan

kompres air hangat (kelompok kontrol/control) adalah 3,27 sementara rata-rata

penurunan intensitas nyeri pada kelompok responden yang diberikan kompres air

hangat (kelompok eksperimen/experiment) adalah 5,40 cm. Selisih rata-rata

penurunan intensitas nyeri kelompok kontrol (control) dan eksperimen


41

(experiment) adalah 2,133. Dari hasil analisis dengan Independent sample T-test

diperoleh p-value (0,005) dan t-hitung (3,024).


BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Analisis Univariat

5.1.1 Penurunan Intensitas nyeri kolompok ibu bersalin kala I fase aktif
yang tidak diberikan kompres air hangat (kelompok kontrol/control) di
Klinik Dahlia Desa Sendang Rejo Kabupaten Langkat tahun 2022

Penurunan intensitas nyeri responden pada saat proses persalinan berbeda-

beda, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti keadaan umum ibu, kondisi

fisik dan psikologis ibu saat proses persalinan. Pengukuran penurunan skala nyeri

responden di lihat dari selisih intensitas nyeri responden sebelum (pretest) dan

sesudah (posttest) tanpa intervensi menggunakan skala Numeric Rating Scale

(NRS).

Hasil pengukuran intensitas nyeri pada kelompok responden yang tidak

diberikan kompres air hangat (kelompok kontrol/control) diperoleh rata-rata yaitu

5,40. Pengukuran intensitas nyeri responden kelompok kontrol pada pengukuran

posttest berada pada kategori intensitas nyeri sedang 8 responden (53,3%) nyeri

berat 5 responden (33,4%) dan nyeri ringan 2 responden (13,3%). Hasil ini

menunjukkan intensitas nyeri yang dialami oleh responden pada pengukuran

intensitas nyeri kelompok kontrol pada pengukuran posttest masih sangat tinggi,

dimana masih terdapat 5 responden yang mengalami intensitas nyeri berat. Dari 5

responden tersebut, 3 responden mendapatkan skor intensitas 8, dan 1 responden

mendapatkan skor intenstitas 7. Dari 8 responden yang mengalami intensitas nyeri

sedang, 2 responden mendapatkan skor intensitas 6, 4 responden mendapatkan

skor intensitas 5 dan 2 responden mendapatkan skor intensitas 4.

Hasil observasi yang dilakukan terhadap 5 responden yang mengalami

intensitas nyeri berat pada kelompok yang tidak diberikan kompres air hangat
43

(kelompok kontrol/control) menunjukkan mereka tidak dapat mengikuti perintah

yang diberikan, tidak dapat mendeskripsikan rasa nyeri yang dirasakan, serta tidak

dapat mengatasi nyeri dengan alih posisi, nafas panjang, dan distraksi. Sementara

observasi terhadap 8 responden yang mengalami intensitas nyeri sedang dapat

menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikan rasa nyeri yang dirasakan, dan

dapat mengikuti perintah dengan baik namun secara objektif responden tetap

merasakan efek nyeri seperti mengerang kesakitan dan mendesis.

Hasil pengukuran penurunan intensitas nyeri pada kelompok responden

yang tidak diberikan kompres air hangat (kelompok kontrol/control) diperoleh

rata-rata yaitu 3,27. Angka penurunan intensitas nyeri kelompok kontrol masih

tergolong rendah, hal ini dapat dilihat dari hasil pengukuran penurunan intensitas

nyeri tiap responden dimana hanya 1 responden yang mendapatkan penurunan

intensitas nyeri 6, 4 responden mendapatkan penurunan intensitas nyeri 5, 3

responden mendapatkan penurunan intensitas nyeri 4, 2 responden mendapatkan

penurunan intensitas nyeri 3, 2 responden mendapatkan penurunan intensitas nyeri

2, 1 responden mendapatkan penurunan intensitas nyeri 1, dan terdapat 2

responden yang tidak mengalami penurunan intensitas nyeri.

