Anda di halaman 1dari 90

PENGARUH PEMBERIAN REBUSAN EDAMAME (KACANG KEDELAI)

TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU NIFAS DI PUSKESMAS


RANTAU LABAN KOTA TEBING TINGGI
TAHUN 2021

SKRIPSI

OLEH :

HANITA GURNING

NPM : 17.11.072

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


FAKULTAS KEPERAWATAN INSTITUT KESEHATAN
DELI HUSADA DELI TUA
TAHUN 2021
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Proposal : Pengaruh Pemberian Rebusan Edamame (Kacang


Kedelai) Terhadap Produksi Asi Pada ibu Nifas Di
Puskesmas Rantau Laban kota Tebing Tinggi Tahun 2021

Nama : Hanita Gurning

NPM : 17.11.072

Fakultas : Keperawatan

Program Studi : Ilmu Keperawatan Program Sarjana

Menyetujui
Dosen Pembimbing Skripsi

Bd. Peni Ariani,SST. M.Keb.


NPP: 19880426.201411.2.002

Mengetahui :
Dekan

Dra. Ns. Megawati Sinambela, S.Kep. M.Kes


NPP: 19621116.199304.2.002

Tanggal Seminar Proposal………….

ii
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI
PENGARUH PEMBERIAN REBUSAN EDAMAME (KACANG KEDELAI)
TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU NIFAS DI PUSKESMAS
RANTAU LABAN KOTA TEBING TINGGI
TAHUN 2021

Yang dipersiapkan dan diseminarkan oleh

HANITA GURNING
NPM. 17.11.072

Telah Diajukan Pada Ujian Sidang Program Studi Ilmu Keperawatan


Deli Husada Delitua

Penguji I

Bd. Peni Ariani,SST. M,Keb.


NPP: 19880426.201411.2.002

Penguji II Penguji III

Ns.Rentawati Purba, S.Kep, M.Kes


Ns.nurmala sari, SST., M.Kes
NPP. 19801130.200503.2.002 NPP. 19761226.200008.2.002

iii
RIWAYAT HIDUP
I. Identitas

Nama : Hanita Gurning

TempatTanggalLahir : Tebing Tinggi. 06. Oktober. 1999

Agama :Kristen Protestan

AnakKe : 1 Dari 2 Bersaudara

Nama Orang Tua

Ayah : Gordon Gurning

Ibu : Lilis Silaban

Alamat lengkap : Jl. SD. Inpres LK II Tanjung marulak Hilir


Kecamatan Rambutan Kota Tebing
Tinggi

II. RIWAYAT PENDIDIKAN

2017-2021 : Program Studi Ilmu Keperawatan Program


Sarjana Institut Kesehatan Deli Husada Deli
Tua

2014-2017 : Smk Swasta Kesehatan Ganda Husada Kota


Tebing Tinggi

2012- 2014 : SMP Negeri 3 Kota Tebing Tinggi

2006-2012 : SD Negeri 164524 Kota Tebing Tinggi

iv
PENGARUH PEMBERIAN REBUSAN EDAMAME
(KACANG KEDELAI) TERHADAP PRODUKSI
ASI PADA IBU NIFAS DI PUSKESMAS
RANTAU LABAN KOTA
TEBING TINGGI
TAHUN 2021

Hanita Gurning

Program Studi Ilmu Keperawatan Program Sarjana


Fakultas Keperawatan Institut Kesehatan DELI HUSADA
Deli Tua. Jl. Besar No. 77 Deli Tua
Kab. Deli Serdang 20355
Telp. (061) 7030083
Sumatera Utara - Indonesia

ABSTRAK
Pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif merupakan investasi terbaik bagi
kesehatan dan kecerdasan anak. Salah satu penyebab rendahnya pemberian ASI
eksklusif adalah asupan gizi yang rendah dan jumlah ASI yang diproduksi tidak
cukup untuk memenuhi permintaan bayi. Kedelai sayur,dikenal dengan sebutan
Edamame memiliki potensi untuk nutrisi ibu menyusui, karena mengandung
senyawa fitosterol yang berfungsi meningkatkan dan memperlancar produksi ASI
(efek lactagogum). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian
Edamame terhadap produksi ASI pada ibu nifas di Puskesmas Rantau Laban Kota
Tebing Tinggi. Metode penelitian menggunakan eksperimen dengan pendekatan
one group pretest posttest. Sampel penelitian adalah ibu nifas sebanyak 15
responden. Pengambilan sampling menggunakan teknik total sampling. pemberian
Edamame sebanyak 65 gram/hari selama 5 hari. Analisis secara bivariat
menggunakan uji statistik wilcoxon. Hasil penelitian didapatkan ᵖ value = 0,000
dimana lebih kecil dari 0,05 sehingga ada pengaruh pemberian Edamame terhadap
produksi ASI pada ibu nifas di Puskesmas Rantau Laban Kota Tebing Tinggi.
Saran kepada tugas kesehatan diharapkan dapat memberikan asupan nutrisi yang
tepat pada ibu nifas saat menyusui sehingga mampu menunjang keberhasilan
program pemerintah dalam upaya peningkatan cakupan pemberian ASI eksklusif.

Kata kunci : Edamame (kacang kedelai), Produksi ASI, Ibu Nifas

v
EFFECT OF GIVING THE STEW OF EDAMAME (Soybean) AGAINST
PRODUCTION OF BREAST MILK IN POSTPARTUM MOTHER
AT RANTAU LABAN HEALTH CENTER
TEBING TINGGI CITY
YEAR 2021

Hanita Gurning

Nursing Study Program, Faculty of Nursing and Midwifery, Deli Husada Deli Tua
Health Institute

Deli Tua. Jl. Besar No. 77 Deli Tua


Kab. Deli Serdang 20355
Telp. (061) 7030083
North Sumatra - Indonesia

ABSTRACT

Providing Exclusive breast milk ( ASI ) is the best investment for health and
intelligence of children. One of the causes of low exclusive breast feeding is low
nutritional intake and insufficient amount of breast milk produced to meet the
baby’s demand. Vegetable soybeans, known ad Edamame have the potential for
nutrition for breast feeding mothers, because they contain phytosterol compounds
that function to increase and accelerate milk production ( lactogogum effect ). The
purpose of this study was determine the effect of Edamame on milk production in
postpartum mothers at the Rantau Laban Health Center, Tebing Tinggi City. The
research method used was an experiment with a one group pretest posttest
approach. The reasearch sample was 15 postpartum mothers. Samplingusing is
total sampling technique. Giving Edamame as much as 65 grams/day for 5 days.
bivariate analysis using the wilcoxon statistical test, the result showed p value =
0.000 which is smaller than 0.05 so that there is an effect of giving Edamame on
breast milk production in postpartum mothers at the Rantau Laban Community
Health Center, Tebing Tinggi City. Suggestions for health assignment are
expected to provide proper nutrition to postpartum mothers while breast feeding
so that they can support the success of goverment programs in efforts to increase
the coverage of exclusive breast feeding.

Keywords : Edamame ( Soybean ), Breast Milk Production, Post Partum.

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah
memberi karunia, rahmat dan hidayahnya sehingga peneliti dapat menyelesaikan
skripsi penelitian yang berjudul “Pengaruh Pemberian Rebusan Edamame
(Kacang Kedelai) Terhadap Produksi ASI Pada Ibu Nifas Di Puskesmas Rantau
Laban Kota Tebing Tinggi Tahun 2021” Penelitian ini dibuat untuk melengkapi
tugas dan memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Institut
Kesehatan DELI HUSADA Delitua.

Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang terkait dalam penyelesaian skripsi peneliti ini yang telah banyak
memberikan arahan, bimbingan dan bantuan baik secara moril maupun material.
Dan dengan kerendahan hati peneliti mengucapkan terima kasih kepada
bapak/ibu:

1. Terulin S. Meliala, AMKeb, SKM, M.kes selaku ketua yayasan RSU


SEMBIRING Delitua.
2. Drs.Johannes sembiring, M.pd, M.kes selaku rector institute kesehatan
DELI HUSADA Delitua.
3. Ns.MegawatiSinambela, S.kep.,M.kes selaku dekan fakultas ilmu
keperawatan Institut kesehatan DELI HUSADA Delitua.
4. Ns. Meta Rosaulina, M.kep selaku ketua jurusan program studi ilmu
keperawatan Institut kesehatan DELI HUSADA Delitua.
5. Bd. Peny Ariani, SST, M.Keb selaku dosen pembimbing yang telah
banyak membimbing dan memberikan ilmu dan bantuan dalam
menyelesaikan Skripsi ini
6. Ns. zuliawati,M.Kep., selaku wali tingkat, tingkat IV program studi ilmu
keperawatan dan juga dosen pembimbing akademi saya, yang telah
membimbing saya dalam masa pendidikan.
7. Seluruh staf dosen pengajar di institut DELI HUSADA Delitua yang telah
menyalurkan ilmu pengetahuan kepada peneliti.

vii
8. Kepada Pihak Puskesmas Rantau Laban Kota Tebing Tinggi, dengan
tangan terbuka yang mengizinkan saya untuk melakukan penelitian ini di
tempat tersebut.
9. Kepada kak Selwi dan kak Dwi Putri Yanti yang telah rela meluangkan
waktunya untuk membantu peneliti dalam melakukan penelitian ini.
10. Ucapan terimakasih yang teristimewa yang takterhingga kepada kedua
orang tua saya, Ayahanda Tercinta Gordon Gurning , Dan Ibunda Tercinta
Lilis Br. Silaban yang telah berjuang dan bekerja keras untuk pendidikan
penulis yang tak pernah putus asa dalam mendidik, membimbing dan
mendukung baik secara moral maupun materi serta doa yang tidak
terhingga kepada penulis, beserta keluarga besar saya, tiada kata yang
dapat terucap semoga ayahanda dan ibunda beserta keluarga selalu dalam
lindungan Tuhan Yang Maha Esa.
11. Kepada saudara kandung peneliti Harfandi Gurning yang selalu memberi
dukungan dalam menyelesaikan Skripsi ini.
12. Kepada Sahabat peneliti Kevin Alexander Perangin-angin yang selalu
membantu peneliti dan selalu meluangkan waktunya kepada peneliti.
13. Kepada Sahabat Teristimewa kampus peneliti Psikocak Squad dan Upil
Semut yang selalu membantu peneliti dan selalu meluangkan waktunya
kepada peneliti.
14. Seluruh teman-teman seperjuangan Program studi ilmu keperawatan
angkatan ke XVI yang tak dapat diucapkan satu per satu yang telah banyak
menjadi teman suka dan duka dalam menyelesaikan proposal ini.
15. Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan proposal ini masih banyak
terdapat kekurangan, oleh karena itu peneliti sangat mengharapkan kritik
dan saran yang sangat membangun demi kesempurnaan dimasa yang akan
datang akhir kata peneliti mengucapkan terima kasih dan peneliti berharap
semoga proposal ini dapat bermanfaat nantinya bagi profesi keperawatan
khususnya dan masyarakat luas umumnya.

Deli Tua

Hanita Gurning
viii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI....................................................................iii
RIWAYAT HIDUP................................................................................................iv
ABSTRAK...............................................................................................................v

ix
KATA PENGANTAR............................................................................................vi
DAFTAR ISI...........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL...................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................13
1.1 Latar Belakang Masalah....................................................................13
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................18
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................18
1.3.1 Tujuan Umum...........................................................................18
1.3.2 Tujuan Khusus..........................................................................18
1.4 Manfaat Penelitian.........................................................................18
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................21
2.1 Air Susu Ibu (ASI).........................................................................21
2.1.2 Jenis-Jenis ASI..........................................................................21
2.1.3 Kandungan Nutrisi Dalam ASI.................................................23
2.1.4 Manfaat ASI..............................................................................25
2.1.5 Proses Laktasi...........................................................................27
2.1.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas ASI............28
2.2 Edamame ( Glycine max L.Merill )...............................................32
2.3 Masa Nifas.....................................................................................37
2.3.1 Tahapan Masa Nifas...................................................................37
2.3.2 Kebutuhan Dasar Ibu Nifas......................................................39
2.4 Kerangka Teori...............................................................................43
2.5 Kerangka Konsep...........................................................................44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..............................................................45
3.1 Desain Penelitian...............................................................................45
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian....................46
3.2.2 Waktu Penelitian.......................................................................46
3.3 Populasi dan Sampel......................................................................46
3.4 Variabel dan Definisi Operasional.................................................48
3.5 Aspek Pengukuran..........................................................................49
3.6 Metode Pengumpulan Data............................................................50
3.7 Instrumen Penelitian.......................................................................50
3.8 Pengolahan Data dan Analisa Data................................................51
3.9 Analisis Data..................................................................................51
3.9.1 Analisis Univariant...................................................................52
3.9.2 Analisis Bivariant.....................................................................52

x
BAB IV HASIL PENELITIAN.............................................................................53
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian............................................................53
4.1.1 Visi Puskesmas Rantau Laban Tebing Tinggi...........................53
4.1.2 Misi Puskesmas Rantau Laban Tebing Tinggi...........................53
4.1.3 Motto Puskesmas Rantau Laban Tebing Tinggi........................53
4.2. Subjek Penelitian............................................................................53
4.3. Hasil Penelitian...............................................................................53
4.3.1. Karakteristik Responden...........................................................54
4.3.2. Analisis Univariat.....................................................................56
4.3.3. Analisis Bivariat.......................................................................57
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................60
5.1. Pengaruh Pemberian Rebusan Edamame (Kacang Kedelai)
Terhadap Produksi ASI Pada Ibu Nifas Di Puskesmas Rantau
Laban Kota Tebing Tinggi Tahun 2021.........................................60
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................64
6.1. Kesimpulan.....................................................................................64
6.2. Saran...............................................................................................64
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................66
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................69

