Anda di halaman 1dari 97

Similarity Report ID: oid:25211:22509389

PAPER NAME AUTHOR

YUNINDA TOMAYAHU SKRIPSI Fix.docx YUNINDA TOMAYAHU

WORD COUNT CHARACTER COUNT

12814 Words 80279 Characters

PAGE COUNT FILE SIZE

86 Pages 4.2MB

SUBMISSION DATE REPORT DATE

Sep 22, 2022 10:39 AM GMT+8 Sep 22, 2022 10:41 AM GMT+8

25% Overall Similarity


The combined total of all matches, including overlapping sources, for each database.
22% Internet database 8% Publications database
Crossref database Crossref Posted Content database
7% Submitted Works database

Excluded from Similarity Report


Small Matches (Less then 8 words)

Summary
8
PENGARUH RENDAMAN KAKI AIR HANGAT DENGAN
CAMPURAN GARAM TERHADAP PENURUNAN
TEKANAN DARAH PADA PENDERITA
HIPERTENSI DI DESA DUNGGALA,
KECAMATAN BATUDAA

SKRIPSI

YUNINDA TOMAYAHU
NIM. C01418187

66
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
GORONTALO
2022
PENGESAHAN PEMBIMBING

8
Judul Penelitian : Pengaruh rendaman kaki air hangat dengan campuran air
garam terhadap penurunan tekanan darah pada penderita
hipertensi di Desa Dunggala, Kecamatan Batudaa
Nama : Yuninda Tomayahu
NIM : C01418187
3
Program Studi : Ilmu Keperawatan

Di setujui Pembimbing

Pembimbing 1 Pembimbing 2

3
Ns.Rona Febriyona, S.kep. M.Kep Ns. Andi Nur Aina Sudirman, S.kep, M.Kep
NIDN : 0916028802 NIDN : 0913108802

Mengetahui

Dekan Ketua Program Studi


Fakultas Ilmu Kesehatan Ilmu Keperawatan

Dr. Salahudin Pakaya, S.Ag., MH Ns. Harismayanti, S.Kep, M.Kep


NBM : 829937 NIDN : 0920048704

i
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
26
“Sesungguhnya Bersama Kesukaran Itu Ada Kemudahan. Karena Itu Bila Kau
Telah Selesai ( Mengerjakan Yang Lain ) Dan Tuhan, Berharaplah”
(QS AL-Insyirah : 6-8)
26
“Kamu Tidak Dapat Bisa Kembali Dan Mengubah Masa Lalu, Maka Dari Itu
Tetaplah Masa Depan Dan Jangan Buat Kesalahan Yang Sama.”

PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini sebagai dharma bhakti kepada kedua orang
tuaku tersayang (ibu) Nurnaningsih Buntona (ayah) Mansur Tomayahu
yang dengan kasih sayang yang tulus telah membesarkanku, mendidikku,
serta selalu mendoakan, mengasihi dan menyayangiku
dengan setulus 13
hati sampai saat ini.
Serta seluruh keluarga besarku yang selalu mendukung, memberikan
motivasi kepadaku dalam menyelesaikan studiku selama ini.
7
Terimah kasih tak terhingga buat dosen-dosenku terutama
pembimbingngku yang tak pernah lelah dan sabar memberikan
bimbingan dan arahan kepadaku.
Teruntuk sahabat dan teman-teman angkatan 2018 terima kasih selalu
membantu, berbagi keceriaan dan melewati suka dan duka selama kuliah
“Tiada hari yang indah tanpa kalian”

ALMAMATERKU TERCINTA TEMPAT


AKU MENIMBAH ILMU DAN PENGALAMAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
2022

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena sang pencipta diberi pilihan untuk
melakukan penjelajahan vital untuk memenuhi salah satu syarat menghadirkan
sebuah proposisi dengan memanfaatkan Taufiq dan Hidayah-Nya untuk melihat
efek menyerap air hangat kaki yang dicampur dengan garam pada menurunkan
ketegangan peredaran darah pada pasien dengan hipertensi. di Kota Dungala,
Lokal Batuda. Proyek Keperawatan Muhammadiyah College of Guatemala.
Pencipta proposisi ini mendapat banyak bantuan dari beberapa sumber dalam
mengarahkan pemeriksaan dan kesiapan. Saya menawarkan mereka
penghargaan yang menyertainya:
3
1. Rektor Universitas Muhammadiyah Gorontalo Prof. Dr. Abdul Kadim
Masaong, M.Pd
46
2. Wakil Rektor I Universitas Muhammadiyah Gorontalo Prof. Dr. Hj. Moon
Hidayati Otoluwa, M.Hum.
3. Wakil Rektor II Universitas Muhammadiyah Gorontalo Dr. Salahudin Pakaya,
MH.
50
4. Wakil Rektor III Universitas Muhammadiyah Gorontalo Dr. Apris Ara Tilome,
S.Ag., M.Si
7
5. Dekan Fakul Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo Ns. Abdul
Wahab Pakaya, S.Kep., MM, M.Kep.
3
6. Ketua Jurusan Keperawatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo Ns. Andi
Akifa Sudirman, S.Kep., M.Kep.
42
7. Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Gorontalo Ns. Harismayanti, S.Kep., M.Kep.
7
8. Rona Febriyona, Ns, M.Kes, M.Kep selaku Pembimbing 1 yang telah banyak
membantu dan memberikan bimbingan, serta masukan dalam menyelesaikan
penelitian proposal ini.
9. Andi Nur Aina Sudirman, Ns, M.Kes, M.Kep, yang menjabat sebagai
96
Pembimbing 2 dan turut andil dalam penyelesaian proyek penelitian ini.
7
10. Seluruh dosen dan staf Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Gorontalo yang telah banyak membantu dalam penyelesaian
studi ini.

iii
11. Pengajar penulis dari Universitas Muhammadiyah Gorontalo yang telah
membimbing dan mengajarinya dalam berbagai mata pelajaran;
12. Kedua orang tua dan keluargaku yang setia, atas kasih sayang, pengorbanan,
dan berkahnya dalam membantu membesarkan dan mendidikku; 13. Teman-
teman militer saya yang telah memberikan banyak dukungan moral kepada
penulis;
Pencipta memahami bahwa apa yang telah dicapai masih memiliki banyak
kekurangan dan tidak ada yang mendekati hebat. Pencipta akan sangat melihat
nilai dalam kritik dan saran yang bermanfaat. Akhirnya, pencipta percaya bahwa
50
penemuan ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Jadi itu.

Gorontalo, September 2022

Penulis

iv
ABSTRAK
8
Yuninda Tomayahu. C01418187 Pengaruh rendaman kaki air hangat dengan
campuran garam terhadap penurunan tekanan darah pada 64penderita hipertensi
di Desa Dunggala, Kecamatan Batudaa. Dibimbing oleh Ns.Rona Febriyona
S.kep, M.kep selaku pembimbing 1 dan Ns. Andi Nuraina Sudirman S.kep, M.kep
pembimbing 2.

Tekanan darah tinggi yang normal di arteri yang lebih besar dari 140/90
mmHg disebut hipertensi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mempertahankan atau menurunkan tekanan darah. Sebanding dengan desain
kelompok kontrol yang menggunakan teknik kuantitatif eksperimental adalah
desain penelitian. strategi pengambilan sampel menggunakan ukuran sampel
total. 34 sampel seluruhnya. Jantung 1merespons secara fisiologis mandi kaki air
hangat yang mengandung garam, dan tekanan hidrostatik air pada tubuh
meningkatkan aliran darah dari kaki ke rongga dada, di mana ia akan60menumpuk
di pembuluh darah besar jantung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
pengaruh mandi kaki dengan air hangat dengan kombinasi garam terhadap
penurunan tekanan darah pada hipertensi, nilai besar atau p-esteem 0,000 <
0,05 benar-benar berarti ada perbedaan33denyut nadi saat mediasi dan kontrol.
pertemuan. Akhir Ada dampak mandi air hangat dengan kombinasi garam
terhadap penurunan ketegangan peredaran darah pada penderita hipertensi di
Kota Dunggala, Kabupaten Batudaa. Disarankan kepada masyarakat umum
untuk melibatkan pengobatan ini sebagai pilihan untuk menurunkan denyut nadi
pada hipertensi.

Kata Kunci : Hipertensi, Tekanan darah, Rendaman air hangat dengan


campuran garam.

v
DAFTAR ISI

12
PENGESAHAN PEMBIMBING ................................. Error! Bookmark not defined.
MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................ Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR ................................................. Error! Bookmark not defined.
ABSTRAK ................................................................. Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR............................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xi
BAB 1 PENDAHULUAN..................................... Error! Bookmark not defined.
4
1.1 Latar Belakang Masalah ......................... Error! Bookmark not defined.
1.2 Identifikasi Masalah................................. Error! Bookmark not defined.
1.3 Rumusan Masalah .................................. Error! Bookmark not defined.
1.4 Tujuan Penelitian .................................... Error! Bookmark not defined.
1.4.1 Tujuan Umum .............................................Error! Bookmark not defined.
1.4.2 Tujuan Khusus ............................................Error! Bookmark not defined.
1.5 Manfaat Penelitian .................................. Error! Bookmark not defined.
1.5.1 Manfaat Teoritis ..........................................Error! Bookmark not defined.
1.5.2 Manfaat Praktis ..........................................Error! Bookmark not defined.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................. Error! Bookmark not defined.
2.1 Konsep Teori ............................................... Error! Bookmark not defined.
2.1.1 Hipertensi...........................................................Error! Bookmark not defined.
2.1.2 Etiologi ..............................................................Error! Bookmark not defined.
2.1.3 Faktor penyebab hipertensi .........................Error! Bookmark not defined.
2.1.4 Klasifikasi.........................................................Error! Bookmark not defined.
2.1.5 Patofisiologi ......................................................Error! Bookmark not defined.
2.1.6 Manifestasi klinik ........................................Error! Bookmark not defined.
31
2.1.7 Pemeriksaan Penunjang ................................Error! Bookmark not defined.
2.1.8 Penatalaksanaan ...........................................Error! Bookmark not defined.
2.1.9 Komplikasi .........................................................Error! Bookmark not defined.
2.1.10 Pencegahan ...................................................Error! Bookmark not defined.
48
2.2 Konsep Rendaman Kaki air hangat ............ Error! Bookmark not defined.

vi
2.2.1 Rendaman Kaki air hangat .............................Error! Bookmark not defined.
2.2.2 Manfaat rendaman kaki air hangat ................Error! Bookmark not defined.
4
2.2.3 Mekanisme rendaman kaki air hangat dengan campuran garam ...Error!
Bookmark not defined.
2.3 Konsep dasar garam.................................... Error! Bookmark not defined.
6
2.3.1 Garam ................................................................Error! Bookmark not defined.
2.4 Penelitian Relavan ...................................... Error! Bookmark not defined.
2.5 Kerangka Teori ........................................... Error! Bookmark not defined.
2.6 Kerangka Konsep ....................................... Error! Bookmark not defined.
BAB III METODE PENELITIAN ................................ Error! Bookmark not defined.
3.1 Desain Penelitian .................................... Error! Bookmark not defined.
3.2 Tempat dan waktu penelitian ....................... Error! Bookmark not defined.
3.2.1 Tempat Penelitian ..........................................Error! Bookmark not defined.
3.2.2 Waktu Penelitian ............................................Error! Bookmark not defined.
3.3 Variabel Penelitian .................................. Error! Bookmark not defined.
3.3.1 Variabel Independen ..................................Error! Bookmark not defined.
3.3.2 Variabel Dependen ....................................Error! Bookmark not defined.
3.3.3 Definisi Operasional ...................................Error! Bookmark not defined.
17
3.4 Populasi dan sampel ............................... Error! Bookmark not defined.
3.4.1 Populasi .......................................................Error! Bookmark not defined.
3.4.2 Sampel .........................................................Error! Bookmark not defined.
3.5 Tehnik Pengambilan sampel ................... Error! Bookmark not defined.
3.6 Tehnik Pengumpulan data ...................... Error! Bookmark not defined.
3.6.1 Data primer .....................................................Error! Bookmark not defined.
3.6.2 Data Sekunder ................................................Error! Bookmark not defined.
3.7 Tehnik Pengelolaan data ........................ Error! Bookmark not defined.
13
3.7.1 Editing ..........................................................Error! Bookmark not defined.
3.7.2 Coding ..........................................................Error! Bookmark not defined.
3.7.3 Data Entry ....................................................Error! Bookmark not defined.
3.7.3 Melakukan teknik analisis .........................Error! Bookmark not defined.
3.8 Teknik analisa Data .................................... Error! Bookmark not defined.
3.8.1 Analisa Univariat .............................................Error! Bookmark not defined.

vii
13
3.8.2 Analisa Bivariat ...........................................Error! Bookmark not defined.
3.10 Intrumen penelitian.................................. Error! Bookmark not defined.
3.11 Etika penelitian ........................................ Error! Bookmark not defined.
3.12 Alur Penelitian ......................................... Error! Bookmark not defined.
22
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................... Error! Bookmark not defined.
4.1 Gambaran lokasi penelitian ......................... Error! Bookmark not defined.
4.2 Hasil Penelitian ....................................... Error! Bookmark not defined.
4.2.1 Karakteristik Responden ...........................Error! Bookmark not defined.
4.2.2 Analisa Univariat.........................................Error! Bookmark not defined.
4.2.3 Analisa Bivariat ...........................................Error! Bookmark not defined.
4.3 Pembahasan ........................................... Error! Bookmark not defined.
19
4.3.1 Karakteristik Responden ...........................Error! Bookmark not defined.
4.3.2 Analisis Univariat ........................................Error! Bookmark not defined.
4.3.3 Analisis Bivariat ..........................................Error! Bookmark not defined.
4.4 Keterbatasan penelitian ......................... Error! Bookmark not defined.
BAB V PENUTUP ..................................................... Error! Bookmark not defined.
5.1 Kesimpulan ............................................. Error! Bookmark not defined.
5.2 Saran ...................................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ................................................. Error! Bookmark not defined.

viii
DAFTAR TABEL

Klasifikasi Hipertensi…………………………………………………………………..9
Penelian relevan……………………………………………………………………….18
Desain penelitian……………………………………………………………………….23
Definisi oprasional………………………………………………………………….….24
Analisa Bivariat…………………………………………………………………………37

ix
DAFTAR GAMBAR

Kerangka teori……………………………………………………………………….…21
Kerangka konsep………………………………………………………………………22
Alur penelitian…………………………………………………………………………..29
Karakteristik Responden………………………………………………………………33

x
DAFTAR LAMPIRAN

Surat permohonan responden………………………………………………………..50


Surat persetujuan responden………………………………………………………….51
Standar operasional prosedur………………………………………………………...52
Lembar observasi intervensi…………………………………………………………..53
Lembar observasi kontrol………………………………………………………………54
Lembar food recall 24 jam……………………………………………………………..55
Master tabel……………………………………………………………………………...56
Hasil olah Spss…………………………………………………………………………..60
Dokumentasi Penelitian…………………………………………………………………71

xi
109
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
New communicable diases atau dikenal dengan penyakit tidak menular
merupakan penyakit utama kematian diseluruh dunia, salah satunya penyakit
hipertensi. Hipertensi merupakan penyakit tidak menular atau Tekanan darah
tinggi didefinisikan sebagai nilai dalam koridor lebih menonjol dari 140/90 mmHg.
Hipertensi dapat terjadi tanpa gejala, efek samping, atau keluhan yang jelas
49
karena merupakan faktor risiko penyakit seperti penyakit jantung, gagal ginjal,
diabetes, dan stroke. Oleh karena itu, banyak orang yang tidak memahami
bahwa hipertensi merupakan masalah penting di Indonesia, namun juga di
seluruh dunia.
Menurut World Health Organization (WHO) Siapapun, tanpa memandang
usia, dapat mengembangkan hipertensi. Hipertensi adalah salah satu penyakit
terburuk di dunia. Hipertensi, kadang-kadang disebut sebagai tekanan darah
tinggi, adalah penyakit medis berbahaya yang secara signifikan meningkatkan
risiko ginjal, jantung, dan kondisi lainnya. Dua pertiga dari 1,28 miliar orang
berusia antara 30 dan 79 tahun yang diperkirakan menderita hipertensi secara
keseluruhan tinggal di negara-negara dengan gaji rendah dan menengah. pasien
hipertensi dewasa dilaporkan 46% lebih kecil kemungkinannya untuk menyadari
kondisi mereka. Orang dewasa dengan hipertensi hanya didiagnosis dan diobati
pada 42% kasus. Orang dewasa dengan hipertensi dapat mengontrolnya pada
sekitar 1 dari 5 kasus (21%). Penyebab global utama kematian dini adalah
hipertensi. Penurunan penyakit tidak menular merupakan salah satu target
global.(Gabriella et al., 2021)
WHO memperkirakan bahwa saat ini prevalensi global hipertensi adalah
22 persen dari populasi dunia. Kurang dari seperempat dari mereka yang
menderita kondisi tersebut mencoba mengelola tekanan darah mereka. Di urutan
ketiga dengan frekuensi 27%, Asia Tenggara dan Afrika memiliki insiden
hipertensi tertinggi. 25% dari total penduduk.(Gabriella et al., 2021)
Jumlah penderita hipertensi meningkat secara global. Hanya 4% dari 15
juta penderita hipertensi di Indonesia yang tekanan darahnya terkendali. Orang
dewasa memiliki prevalensi 6-15%, dan 50% dari mereka tidak menyadari bahwa

