Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

EFEKTIVITAS CAMPURAN JUS MENTIMUN


DAN REBUSAN DAUN BINAHONG UNTUK MENURUNKAN TEKANAN
DARAH TINGGI PADA PENDERITA HIPERTENSI LANJUT USIA

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Pengambilan Ijazah

Oleh :

BAIQ RIZKIA AMALIA


NISN : 0056988489

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

MADRASAH ALIYAH NEGERI INSAN CENDEKIA LOMBOK TIMUR


TAHUN 2021
HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal Karya Tulis Ilmiah oleh Baiq Rizkia Amalia dengan judul
“Efektivitas Campuran Jus Mentimun dan Rebusan Daun Binahong untuk
Menurunkan Tekanan Darah Tinggi pada Penderita Hipertensi Lanjut Usia”
ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diujikan.

Lombok Timur, 11 Oktober 2021

Menyetujui,

Guru Pembimbing Peneliti

H. Bahjan SE., ME Baiq Rizkia Amalia


NIP. 197012312005011024 NISN. 0056988489

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT. atas segala
limpahan rahmat serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
proposal penelitian dengan judul “Efektivitas Campuran Jus Mentimun dan
Rebusan Daun Binahong untuk Menurunkan Tekanan Darah Tinggi pada
Penderita Hipertensi Lanjut Usia”. Tersusunnya proposal ini tentu tidak terlepas
dari bimbingan, saran dan dukungan moral berbagai pihak, untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak H. Bahjan SE., ME dan Bapak Drs. Jalaudin selaku pembimbing


dan penguji yang telah dengan sabar membimbing, mengarahkan, dan
memberikan motivasi kepada penulis sehingga laporan penelitian ini dapat
terselesaikan.
2. Ibu Dra. Eka Wahyuningsih, M.si. selaku guru mata pelajaran biologi yang
telah banyak membantu dalam penyusunan proposal ini.
3. Keluarga dan teman-teman yang telah mendukung penulis sampai saat ini.

Penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini jauh dari sempurna,


karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
diharapkan demi kesempurnaan proposal penelitian ini. Semoga proposal
penelitian ini bisa menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi kita semua. Akhir
kata penulis mengucapkan terimakasih.

Lombok Timur, 13 Maret 2022

Baiq Rizkia Amalia

DAFTAR ISI

iii
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL....................................................................................................v
I. Pendahuluan..........................................................................................................1
a. Latar Belakang..................................................................................................1
b. Rumusan Masalah............................................................................................2
c. Tujuan Penelitian..............................................................................................2
d. Manfaat Penelitian............................................................................................2
2. Tinjauan Pustaka Dan Perumusan Hipotesis..............................................................4
a. Konsep Hipertensi............................................................................................4
b. Konsep Mentimun............................................................................................8
c. Binahong.........................................................................................................10
d. Penelitian yang Relevan.................................................................................12
e. Hipotesis Penelitian........................................................................................12
3. Metode Penelitian...............................................................................................13
a. Jenis Penelitian...............................................................................................13
b. Waktu Penelitian............................................................................................13
c. Lokasi Penelitian............................................................................................13
d. Target Penelitian.............................................................................................13
e. Variabel Penelitian.........................................................................................13
f. Populasi dan Sampel.......................................................................................14
g. Teknik Pengumpulan Data.............................................................................14
h. Teknik Analisis Data......................................................................................15

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah ……………………………………………7

Tabel 3.1 Target Penelitian ……………………………………………………...13


Tabel 3.2 Target Informasi Tekanan Darah……………………………………...