Penurunan intensitas nyeri yang dirasakan responden pada kelompok

kontrol yaitu responden yang yang tidak diberikan kompres air hangat

dipengaruhi oleh kondisi saat bersalin seperti kelelahan, rasa takut, rasa cemas,

trauma pada persalinan sebelumnya, dan kekurangan cairan dapat menghambat

penurunan nyeri. Reaksi responden terhadap rasa nyeri yang dihadapi juga dapat

menghambat penurunan nyeri, hal ini dipengaruhi oleh sikap dan keadaan mental

ibu, kebiasaan dan budaya, keletihan, kekhawatiran, dan ketakutan akan rasa nyeri
44

yang dialami selama persalinan kala I fase aktif. Saat merasakan kelelahan,

responden merasakan sakit atau nyeri karena ketegangan yang terjadi pada otot.

peningkatan spasme otot dapat mengakibatkan penurunan nyeri yang lambat.

5.1.2 Penurunan Intensitas nyeri kolompok ibu bersalin kala I fase aktif
yang diberikan kompres air hangat (kelompok eksperimen/experiment)
di Klinik Dahlia Desa Sendang Rejo Kabupaten Langkat tahun 2022

Pemberian kompres air hangat diberikan sebanyak 500 ml dengan suhu 42 0c

selama 20 menit. Kompres air hangat dilakukan dengan menggunakan kantung

karet di bungkus dengan handuk kemudian ditempelkan pada daerah punggung

bagian bawah, perut, dan pada daerah perineum. Setelah kompres air hangat,

intensitas nyeri responden diukur kembali dengan menggunakan metode yang

sama yaitu Numeric Rating Scale (NRS).

Hasil pengukuran intensitas nyeri pada kelompok responden yang diberikan

kompres air hangat (kelompok eksperimen/experiment) diperoleh rata-rata yaitu

3,27. Pengukuran intensitas nyeri responden kelompok eksperimen pada

pengukuran posttest berada pada kategori intensitas nyeri sedang 9 responden

(60,0%) dan nyeri ringan 6 responden (40,0%). Hasil ini menunjukkan intensitas

nyeri yang dialami oleh responden pada pengukuran intensitas nyeri kelompok

eksperimen pada pengukuran posttest rendah, dimana tidak ada lagi responden

yang mengalami nyeri berat. Dari 9 responden responden yang mengalami

intensitas nyeri sedang, 3 responden mendapatkan skor intensitas 6, dan 3

responden mendapatkan skor intenstitas 5 dan 3 responden mendapatkan skor

intensitas 4. Dari 6 responden yang mengalami intensitas nyeri ringan, 2

responden mendapatkan skor intensitas 3, 3 responden mendapatkan skor

intensitas 2 dan 1 responden mendapatkan skor intensitas 1.


45

Hasil observasi yang dilakukan terhadap 6 responden yang mengalami

intensitas nyeri ringan menunjukkan mereka sudah dapat mengikuti perintah yang

diberikan dan dapat berkomunikasi dengan baik. Sementara observasi terhadap 9

responden yang mengalami intensitas nyeri sedang, mereka sudah dapat

menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikan rasa nyeri yang dirasakan, dan

dapat mengikuti perintah tapi tetap merasakan efek nyeri seperti mengerang

kesakitan dan mendesis akibat dari ketegangan otot selama persalinan yang

dialami responden.

Hasil pengukuran penurunan intensitas nyeri pada responden yang diberikan

kompres air hangat (kelompok eksperimen/experiment) diperoleh rata-rata yaitu

5,40. Angka penurunan intensitas nyeri kelompok eksperimen tergolong tinggi,

hal ini dapat dilihat dari hasil pengukuran penurunan intensitas nyeri tiap

responden dimana hanya 3 responden yang mendapatkan penurunan intensitas

nyeri 8, 2 responden mendapatkan penurunan intensitas nyeri 7, 2 responden

mendapatkan penurunan intensitas nyeri 6, 3 responden mendapatkan penurunan

intensitas nyeri 5, 2 responden mendapatkan penurunan intensitas nyeri 4, 2

responden mendapatkan penurunan intensitas nyeri 3, dan 1 responden

mendapatkan penurunan intensitas nyeri 2.