12
mereka memiliki kondisi tersebut. Akibatnya, mereka lebih mungkin mengalami
hipertensi berat karena mereka tidak menyadari faktor risiko dan tidak mengambil
tindakan pencegahan untuk menguranginya (Rahayu, 2017). Wanita lebih
mungkin dibandingkan pria untuk menderita hipertensi. Pembacaan tekanan
darah mengungkapkan bahwa itu adalah 31,9 persen tahun 2007 dan 28,8%
tahun 2013. Wanita di atas 45 tahun lebih cenderung memiliki hipertensi rata-rata
seiring bertambahnya usia. Temuan Riskesdas tahun 2007 hingga 2018
menunjukkan bahwa prevalensi. (Podungge, 2020)
Data Dinkes Provinsi Gorontalo tahun 2018 mengungkapkan bahwa di
Provinsi Gorontalo terdapat 23.684 penduduk yang menderita hipertensi, dengan
Kota Gorontalo paling tinggi angkanya (12.263), disusul Kabupaten Gorontalo
(4.225), Kabupaten Gorontalo Utara (2.808), Kabupaten Bone Bolango ( 2.186),
Kabupaten Boalemo (1.362), dan Kabupaten Pohuwato (840). Salah satu fasilitas
kesehatan di wilayah Kota Gorontalo dengan jumlah penderita hipertensi
terbanyak yaitu 6.284 kasus pada tahun 2018 adalah Puskesmas Kota Barat.
(Podungge, 2020)
Untuk menurunkan hipertensi terdapat beberapa pengobatan yang sering
dilakukan untuk menurunkan denyut nadi pada penderita hipertensi dapat
diturunkan dengan cara menyerap air hangat kaki yang dicampur garam,
pemberian jus tomat kepada penderita darah tinggi, pemberian jus mentimun
kepada penderita darah tinggi, pemberian air rebusan seledri kepada penderita
darah tinggi, dan banyak lagi. darah pada penderita hipertensi. Menurut
penelitian Fildayanti (2020) & Ambarwati, Bagi penderita hipertensi, pengobatan
merendam kaki dengan air hangat dianggap lebih efektif daripada air garam saja
dalam menurunkan tekanan darah (2020) Metode yang melibatkan Menyerap
kaki air hangat dicampur dengan garam seharusnya berkurang gejala darah
tinggi. tekanan.(Fildayanti. Dharmawati, 2020).
Tetapi berdasarkan hasil penelitian Gresty & Julia, Di Puskesmas Bahu
Manado, perawatan foot shower air hangat tidak menurunkan denyut nadi pada
pasien hipertensi (Nazaruddin et al., 2021). Sesuai penelitian Pratiwi (2018),
menyerap air hangat kaki dengan kombinasi garam dan serai lebih layak
daripada menyerap air hangat kaki dengan kombinasi garam. karena
mempercepat perubahan tekanan darah. (Pratiwi, 2018).

13
Modifikasi Peneliti dari penelitian sebelumnya menggunakan rendaman
2
kaki dengan air hangat selama 15 menit selama 7 hari berturut-turut pada suhu
400 C, berbeda dengan uji coba sebelumnya yang dianggap tidak berguna yang
hanya menggunakan rendam kaki selama 10 menit pada suhu 400 C. 350 C
selama 5 hari berturut-turut.
Pengobatan perawatan mandi air hangat adalah perawatan non-
102
farmakologis yang dapat menurunkan ketegangan peredaran darah.Terapi
rendam kaki air hangat menawarkan beberapa keuntungan, termasuk
kemampuan untuk mengurangi demam dan nyeri, meningkatkan kesuburan,
menenangkan kelelahan, memperkuat pertahanan tubuh, dan membantu
sirkulasi darah. (Ummiyati & Asrofin, 2019).
Untuk meningkatkan jumlah oksigen yang dikirim ke jaringan, Perawatan
rendam kaki dengan air hangat lebih mengembangkan aliran darah dengan
membuka dan memperluas penyebaran vena. Bertahan 10 sampai 15 menit
menyerap air hangat kaki Anda dapat menyebabkan Anda merasa lebih baik,
mengurangi ketegangan peredaran darah, dan mengurangi rasa sakit. Basahi
kaki dengan air hangat dapat dimanfaatkan sebagai pengobatan untuk
mengendurkan sendi dan otot yang kaku karena air hangat memiliki efek
fisiologis pada tubuh. Jika dilakukan dengan kesadaran dan disiplin, stroke bisa
disembuhkan. Semua orang bisa dengan mudah melakukan hidroterapi rendam
air hangat ini, tidak memakan banyak biaya, dan tidak ada efek samping negatif.
(Bariyah, 2021).
1
Praktik memandikan kaki dengan air hangat secara fisiologis
mempengaruhi beberapa bagian tubuh, termasuk jantung. Darah akan
menumpuk di pembuluh darah utama jantung karena tekanan hidrostatik air yang
bekerja melawan tubuh, yang memberi energi aliran darah dari kaki ke lubang
dada. Ada banyak macam obat nonfarmakologis. Denyut nadi akan meningkat
dan perkembangan pembuluh darah akan diberdayakan oleh air hangat; dampak
ini bertahan sesaat setelah perawatan mandi uap diberikan.
Peningkatan Aliran getah bening membantu tubuh mengeluarkan racun
dengan bekerja dengan aliran darah yang diperluas. Water treatment dapat
dimanfaatkan untuk mengobati pegal linu, radang sendi, linu panggul, nyeri
punggung, kurang tidur, lemas, stres, gangguan peredaran darah (hipertensi),
otot berdenyut, kram, dan kekakuan hanyalah beberapa penyakit yang mungkin

14
diderita orang. Merendam kaki dalam air hangat dapat digunakan sebagai
pengobatan untuk mengendurkan sendi yang kaku dan pulih dari stroke jika
dilakukan dengan kesadaran dan disiplin.. Air hangat memiliki efek fisiologis
pada tubuh. (Fildayanti. Dharmawati, 2020).
Natrium klorida merupakan komponen kimia utama garam, yang
merupakan campuran bahan kimia lain (NaCl). Jika kadar natrium dalam tubuh
2
cukup tinggi, tubuh biasanya dapat menjaga keselarasan antara natrium di luar
sel dan kalium di dalam sel. Aldosteron kimia menjaga kadar garam yang sesuai
52
dalam darah. Jika seseorang kehilangan natrium, air akan masuk ke dalam sel
untuk melemahkan natrium, yang akan membuat cairan ekstraseluler berkurang
dan mengganggu keseimbangan cairan. Modifikasi ini dapat mengurangi tekanan
darah. (Ambarwati et al., 2020)
Agar tubuh tetap sehat dan melawan penyakit kronis, tekanan darah
normal sangat penting. Dalam Islam, memiliki kesehatan yang baik adalah
sesuatu yang harus disyukuri karena itu adalah berkah yang luar biasa. Air
(maa') dijelaskan oleh Allah sebagai komponen penting dari kehidupan..

‫ش ْيء ُكل ْال َم ۤا ِء ِمنَ َو َجعَ ْلنَا‬


َ ‫ يُؤْ ِمنُ ْونَ اَفَ َل َحي‬- ٣٠
47
dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air; maka mengapa
mereka tidak beriman? (QS. Al-Anbiya’: 30).
Dalam ayat yang berbeda, Allah juga menjelaskan bagaimana Dia
menghidupkan kembali tanah yang gersang dengan menurunkan air dari langit,
yang menyebabkan berbagai makhluk hidup bermekaran dan bersemi (QS. Al-
Hajj: 5). Semua jenis binatang diciptakan oleh Allah Yang Maha Esa (QS. An-
Nur: 45)
Di Kecamatan Batudaa ditemukan 180 pasien hipertensi, berdasarkan
temuan awal peneliti menggunakan data tiga bulan terakhir pada Januari–Maret
2022 di Puskesmas Batudaa. Laporan temuan investigasi pertama yang
dilakukan pada Maret 2022, diambil Desa terbanyak masyarakat yang menderita
hipertensi adalah desa Dunggala yaitu dengan jumlah penderita 34 orang.
Berdasarkan temuan survey awal oleh peneliti di Desa Dunggala diketahui
2
bahwa masyarakat belum mengetahui tentang terapi yang dapat menurunkan
tekanan darah pada penderita hipertensi salah satunya terapi rendam kaki di air

15
hangat dengan campuran garam. . Hal ini ditegaskan dengan mewawancarai 5
orang penderita hipertensi. Kelima orang tersebut menyatakan belum pernah
menjalani terapi dalam bentuk apapun untuk menurunkan tekanan darah saat
ditanya saat mereka berkunjung ke Puskesmas untuk berobat saat sakit. selain
mengonsumsi obat antihipertensi dari puskesmas, ditanyakan perihal rutin
mengonsumsi obat antihipertensi 5 orang tersebut mengatakan tidak secara rutin
mengonsumsi obat antihipertensi tersebut.
8
Peneliti tertarik untuk meneliti “Pengaruh Perendaman Kaki Air Hangat
dengan Campuran Air Garam Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada
Penderita Hipertensi di Desa Dungala Kecamatan Batudaa” berdasarkan latar
belakang tersebut di atas.
55
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka yang dapat diidentifikasi
masalah dalam penelitian ini yaitu :
1. Dari data 3 bulan terakhir pada bulan januari-maret tahun 2022 di
Puskesmas Batudaa, didapatkan 180 penderita hipertensi sekecematan
Batudaa.
2. Didapatkan masyarakat yang menderita hipertensi terbanyak adalah desa
Dunggala yaitu dengan jumlah penderita 34 orang.
3. Hasil wawancara 5 orang masyarakat di Desa Dunggala belum mengetahui
1
terapi yang bisa salah satunya menggunakan perawatan rendam kaki air
hangat dengan kombinasi garam untuk menurunkan tekanan darah.
1.3 Rumusan Masalah
Masalah eksplorasi dapat dibuat berdasarkan data dasar yang diberikan di atas,
yaitu. Bagaimana mandi air hangat dengan kombinasi air garam dapat
mempengaruhi penurunan denyut nadi pada pasien hipertensi?
41
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Tujuan utama penelitian ini untuk mengetahui apakah penderita hipertensi di
Desa Dunggala Kecamatan Batudaa dapat menurunkan tekanan darahnya
dengan cara mandi air hangat dengan campuran air garam.

16
38
1.4.2 Tujuan Khusus
1. Teridentifikasi karakteristik Responden
1
2. Diukur tekanan darah sebelum diberikan terapi rendam kaki air hangat
dengan campuran garam.
3. Mengukur seberapa sering terjadi tekanan darah setelah mendapat terapi
foot bath air hangat. dengan campuran garam
4. Teranalisis pengaruh rendaman kaki air hangat dengan campuran air garam
di Desa Dunggala
83
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Teoritis
Bagi Tenaga kesehatan mungkin menawarkan rincian lebih lanjut tentang
penggunaan terapi mandi kaki air hangat yang dikombinasikan dengan air garam
105
sebagai alternatif untuk menurunkan tekanan darah pada individu hipertensi.
100
1.5.2 Manfaat Praktis
1. Bagi peneliti, untuk memberi penulis lebih banyak konteks untuk
menggunakan pengetahuan tingkat perguruan tinggi

2. Bagi masyarakat, sebagai peningkatan kesadaran masyarakat akan manfaat


merendam kaki penderita hipertensi dengan air hangat yang dicampur air garam
sebagai salah satu pilihan untuk menurunkan tekanan darahnya.

3. Dapat dimanfaatkan sebagai sumber data dan sumber bagi mahasiswa


kesehatan yang memimpin eksplorasi ekstra tentang dampak pengobatan
1
penyerapan kaki air hangat dicampur dengan air garam pada penurunan
12
ketegangan peredaran darah pada pasien dengan hipertensi.

17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Teori
2.1.1 Hipertensi
Hipertensi sebagai aturan umum, sangat baik dapat dicirikan sebagai
44
regangan sistolik lebih dari 140 mmHg dan ketegangan diastolik lebih dari 90
mmHg. Secara konsisten, tekanan peredaran darah manusia biasanya
berfluktuasi. Tepat ketika hipertensi bertahan, itu menjadi masalah. Jantung dan
otak, serta organ penyuplai darah lainnya menjadi tegang akibat tekanan darah
ini (Manuntung, 2019).
Tekanan darah, yang merupakan kekuatan darah yang diterapkan pada
dinding pembuluh darah saat didorong dari jantung ke jaringan, disebabkan oleh
tekanan darah terhadap dinding arteri. Arteri darah dan detak jantung
mempengaruhi seberapa banyak tekanan yang ada. Ketika ventrikel
berkontraksi, tekanan darah mencapai puncaknya (tekanan sistolik). Darah
dipompa melalui pembuluh darah dengan kekuatan yang berlebihan ketika
seseorang mengalami hipertensi, yang mengakibatkan peningkatan tekanan
darah. (Hasnawati, 2021).
Suatu kondisi yang berhubungan dengan Hipertensi pada manusia
adalah hipertensi. Denyut nadi adalah kekuatan yang diterapkan pada pembuluh
darah oleh jantung saat darah mengalir ke seluruh tubuh. Kata hipertensi lebih
sering digunakan daripada hipertensi. kekacauan yang dapat meningkatkan
risiko stroke jantung, kerusakan kardiovaskular, dan kerusakan ginjal yang
disebabkan oleh hipertensi kronis (Ridwan, 2017).
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa Suatu keadaan
perubahan yang dikenal sebagai Tekanan darah yang meningkat secara kronis,
yang dihasilkan dari satu atau lebih faktor risiko yang gagal menjaganya tetap
normal, dikenal sebagai hipertensi. Peningkatan denyut sistolik atau diastolik
lebih menonjol dari 140 mmHg disebut sebagai hipertensi. > 90mmHg.
2.1.2 Etiologi
Mayoritas orang dengan hipertensi esensial (fundamental) (kira-kira
95%). Meskipun awal spesifik dari hipertensi mendasar tetap tidak jelas, faktor
keturunan dan alami berperan dalam meningkatkan tekanan darah serta

18
sensitivitas sistem saraf simpatik terhadap garam dan sistem renin-angiotensin
aldosteron. Faktor penentu lainnya, selain pertimbangan keturunan, termasuk
merokok, konsumsi garam, obesitas, gaya hidup, dan penggunaan alkohol.
Kondisi komorbiditas atau penggunaan obat tertentu dapat menyebabkan
hipertensi sekunder. Menyebabkan hipertensi baik secara langsung maupun
tidak langsung. Tahap awal dalam mengobati hipertensi sekunder termasuk
menghentikan penggunaan obat-obatan ini atau mengatasi gangguan yang ada..
(Sariputra et al., 2020)
Berdasarkan uraian tersebut Hipertensi Primer adalah salah satu dari dua
jenis hipertensi, bersama dengan Hipertensi Sekunder. 90% kasus hipertensi
yang diklasifikasikan sebagai hipertensi primer tidak diketahui penyebabnya.
Genetika, jenis kelamin, dan usia, obesitas, kandungan garam atau lemak yang
tinggi, gaya hidup merokok, dan penggunaan alkohol dianggap berperan dalam
perkembangan hipertensi esensial.
2.1.3 Faktor penyebab hipertensi
Salah satu penyebab hipertensi adalah cara hidup yang tidak diinginkan,
seperti melahap makanan murah yang asin dan berminyak. Selain itu, stres,
merokok, mengonsumsi alkohol, dan kelebihan berat badan dapat meningkatkan
tekanan darah. tidak adanya hipertensi dikelola secara efektif, dapat
menyebabkan konsekuensi seperti edema paru, gagal ginjal, serangan jantung,
dan stroke. Jika pengobatan tidak segera diterima, bisa berakibat fatal. (Siti
Suciati & Ernik Rustiana, 2021).
Berdasarkan penjelasan tersebut terdapat dua faktor risiko Hipertensi
yaitu, Usia, jenis kelamin, dan keturunan adalah beberapa contoh Faktor risiko
yang dihasilkan oleh perilaku buruk penderita hipertensi, seperti merokok, diet
rendah serat, penggunaan garam yang berlebihan, kurangnya aktivitas, stres,
berat badan/kegemukan yang tidak perlu, dan penggunaan minuman keras,
79
merupakan faktor risiko yang tidak dapat diubah namun dapat menjadi faktor
risiko. dikendalikan.
2.1.4 Klasifikasi
30
Peningkatan tekanan darah di atas kisaran normal, seperti yang
Hipertensi adalah suatu kondisi yang keberadaannya dapat dideteksi oleh
3
pengukur tekanan darah. Tekanan darah seseorang akan meningkat seiring
bertambahnya usia. Pembacaan tekanan darah sistolik lebih dari 130/90 mmHg

19
merupakan indikasi baik penyakit ginjal atau diabetes mellitus. Tekanan darah
sistolik mungkin meningkat sepanjang sisa hidup seseorang. 55 sampai 60
tahun, setelah itu akan mulai menurun secara perlahan dan kadang-kadang
dengan cepat.. (Ridwan, 2017).