v
1. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Hipertensi merupakan salah satu masalah yang cukup besar di Indonesia.
WHO (World Health Organization) menyebutkan bahwa hipertensi menyerang 22%
penduduk dunia, dan mencapai 36% angka kejadian di Asia
Tenggara. Hipertensi juga menjadi penyebab kematian dengan angka 23,7% dari
total 1,7 juta kematian di Indonesia tahun 2016 (Anitasari, 2019). Penyakit ini
menjadi penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis, yakni mencapai
6,7% dari populasi kematian pada semua umur di Indonesia.
Di Indonesia berdasarkan hasil pemeriksaan Riskesdas tahun 2013 prevalensi
hipertensi pada penduduk umur 18 tahun ke atas adalah sebesar 25,8%. Hipertensi
merupakan penyebab utama terjadinya stroke (Anies, 2006). Berdasarkan hasil
penelitian, hipertensi meningkatkan risiko 3,8 kali terkena stroke (Sorganvi
dkk,2014).
Berdasarkan uraian di atas, pentingnya penanganan terhadap penderita
hipertensi untuk mengurangi jumlah populasi kematian dan penderita stroke di
Indonesia. Dalam menurunkan hipertensi, pada umumnya masyarakat menggunakan
obat-obatan kimia. Akan tetapi, obat kimia tersebut memiliki beberapa kelemahan
diantaranya menimbulkan efek samping negatif bagi tubuh. Hal ini menyebabkan
banyak penelitian yang dilakukan untuk menemukan obat dengan efektifitas yang
lebih baik dengan efek samping minimal melalui pengobatan tradisional.
Sebuah penelitian dengan judul “Pengaruh Pemberian Air Rebusan Daun
Binahong Terhadap Tekanan Darah pada Lansia (Studi Di Rw 004 Desa Sukomulyo
Mojowarno Jombang)” oleh Mela Amalia, Endang Yuswatiningsih, dan Agustina
Maunaturrohmah (STIKes Insan Cendekia Jombang) membuktikan adanya pengaruh
pemberian air rebusan daun binahong terhadap tekanan darah pada lansia. Daun
binahong yang dikenal sebagai obat herbal memiliki banyak manfaat, salah satunya
mengobati tekanan darah tinggi (hipertensi).
Selain daun binahong, mentimum dikenal sebagai salah satu buah yang dapat
membantu menurunkan tekanan darah tinggi. Kandungan potasium dalam mentimun
disebut efektif mengendalikan hipertensi. Selain itu, mentimun kaya akan fosfor,
kalium, kalsium dan magnesium yang bersifat diuretik dan memiliki kandungan air

1
yang tinggi sehingga membantu menurunkan tekanan darah dan berperan penting
dalam pompa natrium-kalium. Buah ini dapat dijadikan solusi alternatif karena mudah
didapatkan dan harganya terjangkau.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan mengangkat judul “Efektivitas Campuran Jus Mentimun
dan Rebusan Daun Binahong untuk Menurunkan Tekanan Darah Tinggi pada
Penderita Hipertensi Lanjut Usia”.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana efektivitas campuran jus mentimun dan rebusan daun binahong terhapap
penderita hipertensi lanjut usia?

C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui efektivitas campuran jus mentimun dan rebusan daun binahong
terhadap penderita hipertensi lanjut usia.

D. Manfaat Penelitian
i. Teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini, diantaranya :
1. Sebagai dasar pengembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan
pengobatan hipertensi.
2. Sebagai sumber informasi bagi peneliti lain yang ingin meneliti lebih jauh
mengenai efektivitas campuran jus mentimun dan daun binahong untuk
menurunkan hipertensi.
3. Dapat menjadi bahan perbandingan apabila terdapat penelitian yang serupa.
ii. Praktis
1. Bagi Madrasah
Sebagai alternatif untuk mengharumkan nama baik madrasah apabila penelitian
yang dilakukan peneliti berhasil dan dapat digunakan oleh Bapak/Ibu guru sebagai
bahan pembelajaran di kelas sehingga dapat meningkatkan kualitas belajar dan
menambah wawasan siswa.

2
2. Bagi Masyarakat
Membantu mengurangi jumlah penderita hipertensi di masyarakat terutama pada
usia lanjut usia. Sehingga dapat juga mencegah timbulnya penyakit yang
disebabkan oleh hipertensi, seperti stroke dan tuberkulosis.
3. Bagi Siswa
Untuk menambah wawasan siswa mengenai efektivitas campuran jus mentimun
dan daun binahong dalam pengobatan hipertensi.

