PRANASISTA LAJUCK
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2012
TESIS
PRANASISTA LAJUCK
NIM 0990761021
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ILMU BIOMEDIK
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2012
EKSTRAK DAUN SALAM (EUGENIA POLIANTHA)
LEBIH EFEKTIF MENURUNKAN KADAR
KOLESTEROL TOTAL DAN LDL DIBANDINGKAN
STATIN PADA PENDERITA DISLIPIDEMIA
PRANASISTA LAJUCK
NIM 0990761021
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ILMU BIOMEDIK
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2012
Lembar Pengesahan
Prof. Dr. dr. Alex Pangkahila, M.Sc., Sp.And. Prof. dr I. Gusti Made Aman, Sp.FK
NIP 194402011964091001 NIP. 194606191976021001
Mengetahui
Prof. Dr. dr. Wimpie I Pangkahila Sp.And. FAACS Prof. Dr. dr. AA Raka Sudewi, Sp.S (K)
NIP.194612131971071001 NIP. 195902151985102001
Tesis ini telah diuji dan dinilai
Oleh Panitia Penguji
Program Pascasarjana Universitas Udayana
Yang Maha Esa, karena hanya atas karuniaNya tesis yang berjudul EKSTRAK
pendidikan untuk memperoleh Gelar Magister pada Program Magister Program Studi
Udayana.
pembelajaran hidup penulis, baik dari segi ilmiah maupun aspek nilai sosial. Semua
ini tidak lepas dari peran serta orang-orang disekeliling penulis yang senantiasa
mendukung dan selalu ada pada saat-saat yang sulit. Pada kesempatan ini
Udayana, Prof.Dr. Made Budiarsa, M.A selaku Asdir I dan Prof. Dr. Ir. Ketut
dan masukan yang teliti dan sangat dirasakan manfaatnya oleh penulis selama
3. Prof. dr. I. Gusti Made Aman, SpFK, selaku pembimbing II, yang telah dengan
4. Prof. Dr. dr. Wimpie Pangkahila, Sp.And, FAAC selaku Ketua Program Sudi
v
dan penguji yang dengan bersemangat membimbing dan banyak sekali member
5. Prof. dr. N. Agus Bagiada, Sp.BIOK, selaku penguji yang telah banyak
memberikan perhatian yang begitu besar, bimbingan dan masukan yang sangat
6. Prof. Dr. dr. AA Gede Budhiarta, SpPD-KEMD, selaku penguji yang banyak
sekali membimbing dan member masukan yang kritis serta pengajaran yang
dan saran ilmiah terutama dalam statistic yang sangat berguna bagi penulis
9. dr. I Made Oka Negara beserta staf bagian Ilmu Kedokteran Andrologi dan
Seksologi (dr Pram, Ibu Eni, Ibu Agnes, dan Bapak Edy) serta teman-teman
10. Para guru3 TK/SD Gamaliel Palu yang telah bersedia sebagai sukarelawan
11. Keluarga besar tercinta, suami (Dr Raymond Anurantha SpB), putra2 tercinta
vi
(Jonathan dan Thimothy), orang tua serta mertua atas doa, dukungan, pengertian
Penulis juga sangat berterima kasih kepada teman-teman dan semua pihak
yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah ikut membantu
dalam pelaksanaan dan penyelesaian tesis ini, semoga Tuhan Yang Maha Esa
senantiasa melimpahkan berkat dan rahmatNya kepada semua pihak yang telah
membantu pelaksanaan dan penyelesaian tesis ini serta kepada penulis sekeluarga.
Akhir kata, semoga hasil penelitian ini akan banyak bermanfaat bagi ilmu
Penulis
ABSTRAK
The Comparison test after giving the extract of leaves between two groups is
using a t-independent. The mean of the total cholesterol in group of statin treatment
is 213,27+23,93 and the mean in the group of fresh extract leaves is 191,64. 16,40.
The mean of LDL in statin group is 147.82 +3,21 and the mean of group extract
leaves is 127,09+13,74. While the decrease of total cholesterol in statin group is 10%
and in the leaf extract capsules is 20, 6%. The decrease of LDL cholesterol in the
statin group is 6.9%,while in the leaf extract capsules group is 22%. The result
shows that: there is a significant decrease of total cholesterol and LDL by giving 10
grams of fresh leaf extract (p <0.05) in 15 days. The results of this study is
expected to be in use as an alternative drug in lowering LDL cholesterol in low prices
and also easy to find. This study concludes that leaf extract can lower the total
cholesterol and LDL in patients with dislipidemia Therefore, the extract leaf of Salam
can be used as an alternative medicine in lowering cholesterol.
Halaman
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………....…………….. 1
2.2 Lipid........................................................................................ 11
2.11 Kolesterol......................................................................................... 27
2.12 Atheriogenesis……………....…………………….…………….. 29
2.13 Atherosklerosis……………………….……………………………..31
2.14 Daun salam (Eugenia Poliantha)…………………………………… 34
PENELITIAN…………………………………………………… 45
3.2 Konsep…………………………………………...………………. 46
5.4 LDL……………………………………………………….……… 69
5.4.3 Analisis komparasi LDL antara sebelum dan sesudah perlakuan …71
BAB VI PEMBAHASAN………………………………………………. 73
6.2 Ekstrak Daun Salam Menurunkan Kadar Kolesterol Total dan LDL 73
7.1 Simpulan………………………………………………………… 78
7.2 Saran………………………………………………………………...80
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………… 81
Daftar Lampiran
Lampiran 1 ……………………………………………………………… 88
Lampiran 2
…………………………………………………………………………….89
Lampiran 3
…………………………………………………………………………….92
Lampiran 4
…………………………………………………………………………….93
Lampiran 5
…………………………………………………………………………….99
DAFTAR TABEL
Halaman
5.1 Hasil Uji Normalitas Data Kolesterol Total dan LDL masing-masing
Kelompok Sebelum dan Sesudah di Berikan Perlakuan…………… 60
5.2 Hasil Uji Homogenitas Antar Kelompok Data Kolesterol Total LDL
Sebelum dan Sesudah Perlakuan……………………………….. 61
6.1 Grafik penurunan kolestrol total setelah pemberian ektrak daun salam 67
6.2 Grafik Penurunan Kolestrol Total Setelah Pemberian Daun salam dan
Statin………………………………………………………………….. 67
6.3 Grafik Penurunan LDL Setelah Pemberian Daun salam dan Statin………71
6.4 Grafik Penurunan LDL Setelah Pemberian Daun salam dan Statin………71
BAB I
PENDAHULUAN
menikmati tahun-tahun berharga, kita harus mengurangi resiko dari segala jenis
penyakit . Dan satu-satunya jalan adalah memperlambat proses penuaan tingkat sel.
Penuaan adalah suatu proses bertambah tua atau adanya tanda-tanda penuaan. Terjadi
Perubahan ini terjadi pada tingkat seluler, organ, maupun system karena
proses penuaan (Godman dan Klatz, 2007). Dengan memperlambat proses penuaan
hidup dengan kualitas lebih baik, juga lebih panjang. Sesungguhnya proses penuaan
tidak dapat dihindari, namun kecepatannya dapat dikendalikan. Manusia tidak lagi
harus membiarkan begitu saja dirinya menjadi tua dengan segala keluhan, dan bila
dengan cara yang mudah, murah, dan dapat dilakuakan pada kehidupan sehari-hari.
Cara ini dapat dilakukan dengan melakukan hal-hal yang positif seperti
mengendalikan marah dan stress, tidak merokok, tidur nyenyak, menjaga pola makan
1
agar kadar kolestrol kita tidak meninggi. Kadar kolesterol yang tinggi adalah salah
satu survey resiko penyakit kardiovaskular. Saat ini penyakit kardiovaskular menjadi
oleh endapan aterosklerosis pada arteri koroner yang menyuplai darah ke otot
jantung.
dan LDL yang tinggi merupakan suatu kondisi saat kadar plasma dari lipoprotein-
Kolesterol adalah salah satu jenis lemak dalam tubuh yang berguna untuk membentuk
sel dan berbagai hormon. Karena itu ia harus disebar merata di dalam tubuh oleh
kolesterol dari pembuluh darah dan berbagai organ tubuh menuju hati untuk diproses.