5.2 Analisis Bivariat

5.2.1 Pengaruh pemberian kompres hangat terhadap penurunan nyeri pada


ibu bersalin kala I fase aktif di Klinik Dahlia Desa Sendang Rejo
Kabupaten Langkat Pada tahun 2022

Hasil analisis pada tabel 4.4 menunjukkan rata-rata penurunan intensitas

nyeri intensitas nyeri pada responden yang tidak diberikan kompres air hangat

(kelompok kontrol/control) adalah 3,27 dan rata-rata intensitas nyeri pada


46

responden yang diberikan kompres air hangat (kelompok eksperimen/experiment)

adalah 5,40. Hasil ini menunjukkan adanya perbedaan penurunan intensitas nyeri

ibu bersalin kala I fase aktif yang tidak diberikan kompres air hangat (kelompok

kontrol/control) dengan ibu bersalin kala I fase aktif yang diberikan kompres air

hangat (kelompok eksperimen/experiment) dimana penurunan intensitas nyeri

kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol dengan

selisih rata-rata penurunan intensitas nyeri sebesar 2,133.

Dari hasil analisis dengan uji Independent sample T-test diperoleh p-value

(0,005) dan t-hitung (2,133). dengan p-value (0,000) < α (0,05) dan t hitung

(2,133) > t tabel (2,048) maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan rata-rata

penurunan intensitas nyeri ibu bersalin kala I fase aktif yang tidak diberikan

kompres air hangat (kelompok kontrol/control) dengan ibu bersalin kala I fase

aktif yang diberikan kompres air hangat (kelompok eksperimen/experiment) yang

artinya ada pengaruh pemberian kompres hangat terhadap penurunan nyeri pada

ibu bersalin kala I fase aktif di Klinik Dahlia Desa Sendang Rejo Kabupaten

Langkat Pada tahun 2022.

Hasil wawancara mengenai efek pemberian kompres air hangat kepada

kelompok eksperimen, responden mengalami rasa nyaman setelah diberikan

kompres hangat. Kompres hangat yang diberikan pada punggung bagian bawah

ibu di area tempat kepala janin menekan tulang belakang kepala akan mengurangi

rasa nyeri, hangat akan meningkatkan sirkulasi ke area tersebut sehingga

memperbaiki anoksia jaringan yang disebabkan oleh tekanan. Kompres hangat ini

terbukti efektif dalam menurunkan nyeri persalinan dan membantu mengurangi

rasa sakit saat permulaan persalinan. Secara keseluruhan berdasarkan apa yang
47

telah peneliti observasi, semua responden rata-rata mengatakan bahwa nyeri

persalinan yang dirasakannya berkurang walaupun respon yang diberikannya

berbeda-beda.

Manurung et al., (2017) mengatakan bahwa teknik kompres hangat selama

proses persalinan dapat mempertahankan komponen sistem vaskuler dalam

keadaan vasodilatasi sehingga sirkulasi darah ke otot panggul menjadi

homeostatis serta dapat mengurangi kecemasan dan ketakutan serta beradapatasi

dengan nyeri selama proses persalinan. Terapi kompres hangat telah terbukti

meningkatkan kemampuan ibu untuk mentoleransi nyeri selama melahirkan

karena efek dari panas. Dengan mengompres di daerah pinggang bagian bawah

ibu dapat mengurangi nyeri persalinan.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Setianingsih

(2020), Hasil penelitian didapatkan sebelum diberikan intervensi kompres hangat

didapatkan rata-rata nyeri yang dialami pada ibu bersalin pada skala nyeri sedang

dan berat dan sesudah diberikan intervensi kompres hangat didapatkan rata-rata

nyeri pada ibu bersalin menjadi skala nyeri ringan dan sedang. Dari data tersebut

dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian kompres hangat pada nyeri

persalinan kala 1 fase aktif pada ibu primipara ataupun multipara. Hal ini

menunjukan terjadi penurunan intensitas nyeri.