DAFTAR TABEL

xi
Tabel 2.1 Komposisi kolostrum dan ASI ( setiap 100 ml )....................................21
Tabel 2.2 Kandungan gizi dalam tiap 100 gram kacang kedelai...........................33
Tabel 2.3 Nutrisi Bagi Ibu Menyusui..................................................................39Y
Tabel 3.1 Definisi Operasional..............................................................................47
YTabel 4.1 Distribusi frekuensi berdasarkan umur, paritas, kondisi
payudara,respon bayi saat menyusu di Puskesmas Rantau Laban Kota Tebing
Tinggi Tahun 2021.....................................................................................................
Tabel 4.2 Nilai Rata-Rata Dan Nilai Min-Max Skor Hasil Penilaian Melalui
Survey Sebelum Dan Sesudah Diberikan Rebusan Edamame (kacang kedelai) di
Puskesmas Rantau Laban Kota Tebing Tinggi Tahun 2021..................................55
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kategori penilaian sebelum dan sesudah diberikan
rebusan edamame (kacang keledai) di Puskesmas Rantau Laban Kota Tebing
Tinggi Tahun 2021.................................................................................................55
Tabel 4.4 Nilai Normalitas Saphiro-wilk skor hasil penilaian sebelum dan
sesudah diberikan rebusan edamame (kacang kedelai) di Puskesmas Rantau Laban
Kota Tebing Tinggi Tahun 2021............................................................................56
Tabel 4. 5 Uji Wilcoxon 57

DAFTAR GAMBAR

xii
Gambar 2.1 Kerangka Teori...................................................................................42

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Air susu ibu (ASI) adalah cairan yang disekresikan oleh kelenjar payudara

ibu berupa makanan alamiah atau susu terbaik bernutrisi dan berenergi tinggi yang

diproduksi sejak masa kehamilan. World Health Organization (WHO) dan United

Nations International Children’s Emergency Fund (UNICEF) merekomendasikan

sebaiknya anak hanya diberi ASI selama paling sedikit 6 bulan dan pemberian

ASI dilanjutkan sampai anak berumur 2 tahun.(Safitri, 2018)

Menurut World Health Organization , ASI merupakan makanan bayi paling

sempurna, mudah dicerna, dan diserap karena mengandung enzim pencernaan,

selain itu ASI mengandung zat kekebalan karena terdapat vitamin C dan zat anti

peradangan. ASI adalah makanan alami pertama untuk bayi yang memberikan

semua vitamin, mineral dan nutrisi yang diperlukan oleh bayi untuk pertumbuhan

dalam 6 bulan pertama dan tidak ada makanan atau cairan lain yang diperlukan,

ASI memenuhi setengah atau lebih kebutuhan gizi anak pada tahun pertama

hingga tahun kedua kehidupan. (Kec & Morawa, 2019)

Rata-rata pemberian ASI eksklusif di dunia berkisar 38%, dimana target

WHO berkisar 50%, sehingga angka tersebut masih jauh dari target. Menurut

Kemenkes pada tahun 2015 menyatakan bahwa ada beberapa hal yang dapat

menghambat pemberian ASI eksklusif, yaitu kurangnya produksi ASI ( 25% ).

Cakupan data bayi di Sumatera Utara yang telah mendapatkan ASI eksklusif dari

tahun 2011 – 2015 menunjukkan adanya peningkatan sebesar 10% yang cukup

signifikan dan telah mencapai target nasional sebesar 40%, jika ditinjau dari data

14
15

Profil Kesehatan Sumatera Utara pada tahun 2016 menunjukkan adanya

penurunan drastis, yaitu kurang dari 10% sehingga tidak mencapai target nasiona.

Daerah dengan pencapaian tersebut adalah Tebing Tinggi ( 7,4% ) dan kota

Medan ( 6,7 % ). ( Jahriani,2019 )

Menurut WHO merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan.

Sebagian besar pertumbuhan dan perkembangan bayi juga ditentukan oleh

pemberian ASI secara eksklusif. Data Riset Kesehatan Dasar ( Rikesdas )

menunjukkan bahwa bayi yang mendapatkan ASI eksklusif di Indonesia hanya

30,2%. Padahal target yang ingin dicapai oleh Indonesia adalah 80%. (Kec &

Morawa, 2019)

Berdasarkan Data Riset Kesehatan Dasar ( Riskesdas ) pemberian ASI

eksklusif pada bayi usia 0-1 bulan 48,7% , pada usia 2-3 bulan menurun menjadi

42,2% dan semakin menurun seiring dengan meningkatnya usia bayi yaitu 36,6%

pada bayi usia 4-5 bulan dan 30,2% pada bayi usia 6 bulan. Pada tahun 2009

mencapai cakupan ASI eksklusif sebesar 34,3% dan menurun pada 2010 menjadi

33,6% sedangkan hasil riset kesehatan dasar tahun 2013 jauh lebih rendah lagi

yaitu 30,2%. (Kec & Morawa, 2019)

Pelaksanaan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pemberian MPASI

pada bayi usia 6 -24 bulan bertujuan untuk mencapai status gizi balita yang

baik.penilaian status gizi balita yang baik dilakukan diposyandu maupun fasilitas

kesehatan lainnya. Jika setiap bulan anak mengalami peningkatan berat badan dan

tinggi badan sesuai dengan standart grafik yang tercantum dalam buku kesehatan

Ibu dan Anak ( KIA ) dari kementrian kesehatan, maka dapat disimpulkan bahwa

anak tersebut memiliki status gizi yang baik. ( Diza, 2018 ).


16

Kedelai sayur (Glycine max L.Merill), dikenal dengan sebutan Edamame di

Jepang dan Mau Doudi China, merupakan salah satu jenis kacang-kacangan yang

termasuk dalam kategori tanaman sayuran (Green Soybean Vegetable), tanaman

ini merupakan salah satu sayuran penting di Jepang, Taiwan, China, dan Korea,

Edamame termasuk tanaman tropis dan dijadikan sebagai sayuran serta makanan

kesehatan. (Darmawan 2018)

Sayuran ini kaya kandungan Protein, Kalsium, Zat Besi, Vitamin A, B1, dan

C. Selain kandungan gizi tersebut, disebutkan pula kedelai sayur kaya kandungan

Kalium, Asam Askorbik, serta Vitamin E dengan persentase kandungan nutrisi

40% Protein, 20% Lemak (tanpa kolesterol), 33% Karbohidrat, 6% Serat, dan 5%

Abu (pada berat kering).(Arba Rizki 2019).

Tanaman edamame merupakan bahan makanan lokal yang memiliki potensi

untuk nutrisi ibu menyusui, karena mengandung senyawa fitosterol yang

berfungsi meningkatkan dan memperlancar produksi ASI (efek

lactagogum).Secara teoritis, senyawa senyawa yang mempunyai efek lactagogum

diantaranya adalah sterol.Sterol merupakan senyawa golongan steroid.(Arba Rizki

2019).

Selain itu, kandungan vitamin A yang tinggi dalam edamame 95 SI dapat

meningkatkan produksi ASI.Vitamin A perlu diberikan dan penting bagi ibu

selama dalam masa nifas.Vitamin A bagi ibu nifas dapat menaikkan volume ASI.

Kedelai diketahui mengandung isoflavon khususnya genistein dan daidzein yang

diketahui berperan dalam menginduksi hormon prolaktin sehingga meningkatkan

produksi ASI. (Safitri, 2018)


17

Menurut data dan informasi Profil Kesehatan Indonesia cakupan ASI

eksklusif tahun 2017 sebesar 46,7%. Secara nasional,cakupan bayi mendapat ASI

eksklusif sebesar 61,33%. Angka tersebut sudah melampaui target Renstra tahun

2017 yaitu 44%. Presentase tertinggi cakupan pemberian ASI eksklusif terdapat

pada Nusa Tenggara Barat 87,3%, sedangkan persentase terendah pada Papua

15,3%. ( Kemenkes RI 2018 ).

Menurut Menkes RI jakarta pemerintah Indonesia telah mengatur pemberian

ASI eksklusif selama 6 bulan pertama dalam berbagai peraturan diantara nya

keputusan menteri kesehatan No 450/MENKES/ SK/ IV/ 2004 tentang pemberian

Air Susu Ibu secara eksklusif, PP no.33 tahun 2012 tentang ASI eksklusif,

pemenkes RI no 15 tahun 2013 tentang cara tata cara penyediaan fasilitas

menyusui dan/ memerah Air Susu, serta UU RI no 15 tahun 2019 pasal 128, 129,

dan 200.( Kemenkes RI 2018).

Kedelai sayur atau edamame mempunyai potensi dalam menstimulasi

hormon oksitoksin dan prolaktin.Kandungan alkaloid, polifenol, steroid, flavonoid

dan substansi lainnya yang efektif dalam meningkatkan dan memperlancar

produksi ASI. (Safitri, 2018).

Isoflavon yang terkandung pada edamame merupakan asam amino yang

memiliki vitamin dan gizi dalam kacang kedelai yang membentuk

flavonoid.Flavonoid merupakan pigmen, seperti zat hijau daun yang biasanya

berbau. Zat hijau daun memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh.Secara

garis besar, manfaat dari isoflavon yang terkandung pada edamame adalah

meningkatkan metabolisme dalam tubuh.Isoflavon merupakan nutrisi yang

dibutuhkan oleh tubuh, mencegah sembelit, meningkatkan sistem kekebalan


18

tubuh, menguatkan tulang dan gigi, mengendalikan tekanan darah, mengendalikan

kadar kolesterol, mencegah resiko obesitas dan menghilangkan gejala penyakit

maag. (Safitri, 2018)

Isoflavon merupakan asam amino yang memiliki vitamin dan gizi yang

membentuk flavonoid. Isoflavon sendiri memiliki manfaat meningkatkan

metabolisme dalam tubuh, mencegah sembelit, meningkatkan system kekebalan

tubuh, menguatkan tulang dan gigi. Isoflavon atau hormone phytoestrogen

merupakan hormone estrogen yang diproduksi secara alami oleh tubuh dan bisa

membantu kelenjar susu ibu menyusui agar memproduksi ASI lebih banyak.

(Safitri, 2018)

Berdasarkan hasil survey awal yang dilakukan peneliti dengan melihat data

dari Puskesmas Rantau Laban Kota Tebing Tinggi selama 1 bulan terakhir

didapatkan bahwa jumlah ibu nifas yang sedang menyusui sebanyak 20.

Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan penelitian yang memenuhi sasaran ibu

yang menyusui 0-6 bulan sebanyak 15 ibu mengalami masalah produksi ASI

karena kurangnya pengetahuan ibu menyusui akan bagaimana caranya untuk

meningkatkan produksi ASI.

Dari uraian-uraian yang telah dijelaskan diatas, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang “Pengaruh Pemberian Rebusan Edamame Terhadap

Produktivitas ASI Pada Ibu Nifas di Puskesmas Rantau Laban Kota Tebing

Tinggi Tahun 2021.


19

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas masalah yang dapat dirumuskan adalah: “

Bagaimana Pengaruh Pemberian Rebusan Edamame Terhadap Produksi ASI

Pada Ibu Nifas Di Puskesmas Rantau Laban Kota Tebing Tinggi Tahun 2021? ”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui “Pengaruh Pemberian Rebusan Edamame Terhadap

Produksi ASI Pada Ibu Nifas Di Puskesmas Rantau Laban Kota Tebing Tinggi

Tahun 2021”

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui produksi ASI sebelum diberikan Rebusan Edamame di

Puskesmas Rantau Laban Kota Tebing Tinggi Tahun 2021.

b. Untuk mengetahui produksi ASI setelah diberikan Rebusan Edamame di

Puskesmas Rantau Laban Kota Tebing Tinggi Tahun 2021.

c. Untuk mengetahui pengaruh pemberian Rebusan Edamame di Puskesmas

Rantau Laban Kota Tebing Tinggi Tahun 2021.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Responden

Hasil penelitian ini diharapkan seorang ibu dapat mempersiapkan dirinya

dalam menghadapi proses kehamilan, persalinan, nifas serta menyusui. Sehingga

dapat melakukan antisipasi jika terjadi masalah-masalah selama dalam proses

tersebut terutama menjaga berat badan bagi ibu yang memiliki ASI tidak lancar.

Selain itu ibu dapat memompa dan menyusui agar ASI menjadi lebih lancar.
20

1.4.2 Bagi Puskesmas Rantau Laban Kota Tebing Tinggi

Diharapkan seluruh petugas dapat mendukung serta menjalankan program

yang terkait dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi dan bekerja sama dengan

kader untuk melakukan penyuluhan gizi terutama gizi pada ibu nifas, sehingga

diharapkan dapat meningkatkan pencapaian ASI eksklusif.

1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan

Hasil peneliti ini diharapkan dapat dijadikan referensi baru di perpustakaan

Institute Kesehatan Deli Husada Deli Tua dan bagi mahasiswa diharapkan dapat

menambah wawasan khususnya tentang Pengaruh Pemberian Edamame Terhadap

Produksi ASI Pada Ibu Nifas Di Puskesmas Rantau Laban Kota Tebing Tinggi

Tahun 2021.

1.4.4 Bagi Peneliti

Hasil peneliti ini diharapkan dapat menambah pengetahuan peneliti serta

menerapkan ilmu yang telah didapatkan selama menempuh studi khususnya

tentang meningkatkan produktivitas ASI pada ibu menyusui dan sebagai salah

satu syarat untuk penyelesaian Program Studi Ilmu Keperawatan Program

Sarjana.