Dari sini kolesterol diangkut oleh LDL kembali ke jaringan –jaringan perifer untuk
kelangsungan hidup
Pada keadaan normal LDL tidak lebih dari 150 mg/dl. Masalah timbul jika
kadar kolesterol total melebihi ambang batas. Kolesterol total seharusnya kurang dari
200 mg/dl. Keadaan makin buruk jika kadar LDL melonjak. Melambungnya kadar
LDL menyebabkan jumlah kolesterol yang diangkut dari hati ke pembuluh darah dan
organ tubuh meningkat, akibatnya pembuluh darah yang semula lentur menjadi tidak
elastis.
Pemberian golongan statin, dan ada juga produk makanan alami yang efektif
hiperkolesterol seperti ekstrak teh hijau, kuaci tawan, jeruk nipis, serat apel,ikan
tuna,daun salam.
Daun salam adalah salah satu rempah pengharum makanan yang sering
menurunkan kadar kolesterol jahat ( LDL) dan kolesterol total. Ini artinya daun salam
Zat aktif yang ada di daun salam pada beberapa penelitian memperbaiki profil
lipid. Mengkonsumsi daun salam yang diekstrak dengan etanol dengan dosis 1 g daun
salam segar selama 15 hari dapat menurunkan kadar kolesterol total ( Pidrayanti,
2008) Dan juga dengan dosis 15 gram daun salam segar setelah dikonversi dari
penelitian sebelumnya pada tikus dengan dosis 0,18 gram daun segar dapat
penyerapan lemak oleh hati terhambat sehingga mustahil diubah menjadi kolesterol.
Selain alkaloid yang terkandung pada daun salam, saponin juga membantu
darah. Flavonoid yang merupakan anti oksidan juga yang terdapat dalam daun salam
yang dapat mencegah terjadinya peroksidasi lipid. Tanin yang juga ada di daun
salam dapat bekerja secara sinergis dalam memperbaiki profil lipid. Tanin
aplikasikan langsung pada manusia. Daun salam dengan mudah dapat ditemukan di
wilayah Indonesia. Daun salam juga merupakan bumbu dapur yang sering di
gunakan. Penelitian uji klinis mengenai ekstrak daun salam dalam menurunkan
kolesterol total dan LDL dapat menghindari terjadinya aterogenesis sehingga dapat di
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui penurunan serum kolesterol total dan serum kolesterol LDL
Dari hasil penelitian diharapkan akan diperoleh informasi ilmiah tentang efek
kolesterol total dan serum kolesterol LDL, sehingga selanjutnya dapat di manfaatkan
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penuaan
Ada banyak faktor yang membuat orang menjadi tua. Melalui proses penuaan
dasarnya berbagai faktor itu dapat dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor
eksternal. Berbagai faktor internal ialah radikal bebas, hormon yang berkurang,
proses glikosilasi, metilasi, apoptosis, sistem kekebalan yang menurun pada gen.
Faktor eksternal yang utama ialah gaya hidup yang tidak sehat, kebiasaan salah,
satu faktor yang dapat mempercepat proses penuaan. Proses penuaan terjadi karena
gaya hidup yang tidak sehat termasuk pola makan, menyebabkan asupan lemak jenuh
meningkat, sedangkan aktifitas fisik makin berkurang menyebabkan kadar lemak
menjadi no.3, pada tahun 1992 menjadi no.2 dan pada tahun 1993 meningkat menjadi
nomor satu sebagai penyebab kematian masyarakat Indonesia yang berusia di atas 45
tahun, dan hal ini berlangsung hingga kini (Anwar, 2004; Fikri, 2009).
sinar ultraviolet, dan karena stres fisik dan emosional. Kerusakan ini
1. Teori neuroendokrin
kode genetik yang unik , yang memungkinkan fungsi fisik dan mental
tua karena terjadi kerusakan oleh radikal bebas. Radikal bebas ialah
Molekul di dalam tubuh yang dapat dirusak oleh radikal bebas ialah
Pangkahila, 2007).
Faktor endogen :
1. Genetik
2. Umur
3. Hormonal
Faktor eksogen :
1. Pola makan
4. Merokok
5. Alkohol
6. Obesitas
Lipid yang beredar di dalam tubuh diperoleh dari dua sumber yaitu dari
makanan (eksogen) dan hasil produksi organ hati (endogen). Lipid plasma yang
utama adalah kolesterol, trigliseridaa, fosfolipid dan asam lemak bebas. Lipid tidak
larut dalam air oleh karena itu agar dapat diangkut dalam sirkulasi, maka susunan
dalam air dan ditransport dalam plasma bukan sebagai bentuk bebasnya melainkan
2.3 Dislipidemia
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan
peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Dalam proses terjadinya
aterosklerosis semuanya mempunyai peran yang penting dan sangat erat kaitanya satu
dengan yang lain, sehingga tidak mungkin dibicarakan sendiri-sendiri (Muray, 2000).
Lipoprotein
VLDL + kilomikro
Keterangan:
yang di lakukan yaitu frekuensi denyut nadi,tekanan darah, dan auskultasi irama
Tabel 2.2
Klasifikasi kadar lipid plasma ( mg/dL) (Adam, 2006)
Kolesterol total
≥ 240 Tinggi
LDL
<100 Optimal
<40 Rendah
≥ 60 Tinggi
Trigliserida
<50 Normal
Programme (NCEP ATP III) sasaran LDL disesuaikan dengan factor risiko yang di
1. Resiko tinggi
aorta abdominalis.
(Soeharto, 2008).
2. Resiko Multipel
Lebih dari atau sama dengan dua faktor resiko dengan resiko PJK
Tabel 2.3
Tiga kelompok resiko untuk menentukan sasaran kolesterol LDL(Adam, 2006)
penurunan kadar kolesterol LDL yang akan dicapai setelah terapi lebih
3. Riwayat PJK dini yaitu ayah < 55 tahun dan ibu < 65 tahun: adanya
lebih sedikit.
4. Umur pria ≥ 45 tahun dan wanita ≥ 55 tahun: pada umur ini terjadi
Terapi non farmakologis (perubahan gaya hidup) antara lain terapi nutrisi
asupan alkohol.
Maka makanan yang banyak mengandung lemak trans dan lemak jenuh seperti
margarine atau mentega, es krim, minyak kelapa, dan lemak hewan dapat
meningkatkan kadar LDL dan menurunkan kolesterol HDL. Lemak jenuh dapat
digantikan dengan lemak tidak jenuh yang relative kurang meningkatkan kadar LDL.
Lemak tidak jenuh dibagi dua, antara lain Mono Unsaturated Fatty Acid (MUFA)
contohnya minyak zaitun, alpukat, dan Poli Unsaturated Fatty Acid (PUFA) contoh
ikan. Dengan perubahan pola makan, mampu menurunkan kadar kolesterol dalam
darah sebesarn10 – 15%. Makan ikan yang banyak mengandung omega 3 dapat
menurunkan kadar LDL (AHRQ, 2004). Begitu juga dengan mengkonsumsi protein
kedelai. Diet tinggi serat yang larut dalam air seperti obat 75 gr sehari dapat
menurunkan kadar kolesterol total 14% dan LDL 17% (BKKBN, 2009).
Aktivitas fisik
seminggu kita mampu membakar energy 800-1000 kalori melalui olahraga atau
aktivitas fisik lainnya,maka HDL akan meningkat 4,4 mg/dL. Setiap melakukan
2. Aerobik sampai denyut jantung sasaran yaitu 70-85 % dari denyut jantung
maksimal.
3. Pendinginan dengan menurunkan intesitas secara perlahan-lahan, selama 5-
10 menit
Menghindari merokok
Terapi farmakologis
golongan, antara lain statin, resin, niasin,ezetimible dan asam lemak omega -3.
Table 2.4.
obat-obatan hipolipidemik (Adam, 2006)
Omega 3
Table 2.5.
Efek obat hipolipidemik terhadap kadar lipid serum
kombinasi
Kombinasi
Hipertrigliseridemia Fibrat
Lemak yang di gunakan sebagai sumber tenaga utamanya adalah dari lemak
netral, yaitu trigliserid ( ester antara gliserol dengan asam lemak ). Secara ringkas ,
hasil dari pencernaan lemak adalah asam lemak dan gliserol , selain itu ada juga yang
masih berupa monogliserida.Karena larut dalam air, gliserol masuk sirkulasi portal(
vena porta) menuju hati.Asam-asam lemak rantai pendek juga dapat melalui jalur ini.