3
2. Tinjauan Pustaka Dan Perumusan Hipotesis
2.1 Konsep Hipertensi
1) Definisi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi, kadang-kadang disebut juga dengan
hipertensi arteri, adalah kondisi medis kronis dengan tekanan darah di arteri
meningkat. Peningkatan ini menyebabkan jantung harus bekerja lebih keras dari
biasanya untuk mengedarkan darah melalui pembuluh darah. Tekanan darah
melibatkan dua pengukuran, sistolik dan diastolik, tergantung apakah otot jantung
berkontraksi (sistole) atau berelaksasi di antara denyut (diastole). Tekanan darah
normal pada saat istirahat adalah dalam kisaran sistolik (bacaan atas) 100–140 mmHg
dan diastolik (bacaan bawah) 60–90 mmHg. Tekanan darah tinggi terjadi bila terus-
menerus berada pada 140/90 mmHg atau lebih.
2) Etiologi
Sampai saat ini penyebab hipertensi secara pasti belum diketahui secara jelas.
Dengan kata lain, hampir 90 % penderita hipertensi tidak diketahui penyebabnya
secara pasti. Namun para ahli telah mengungkapkan ada dua faktor yang
menyebabkan seseorang mengalami hipertensi, yaitu faktor yang dapat dikontrol dan
faktor yang tidak dapat dikontrol. Dari faktor yang tidak dapat dikontrol antara lain
adalah faktor keturunan, orang yang memiliki keturunan hipertensi memiliki resiko
dua kali terkena hipertensi dari pada yang tidak memiliki faktor keturunan. Jenis
kelamin laki-laki memiliki peluang lebih besar terkena hipertensi sebelum umur 50
tahun tetapi setelah umur 50 (setelah menopause) tahun wanita akan memiliki peluang
lebih besar dari pria. Usia resiko terkena hipertensi adalah usia diatas 50 tahun
(Bangun . AP, 2003 : 33).
1. Faktor yang tidak dapat dikontrol meliputi :
a) Keturunan
Hipertensi merupakan penyakit keturunan. Jika salah satu dari orang tua
kita menderita penyakit hipertensi, sepanjang hidup kita memiliki resiko
terkena hipertensi sebesar 25%. Jika kedua orang tua kita menderita hipertensi,
kemungkinan kita terkena penyakit ini sebesar 60%. Penelitian terhadap
penderita hipertensi dikalangan orang kembar dan anggota keluarga yang
sama menunjukkan ada faktor keturunan yang berperan pada kasus tertentu.
Namun, kemungkinan itu tidak selamanya terjadi. Ada seseorang yang

4
sebagian besar keluarganya menderita hipertensi, tetapi dirinya tidak terkena
penyakit tersebut.
b) Jenis kelamin
Di antara orang dewasa dan setengah baya, ternyata kaum laki-laki
lebih banyak menderita hipertensi. Namun, hal ini akan terjadi sebaliknya
setelah berumur 55 tahun ketika sebagian wanita mengalami menopause.
Hipertensi lebih banyak dijumpai pada wanita.
c) Usia
Penambahan usia dapat meningkatkan resiko terjangkitnya penyakit
hipertensi. Walaupun penyakit hipertensi bisa terjadi pada segala usia, tetapi
paling sering menyerang orang dewasa yang berusia 35 tahun atau lebih.
Meningkatnya tekanan darah seiring dengan bertambahnya usia memang
sangat wajar. Hal ini disebabkan adanya perubahan alami pada jantung,
pembuluh darah, hormon. Namun, jika perubahan ini disertai dengan faktor
resiko bisa memicu terjadinya hipertensi.
2. Faktor yang dapat dikontrol meliputi :
a) Obesitas
Kelebihan berat badan meningkatkan resiko seseorang terserang penyakit
hipertensi. Semakin besar massa tubuh, semakin banyak darah yang
dibutuhkan untuk memasok oksigen dan makanan ke jaringan tubuh. Berarti,
volume darah yang beredar melalui pembuluh darah meningkat sehingga akan
memberi tekanan lebih besar ke dinding arteri. Selain itu, obesitas dapat
meningkatkan frekuensi denyut jantung dan kadar insulin dalam darah.
b) Kurang olahraga, merokok dan konsumsi alcohol
Kurang melakukan aktivitas fisik dapat meningkatkan resiko seseorang
terserang penyakit hipertensi. Hal ini berkaitan dengan masalah kegemukan.
Orang yang tidak aktif cenderung memiliki frekuensi denyut jantung lebih
tinggi sehingga otot jantung harus bekerja lebih keras pada saat kontraksi.
Zat kimia dalam tembakau dapat merusak lapisan dalam dinding arteri
lebih rentan terhadap penumpukan plak. Nikotin dalam tembakau dapat
membuat jantung bekerja lebih keras karena terjadi penyempitan pembuluh
darah sementara. Selain itu, juga dapat meningkatkan frekuensi denyut jantung
dan tekanan darah keadaan ini terjadi karena adanya peningkatan produksi
hormon selama kita menggunakan tembakau, termasuk hormon epinefrin