1.4.5 Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan dapat dijadikan tambahan dan referensi, pengetahuan untuk

penelitian selanjutnya mengenai status gizi dengan kelancaran produksi ASI pada

ibu nifas. Penelitian selanjutnya dapat mencari lebih banyak sumbersumber

maupun referensi-referensi yang dapat dijadikan acuan dalam penelitian terkait


21

status gizi ibu dengan kelancaran produksi ASI pada ibu nifas, dan sebelum

mengambil data diharapkan peneliti selanjutnya memastikan alat sudah di tera

(standarisasi) sebelum digunakan


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air Susu Ibu (ASI)

2.1.1 Pengertian ASI

ASI adalah satu-satunya makanan dan minuman yang dibutuhkan oleh bayi

hingga ia berusia 6 bulan. ASI adalah makanan bernutrisi dan berenergi

tinggi,yang mudah untuk dicerna. ASI memiliki kandungan yang dapat membantu

penyerapan nutrisi. Pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI

saja, tanpa tambahan cairan lain seperti air putih,susu formula,air

teh,jeruk,madu,dan tanpa tambahan makanan padat seperti bubur susu,bubur

nasi,tim,biskuit,pepaya,dan pisang mulai lahir sampai usia enam bulan ( Nurjanah

dkk, 2013).

2.1.2 Jenis-Jenis ASI

Air Susu Ibu (ASI) selalu mengalami perubahan selama beberapa periode

tertentu. Perubahan ini sejalan dengan kebutuhan bayi (Anonim, 2015) :

1. Kolostrum

Kolostrum terbentuk selama periode terak hir kehamilan dan minggu

pertama setelah bayi lahir. Ia merupakan ASI yang keluar dari hari pertama

sampai hari ke-4 yang kaya zat anti infeksi dan berprotein tinggi. Kandungan

protein nya 3 kali lebih banyak dari ASI mature. Cairan emas ini encer dan

seringkali berwarna kuning atau dapat pula jernih yang mengandung sel hidup

yang menyerupai sel darah putih yang dapat membunuh kuman penyakit.

Kolostrum merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan mekonium

22
23

dari usus bayi yang baru lahir. Volumenya bervariasi antara 2 dan 10 ml per

feeding per hari selama 3 hari pertama, tergantung dari paritas ibu.

2. ASI Peralihan/Transisi

Merupakan ASI yang dibuat setelah kolostrum dan sebelum ASI Mature

( Kadang antara hari ke 4 dan 10 setelah melahirkan ). Kadar protein makin

merendah, sedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin tinggi. Volumenya

juga akan makin meningkat.

3. ASI Mature

ASI matang merupakan ASI yang keluar pada sekitar hari ke-14 dan

seterusnya, komposisi relative konstan. Pada ibu yang sehat dengan produksi

ASI cukup, ASI merupakan makanan satu-satunya yang paling baik dan cukup

untuk bayi sampai umur enam bulan, tidak menggumpal jika dipanaskan.

Tabel 2.1Komposisi kolostrum dan ASI ( setiap 100 ml )

No Zat-zat Gizi Satuan Kolostrum ASI

1 Energi Kkal 58.0 70


2 Protein G 2.3 0.9
3 Kasein Mg 140.0 mg 187.0
4 Laktosa G 5.3 7.3
5 Lemak G 2.9 4.2
6 Vitamin A Ug 151.0 75.0
7 Vitamin B1 Ug 1.9 14.0
8 Vitamin B2 Ug 30.0 40.0
9 Vitamin B12 Ug 0.05 0.1
10 Kalsium Mg 39.0 35.0
11 Zat besi Mg 70.0 100.0
24

12 Fosfor Mg 14.0 15.0

2.1.3 Kandungan Nutrisi Dalam ASI

ASI mengandung komponen makro dan mikro nutrisi. Yang termasuk

makronutrien adalah karbohidrat,protein dan lemak sedangkan mikronutrien

adalah vitamin dan mineral ( Baskoro, 2015).

1. Karbohidrat

Laktosa adalah karbohidrat utama dalam ASI dan berfungsi sebagai salah

satu sumber energi untuk otak. Kadar laktosa yang terdapat dalam ASI hampir

dua kali. Rasio jumlah alktosa dalam ASI dan PASI adalah 7 : 4 sehingga ASI

terasa lebih manis dibandingkan dengan PASI, hal ini menyebabkan bayi yang

sudah mengenal ASI dengan baik cenderung tidak mau minum PASI. Karnitin

mempunyai peran membantu proses pembentukan energi yang diperlukan untuk

mempertahankan metabolisme tubuh. Konsentrasi karnitin bayi yang mendapat

ASI lebih tinggi dibandingkan bayi yang mendapat susu formula.

Hidrat arang dalam ASI merupakan nutrisi yang penting untuk

pertumbuhan sel syaraf otak dan pemberi energi untuk kerja sel-sel syaraf. Selain

itu karbohidrat memudahkan penyerapan kalsium mempertahankan faktor bifidus

didalam usus ( faktor yang menghambat peertumbuhan bakteri yang berbahaya

dan menjadikan tempat yang baik bagi bakteri yang menguntungkan ) dan

mempercepat pengeluaran kolostrum sebagai antibodi bayi.

2. Protein

Protein dalam ASI lebih rendah dibandingkan dengan PASI. Namun

demikian protein ASI sangat cocok karena unsur protein didalam nya hampir
25

seluruhnya terserap oleh sistem pencernaan bayi yaitu protein unsur whey.

Perbandingan protein unsur whey dan casein dalam ASI adalah 65 : 35,

sedangkan dalam PASI 20 : 80. Artinya protein pada PASI hanya sepertiganya

protein ASI yang dapat diserap oleh sistem pencernaan bayi dan harus membuang

dua kali lebih banyak protein yang sukar diabsorpsi.

3. Lemak

Kadar lemak dalam ASI pada mulanya rendah kemudian meningkat

jumlahnya. Lemak dalam ASI berubah kadarnya setiap kali di isap oleh bayi dan

hal ini terjadi secara otomatis. Komposisi lemak pada lima menit pertama isapan

akan berbeda dengan hari kedua dan akan terus berubah menurut perkembangan

bayi dan kebutuhan energi yang diperlukan. Jenis lemak yang ada dalam ASI

mengandung lemak rantai panjang yang dibutuhkan oleh sel jaringan otak dan

sangat mudah dicerna Karena mengandung enzim lipase.Lemak dalam bentuk

omega 3, omega 6, dan DHA yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan sel-sel

jaringan otak. Susu formula tidak mengandung enzim, karena enzim akan mudah

rusak bila dipanaskan. Dengan tidak adanya enzim,bayi akan sulit menyerap

lemak PASI sehingga menyebabkan bayi lebih mudah terkena diare. Jumlah asam

linoleat dalam ASI sangat tinggi dan perbandingannya dengan PASI yaitu 6 : 1.

Asam linoleat adalah jenis asam lemak yang tidak dapat dibuat oleh tubuh yang

berfungsi untuk memacu perkembangan sel syaraf otak bayi.

4. Mineral

ASI mengandung mineral yang lengkap walaupun kadarnya relative

rendah, tetapi bisa mencukupi kebutuhan bayi sampai berumur 6 bulan. Zat besi

dan kalsium dalam ASI merupakan mineral yang stabil dan mudah diserap dan
26

jumlahnya tidak dipengaruhi oleh diet ibu. Dalam PASI kandungan mineral

jumlahnya tinggi tetapi sebagian besar tidak dapat diserap, hal ini akan

memperberat kerja usus bayi serta mengganggu keseimbangan dalam usus dan

meningkatkan pertumbuhan bakteri yang merugikan sehingga mengakibatkan

kontraksi usus bayi tidak normal. Bayi akan kembung, gelisah Karena obstipasi

atau gangguan metabolisme.

5. Vitamin

ASI mengandung vitamin yang lengkap yang dapat mencukupi kebutuhan

bayi sampai 6 bulan kecuali vitamin K, karena bayi baru lahir susunya belum

mampu membentuk vitamin K. Kandungan vitamin yang ada dalam ASI antara

lain vitamin A, vitamin B dan vitamin C.

2.1.4 Manfaat ASI

1. Manfaat ASI Bagi Bayi

Banyak manfaat pemberian ASI khususnya ASI eksklusif yang dapat

dirasakan yaitu :

a. ASI sebagai nutrisi,

b. ASI meningkatkan daya tahan tubuh,

c. Menurunkan resiko mortalitas, resiko penyakit akut dan kronis,

d. Meningkatkan kecerdasan,

e. Menyusui meningkatkan jalinan kasih sayang,

f. Sebagai makanan tunggal untuk memenuhi semua kebutuhan

pertumbuhan bayi sampai usia selama enam bulan,

g. Mengandung asam lemak yang diperlukan untuk pertumbuhan otak

sehingga bayi yang diberi ASI Eksklusif lebih pandai,


27

h. Mengurangi resiko terkena penyakit kencing manis,kanker pada anak dan

mengurangi kemungkinan menderita penyakit jantung,

i. Menunjang perkembangan motorik ( WHO, 2013; Roesli ( 2015) dalam

Haniarti, 2014 ).

2. Manfaat ASI Bagi Ibu

a. Pemberian ASI memberikan 98% metode kontrasepsi yang efisien

selama 6 bulan pertama sesudah kelahiran bila diberikan hanya ASI saja (

eksklusif ) dan belum terjadi menstruasi kembali,

b. Menurunkan resiko kanker payudara dan ovarium,

c. Membantu ibu menurunkan berat badan setelah melahirkan,

d. Menurunkan resiko DM Tipe 2,

e. Pemberian ASI sangat ekonomis,

f. Mengurangi terjadinya perdarahan bila langsung menyusui setelah

melahirkan,

g. Mengurangi beban kerja ibu karena ASI tersedia dimana saja dan kapan

saja,

h. Meningkatkan hubungan batin antara ibu dan bayi ( WHO, 2013; Aprilia,

2014 ).

3. Manfaat ASI Bagi Keluarga

Adapun manfaat ASI bagi keluarga :

a. Tidak perlu uang untuk membeli susu formula, kayu bakar atau minyak

untuk merebus air, susu atau peralatan


28

b. Bayi sehat berarti keluarga mengeluarkan biaya lebih sedikit ( hemat )

dalam perawatan kesehatan dan berkurangnya kekhawatiran bayi akan

sakit

c. Penjarangan kelahiran Karena efek kontrasepsi dari ASI eksklusif

d. Menghemat waktu keluarga bila bayi lebih sehat

e. Pemberian ASI pada bayi ( meneteki ) berarti hemat tenaga bagi keluarga

sebab ASI selalu siap tersedia ( Aprilia, 2015).

2.1.5 Proses Laktasi

Selama kehamilan, hormon prolaktin dari plasenta meningkat tetapi ASI

biasanya belum keluar karena masih dihambat oleh kadar estrogen yang tinggi.

Pada hari kedua atau ketiga pasca persalinan, kadar estrogen dan progesteron

turun drastis sehingga pengaruh prolaktin lebih dominan dan pada saat inilah

mulai terjadi sekresi ASI. Dengan menyusun lebih dini terjadi perangsang puting

susu, terbentuklah prolaktin oleh hipofisis, sehingga sekresi ASI semakin lancar.

Dua refleks pada ibu yang sangat penting dalam proses laktasi, refleks prolaktin

dan refleks aliran timbul akibat perangsangan puting susu oleh hisapan bayi.

1) Refleks Prolaktin

Sewaktu bayi menyusui, ujung syaraf peraba yang terdapat pada puting

susu terangsang. Rangsangan tersebut oleh serabut afferent dibawa ke

hipotalamus didasar otak, lalu memacu hipofise anterior untuk mengeluarkan

hormon prolaktin kedalam darah. Melalui sirkulasi prolaktin memacu sel kelenjar

( alveoli ) untuk memproduksi air susu. Jumlah prolaktin yang disekresi dan
29

jumlah susu yang diproduksi berkaitan dengan stimulus isapan, yaitu frekuensi,

intensitas dan lamanya bayi menghisap.

2) Refleks Aliran( Let Down Refleks )

Rangsangan yang ditimbulkan oleh bayi saat menyusu selain

mempengaruhi hipofise anterior mengeluarkan hormon prolaktin juga

mempengaruhi hipofise posterior mengeluarkan hormon oksitosin. Dimana

setelah oksitosin dilepas kedalam darah akan mengacu otot-otot polos yang

mengelilingi alveoli dan duktulus berkontraksi sehingga memeras air susu dari

alveoli, duktulus dan sinus menuju puting susu. Refleks Let-Down dapat dirasakan

sebagai sensasi kesemutan atau dapat juga ibu merasakan sensasi apapun. Tanda-

tanda lain dari let-down adalah tetesan pada payudara lain yang sedang dihisap

oleh bayi. Refleks ini dipengaruhi oleh kejiwaan ibu.

2.1.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas ASI

Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI ialah :

1. Makanan Ibu

Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh makanan yang dimakan oleh ibu,

apabila makanan ibu secara teratur dan cukup mengandung gizi yang diperlukan

akan mempengaruhi produksi ASI, karena kelenjar pembuat ASI tidak dapat

bekerja dengan sempurna tanpa makanan yang cukup. Untuk membentuk

produksi ASI yang baik, makanan ibu harus memenuhi jumlah kalori, protein,

lemak dan vitamin serta mineral yang cukup selain itu ibu dianjurkan minum lebih

banyak, kurang lebih 8-12 gelas/hari.