Sebagian besar asam lemak dan monogliserida karena tidak larut dalam air, maka
diangkut oleh miselus (dalam bentuk besar disebut emulsi) dan di lepaskan ke dalam
sel epitel usus (enterosit).Di dalam sel ini asam lemak dan monogliserida segera di
Struktur kilomikron.
asam lemak dan gliserol. Selanjutnya asam lemak dan gliserol tersebut, dibentuk
esterifikasi.Jika kita memerlukan energy dari lipid, maka trigliserida dipecah menjadi
menjadi enegi.
Proses pemecahan lemak jaringan ini dinamakan lipolisis. Asam lemak
sebagai asam lemak bebas (free fatty acid/FFA) Hasil akhir dari pemecahan lipid dari
makanan adalah asam lemak dan gliserol. Jika sumber energi dan karbohidrat telah
mencukupi maka asam lemak mengalami esterifikasi yaitu membentuk ester dengan
gliserol menjadi trigliserida sebagai cadangan energi jangka panjang. Jika sewaktu-
waktu tak tersedia sumber energy dari karbohidrat barulah asam lemak
dioksidasi,baik asam lemak dari diet maupun jika harus memecah cadangan
oksidasi asam lemak dinamakan oksidasi beta dan menghasilkan asetil KoA dari
jalur. Inipun akan masuk kedalam siklus asam sitrat sehingga dihasilkan energi. Di
sisi lain, jika kebutuhan energi sudah mencukupi, asetil KoA dapat mengalami
lipogenesis menjadi asam lemak dan selanjutnya dapat disimpan sebagai trigliserida
(Ahuja, 2003)
Beberapa lipid non gliserida disintesis dari asetil KoA. Asetil KoA mengalami
steroidogenesis membentuk steroid. Asetil KoA sebagai hasil oksidasi asam lemak
2005)
Asam lemak bebas pada umunya berupa asam-asam lemak rantai panjang.
Asam lemak rantai panjang ini akan dapat masuk kedalam mitokondria dengan
berikut:
1. Asam lemak bebas (FFA) diaktifkan menjadi asil-KoA dengan dikatalisir oleh
enzim tiokinase.
2. Setelah menjadi bentuk aktif, asil KoA dikonversikan oleh enzim karnitin
asil karnitin. Setelah menjadi asil karnitin, barulah senyawa tersebut bisa
translokase yang bertindak sebagai pengangkut asil karnitin kedalam dan karnitin
keluar.
4. Asil karnitin yang masuk kedalam mitokondria selanjutnya bereaksi dengan KoA
tahapan proses dan pada setiap proses, diangkat 2 atom C dengan hasil akhir berupa
asetil KoA. Selanjutnya asetil KoA masuk ke dalam siklus asam sitrat. Dalam proses
asetoasetat berubah menjadi hidroksi butirat dan aseton dikenal sebagai badan-badan
ketogenesis). Sebagian dari asetil KoA dapat diubah menjadi kolesterol prosesnya
berperandalam pencernaan lipid adalah lipase. lipase sebagian besar dibentuk oleh
pankreas dan selebihnya oleh dinding usus halus. Trigliserida yang berasal dari
dicerna oleh enzim fosfolipase sedangkan ester kolesterol oleh enzim kolesterol
esterase yang dikeluarkan oleh pankreas (guyton dan Hall,2007; Almatsier, 2009).
trigliserida.
4. Usus Halus asam empedu mengemulsi lemak. Lipase berasal dari pankreas
5. Usus Besar sedikit lemak dan kolesterol yang terkurang dalam serat
yang tinggi dalam makanan. Sebagian besar hasil pencernaan lemak berupa
monogliserida dan asam lemak rantai panjang (C12 atau lebih) di dalam membran
mukosa usus diubah kembali menjadi trigliserida. Trigliserida dan lipid besar lainnya
(kolesterol dan fosfolipid) yang terbentuk di dalam usus halus dikemas untuk
molekul lipid dan protein yang disintesis di dalam hati. Seperempat sampai sepertiga
bagian dari lipoprotein adalah protein dan selebihnya lipid (Almatsier, 2009).
dapat diuraikan menjadi unsur tunggal penyusunnya sebagai berikut (Guyton dan
Hall, 2007).
Mg / dl plasma
Kolestrol 180
Fosfolipid 160
Trigliserida 160
Protein 200
ukuran partikel. Semakin besar rasio lipid / protein maka semakin besar ukurannya
dan makin rendah densitasnya. Terdapat lima kelas utama lipoprotein yaitu
(Dominiczak, 2005).
Lipid ditranspor melalui jalur eksogen, endogen dan jalur balik kolesterol.
Jalur eksogen dan endogen melibatkan trigliserida dan kolesterol LDL, sedangkan
JALUR EKSOGEN
Pada jalur ini, lipid yang berasal dari makanan masuk ke dalam usus halus dan
dicerna. Hasil pencernaan akan diabsorpsi ke dalam membrane mukosa usus halus.
Monogliserida dan asam lemak bebas akan diubah kembali menjadi trigliserida.
melalui duktus torasikus hingga sampai pada jaringan perifer. Trigliserida yang ada
pada kilomikron dihidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase (LPL) menjadi asam lemak
bebas dan gliserol. Asam lemak ini dapat digunakan sebagai energi dan juga dapat
sebagai energi sementara sel – sel lemak menyimpannnya sebagai trigliserida. Sisa
kilomikron (chylomicron remmants) yang sebagian besar terdiri atas kolesterol dan
protein akan dibawah ke hati melalui ikatan dengan reseptor LDL dan LRP (LDL
receptor related protein) untuk kemudian dimetabolisme (Dominiczak, 2005,
Almatsier, 2009).
JALUR ENDOGEN
aliran darah dalam bentuk lipoprotein yaitu VLDL (Very low density lipoprotein).
VLDL terutama terdiri dari trigleserida dan apoB100. Trigliserida dalam VLDL akan
dihidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase (LPL). VLDL yang kehilangan trigleserida
disebut VLDL remants. VLDL remants akan berubah menjadi IDL (Itermediate
density lipoprotein). IDL sebagian kembali ke hati dan sebagian lagi dihidrolisis
menjadi LDL (Low density lipoprotein). LDL yang kaya kolestrol, akan masuk ke
jaringan perifer, LDL mungkin menembus dinding arteri dan mengendap di dalamnya
(Dominiczak, 2005).
Jalur ini berkaitan dengan kolesterol HDL. HDL mengandung apo A1,
apoAII, apoC, dan apoE. HDL dibentuk di hati dan usus halus. HDL akan membawa
kolesterol yang ada pada jaringan perifer menuju ke hati melalui scavenger
receptorB.
adipose dan hati. Fungsi utama jaringan adiposa adalah menyimpan trigleserida
sampai diperlukan untuk membentuk energi dalam tubuh. Selain itu jaringan adiposa
juga berperan pada pengaturan proses homeostasis energi, yaitu suatu proses yang
2.11 Kolesterol
Kolesterol adalah suatu substansi yang berasal dari lemak, ditemukan pada
otak, hati, darah dan empedu. Kolesterol di produksi terutama di hati (Goldman dan
merupakaan komponen utama sel otak dan saraf. Kolesterol juga sebagai prekursor
Kolesterol di dalam tubuh terutama diperoleh dari hasil sintesis di dalam hati.
Bahan bakunya diperoleh dari karbohidrat, protein dan lemak. Jumlah yang di sintesis
tergantung pada kebutuhan tubuh dan jumlah yang diperoleh dari makanan (Almtsier,
2009).
Pengendalian jumlah kolesterol dalam tubuh terjadi pada organ hati. Organ ini
kolesterol dan lemak dari makanan berlebih, maka hati sedemikian rupa akan
menjaga agar konsentrasi kolesterol tubuh tetap normal dengan cara mengurangi laju
sehingga jumlah kolesterol berkurang. Dengan regulasi dari hati, maka konsentrasi
kolesterol dalam plasma darah. Diet banyak mengandung asam lemak jenuh
kolesterol total dalam darah kurang dari 200 mg/dl maka di katagorikan desirable,
bila antara 200-239 mg/dl di kategorikan borderline high dan bila lebih atau sama
normal ( ≥ 240 mg/dl). Hal ini dapat terjadi karena adanya kelainan genetik,
gangguan metabolisme, stres emosional, kurangnya aktifitas fisik, obesitas serta diet
tinggi kolesterol dan asam lemak jenuh. Hiperkolesterolemia juga dapat terjadi pada
Doina, 2006).