5
(adrenalin). Selain itu, karbon monoksida dalam asap rokok akan
menggantikan oksigen dalam darah. Akibatnya, tekanan darah akan meningkat
karena jantung dipaksa bekerja lebih keras untuk memasok oksigen keseluruh
organ dan jaringan tubuh.
Hampir 5-20 % kasus hipertensi diperkirakan terjadi akibat konsumsi
alkohol yang berlebihan. Mengkonsumsi tiga gelas atau lebih minuman
beralkohol per hari dapat meningkatkan resiko terserang hipertensi sebesar
dua kali.
c) Konsumsi garam berlebih
Garam mempunyai sifat menahan air. Mengkonsumsi garam berlebih
atau makan makanan yang diasinkan dengan sendirinya akan menaikkan
tekanan darah. Hindari pemakaian garam yang berlebih atau makanan yang
diasinkan. Hal ini tidak berarti menghentikan pemakaian garam sama sekali
dalam makanan. Sebaiknya jumlah garam yang dikonsumsi dibatasi.
d) Stres dan ketegangan jiwa
Stres tidak menyebabkan hipertensi permanen (menetap). Namun, stres
berat dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah menjadi sangat tinggi
sementara waktu. Jika sering mengalami stres, akan terjadi kerusakan
pembuluh darah, jantung, dan ginjal seperti hipertensi permanen. Stres dapat
memicu timbulnya hipertensi karena akan membawa pada kebiasaan buruk
yang terbukti akan meningkatnya resiko hipertensi.
e) Pola makan yang tidak sehat
Dewasa ini pola makan penduduk yang tinggal di kota-kota besar
berubah dimana fast food dan makanan yang kaya kolesterol menjadi bagian
yang dikonsumsi sehari-hari. Hal ini dapat berbahaya bagi kesehatan, apalagi
jika disertai stres. Kadar kolesterol darah dapat membumbung tinggi dan sulit
dikontrol. Lemak yang didapat dari makanan tidak seluruhnya merupakan
kolesterol. Lemak merupakan penyumbang kolesterol terbesar. Kolesterol
yang berlebihan ini akan menempel pada permukaan sebelah dalam dinding
pembuluh darah yang sudah terluka akibat gesekan tekanan darah pada
hipertensi. Proses penumpukan kolesterol ini disebut proses aterosklerosis.

6
3) Klasifikasi
Hipertensi dapat dikelompokkan kedalam dua kategori besar, yaitu
hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer belum diketahui
penyebabnya yang jelas dan mencakup 90 % dari kasus hipertensi. Hipertensi
sekunder penyebabnya boleh dikatakan pasti misalnya ginjal yang tidak
berfungsi sebagaimana mestinya dan terganggunya keseimbangan hormon
yang merupakan faktor pengatur tekanan darah (Purwati dkk, 1998 : 23).
Organisasi kesehatan dunia (WHO) menggolongkan hipertansi
berdasarkan umur dalam tiga kriteria yaitu :
a. Kelompok umur 20-29 tahun, tekanan darah ≥ 140/90 mmHg
b. Kelompok umur 30-64 tahun, tekanan darah ≥ 160/95 mmHg
c. Kelompok umur ≥ 65 tahun, tekanan darah ≥ 170/95 mmHg
Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah

Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)


Normal ¿130 ¿85
Perbatasan ( High 130-139 85-89
normal )
Hipertensi Ringan 140- 159 90-99
Hipertensi Sedang 160-179 100-109
Hipertensi Berat 180-209 110-119
Hipertensi Sangat Berat ≥ 210 ≥ 120
Sumber : Fundamental Keperawatan (Perry & Potter, 2205 : 798)

4) Gambaran Klinis
Tekanan darah tinggi merupakan penyakit yang tidak menimbulkan
tanda dan gejala yang spesifik (Silen diseases) sebelum menimbulkan
komplikasi pada organ tubuh yang lain. Gejala yang muncul pertama kali
setelah terjadi komplikasi adalah sakit kepala, mata merah, tengkuk terasa
berat, mata berkunang – kunang dan pusing (Purwati dkk,1998 : 4).