Hasil penelitian juga didukung dengan penelitian Wulandari (2017) sebelum

dilakukan intervensi pemberian kompres hangat, 15 responden mengalami

intensitas nyeri berat dan setelah dilakukan intervensi pemberian kompres hangat

14 responden mengalami intensitas nyeri ringan. Setelah dianalisis menggunakan

uji Wilcoxon didapatkan hasil Z hitung 5,069 dan Z tabel adalah 1,69 dengan taraf
48

signifikansi 5% sehingga Z hitung < Z tabel dan diperoleh nilai p-value 0,000 <

0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima dengan demikian dikatakan ada pengaruh

pemberian kompres hangat terhadap intensitas nyeri pada ibu bersalin kala I fase

aktif di RB. Mardi Rahayu Semarang.

Kompres hangat sangat tepat untuk dijadikan intervensi non farmakologi

dalam pemberian asuhan maternitas nyeri persalinan kala 1 fase aktif vasodilatasi

perifer. Perubahan ukuran pembuluh darah diatur oleh pusat vasomotor pada

medulla oblongata dari tangkai otak, dibawah pengaruh hipotalamik bagian

anterior sehingga terjadi vasodilatasi. Panas akan merangsang serat saraf yang

menutup gerbang sehingga trasmisi impuls nyeri ke medulla spinalis dan ke otak

dihambat (Potter dan Perry, 2020).


BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada bulan Februari-Mei 2022

tentang pengaruh pemberian kompres hangat terhadap penurunan nyeri pada ibu

bersalin kala I fase aktif di Klinik Dahlia Desa Sendang Rejo Kabupaten Langkat

Pada tahun 2022 dengan jumlah responden 30 orang dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut :

1. Mayoritas intensitas nyeri kelompok responden yang tidak diberikan kompres

air hangat (kelompok kontrol/control) di Klinik Dahlia Desa Sendang Rejo

Kabupaten Langkat Pada tahun 2022 adalah nyeri sedang yaitu 8 responden

(53,4%) dengan rata-rata intensitas nyeri 5,60 dan rata-rata penurunan

intensitas nyeri 3,27.

2. Mayoritas intensitas nyeri kelompok responden yang diberikan kompres air

hangat (kelompok eksperimen/experiment) di Klinik Dahlia Desa Sendang

Rejo Kabupaten Langkat Pada tahun 2022 adalah nyeri sedang yaitu 9

responden (60,0%) dengan rata-rata intensitas nyeri 3,60 dan rata-rata

penurunan intensitas nyeri 5,40.

3. Ada pengaruh pemberian kompres hangat terhadap penurunan nyeri pada ibu

bersalin kala I fase aktif di Klinik Dahlia Desa Sendang Rejo Kabupaten

Langkat Pada tahun 2022 dengan p-value (0,005) < α (0,05) dan (2,133) > t

tabel (2,048).
50

6.2 Saran

6.2.1 Bagi Klinik Dahlia Desa

Dari hasi penelitian ini, diharapkan kepada petugas persalinan untuk

memanfaatkan terapi non-farmakologis seperti kompres air hangat untuk

menurunkan intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif dan mengurangi

penggunaan obat-obatan medis yang dapat mengakibatkan efek samping.

6.2.2 Bagi institusi kesehatan

Dari hasi penelitian ini, diharapkan kepada institusi kesehatan untuk

mengembangkan ilmu kebidanan mengenai kompres air hangat untuk

menurunkan intensitas nyeri persalinan.

6.2.3 Bagi peneliti selanjutnya

Dari hasi penelitian ini, diharapkan kepada peneliti selanjutnya supaya dapat

melakukan penelitian lebih lanjut terkait tentang pengaruh kompres air hangat

terhadap penurunan intensitas nyeri dengan sampel yang berbeda pada puskesmas,

klinik, rumah sakit maupun di tempat penelitian lain.