2.12 Atherogenesis
Kunci dari awal suatu ateroskerosis adalah kerusakan endotelium, yang di
kerusakan fungsi kemudian terjadi migrasi ke lapisan intima dimana terjadi oksidasi.
Oksidasi LDL meransang ekspresi endothelial terjadi adhesi molekul, dimana akan
terjadi proses oxidasi LDL yang teroksidasi akan menstimulasi endotelium sebagai
Vascular cell adhesion cell 1 (VICAM-1) dan monocite Chemotatic protein 1 (MCP-
1) yang akan mengundang monosit, sel darah putih yang merupakan prekursor dari
proses phagosit dari makrofag pada dinding arteri. Monosit akan masuk pada dinding
pembuluh darah dan berubah menjadi makrofag dalam pengaruh macrofag monocyte-
bergerak didalam ruangan subendotelial. Apo B100 yang teroksidasi tidak akan dapat
terikat pada reseptor LDL, selanjutnya LDL yang teroksidasiakan dicernakan oleh
makrofag melalui reseptor scavenger, jika reseptor scavenger tidak berfungsi dengan
baik maka sel-sel akan menjadi over load dengan lemak dan menjadi “sel-sel yang
berbusa”. Persatuan sel busa akan kelihatan seperti bercak kuning pada dinding arteri.
arteri dan endotelium mulai mengeluarkan sekresi peptida kecil yang mengatur
pertumbuhan cell yang dikenal sebagai Cytokinin- dan growth factor yang dikenal
necrotic factor (TNF), yang menstimulasi sel otot polos untuk berproliferasi dan
bermigrasi menutupi lumen dari arteri, Pada saat itu maka sel otot polos akan
bersintesa dengan matrix extraselular dalam susunan kolagen. Relokasi dari sel2 otot
polos dan akumulasi dari pertumbuhan dengan matrix yang baru akan membentuk
formasi seperti topi yang menutupi lipid pool dan terdiri dari serat colagen, otot
polos, makrofag dan T limfosit. Ini adalah formasi plak arterosklerosis yang matang.
Plak ini akan menonjol kedalam lumen arteri akan bertumbuh dengan lambat selama
bertahun-tahun, dan akhirnya akan menyumbat arteri. Pengurangan dari aliran darah
didalam arteri yang memberikan supply darah ke dalam otot polos di jantung maka
akan menyebabkan nyeri dada yang dirasakan pada saat melakukan aktifitas berat (
angina pectoris). Jika arteri tersebut mensuplai darah ke otot kaki maka akan
Makrofag dan T-cell akan memperbaharui ukuran terutama pada puncak plak. Disini
interferon ϒ, yang akan menghambat sintesa kolagen pada otot polos, proses ini dapat
membuat plak menjadi rapuh dan kadang-kadang meruntuhkan plak. Runtuhan dari
plak ini kemudian akan terbawa oleh aliran darah, adherensi dan agregasi dari platelet
ini dan bekuan darah ( thrombus ) akan dapat menyebabkan sumbatan mendadak
pada arteri, dan penyumbatan ini akan terjadi hiperkolestrolemia, dan menyebabkan
terjadinya resistensi insulin dengan meransang serin fosforilase dan reseptor insulin
substrat.
2.13 Atherosklerosis
hidup yang tidak sehat, termaksud pola makan, menyebabkan asupan lemak jenuh
gangguan kadar lemak dalam darah. Proses athareosklerosis dimulai dari cedera pada
yang mengandung banyak lemak, oksidasi LDL, diabetes melitus, zat vasoaktifndan
sitokon. Pada tubuh manusia, reseptor LDL menangkap LDLyang tidak teroksidasi
dan disimpan di dalam sel tubuh. Jikasudah berlebih, LDL tidak masuk ke dalam sel
keluar. Pada proses patologi, oksidan LDL ditangkap oleh makrofag dan kemudian
menjadi sel busa dan menumpuk di dalam tubuh, tidak diekskresi dan apabila
Tahun 1992 menunjukan bahwa aterosklorosis telah menjadi pembunuh nomor satu
dipercepat terjadinya oleh beberapa faktor, antara lain peningkatan kadar kolesterol
intensitas makanan yang tinggi dan stres yang menekan sepanjang hari, membuat
kadar kolesterol daraah sangat sulit di kendalikan. Kolesterol tersebut akan menempel
pada permukaan sebelah dalam dinding pembuluh darah koroner, melekat lapis demi
Lesi lemak yang terbentuk pada permukaan dalam dinding arteri disebut plak
darah tersebut sehingga menyumbat aliran darah yang membawa oksigen dan nutrien
stroke (Murni,2008).
merupakan salah satu faktor resiko utama (Suharjo, 2008). Banyak penelitian
perhatian para ahli patologi dalam abat ke-10, dan semakin mendapat perhatian
setelah Getler melaporkan bahwa kadar plasma koleterol pada pasien penyakit
jantung koroner lebih tinggi dari pada orang normal sedangkan Gofman
koroner (Suyatna,2007)
bahwa insiden dan kasus baru penyakit koroner palingg tinggi jumlahnya pada
kelompok dengan kadar lemak dan lipoprotein plasma yang paling tinggi. Insiden
penyakit koroner lebih rendah di negara yang sedang berkembang dibanding dengan
negara yang sudah maju. Hal ini dihubungkan antara lain dengan diet lemak yang
Penelitian selama perang dunia kedua dan penelitian pada hewan coba
atas dilakukan usaha untuk mencegah dan memperbaiki aterosklerosis antara lain
dengan menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida dalam plasma ( Suyatna, 2007)
secara lambat. Proses yang dianggap sebagai proses penuaan ini sebenarnya sudah di
mulai pada usia belasan tahun. Hal ini dibuktikan dari hasil otopsi (Bedah Jenazah).
Proses terus berlangsung dan biasanya telah ditemukan bila sudah menimbulkan
(Dominiczak, 2005)
mengatasi masalah kesehatan yang ada yaitu dengan pemanfaatan tanaman obat.
Salah satu dari sembilan tanaman obat unggulan Indonesia adalah daun salam yang
karbohidrat.( BPOM, 2004). Selain itu daun salam juga mengandung beberapa
Riboflavin, Niacin, vitamin B 6, Vitamin B 12, dan folat. Bahkan mineral seperti
Domain : Eukaryota
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Viridaeplantae
Phylum : Tracheophyta
Subphylum : Euphyllphytina
Infraphylum : Radiatopses
Class : Magnoliopsida
Subclss : Rosidae
Superorder : Myrtanae
Order : Myrtales
Suborder : Myrtineae
Family : Myrtaceae
Genus : Eugenia
Nama umum
Daun salam Indonesia , Blad salam, salam Manting daun, Serah , diberi kelat
Indonesien.
Keluarga : Myrthaceae ( Myrtle keluarga )
Ikhtisar
Daun salam adalah pohon tropis gugur dengan cabang –cabang menyebar dan
daun sederhana, berasal dari Indonesia, tetapi juga tumbuh subur di uriname.
Daun salam Indonesia mencapai ketinggian 90 kaki lebih umum. Bunganya merah
muda dan agak wangi sedangkan buah bulat, merah pada awalnya, kemudian coklat.
cm,lebar 3-8cm,jika diremas berbau harum. Bunga majemuk tersusun dalam bentuk
tanam untuk diambil daunnya sebagai bumbu dapur, sedangkan kulit pohonnya
gunakan sebagai obat alami. Daun asam urat dipakai untuk mengobati asam
(LDL) hewan pencobaan yang diberi ekstrak daun salam turun dan terjadi
peningkatan kadar kolestrol HDL dalam serum darah ini artinya daun salam berguna
sebagai anti kolestrol. Daun salam juga berkhasiat sebagai anti hipertensi, diduga
senyawa yang bertanggung jawab adalah karena daun salam tersebut mengandung
tannin dan flavonoid. Kandungan kimia yang terkandung dalam daun salam meliputi
dapat membentuk ikatan kompleks dengan kolestrol yang tidak larut dari makanan,
dengan asam empedu dan kolesterol membentuk micelle yang jaga tidak dapat di
serap oleh usus, dan 3. Saponin dapat meningkatkan pengikatan kolesterol oleh serat
Tidak hanyak tekanan darah dan kolesterol yang kembali normal. Kadar gula darah
juga bisa kembali normal setelah mengkonsumsi ekstrak daun salam. Hasil uji di atas
baru dilakukan pada tahap laboratorium. Namun hasil itu sudah memperkuat bukti
efek toksik dari ekstrak daun salam, kurang menimbulkan tukak lambung pada tikus .