Tabel 1. Klasifikasi Usia Joint Nasional Commite 8 ≥ 18 Tahun


Klasifikasi Tekanan sistolik Tekanan diastolic
(mmHg) (mmHg)

23
Normal < 120 mmHg < 80 mmHg

Pre Hipertensi 120-130 mmHg 80-90 mmHg

Stadium I 140-159 mmHg 90-99 mmHg

Stadium II ≥ 160 mmHg ≥ 100 mmHg

(Sumber : James. Et al.,2014)

2.1.5 Patofisiologi
Resistensi perifer total dan stroke volume keduanya berdampak pada
tekanan darah. Hipertensi dapat terjadi akibat peningkatan salah satu faktor ini
tanpa kompensasi yang memadai. Tubuh memiliki sistem yang bekerja untuk
menghentikan variasi tekanan darah yang tiba-tiba yang disebabkan oleh
masalah peredaran darah dan untuk menjaga darah tetap stabil sepanjang
waktu. Mekanisme yang mengontrol tekanan darah cukup rumit. Sistem reaksi
80
cepat termasuk refleks kemoreseptor, respons iskemia, sistem saraf pusat, yang
muncul dari atrium, dan otot polos arteri pulmonalis berfungsi sebagai dasar
kontrol. Sistem kontrol respon lambat diatur oleh hormon angiotensin dan
vasopresin melalui pertukaran cairan antara sirkulasi kapiler dan ruang
interstisial.
Angiotensin I converting enzyme menghasilkan angiotensin II dari
angiotensin I sebagai penyebab hipertensi (ACE). Fungsi fisiologis ACE dalam
mengontrol tekanan darah adalah signifikan. Angiotensinogen, yang dibuat di
hati, ada di dalam darah. Renin, zat yang dibuat oleh ginjal, juga hormon
mengubahnya menjadi angiotensin I. Di paru-paru, ACE mengubah angiotensin I

20
menjadi angiotensin II. Faktor utama dalam meningkatkan tekanan darah adalah
angiotensin II, yang melakukannya dengan dua cara.
Hormon antidiuretik (ADH) dan rasa haus disekresikan pada tingkat yang
lebih tinggi sebagai tindakan pertama. Hipotalamus (kelenjar hipofisis)
menghasilkan ADH, yang berinteraksi dengan ginjal untuk mengontrol volume
dan osmolalitas urin. Karena penurunan ekskresi urin yang disebabkan oleh
kenaikan ADH (antidiuresis), urin menjadi pekat dan memiliki osmolalitas yang
tinggi. Dengan menarik cairan dari area intraseluler untuk mengencerkannya,
volume cairan ekstraseluler akan bertambah. Volume darah tumbuh sebagai
hasilnya, meningkatkan tekanan darah. Korteks adrenal melepaskan aldosteron
dirangsang oleh aksi kedua. Hormon steroid aldosteron memiliki peran penting
dalam ginjal. Aldosteron akan menurunkan ekskresi untuk mengontrol jumlah
cairan ekstraseluler. (Bianti, 2015).
2.1.6 Manifestasi klinik
Kebanyakan orang dengan hipertensi mungkin tidak mengalami gejala,
92
meskipun kadang-kadang gejala tertentu dapat terjadi pada saat yang sama dan
mungkin berhubungan dengan hipertensi (pada kenyataannya tidak). Baik
mereka yang menderita hipertensi maupun mereka yang memiliki denyut nadi
110
biasa mungkin mengalaminya. Karena kerusakan pada otak besar, mata,
jantung, dan ginjal, hipertensi yang sedang berlangsung atau tidak diobati dapat
menyebabkan efek samping termasuk migrain, kelelahan, sakit, memuntahkan,
angin kencang, rewel, dan penglihatan kabur.(Manuntung, 2019).
1
2.1.7 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Penunjang yang dapat dilakukan untuk pasien Hipertensi
adalah sebagai berikut :
a. sebuah. Uji coba fasilitas penelitian hematokrit, ureum, dan kreatinin
diharapkan dapat mensurvei kemampuan ginjal. tes elektrolit untuk
memeriksa ketidakseimbangan hormon yang berhubungan dengan
aldosteron Carilah kelainan ginjal dengan melihat urinalis (protein dalam
urin).
b. Pemeriksaan radiologis dapat mendeteksi penyumbatan pembuluh darah
pada stadium gagal jantung hipertensif dan pembesaran jantung kiri pada
hipertensi kronis.

21
c. Sebuah studi yang akurat untuk melacak perkembangan hipertrofi ventrikel
adalah ekokardiogram. Hemodinamik kardiovaskular dan gejala iskemia
miokard yang menyertai penyakit jantung hipertensif lanjut (Dr. Vladimir,
2021)
2.1.8 Penatalaksanaan
Ada dua cara untuk mengelola hipertensi: secara farmasi dan
nonfarmakologis. Strategi farmakologi adalah teknik yang memanfaatkan obat-
obatan, tetapi cara non-farmakologis juga dapat digunakan, seperti menerapkan
gaya hidup sehat yang mencakup olahraga, mengurangi konsumsi garam,
berhenti merokok, dan berendam air hangat dengan suhu antara 39 dan 40
derajat. Celsius. Menurut ilmu pengetahuan, air hangat memberikan efek
fisiologis pada arteri darah yang menyebabkan sirkulasi darah lebih lancar.kerja
jantung menjadi lebih stabil serta akan menguatkan otot dan logamen yang
mempengaruhi sendi (Bariyah, 2021)
European Society of Hypertension menyatakan bahwa itu memerlukan
modifikasi gaya hidup seseorang dan menerima pengobatan (emdat & naily,
2020). Pasien yang mengubah gaya hidup juga harus bisa membaca label
makanan dan membuat pilihan makanan yang baik. Pengetahuan tentang cara
membaca, menulis, dan memahami informasi terkait kesehatan, khususnya
informasi tentang pengelolaan dan pengendalian hipertensi, dikenal sebagai
literasi kesehatan. (2017) Mafutha dkk. Program Pendidikan Hipertensi Kanada
(2014) membuat rekomendasi berikut untuk mengelola hipertensi: mengubah
perilaku hidup sehat, menjaga kebugaran tubuh, mengurangi penggunaan
alkohol, mengatur pola makan, membatasi asupan natrium, meningkatkan asupan
kalsium dan magnesium, dan mengurangi stres (Widimsk, 2016; Taghadosi,
2017).
Perhatikan makanan yang disukai penderita hipertensi. Makanan tinggi
lemak jenuh (menangani sumber makanan tinggi garam natrium (seperti roti
gulung, wafer, keripik, dan jenis makanan kering yang pedas), varietas makanan
kaleng dan minuman ringan (seperti sarden, hotdog, daging kornet, sayuran
kaleng dan produk organik, soda pop), jenis makanan yang dilindungi (seperti
91
dendeng hamburger, sayuran yang diawetkan dan produk alami, hancur, ikan
asin, pindang, udang kering, telur asin, dan kacang tanah), serta sumber

22
makanan kaleng dan minuman (seperti sarden, sosis, sayuran kaleng dan produk
alami, soda pop ).(Kemenkes.RI, 2014).
2.1.9 Komplikasi
Terjadinya gagal ginjal, otak, jantung, dan penglihatan sangat dipengaruhi
oleh hipertensi. Secara umum, risiko masalah ini meningkat dengan tekanan
darah tinggi. Sebagian besar penderita hipertensi tidak dapat menerima terapi
karena tidak memiliki gejala, yang menyebabkan kondisi tersebut menyebar ke
seluruh tubuh, termasuk ke organ lain. di mana ada peningkatan kematian terkait
hipertensi.
a. Pembuluh darah di retina mungkin rusak akibat tekanan darah yang terus
meningkat, mengganggu penglihatan. Semakin banyak waktu yang
dihabiskan seseorang dengan hipertensi, ketika tekanan darah mereka
meningkat, semakin banyak kerusakan yang terjadi pada retina mereka.
Selain itu, neuropati optik iskemik, atau cedera pada saraf optik, adalah nama
lain untuk masalah yang dapat berkembang sebagai akibat dari hipertensi.
Pasien dengan hipertensi maligna, yang tekanan darahnya meningkat dengan
cepat, dapat mengalami kerusakan parah.
b. gagal ginjal Penyakit ginjal kronis dapat berkembang sebagai akibat dari
Kapiler ginjal dan glomeruli secara bertahap dirugikan oleh tekanan darah
tinggi. Kerusakan pada glomerulus mencegah darah mencapai unit fungsi
14
ginjal. Karena cedera membran glomerulus juga mengakibatkan pelepasan
semua protein melalui urin, edema sering terlihat sebagai akibat dari
penurunan tekanan osmotik koloid plasma. Pasien hipertensi kronis sering
mengalami gangguan ginjal.
14
c. Jika otak rusak karena perdarahan, peningkatan tekanan intrakranial, atau
embolus yang keluar dari arteri darah selain otak yang terkena hipertensi
persisten.
d. Penyakit jantung Arteriosklerosis di arteri koroner menyebabkan penyakit
jantung, juga disebut sebagai infark miokard. Akibatnya, suplai oksigen
jantung terputus, yang mencegah jantung mendapatkan oksigen yang
dibutuhkan dan menyebabkan iskemia jantung. (Bianti, 2015).

23
2.1.10 Pencegahan
Masyarakat umum masih belum mengetahui tentang upaya pengobatan
dan pencegahan hipertensi. Tindakan promotif dan preventif saat ini mendapat
perhatian. Morbiditas dan mortalitas hipertensi harus menurun seiring dengan
meningkatnya kesadaran masyarakat akan kondisi tersebut. dengan mengikuti
pola makan seimbang, sering berolahraga, dan melakukan pemeriksaan
kesehatan secara rutin (Fiber, 2021). Hipertensi dapat dicegah dengan
mengurangi konsumsi garam, meningkatkan asupan buah dan sayuran,
berolahraga secara teratur, tidak merokok dan minuman beralkohol, membatasi
asupan makanan tinggi lemak jenuh, dan memotong atau mengurangi lemak.
trans makanan (Bianti, 2015).
2.2 Konsep Rendaman Kaki air hangat
2.2.1 Rendaman Kaki air hangat
Dengan melebarkan dan meningkatkan sirkulasi pembuluh darah,
perawatan mandi kaki hangat meningkatkan aliran darah, yang meningkatkan
54
jumlah oksigen yang diberikan ke jaringan. Jika dilakukan dengan kesadaran dan
disiplin, rendam kaki air hangat dapat dimanfaatkan sebagai pengobatan untuk
memperbaiki stroke dan merehabilitasi otot-otot sendi yang kaku. memiliki
dampak fisiologis bagi tubuh. Semua orang bisa dengan mudah melakukan
hidroterapi rendam air hangat ini, tidak memakan banyak biaya, dan tidak ada
efek samping negatif. (Ummiyati & Asrofin, 2019).
16
Kemampuan Air hangat untuk menurunkan tekanan peredaran darah
pada penderita hipertensi membuatnya sangat baik untuk menyerap air hangat
97
kaki. dapat memberdayakan pembesaran atau pembesaran pembuluh darah,
yang akan mengubah aliran darah dan tekanan darah di ventrikel. Aliran darah
yang lebih lancar memungkinkan darah dipompa ke jantung, menurunkan
tekanan sistolik. Karena darah mengalir dengan lancar dan ventrikel rileks,
tekanan di dalam ventrikel berkurang secara substansial, menurunkan tekanan
diastolik. Selain itu air hangat dapat merangsang terjadinya penurunan tekanan
darah, air hangat juga dapat menurunkan intensitas nyeri, memberikan rasa
nyaman sehingga pasien merasa lebih rileks dan meningkatkan pola tidur pasien
(Bariyah, 2021)

24
Tujuan dari terapi Rendaman kaki dalam air hangat dengan larutan garam
Tujuan perawatan rendam kaki antara lain meningkatkan aliran Darah meningkat,
edema berkurang, relaksasi otot didorong, jantung dipelihara, stres berkurang,
nyeri berkurang, permeabilitas kapiler meningkat, dan tubuh dihangatkan. Air
hangat menghangatkan tubuh, menyebabkan pembuluh darah melebar,
begitulah cara kerja terapi ini.(Fitrina et al., 2021).
2.2.2 Manfaat rendaman kaki air hangat
Manifestasi fisik panas atau kehangatan disebut sebagai manfaat atau efek
hangat. Efek ini dapat mempercepat proses kimia dan menyebabkan cairan,
padatan. Aktivitas metabolisme dan interaksi cairan dan kimia di dalam jaringan
akan meningkat. Reaksi biologis terhadap kehangatan dapat membuat pembuluh
darah membesar dan meningkatkan aliran darah. Menurut prinsip fisiologis,
respons tubuh terhadap panas menyebabkan permeabilitas kapiler meningkat,
otot mengendur, pembekuan darah melambat, dan pembuluh darah melebar.
Saat mengobati banyak penyakit dan penyakit tubuh, respons hangat ini
diterapkan. (Fitrina et al., 2021)
Menurut Menurut penelitian Fildayanti (2020) dan Ambarwati (2020), air
hangat kaki yang dicampur garam dianggap sebagai cara ampuh untuk
menurunkan hipertensi. Pemanfaatan teknik ini diharapkan dapat mengurangi
hasil ketergantungan pada obat penurun denyut nadi dan menjadi pengobatan
nonfarmakologis untuk pasien hipertensi. Selanjutnya, strategi perendaman air
hangat lebih kuat, masuk akal, dan terlindungi untuk mengurangi tekanan darah.
(Fildayanti. Dharmawati, 2020)
Mandi Menurut Santoso, kaki yang hangat dapat memperbesar pembuluh
darah, sehingga melancarkan peredaran darah (2015). sehingga dapat
menenangkan seluruh tubuh, melepaskan ketegangan, dan mengatasi efek hari
yang sibuk. Teori di balik terapi mandi air panas kaki adalah konduksi, yang
menyatakan bahwa ketika panas atau kehangatan ditransfer dari air hangat ke
dalam tubuh, pembuluh darah akan mengembang dan otot akan rileks menjadi
rileks, yang pada gilirannya akan meningkatkan sirkulasi darah dan berdampak
pada tekanan arteri melalui baroreseptor. serabut saraf yang menyampaikan
pesan dari setiap bagian tubuh akan menghantarkan impuls di sinus serebral dan
arkus aorta.. (Fitrina et al., 2021).