DAFTAR PUSTAKA

Andriani, R. (2016). Pengaruh Kompres Panas Terhadap Penurunan Nyeri Kala


I. Jakarta1.ac.id/file/dokumen/79jurnal_suryani.pdf.
Aprillia, Y. (2011). Gentle Birth Melahirkan Nyaman Tanpa Rasa Sakit. Jakarta:
Grasindo.
Hidayat, M. (2006). Keterampilan Dasar Praktek Klinik. Jakarta: salemba
Medika.
Ika, Y. (2014). Pengaruh Penggunaan Kompres Hangat Terhadap Pengurangan
Nyeri Pesalinan Kala I faseaktif di RB Ananda Jabon Mojoanyar.
Judha, M. (2012). Teori Pengukuran Nyeri dan Nyeri Persalinan. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Karwati. (2015). Asuhan Kebidanan V (Kebidanan Komunitas). Jakarta: Trans
Info Media.
Kemenkes, R.I. (2020). Infodatin Pusat Data dan Informasi Kementrian.
Manurung, S., Nuraeni, A., Lestari, T. R., Soleha, I., Suryati., Nurhaeni, H.,
Paulina, K., Rahmawaty, E. (2017). Pengaruh Teknik Pemberian Kompres
Hangat Terhadap Perubahan Skala Nyeri Persalinan Pada Klien
Primigravida. Jurnal Health Quality. Vol 4 No 1.
Mochtar, R. (2003). Sinopsis Obstetri, Obstetri Fisiologi dan Obstetri Patologi
Jilid 2. Jakarta: EGC.
Mutia, F. (2014). Pengaruh Kompres Panas dan Dingin Terhadap Penurunan
Nyeri Kala I Fase Aktif Persalinan Fisiologis Ibu Primipara.
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Potter, P. A., Perry, A.G. (2020). Foundamental Of Nursing. Edisi 7. Jakarta:
Salemba Medika.
Prawirohardjo, S. (2006). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
Setianingsih, W.S. (2020). Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Terhadap
Penurunan Intensitas Nyeri Persalinankala I Fase Aktif. Journal of Nursing
and Health (JNH). Vol 5 No 2.
Simkin, P. (2005). Buku saku persalinan. Jakarta: EGC.
Suryabrata, S. (2010). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Wulandari, P. (2017). Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Terhadap Intensitas
Nyeri Pada Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif di RB. Mardi Rahayu Semarang.
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Widya Husada Semarang.
Yanti. (2015). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta: Pustaka
Rhiama.
PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Responden yang terhormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama Mahasiswa : Karmila Larasati
Fakultas : Kebidanan
Program Studi : Kebidanan Program Sarjana Non Reguler

Dalam kesempatan ini, saya memohon kepada ibu untuk menjadi responden
mengenai “Pengaruh pemberian kompres air hangat terhadap penurunan
intensitas nyeri pada ibu bersalin kala I fase aktif di Klinik Dahlia Desa
Sendang Rejo Kabupaten Langkat tahun 2022”
Penelitian ini ditujukan untuk menyelesaikan pendidikan di Program Studi
Kebidanan perigram Sarjana Non Reguler. Dan juga untuk memberikan masukan
instansi terkait pemberian kompres air hangat terhadap intensitas nyeri persalinan
pada ibu bersalin kala 1 fase
Saya memohon kepada ibu selaku responden untuk menjawab sesuai dengan
kenyataan yang sebenarnya demi keberhasilan penelitian ini, jawaban anda akan
saya jaga kerahasiaannya dan hanya dipergunakan untuk kepentingan penelitian
ini.
Atas perhatian dan kerjasamanya saya mengucapkan terima kasih.

Langkat, Januari 2022


Responden Peneliti

(…………………………….) (Karmila Larasati)


PROSEDUR PEMBERIAN KOMPRES HANGAT

1. Persiapan Alat dan Bahan:

a. Kantung karet (buli- buli)

b. Handuk goodmorning

c. Air 500 ml, dengan suhu 42

d. Termometer air

2. Persiapan responden

Pada pembukaan 4 cm sampai dengan 9 cm, dan pada saat ibu mengalami

kontraksi. :

a. Membuka pakaian yang menutupi daerah pinggang.

b. Ibu berada pada posisi miring kekiri

3. Persiapan bidan

a. Mencuci tangan

b. Posisi bidan disebelah kanan ibu.