terdapat banyak senyawa berkhasiat yang dikandung dalam daun salam. Senyawa-
senyawa ini bekerja secara sinergis satu sama lain.Tidak hanya satu senyawa saja
yang berperan aktif, tetapi juga didukung oleh senyawa lainnya. Itulah sebabnya
Saponin yang ada dalam daun salam bisa menurunkan tingkat absorpsi
(1) saponin dapat membentuk ikatan kompleks dengan kolesterol yang tidak larut
(dari makanan) didalam usus,sehingga kolesterol tidak larut (dari makanan) didalam
usus, sehingga kolesterol tersebut tidak dapat diserap,(2) saponin dapat berkombinasi
dengan asem empedu dan kolesterol (dari makanan) membentuk”micelle” yang juga
tidak dapat diserap oleh usus,dan (3) saponin dapat meningkatkan pengikatan
kolesterol (dari makanan) oleh serat,sehingga juga dapat diserap oleh usus, dan (3)
adalah menurunkan absorpsi kolesterol di usus dan meningkatkan ekskresi pada feces
al.2007). Catechin dapat membersihkan arteri dan vena yang dapat menyebabkan
banyak energi. Dengan ketersediaan energi akan lebih banyak membakar lemak.
HDL, disebut juga sebagai HDL raiser, karena mampu menurunkan katabolisme
Tanin pada daun salam yang merupakan salah satu kandungan fitokimia yang
berperan bekerja secara sinergis memperbaiki profil lipid. Tanin adalah suatu nama
deskriptif umum satu grup substansi fenolik polimer yang mampu menyamak kulit
atau mempresipitasi gelatin dari cairan. Tanin meupakan campuran eter dari asam
galat dengan glukosa . Tanin di bagi ke dalam 2 grup , tanin yang dapat terhidrolisis
dan tanin kondensasi. Zat ini digunakan untuk menurunkan kadar glukosa darah
dengan metabolisme glukosa dan lemak sehingga timbunan ke dua kalori dapat di
hindari.
Diet tinggi lemak dan kelebihan TAG (triasigliserol) di jaringan adiposa akan
TNF-α adalah sitokin yang diproduksi oleh jaringan lemak dan adiposit. Kadarnya
yang meningkat dihubungkan dengan penekanan oksidasi asam lemak pada hepar
sehingga asam lemak bebas dalam hepar meningkat dan terjadi hipertrigliseridemia,
2.18 Statin
Statin (atau HMG-CoA reduktase inhibitor) adalah kelas obat yang menurunkan
mevalonate sintesis kolesterol. Penghambatan enzim ini dalam hasil hati sintesis
peningkatan low density lipoprotein (LDL) dari aliran darah. Hasil pertama dapat
dilihat setelah satu minggu penggunaan dan efeknya maksimal setelah empat sampai
enam minggu.
Statin bekerja, terutama terhadap lipoprotein LDL. Inhibisi terhadap enzim
HMG-koA reduktase akan menghambat langkah pertama dalam jalur mevalonat pada
lainnya. Hal ini pada akhirnya mengurangi kolesterol melalui beberapa mekanisme.
memblok jalur untuk sintesis kolesterol di hati. Hal ini penting karena sebagian besar
kolesterol yang beredar berasal dari manufaktur internal dari pada diet. Ketika hati
tidak bisa lagi menghasilkan kolesterol, kadar kolesterol dalam darah akan
jatuh. Sintesis Kolesterol tampaknya terjadi terutama pada malam hari, sehingga
statin dengan kehidupan setengah-pendek biasanya diambil pada malam hari untuk
daripada pagi hari, tetapi telah menunjukkan tidak ada perbedaan dalam atorvastatin
tingkat kolesterol hati dan berusaha untuk mengimbanginya dengan sintesis reseptor
LDL untuk menarik kolesterol keluar dari sirkulasi. Hal ini dilakukan melalui enzim
protease yang memotong protein yang disebut "terikat membran sterol elemen protein
produksi berbagai protein lain dan enzim, termasuk reseptor LDL. Reseptor LDL
kemudian berpindah lokasi ke membran sel hati dan mengikat untuk melewati
partikel LDL dan VLDL (yang "kolesterol jahat" dikaitkan dengan penyakit). LDL
Efek lain statin menunjukkan tindakan di luar aktivitas penurun lipid dalam
mungkin bermanfaat bagi mereka tanpa kolesterol tinggi. JUPITER bahkan untuk
pasien yang tidak memiliki riwayat kolesterol tinggi atau penyakit jantung, tetapi
Statin telah dikaitkan dengan kanker prostat, pembesaran prostat jinak, inkontinensia
Peningkatan total kolesterol dan serum LDL merupakan salah satu faktor yang
faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal meliputi obesitas, makanan yang
kelamin,hormonal.
LDL yang tinggi adalah diet yang bertujuan untuk menurunkan intake lemak total,
asam lemak jenuh, dan kolesterol secara progresif dan untuk mencapai berat badan
yang diinginkan, dan memperbaiki gaya hidup . Gaya hidup dengan mengatur pola
memperbaiki profil lipid yang ada sekarang seperti lovastatin, klofibrat, gemfibrosil
harganya mahal dan memiliki efek samping. Efek samping dari obat ini seperti
miositis, merusak fungsi hati,dll. Oleh karena itu upaya pengobatan alamiah yang
bisa memperbaiki profil lipid sangat penting di lakukan. Selain murah dan didapat,
memiliki risiko efek samping yang kecil sehingga relatif aman jika dibandingkan
Daun salam merupakan obat alami yang memiliki aktifitas biologis sebagai
obat yang dapat menurunkan kolesterol dan LDL. Daun salam diduga mengurangi
kadar kolestrol total, kolestrol LDL. Zat aktif yang ada diekstrak daun salam seperti
saponin, tanin, alkaloid, niacin yang berperan dalam mengurangi kadar kolestrol
dalam darah
3.2 Konsep
c. Faktor eksogen yang berasal dari luar (eksternal) meliputi faktor pola
penelitian ini
Total Kolestrol
LDL
dislipidemia
dislipidemia
BAB IV
METODE PENELITIAN
Stanley, 2008) Rancangan penelitian ini dapat digambarkan dengan skema sebagai
berikut
P0
O1 O2
P R S
P1 O4
O3
49
Keterangan
P = Populasi
S = Sampel
R = Random
O4 = Kondisi kolesterol total dan LDL setelah diberikan kapsul ekstrak daun
salam 1 g
. segar sehari
Po = Perlakuan pemberian statin 10 gram
a. Tempat penelitian
b. Waktu penelitian
daun salam dapat memperbaiki kolesterol total dan LDL ( Andaka, 2010)
n = 2 σ² x f(α,β)
____________
(μ2-μ1)²
n: besar sampel
σ: simpang baku
( diasumsikan turun 10 %)
(200,3-222,5)²
n= 9,00
Untuk menghindari drop out + 10% sehingga sampel minimal= 10, dibulatkan
Data diambil dari 22 orang guru dan karyawan gamaliel yang mempunyai
diawal penelitian , di periksa kadar kolestrol total, LDL,. Subyek dibagi menjadi
Setelah15 hari, kedua kelompok kembali diperiksa kadar kolestreol total dan
LDL,.
Drop Out bila mengundurkan diri dari penelitian atau tiga hari berturut-
Kriteria Diagnostik
terjadinya PKV, dikenal patokan kadar kolesterol total sebagai berikut ( Grundy,
2004):
1. Kadar yang diinginkan dan diharapkan masih aman ( desirable) adalah < 200
mg/dl.
2. Kadar yang sudah mulai meningkat dan harus diwaspadai untuk mulai di
dan sesudah perlakuan. Darah diambil dari vena cubiti. Kolestrol total di
2. LDL kolestrol adalah Low Density Lipoprotein yaitu kadar lipoprotein yang
Darah diambil dari vena cubiti. LDL dikatakan tidak optimal bila ≥100
mg/dL
3. Kapsul ekstrak daun salam adalah jenis kapsul yang diekstrak dari daun
salam menggunakan ethanol. Daun salam di tanam daerah palu yang telah
daun salam
5. Guru dan karyawan sekolah gamaliel ,berusia 30-60 tahun yang mempunyai
riwayat dislipidemia.