25
Perawatan air hangat untuk daerah tubuh dapat meningkatkan aliran
44
darah, mengurangi pembengkakan, dan mendorong relaksasi otot Manfaat terapi
rendam kaki air hangat antara lain dapat melebarkan pembuluh darah,
memperlancar aliran darah, dan memperlancar peredaran darah merangsang
saraf di telapak kaki. Saraf di telapak kaki yang menuju ke organ vital ini
berdampak pada pembuluh darah arteri di jantung, paru-paru, lambung, dan
pankreas. Air hangat memiliki efek memperlancar peredaran darah serta
memperkuat otot dan ligamen yang menopang persendian tubuh., dan latihan di
dalam air baik untuk jantung dan paru-paru.
1
2.2.3 Mekanisme rendaman kaki air hangat dengan campuran garam
Melakukan perawatan mandi kaki dengan air hangat secara teratur
membantu menurunkan tekanan darah karena kehangatan air di kaki
meningkatkan sirkulasi darah dan merangsang saraf di kaki, yang pada
gilirannya mengaktifkan sistem saraf parasimpatis, yang menurunkan tekanan
darah.(Astutik & Mariyam, 2021).
95
Terapi ini berpengatuh pada pembuluh darah, sehingga aliran darah
103
menjadi lebih lancar dan perubahan pada otot-otot ligamen yang mempengaruhi
persendian tubuh. Air hangat memiliki kemampuan untuk menyampaikan
intensitas atau siklus sintetis yang terjadi di pembuluh darah, membuat pembuluh
darah melebar, mengurangi ketebalan darah, memberikan tekanan otot,
memperluas pencernaan jaringan, dan memperluas penetrasi yang sempit.
Untuk menurunkan denyut nadi, meredakan tekanan sendi, mengurangi
ketegangan otot, memperluas pembuluh darah, menghilangkan bau yang tidak
sedap, dan lebih mengembangkan kualitas istirahat bagi orang lanjut usia, kaki
harus direndam selama 20 menit di atas mata kaki dalam air hangat bersuhu
40°C.. (Astutik & Mariyam, 2021).
Terapi perendaman air hangat bekerja dengan cara konduksi, di mana
intensitas dipindahkan dari air hangat ke dalam tubuh dan menghasilkan otot
yang mengendur dan pembuluh darah melebar. Ini meningkatkan aliran darah,
yang mempengaruhi ketegangan pembuluh darah dengan mengirimkan motivasi
ke sinus serebral dan baroreseptor kurva aorta. disampaikan oleh filamen saraf
yang menghubungkan pusat operasional yang bijaksana ke medula untuk
menghidupkan ketegangan sistolik, yang mendorong otot ventrikel untuk
meregangkan dan menyesuaikan dengan segera. Data ini disampaikan ke

26
pikiran tentang ketegangan peredaran darah, volume darah, dan persyaratan
tertentu, semuanya dianggap sama,. Harus ada perbedaan antara tekanan di
dalam ventrikel dan tekanan di dalam ventrikel. di katup aorta agar dapat
membuka. (Ummiyati & Asrofin, 2019).
Perawatan nonfarmakologis yang memiliki efek fisiologis pada jantung
dan bagian tubuh lainnya adalah terapi rendam kaki air garam hangat. Selain itu,
menyebabkan darah menumpuk di arteri darah utama jantung dan meningkatkan
aliran darah dari kaki ke dada. seminggu sekali, selama 10-15 menit, dalam satu
hari. Prosedur ini tidak memiliki efek samping, tetapi jika dilakukan berulang kali
atau di dalam air yang terlalu panas, kondisi kulit atau masalah kulit lainnya
dapat berkembang. tidak bersih (sakit kulit, kemerahan, rasa terbakar). Pasien
dengan luka kaki merupakan kontraindikasi terapi ini. (Fildayanti. Dharmawati,
2020).
2.3 Konsep dasar garam
2.3.1 Garam
NaCl merupakan komponen kimia utama garam, yang merupakan
campuran zat lain. Jika kadar natrium dalam tubuh cukup tinggi, tubuh seringkali
2
dapat menjaga keselarasan antara natrium di luar sel dan kalium di dalam sel.
52
Aldosteron kimia mengikuti kadar garam yang sah dalam darah. Jika seseorang
kehilangan natrium, air akan masuk ke dalam sel untuk melemahkan natrium,
yang akan menyebabkan cairan ekstraseluler turun dan mengganggu
keseimbangan cairan. Modifikasi ini dapat mengurangi tekanan darah.
(Ambarwati et al., 2020)
Kation yang paling umum dalam cairan ekstraseluler adalah natrium, yang
membentuk 35-40% dari kerangka tubuh dan dapat 60 mmol per kilogram berat
badan. Cairan intrasel hanya mengandung sedikit natrium (10-14 mmol/L).
Dalam keadaan tertentu, volume cairan mengatur ekskresi natrium ginjal untuk
menjaga keseimbangan asupan dan haluaran. ekstraseluler yang konstan.
Garam, khususnya natrium klorida (NaCl) dan natrium bikarbonat (NaHCO3),
menentukan lebih dari 90% tekanan osmotik dalam cairan ekstraseluler, yang
berarti bahwa variasi tekanan osmotik dalam cairan ekstraseluler mencerminkan
perubahan konsentrasi natrium. (Polii et al., 2016)
Mengkonsumsi Untuk proses naiknya tekanan darah, natrium sangat
58
penting. Tekanan darah meningkat ketika peningkatan volume plasma. Memoles

27
garam (natrium) membuat kita lebih kering dan akan minum secara umum.
Dengan demikian, volume darah tubuh meningkat, yang membuat jantung
bekerja lebih keras dan meningkatkan denyut nadiJantung harus berdetak lebih
cepat dan kuat. karena masukan (input) dan keluaran (output) dalam sistem
peredaran darah harus sama satu sama lain. (Polii et al., 2016)
11
2.4 Penelitian Relavan
Tabel.2 penelitian relavan

No Nama dan judul Hasil Perbedaan Persamaan


penelian
Penelitian

1
1 Fildayanti,2020 Hasil penelitian 1. Waktu penelitian Pengaruh
yaitu pada tekanan 2. Lokasi Penelitian rendaman
Pengaruh 2
darah sistolik, 3. Jumlah populasi kaki air
Pemberian
keseluruhan penelitian hangat
Renam Kaki
responden 4. Jumlah sampel dengan
Dengan Air
mengalami penelitian campuran
Hangat
penurunan tekanan 5. Metode garam pada
Campuran
darah, sedangkan menggunakan penderita
Garam
pada tekanan 12 Pre Experimental hipertensi
Terhadap
responden dengan
Penurunan
melaporkan rancangan “ One
Tekanan Darah
memiliki tekanan Group Pre
Pada Penderita
darah diastolik lebih 6. Test-Post Test”
Hipertensi
rendah dari 7. Subjek penelitian
biasanya, 4 lansia
melaporkan
memiliki tekanan
darah diastolik lebih
tinggi, dan 16
melaporkan tidak
ada perubahan
tekanan darah
diastolik. Uji

28
statistik
menghasilkan hasil
sebagai berikut:
nilai p sistolik = (p
0,05).

2 Chairul Hasil Penelitian 1. Waktu penelitian Pengaruh


Bariyah,2021 Selama 7 hari 2. Lokasi penelian rendaman
2
dilakukan rendam 3. Jumlah sampel kaki air
Penerapan 1
1 kaki air hangat penelitian hangat
rendam kaki air
campuran garam 4. Jumlah populasi dengan
hangat dengan
tekanan darah penelitian campuran
campuran
pasien menurun 5. Metode penelitian garam
garam pada
dari 170/100 mmHg kualitatif pada
pasien
menjadi 120/80 penderita
hipertensi
mmHg sehingga hipertensi
intervensi ini efektif
dalam menurunkan
tekanan darah
sebanyak 10-20
mmHg dalam 1 kali
pemberian
2
intervensi rendam
kaki air hangat
campuran garam

3. Yossi Menurut temuan 1. Waktu Pengaruh


20
Fitrina,2021 penelitian, tekanan penelitian rendaman
33
darah beberapa 2. Tempat kaki air
Pengaruh
responden Penelitian hangat
Terapi Rendam berkurang secara 3. Jumlah dengan
Kaki Air Hangat signifikan, populasi dan campuran
sementara yang sampel garam pada
dengan Garam
lain hanya sedikit. penelitian penderita

29
dan Serai Hal ini disebabkan 4. Subjek hipertensi
oleh fakta bahwa penelitian
terhadap
tubuh setiap lansia
Tekanan Darah individu bereaksi 5. Penelitian ini
berbeda terhadap menggunaka
pada Lansia
air hangat. n Quasi
Hipertensi 68
Eksperiment
dengan
rancangan
yang
digunakan
adalah pre
and post test
with control
group
design.

30
2.5 Kerangka Teori

Hipertensi

Tanda Dan Gejala

Sakit kepala, kadang disertai mual dan muntah, Pusing,


kelelahan, kantuk, masalah penglihatan, telinga berdenging,
dan jantung berdebar

Terapi Farmakologi Terapi non Farmakologi

2
Mengonsumsi obat-obatan medis Terapi Rendaman Kaki air hangat
dengan campuran garam

Pengobatan basah kuyup dengan air hangat


dicampur garam merupakan pengobatan
nonfarmakologis yang memberikan dampak
Menurunkan tekanan
darah fisiologis pada beberapa bagian dari kelompok
1
organ manusia, misalnya jantung dan ketegangan
hidrostatik air pada tubuh, melancarkan aliran
darah dari kaki ke depresi dada dan darah akan
terkumpul di pembuluh darah besar jantung.

Gambar 1. Kerangka Teori

Sumber : (Fildayanti, 2020)

31
2.6 Kerangka Konsep

1
Rendaman air
Penurunan tekanan
hangat dengan darah
campuran garam

11
Keterangan :

= Variabel Independen/yang mempengaruhi

= Variabel dependen/yang dipengaruhi

= Pengaruh

Gambar 2. Kerangka konsep

2.7 Hipotesis
Ha : Jika disandingkan dengan garam, pengobatan rendam kaki air hangat
73
terbukti dapat menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi di Desa
Dungala, Kecamatan Batudaa..

32
BAB III
METODE PENELITIAN
1.1 Desain Penelitian
Desain Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif eksperimental
dengan desain kelompok kontrol yang sebanding. Sebelum dan selama mandi air
hangat dan pijat kaki garam, peneliti memperoleh pengukuran tekanan darah dari
peserta dalam kelompok intervensi. Namun, perawatan mandi kaki hangat tidak
diberikan kepada kelompok kontrol mereka melakukan tes tekanan darah
sebelum dan sesudah. dengan campuran garam maupun terapi farmakologi
sesuai dengan program terapi yang diberikan dari puskesmas. Adapun Desain
penelitian ini dapat digambarkan dengan table dibawah ini :

Tabel 3. Desain Penelitian


Rendaman air hangat dengan
campuran garam
Subjek Sebelum Sesudah

K-I O I O

K-K O X O

Keterangan
K-I : Kelompok intervensi
K-K: Grup pembanding
O: Memantau tekanan darah Lebih awal dan lebih lambat
I: Kelompok intervensi mendapat perlakuan rendam kaki air hangat dengan
larutan garam.
X: Kelompok kontrol terapi farmasi rencana pengobatan Puskesmas.
43
3.2 Tempat dan waktu penelitian
3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Desa Dunggala wilayah Kecamatan Batudaa
3.2.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan pada bulan Agustus

33
4
3.3 Variabel Penelitian
3.3.1 Variabel Independen
Dalam keperawatan, dorongan atau mediasi keperawatan yang diberikan
kepada pasien dalam mempengaruhi cara berperilakunya umumnya merupakan
variabel otonom (Nursalam, 2017). Faktor bebas dalam penelitian ini merupakan
mandi air hangat dengan campuran garam.
3.3.2 Variabel Dependen
Dengan mengukur dan melihat variabel dependen, variabel independen
penelitian ini berusaha untuk memastikan apakah ada keterkaitan atau dampak
antara keduanya (Nursalam, 2017). Penurunan tekanan darah di antara individu
hipertensi menjabat sebagai variabel dependen dalam penelitian ini.
2
3.3.3 Definisi Operasional
Tabel 4. Definisi Operasional
Variabel Definisi Cara ukur Kategori Skala

Independen : Selama tujuh hari SOP Dilakuk-kan Nominal


rendaman air berturut-turut di pagi
hangat hari, penderita
dengan hipertensi bisa
campuran menurunkan tekanan
garam darahnya dengan Air
hangat yang diresapi
garam harus
digunakan untuk
merendam kaki.
Dependen : Tekanan darah Lembar 1.Normal (<140/90 Ordinal
didalam pembuluh observasi mmHg).
penurunan
darah yang dapat
tekanan 2.Hipertensi
diukur dengan
darah (≥140/90 mmHg)
sphygmomanometer

34
12
3.4 Populasi dan sampel
3.4.1 Populasi
Populasi hanya terdiri dari relawan penelitian dengan ciri-ciri tertentu (Hidayat,
2021). Semua 34 warga hipertensi desa Dungala merupakan populasi penelitian.
3.4.2 Sampel
Berdasarkan karakteristik populasinya, keteladanan penting untuk direnungkan
oleh masyarakat (Hidayat, 2021). Contoh penelitian ini terdiri dari 34 pasien
hipertensi yang berasal dari Kota Dungala, Lokal Batudaa yang dipisahkan
3
menjadi dua kelompok yaitu kelompok benchmark 17 orang dan kelompok
mediasi 17 orang.

3.5 Tehnik Pengambilan sampel


Tehnik pengampilan sampel yang digunakan Menggunakan sampel
lengkap, pemeriksaan ini. Pemeriksaan mutlak terjadi ketika jumlah tes sama
dengan jumlah individu dalam populasi. Kriteria sampel yang perlu diperhatikan
adalah:
1. Kriteria Inklusi
a. Mereka dengan hipertensi di antara responden.
b. Peserta yang terbuka untuk menerima terapi.
c. Responden yang belum pernah menggunakan air hangat, rendam kaki
yang diresapi garam sebagai terapi.
d. Peserta yang tidak memiliki luka kaki.
e. Responden yang menjaga pola makannya (e).
1. Kriteria Esklusi
a. Responden yang mengonsumsi obat anti hipertensi atau obat herbal.
b. Responden dengan diabetes mellitus yang memiliki luka dibagian kaki
dan gangguan saraf perifer.
c. Responden yang menderita gagal jantung, gagal ginjal, stroke dan
osteoporosis.
d. Responden yang menggunakan alat bantu (walker/kruk).

35
69
3.6 Tehnik Pengumpulan data
3.6.1 Data primer
Informasi penting adalah data yang dikumpulkan langsung oleh spesialis
atau perusahaan tertentu dari sumbernya, diarsipkan dan diperhatikan, dan
kemudian digunakan untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh ilmuwan
secara langsung. peneliti atau lembaga tersebut. ada. Peneliti menggunakan
pembacaan tekanan darah dari pasien hipertensi yang diambil 15 menit sebelum
dan 15 menit setelah terapi rendam kaki (selama tujuh hari) dalam air hangat
dengan campuran garam. Metode ini memungkinkan peneliti untuk langsung
mengumpulkan data primer.
54
3.6.2 Data Sekunder
Informasi tambahan adalah data yang telah diperoleh, dikumpulkan, atau
diolah lebih lanjut ke dalam susunan seperti tabel, bagan, grafik, gambar, dan
lain-lain agar lebih mudah dipahami oleh berbagai kumpulan. Data utama pada
penelitian ini diperoleh dari Puskesmas Batudaa.
111
3.7 Tehnik Pengelolaan data
3.7.1 Editing
34
Mengubah adalah upaya untuk mempertimbangkan kembali kebenaran informasi
yang diperoleh atau dikumpulkan. Perubahan harus dimungkinkan pada tahap
pengumpulan informasi atau setelah informasi dikumpulkan.
3.7.2 Coding
Coding adalah cara paling umum untuk mengkodekan informasi yang dipartisi
menjadi beberapa kelas.Data berupa frase atau karakter diubah menjadi angka
atau angka melalui proses pengkodean.