5) Bahaya dan komplikasi


Tekanan darah tinggi sangat berpengaruh buruk terhadap jantung, jika hal
itu dibiarkan terus menerus maka jantung akan terpaksa bekerja lebih berat
untuk mengimbanginya. Jika hal ini dibiarkan terlalu lama maka jantung

7
khususnya ventrikel kiri akan membengkak dan lama kelamaan akan
mengalami kelemahan dalam memompa darah. Dengan demikian darah yang
dipompa keseluruh tubuh akan mengalami penurunan, dan gangguan pada
organ tubuh akan terjadi.
Beberapa komplikasi dan efek samping dari hipertensi dapat terjadi
seperti, penyakit jantung koroner, gagal jantung, kerusakan pembuluh darah
otak dan gagal ginjal (Purwati dkk, 1998 : 14)

2.2 Konsep Mentimun


1) Definisi
Mentimun adalah jenis tumbuhan dari famili Cucurbitaceae yang
mempunyai nama ilmiah Cucumis sativus L yang bersifat menjalar atau
merambat dengan perantara alat pemegang yang berbentuk spiral (Ir.Budi
Samadi, 2002 : 12).
2) Klasifikasi
Klasifikasi dari mentimun adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Cucurbitales\
Famili : Cucurbitaceae
Genus : Cucumis
Spesies : Cucumis sativa L
3) Morfologi
a) Batang
Batang mentimun berwarna hijau, lunak, dan berbulu dengan panjang yang
bias mencapai 1,5 m.
b) Daun
Tanaman mentimun memiliki daun yang berbentuk bulat lebar, dengan
bagian ujung yang meruncing menyerupai bentuk jantung. Kedudukan
daun pada batang tanaman berselang-seling antara satu daun dengan daun
diatasnya.
c) Bunga

8
Bunga mentimun berumah satu, karena bunga jantan dan bunga betina
letaknya terpisah tetapi masih dalam satu pohon yang sama.Bunga
mentimun berbentuk mirip terompet, dengan mahkota bunga yang
berwarna kuning cerah.
d) Buah
Buah mentimun tumbuh dari ketiak daun dengan posisi menggantung, bila
tanaman dirambatkan pada turus bambu. Buah mentimun berbentuk bulat
pendek hingga bulat panjang, dengan kulit buah yang berwarna hijau
keputihan hingga hijau gelap, ada yang berbintil dan ada yang tidak.
e) Biji
Biji mentimun tersebut berbentuk pipih mirip dengan biji semangka,
berwarna putih hingga putih kekuningan. Pada permukaan bijinya terdapat
lender, sehingga bila akan digunakan sebagai benih harus dikeringkan
terlebih dahulu. Biji mentimun banyak mengandung banyak vitamin E
untuk menghambat penuaan dan menghilangkan keriput.
f) Akar
Tanaman mentimun memiliki akar tunggang dengan bulu-bulu akarnya.
Namun, akar tersebut hanya mampu menembus hingga kedalaman ± 60
cm dari permukaan tanah. Oleh karena itu, untuk membantu
pertumbuhannya penggemburan tanah harus dilakukan minimal hingga
kedalaman tersebut.
g) Daging buah
Daging buah mentimun mengandung zat-zat saponin (mengeluarkan
lendir), protein 0,70 g, lemak 0,10 g, kalsium 10,00 mg, fospor 21,00 mg,
zat besi 0,30 mg, vitamin A 0 Sl, vitamin B1 0,03 mg, dan vitamin C 8,00
mg.Kandungan mineral dari mentimun yaitu potassium, magnesium dan
fospor. Selain itu daging buahnya juga banyak mengandung air 96,10 g,
vitamin C dan asam kafeat untuk meredakan iritasi kulit dan penumpukan
cairan dibawah kulit.
4) Khasiat
Dalam mentimun terdapat kandungan mineral yaitu potassium,
magnesium dan fospor inilah yang dapat mengobati hipertensi. Selain itu juga
mentimun bersifat diuretik karena kandungan air yang tinggi juga berfungsi
sebagai penurun tekanan darah. Mengkonsumsi mentimun juga dapat