2. Ketenangan Jiwa dan Pikiran


30

Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan ibu yang selalu dalam

keadaan tertekan, sedih, kurang percaya diri dan ketegangan emosional akan

menurunkan volume ASI bahkan tidak akan terjadi produksi ASI. Untuk

memproduksi ASI yang baik harus dalam keadaan tenang. Produksi ASI sangat

dipengaruhi oleh faktor kejiwaan, misalnya kegelisahan, kurang percaya diri, rasa

tertekan dan berbagai bentuk ketenangan emosional. Semuanya itu bisa membuat

ibu tidak berhasil menyusui. Jika ibu mengalami gangguan emosi, maka kondisi

itu bisa mengganggu proses let down refleks yang berakibat ASI tidak

keluar,sehingga bayi tidak mendapatkan ASI dalam jumlah yang cukup, dan ia

pun akan terus-menerus menangis. Tangisan bayi membuat ibu menjadi gelisah

dan mengganggu proses let down refleks. Semakin tertekan perasaan ibu karena

tangisan bayi,semakin sedikit air susu yang dikeluarkan.

3. Pil Kontrsepsi

Penggunaan pil kontrasepsi kombinasi estrogen dan progestin berkaitan

dengan penurunan volume dan durasi ASI. Sedangkan pil yang hanya

mengandung progestin tidak ada dampak terhadap volume ASI. Berdasarkan hal

ini maka WHO merekomendasikan pil progestin bagi ibu menyusui yang

menggunakan pil kontrasepsi.

4. Konsumsi Rokok

Konsumsi rokok dapat mengganggu kerja hormon prolaktin dan oksitosin

dalam memproduksi ASI. Rokok akan menstimulus pelepasan adrenalin dan

adrenalin akan menghambat pelepasan oksitosin, sehingga volume ASI yang

dihasilkan akan berkurang. Peneliti menunjukkan bahwa pada ibu yang merokok
31

lebih dari 15 batang/hari mempunyai prolaktin 30 – 50% lebih rendah pada hari

pertama dan hari ke-21 setelah melahirkan,dibandingkan dengan yang tidak

merokok.

5. Konsumsi Alkohol

Konsumsi alkohol dalam dosis rendah dapat membuat ibu merasa lebih rileks

sehingga membantu proses pengeluaran ASI, tetapi etanol dalam alkohol tersebut

juga dapat menghambat produksi oksitosin.

6. Perawatan Payudara

Dengan merangsang payudara akan mempengaruhi hipopise untuk

mengeluarkan hormon progesteron dan estrogen lebih banyak lagi dan hormon

oksitosin.

7. Frekuensi Penyusun

Semakin sering bayi menyusu pada payudara ibu, maka produksi dan

pengeluaran ASI akan semakin banyak. Akan tetapi, frekuensi penyusuan pada

bayi prematur dan cukup bulan berbeda. Studi mengatakan bahwa produksi ASI

bayi prematur akan optimal dengan pemompaan ASI lebih dari 5 kali/hari selama

bulan pertama setelah melahirkan. Pemompaan dilakukan karena bayi prematur

belum dapat menyusu. Sedangkan pada bayi cukup bulan frekuensi penyusuan 10

kali kurang lebih 3 hari pertama selama 2 minggu pertama setelah melahirkan

berhubungan dengan produksi ASI yang cukup. Sehingga direkomendasikan

penyusuan paling sedikit 8 kali perhari pada periode awal setelah melahirkan.
32

Frekuensi menyusui ini berkaitan dengan kemauan stimulasi hormon dalam

kelenjar payudara.

8. Berat Lahir

Beberapa penelitian menyebutkan adanya hubungan antara berat badan lahir

dengan volume ASI, yaitu berkaitan dengan kekuatan menghisap, frekuensi dan

lamanya penyusuan. Bayi berat lahir rendah ( BBLR ) mempunyai kemampuan

menghisap ASI lebih rendah dibandingkan dengan bayi berat lahir normal.

Kemampuan menghisap ASI yang rendah ini termasuk didalam nya frekuensi dan

lama penyusuan yang lebih rendah yang akan mempengaruhi stimulasi hormon

prolaktin dan oksitosin dalam memproduksi ASI.

8. Umur Kehamilan saat Melahirkan

Usia kehamilan saat melahirkan akan mempengaruhi terhadap asupan ASI si

bayi. Bila umur kehamilan kurang dari 37 minggu ( bayi lahir prematur ), maka

bayi dalam kondisi sangat lemah dan tidak mampu menghisap secara efektif

sehingga produksi ASI lebih rendah dari pada bayi yang normal atau tidak

prematur. Lemahnya kemampuan menghisap pada bayi prematur ini dapat

disebabkan oleh karena berat badan nya yang rendah dan belum sempurna nya

fungsi organ tubuh bayi tersebut.

9. Usia dan Paritas

Usia dan paritas tidak berhubungan dengan produksi ASI. Pada ibu menyusui

yang masih berusia remaja dengan gizi baik, intake ASI mencukupi. Sementara

itu, pada ibu yang melahirkan lebih dari satu kali, produksi ASI pada hari ke
33

empat post partum juah lebih tinggi dibandingkan pada ibu yang baru melahirkan

pertama kalinya.

10. Dukungan suami maupun keluarga lain dalam rumah akan sangat membantu

berhasilnya seorang ibu untuk meyusui. Perasaan ibu yang bahagia, senang,

perasaan menyayangi bayi, memeluk, mencium dan mendengar bayi nya

menangis akan meningkatkan pengeluaran ASI.

2.1.7 Alat Ukur Produksi ASI

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

lembar observasi dan lembar kuesioner dengan pengukuran skor 0-5

dikategorikan ASI tidak lancar dan 6-10 dikategorikan ASI lancar.

2.2 Edamame ( Glycine max L.Merill )

Kedelai sayur/kacang kedelai ( Glycine max L.Merill ), dikenal dengan

sebutan edamame dijepang dan Mau Doudi China, merupakan salah satu jenis

kacang-kacangan yang termasuk dalam kategori tanaman sayuran ( green soybean

vegetable ). Tanaman ini merupakan salah satu sayuran penting dijepang, taiwan,

china, dan korea. Edamame termasuk tanaman tropis dan dijadikan sebagai

sayuran serta makanan kesehatan. Sayuran ini kaya kandungan protein, kalsium,

zat besi, vitamin A, B1, dan C. Selain kandungan gizi tersebut, disebutkan pula

kedelai sayur kaya kandungan kalium, assam askorbik, serta vitamin E dengan

persentase kandungan nutrisi 40% protein, 20% lemak ( tanpa kolesterol ), 33%

karbohidrat, 6% serat, dan 5% abu ( pada berat kering ). Tanaman edamame

merupakan bahan makanan lokal yang memiliki potensi untuk nutrisi ibu

menyususi, karena mengandung senyawa fitosterol yang berfungsi meningkatkan


34

dan memperlancar produksi ASI ( efek lactagogum ). Secara teoritis, senyawa-

senyawa yang mempunyai efek lactagogum diantaranya adalah sterol. Sterol

merupakan senyawa golongan steroid ( sciarappa, 2004 ).

Selain itu, kandungan vitamin A yang tinggi dalam edamame 95 SI dapat

meningkatkan produksi ASI. Vitamin A perlu diberikan dan penting bagi ibu

selama dalam masa nifas. Vitamin A bagi ibu nifas dapat menaikkan volume ASI

( Cahyanto, 2013 ). Kedelai diketahui mengandung isoflavon khususnya genistein

dan daidzein yang diketahui berperan dalam menginduksi hormon prolaktin

sehingga meningkatkan produksi ASI ( Pramitasari, et al, 2017 ).

1. KlasifikasiKedelai

Kingdom : Plantae ( Tumbuhan )

Subkingdom : Tracheobionta

Super Devisi : Spermatophyta ( Menghasilkan biji )

Divisi : Magnoliophyta ( Tumbuhan berbunga )

Kelas : Magnoliopsida ( Berkeping dua / dikotil )

Sub kelas : Rosidae

Ordo : Fabales

Famili : Fabaceae ( Suku polong-polongan )

Genus : Glycine

Spesies : Glycine max ( L. ) Merr.

Sehingga nama binominal kedelai adalah Glycine max ( L ) Merr ( Herawati,

2019 ).
35

2. KandunganKacangKedelai

Tabel 2.2 Kandungan gizi dalam tiap 100 gram kacang kedelai.
Sumber : Nani Herawaty, 2019.

Komposisi Gizi Kandunngan Gizi

Kalori ( kal ) 331,00

Protein ( gr ) 34,90

Lemak ( gr ) 18,10

Karbohidrat ( gr ) 34,80

Isoflavon ( mg/L) 9,56

Flavonoid ( mg/g) 4,00

Kalsium ( gr ) 227,00

Fosfor ( gr ) 565,00

Natrium ( mg ) 2

Zat besi ( mg ) 8,00

Vitamin A ( S.I ) 110,00

Vitamin B1 ( mg ) 1,07

Vitamin B2 ( mg ) 1,04

Riboflavin ( mg ) 0,175

Asam pantotenat (mg) 0,147

Isoleusin ( mg ) 47,3

Leusin ( mg ) 77,4

Sistin ( mg ) 86

Tirosin ( mg ) 32,3

Treonin ( mg ) 41,5

Tryptophan ( mg ) 11,5

Valin ( mg ) 47,6

Asam lemak jenuh 40-48


36

(mg)

Asam lemah tak jenuh 52-60


( mg )

Air ( gr ) 10,00

Kolesterol ( mg ) 0-9

3. ManfaatKedelai

Dilihat dari harganya, kedelai merupakan bahan pangan yang murah dan

bergizi. Dengan mengkonsumsi tiap hari dapat membantu mencegah berbagai

macam penyakit. Beberapa manfaat yang bisa dipetik dari kedelai adalah sebagai

berikut :

a. Zat Pembangunan

Kedelai banyak mengandung protein yang berfungsi sebagai pembangun

tubuh. Selain untuk perkembangan sel-sel otak pada anak-anak, protein kedelai

juga menyehatkan tubuh, meningkatkan stamina, dan produksi sel tubuh yang

baik.

b. Mengurangi Gejala Menopause

Kandungan kedelai berupa fitoestrogen dan isoflavin dapat membantu

memberikan rasa nyaman saat gejala menopause datang. Menopause terjadi

karena kadar estrogen tubuh berkurang, sehingga menyebabkan kulit kering,

emosi tak stabil, dan depresi. Maka dengan memperbanyak konsumsi protein

kedelai membantu kebutuhan untuk bertahan dari efek gejala menopause.

c. Mencegah Osteoporosis
37

Peptida hasil kedelai dicerna dalam tubuh ternyata mengandung banyak

kalsium. Dan dengan bantuan produksi kalsium dari kedelai dapat membantu kita

mencegah osteoporosis. Kedelai dapat membantu anak-anak menambah asupan

kalsium selain dari susu berkalsium

d. Mencegah Atherosclerosis

Karbohidrat berupa serat kasar yang terdiri dari zat-zat pembakar lemak dalam

tubuh, usus, atau pembuluh darah. Karbohidrat jenis ini yang terkandung dalam

kedelai yang bisa mencegah Atherosclerosis.

e. Anti Aging

Kandungan isoflavin dalam kedelai ternyata bersifat anti aging. Senyawa ini

akan larut dalam air. Isoflavin sangat baik untuk membantu menangkal radikal

bebas penyebab penuaan dini.

f. Mencegah Kanker

Isoflavin adalah kandungan ajaib dalam kedelai yang mampu mencegah

penyakit seperti : kanker payudara, usus besar, kanker prostat, paru-paru, kanker

perut ataupun rahim.

4. Alat Ukur Pemberian Rebusan Edamame

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah SOP dimana

dilampirkan cara mengolah edamame sampai dikonsumsi oleh ibu nifas dengan

direbus selama 30 menit sebanyak 65 gr di air sebanyak 500-600 ml dilakukan

setiap pagi pukul 07.00 WIB selama 5 hari penelitian.


38

2.3 Masa Nifas

Masa nifas ( puerperium ) adalah masa dimulai setelah kelahiran plasenta

dan berakhir ketika alat kandung kembali seperti semula sebelum hamil,yang

berlangsung selama 6 minggu atau ±40 hari ( Fitri, 2017 ). Waktu mulai tertentu

setelah melahirkan seorang anak,dalam bahasa latin disebut puerperium. secara

etimologi, puer berarti bayi dan parous adalah melahirkan ( Dewi dan Sunarsih,

2011 ). Jadi puerperium adalah masa setelah melahirkan bayi dan biasa disebut

juga dengan masa pulih kembali, dengan maksud keadaan pulihnya alat

reproduksi seperti sebelum hamil. Dikutip dari Kementrian Kesehatan Republik

Indonesia, asuhan masa nifas adalah proses pengambilan keputusan dan tindakan

yang dilakukan bidan pada masa nifas sesuai dengan wewenang dan ruang

lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan.

2.3.1 Tahapan Masa Nifas

1. Tahapan Nifas

a. Puerperium dini, yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri

dan berjalan-jalan.

b. Puerperium intermedial, yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia

yang lama nya 6-8 minggu.

c. Remote puerperium,yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih kembali

dan sehat sempurna baik selama hamil atau sempurna berminggu-

minggu, berbulan-bulan atau tahunan.

2. Keadaan-keadaan yang dirasakan ibu bersalin


39

a. rasa kram atau kejang dibagian bawah perut akibat kontraksi atau

penciutan rahim ( Involusi ).

Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera setelah

bayi lahir, diduga terjadi sebagai respon terhadap penurunan volume

intrauterine yang sangat besar. Kontraksi rahim ini penting untuk

mengembalikan rahim ke ukuran semula, seperti sebelum hamil dan

juga untuk menjepit pembuluh darah yang terbuka diarea tempat

plasenta lepas. Jika kontraksi rahim lemah ( kurang ), pembuluh darah

tersebut akan tetap terbuka sehingga terjadi perdarahan berlebihan.