6. Berat badan merupakan bobot tubuh yang diukur dengan timbangan berat
badan merek Detecto dalam ukuran kg (kilogram) dengan ketelitian 0,01 kg..
7. Pola makan biasa adalah pola makan yang biasa mereka terapkan sehari-hari
dan diatur sendiri oleh sampel. `Karena BMI mereka hampir sama, maka
8. Umur adalah usia yang dihitung berdasar tahun kelahiran dari akte kelahiran
dengan timbangan berat badan merek Detecto, dilakukan dengan subyek berdiri tegak
diatas timbangan membelakangi alat dengan pakaian minim. Anak timbangan digeser
sampai posisi stabil dan angka yang ditunjukan merupakan berat badan subyek.
Pengukuran tekanan darah dan nadi dilakukan dengan posisi duduk dan
diperiksa oleh laboratorium laboratorium Prodia Palu, dengan standar yang berlaku.
dari daun salam 1 gram . Penjelasan meliputi jenis dan jumlah bahan makanan yang
dikonsumsi sehari .
Bahan baku berasal dari daun salam tanaman rakyat di daerah palu.
jam.
4. Tuangkan ekstrak kental ke dalam mortar dan diuapkan dengan water bath
pada temperatur 70 º C
dryer sampai membentuk granul halus yang bisa di masukkan kedalam 400
kapsul
= 100 g segar
2 kg daun segar di buat ekstrak 200 kapsul setara dengan 1 gram kapsul
diambil darahnya pada awal penelitian, di periksa kadar kolestrol total , LDL, Subyek
pertama statin. Kelompok kedua diberikan kapsul ekstrak daun salam dari 1 g sekali
sehari selama15 hari. Setelah 15 hari kedua kelompok kembali diperiksa kadar
Subyek penelitian puasa selama 10 jam. Sample darah puasa diambil oleh
petugas Prodia di ruang aula sekolah,pada pagi hari antara pk.07.00- 09.00
1. Populasi adalah 100 orang karyawan berusia 30-60 tahun. Pada awal
sample penelitian
3. Setelah 15 hari, kedua kelompok puasa selama 10 jam dan kembali diperiksa
Puasa
Kolesterol di atas 200, LDL diatas 100
Informed consent
Randomisasi, di bagi
Consent
menjadi 2 kelompok
1. Analisis deskriptif
2. Analisis deskritif dilakukan sebagai dasar untuk statistic analitis (uji hipotesis)
normal
homogen(p>0,05)
5. Analisis komparasi. Data menyebar normal dan homogen maka digunakan Uji
pemberian perlakuan.
untuk mengetahui penurunan kadar kolesterol total dan LDL sebelum dan
sesudah perlakuan.
7. Uji Paired t-test untuk mengetahui penurunan kolesterol total dan LDL pada
bila p<0,05
HASIL PENELITIAN
selama 7 jam sebagai sampel, yang terbagi menjadi 2 (kelompok) kelompok masing-
masing berjumlah 11 orang, yaitu kelompk kontrol (statin 10 mg) dan kelompok
ekstrak daun salam 1 kapsul 10 gram. Dalam pembahasan ini akan diuraikan uji
normalitas data, uji homogenitas data, uji komparabilitas, dan uji efek perlakuan.
Data Kolesterol Total dan LDL baik sebelum perlakuan maupun sesudah
0,100
Kolesterol Total kontrol (statin) pre 11 0,077 Normal
Kolesterol Total ekstrak daun salam pre 11 Normal
Kolesterol Total kontrol (statin) post 11 0,060 Normal
Kolesterol Total ekstrak daun salam post 11 Normal
LDL kontrol (statin) pre 11 0,183 Normal
LDL ekstrak daun salam pre 11 Normal
LDL kontrol (statin) post 11 0,979 Normal
LDL ekstrak daun salam post 11 Normal
0,496
0,907
Data Kolesterol Total dan LDL antar kelompok baik sebelum perlakuan
test. Hasilnya menunjukkan data homogen (p>0,05), disajikan pada Tabel 5.2.
Tabel 5.2
Hasil Uji Homogenitas antar Kelompok Data Kolesterol Total dan LDL
Sebelum dan Sesudah Perlakuan
Variabel F p Keterangan
1,828 0,191
antar kelompok sebelum diberikan perlakuan berupa ekstrak daun salam. Hasil
analisis kemaknaan dengan uji t-independent disajikan pada Tabel 5.3 berikut.
Tabel 5.3
Rerata
Kelompok Subjek n SB T P
Kolesterol Total
237,00 29,22
Statin 11
0,41 0,690
Ekstrak Daun Salam 11 241,55 23,12
kontrol (statin) adalah 237,0029,22 dan rerata kelompok ekstrak daun salam adalah
nilai t = 0,41 dan nilai p = 0,690. Hal ini berarti bahwa kedua kelompok sebelum
diberikan perlakuan berupa ekstrak daun salam, rerata kolesterol totalnya tidak
kelompok sesudah diberikan perlakuan berupa ekstrak daun salam. Hasil analisis
Rerata
Kelompok Subjek n SB T P
Kolesterol Total
213,27 23,93
Statin 11
2,47 0,022
Ekstrak Daun Salam 11 191,64 16,40
kontrol (statin) adalah 213,2723,93 dan rerata kelompok ekstrak daun salam adalah
nilai t = 2,47 dan nilai p = 0,022. Hal ini berarti bahwa kedua kelompok sesudah
diberikan perlakuan berupa ekstrak daun salam, rerata kolesterol totalnya berbeda
Perlakuan.
Analisis komparasi diuji berdasarkan rerata kolesterol total antara sebelum
dengan sesudah diberikan perlakuan berupa ekstrak daun salam. Hasil analisis
Tabel 5.5
Sebelum Sesudah
Salam
Pada kelompok kontrol sebesar 23,73. Pada kelompok ektrak daun salam
sebesar 49,91. Analisis kemaknaan dengan uji t paired menunjukan bahwa kelompok
statin terjadi penurunan kolesterol total yang bermakna (p<0,05), demikian juga pada
100 Statin
50
0
Pre Post
Gambar 6.1 Grafik penurunan Kolesterol total setelah pemberian ekstrak daun Sala
Dan statin
Kolesterol Total
241.55
237.00
250 213.27
191.64
200
150 Pre
100 Post
50
0
Daun Salam Statin
5.4 LDL
kelompok sebelum diberikan perlakuan berupa ekstrak daun salam. Hasil analisis
Tabel 5.6
Rerata
Kelompok Subjek n SB T P
LDL
158,82 22,56
Statin 11
0,50 0,621
Ekstrak Daun Salam 11 163,27 18,86
Tabel 5.5 di atas, menunjukkan bahwa rerata LDL kelompok kontrol (statin)
adalah 158,8222,56 dan rerata kelompok ekstrak daun salam adalah 163,2718,86.
Analisis kemaknaan dengan uji t-independent menunjukkan bahwa nilai t = 0,50 dan
nilai p = 0,621. Hal ini berarti bahwa kedua kelompok sebelum diberikan perlakuan
berupa ekstrak daun salam, rerata LDLnya tidak berbeda secara bermakna (p > 0,05).
5.4.2 Analisis efek perlakuan
Analisis efek perlakuan diuji berdasarkan rerata LDL antar kelompok sesudah
diberikan perlakuan berupa ekstrak daun salam. Hasil analisis kemaknaan dengan uji
Tabel 5.7
Rerata
Kelompok Subjek N SB T p
LDL
147,82 3,21
Statin 11
3,61 0,002
Ekstrak Daun Salam 11 127,09 13,74
Tabel 5.6 di atas, menunjukkan bahwa rerata LDL kelompok kontrol (statin)
adalah 147,823,21 dan rerata kelompok ekstrak daun salam adalah 127,0913,74.
Analisis kemaknaan dengan uji t-independent menunjukkan bahwa nilai t = 3,61 dan
nilai p = 0,002. Hal ini berarti bahwa kedua kelompok sesudah diberikan perlakuan
berupa ekstrak daun salam, rerata LDLnya berbeda secara bermakna (p < 0,05).
5.4.3 Analisis Komparasi LDL antara Sebelum dengan Sesudah Perlakuan
antarasebelum dengan sesudah diberikan perlakuan berupa ekstrak daun salam. Hasil
Tabel 5.8
Kelompok Rerata SB
Sebelum Sesudah P
pada kelompok kontrol sebesar 11, pada kelompok daun salam sebesar 36.18 .