9
menurunkan berat badan karena kandungan kalorinya yang rendah dan kaya
akan serat.
2.3 Binahong
1) Definisi
Tanaman binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) adalah
tanamanobat potensial yang dapat mengatasi berbagai jenis penyakit. Tanaman
ini berasaldari dataran Cina dengan nama asalnya adalah Dheng shan chi. Di
Indonesia tanaman ini belum banyak dikenal, sedangkan di Vietnam tanaman
ini merupakan suatu makanan wajib bagi masyarakat di sana. Binahong tumbuh
menjalar dan panjangnya dapat mencapai 5 meter, berbatang lunak berbentuk
silindris dan pada ketiak daun terdapat seperti umbi yang bertekstur kasar.
Daunnya tunggal dan mempunyai tangkai pendek, bersusun berselang-seling
dan berbentuk jantung. Panjang daun antara 5 - 10 cm dan mempunyai lebar
antara 3 - 7 cm. Seluruh bagian tanaman binahong dapat dimanfaatkan, mulai
dari akar, batang, daun, umbi dan bunganya.
Tanaman binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) termasuk dalam
famili Basellaceae merupakan salah satu tanaman obat yang mempunyai
potensi besar ke depan untuk diteliti, karena dari tanaman ini masih banyak
yang perlu digali sebagai bahan fito farmaka. Tanaman ini sebenarnya berasal
dari Cina dan menyebar ke Asia Tenggara. Di negara Eropa maupun Amerika,
tanaman ini cukup dikenal, tetapi para ahli di sana belum tertarik untuk
meneliti serius dan mendalam, padahal beragam khasiat sebagai obat telah
diakui (Feri Manoi, Balittro., 2009).
2) Klasifikasi
Klasifikasi dari tanaman binahong adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)
Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisio : Magnoliophyta (berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Subkelas : Hamamelidae
Ordo : Caryophyllales
Familia : Basellaceae
Genus : Anredera

10
Species : Anredera cordifolia (Tenore) Steenis

3) Morfologi
a) Daun
Tanaman binahong berdaun tunggal, bertangkai sangat pendek
(subsessile), pertulangan menyirip, tersusun berseling, berwarna hijau
muda, berbentuk jantung (cordata), memiliki panjang sekitar 5-10 cm dan
lebar sekitar 3-7 cm, helaian daun tipis lemas, ujung runcing, pangkal
berbelah, tepi rata atau bergelombang, dan permukaan halus dan licin
(Suyanto, 2009)
b) Rhizoma
Tanaman binahong memiliki rhizoma. Rhizoma adalah batang beserta
daun yang terdapat di dalam tanah, bercabang-cabang dan tumbuh
mendatar, dari ujungnya dapat tumbuh tunas yang muncul di atas tanah dan
dapat merupakan suatu tumbuhan baru. Rhizoma adalah penjelmaan dari
batang dan bukan akar, yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Beruas-ruas, berbuku-buku, akar tidak pernah bersifat demikian.
2. Berdaun, tetapi daunnya telah menjelma menjadi sisik-sisik.
3. Mempunyai kuncup-kuncup.
4. Tumbuhnya tidak ke pusat bumi atau air, terkadang tumbuh ke atas,
muncul di atas tanah.
5. Rhizoma berfungsi sebagai alat perkembangbiakan dan tempat
penimbunan zat-zat cadangan makanan (Ari Setiaji, 2009)
c) Bunga
Tanaman binahong memiliki bunga majemuk berbentuk tandan atau malai
panjang, bertangkai panjang, muncul di ketiak daun, mahkota berwarna
putih sampai krem berjumlah lima helai tidak berlekatan, panjang helai
mahkota sekitar 0,5 - 1 cm dan memiliki bau yang harum (Suyanto, 2009)
d) Akar
Tanaman binahong mempunyai akar tunggang yang berdaging lunak dan
berwarna coklat kotor.
4) Khasiat
Seluruh bagian tanaman menjalar ini berkhasiat mulai dari akar,
batang, dan daunnya. pemanfaatannya bisa direbus atau dimakan sebagai