Luka bekas perlekatan plasenta memerlukan waktu 8 minggu untuk

sembuh total.

b. Payudara membesar karena terjadi pembentukan ASI

Payudara akan semakin keras dan nyeri apabila tidak dihisap bayi. Fase

itu adalah saat-saat bagi bidan untuk mendorong ibu bersalin untuk

belajar menyusui bayinya dengan benar karena pada umumnya ibu yang

baru pertama kali mengalami masa persalinan masih belum tahu

bagaimana caranya menyusui dengan benar sehingga akan

menyebabkan beberapa masalah yang berhubungan dengan payudara.

Ibu juga terkadang akan mengeluh putingnya terasa perih saat awal-

awal mulai menyusui. Hal tersebut disebabkan karena ibu belum

terbiasa menyusui bayi. Padahal menyusui bayi akan membuat puting

lunak, sehingga nantinya akan menjadi suatu bentuk kenyamanan bagi

ibu ketika menyusui.


40

c. Kesulitan buang air kecil ( BAK ) dan buang air besar ( BAB )

1. Ibu bersalin akan sulit, nyeri dan panas saat buang air kecil kurang lebih

selama 1-2 hari. Penyebabnya, trauma kandung kemih dan nyeri serta

pembengkakan ( edema ) pada perineum yang mengakibatkan kejang

pada saluran kencing.

2. Kesulitan BAB disebabkan oleh trauma usus bawah akibat persalinan

sehingga untuk sementara usus tidak berfungsi dengan baik. Faktor

psikologis juga turut memengaruhi ibu bersalin umumnya takut BAB

karena khawatir perineum robek semakin besar lagi.

d. Gangguan Obat

Gangguan otot terjadi pada area betis, dada, perut, panggul, dan bokong.

Biasanya, dapat dipicu oleh proses persalinan yang lama. Ibu dapat istirahat

dengan cukup setelah bersalin agar seger pulih dan dapat menjalankan

kewajiban untuk menyusui bayi dengan segera.

2.3.2 Kebutuhan Dasar Ibu Nifas

a. Nutrisi dan Cairan

Berbicara tentang kebutuhan nutrisi dan cairan yang diperlukan bagi ibu

nifas tidak lepas dari pedoman nutrisi yang berfokus pada penyembuhan fisik dan

stabilitas setelah kelahiran serta persiapan laktasi. Gizi yang terpenuhi pada ibu

menyusui akan sangat berpengaruh pada produksi air susu yang sangat dibutuhkan

untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Bila pemberian ASI berhasil baik
41

maka berat badan bayi meningkat, kebiasaan makan anak memuaskan, integritas

kulit, dan tonus otot baik.

Umumnya selama menyusui seorang ibu yang menyusui akan merasakan

lapar yang meningkat jika dibanding yang sebelum ibu menjalankan perannya

sebagai seorang ibu hamil. Menyusui akibat nutrisi yang ibu miliki juga akan

diolah menjadi nutrisi ASI untuk kebutuhan makan bayi.

1. Nutrisi yang Diperlukan Oleh Ibu

Berikut ini adalah nutrisi yang diperlukan oleh ibu menyusui untuk

menjamin pembentukan air susu yang berkualitas dengan jumlah yang cukup

dalam memenuhi kebutuhan bayinya yang diolah dari berbagai sumber.

Tabel 2.3Nutrisi Bagi Ibu Menyusui

Nutrisi Keterangan Nutrisi yang Diperlukan

Kalori Kebutuhan kalori selama Nutrisi yang digunakan


menyusui proporsional oleh ibu menyusui pada
dengan jumlah ASI yang 6 bulan pertama = 640-
dihasilkan dan lebih tinggi 700 kal/hari dan 6 bulan
selama menyusui kedua = 510 kal/hari.
dibanding pada saat hamil. Dengan demikian ibu
Kandungan kalori ASI membutuhkan asupan
dengan Nutrisi yang baik sebesar 2.300- 2.700 kal
adalah 70 kal/100 ml ASI per hari.
adalah 80 kal. Makanan
yang dikonsumsi ini
berguna untuk melakukan
aktivitas, metabolisme,
cadangan dalam tubuh,
proses produksi ASI, dan
sebagai ASI itu sendiri.

Protein Protein di perlukan untuk Kebutuhan normal + 15-


pertumbuhan dan 16 gr.dianjurkan
penggantian sel-sel yang penambahan perhari: 6
rusak atau mati, bulan pertama sebanyak
membentuk tubuh bayi , 16 gr 6 bulan kedua
42

perkebangan otak, dan sebanyak 12 gr tahun


produksi ASI. Sumber kedua sebanyak 11 gr
protein:
● protein hewani : telur,
daging, , ikan, udang,
kerang, susu, dan keju

● protein nabati: rebusan


edamame

Cairan Ibu menyusui dapat 2-3 liter/hari


mengkonsumsi cairan
dalam bentuk air putih,
rebusan edamame dan jus
buah.

Mineral Mineral yang di peroleh


dari makanan yang di
konsumsi di gunakan
untuk melindungi tubuh
dari serangan penyakit dan
mengatur kelancaran
metabolisme dalam tubuh.
Sumber : buahdan sayur :
jenis-jenis mineral:
1. zat kapur untuk
pembentukan tulang .
sumber: susu,keju,kacang
kedelai,dan sayuran hijau

2. fospor dibutuhkan untuk


pembentukan kerangka
dan gigi anak. Sumber :
susu,daging

3. yodium untuk
mencegah timbulnya
kelemahan mental dan
kekerdilan fisik. Sumber:
minyak ikan , ikan laut,
garam beryodium.
43

4. kalsium untuk
pertumbuhan gigi anak.
Sumber: susu dan keju.

Zat Besi ( Fe) Diperoleh dari pil zat besi Zat besi yang digunakan
( Fe ) dari dokter untuk sebesar 0,3 mg/hari
menambah zat gizi dikeluarkan dalam
setidaknya diminum bentuk ASI dan jumlah
selama 40 hari pasca yang dibutuhkan ibu
persalinan. Sumber : adalah 1,1 gr/hari.
kuning telur, hati, daging,
kerang, ikan, kacang-
kacangan, dan sayuran
hijau.

Vitamin A Manfaat vitamin A, Kapsul vitamin A


berguna untuk : ( 200.000 unit )
sebanyak 2 kali yaitu
1. pertumbuhan dan pada 1 jam setelah
perkembangan sel. melahirkan,dan 24 jam
setelahnya agar dapat
2. perkembangan dan
memberikan vitamin A
kesehatan mata.
kepada bayi melalui
3. kesehatan kulit dan ASI.
membran sel.
4. pertumbuhan
tulang,kesehatan
reproduksi, metabolisme
lemak,dan ketahanan
terhadap infeksi.

Vitamin D Penting untuk kesehatan 12


gigi dan pertumbuhan
tulang

Vitamin C Bayi tidak memperole 95


vitamin C selain dari ASI,
maka ibu menyusui perlu
makan makanan segar
dengan jumlah yang cukup
untuk ibu dan bayi perhari.

Asam folat Mensitesis DNA dan 270


membantu dalam
pembelahan sel

Zinc Iodium dengan jumlah 19


yang cukup diperlukan
untuk pembentukan air
44

susu.

Lemak Lemak merupakan 14 gr /porsi.rata-rata


komponen yang penting kebutuhan lemak dewasa
dalam air susu,sebagai adalah 41/2 porsi lemak
kalori yang berasal dari ( 14 gram perporsi )
lemak. Lemak bermanfaat perharinya. Satu porsi
untuk pertumbuhan bayi. lemak sama dengan 80
gr keju, tiga sendok
makan kacang tanah
atau kenari, empat
sendok makan krim,
secangkir es krim, ½
buah alpukat, dua
sendok makan selai
kacang, 120-140 gr
daging tanpa
lemak,sembilan kentang
goreng, dua iris roti, satu
sendok makan mayones
atau dua sendok makan
saus salad.

2.4 Kerangka Teori


Ibu nifas Proses pembentukan Kacang Kedelai
hormone produksi ASI ( Edamame )

Kandungan ASI :
Kacang kedelai
1. Nutrient Lemak mengandung
Hormone pembentuk ASI alkaloid, polifenol,
2. Karbohidrat steroid, dan
1. Progesteron isoflavon yang
3. protein
2. Esterogen membentuk
4. Garam dan flavonoid yang
mineral 3. Prolactin dapat menstimulasi
hormone oksitosin
5. Vitamin 4. Oksitosin
dan prolactin.
6. Lizosim 5. Human placenta lactogen (
HPL )
45

Memperlancar produksi ASI

Gambar 2.1 Kerangka Teori


Sumber : ( Maryunani, 2015 ) ; ( Astutik, 2013 ) ; ( Maryunani, 2012 ) :

( Puspitasari, 2018 )

2.5 KerangkaKonsep

Kerangka konsep dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh pemberian Edamame Terhadap Produksi ASI pada Ibu Nifas di

Puskesmas Rantau Laban Kota Tebing Tinggi Tahun 2021 dimana variable

independent yaitu pemberian rebusan edamame dan variable dependent yaitu

produktivitas ASI.

Variabel Independen Variabel Dependen

Pemberian Produktivitas ASI


RebusanHEdamame

2.6 Hipotesis

Menurut Rasimin ( 2018 : 15 ) Hipotesis Atau Hipotesa Adalah Mengemukakan

Jawaban Sementara ( Masih Bersifat Dugaan ) Atas Pertanyaan Yang Diajukan

Sebelumnya.

Ha : Ada Pengaruh Pemberian Rebusan Edamame Terhadap Produksi ASI

Pada Ibu Nifas Di Puskesmas Rantau Laban Kota Tebing Tinggi Tahun

2021.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Eksperimen dengan Desain one group pretest

posttest yaitu penelitian Eksperimen yang dilaksanakan pada satu kelompok saja

yang dipilih secara random dan tidak dilakukan tes kestabilan dan kejelasan

keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan.

Desain penelitian One group pre test and post test design ini diukur

dengan menggunakanPre test yang dilakukan sebelum diberi perlakuan danPost

testyang dilakukan setelah diberi perlakuan untuk setiap seri pembelajaran.

Skema one group pre test-post test design ditunjukkan sebagai berikut :

Pre test Treatment Post test

T1 X T2

T1 : Tes awal ( pre test ) dilakukan sebelum diberikan perlakuan

X : perlakuan ( Treatment ) diberikan kepada ibu nifas

T2 : Tes akhir ( post test ) dilakukan setelah diberi perlakuan

Cara Penyajian Rebusan Edamame Terhadap Produksi ASI pada Ibu Nifas

Edamame
( kacang kedelai)

46
47

Dicuci

Direbus

65 gr/ hari dalam 5


hari

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Puskesmas Rantau laban Kota Tebing

Tinggi Tahun 2021 yang beralamat di Jl. Bukit Tempurung, Rantau Laban,

Rambutan, Kota Tebing Tinggi, Sumatera Utara 20998.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan dalam penelitian ini akandimulai dari bulan

Januari 2021 sampai dengan selesai.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang

diteliti( Notoatmodjo, 2018). Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah

ibu nifas yang menyusui secara ASI ekslusif di Puskesmas Rantau Laban Kota

Tebing Tinggi Tahun 2021 yang berjumlah sebanyak 15 orang.


48

3.3.2 Sampel

Sampel menurut Suharsimi Arikunto adalah sebagian anggota populasi

yang memberikan keterangan atau data yang diperlukan dalam suatu penelitian.

Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah

dengan menggunakan Teknik total sampling dengan sampel yang peneliti ambil

sebanyak 15 orang di Puskesmas Rantau Laban Kota Tebing Tinggi tahun 2021.

Kriteria sampel meliputi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi, dimana

kriteria tersebut menentukan dapat atau tidaknya sampel digunakan.

Adapun kriteria inklusi dan eksklusi adalah sebagai berikut :

a. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

1. ibu menyusui yang tidak mengkonsumsi obat yang memperlancar

produksi ASI

2. bayi tidak diberikan susu formula ketika penelitian

3. ibu menyusui bersedia menjadi responden

b. Kriteria eksklusi

kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :

1. ibu yang menjalani post partum


49

2. ibu dan bayi dalam keadaan sakit

3.4 Variabel dan Definisi Operasional

3.4.1 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang dan

obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel bebas dan

variabel terikat. Variabel bebas (Independent variable) atau variabel X adalah

variabel yang dipandang sebagai penyebab munculnya variabel terikat yang

diduga sebagai akibatnya, sedangkan variabel terikat (Dependent variable) atau

variabel Y adalah variabel (akibat) yang dipradugakan, yang bervariasi mengikuti

perubahan dari variabel bebas.

3.4.2 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel dengan cara memberikan arti atau menspesifikasi kegiatan, ataupun

memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau

variabel tersebut. Adapun definisi operasional dari peneltian ini antara lain:

Tabel 3.1Definisi Operasional

Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala


Operasional

Pemberian Pemberian SOP 1. Sebelum Ordinal


Rebusan rebusan Pemberian
Edamame edamame Edamame
(independen) merupakan
bahan 2. Sesudah
Pemberian
50

makanan lokal Edamame


yang memiliki
potensi untuk
nutrisi ibu
menyusui
yang
diberikan
kepada ibu
nifas dengan
cara direbus
terlebih
dahulu lalu
dikonsumsi.

Produksi Proses Observasi/kuesion 0-5= Tidak Ordinal


ASI pembentukan er Lancar
ASI yang
( dependent) melibatkan 6-10=Lancar
hormon
prolaktin dan
hormon
oksitosin.
Hormon

3.5 Aspek Pengukuran

3.5.1 Pemberian Edamame Pada Ibu Nifas

Pengukuran Variabel independent Pemberian Edamame Pada Ibu Nifas

Dengan Standar Prosedur Operasional (SOP) pemberian rebusan edamame pada

ibu nifas meliputi tiga tahapan : persiapan kemudian tindakan/pelaksanaan dan

yang terakhir tahap terminasi.