Analisis kemaknaan dengan uji t-paired menunjukan bahwa pada kelompok statin
terjadi penurunan kolesterol LDL yang bermakna (p< 0,05), demikian juga pada
163.27 158.82
180 147.82
160 127.09
140
120
100 Pre
80 Post
60
40
20
0
Daun Salam Statin
LDL
163.27 158.82
180 147.82
160
127.09
140
120
100 Daun Salam
80 Statin
60
40
20
0
Pre Post
Gambar 6.4 grafik penurunan jumlah LDL setelah pemberian daun Salam dan
BAB VI
PEMBAHASAN
total dan LDL, maka dilakukan penelitian terhadap 22 orang, , yang terbagi menjadi 2
(statin 10 mg) dan kelompok ekstrak daun salam 1 kapsul 10 gram segar. Dalam
pembahasan ini akan diuraikan uji normalitas data, uji homogenitas data, uji
6.2 Ekstrak Daun Salam Menurunkan Kadar Kolesterol Total dan LDL
Hasil penelitian dan analisis data kolesterol total dan LDL darah pada
kelompok kontrol dan kelompok perlakuan menunjukkan bahwa hasil uji normalitas
(Uji Shapiro Wilk) dan homogenitas (Levene’s test) untuk kelompok pre-test dan
adalah 237,0029,22 dan rerata kelompok ekstrak daun salam adalah 241,5523,12.
Rerata LDL kelompok kontrol (statin) adalah 158,8222,56 dan rerata kelompok
73
dan LDL darah antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan ( p > 0,05). Hal
ini berarti bahwa kedua kelompok sebelum diberikan perlakuan berupa ekstrak daun
62)
(statin) adalah 213,2723,93 dan rerata kelompok ekstrak daun salam adalah
191,6416,40. Rerata LDL kelompok kontrol (statin) adalah 147,823,21 dan rerata
Total pada kelompok statin sebesar 10 % dan pada kelompok kapsul ekstrak daun
6,9% , kelompok kapsul ekstrak daun salam sebesar 22%. Analisis kemaknaan
kolesterol total dan LDL antara kedua kelompok sesudah diberikan ekstrak daun
salam (p<0,05) . Hal ini berarti bahwa kedua kelompok sesudah diberikan perlakuan
berupa ekstrak daun salam, rerata kolesterol total dan LDL berbeda secara bermakna
(gambar 61,gambar 63). Dari hasil penelitian ini, ektrak daun salam 10 gram segar
paling baik dalam menurunkan kadar kolesterol total dan LDL dibandingkan
kelompok statin 10 mg selama 15 hari. Hal ini disebabkan karena daun salam
flavonoid, saponin, tannin, fenol,alkaloid yang terdapat pada daun salam dapat
menurunkan kadar kolesterol jahat ( LDL) dan terjadi peningkatan kadar kolestrol
HDL. Ini artinya daun salam berguna sebagai anti kolesterol. Hasil penelitian ini
mengknsumsi daun salam yang diekstrak dengan etanol dengan dosis 1 g daun
salam segar selama 15 hari dapat menurunkan kadar kolestrol total, LDL. Lebih lanjut
didapatkan bahwa dengan dosis 1 gram daun salam setelah di konversi dari
penelitian sebelumnya pada tikus dengan dosis 0,18 gram daun segar dapat
meningkatkan HDL (Vincentius, 2008). Senyawa alkaloid pada daun salam kerjanya
melalui feses. akibatnya penyerapan lemak oleh hati terhambat sehingga mustahil di
ubah menjadi kolestrol. Selain alkaloid yang terkandung pada daun salam, saponin
dalam pembuluh darah. Flavonoid yang merupakan anti oksidan juga yang terdapat
dalam daun salam yang dapat mencegah terjadinya peroksidasi lipid. Tanin yang
juga ada di daun salam dapat bekerja secara sinergis dalam memperbaiki profil lipid.
Daun salam dipakai untuk mengobati asam urat, diare, kolesterol tinggi,
tekanan darah tinggi, kencing manis, maag, gatal. Buahnya untuk mengobati mabuk
akibat pengaruh alkohol. Tanaman ini bersifat analgetic, anti bakteri dan anti
seperti kalkon, flavanon, flavon, flavonol, isoflavon, katekin berkhasiat luas sebagai
(LDL) hewan pencobaan yang diberi ekstrak daun salam turun dan terjadi
peningkatan kadar kolesterol HDL dalam serum darah ini artinya daun salam berguna
sebagai anti kolesterol. Daun salam juga berkhasiat sebagai anti hipertensi, diduga
senyawa yang bertanggung jawab adalah karena daun salam tersebut mengandung
tannin dan flavonoid. Kandungan kimia yang terkandung dalam daun salam meliputi
dapat membentuk ikatan kompleks dengan kolesterol yang tidak larut dari makanan,
dengan asam empedu dan kolesterol membentuk micelle yang jaga tidak dapat di
serap oleh usus; dan 3) Saponin dapat meningkatkan pengikatan kolestrol oleh serat
(Deddy, 1991). Tidak hanyak tekanan darah dan kolesterol yang kembali normal.
Kadar gula darah juga bisa kembali normal setelah mengkonsumsi ekstrak daun
salam. Hasil uji di atas baru dilakukan pada tahap laboratorium. Namun ,hasil itu
terdapat banyak senyawa berkhasiat yang dikandung dalam daun salam. Senyawa-
senyawa ini bekerja secara sinergis satu sama lain. Tidak hanya satu senyawa saja
yang berperan aktif, tetapi juga di dukung oleh senyawa lainnya. Saponin yang ada
dalam daun salam bisa menurunkan tingkat absorpsi kolesterol dan meningkatkan
ekskresi, sehingga secara langsung dapat mengurangi kolesterol yang masuk kedalam
tubuh (Wang, 2000). Beberapa hipotesis yang menjelaskan bagaimana saponin dapat
kompleks dengan kolestrol yang tidak larut (dari makanan) didalam usus,sehingga
kolesterol tidak larut (dari makanan) didalam usus, sehingga kolesterol tersebut tidak
dapat diserap, 2) saponin dapat berkombinasi dengan asam empedu dan kolesterol
(dari makanan) membentuk ”micelle” yang juga tidak dapat diserap oleh usus, dan 3)
sehingga juga dapat diserap oleh usus ( Deddy, 1991 ). Flavonoid yang ada di daun
di usus dan meningkatkan ekskresi pada feces dengan meningkatkan regulasi reseptor
LDL di hati (Lee et al, 2008). Cathechins menstimulasi AMPK dan fosforilasi Acetil
dan vena yang dapat menyebabkan semakin bertambahnya masukan O2 dalam darah
sehingga akan memberikan lebih banyak energi. Dengan ketersediaan energi akan
lebih banyak membakar lemak. Kandungan Niasin pada daun salam dapat
meningkatkan kadar kolesterol HDL, disebut juga sebagai HDL raiser, karena
(Gunawan et al, 2008). Tanin pada daun salam yang merupakan salah satu kandungan
fitokimia yang berperan bekerja secara sinergis memperbaiki profil lipid. Tanin
adalah suatu nama deskriptif umum satu grup substansi fenolik polimer yang mampu
menyamak kulit atau mempresipitasi gelatin dari cairan. Tanin merupakan campuran
eter dari asam galat dengan glukosa . Tanin dibagi ke dalam 2 grup, tanin yang
dapat terhidrolisis dan tanin kondensasi. Zat ini digunakan untuk menurunkan kadar
glukosa darah dengan metabolisme glukosa dan lemak, sehingga timbunan kedua
Hal ini dapat disimpulkan bahwa daun salam merupakan upaya anti-aging
7.1 Simpulan
berikut :
dislipidemia’
4. Pemberian ekstrak daun salam ( Eugenia polyantha ) dari 1 gram lebih efektif
dislipidemia
7.2 Saran
3. Apabila di konsumsi jangka panjang,maka perlu penelitian lebih lanjut apakah tidak
Group. The metabolic syndrome --A New Worldwide Definition. Lancet 366
Almatsier.2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Cetakan V11. Jakarta : penerbit PT.
Anwar, T.B. 2004. Dislipedemia Sebagai Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner.
Independent of Body Fat mass, evidence from both cross sectional and
Metabolism.85
Chang, Y.C., Huang, A.C., Ho, Y.C., Wang, C.J. Hibiscus anthocyanins-rich extract
Chem Toxicol.2006:44(7):1015-23.
