KESADARAN MENURUN
ASRI WARSI
P1507207092
1
HALAMAN PENGESAHAN
SEMINAR HASIL PENELITIAN
RSP Unhas
Menyetujui
Komisis Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. dr. Idham Jaya Ganda, Sp.A(K) dr. Hadia Angraini, Sp.A(K)
Mengatehui,
Ketua Konsentrasi,
PPDS Terpadu
(Combined Degree) FK. UNHAS
2
Prof. Dr. dr. H. Dasril Daud, Sp.A(K)
NIP. 19520923 197903 1 003
3
KATA PENGANTAR
penelitian ini.
tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
4
yang sangat berharga dalam membantu penulis menyelesaikan
5
8. Seluruh guru-guru saya (staf pengajar/supervisor) atas bimbingan
Kesehatan Anak.
11. Seluruh keluarga besar saya dan terkhusus kedua orang tua yang
Tesis ini masih jauh dari sempurna sehingga sangat diharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun. Akhirnya terima kasih atas segala
bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Asri Warsi
6
ABSTRAK
Asri warsi, Gambaran gas darah pada anak dengan kesadaran menurun,
dibimbing oleh Dr.dr.Idham Jaya Ganda, SpA(K) dan dr. Hadia Angriani,
SpA(K)
7
ABSTRACT
ASRI WARSI. Blood Gases Profile in Children with Decrease of
Consciousness (Supervised by Idham Jaya Ganda and Hadia Anggriani)
Introduction. Reduced alertness and attention requires a more complex
treatment to avoid side effects, blood gas analysis changes can occur due
to decreased conciousness due to brain tissue damage. The reseacrh
aimed to evaluate blood gases profile in children with decreased of
conciusness.
Methods. The study design was a cross sectional in Children Health
Science Department of Dr. Wahidin Sudirohusodo hospital, Makassar,
from June 2011 until the number of samples fulfiled the need. Study
collected by researchers with assesing the level of conciousness, coma
and uncoma then grouped and examination of blood gas analysis.
Result. Total samples is 70 patients with decreased consciousness,
consisted of 35 patients with coma and 35 patients uncoma The results
showed blood pH and PaO2 blood of patients with coma and uncoma was
not significant, respectively p =0,204 and p= 0.872 (p>0.05). PaCO2,
HCO3 and blood SatO2 patient with decresed conciuosness, coma and
coma translation there are significant differences, respectively p = 0.032, p
= 0.040 and p = 0.000 (P<0.05). Metabolic acidosis 25,7 % more in
patients with coma, without the most normal coma, respiratory acidosis.
Translation and metabolic acidosis 11,4% respectively.
Conclusion: Decreased awareness can lead to acid-base disorders and
more severe in coma, translation hopefully routine screening of blood
gases in each patient decreased conciousness, especially in a coma so it
can be done quickly and accurately handling so can damage brain tissue
can be further, when correcting acid-base disturbances need close
monitoring.
Key words : Blood gas analysis, Decreased conciousness, acid-base
disturbances.
8
DAFTAR ISI
ABSTRAK ....................................................................................... iv
ABSTRACT ..................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
9
II.3 Gangguan Keseimbangan Asam Basa ........................ 11
Respiratorik .................................................. 18
Respiratorik .................................................... 19
Respiratorik .................................................... 20
Respiratorik .................................................... 21
II.5.1 pH........................................................................ 22
10
II.7 Gangguan Kesadaran.................................................. 29
Basa ................................................................. 36
11
IV.9 Identifikasi dan Klasifikasi Variabel ............................ 52
Basa ......................................................................... 64
gas Darah.......................................................................... 64
LAMPIRAN ..............................................................................
12
DAFTAR TABEL
13
DAFTAR GAMBAR
14
DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN
AG Anion gap
BB Berat Badan
BB Buffer Base
BE Base Excess
Cl- Chloride
15
FK-UNHAS Fakultas Kedekoteran Universitas Hasanuddin
Ggn Gangguan
H+ Hidrogen
Hb Hemoglobin
HCO3- Bikarbonat
H2O Air
K+ Kalium
mg Miligram
O2 Oxygen
RS Rumah Sakit
16
RTA Renal Tubular Asidosis
17
DAFTAR LAMPIRAN
18
BAB I
PENDAHULUAN
prognosis yang akan dialami oleh pasien. Salah satu pemeriksaan yang
19
Kesadaran merupakan fungsi utama susunan saraf pusat. Untuk
konstan dan efektif antara hemisfer cerebri yang intak dan formasio
fungsi susunan saraf pusat memerlukan tindakan yang cepat dan tepat,
koma pada anak di Inggris pada tahun 1994-1995 adalah infeksi (38%),
20
Gangguan kesadaran ini dapat disebabkan beraneka ragam penyebab
serta patofisiologi gangguan kesadaran. Hal ini sangat sulit, apalagi jika
(Passat J, 2006).
yang akut dan menahun. Pemeriksaan gas darah dipakai untuk menilai
respirasi yaitu pertukaran gas darah paru antara darah dan jaringan yang
21
keterlambatan dalam pemeriksaan gas darah sehingga tidak terkoreksi
I. 3. 1 Tujuan Umum
mengalami koma.
mengalami koma.