3.5.2 Produksi ASI

Pengukuran variabel Dependen Produksi ASI dengan lembar observasi

yang berisikan catatan atau evaluasi setiap saat sebelum dan sesudah pemberian

rebusan edamame. Dan menggunakan kusioner dengan menjumlahkan skor dari


51

tiap-tiap pertanyaan sebanyak 10 pertanyaan yang telah diberi bobot dengan

kriteria :

a. tidak lancar, jika skor yang diperoleh responden= 0-5

b. lancar, jika skor yang diperoleh responden =6-10

3.6 Metode Pengumpulan Data

Metode Pengumpulan Data pada penelitian ini sebagai berikut :

3.6.1 Data Primer

Data primer ada data yang diperoleh dari hasil penelitian langsung kepada

pelaku langsung atau yang terlibat langsung dengan menggunakan teknik

pengumpulan data. Penelitian yang dimaksud untuk memperoleh data primer yaitu

data yang diperoleh melalui :

a. Pengamatan ( Observation ), yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan

mengamati langsung obyek yang diteliti.

b. Wawancara ( Interview ), yaitu teknik pengumpulan data dengan cara tanya

jawab dengan pimpinan atau pihak yang berwenang atau bagian lain yang

berhubungan langsung dengan obyek yang diteliti.

3.6.2 Data Sekunder

Data sekunder diperoleh di di Puskesmas Rantau laban Kota Tebing

Tinggi Tahun 2021.


52

3.7 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur

fenomena alam maupun social yang diamati ( Sugiyono, 2018 ). Alat ukur

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah SOP dan lembar

observasi/kusioner.

3.8 Pengolahan Data dan Analisa Data

3.8.1 Pengolahan Data

Data yang digunakan ialah dengan tahap selanjutnya yaitu pengolahan

data, adapun yang harus dilakukan yaitu :

1. Editing (Edit)

Pemeriksaan atau koreksi data yang telah dikumpulkan, pengeditan

dilakukan karena mungkin data yang masuk tidak memenuhi syarat atau tidak

sesuai dengan kebutuhan.

2. Coding (Pengkodean)

Data yang telah didapatkan akan diberi kode sesuai dengan sub variabel

yang diteliti agar lebih mudah dalam pengecekan kembali jika terdapat kesalahan.

3. Entry Data

Jawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk kode kedalam

program atau komputer.

4. Cleaning
53

Apabila semua data dari sikap sumber data atau responden perlu di cek

kembali untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan kode, tidak lengkap dan

sebagainya, kemudian dilakukan pembersihan atau data cleaning.

3.9 Analisis Data

Analisis data yang digunakan yaitu dengan menggunakan Analisis

Univariant dan Analisis Bivariat.

3.9.1 Analisis Univariant


Suatu analisis yang dilakukan untuk bertujuan menjelaskan atau mencari

pengaruh dari setiap variabel penelitian.

3.9.2 Analisis Bivariant


Suatu analisis yang dilakukan dengan cara melihat presentase data yang

telah dilakukan dan disajikan dalam table distribusi frekuensi analisis data yang

dilanjutkan dengan cara membahas hasil penelitian dengan menggunakan Uji

Wilcoxon. Statistika yang digunakan ialah uji wilcoxon untuk mencari pengaruh

yang signifikan antara masing-masing variabel dengan tingkat signifikan p>0.05.


54
BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Puskesmas Rantau Laban jl. Bukit Tempurung, Rantau Laban, Rambutan,

Kota Tebing Tinggi, Sumatera Utara 20998.

4.1.1 Visi Puskesmas Rantau Laban Tebing Tinggi

Terwujudnya pelayanan kesehatan dasar yang ramah, profesional untuk

mencapai masyarakat sehat dan mandiri di Kecamatan Rambutan wilayah kerja

Puskesmas Rantau Laban.

4.1.2 Misi Puskesmas Rantau Laban Tebing Tinggi

Dalam mewujudkan visi tersebut diatas puskesmas Rantau Laban mempunyai

Misi yaitu :

a. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau bagi

masyarakat.

b. Kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat

c. Komitmen terhadap pelayanan kesehatan yang cepat dan tepat

d. Menciptakan suasana kerja yang harmonis dan saling bekerjasama.

4.1.3 Motto Puskesmas Rantau Laban Tebing Tinggi

“ Kesehatan Anda Kebahagiaan Kami”

55
56

4.2. Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah ibu nifas yang mengalami masalah pada

produksi ASI di Puskesmas Rantau Laban Kota Tebing Tinggi Tahun 2021

4.3. Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian mengenai Pengaruh Pemberian Rebusan Edamame

(Kacang Kedelai) Terhadap Produksi Asi Pada Ibu Nifas Di Puskesmas Rantau

Labankota Tebing TinggiTahun 2021, diperoleh responden sebanyak 15 orang Ibu

Nifas yang mengalami masalah pada produksi ASI.

Hasil penelitian tersebut dapat dilihat dari table dibawah ini:

4.3.1. Karakteristik Responden


Pada bagian ini akan dijelaskan karakteristik responden berdasarkan umur,

paritas, kondisi payudara setelah menyusu, dan respon bayi saat menyusu

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi berdasarkan umur, paritas, kondisi


payudara,respon bayi saat menyusu di Puskesmas Rantau Laban
Kota Tebing Tinggi Tahun 2021

Umur Frekuensi Persentase (%)

20-22 tahun 5 33.3


23-25 tahun 6 40.0
26-28 tahun 4 26.7

Total 15 100.0%

Paritas Frekuensi Persentase (%)

Primipara 8 53.3
Multipara 7 46.7

Total 15 100.0%

Kondisi Payudara Frekuensi Persentase (%)

Lembek 4 26.7
57

Tegang 11 73.3

Total 15 100.0%

Respon bayi saat menyusu Frekuensi Persentase (%)

Tenang 5 33.3
Menghisap kuat 10 66.7

Total 15 100,0 %

Berdasarkan tabel 4.1, data karakteristik responden untuk umur diketahui

dari 15 orang responden Ibu nifas yang diberikan rebusan edamame (kacang

kedelai) di Puskesmas Rantau Laban di Kota Tebing Tinggi, mayoritas usia 23-25

tahun sebanyak 6 orang atau sekitar (40,0%) dan minoritas berusia 20-22 tahun

sebanyak 4 orang atau sekitar (33,3%).

Berdasarkan paritas diketahui bahwa mayoritas Ibu Nifas yang diberi

rebusan edamame (kacang kedelai), mayoritas memiliki paritas primipara (wanita

yang pernah melahirkan bayi satu kali yang telah mencapai tahap mampu hidup)

sebanyak 8 orang atau dengan jumlah presentase 53.3%, dan minoritas ibu

memiliki paritas multipara (wanita yang melahirkan dua janin atau lebih, baik

yang mampu hidup maupun tidak) sebanyak 7 orang atau dengan presentase

46,7%

Berdasarkan kondisi payudara ibu nifas setelah menyusu yang diberikan

rebusan edamame (kacang kedelai) mayoritas mengalami payudara yang tegang

saat menyusu sebanyak 11 orang atau sekitar 73.3% dan minoritas megalami

payudara yang lembek saat menyusu dengan jumlah 4 orang atau sekitar 26.7%.

Berdasarkan respon bayi saat menyusu, mayoritas bayi memiliki respon


58

menghisap kuat dengan jumlah 10 orang bayi atau sekitar 66,7% dan minoritas

bayi tenang dengan jumlah 5 orang bayi atau sekitar 33.3%.

4.3.2. Analisis Univariat

Pada bagian ini akan dijelaskan analisis univariat berdasarkan skor dan

kategori penilaian hasil survey pretest danposttest di Puskesmas Rantau Laban

Kota Tebing Tinggi Tahun 2021

Tabel 4. 2Nilai Rata-Rata Dan Nilai Min-Max Skor Hasil Penilaian Melalui
Survey Sebelum Dan Sesudah Diberikan Rebusan Edamame (kacang
kedelai) di Puskesmas Rantau Laban Kota Tebing Tinggi Tahun 2021

N Min-max Mean

Pretest 15 3-6 4.73


Posttest 15 5-8 6.73

Tabel 4.2 menunjukan bahwa nilai rata-rata (mean) skor penilaian hasil

kuesioner sebelum diberikan rebusan edemame (kacang kedelai) adalah 4.73

dengan nilai minimal 3 dan maximal 6dan nilai rata-rata (mean) skor penilaian

hasil kuesioner sesudah diberikan rebusan edemame (kacang kedelai) adalah 6.73

dengan nilai minimal 5 dan maximal 8.

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kategori penilaian sebelum dan sesudah


diberikan rebusan edamame (kacang keledai) di Puskesmas Rantau Laban
Kota Tebing Tinggi Tahun 2021
59

N Kategori Frekuensi Presentase

Pretest 15 Lancar 5 33.3 %


Tidak lancer 10 66.7 %
Posttest 15 Lancar 12 80.0 %
Tidak lancer 3 20.0 %

Tabel 4.3 menunjukan bahwa kategori penilaian sebelum diberikan

rebusan edamame (kacang kedelai) kategori lancar sebanyak 5 orang dengan

presentase 33.3 % dan tidak lancar sebanyak 10 orang dengan presentase 66.7 %.

Sedangkan sesudah diberikan rebusan edamame (kacang kedelai) kategori lancar

sebanyak 12 orang dengan presentase 80.0 % dan kategori tidak lancar sebanyak 3

orang dengan presentase 20.0 %.

4.3.3. Analisis Bivariat

1. Uji Normalitas Saphiro-Wilk

Sebelum dilakukan analis bivariat perlu dilakukan uji normalitas data untuk

melihat data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini

yaitu uji normalitas data Saphiro-wilk. Hal ini dikarenakan dalam penelitian ini

responden nya berjumlah 15 responden, yang berarti kurang dari 50. (Dahlan,

2015).

Hasil normalitas yang didapat:

Tabel 4.4 Nilai Normalitas Saphiro-wilk skor hasil penilaian sebelum dan
sesudah diberikan rebusan edamame (kacang kedelai) di Puskesmas Rantau
Laban Kota Tebing Tinggi Tahun 2021

Tests of Normality
60

Shapiro-Wilka

Statistic Df Sig.
Skor penilaian pretest .859 15 .023
Skor penilaian posttest .853 15 .019

Pada Tabel 4.4 , hasil Out put tersebut menunjukkan hasil penghitungan

signifikansi: test shapiro-wilk< 0,05 (sig 0,023 dan 0.019< 0,05). Menunjukkan

data sampel yang diambil tidak berdistribusi normal. Karena itu, pengujian yang

digunakan untuk pengambilan hipotesis yaitu menggunakan penghitungan

statistika non parametrik, yaitu dengan uji Wilcoxon.

2. Uji Hipotesis

Berdasarkan uji diatas menggunakan pengujian non parametrik yaitu uji

wilcoxon sebagai berikut .

Tabel 4. 5Uji Wilcoxon

N Mean Rank Sum of Ranks

Skor_penilaian_post_test – Negative
0a .00 .00
Skor_penilaian_pree_test Ranks
Positive Ranks 15b 8.00 120.00
Ties 0c

Total 15

Pada tabel 4.5 terlihat Negative Ranks 0, yang artinya 0 atau tidak ada

responden yang mengalami penurunan produksi ASI setelah diberikan rebusan

edamame (kacang kedelai). Positive Ranks 15, yang artinya 15 orang responden
61

yang mengalami peningkatan produksi ASI setelah diberikan rebusan edamame

(kacang kedelai), dan Ties berjumlah 0, yang artinya 0atau tidak ada orang

responden yang tidak mengalami perubahan pada produksi ASI setelah diberikan

rebusan edamame (kacang kedelai)

Nyeri_post_test - Nyeri_pree_test

Z -3.499b
Asymp. Sig. (2-tailed) .000

Dan ditemukan nilai Z yang didapat sebesar -3.499 dengan p value

(Asymp. Sig 2 tailed) sebesar 0,000 dimana kurang dari batas kritis penelitian

0,05 (0.000 < 0,05 ). Maka H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti ada Pengaruh

Pemberian Rebusan Edamame (Kacang Kedelai) Terhadap Produksi Asi Padaibu

Nifas Di Puskesmas

Rantau Labankota Tebing TinggiTahun 2021


62
BAB IV

PEMBAHASAN

5.1. Pengaruh Pemberian Rebusan Edamame (Kacang Kedelai) Terhadap


Produksi ASI Pada Ibu Nifas Di Puskesmas Rantau Laban Kota Tebing
Tinggi Tahun 2021

ASI sangat berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan bayi.

Selain itu, ASI juga sangat berpengaruh pada kecerdasan dan daya tahan tubuh

bayi. Ibu yang memberikan ASI pada bayinya menjalin kasih sayang lebih dekat.

Ibu yang memiliki payudara lembek bukan berarti produksi ASI nya tidak

lancar. Payudara lembek berarti pengeluaran ASI lancar, baik melalui menyusui

langsung ataupun diperah. Payudara yang keras (tegang) justru tidak baik karena

artinya ASI tidak lancar keluar dan dapat menyumbat salurannya. Bila dibiarkan

hal ini akan menyebabkan infeksi(Anindita , 2019). Pada hasil penelitian ini

didapatakan bahwa ibu yang memiliki kondisi payudara lembek setelah menyusui

bayi sebanyak 4 orang responden dengan presentase 26,7% dan yang memiliki

kondisi payudara tegang setelah menyusui bayi sebanyak 11 orang responden

dengan presentase 73,3%. Artinya bahwa lebih besar keadaan payudara ibu yang

tegang setelah menyusui bayi yang mengalami kurangnya produksi ASI.