Empat. Jenis kelamin 2 perempuan dan 1 laki-laki

5 Usia. 1 dewasa, 2 dewasa muda, 3 Lansia

6 Instruksi. 1, 2, dan 3 SMA Sarjana 4

7 Pekerjaan. Satu petani, dua kepala keluarga, tiga pegawai negeri, empat
wiraswasta

36
3.7.3 Melakukan teknik analisis
42
3.8 Teknik analisa Data
3.8.1 Analisa Univariat
Satu variabel penelitian menggunakan metodologi ini. Statistik deskriptif
digunakan dalam pengujian penelitian deskriptif ini. Temuan perhitungan statistik
ini akan menjadi dasar untuk perhitungan lainnya. Faktor-faktor yang
mempengaruhi penurunan ketegangan peredaran darah ketika dalam kelompok
mediasi mengumpulkan dan mengontrol akan diteliti oleh peneliti.

3.8.2 Analisa Bivariat


Sebelum melakukan analisis bivariat, peneliti melakukan tes kebiasan
menggunakan strategi Shapiro-Wilk karena jumlah tes adalah 30 dan pretest
menghasilkan tandan syafaat memiliki nilai p 0,007, post-test adalah 0,007. 024
dan pre-test kelompok benchmark dengan nilai 0,007. Konsekuensi dari post-test
masing-masing memiliki p-worth 0,011 dan p-worth 0,049. Konsekuensi dari
tinjauan ini menggunakan uji parametrik dengan alasan bahwa informasi tersebut
biasanya beredar, khususnya uji-t contoh yang cocok dan uji-t contoh yang
cocok. independent sampel t-test.
3.9 Hipotesis Statistik
Ho : Jika tingkat kepentingan uji t adalah 0,05, dianggap tidak berpengaruh.
Hal ini bertujuan agar tidak ada efek menyerap air hangat kaki yang dicampur
garam dalam menurunkan tekanan peredaran darah. Oleh karena itu H1
diberhentikan sementara Ho diakui.
H1: Dengan asumsi tingkat kepentingan uji t adalah 0,05, dianggap
persuasif. Jika H1 diterima dan Ho dihilangkan, ada efek menurunkan tekanan
peredaran darah dengan menyerap air hangat kaki yang dicampur garam.
12
3.10 Intrumen penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pada
1. Variabel independent digunakan SOP penelitian dari Fildayanti (2020)
1
tentang prosedur dalam melakukan terapi rendaman kaki air hangat
dengan campuran garam.
2. Variabel dependent digunakan lembar observasi. Inisial nama responden,
umur, alamat, jenis kelamin, obat yang digunakan, riwayat kesehatan
responden, dan hasil pembacaan nadi saat menyerap air hangat kaki
responden dicampur garam selama tujuh hari semuanya akan dicatat pada

37
lembar observasi. hari pertama terapi dan hari posting selesai terakhir
setelah melakukan terapi.
3.11 Etika penelitian
Etika penelitian mengatur semua latihan penelitian termasuk spesialis, pihak
yang diselidiki (subjek penelitian), dan populasi keseluruhan yang akan
mendapat untung dari hasil eksplorasi.
1. Informasi untuk responden atau informed consent
Sebelum melakukan suatu kegiatan, peneliti menjelaskan tujuan atau
maksud dari penelitian yang akan dilakukan.
2. Tidak ada nama atau anonimitas
Untuk melindungi privasi peserta penelitian, para peneliti meninggalkan
nama mereka dari lembar data dan kuesioner demi nomor kode yang hanya
bisa dibaca oleh peneliti.
3. Keyakinan atau Kerahasiaan
Peneliti berjanji untuk merahasiakan tanggapan responden. Hanya tipe data
tertentu yang ditampilkan.

38
3.12 Alur Penelitian

Tahap persiapan

Menentukan Sampel

Menentukan sampel yang sesuai dengan kriteria insklusi

Kelompok Kontrol
Kelompok Intervensi

Informed Consent

Tahap Pelaksanaan

Kelompok Kontrol Kelompok Intervensi

Pre Test Pre Test


Pengukuran Tekanan darah Pengukuran Tekanan darah

Mengontrol makan dan minum Responden, Diberikan Terapi Rendaman Selama tujuh hari
dan tetap mengonsumsi obat antihipertensi berturut-turut, rendam kaki Anda dalam air hangat
dari puskesmas dengan larutan garam selama 15 menit setiap pagi.

Post Test
Post Test
Pengukuran
SetelahTekanan
dilakukandarah
pengontrolan, Pengukuran
Sebelum dilakukanTekanan
Post test darah
Responden di
dilanjutkan
101
dengan pemeriksaan istirahatkan selama 5 menit untuk dilanjutkan
Tekanan darah pemeriksaan tekanan darah

Analisa Data

Pelaporan

9
Gambar 3. Alur penelitian

39
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran lokasi penelitian


Nama pohon yang cukup besar yang hidup ratusan tahun ini memberi
nama bagi masyarakat Dunggala. Bahasa Gorontalo memberi nama pohon itu,
"Dunggala," yang berarti besar dan tinggi dalam bahasa mereka. Orang pertama
yang Menurut legenda, Pak "Hippy Bunggaila" dan keluarganya adalah orang-
orang yang menetap di Desa Dunggala, dan banyak pohon-pohon besar di
daerah itu dihiasi dengan desain dan variasi yang sangat indah. Daun pohon
Dungala dapat digunakan untuk menyembuhkan penyakit mata. terhitung sejak
61
diterbitkannya Peraturan Pemerintah Kabupaten Gorontalo Nomor 48 Tahun
2007 tentang Pembentukan Desa Dunggala di Kecamatan Batudaa Kabupaten
Gorontalo.Tujuan Desa Dunggala terpenuhi oleh undang-undang ini.
Salah satu dari delapan desa di kecamatan Batudaa, Desa Dunggala
memiliki luas total kurang lebih 980 Ha dan terletak di sebelah selatan ibukota
kecamatan. Kabupaten Topografinya secara alami terdiri dari dataran tinggi dan
dataran rendah, sedangkan desa-desa lain di kecamatan tersebut beriklim kering
dan basah. Secara administratif Desa Dunggala dikelilingi oleh:
a. Desa Payunga di sebelah utara.
b. Kek. Pantai Batudaa berbatasan dengannya di selatan.
2. Desa Ilohungayo berbatasan dengannya di sebelah timur.
3. Desa Tabongo Timur berbatasan dengannya di sisi barat.

40
23
1.2 Hasil Penelitian
1.2.1 Karakteristik Responden
1. Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

75
Laki-laki Perempuan
Gambar 4. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber. Data Primer 2022

Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa sebagian besar kualitas


responden dilihat dari orientasinya adalah wanita ke atas sebanyak 27
responden (79,40%).

2. Usia

Usia

Dewasa Pra Lansia Lansia

Gambar 5. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia


16
Sumber. Data Primer 2022

41
Berdasarkan gambar di atas menunjukkan bahwa sebagian besar
responden dewasa berusia 17-49 tahun sebanyak 22 (64,7%).
3. Pendidikan

Pendidikan

SD SMP SMA SARJANA

Gambar 6. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan


16
Sumber. Data Primer 2022
Berdasarkan gambar di atas menunjukkan bahwa sebagian besar
responden pendidikan terakhir paling banyak responden dengan pendidikan
Sekolah Dasar (SD) sebanyak 17 responden (50,0%) dan paling sedikit
responden dengan Sarjana sebanyak 2 responden (2,9%).
4. Pekerjaan

Pekerjaaan

Petani IRT PNS wiraswasta

Gambar 7. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan


Sumber. Data Primer 2022

42
107
Dilihat dari gambar di atas, terlihat bahwa sebagian besar pekerjaan
responden sebagian besar adalah buruh tani di atas 15 responden (44,1%) dan
paling sedikit responden adalah pegawai pemerintah, khususnya hanya 1
responden (2,9%).

1.2.2 Analisa Univariat


1. Tekanan Darah Sebelum

Kelompok Intervensi

Hipertensi Normal Hipertensi Normal

37
Gambar 8. Distribusi Frekuensi Tekanan Darah Pre Test Kelompok Intervensi dan
kelompok kontrol
16
Sumber. Data Primer 2022

Berdasarkan gambar di atas menunjukkan bahwa keseluruhan responden


pada kelompok intervensi mempunyai tekanan darah tinggi atau hipertensi yaitu
sebanyak 17 responden (100%). Saat melakukan pengukuran tekanan darah,
peneliti telah menyediakan alat dan bahan serta wadah yang sudah dicampurkan
air hangat sebanyak 2 liter yang suhunya 400 C dengan garam 20Mg serta
spyghmanometer manual untuk mengukur denyut nadi, dan lembar persepsi
regangan sirkulasi. Kemudian responden yang akan benar-benar melakukan
perawatan foot shower air hangat dengan kombinasi garam ditempatkan dalam
posisi duduk terbuka, dan selanjutnya akan dilakukan estimasi regangan sirkulasi
sebelum melakukan perawatan foot shower air hangat dengan kombinasi garam,
dan kelompok kontrol pulsa sebelum langsung diobservasi tanpa adanya
persiapan alat dan bahan didapatkan seluruh responden mengalami hipertensi
sebanyak 17 responden (100%).

43
2. Tekanan Darah Sesudah

Kelompok Intervensi

Hipertensi Normal Hipertensi Normal

53
Gambar 10. Distribusi Frekuensi Tekanan Darah Post Test Kelompok Intervensi dan
kelompok kontrol
Sumber. Data Primer 2022

Responden kelompok intervensi yang telah Setelah melakukan terapi foot


bath air hangat, dilakukan pembacaan detak jantung. Larutan garam digunakan
untuk terapi rendam kaki air hangat, dan kaki kemudian dibersihkan dengan
37
waslap. Berdasarkan gambar di atas, mayoritas responden pada kelompok
intervensi mengalami penurunan tekanan darah. sebanyak 17 orang (100%)
setelah mendapatkan terapi foot bath air hangat selama tujuh hari berturut-turut.
Sedangkan terapi mandi kaki air hangat tidak diberikan pada kelompok kontrol
maka dari itu responden tetap mengalami hipertensi dan tidak terjadi penurunan
tekanan darah pada 17 responden (100%).

44
1.2.3 Analisa Bivariat
74
Tabel 5. Analisa Tekanan darah Sebelum dan sesudah kelompok intervensi
dan kelompok kontrol
Tekanan Darah N Mean SD SE P-value
No

1 Intervensi Pre Test- 17 149.41 12.307 2.985 .000


Intervensi Post Test
114.71

2 Kontrol Pre Test - 17 154.71 13.257 3.215 .219


Kontrol Post Test
150.59

Sumber. Data Primer 2022

Dari tabel diatas terlihat bahwa kelompok mediasi sebelum foot shower
air hangat kombinasi garam Setelah mendapatkan perawatan foot shower
menggunakan air hangat dan kombinasi garam, regangan sirkulasi normal turun
menjadi 120/80 mmHg dari 140/90 mmHg. Pengaruh penggunaan air hangat kaki
1
yang dicampur garam terhadap penurunan tekanan peredaran darah ditemukan
99
pada pasien hipertensi di Kota Dungala, Batudaa Lokal, dilihat dari hasil uji
kecocokan yang memiliki nilai p 0,000 (0,05). Karena regangan peredaran darah
rata-rata kelompok patokan adalah 140/90 mmHg sebelum denyut nadi rata-rata
meningkat menjadi 150/90 mmHg, denyut nadi kelompok pembanding tidak
turun. Nilai p sebesar 0,219 (> 0,05) diperoleh untuk konsekuensi dari Uji-T
37
Contoh Cocok, yang menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan tekanan darah.
kelompok kontrol di Desa Dunggala, Kecamatan Batudaa.
16
Tabel 6. Analisa Pengaruh rendaman kaki air hangat dengan campuran garam
terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi
No Tekanan Darah N Mean SD SE P-value

1 Intervensi 17 114.71 11.246 2.728 .000

2 Kontrol 17 150.59 10.290 10.290

Sumber. Data primer 2022

45
Peneliti telah mempersiapkan responden dalam keadaan duduk, dengan
posisi yang nyaman dan kemudian Pembacaan nadi dicatat saat perlakuan
rendam kaki air hangat dengan kombinasi garam diberikan pada tandan syafaat.
Mengingat efek samping dari uji T gratis yang digunakan dalam pemeriksaan
bivariat, yang ditampilkan dalam tabel di atas, informasi tersebut secara rutin
tersebar. Dengan memperhitungkan p-esteem adalah 0,000, maka terdapat
perbedaan antara regangan sirkulasi kelompok mediasi dan kelompok
benchmark. Para ilmuwan telah menemukan bahwa mencuci kaki dengan air
hangat yang dicampur dengan kombinasi garam yang produktif menurunkan
tekanan peredaran darah pada mereka yang menderita hipertensi. di Kota
Dungala, Wilayah Batudaa.

1.3 Pembahasan
1.3.1 Karakteristik Responden
1. Jenis Kelamin
Temuan mengungkapkan bahwa 27 responden, atau 79,40% dari total,
63
adalah perempuan. Jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi tekanan darah yang tidak dapat dikontrol. Hal ini menunjukkan
bahwa sementara tingkat pria hipertensi lebih besar daripada pria, perempuan,
laki-laki kurang menyadari kondisi mereka dibandingkan perempuan. Hal ini mirip
dengan beberapa penelitian ini, yang menghasilkan temuan yang beragam.
2. Usia
Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian responden berusia 17-49
tahun sebanyak 22 (64,7%). Hal ini menunjukkan seseorang yang telah
mencapai usia dewasa beresiko menderita hipertensi. Peneliti berasumsi sering
meningkatnya usia berdampak pada Tekanan darah meningkat karena dinding
arteri menjadi lebih tebal, yang menyebabkan lapisan otot menumpuk lebih
banyak senyawa kolagen, menyebabkan pembuluh darah secara bertahap
menyempit dan menjadi kaku. Kekakuan arteri terkait usia menyebabkan
peningkatan tekanan darah pada orang tua, 9 Prevalensi hipertensi arteri secara
signifikan dipengaruhi oleh variabel usia karena tekanan darah. Ini dapat
disebabkan oleh beberapa hal, termasuk perubahan terkait penuaan pada
jantung dan arteri darah manusia.