11
lalapan untuk daunnya. Semakin praktis, kini binahong dikemas dalam bentuk
kapsul sehingga mudah dikonsumsi. Khasiat dari tanaman binahong adalah
melancarkan dan menormalkan peredaran dan tekanan darah, mencegah
stroke, asam urat, maag, menambah dan mengembalikan vitalitas daya tahan
tubuh, ambeien, melancarkan buang air kecil, buang air besar, diabetes,
rematik, asam urat dan sariawan berat
2.4 Penelitian yang Relevan Sebelumnya
Saiful Nurhidayat dalam penelitiannya yang berjudul “Efektivitas Jus
Mentimun terhadap Penurunan Tekanan Darah Tinggi pada Penderita
Hipertensi” membuktikan bahwa jus mentimun efektif untuk menurunkan
tekanan darah tinggi pada penderita hipertensi. Dari hasil penelitian
menggunakan Program SPSS dengan uji statistik Wilcoxon signed Rank Test
didapatkan hasil uji statistik T value < T tabel (0,000<0,05) untuk tekanan
darah sistol dan diastol. Itu artinya bahwa Ho ditolak atau pemberian juz
mentimun efektif untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi.
2.5 Hipotesis Penelitian
H0 = Campuran jus mentimun dan rebusan daun binahong tidak efektif untuk
menurunkan tekanan darah tinggi pada penderita hipertensi lanjut usia.
H1 = Campuran jus mentimun dan rebusan daun binahong efektif untuk
menurunkan tekanan darah tinggi pada penderita hipertensi lanjut usia.

12
3. Metode Penelitian

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah penelitian kuantitatif
dengan metode eksperimen. Metode eksperimen merupakan metode penelitian
kuantitatif yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen
(treatment/perlakuan) terhadap variabel dependen (hasil) dalam kondisi yang
terkendalikan. Kondisi dikendalikan agar tidak ada variabel lain (selain variabel
treatment) yang mempengaruhi variabel dependen. Agar kondisi dapat
dikendalikan, maka dalam penelitian eksperimen menggunakan kelompok kontrol.
3.2 Waktu Penelitian
Penelitian akan dilakukan pada bulan November-Januari.
3.3 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini akan dilakukan di Desa Terara, Kecamatan Terara,
Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
3.4 Target Penelitian
Target penelitian yang diharapkan adalah masyarakat lanjut usia di Desa
Terara, Kecamatan Terara, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara
Barat. Adapun rinciannya sebagai berikut.
Tabel 3.1 Target Penelitian

N NAMA L/P UMUR ALAMAT


O
1. Lalu Ahmad L 60 tahun Penambong, Dusun Menyer Kec. Terara
2. Baiq Anisah P 65 tahun Penambong, Dusun Menyer Kec. Terara
3. Baiq Irma P 83 tahun Penambong, Dusun Menyer Kec. Terara
4. Baiq Sahnun P 55 tahun Penambong, Dusun Menyer Kec. Terara
5. Baiq Sene P 68 tahun Suradadi, Kec. Terara
6. Baiq Jumiati P 55 tahun Penambong, Dusun Menyer Kec. Terara
7. Inaq Sanah P 60 tahun Penambong, Dusun Menyer Kec. Terara
3.5 Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian
ditarik kesimpulannya (Sugiyono : 2016). Variabel penelitian menjadi hal penting

13
yang sangat mendasar dalam penelitian. Hal ini mengingat variabel penelitian
merupakan tahapan awal dari penulisan suatu penelitian dalam menentukan hal
yang ingin diteliti. Suatu penelitian tentunya tidak mungkin ada tanpa variabel
penelitian.
Berdasarkan sifat hubungan antar variabelnya, variabel dalam penelitian ini
ada dua, yakni :
a) Variabel bebas (independent variable)
Variabel bebas berarti variabel yang memiliki pengaruh atas perubahan
yang terjadi pada variabel lainnya. Suatu perubahan yang terjadi pada suatu
variabel dianggap disebabkan oleh variabel bebas ini. Variabel jenis ini juga
biasa disebut dengan istilah variabel stimulus atau pengaruh. Variabel bebas
atau independent variable dalam penelitian ini adalah “jus mentimun dan
rebusan daun binahong”.
b) Variabel terikat (dependent variable)
Variabel terikat berarti variabel yang dipengaruhi oleh variabel
lainnya. Variabel ini keberadaannya dianggap merupakan suatu akibat dari
adanya variabel bebas. Adapun variabel terikat atau dependent variable dalam
penelitian ini adalah “tekanan darah tinggi pada penderita hipertensi lanjut
usia”
3.6 Populasi dan Sampel
Populasi dari penelitian ini rencananya adalah seluruh masyarakat yang
tinggal di Desa Terara, Kecamatan Terara, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi
Nusa Tenggara Barat. Adapun pengambilan sampel ini hanya dari sebagian
masyarakat Desa Terara yang menderita hipertensi dan sudah lanjut usia.
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah
teknik observasi atau pengamatan. Menurut Nawawi dan Martini (1992:74),
“Observsi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-
unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala pada objek penelitian”.
Sedangkan menurut Sugiyono (2015: 204) observasi merupakan kegiatan
pemuatan penelitian terhadap suatu objek.
Apabila dilihat pada proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi
dibedakan menjadi partisipan dan non-partisipan. Jenis observasi yang digunakan
pada penelitian ini adalah observasi non-partisipan. Dalam melakukan observasi,