22
3. Membandingkan pH darah pada penderita kesadaran menurun
mengalami koma.
mengalami koma.
mengalami koma.
koma.
mengalami koma.
23
14. Menilai SatO2 darah pada penderita kesadaran menurun yang
tidak koma.
I.4 Hipotesis
berikut :
tidak koma.
tidak koma.
tidak koma.
tidak koma.
tidak koma.
24
I.5 Manfaat Penelitian
koma.
menimbulkan kecacatan.
25
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
CO2 dan tekanan parsial O2 dalam darah pada saat dan keadaan tertentu
dengan analisis khusus, yang dilakukan dengan cara astrup untuk menilai
26
Tujuan pemeriksaan AGD adalah untuk menilai kemampuan
tentang keseimbangan yang tepat antara asam dan basa, dengan kata
7.45. diluar pH ini akan terjadi proses biokimiawi tubuh, sehingga organ-
PaCO2 dan H2CO3 dalam darah. Tiap perubahan pada PaCO2 akan
27
mempengaruhi PaCO2 dan HCO3. Bila kadar HCO3 meningkat, maka
sehingga :
terkompensasi.
28
II.2.3 Mekanisme Ginjal
dengan ion H+, yang dihasilkan yang berasal dari lumen tubulus
NH4Cl.
29
(pH) > 7,45 disebut alkalosis. Jika gangguan asam basa terutama
Anonymus, 2010)
30
ventilasi paru (Widodo, 2007). Hal ini dapat terjadi pada penyakit-
pernapasan.
sebagai berikut :
31
1. Rangsangan Hipoksemia : penyakit paru, jantung,anemia
3. Mekanik overventilasi
4. Sepsis
dan tidak dapat tidur. Pada pemeriksaan telapak tangan dan kaki dapat
1998)
32
fungsi sistem organ tubuh manusia. Gangguan keseimbangan ini dapat
2007)
umum seperti :
ketoasidosis diabetik dari pada asidosis pada gagal ginjal. Tanda dan
33
Terapi difokuskan untuk menghilangkan faktor penyebab, bila
NaHCO3(mEq) = 0,3 x BB x BE
hari. Bila pH telah mendekati 7,25 – 7,30 atau HCO3- telah mencapai 15 -
mEq/L dan atau pH < 7,20. Atasi penyakit dasar penyebabnya misalnya
atau inkorporasi Ca+ ke tulang). Elektrolit : Na+, K+,dan Cl- harus dikelola
34
asam. Sebagai contoh adalah kehilangan sejumlah asam lambung
pilorus atau bila asam lambung diaspirasi dengan selang lambung (seperti
terjadi bila kehilangan natrium atau kalium dalam jumlah yang banyak
hiperaldosteronisme.
berkepanjangan (tetani).
35
Biasanya alkalosis metabolik diatasi dengan pemberian cairan dan
HCO3- serta penurunan yang jelas dari pH plasma. Pada kasus ini
kronis) yang jatuh ke dalam syok (asidosis metabolik), pasien gagal ginjal
36
Pengobatan pada gangguan campuran asidosis respiratorik dan
Pada keadaan ini, terjadi peningkatan yang jelas dari pH, PaCO2
Wilson., 2006).
37
Pada gangguan alkalosis campuran ini, masing-masing gangguan
yang aman, oleh karena akan sulit atau tidak mungkin untuk dapat
dapat diketahui jika HCO3- plasma dan PaCO2 sama-sama rendah, dan
38
Pada gangguan campuran antara asidosis metabolik dan alkalosis
39
II.5. Ukuran-Ukuran dalam Analisis Gas Darah
II.5.1. pH
= -log (H+). pH normal plasma darah 7,35-7,45 yang setara dengan (H+)
36–44 nmol/L. Makin tinggi konsentrasi ion (H+), makin rendah pH-nya
dan sebaliknya. pH darah yang kurang dari 7,35 disebut asidemia dan
prosesnya disebut asidosis. pH darah yang lebih besar dari 7,45 disebut
masih dapat ditanggulangi yaitu antara 6,8 – 7,8. pH ≤ 7,25 dan ≥ 7,55
dapat membahayakan jiwa. pH darah < 6,8 dan > 7,8 sudah tidak dapat
kelainan respirasi dan kelainan metabolik. Nilai normal pada darah arteri
ini terjadi akibat penurunan ventilasi alveolar karena penyakit pada paru
atau cabang bronkus, obstruksi jalan napas, atau bernapas dalam udara
40
yang banyak mengandung CO2, depresi pusat pernapasan atau gangguan
menurunkan PaCO2, akan tetapi pada keadaan PaCO2 sangat tinggi (> 70
suatu keadaan PaO2 kurang dari 80 mmHg pada orang yang bernapas
keadaan :
41
1. Kapasitas difusi paru menurun, akibat sindrom distress
pernapasan.