46
Temuan penelitian ini konsisten dengan ide sebelumnya, yang
84
mendalilkan bahwa Penuaan menyebabkan modifikasi pada struktur dan fungsi
sel, jaringan, dan sistem organ. Perubahan tersebut akan berdampak pada
menurunnya kesehatan fisik seseorang, yang selanjutnya akan berpengaruh
pada kerentanan seseorang terhadap gangguan seperti hipertensi. (Akbar et al.,
2020).
Meskipun orang tua lebih mungkin untuk menderita hipertensi, remaja
dan orang dewasa masih dapat memiliki penyakit ini. Satu dari sepuluh remaja
dan dewasa muda, atau mereka yang berusia 15 hingga 25 tahun,, menderita
hipertensi. Dalam studi Kini (2016), individu muda (usia 20 hingga 30 tahun)
memiliki prevalensi prahipertensi dan hipertensi 45,2%. Saat ini hipertensi (Arum,
2019).
51
3. Pendidikan
Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden pendidikan
terakhir paling banyak responden dengan pendidikan Sekolah Dasar (SD)
sebanyak 17 responden (50,0%) dan paling sedikit responden dengan Sarjana
dua responden atau lebih (2,9%). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan
mempengaruhi kemampuan seseorang untuk memahami berbagai jenis
informasi selain tingkat pengetahuan mereka. Secara umum, hipertensi banyak
diderita oleh individu, sebagian besar adalah orang tua, namun saat ini hipertensi
juga menyerang orang-orang muda atau orang-orang yang berada dalam masa
kerja prima.
Perubahan gaya hidup dan pola konsumsi dapat menjadi tanda
peringatan dini penyebab utama hipertensi. Beberapa orang dewasa berusia
antara 18 dan 60 tahun yang berada dalam usia kerja mengabaikan kesehatan
mereka. Meskipun banyak penyakit dan masalah kesehatan pada usia ini
sebenarnya dapat ditemukan lebih cepat,
4. Pekerjaan
Berdasarkan hasil penelitian, PRT merupakan mayoritas responden, yaitu
mencapai 15 responden (44,1%), sedangkan PNS merupakan responden yang
paling sedikit, yaitu hanya satu (2,9%). Ini menunjukkan bahwa salah satu alasan
untuk kurang latihan fisik dan stres adalah pekerjaan rumah. Karena sebagian
besar responden penelitian adalah wanita dewasa yang tidak bekerja atau
mengidentifikasi diri sebagai IRT, mereka cenderung kurang melakukan aktivitas

47
fisik dan memiliki tingkat hipertensi yang lebih tinggi. menunjukkan bahwa
bekerja dapat meningkatkan risiko hipertensi.
Dengan menggunakan justifikasi yang diberikan, peneliti sampai pada
kesimpulan bahwa karakteristik responden memiliki hubungan dengan hipertensi,
dengan jenis kelamin menjadi salah satu aspek yang tidak dapat dihindari yang
mempengaruhi tekanan darah.tingkat pendidikan yang berperan penting dalam
pengetahuan mengenai hipertensi, serta pekerjaan yang menunjukkan risiko
meningkat saat dihubungkan dengan hipertensi.
11
1.3.2 Analisis Univariat
1. Tekanan darah sebelum kelompok intervensi dan kontrol
104
Dari Sebanyak 34 responden yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu 17
pertemuan syafaat dan 17 kelompok benchmark dipilih sebagai responden yang
memenuhi model pertimbangan mengalami hipertensi. Sebelum memulai
perawatan, spesialis membuat pengaturan untuk memilih responden mana yang
akan menjadi pertemuan mediasi dan kontrol. Kelompok mediasi menjamin
bahwa responden adalah pasien hipertensi, yang bersedia berobat, dan yang
belum pernah mendapatkan perawatan mandi kaki. responden yang menjaga
pola makannya, responden yang tidak mengalami luka kaki, air hangat, dan
kombinasi garam, sedangkan kelompok benchmark dapat diberikan perawatan
foot splash dengan menggunakan meal recall sheet 24 jam.
Berdasarkan Menurut temuan penelitian, peserta dalam kelompok
intervensi dan kontrol memiliki pembacaan nadi lebih dari 140/90 mmHg.
Estimasi denyut nadi dilakukan pada kelompok mediasi dan kelompok
benchmark sebelum diberikan perlakuan foot drench air hangat dengan
kombinasi garam. Hal ini dikarenakan hanya setelah menghitung denyut nadi
kelompok mediasi mendapat perawatan mandi kaki air hangat dengan kombinasi
garam..sedangkan pada kelompok kontrol hanya diberikan lemba observasi food
recall selama 24 jam.
20
2. Tekanan darah sesudah kelompok intervensi dan kontrol
Terapi rendaman kaki air hangat dengan campuran garam diberikan pada
kelompok intervensi dengan memposisikan responden dalam keadaan duduk
1
dengan posisi senyaman mungkin. Kemudian, kelompok intervensi dilakukan
terapi rendaman kaki air hangat dengan campuran garam yang terdiri dari 2 liter
air hangat dengan suhu 400 C dan garam 20Mg dan akan diberikan selama 7 hari

48
berturut-turut dipagi hari dengan durasi pemberian 15 menit, setelah dilakukan
terapi pada bagian kaki tersebut responden merasakan lebih rileks. Maka,
diperoleh peneliti bahwa kelompok intervensi yang diberikan peneliti rendaman
1
kaki air hangat dengan campuran garam mengalami penurunan tekanan darah,
dimana responden berada pada tingkat tekanan darah >140/80 mmHg sebanyak
17 orang (100%).
Kelompok kontrol langsung dilakukan Berbeda dengan kelompok
20
intervensi yang mendapat Tekanan darah diturunkan dengan terapi rendam kaki
air hangat dengan kombinasi garam, tetapi hanya pada kelompok eksperimen;
kelompok kontrol hanya menerima penarikan makanan 24 jam. Selama tujuh hari
berturut-turut, dan instruksikan peserta tentang cara menurunkan tekanan darah
4
mereka. tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg menjadi <140/90 mmHg. pada
saat melakukan observasi peneliti juga melakukan pemeriksaan apakah
responden kelompok kontrol mengonsumsi obat antihipertensi dan mengonsumsi
106
makanan yang mengandung natrium tinggi melalu food recall 24 jam. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kelompok kontrol tekanan darahnya tidak
mengalami penurunan karena sebagian besar responden tetap mengalami
hipertensi sebanyak 17 orang (100%). Peneliti berasumsi bahwa kelompok
2
intervensi yang mendapatkan terapi rendaman kaki air hangat dengan campuran
garam tekanan darahnya menurun, sedangkan kelompok kontrol tidak
mengalami penurunan tekanan darah.
Hasil penelitian Fildayanti (2020), di mana 32 partisipan menjalani
Perawatan foot shower dalam air hangat pada suhu 400 °C selama 15-20 menit
merinci bahwa semua anggota mengalami penurunan denyut sistolik sementara
peningkatan tekanan sirkulasi diastolik, mendukung keuntungan ini. Perawatan
90
ini dalam menurunkan ketegangan peredaran darah pada pasien hipertensi.
Hasil Penelitian ini sesuai dengan penelitian (Fildayanti. Dharmawati, 2020)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh responden mengalami penurunan
denyut sistolik, 12 responden mengalami penurunan tekanan darah diastolik, 4
76
responden mengalami peningkatan tekanan darah diastolik, dan 16 responden
mengalami peningkatan tekanan darah diastolik. responden tidak mengalami
penyesuaian regangan sirkulasi diastolik. . Pemeriksaan terukur menunjukkan
bahwa mandi kaki dengan kombinasi air garam hangat pada dasarnya
16
mempengaruhi penurunan tekanan sirkulasi pada pasien hipertensi di Lamboo

49
53
Town, Moramo Wellbeing Center Workspace, dengan nilai p sistolik = 0,000
(p>0,05) dan diastolik = 0,0016 .
1
Para peneliti sampai pada kesimpulan bahwa air hangat dicampur garam
adalah pengobatan yang secara fisiologis mempengaruhi beberapa bagian tubuh
manusia, mengingat jantung dan ketegangan hidrostatik air untuk tubuh,
memberdayakan aliran darah dari kaki ke lubang dada dan darah akan terkumpul
di pembuluh darah . Tujuan ini tergantung pada penemuan penelitian, hipotesis,
dan pemeriksaan masa lalu. hati besar Jika kadar natrium dalam tubuh cukup
2
tinggi, tubuh biasanya dapat menjaga keseimbangan antara natrium di luar sel
dan kalium di dalam sel. Aldosteron kimia mengikuti kadar garam yang sah
1
dalam darah. Jika seseorang kehilangan natrium, air akan masuk ke dalam sel
untuk melemahkan natrium, yang akan mengganggu keseimbangan cairan.
27
1.3.3 Analisis Bivariat
1. Pengaruh rendaman kaki air hangat dengan campuran garam terhadap
penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi.
Hasil penelitian diperoleh dari uji independent t-tes didapatkan nilai
signifikan atau Ketika Terdapat perbedaan tekanan darah antara kelompok
34
kontrol sebelum dan sesudah intervensi, dengan p-value 0,000 (p 0,05).
33
Kelompok intervensi mendapat perlakuan rendam kaki air hangat menggunakan
kombinasi garam setiap pagi selama 7 hari berturut-turut., sedangkan kelompok
kontrol tidak mendapatkan perlakuan tersebut. Sehingga terdapat manfaat terapi
mandi kaki di Desa Dunggala Kecamatan Batudaa untuk menurunkan tekanan
darah pada penderita hipertensi.
1
Garam merupakan bermacam-macam senyawa zat dengan penyusun
terbesar adalah NaCl. Biasanya tubuh dapat menjaga keseimbangan antara
natrium di luar sel dan kalium di dalam sel jika kadar natrium dalam tubuh.
Aldosteron kimia menjaga fokus natrium dalam darah pada nilai yang khas.
Kesetimbangan cairan juga akan terganggu dengan asumsi seseorang
kehilangan natrium dan air akan masuk ke dalam sel untuk melemahkan natrium
di dalam sel sehingga cairan ekstraseluler akan berkurang. Perkembangan ini
dapat menurunkan tekanan peredaran darah (Ambarwati et al., 2020).
32
Temuan Penelitian ini sesuai dengan penelitian (Malibel, 2020) yang
menunjukkan bahwa terdapat variasi dalam kecukupan hidroterapi (warm foot
70
absorbs) dalam menurunkan tekanan sirkulasi pada pasien hipertensi di Ruang

50
Kerja Sikumana Wellbeing Center Kota Kupang, p = 0,00. Selain pengobatan
obat, pengobatan nonfarmakologis termasuk membatasi penggunaan minuman
keras yang berlebihan, berhenti merokok, mengurangi penggunaan garam dan
lemak, makan lebih banyak produk organik. dan sayuran, menurunkan berat
badan secara berlebihan, berolahraga secara berlebihan, dan menggunakan
terapi komplementer alternatif seperti hidroterapi.
51
Berdasarkan dari hasil penelitian, teori dan penelitian terdahulu peneliti
menyimpulkan bahwa Merendam kaki secara teratur dalam air hangat yang
dicampur garam dapat mempengaruhi tekanan darah karena air hangat
mengaktifkan sistem saraf parasimpatis dan menurunkan tekanan darah dengan
merangsang saraf di kaki.Air hangat juga menghasilkan energi panas, yaitu
melancarkan peredaran darah.
88
4.4 Keterbatasan penelitian
Peneliti masih mempunyai keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian ini
yaitu responden yang mengalami hipertensi tidak mengunjungi puskesmas untuk
mendapatkan terapi farmakologi sehingga peneliti harus melakukan kunjungan
dari rumah ke rumah, tetapi saat dilakukan kunjungan dari rumah kerumah
peneliti mengalami masalah dalam menyesuaikan waktu penelitian dengan
responden. Karena peneliti harus melihat kondisi responden sebelum dilakukan
terapi.

51
41
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Responden di Desa Dunggala Kecamatan Batudaa mayoritas berjenis
kelamin perempuan, berusia antara 20-49 tahun, dengan rata-rata
pendidikan SD.
2. Mayoritas kelompok mediasi denyut nadi sebelum perawatan air hangat
dan mandi garam. Nadi yang terlalu tinggi, 140/90 mmHg, dan tekanan
darah kelompok standar juga > 140/90 mmHg. Responden di Kota
Dungala, Wilayah Batudaa.
3. 3. Denyut nadi setelah perawatan foot shower dengan air hangat dengan
kombinasi garam pada tandan mediasi paling banyak merupakan
ketegangan sirkulasi yang khas atau <140/90 mmHg dan nadi pada
kelompok kontrol tetap >140/90 mmHg Pada responden di Desa
Dunggala, Kecamatan Batudaa.
4. Merendam kaki penderita hipertensi dalam air hangat yang dicampur
garam memiliki efek menurunkan tekanan darah.
5.2 Saran
1. Bagi Puskesmas
Untuk meningkatkan pelayanan Untuk kesejahteraan umum, khususnya
bagi penderita hipertensi, Puskesmas dapat memberikan arahan tentang
manfaat dan pedoman melakukan perawatan foot shower dengan air
hangat kombinasi garam.
2. Bagi Institusi pendidikan
Diharapkan dapat menjalin kerja sama dengan instansi kesehatan di
puskesmas sehingga diharapkan dengan kerja sama ini dapat membantu
melakukan pemeriksaan tekanan darah melalui peran mahasiswa
keperawatan masyarakat melakukan pencegahan terhadap hipertensi
atau mencegah penyakit ini menimbulkan gejala yang buruk
3. Bagi Peneliti
20
Peneliti dapat menerapkan rendaman kaki air hangat dengan campuran
garam ini pada masyarakat yang hipertensi dan tidak hanya sebatas
penelitian rendaman kaki air hangat dengan campuran garam ini
dilakukan.

52
4. Bagi peneliti selanjutnya
Peneliti selanjutnya melakukan dan melanjutkan hasil penelitian lebih
mendalam menambahkan variabel berbeda seperti usia dan jenis kelamin
yang belum diteliti dalam penelitian ini, serta menggunakan metode yang
berbeda sehingga dapat mengetahui faktor-faktor lainnya yang berkaitan
dengan hipertensi.
5. Bagi Masyarakat
Masyarakat dapat menjadikan terapi rendaman kaki Sebagai pilihan untuk
menurunkan tekanan darah pada hipertensi, air hangat yang dicampur
dengan garam ini juga efektif.

DAFTAR PUSTAKA

53
28
Akbar, F., Nur, H., & Humaerah, U. I. (2020). Karakteristik Hipertensi Pada Lanjut
Usia Di Desa Buku (Characteristics of Hypertension in the Elderly).
Wawasan Kesehatan, 5(2), 35–42.
10
Ambarwati, Uliya, & Ismatul. (2020). Terapi Rendam Kaki Menggunakan Air
Hangat Dengan Campuran Garam Dan Serai Untuk Menurunkan Tekanan
Darah Pada Penderita Hipertensi. Jurnal Profesi Keperawatan Academi
Keperawatan Krida Husada Kudus, 7(2), 88–102.
40
Arum, Y. T. G. (2019). Hipertensi pada Penduduk Usia Produktif (15-64 Tahun).
Higeia Journal of Public Health Research and Development, 1(3), 84–94.
1
Astutik, M. F., & Mariyam, M. (2021). Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia
Dengan Hipertensi Menggunakan Terapi Rendam Kaki Dengan Air Hangat.
Ners Muda, 2(1), 54. https://doi.org/10.26714/nm.v2i1.7347

Bariyah, C. (2021). Case study. 18–25.


14
Bianti, N. 77(2015). Risk Factors of Hypertension. J Majority, 4(5), 10–19.
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/602
67
Dr. Vladimir, V. F. (2021). STUDI KASUS PADA KELUARGA Ny.’S’ DENGAN
HIPERTENSI DIKELURAHAN
89
BAROMBONG KECAMATAN TAMALATE
KOTA MAKASSAR. Gastronomía Ecuatoriana y Turismo Local., 1(69), 5–
24.
10
Fiber, S. (2021). PENGARUH RENDAM KAKI DENGAN AIR HANGAT
TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI
WILAYAH SP 4 SETUNTUNG KECAMATAN BELITANG KABUPATEN
SEKADAU. 1(1), 36–40.
15
Fildayanti. Dharmawati, T. L. A. R. P. (2020). Pengaruh Pemberian Rendam Kaki
Air Dengan Air Hangat Campuran Garam Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Pada Penderita Hipertensi. Jurnal Ilmiah Karya Kesehatan, 1(1), 70–
76. https://stikesks-kendari.e-journal.id/jikk
59
Fitrina, Y., Anggraini, D., & Anggraini, L. (2021).
2
Prosiding Seminar Kesehatan
Perintis E-ISSN : 2622-2256 Pengaruh Terapi Rendam Kaki Air Hangat
dengan Garam dan Serai terhadap Tekanan Darah pada Lansia Hipertensi
59
Prosiding Seminar Kesehatan Perintis E-ISSN : 2622-2256. 4(2), 1–10.

Gabriella, koloway christie brenda, Joshua, R., & Gerald, langi fima lanra fredrik.
(2021). Status Gizi Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja Puseksmas
Kinilow Tomohon. Journal of Public Health, 2(1), 7–13.

Hasnawati.
39
(2021). Hipertensi - Google Books. KBM Indonesia.
https://www.google.co.id/books/edition/Hipertensi/_EtKEAAAQBAJ?hl=id&g
bpv=1&dq=hipertensi&printsec=frontcover
14
Kemenkes.RI. (2014). Pusdatin Hipertensi. Infodatin, Hipertensi, 1–7.
https://doi.org/10.1177/109019817400200403
30
Malibel, Y. A. A. (2020). Pengaruh Pemberian Hidroterapai (Rendam Kaki Air

54
Hangat) Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di
Wilayah Kerja Puskesmas Sikumana Kota Kupang. CHMK Health Journal,
4(Januari), 0–7.