Begitu juga pada respon bayi saat menyusu, jika bayi terlihat dalam keadaan

tenang maka dapat dikatakan produksi ASI ibu lancar atau dengan kata lain bayi

kenyang dan terlihat santai. Sebaliknya jika kondisi bayi dalam menghisap

payudara sangat kuat, maka dapat dikatakan bahwa bayi kurang mendapatkan

asupan ASI ibu atau ibu mengalami produksi ASI yang tidak lancar. Hal ini

sejalan dengan penelitian Dina (2019), yang menjelaskan bahwa tanda bayi

63
64

cukup ASI antara lain, payudara terasa lebih lembut setelah menyusui, ibu tidak

haid selama 3 bulan, bayi tampak tenang dan kenyang setelah menyusui, BB bayi

bertambah, frekuensi BAK 6-8x sehari, bayi sering menyusu, bayi terlihat aktif

dan ceria sehabis bangun tidur, fese berwarna kuning, dan urine berwarna jernih.

Banyak hal yang membuat produksi ASI Ibu tidak lancar, salah satunya

nutrisi / status gizi ibu. Sehingga status gizi ibu juga sangat berpengaruh untuk

produksi ASI pada bayi.Ibu yang sedang dalam masa menyusui (masa nifas) pola

makan juga harus diperhatikan, dimana yang dimaksud ibu harus lebih banyak

makan dari biasanya terutama yang mengandung gizi seimbang, terutama tinggi

protein. Protein dapat ditemukan dalam telur, dada ayam, susu, sayur brokoli,

ikan, kedelai, dll.

Kedelaiatau edamame mempunyai potensi dalam menstimulasi hormon

oksitoksin dan prolaktin.Kandungan alkaloid, polifenol, steroid, flavonoid dan

substansi lainnya yang efektif dalam meningkatkan dan memperlancar produksi

ASI. Oksitosin merupakan merupakan hormon yang berperan untuk mendorong

sekresi air susu (milk let down). Peran oksitosin pada kelenjar susu adalah

mendorong kontraksi sel-sel mioepitel yang mengelilingi alveolus dari kelenjar

susu, sehingga dengan berkontraksinya sel-sel mioepitel isi dari alveolus akan

terdorong keluar menuju saluran susu, sehingga alveolus menjadi kosong dan

memacu untuk sintesis air susu berikutnya.

Ibu nifas yang mengonsumsi kedelai sewaktu menyusui bayi, bukan saja

hanya meningkatkan protein dalam tubuh ibu, melainkan juga meningkatkan

asupan protein pada tubuh bayi dalam perkembangannya.Ibu menyusui


65

membutuhkan sekitar 71 gram protein setiap hari. Ini bukan hanya dibutuhkan

untuk kebutuhan tubuh agar berfungsi dengan normal, melainkan juga sangat

dibutuhkan dalam masa laktasi.Walaupun untuk mendapatkan protein dalam

jumlah normal keseharian tidak terlalu sulit, akan tetapi ada ibu yang menyusui

yang memiliki pola makan terbatas dimana mereka vegetarian dan ada yang tidak

bisa mengonsumsi makanan tinggi protein, hal ini dapat membantu mereka dalam

memenuhi kebutuhan protein dalam masa laktasi.

Hal ini sesuai dengan penelitian Murtiana (2011) bahwa kandungan dari

kacang-kacangan mampu membantu proses pertumbuhan janin pada ibu hamil

serta mampu mengoptimalkan pengeluaran ASI pada ibu menyusui serta

kepekatan warna ASI pada ibu menyusui. Dan sesuai dengan penelitian Ade

(2020) yang mengungkapkan bahwa pemanfaatan kacang kedelai dapat

meningkatkan produksi ASI, sehingga diharapkan mampu menunjang

keberhasilanprogram pemerintah dalam upaya peningkatan cakupan pemberian

ASI Eksklusif.Maka dapat disimpulkan pemberian rebusan edamame (kacang

kedelai) dapat mempengaruhi produksi ASI pada Ibu.

Berdasarkan penelitian ini yang diperoleh dari hasil kuesioner dimana

didapatkan ibu yang mengalami produksi ASI dengan kategori tidak lancer

sebelum diberikan rebusan edamame (kacang kedelai) sebanyak 10 orang dari 15

orang ibu (responden) atau dengan presentase 66,7% dan sesudah diberikan

rebusan kacang kedelai (edamame) ibu mengalami produksi ASI dengan kategori

lancer sebanyak 12 orang ibu dari 15 orang ibu yang artinya mengalami kenaikan

sebanyak 80,0%.
66

Berdasarkan hasil uji wilcoxon untuk Pengaruh Pemberian Rebusan

Edamame (Kacang Kedelai) Terhadap Produksi Asi Padaibu Nifas Di Puskesmas

Rantau Labankota Tebing TinggiTahun 2021, pre-test dan post-test didapatkan

nilai p-value = 0,000. Untuk menentukan hipostesis diterima atau ditolak maka

besarnya taraf signifikan p-value dibandingkan dengan taraf kesalahan alpha (α)

= 0,05. Jika (p) < (α) =0,05 maka hipotesis diterima. Maka dari data penelitian

diatas dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini menunjukkan nilai p-value <

0,05 yang artinya Ho ditolak dan H1 diterima, yang bermakna terdapat Pengaruh

Pemberian Rebusan Edamame (Kacang Kedelai) Terhadap Produksi Asi Padaibu

Nifas Di Puskesmas Rantau Labankota Tebing TinggiTahun 2021.


67
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

1. Kategori skor penilaian produksi ASI sebelum diberikan rebusan edemame

(kacang kedelai) pada responden mayoritas dengan kategori Tidak lancar

(66,7%)

2. Sedangkan Kategori skor penilaian produksi ASI sesudah diberikan rebusan

edemame (kacang kedelai) pada responden mayoritas dengan kategori Lancar

(80,0%)

3. Terdapat Pengaruh Pemberian Rebusan Edamame (Kacang Kedelai)

Terhadap Produksi Asi Padaibu Nifas Di Puskesmas Rantau Labankota

Tebing Tinggi Tahun 2021 dengan p-value 0,000

6.2. Saran

1. BagiResponden

Hasil penelitian ini diharapkan seorang ibu dapat mempersiapkan dirinya

dalam menghadapi proses kehamilan, persalinan, nifas serta menyusui.

Sehingga dapat melakukan antisipasi jika terjadi masalah-masalah selama

dalam proses tersebut terutama menjaga berat badan bagi ibu yang

memiliki ASI tidak lancar.

2. BagiPuskesmas Rantau Laban Kota Tebing Tinggi

Diharapkan seluruh petugas dapat mendukung serta menjalankan

program yang terkait dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi dan

bekerja sama dengan kader untuk melakukan penyuluhan gizi terutama

68
69

gizi pada ibu nifas, sehingga diharapkan dapat meningkatkan pencapaian

ASI eksklusif.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil peneliti ini diharapkan dapat dijadikan referensi baru di

perpustakaan Institute Kesehatan Deli Husada Deli Tua dan bagi

mahasiswa diharapkan dapat menambah wawasan khususnya tentang

Pengaruh Pemberian Edamame Terhadap Produksi ASI Pada Ibu Nifas

Di Puskesmas Rantau Laban Kota Tebing Tinggi Tahun 2021.

4. Bagi peneliti

Hasil peneliti ini diharapkan dapat menambah pengetahuan peneliti serta

menerapkan ilmu yang telah didapatkan selama menempuh studi

khususnya tentang meningkatkan produktivitas ASI pada ibu menyusui

dan sebagai salah satu syarat untuk penyelesaian Program Studi Ilmu

Keperawatan Program Sarjana.

5. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan dapat dijadikan tambahan dan referensi, pengetahuan untuk

penelitian selanjutnya mengenai status gizi dengan kelancaran produksi

ASI pada ibu nifas. Penelitian selanjutnya dapat mencari lebih banyak

sumbersumber maupun referensi-referensi yang dapat dijadikan acuan

dalam penelitian terkait status gizi ibu dengan kelancaran produksi ASI

pada ibu nifas, dan sebelum mengambil data diharapkan peneliti

selanjutnya memastikan alat sudah di tera (standarisasi) sebelum

digunakan.
DAFTAR PUSTAKA

Adde Febriani, Nova Yulita, Sellia Juwita ( 2020 ). Efektivitas Pemberian


Soybean ( Glycin Max ) Dalam Peningkatan ASI Ibu Menyusui Di Wilayah
Kerja Puskesmas Kota Pekanbaru. Jomis ( Journal Of Midwifery Science ),
Vol. 4 No. 2
Ade Benih Nirwana. 2011. Psikologi Ibu, Bayi dan Anak. Yogyakarta: Nuha
Medika
Andrian A Franke, Brunhild M Halm, Laurie J Custer, Yvonne Tatsumura, and
Sandra Hebshi. 2006. Isoflavones in breastfed infants after mothers
consume soy. The American Journal of Clinical Nutrition, 84 ; 406-413.
http://ajcn.nutrition.or
Arifin. 2004. Pemberian ASI Eksklusif dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhinya.Medan : USU digital library. Diunduh tanggal 20
Desember 2011 dari http://library.usu.ac.id
Arnold, M, dan A. Barbul.2006.Nutrition and Wound Healing (Plastic and
Reconstructive Surgery).117 (7S).
Ata. 2017. Efek kedelai Untuk Ibu Hamil, Ibu Menyusui, dan Bayi.
https://www.ibupedia.com/artikel/kehamilan/efek-kedelai-untuk-ibu-hamil-
ibu-menyusui-dan-bayi. diakses tanggal 27 November 2018.
Budhi, A. ( 2019, Desember 27 ). Payudara Lembek, Apakah Tanda Asi kurang?
Payudara Lembek Tanda Asi Kurang Mitos Atau Fakta?
Cahyanto, Bibi Ahmad. 2013 Asupan Vitamin A, Perawatan Kesehatan, Produksi
ASI, dan Status Kesehatan Ibu Nifas. Departemen Gizi Masyarakat.
Fakultas Ekologi Manusia. Institut Pertanian Bogor.
Catur Eti Suksety, Marthia Ikhlasiah. ( 2017 ). Pengaruh Jus Campuran Kacang
Hijau Terhadap Peningkatan Hormon Prolaktin dan Berat Badan Bayi.
Jurnal Ilmiah Bidan, Vol. 2 No. 3
Fetrisia, W., & Sari, M. (2019).Effect of edamame (glycine max l.merill) on breast
milk volume in postpartum mothers Wiwit Fetrisia l, Murni Sari 2 1-2. I.
http://ejurnal.stikesprimanusantara.ac.id/index.php/blossom/article/view/48
9
Hamzah Fathamira Diza, (2018). Pengaruh Pemberian ASI Eksklusif Terhadap
Berat Badan Bayi Usia 4-6 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Kota.
Jumantik Vol.3, No.2. Jurnal Penelitian
http://wwwPengaruhPemberianAsiEksklusifac.id Diakses pada tanggal 31
okteober 2018.

70
Kemenkes Republik Indonesia (2018).Data dan Informasi Profil Kesehatan
Indonesia 2018.Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia.
Kec, M., & Morawa, T. (2019). WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWAT-INAP
TANJUNG. 1–13.
notoatdmojo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Penerbit Rineka Cipta
Jakarta.
Muhlisin, D. A. ( 2019, Februari 22 ). Ingin Tahu Apakah Bayi Cukup Asi? Ini
Dia Tandanya.
Puspitasari, E. ( 2018 ). Pengaruh Pemberian Susu Kedelai Terhadap Peningkatan
Produksi Asi Pada Ibu Nifas Di Rb Bina Sehat Bantul. Jurnal Kebidanan,
54-60.
Safitri, R. (2018). Produksi Asi Pada Ibu Nifas Primipara Di Praktik Bidan
Mandiri ( Pmb ) Dillah Sobirin Kecamatan Pakis Kabupaten. Journal of
Issues in Midwifery, 02(Desember 2018), 41–47.
Safitri, R. (2019). Pengaruh Pemberian Edamame ( Glycin Max (L) Merrill)
Terhadap Produksi Asi Pada Ibu Nifas Primipara Di Praktik Bidan Mandiri
(Pmb) Dilah Sobirin Kecamatan Pakis Kabupaten Malang. Journal Of Issues
In Midwifery, Vol. 2 No. 3 Hal 41-47.
Pramitasari, et al. 2017. Pengembangan Minuman Kedelai Hitam untuk Ibu
Menyusui. Jurnal Ilmu Pangan dan Hasil Pertanian. Vol 1(1):page 1-10.
Putri Ardiana dkk. Pengaruh Pemberian Susu Kedelai (Glycine Max Merril)
Terhadap Peningkatan Produksi ASI Ibu Menyusui 0-6 bulan Di Pmb
Suryani Kecamatan Medan Johor Tahun 2019 Colostrum Jurnal Kebidana.
eISSN : 2716-0114, Volume 1, No. 2
Prof. Dr. Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D
Radharisnawati, N.K, Rina Kundre, Linnie Pondaag. 2017. Hubungan Pemenuhan
Kebutuhan Gizi Ibu Dengan Kelancaran ASI Pada Ibu Menyusui
DiPuskesmas Bahu Kota Manado.e-journal Keperawatan (e-kep). Volume 5
Nomor 1.
Rani Safitri. 2018. Pengaruh Pemberian Edamame (Glycine max (L) merril)
Terhadap Produksi ASI Pada Ibu Nifas Primipara DiPraktik Bidan
Mandiri(Pmb) Dillah Sobirin Kecamatan Pakis Kabupaten Malang.
Safitri, indah. 2016. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kelancaran Produksi ASI
pada Ibu Menyusui Di Desa Bendan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten
Boyolali. Publikasi Ilmiah. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Sumarno,dkk. 2015. Agribisnias Edamame Untuk Ekspor. [Jurnal]. Bogor : Pusat
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan
Sumarwan, 2018. Perilaku Konsumen Teori Dan Penerapan dalam Pemasaran
Bogor : Ghalia Indonesia
World Health Organization. 2002. Report of the expert consultation on the
optimal duration of exclusive breastfeeding. Geneva : World Health
Organization.