14
peneliti memilih hal-hal yang diamati dan mencatat hal-hal yang berkaitan dengan
penelitian. Observasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah pengamatan
efektivitas campuran jus mentimun dan daun binahong terhadap tekanan darah
tinggi pada penderita hipertensi.
3.8 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang akan digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Metode
ini lebih menekankan pada penjelasan data melalui visualisasi tabel. Berikut
gambaran informasi yang akan dibutuhkan untuk data hasil penelitian.
Tabel 3.2 Target Informasi Tekanan Darah

Tekanan Tekanan
Jenis darah darah Konsentrasi
NO Umur Pola tidur
kelamin sebelum sesudah campuran
(mmHg) (mmHg)
1. P 55 Baik 180/160 160/150 B2M1
2. P 65 Baik 140/100 120/110 B1M1
3. P 60 Buruk 140/120 140/120 B2M3
4. L 60 Buruk 160/150 150/140 B1M3
5. P 55 Baik 140/100 120/110 B2M2
6. P 83 Baik 100/90 100/90 B1M2
7. P 68 Baik 140/120 140/120 B0M0

Keterangan : B1 = binahong 20 gr

B2 = binahong 25 gr

M1 = mentimun 100 gr

M2 = mentimun 150 gr

M3 = mentimun 200 gr

15
DAFTAR PUSTAKA

Anies. 2006. Waspada Ancaman Penyakit Tidak Menular Solusi Pencegahan dari Aspek
Perilaku dan Lingkungan. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo
Anitasari. (2019). Hari Hipertensi Dunia 2019 : Know Your Number, Kendalikan Tekanan
Darahmu dengan CERDIK. Jurnal.
Bangun, AP. 2008. Terapi Jus dan Minuman Tradisional untuk Hipertensi. Tangerang : Agro
Media Pustaka
Manoi, F. 2009. Binahong (Anredera cordifolia) Sebagai Obat. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian, Jakarta
Nawawi, Hadari dan M. Martini Hadari. 1992. Instrumen Penelitian Bidang Sosial.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Potter, P. 2005. Fundamental Keperawatan. Edisi IV. Volume II. Jakarta : EGC.
Purwati, Ir. Dkk. 2000. Perencanaan Menu Untuk Penderita Hipertensi.
Jakarta : Penebar Sutajaya
Samadi, Budi, Ir. 2002. Teknik Budi Daya Mentimun Hibrida. Yogyakarta : Kanisus
Setiaji, Ari. 2009. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Petroleum Eter, Etil Asetat Dan Etanol
70% Rhizoma Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) Terhadap
Staphylococcus aureus ATCC 25923 Dan Escherichia coli ATCC 11229 Serta
Skrining Fitokimianya. Skripsi Tidak Diterbitkan. Surakarta: Fakultas Farmasi UMS
Surakarta
Sorganvi, V., Kulkarni, MS. (2014). Risk Factor For Stroke : A Case Control
Study. International Journal of Current Research and Review. 3, 46-52
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Suyanto, D. 2009. Khasiat Binahong [online].
Tersedia:http;//carahidup.um.ac.id./author /didik-suyanto/page37/[8 maret 2011].

http://p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/pusat-/hari-hipertensi-dunia-2019-know-your-
number-kendalikan-tekanan-darahmu-dengan-cerdik
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/107/jtptunimus-gdl-kikirizkia-5305-2-bab2.pdf

https://penerbitbukudeepublish.com/pengertian-variabel-penelitian/

http://eprints.ums.ac.id/34000/8/BAB%20III.pdf

16

Anda mungkin juga menyukai