Manuntung, A. (2019). Terapi Perilaku Kognitif Terhadap Pasien Hipertensi. In


Terapi
28
Perilaku Kognitif Pada Pasien Hipertensi.
https://www.google.co.id/books/edition/TERAPI_PERILAKU_KOGNITIF_PA
DA_PASIEN_HIP/VWGIDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=hipertensi&printsec
=frontcover

Manurung,
45
A. (2019). Terapi Perilaku Kognitif Terhadap Pasien Hipertensi. In
Terapi Perilaku Kognitif Pada Pasien Hipertensi. Wineka Media.
https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=VWGIDwAAQBAJ&oi=fnd&p
g=PR1&dq=info:J24onYyESA8J:scholar.google.com/&ots=yVZc2wpjw1&sig
94
=tXsodnhIokreFIqbVLW6uTZUW4U&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false

Muhamad, R. (2017). Mengenal, 39


Mencegah, dan Mengatasi Silent Killer,
“Osteoporosis” - Google Books. Hikam Pustaka.
https://www.google.co.id/books/edition/Mengenal_Mencegah_Mengatasi_Sil
ent_Kille/qbJVEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=hipertensi&printsec=frontcov
er

Nazaruddin, *, Yati, M., Pratiwi, D. S., Keperawatan,


36
P., Kesehatan, I.-I., Mandala
Waluya, U., & Waluya, U. M. (2021). Pengaruh Terapi Rendam Kaki
Dengan Air Hangat Terhadap Penurunan Tekanan Darah Penderita
Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Poasia Kota Kendari. Jurnal Ilmiah
Kesehatan Diagnosis, 16, 2302–2531.
31
Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis.
Pedoman. Skripsi, Tesis, dan Instrumen.
87
Podungge, Y. (2020). Hubungan Umur dan Pendidikan dengan Hipertensi pada
Menopause The Correlation between Age and Education with Hypertension
at Menopause. Gorontalo Journal of Public Health, 3(2), 154–161.
32
Polii, R., Engka, J. N. A., & Sapulete, I. M. (2016). Hubungan kadar natrium
dengan tekanan darah pada remaja di Kecamatan Bolangitang
58
Barat
Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Rivanli Polii Kandidat Skripsi
Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado dipertahankan
antara asupan dan menggambarkan peru. Jurnal E-Biomedik, 4(2).
15
Pratiwi, G. A. (2018). Efektifitas Pemberian Rendam Kaki Menggunakan Air
Hangat Campuran Garam Dan Serai Dengan Air Hangat Campuran Garam
Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Penderita Lansia Dengan
Hipertensi Di Posyandu Lansia Kresna Kelurahan Manguharjo Kota Madiun.
Keperawatan, 1–110.
1
Sariputra, E., Pasien, P., Puskesmas, D. I., & Omohon, K. T. (2020). E-Jurnal
Sariputra, Februari 2020, Volume 7. (1). 7(1), 24–29.
29
Siti Suciati, & Ernik Rustiana. (2021). Pemeriksaan Tekanan Darah Dan
Konseling Tentang Hipertensi dan Komplikasinya Pada Lansia Di Desa

55
Kromasan Kabupaten Tulungagung. Janita : Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat, 1(1), 31–36. https://doi.org/10.36563/pengabdian.v1i1.283
10
Suprayitno, E., & Huzaimah, N. (2020). Pendampingan Lansia Dalam
Pencegahan Komplikasi Hipertensi. SELAPARANG Jurnal Pengabdian
Masyarakat Berkemajuan, 4(1), 518.
https://doi.org/10.31764/jpmb.v4i1.3001
56
Ummiyati, M., & Asrofin, B. (2019). Efektifitas Terapi Air Hangat
85
Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Ibu Hamil Hipertensi. Conference on
Innovation and Application of Science and Technology, 02(Ciastech), 163–
170.

56
3
Lampiran 1. Surat permohonan menjadi responden

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
5
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
Alamat :Jl. Prof. DR. H. Mansoer Pateda, Desa Pentadio Timur Kab. Gorontalo
Website :http://www.umgo.ac.id/Email : info@umgo.ac.id Tlp./fax(0435) 881135881136

9
Kepada
Yth Calon Responden Penelitian
Di –
Tempat

Dengan Hormat,
Saya yang bertandatangan di bawah ini adalah mahasiswa Program
Studi S1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo
Nama : Yuninda Tomayahu
NIM : C01418187
Alamat : Desa Dunggala, Kecamatan Batudaa.
8
Akan melaksanakan penelitian dengan judul “Pengaruh rendaman kaki air
hangat dengan campuran garam terhadap penurunan tekanan darah pada
penderita hipertensi di desa dunggala, kecamatan batudaa”
9
”. Penelitian ini tidak menimbulkan akibat yang merugikan bagi semua
responden. Kerahasiaan responden akan dijaga dan hanya akan digunakan
untuk kepentingan penelitian. Apabila responden menyetujui maka mohon
kesediannya untuk mengisi dan menandatangani lembar persetujuan menjadi
responden.
Atas perhatian dan ketersediaannya, sebagai responden. Peneliti
mengucapkan terimakasih.

Gorontalo, 2022
Peneliti

Yuninda Tomayahu

1
3
Lampiran 2. Surat peretujuan menjadi responden

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


5
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
Alamat :Jl. Prof. DR. H. Mansoer Pateda, Desa Pentadio Timur Kab. Gorontalo
Website :http://www.umgo.ac.id/Email : info@umgo.ac.id Tlp./fax(0435) 881135881136

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN


27
Saya yang bertanda tangan dan bertanggung jawab dengan pertanyaan di
bawah ini :
Nama/Inisial :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :

Dengan ini menyatakan bahwa saya bersedia menjadi responden dari


8
penelitian yang berjudul “Pengaruh rendaman kaki air hangat dengan campuran
garam terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di desa
78
dunggala, kecamatan batudaa”. Saya akan menjadi responden yang kooperatif
23
dalam memberikan data yang nyata tanpa ada unsur paksaan dari pihak
manapun.

Gorontalo, 2022
Responden

(….....…………………)

2
Lampiran 3 SOP

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


5
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
Alamat :Jl. Prof. DR. H. Mansoer Pateda, Desa Pentadio Timur Kab. Gorontalo
Website :http://www.umgo.ac.id/Email : info@umgo.ac.id Tlp./fax(0435) 881135881136

2
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
RENDAM KAKI AIR HANGAT CAMPURAN GARAM

Teknik rendam kaki air hangat campuran garam antara lain sebagai
berikut :

1. Alat dan Bahan :


a. Thermometer TP3001 MC Tester model pen.
b. Gelas ukur.
c. Baskom plastik.
d. Kain lap.
e. Kompor.
f. Panci.
g. Air Hangat 2 liter.
h. Garam dapur 20 mg.
3
Prosedur Tindakan Pemberian Terapi Rendam Kaki Air Hangat dan
Garam

3
NO TINDAKAN YANG DILAKUKAN

A. Fase Orientasi

1. Mengucapkan salam.

2. Memperkenalkan diri.

3. Menjelaskan prosedur.

4. Menanyakan kesiapan klien.

B. Fase Kerja

1. Menjaga privasi klien.

2. Mengatur posisi klien.

3. Mengukur tingkat nyeri Klien sebelum dilakukan terapi rendam


kaki air hangat.

4. Memasukan air hangat sebanyak 2 liter di baskom tempat


merendam kaki dengan suhu 40ºC.

5. Memasukkan garam 20 mg (tiga sendok teh) lalu aduk hingga


garam larut.
65
6. Membantu memasukan kaki klien ke dalam baskom setinggi
pergelangan kaki.

7. Rendam kaki selama 15 menit.


3
8. Mengangkat kaki dari air hangat dan keringkan dengan handuk
bersih.

9. Mengukur tingkat nyeri Klien sesudah dilakukan terapi rendam

4
kaki air hangat dan garam.

C. Fase Terminasi

1. Melakukan evaluasi tindakan.

2. Menyampaikan rencana tindak lanjut.

3. Berpamitan.

Sumber : (Fildayanti, 2020, Bariyah, 2021 & Fitrina, 2021).

5
Lampiran 4 lembar observasi intervensi

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


5
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
Alamat :Jl. Prof. DR. H. Mansoer Pateda, Desa Pentadio Timur Kab. Gorontalo
Website :http://www.umgo.ac.id/Email : info@umgo.ac.id Tlp./fax(0435) 881135881136

LEMBAR OBSERVASI
57
TEKANAN DARAH PADA HIPERTENSI

A. DATA KARAKTERISTIK RESPONDEN


Nama (Inisial) :
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
Jenis kelamin :
Obat yang pernah diminum :
Riwayat penyakit :

1
No Sebelum dilakukan Rendaman kaki air Sesudah dilakukan Rendaman kaki air
hangat dengan campuran garam hangat dengan campuran garam

6
Pre Test Tekanan darah Post Test Tekanan darah
Hari/tanggal Hari/tanggal

Lampiran 5 lembar observasi kontrol

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


5
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
Alamat :Jl. Prof. DR. H. Mansoer Pateda, Desa Pentadio Timur Kab. Gorontalo
Website :http://www.umgo.ac.id/Email : info@umgo.ac.id Tlp./fax(0435) 881135881136

LEMBAR OBSERVASI
57
TEKANAN DARAH PADA HIPERTENSI

B. DATA KARAKTERISTIK RESPONDEN


Nama (Inisial) :
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
Jenis kelamin :
Obat yang pernah diminum :
Riwayat penyakit :

No Sebelum dilakukan kontrol Sesudah dilakukan kontrol

7
Pre Test Tekanan darah Post Test Tekanan darah
Hari/tanggal Hari/tanggal

Lampiran 6 Food recall 24jam

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


5
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
Alamat :Jl. Prof. DR. H. Mansoer Pateda, Desa Pentadio Timur Kab. Gorontalo
Website :http://www.umgo.ac.id/Email : info@umgo.ac.id Tlp./fax(0435) 881135881136

FOOD RECALL 24 JAM PADA HIPERTENSI


Hari/tanggal :
Nama (Inisial) :
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
Jenis kelamin :
6
SHari/Waktu Nama Makanan Nama Bahan Berat Keterangan
makan Makanan
URT Gram

8
9
Lampiran 7

Master Tabel
Hasil
Hasil Tekanan darah Tekanan
Jenis
No Inisial kelompok JK Usia Usia pendidikan pendidikan pekerjaan pekerjaan darah
kelamin
Pre Post Pre Post

1 AI INTERVENSI Perempuan 2 45 thn 1 SD 1 Petani 1 150/90mmHg 110/80 mmHg 2 1

2 HD INTERVENSI Laki-laki 1 33 thn 1 SMA 3 petani 1 140/90 mmHg 100/80 mmHg 2 1

3 MD INTERVENSI Perempuan 2 40 thn 1 Sarjana 4 PNS 3 160/90 mmHg 130/80 mmHg 2 1

4 NH INTERVENSI Perempuan 2 48 thn 1 SD 1 IRT 2 140/80 mmHg 110/80 mmHg 2 1

5 RB INTERVENSI Perempuan 2 56 thn 2 SD 1 IRT 2 150/90 mmHg 110/80 mmHg 2 1

6 RH INTERVENSI Perempuan 2 40 thn 1 SMA 3 IRT 2 140/90 mmHg 120/80 mmHg 2 1

7 SS INTERVENSI Perempuan 2 64 thn 3 SD 1 IRT 2 160/90 mmHg 130/80 mmHg 2 1

8 KT INTERVENSI Perempuan 2 38 thn 1 SMA 3 Wiraswasta 4 140/90 mmHg 110/80 mmHg 2 1

9 YP INTERVENSI Perempuan 2 30 thn 1 SMA 3 IRT 2 170/90 mmHg 100/80 mmHg 2 1

10 HN INTERVENSI Perempuan 2 61 thn 3 SD 1 Wiraswasta 4 150/90 mmHg 120/80 mmHg 2 1

11 LS INTERVENSI Perempuan 2 29 thn 1 SMP 2 IRT 2 160/90 mmHg 110/80 mmHg 2 1

12 HN INTERVENSI Perempuan 2 68 thn 1 SMA 3 IRT 2 140/90 mmHg 110/80 mmHg 2 1

13 NN INTERVENSI Perempuan 2 31 thn 1 SD 1 IRT 2 160/90 mmHg 130/80 mmHg 2 1

10
14 HN INTERVENSI Perempuan 2 43 thn 3 SMA 3 Petani 1 140/90 mmHg 120/80 mmHg 2 1

15 NB INTERVENSI Perempuan 2 36 thn 1 SMA 3 Wiraswasta 4 140/90 mmHg 100/80 mmHg 2 1

16 FT INTERVENSI Perempuan 2 44 thn 1 SMP 2 Wiraswasta 4 140/90 mmHg 120/80 mmHg 2 1

17 RT INTERVENSI Perempuan 2 62 thn 3 SD 1 IRT 2 150/90 mmHg 130/80 mmHg 2 1

18 IR KONTROL Perempuan 2 43 thn 1 SD 1 IRT 2 150/90 mmHg 150/80 mmHg 2 2

19 JD KONTROL Laki-laki 1 49 thn 1 SD 1 Wiraswasta 4 150/90 mmHg 140/90 mmHg 2 2

20 MH KONTROL Laki-laki 1 56 thn 2 SD 1 Petani 1 160/90 mmHg 160/90 mmHg 2 2

21 RH KONTROL Perempuan 2 23 thn 1 SMA 3 Wiraswasta 4 150/90 mmHg 140/90 mmHg 2 2

22 PA KONTROL Perempuan 2 34 thn 1 SD 1 IRT 2 140/90 mmHg 170/90 mmHg 2 2

23 JD KONTROL Perempuan 2 84 thn 3 SD 1 IRT 2 160/90 mmHg 160/80 mmHg 2 2

24 FB KONTROL Perempuan 2 54 thn 2 SMA 3 Wiraswasta 4 150/90 mmHg 140/90 mmHg 2 2

25 JP KONTROL Perempuan 2 34 thn 1 SMP 2 IRT 2 170/90 mmHg 150/90 mmHg 2 2

26 HS KONTROL Laki-laki 1 33 thn 1 SMA 3 Wiraswasta 4 170/90 mmHg 140/90 mmHg 2 2

27 SS KONTROL Perempuan 2 30 thn 1 SMA 3 IRT 2 140/90 mmHg 150/90 mmHg 2 2

28 AT KONTROL Perempuan 2 52 thn 2 SD 1 wiraswasta 4 150/90 mmHg 140/90 mmHg 2 2

29 KP KONTROL laki-laki 1 23 thn 1 SD 1 Wiraswasta 4 160/90 mmHg 150/90 mmHg 2 2

30 AS KONTROL Laki-laki 1 32 thn 1 SD 1 Petani 1 160/90 mmHg 150/90 mmHg 2 2

31 HN KONTROL Perempuan 2 62 thn 3 SMA 3 Petani 1 150/90 mmHg 140/90 mmHg 2 2

32 AL KONTROL Laki-laki 1 84 thn 3 SD 1 Petani 1 170/90 mmHg 160/90 mmHg 2 2

11
33 OS KONTROL Perempuan 2 33 thn 1 SMA 3 Wiraswasta 4 140/90 mmHg 140/90 mmHg 2 2
72
34 SB KONTROL Perempuan 2 67 thn 3 SD 1 IRT 2 160/90 mmHg 170/90 mmHg 2 2

KETERANGAN :
82
Jenis Kelamin Usia Pendidikan Pekerjaan Tekanan darah
49
1= Laki-laki 1= Dewasa 1= SD 1= Petani 1. Normal (<140/90 mmHg)

2= Perempuan 2= Pra Lansia 2=SMP 2= IRT 2. Hipertensi (≥140/90 mmHg)