Kindersley,1996
2010.
Crouteau ,R., Kutchan, TM., Lewis, HG. Natural products (secondary metabolites).in
Physiologists,2000.
Medika.
Dalimartha, S. 2007. Atlas tumbuhan obat Indonesia. ( 0nline). Cited 2007 agust 29 .
Sdn.Bhd. p. 19-25
Grafindo Persada.hal.1-9
Hembing, 2004. Mengendalikan kolestrol tinggi dengan herbal danpola hidup sehat (
Juheini, 2002, Pemanfaatan Herbal Seledri untuk menurunkan Kolesterol dan Lipid
dalam darah yang di beri Diet tinggi Kolesterol dan Lemak.Markara sains.
Vol.6 No.2:65
Khomsan, A 2002. Dampak terapi estrogen pada wanita menopause. Available from
accesed juni,2008
Jakarta.
Murray, K., Robert et al. 2003 Harper Biochemistry.26 th Ed. Appleton and lange
Pidrayanti, 2008. Daun salam ( Eugenia Poyantha) menurunkan kolesterol total pada
Pocock. 2008. Clinical Trial : A Practical Approach. Chinester : Jhon Willey and son
Raden Artur, 2008. Tesis , antioxidatif activities and polyphenol content of E.P
Schulz ,V. Hansel, R. Tyler VE. Rational phytoterapi: A Physicians’ Guide to Herbal
Suharjo, J.B. Gaya Hidup dan Penyakit Modern. Yogyakarta: penebit Kanisius. H.47
Tropilap inc,.exporter dan wholesaler of medicinal plants herb dan tropical seeds
Wang, MY, West, B, et al. 2002 Morinda Citrifolia ( Noni); a Literatur Review and
2002:32(2):850-859.
Yuniadi, Y.2006. Kematian Mendadak Tidak Hanya Dialami Pria. Yayasan Jantung
2010
Zmijewski, J.W., Banerjee, S., Bae H., Friggeri, A., Lazarowski, E.R., Abraham, E.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Kelompok Statistic df Sig. Statistic df Sig.
*
BB_pre Daun Salam .162 11 .200 .954 11 .700
*
Statin .168 11 .200 .947 11 .604
BB_post Daun Salam .179 11 .200* .954 11 .692
Statin .174 11 .200* .944 11 .564
Kolesterol_ Daun Salam .201 11 .200* .879 11 .100
total_pre Statin .197 11 .200* .894 11 .157
Kolesterol_ Daun Salam .309 11 .004 .861 11 .060
total_post Statin .241 11 .073 .870 11 .077
LDL_pre Daun Salam .173 11 .200* .983 11 .979
Statin .189 11 .200* .900 11 .183
LDL_post Daun Salam .102 11 .200* .972 11 .907
Statin .153 11 .200* .938 11 .496
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Lampiran 2
Uji t-independent data antar kelompok
Group Statistics
Std. Error
Kelompok N Mean Std. Deviation Mean
BB_pre Daun Salam 11 66.64 9.135 2.754
Statin 11 63.09 12.708 3.832
BB_post Daun Salam 11 64.73 8.592 2.591
Statin 11 61.27 12.846 3.873
Kolesterol_total_pre Daun Salam 11 241.55 23.119 6.971
Statin 11 237.00 29.223 8.811
Kolesterol_total_post Daun Salam 11 191.64 16.403 4.946
Statin 11 213.27 23.929 7.215
LDL_pre Daun Salam 11 163.27 18.858 5.686
Statin 11 158.82 22.556 6.801
LDL_post Daun Salam 11 127.09 13.744 4.144
Statin 11 147.82 13.212 3.984
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95%
Std. Confidence
Sig. Mean Error Interval of the
(2- Differ Differe Difference
F Sig. t df tailed) ence nce Lower Upper
BB_pr Equal
e variances .649 .430 .751 20 .461 3.545 4.719 -6.298 13.389
assumed
Equal
18.15
variances not .751 .462 3.545 4.719 -6.362 13.453
7
assumed
BB_po Equal
st variances 1.147 .297 .741 20 .467 3.455 4.660 -6.265 13.174
assumed
Equal
17.45
variances not .741 .468 3.455 4.660 -6.357 13.266
5
assumed
Kolest Equal
-
erol_to variances 1.828 .191 .405 20 .690 4.545 11.235 27.981
18.890
tal_pre assumed
Equal
18.99 -
variances not .405 .690 4.545 11.235 28.061
4 18.970
assumed
Kolest Equal - -
-
erol_to variances 1.911 .116 2.47 20 .022 21.63 8.747 -3.390
39.883
tal_pos assumed 3 6
t Equal - -
17.69 -
variances not 2.47 .024 21.63 8.747 -3.236
8 40.036
assumed 3 6
LDL_p Equal
-
re variances .428 .521 .503 20 .621 4.455 8.865 22.946
14.037
assumed
Equal
19.39 -
variances not .503 .621 4.455 8.865 22.983
1 14.074
assumed
LDL_p Equal - -
-
ost variances .000 .984 3.60 20 .002 20.72 5.748 -8.737
32.718
assumed 6 7
Equal - -
19.96 -
variances not 3.60 .002 20.72 5.748 -8.736
9 32.719
assumed 6 7
Lampiran 3 Selisih sebelum dan sesudah perlakuan
Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Difference
Std. Std. Error Sig. (2-
Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)
Pair pretest -
3.30909E1 20.13680 6.07148 19.56282 46.61900 5.450 10 0.029
1 posttest
N Correlation Sig.
N Correlation Sig.
Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Difference
Std. Std. Error Sig. (2-
Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)
Pair pretest -
3.21818E1 21.46541 6.47206 17.76116 46.60247 4.972 10 .001
1 posttest
N Correlation Sig.
Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Difference
Std. Std. Error Sig. (2-
Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)
Pair pretest -
13.182 15.639 4.715 2.676 23.688 2.796 10 .019
1 posttest
N Correlation Sig.
Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Difference
Std. Std. Error Sig. (2-
Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)
Pair pretest -
36.182 24.547 7.401 19.691 52.673 4.889 10 .001
1 posttest
N Correlation Sig.
Untuk mewujudkan hidup yang sehat tetap produktif dapat dilakukan dengan
cara yang mudah, murah, dan dapat dilakuakan pada kehidupan sehari-hari. Cara ini
dapat dilakukan dengan melakukan hal-hal yang positif seperti mengendalikan marah
dan stress, tidak merokok, tidur nyenyak, menjaga pola makan agar kadar kolestrol
kita tidak meninggi. Kadar kolesterol yang tinggi adalah salah satu survey resiko
oleh endapan aterosklerosis pada arteri koroner yang menyuplai darah ke otot
jantung.
Untuk mewujudkan hidup yang sehat tetap produktif dapat dilakukan dengan
cara yang mudah, murah, dan dapat dilakuakan pada kehidupan sehari-hari. Cara ini
dapat dilakukan dengan melakukan hal-hal yang positif seperti mengendalikan marah
dan stress, tidak merokok, tidur nyenyak, menjaga pola makan agar kadar kolestrol
kita tidak meninggi. Kadar kolesterol yang tinggi adalah salah satu survey resiko
oleh endapan aterosklerosis pada arteri koroner yang menyuplai darah ke otot
jantung.
resiko penyakit jantung koroner. Ekstrak daun salam mengandung antioksidan yang
Pada penelitian ini subjek akan diberikan kapsul selama 15 hari yang
diantaranya mengandung Statin 10 mg yang di minum 1 kali 1 pada sore hari dan
Bila saudara kehendaki, saudara berhak untuk menolak ikut dalam penelitian
atau sewaktu-waktu dapat menarik diri dari penelitian ini, dan pada saudara tidak
akibapemberian kapsul ini dapat menghubungi nama dan alamat dibawah ini untuk
mendapatkan penjelasan
Dr Pranasista lajuck
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Menyatakan secara sukarela setuju untuk mengikuti penelitian Ekstrak daun salam
(Eugenia Poliantha) lebih efekti menurunkan kolesterol total dan LDL
dibvandingkan statin pada penderita dislipidemia
Saya bersedia minum kapsul yang diberikan sesuai dengan anjuran dan
bersedia melakukan pemeriksaan darah selama penelitian berlangsung
Demikian surat persetujuan ini dibuat dalam keadaan sadar dan tanpa paksaan
Palu,
( Dr Pranasista lajuck) ( )