4. Cara kerja :

a. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.

b. Isi kantung karet (buli-buli) berisi air hangat sebanyak 500 ml dengan suhu

42 .

c. Tutup kantung karet (buli-buli) yang telah diisi air hangat kemudian

dikeringkan.

d. Bungkus kantung karet dengan handuk goodmorning.

e. Tempatkan kantung karet (buli-buli) tersebut pada daerah punggung bagian

bawah, perut, dan pada daerah perineum dengan posisi ibu miring kekiri.

Selama 20 menit.
f. Kemudian lakukan pengompresan kembali selama 20 menit setelah 1 jam

kemudian.

g. Mengkaji perubahan yang terjadi selama pengompresan pertama

h. Cuci tangan kembali.


KUESONER DAN LEMBAR OBSERVASI

Respon responden : Apakah bersedia? (tanyakan)


Bersedia Menolak Tidak Mampu Tidak Dapat Tidak
Ditemui Memenuhi
Syarat

Berikan tanda (√ ) pada kotak pilihan yang sesuai jawaban responden.

1. Nomor responden :

2. Nama :

3. Usia :

4. Paritas :

5. Pendidikan :

6. Pekerjaan :

Hasil Pemeriksaan Penurunan Intensitas Nyeri


Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
No
Waktu Intensitas Waktu Intensitas
Pemeriksaan Nyeri Pemeriksaan Nyeri

7
Hasil Pengukuran Nyeri
Pekerjaa
Kelompok No Usia Pendidikan Paritas
n Posstes Penuruna
Pretest
t n
1 1 1 3 1 8 0 8
2 2 1 3 1 9 6 3
3 1 2 3 1 9 0 9
4 3 1 3 1 10 3 7
5 2 1 4 1 9 5 4
6 3 1 2 1 8 2 6
7 2 2 3 2 10 5 5
Kontrol 8 1 1 4 1 8 5 3
9 1 2 4 2 8 4 4
10 2 1 2 1 10 2 8
11 1 1 3 1 9 4 5
12 2 1 4 2 9 1 8
13 2 2 3 1 8 3 5
14 1 1 4 1 10 5 5
15 2 1 3 2 9 4 6
1 2 1 4 1 8 3 5
2 3 1 3 1 8 2 6
3 2 1 4 2 9 8 1
4 2 1 2 1 10 6 4
5 2 1 1 2 10 8 2
6 2 1 4 1 9 5 4
7 1 1 1 1 10 5 5
Eksperime
8 2 1 4 2 8 6 2
n
9 2 2 3 1 10 7 3
10 1 1 4 1 9 4 5
11 2 1 2 2 10 8 2
12 1 2 1 1 9 5 4
13 3 1 3 1 10 7 3
14 2 1 3 2 10 4 6
15 3 1 2 2 9 3 6
1. Karakteristik Responden

Usia Responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
20-29 Tahun 9 30,0 30,0 30,0
30-39 Tahun 16 53,3 53,3 83,3
Valid
>=40 Tahun 5 16,7 16,7 100,0
Total 30 100,0 100,0

Pendidikan Responden
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Pendidikan
24 80,0 80,0 80,0
Menengah(SMP,SMA)
Valid Pendidikan
6 20,0 20,0 100,0
Tinggi(D3,S1,S2)
Total 30 100,0 100,0

Pekerjaan Responden
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
PNS 3 10,0 10,0 10,0
Pegawai Swasta 5 16,7 16,7 26,7
Ibu Rumah
Valid 12 40,0 40,0 66,7
Tangga
Wirausaha 10 33,3 33,3 100,0
Total 30 100,0 100,0

Paritas Responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Multipara 20 66,7 66,7 66,7
Valid Primipara 10 33,3 33,3 100,0
Total 30 100,0 100,0
2. Analisis Univariat