71
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 :

Informed Consent

Lembar Penjelasan Penelitian

Nama Peneliti : Hanita Gurning

Npm : 17.11.072

Alamat : Jalan Sd Impres Kp. Keling Kota Tebing Tinggi

Judul Penelitian : Pengaruh Pemberian Rebusan Eda Mame Terhadap

Produksi Asi Pada Ibu Nifas Di Puskesmas Rantau Laban

Di Kota Tebing Tinggi

Dalam penelitian yang dilakukan Mahasiswa Sarjana Keperawatan Deli


husada Deli Tua. Saudara telah diminta ikut berpartisipasi dalam penelitian ini.

72
Responden dalam penelitian ini adalah secara suka rela. Saudara berhak menolak
berpartisipasi dalam penelitian ini. Segala informasi yang saudara berikan akan
digunakan sepenuhnya hanya dalam penelitian ini. Peneliti sepenuhnya akan
menjaga kerahasian indentitas saudara dan tidak di publikasikan dalam bentuk apa
pun. Jika ada yang belum jelas, saudara boleh bertanya pada peneliti. Jika saudara
sudah memahami penjelsan ini dan bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini,
silahkan saudara menanda tangani lembar persetujuan yang akan dilampirkan.

Peneliti

Hanita Gurning

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN (INFORMED

CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat :

Menyatakan bersedia menjadi responden pada penelitian yang dilakukan


oleh :

Nama : Hanita Gurning

Npm : 17.11.072

Alamat : jalan sd inpres kp. Keling kota tebing tinggi

Judul PenelitiaN : Pengaruh Pemberian Rebusan Eda Mama


Terhadap Produksi Asi Pada Ibu Nifas Di
Puskesmas Rantau Laban Kota Tebing Tinggi

73
Saya akan bersedia untuk dilakukan pengukuran dan
pemeriksaan demi kepentingan penelitian. Dengan ketentuan, hasil
pemeriksaan akan dirahasiakan dan hanya semata-mata untuk
kepentingan ilmu pengetahuan.

Demikian surat pernyataan ini saya sampaikan, agar dapat


dipergunakan sebagai mestinya.

Tebing Tinggi, ...................... 2021

Responden

(.................)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

Pengaruh Pemberian Rebusan Edamame (Kacang

Kedelai) Terhadap Produksi ASI Pada Ibu Nifas Di

Puskesmas Rantau Laban Kota Tebing Tinggi Tahun

2021

Pengertian edamame adalah bahan makanan lokal yang memiliki

potensi untuk nutrisi ibu menyususi, karena mengandung

senyawa fitosterol yang berfungsi meningkatkan dan

memperlancar produksi ASI ( efek lactagogum ).

Tujuan a. Responden menggunakan rebusan edamame dengan

benar

b. Responden dapat mengetahui pengaruh rebusan

edamame terhadap produksi ASI

PersiapanAlatdanBah 1. Eamame (Kacang Kedelai) sebanyak 65 gr

an 2. Air sebanyak 500-600 ml

74
3. Panci ( tempat rebusan )

4. Kompor
PersiapanResponden Respondendiberipenjelasandan informed consent

Penatalaksanaan 1. Orientasi

a. Salam terapeutik

1. Memberi salam kepada responden

2. Memperkenalkan diri ( nama dan identitas

peneliti ) kepada responden

b. Evaluasi/validasi

1. Menanyakan perasaan responden saat ini

2. Menanyakan masalah yang dirasakan saat ini

c. Kontrak ( topik, waktu, tempat )

1. Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu mengenalkan

edamame sebagai kacang yang dapat meningkatkan

produktivitas ASI dan cara penggunaan nya.

2. Menjelaskan tujuan tindakan

Kerja

A. Persiapan bahan 65 gr edamame

B. Cara pembuatan rebusan edamame

a. Cuci terlebih dahulu kacang kedelai ( edamame )

b. Rebus sebanyak 65 gr edamame yang telah dicuci

bersih kedalam panci yang berisikan air sebanyak 500-

600 ml, tunggu sampai edamame matang dan diamkan

rebusan edamame dingin selama 30 menit, setelah itu

responden konsumsi edamame tersebut, dilakukan selama

75
5 hari setiap hari.

C. Waktu pemberian rebusan edamame pukul 07: 00 wib

setiap pagi

Terminasi

a. Evaluasi respon responden

1. Menanyakan bagaimana produksi ASI pada

responden pada hari berikutnya setelah

mengkonsumsi rebusan edamame

2. Pengukuran produksi ASI dilakukan setelah 5

hari pemberian rebusan edamame dengan dilihat

dari tanda- tanda kelancaran asi:

a: ASI yang banyak dapat merembes keluar

melalui puting

b: sebelum di susukan payudara terasa tegang

c: berat badan naik dengan memuaskan sesuai

dengan umur, pada umur 5 bulan tercapai 2 x BB lahir

d: jika ASI cukup,setelah menyusu bayi tertidur

atau tenang selama 3-4 jam

e: bayi kencing lebih dari 8 kali sehari

3. Memberikan reward positif kepada responden yang

sudah mengalami peningkatan produksi ASI nya.

76
LEMBAR OBSERVASI

PENGARUH PEMBERIAN REBUSAN EDAMAME (KACANG KEDELAI)


TERHADAP PRODUKSI ASI PADAIBU NIFASDI
PUSKESMASRANTAU LABANKOTA TEBING TINGGITAHUN 2021

No Nama Umur Paritas Kondisi Respon bayi saat


payudara menyusu
1. Nn. P.T 20 thn Primipara Tegang Tenang
2. Ny. I.S 28 thn Multipara Tegang Menghisap kuat
3. Ny. I.H 28 thn Multipara Lembek Tenang
4. Ny. H.R 26 thn Multipara Tegang Menghisap kuat
5. Nn. H 23 thn Primipara Tegang Tenang
6. Nn. R.M 23 thn Primipara Tegang Menghisap kuat
7. Ny. M.A 24 thn Multipara Tegang Tenang
8. Ny. F.S 25 thn Multipara Tegang Tenang
9. Nn. D 28 thn Primipara Tegang Tenang
10. Nn. M 20 thn Primipara Tegang Tenang
11. Nn.T.H 20 thn Primipara Lembek Tenang
12. Ny.C.B 22 thn Multipara Lembek Tenang
13. Ny.L 25 thn Multipara Tegang Menghisap kuat

77
14. Nn. I.R 24 thn Primipara Tegang Menghisap kuat
15. Nn. W.N 20 thn Primipara Lembek Tenang

LEMBAR KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH PEMBERIAN REBUSAN EDAMAME (KACANG KEDELAI)


TERHADAP PRODUKSI ASI PADAIBU NIFAS DI PUSKESMAS
RANTAU LABANKOTA TEBING TINGGI
TAHUN 2021
Nama :

Usia :

Petujuk pengerjaan:

1. Berilah tanda ceklis / centang jika peryataan dibawah ini benar pada kolom
yang benar.
2. Berilah tanda silang ( X ) jika pernyataan dibawah ini salah pada kolom salah
3. Jawab pertanyaan dengan sejujur-jujurnya

Nilai kuesioner :
Ya = 1 (jika jawaban positif)
Ya = 0 (jika jawaban negative)
Tidak= 1 (jika jawaban positif)
Tidak = 0 (jika jawaban negative)

Dengan jumlah total


0-5 = Produksi ASI tidak lancer
6-10 = Produksi ASI lancar

78
1. Apakah Ibu hanya memberikan ASI saja ?
a. ya (score 1)
b. tidak (score 0)

2. Apakah Ibu mengikuti pantangan makanan atau diet selama menyusui ?


a. ya (score 0)
b. tidak (score 1)

3. Apakah ibu merasakan nyeri pada saat menyusui?


a. Ya (score 0)
b. Tidak (score 1)

4. Apakah puting susu ibu kemerahan dan lecet?


a. Ya (score 0)
b. Tidak (score 1)

5. Apakah ibudapat memberikan asi peras menggunakan cangkir dan sendok?


a. Ya (score 1)
b. Tidak (score 0)

6. Apakah bayi setelah diberikan ASI tertidur?


a. Ya(score 1)
b. Tidak(score 0)

7. Apakah bayi setelah diberikan ASI menangis ?


a. Ya (score 0)
b. Tidak (score 1)

8. Apakah frekuensi BAK bayi setelah diberi ASI sebanyak 6-8 kali sehari?
a. Ya (6-8x sehari)(score 1)
b. Tidak (3-5x sehari)(score 0)

9. Apakah warna air kencing pada bayi berwarna jernih setelah minum ASI?
a. Ya berwarna jernih(score 1)
b. Tidak , berwarna gelap seperti jus apel(score 0)

10. Apakah payudara ibu tampak kosong setelah bayi menyusui sampai kenyang
dan tertidur?
a. Ya (score 1)
b. Tidak, terasa tegang(score 0)

79
HASIL OUTPUT IBU NIFAS YANG DIBERIKAN REBUSAN EDAMAME
(KACANG KEDELAI) DI PUSKESMAS RANTAU LABAN

KOTA TEBING TINGGI TAHUN 2021

Frequencies

Statistics

Respon Bayi
Kondisi Saat
umur Paritas Payudara Menyusui

N Valid 15 15 15 15

Missing 0 0 0 0

Frequency Table

umur

80
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid 20-22 tahun 5 33.3 33.3 33.3

23-25 tahun 6 40.0 40.0 73.3

26-28 tahun 4 26.7 26.7 100.0

Total 15 100.0 100.0

Paritas

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Primipara 8 53.3 53.3 53.3

Multipara 7 46.7 46.7 100.0

Total 15 100.0 100.0

Kondisi Payudara

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Lembek 4 26.7 26.7 26.7

Tegang 11 73.3 73.3 100.0

Total 15 100.0 100.0

Respon Bayi Saat Menyusui

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

81
Valid Tenang 5 33.3 33.3 33.3

Menghisap kuat 10 66.7 66.7 100.0

Total 15 100.0 100.0

Frequencies

Statistics

Kategori_Pen Kategori_Pen
ilaian_Preetes ilaian_Posttes
t t

N Valid 15 15

Missing 0 0

Frequency Table

Kategori_Penilaian_Preetest

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Lancar 5 33.3 33.3 33.3

Tidak
10 66.7 66.7 100.0
Lancar

Total 15 100.0 100.0

Kategori_Penilaian_Posttest

82
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Lancar 12 80.0 80.0 80.0

Tidak
3 20.0 20.0 100.0
Lancar

Total 15 100.0 100.0

DESCRIPTIVES VARIABLES=Skor_Penilaian_Preetest
Skor_Penilaian_Posttest

/STATISTICS=MEAN STDDEV MIN MAX.

Descriptives

Descriptive Statistics

Maximu Std.
N Minimum m Mean Deviation

Skor_Penilaian_Preetes
15 3 6 4.73 1.100
t
Skor_Penilaian_Posttes
15 5 8 6.73 1.163
t
Valid N (listwise) 15

83
EXAMINE VARIABLES=Skor_Penilaian_Preetest Skor_Penilaian_Posttest

Descriptives

Statistic Std. Error

Skor_Penilaian_Preetes Mean 4.73 .284


t 95% Confidence Lower
4.12
Interval for Mean Bound

Upper Bound 5.34

5% Trimmed Mean 4.76

Median 5.00

Variance 1.210

Std. Deviation 1.100

Minimum 3

Maximum 6

Range 3

Interquartile Range 2

Skewness -.134 .580

Kurtosis -1.337 1.121

Skor_Penilaian_Posttes Mean 6.73 .300


t 95% Confidence Lower
6.09
Interval for Mean Bound

Upper Bound 7.38

5% Trimmed Mean 6.76

Median 7.00

Variance 1.352

Std. Deviation 1.163

Minimum 5

84
Maximum 8

Range 3

Interquartile Range 2

Skewness -.344 .580

Kurtosis -1.315 1.121

/PLOT BOXPLOT STEMLEAF NPPLOT

/COMPARE GROUPS

/STATISTICS DESCRIPTIVES

/CINTERVAL 95

/MISSING LISTWISE

/NOTOTAL.

Explore

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Skor_Penilaian_Preetes
15 100.0% 0 0.0% 15 100.0%
t
Skor_Penilaian_Posttes
15 100.0% 0 0.0% 15 100.0%
t

85
Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Skor_Penilaian_Preetes
.214 15 .062 .859 15 .023
t
Skor_Penilaian_Posttes
.195 15 .128 .853 15 .019
t

a. Lilliefors Significance Correction

NPAR TESTS

/WILCOXON=Skor_Penilaian_Preetest WITH Skor_Penilaian_Posttest


(PAIRED)

/MISSING ANALYSIS.

NPar Tests

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

Negative
0a .00 .00
Ranks

86
Skor_Penilaian_Posttest Positive Ranks 15b 8.00 120.00
- Ties 0c
Skor_Penilaian_Preetest
Total 15

a. Skor_Penilaian_Posttest < Skor_Penilaian_Preetest


b. Skor_Penilaian_Posttest > Skor_Penilaian_Preetest
c. Skor_Penilaian_Posttest = Skor_Penilaian_Preetest

Test Statisticsa

Skor_Penilaian_Posttest - Skor_Penilaian_Preetest

Z -3.499b

Asymp. Sig. (2-


.000
tailed)

LAMPIRAN
Master data

87
STATISTIK SPSS

88
89
90

Anda mungkin juga menyukai