3= Lansia 3= SMA 3= PNS

4= Sarjana 4= Wiraswasta

12
Lampiran 8

Hasil olah SPSS

Frequencies

Statistics

Jenis Kelamin Usia Pekerjaan Pendidikan

86 Valid 34 34 34 34
N
Missing 0 0 0 0
25 2.00 1.00 2.00 1.00

Percentiles 50 2.00 1.00 2.00 1.50

75 2.00 2.25 4.00 3.00

Frequency Table

Jenis Kelamin
35
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent

Laki-laki 7 20.6 20.6 20.6

Valid Perempuan 27 79.4 79.4 100.0

Total 34 100.0 100.0

Usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Dewasa 22 64.7 64.7 64.7

Pra Lansia 4 11.8 11.8 76.5


Valid
Lansia 8 23.5 23.5 100.0

Total 34 100.0 100.0

13
2
Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Petani 7 20.6 20.6 20.6

IRT 15 44.1 44.1 64.7

Valid PNS 1 2.9 2.9 67.6

Wiraswasta 11 32.4 32.4 100.0

Total 34 100.0 100.0

62
Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

SD 17 50.0 50.0 50.0

SMP 3 8.8 8.8 58.8

Valid SMA 13 38.2 38.2 97.1

Sarjana 1 2.9 2.9 100.0

Total 34 100.0 100.0

Analisis Univariat

81
Frequency Table

Intervensi Pre Test

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

140 7 20.6 41.2 41.2

150 5 14.7 29.4 70.6

Valid 160 4 11.8 23.5 94.1

170 1 2.9 5.9 100.0

Total 17 50.0 100.0


Missing System 17 50.0
Total 34 100.0

14
93
Intervensi Post Test

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

100 4 11.8 23.5 23.5

110 5 14.7 29.4 52.9

Valid 120 4 11.8 23.5 76.5

130 4 11.8 23.5 100.0

Total 17 50.0 100.0


Missing System 17 50.0
Total 34 100.0

21
Kontrol Pre Test

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

140 3 8.8 17.6 17.6

150 6 17.6 35.3 52.9

Valid 160 5 14.7 29.4 82.4

170 3 8.8 17.6 100.0

Total 17 50.0 100.0


Missing System 17 50.0
Total 34 100.0

21
Kontrol Post Test

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

140 6 17.6 35.3 35.3

150 6 17.6 35.3 70.6

Valid 160 3 8.8 17.6 88.2

170 2 5.9 11.8 100.0

Total 17 50.0 100.0


Missing System 17 50.0
Total 34 100.0

15
Uji Normalitas

9
Case Processing Summary

Kelompok Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent


11
Kelompok Intervensi Pre Test 17 100.0% 0 0.0% 17 100.0%

kelompok Intervensi Post Test 17 100.0% 0 0.0% 17 100.0%


Tekanan Darah
Kelompok Kontrol Pre test 17 100.0% 0 0.0% 17 100.0%

Kelompok Kontrol Post Test 17 100.0% 0 0.0% 17 100.0%

Descriptives

Kelompok Statistic Std. Error


25
Mean 149.41 2.344

Lower Bound 144.44


95% Confidence Interval for Mean
Upper Bound 154.38

5% Trimmed Mean 148.79

Median 150.00

Variance 93.382

Kelompok Intervensi Pre Test Std. Deviation 9.663

Minimum 140

Maximum 170

Range 30

Tekanan Darah Interquartile Range 20

Skewness .600 .550

Kurtosis -.682 1.063

Mean 114.71 2.728

Lower Bound 108.92


95% Confidence Interval for Mean
Upper Bound 120.49

5% Trimmed Mean 114.67


kelompok Intervensi Post Test
Median 110.00

Variance 126.471

Std. Deviation 11.246

Minimum 100

16
18
Maximum 130

Range 30

Interquartile Range 20

Skewness .083 .550

Kurtosis -1.314 1.063

Mean 154.71 2.443

Lower Bound 149.53


95% Confidence Interval for Mean
Upper Bound 159.89

5% Trimmed Mean 154.67

Median 150.00

Variance 101.471

Kelompok Kontrol Pre test Std. Deviation 10.073

Minimum 140

Maximum 170

Range 30

Interquartile Range 10

Skewness .091 .550

Kurtosis -.903 1.063

Mean 150.59 2.496

Lower Bound 145.30


95% Confidence Interval for Mean
Upper Bound 155.88

5% Trimmed Mean 150.10

Median 150.00

Variance 105.882

Kelompok Kontrol Post Test Std. Deviation 10.290

Minimum 140
Maximum 170

Range 30

Interquartile Range 20

Skewness .651 .550

Kurtosis -.546 1.063

Tests of Normality

17
98
Kelompok Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.


11
Kelompok Intervensi Pre Test .247 17 .007 .838 17 .007

kelompok Intervensi Post Test .192 17 .098 .872 17 .024


Tekanan Darah
Kelompok Kontrol Pre test .209 17 .046 .891 17 .049

Kelompok Kontrol Post Test .229 17 .018 .849 17 .011


108
a. Lilliefors Significance Correction

Tekanan Darah

Histograms

18
19
Normal Q-Q Plots

20
21
22
38
T-Test
Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Intervensi Pre Test 149.41 17 9.663 2.344


Pair 1 14
Intervensi Post Test 114.71 17 11.246 2.728
Kontrol Pre Test 154.71 17 10.073 2.443
Pair 2
Kontrol Post Test 150.59 17 10.290 2.496

21
Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Intervensi Pre Test & Intervensi Post Test 17 .315 .219
Pair 2 Kontrol Pre Test & Kontrol Post Test 17 .153 .559

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-tailed)


11
Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval of the
Mean Difference

Lower Upper

Intervensi Pre Test - Intervensi Post 34.706 12.307 2.985 28.378 41.034 11.627 16 .000
Pair 1
Test
Pair 2 Kontrol Pre Test - Kontrol Post Test 4.118 13.257 3.215 -2.698 10.934 1.281 16 .219

23
71
Independent samples Test

Group Statistics

Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Post Test Kelompok Intervensi 17 114.71 11.246 2.728


Tekanan Darah
Post Test Kelas Kontrol 17 150.59 10.290 2.496

24
Independent Samples Test

Levene's Test for Equality t-test for Equality of Means


of Variances

F Sig. t df Sig. (2- Mean Std. Error 95% Confidence Interval of


tailed) Difference Difference the Difference

Lower Upper

Equal variances assumed .828 .370 -9.706 32 .000 -35.882 3.697 -43.413 -28.352
Tekanan
Equal variances not -9.706 31.751 .000 -35.882 3.697 -43.415 -28.349
Darah
assumed

24
Lampiran 9

DOKUMENTASI PENGUKURAN TEKANAN DARAH SEBELUM PADA KELOMPOK INTERVENSI HIPERTENSI

25
20
DOKUMENTASI RENDAMAN KAKI AIR HANGAT DENGAN CAMPURAN GARAM
PADA KELOMPOK INTERVENSI HIPERTENSI

26
DOKUMENTASI PENGUKURAN TEKANAN DARAH SESUDAH PADA KELOMPOK INTERVENSI HIPERTENSI

27
DOKUMENTASI PADA KELOMPOK KONTROL HIPERTENSI

28
29
Similarity Report ID: oid:25211:22509389

25% Overall Similarity


Top sources found in the following databases:
22% Internet database 8% Publications database
Crossref database Crossref Posted Content database
7% Submitted Works database

TOP SOURCES
The sources with the highest number of matches within the submission. Overlapping sources will not be
displayed.

eprintslib.ummgl.ac.id
1 2%
Internet

repository.stikes-bhm.ac.id
2 1%
Internet

scribd.com
3 1%
Internet

repository.ub.ac.id
4 1%
Internet

journal.umgo.ac.id
5 <1%
Internet

eprints.uns.ac.id
6 <1%
Internet

LL Dikti IX Turnitin Consortium on 2019-09-26


7 <1%
Submitted works

jurnalbikes.com
8 <1%
Internet

Sources overview
Similarity Report ID: oid:25211:22509389

LL Dikti IX Turnitin Consortium on 2019-09-23


9 <1%
Submitted works

eprints.umm.ac.id
10 <1%
Internet

LL Dikti IX Turnitin Consortium on 2019-10-01


11 <1%
Submitted works

pt.scribd.com
12 <1%
Internet

repository.upi.edu
13 <1%
Internet

eprints.poltekkesjogja.ac.id
14 <1%
Internet

journal.stikeskendal.ac.id
15 <1%
Internet

stikesks-kendari.e-journal.id
16 <1%
Internet

repository.uksw.edu
17 <1%
Internet

teorekol.lu.se
18 <1%
Internet

digilib.unimed.ac.id
19 <1%
Internet

jurnal.upertis.ac.id
20 <1%
Internet

Sources overview
Similarity Report ID: oid:25211:22509389

eprints.walisongo.ac.id
21 <1%
Internet

repository.mercubuana.ac.id
22 <1%
Internet

es.scribd.com
23 <1%
Internet

agusnurul.blogspot.com
24 <1%
Internet

phaidra.univie.ac.at
25 <1%
Internet

repository.poltekkes-kdi.ac.id
26 <1%
Internet

docplayer.info
27 <1%
Internet

repository.wima.ac.id
28 <1%
Internet

journal.unita.ac.id
29 <1%
Internet

Triyoso Triyoso Triyoso, Setiawati Setiawati Setiawati, Fransisca Mely...


30 <1%
Crossref

repositori.stikes-ppni.ac.id
31 <1%
Internet

repository.uinsu.ac.id
32 <1%
Internet

Sources overview
Similarity Report ID: oid:25211:22509389

jurnal.akperkridahusada.ac.id
33 <1%
Internet

lib.unnes.ac.id
34 <1%
Internet

cvsfife.org
35 <1%
Internet

libnh.stikesnh.ac.id
36 <1%
Internet

repositori.uin-alauddin.ac.id
37 <1%
Internet

repository.usu.ac.id
38 <1%
Internet

Avillia Nuraenita, Wienike Dinar Pratiwi, Een Nurhasanah. "Keefektifan ...


39 <1%
Crossref

Juli Andri, Fahri Permata, Padila Padila, Andry Sartika, Muhammad Bag...
40 <1%
Crossref

LL Dikti IX Turnitin Consortium on 2019-09-25


41 <1%
Submitted works

LL Dikti IX Turnitin Consortium on 2019-09-25


42 <1%
Submitted works

blogsainulh.wordpress.com
43 <1%
Internet

docobook.com
44 <1%
Internet

Sources overview
Similarity Report ID: oid:25211:22509389

journal.unimma.ac.id
45 <1%
Internet

LL Dikti IX Turnitin Consortium on 2019-09-26


46 <1%
Submitted works

normanhafizi.blogspot.com
47 <1%
Internet

sinta.unud.ac.id
48 <1%
Internet

core.ac.uk
49 <1%
Internet

LL Dikti IX Turnitin Consortium on 2019-09-26


50 <1%
Submitted works

Mahajer Saipuloh Anwar, Cusmarih Cusmarih. "The Effectiveness Off C...


51 <1%
Crossref

kahar-spombob.blogspot.com
52 <1%
Internet

digilib.unisayogya.ac.id
53 <1%
Internet

123dok.com
54 <1%
Internet

LL Dikti IX Turnitin Consortium on 2019-09-25


55 <1%
Submitted works

Nadia Aryani, Nofri Zayani. "Penurunan Tekanan Darah Wanita Hamil d...
56 <1%
Crossref

Sources overview
Similarity Report ID: oid:25211:22509389

Nurwahidah Nurwahidah, Jubair Jubair. "Pengaruh Penggunaan Rebus...


57 <1%
Crossref

Rivanli Polii, Joice N.A. Engka, Ivonny M. Sapulete. "Hubungan kadar n...
58 <1%
Crossref

Ziah Afifah Zahra, Susanti Widiastuti, Diah Argarini. "Hubungan Durasi ...
59 <1%
Crossref

e-journal.sari-mutiara.ac.id
60 <1%
Internet

makalahbrojo.blogspot.com
61 <1%
Internet

repository.its.ac.id
62 <1%
Internet

Andy Fairuz Zuraida Eva, Eva Novawaty, Yusrini Selviani, Masriadi Mas...
63 <1%
Crossref

LL Dikti IX Turnitin Consortium on 2019-09-23


64 <1%
Submitted works

repository.unimus.ac.id
65 <1%
Internet

LL Dikti IX Turnitin Consortium on 2019-09-24


66 <1%
Submitted works

akper-sandikarsa.e-journal.id
67 <1%
Internet

ejournal.poltekkes-smg.ac.id
68 <1%
Internet

Sources overview
Similarity Report ID: oid:25211:22509389

LL Dikti IX Turnitin Consortium on 2019-10-01


69 <1%
Submitted works

cyber-chmk.net
70 <1%
Internet

digilib.uns.ac.id
71 <1%
Internet

etheses.uin-malang.ac.id
72 <1%
Internet

garuda.kemdikbud.go.id
73 <1%
Internet

jurnal.untan.ac.id
74 <1%
Internet

Ismi Ajeng, Rani Diana. "RUMUSAN STRATEGI BISNIS SUB TERMINAL ...
75 <1%
Crossref

Shinly Suzana Montolalu. "Hubungan Kebisingan Terhadap Tekanan D...


76 <1%
Crossref

Erlita Kundartiari, Sri Nur Hartiningsih. "Pengaruh Terapi Relaksasi Naf...


77 <1%
Crossref

docslide.us
78 <1%
Internet

erwinadr.blogspot.com
79 <1%
Internet

moam.info
80 <1%
Internet

Sources overview
Similarity Report ID: oid:25211:22509389

repository.unibos.ac.id
81 <1%
Internet

Agus Subarkah, Nur Isnaini. "Kesejahteraan Spiritual Dan Depresi Pada...


82 <1%
Crossref

LL Dikti IX Turnitin Consortium on 2019-09-23


83 <1%
Submitted works

Rita Afni, Ani Triana. "DETEKSI DINI PENYAKIT DEGENERATIF PADA L...
84 <1%
Crossref

publishing-widyagama.ac.id
85 <1%
Internet

repositorium.sdum.uminho.pt
86 <1%
Internet

Khairunnissa Khairunnissa, Norfai Norfai, Zuhrupal Hadi. "Faktor-Fakto...


87 <1%
Crossref

LL Dikti IX Turnitin Consortium on 2019-09-23


88 <1%
Submitted works

Nur Fathin Luaylik, Rina Nur Azizah, Erina Saputri. "STRATEGI PEMBER...
89 <1%
Crossref

Suib Suib, Ani Mashunatul Mahmudah. "PENYULUHAN HIPERTENSI DA...


90 <1%
Crossref

digilib.uinsby.ac.id
91 <1%
Internet

ejournal.undip.ac.id
92 <1%
Internet

Sources overview
Similarity Report ID: oid:25211:22509389

eprints.uny.ac.id
93 <1%
Internet

lib.euser.org
94 <1%
Internet

pshacker.space
95 <1%
Internet

repository.fisip-untirta.ac.id
96 <1%
Internet

Dewi Lailatul Badriah, Nur Wulan, Ajijah Yulianti. "Pengaruh Konsumsi ...
97 <1%
Crossref

Erika Jáki. "Az optimista EPS előrejelzési hiba viselkedéstani okai. Az ...
98 <1%
Crossref posted content

Jeckson Leba Niga. "HUBUNGAN POLA DIET RENDAH GARAM DENGA...


99 <1%
Crossref

LL Dikti IX Turnitin Consortium on 2019-09-24


100 <1%
Submitted works

Lita, Heldiayana Ardianti, Meisa Daniati. "Pengaruh musik suara alam t...
101 <1%
Crossref

Yessi Harnani. "EFEKTIFITAS RENDAM KAKI MENGGUNAKAN AIR HAN...


102 <1%
Crossref

Yuhendri Putra, Ega Sharifa Siregar. "PENGARUH TERAPI RENDAM AIR...


103 <1%
Crossref

e-journal.unair.ac.id
104 <1%
Internet

Sources overview
Similarity Report ID: oid:25211:22509389

eprints.undip.ac.id
105 <1%
Internet

id.scribd.com
106 <1%
Internet

ml.scribd.com
107 <1%
Internet

repositorio.utad.pt
108 <1%
Internet

s1-keperawatan.umm.ac.id
109 <1%
Internet

mitrahomecare.com
110 <1%
Internet

zahr-ellhajj.blogspot.com
111 <1%
Internet

Sources overview

Anda mungkin juga menyukai