Kategori Intensitas Nyeri Kelompok Eksperimen


Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Nyeri Ringan (1-
6 40,0 40,0 40,0
3)
Valid Nyeri Sedang (4-
9 60,0 60,0 100,0
6)
Total 15 100,0 100,0

Kategori Intensitas Nyeri Kelompok Kontrol


Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Nyeri Ringan (1-
2 13,3 13,3 13,3
3)
Nyeri Sedang (4-
Valid 8 53,3 53,3 66,7
6)
Nyeri Berat (7-9) 5 33,3 33,3 100,0
Total 15 100,0 100,0

3. Uji Normalitas

Descriptives
Kelompok Pengukuran Statistic Std.
Error
Hasil Kelompok Mean 5,60 ,486
Pengukuran Kontrol Lower
4,56
Intensitas Nyeri 95% Confidence Bound
Jam ke-4 Fase Interval for Mean Upper
Aktif Persalinan 6,64
Bound
5% Trimmed Mean 5,56
Median 5,00
Variance 3,543
Std. Deviation 1,882
Minimum 3
Maximum 9
Range 6
Interquartile Range 3
Skewness ,303 ,580
Kurtosis -,975 1,121
Mean 3,60 ,412
Lower
2,72
95% Confidence Bound
Interval for Mean Upper
4,48
Bound
5% Trimmed Mean 3,61
Median 4,00
Kelompok Variance 2,543
Ekperimen
Std. Deviation 1,595
Minimum 1
Maximum 6
Range 5
Interquartile Range 3
Skewness ,034 ,580
Kurtosis -1,218 1,121
Penurunan Mean 3,27 ,492
Intensitas Nyeri Lower
2,21
95% Confidence Bound
Interval for Mean Upper
4,32
Bound
5% Trimmed Mean 3,30
Median 4,00
Kelompok Variance 3,638
Kontrol
Std. Deviation 1,907
Minimum 0
Maximum 6
Range 6
Interquartile Range 3
Skewness -,511 ,580
Kurtosis -,846 1,121
Kelompok Mean 5,40 ,505
Ekperimen 95% Confidence Lower
4,32
Interval for Mean Bound
Upper 6,48
Bound
5% Trimmed Mean 5,44
Median 5,00
Variance 3,829
Std. Deviation 1,957
Minimum 2
Maximum 8
Range 6
Interquartile Range 3
Skewness -,124 ,580
Kurtosis -1,084 1,121

Tests of Normality
Kelompok Kolmogorov- Shapiro-Wilk
Pengukuran Smirnov a

Statistic df Sig. Statistic df Sig.


Hasil Kelompok
,158 15 ,200* ,944 15 ,433
Pengukuran Kontrol
Intensitas Nyeri
Kelompok
Jam ke-4 Fase ,175 15 ,200* ,928 15 ,253
Ekperimen
Aktif Persalinan
Kelompok
,183 15 ,189 ,919 15 ,187
Penurunan Kontrol
Intensitas Nyeri Kelompok
,127 15 ,200* ,938 15 ,359
Ekperimen
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction

4. Analisis Bivariat

Group Statistics
Kelompok N Mean Std. Std. Error
Pengukuran Deviation Mean
Kelompok
15 3,27 1,907 ,492
Penurunan Kontrol
Intensitas Nyeri Kelompok
15 5,40 1,957 ,505
Ekperimen
Independent Samples Test
Levene' t-test for Equality of Means
s Test
for
Equality
of
Varianc
es
F Sig t df Sig. Mean Std. 95%
. (2- Differen Error Confidence
taile ce Differen Interval of
d) ce the
Difference
Low Upp
er er
Equal
varianc - -
,01 ,90
es 3,02 28 ,005 -2,133 ,706 3,57 -,688
5 3
Penurun assume 4 9
an d
Intensita Equal
s Nyeri varianc - -
27,98
es not 3,02 ,005 -2,133 ,706 3,57 -,688
2
assume 4 9
d

Anda mungkin juga menyukai