2. Penurunan luas permukaan membran alveoli akibat reseksi atau
kompresi paru.
3. Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi akibat bronkitis, asma,
emfisema, obstruksi paru oleh neoplasma, benda asing, dan sekret.
4. Hipoventilasi karena penyebab perifer maupun sentral.
II.5.4. HCO3-
42
yang bersenyawa dengan Hb pada keadaan O2 tertentu, bila dihubungkan
Suntaro, 2001).
lain saturasi yang rendah bukan pasti berarti bahwa kadar oksigen darah
ion hidrogen, PCO2, temperatur dan 2.3 DPG akan menyebabkan afinitas
Suntaro.,2001)
terdapat di dalam darah (bikarbonat dalam plasma dan sel darah merah,
Hb dan Oksi Hb, plasma protein, serta fosfat dalam plasma dan sel darah
43
bikarbonat sel darah merah, dan Hb. Penurunan BB menunjukkan adanya
nilai normal pada keadaan standar (PaCO2 40 mmHg dan suhu 37°C).
44
Kebutuhan basa = BE x Berat badan (kg) x 0,3 mEq (Muhardi,
M., Tampubolon, O.E., Suntaro, A., 1989., Murphy, M., Tooky, D.,
45
a. Baca PaCO2, jika menyimpang searah pH maka jenis
Keseimbangan Asam-Basa
46
Asidosis [HCO3-] ↑ Akut : ↑ 1 mmol/L []HCO3-/↑ 10
respiratorik mmHg PaCO2 diatas 40
[PaCO2] ↑ Kronik : ↑ 4 mmol/L [HCO3-]/↑
10 mmHg PaCO2 diatas 40
Alkalosis [HCO3-] ↓ Akut : ↓ 2 mmol/L [HCO3-]/ ↓
respiratorik 10 mmHg PaCO2 dibawah 40
[PaCO2] ↓ Kronik : ↓ 4 mmol/L [HCO3-]/ ↓
10 mmHg dibawah 40
rumus berbeda dengan hasil yang didapat dari AGD, maka gangguan
47
Kesadaran ditentukan oleh kondisi pusat kesadaran yang berada
(ARAS) jika terjadi kelainan pada kedua sistem ini, baik yang melibatkan
suatu rangkaian atau network system yang dari kaudal berasal dari
motorik yang berjalan dari dan ke otak. Talamus berperan dalam kontrol
respon primitif seperti rasa takut, perlindungan diri, pusat persepsi nyeri,
pengaturan suhu, cairan, nutrisi, dan tingkah laku seksual (Passat J.,
2006) Gambar 1
48
Kesadaran merupakan fungsi utama susunan saraf pusat.
sekelilingnya..
cahaya).
49
Penurunan tingkat kesadaran berhubungan dengan peningkatan
vital.(Passat,J,.2006)
verbal, dan motorik diukur dan hasil pengukuran dijumlahkan jika kurang
50
otak, yang menunjukan adanya penurunan tingkat kesadaran (Mankes,JH
(1) reaksi membuka mata : (2) bicara dan (3) motorik. Hasil pemeriksaan
berikut :
(4) : Spontan
51
Motor (respon motorik) :
rangsang nyeri)
(3) : Flexi abnormal (tangan satu atau keduanya posisi kaku diatas dada &
(2) : Extensi abnormal (tangan satu atau keduanya extensi di sisi tubuh,
dengan jari mengepal & kaki extensi saat diberi rangsang nyeri).
52
dewasa tidak akan cocok untuk bayi , skala itu diubah sedikit. Seperti
halnya GCS, yang PGCS terdiri dari tiga tes: mata, verbal dan
motorik.Tiga tes ini dinilai secara terpisah. PGCS paling rendah nilainya
otak. Demikian pula, obat penenang dapat menurunkan nilai GCS dan
53
menyentuh menyakitkan
Menarik jika dirangsang Menarik jika dirangsang 4
nyeri nyeri
Merespon rasa sakit Merespon rasa sakit 3
dengan sikap dekortikasi dengan sikap dekortikasi
(fleksi abnormal) (fleksi abnormal)
Merespon rasa sakit Merespon rasa sakit 2
dengan sikap decerebrasidengan sikap decerebrasi
(ekstensi abnormal) (ekstensi abnormal)
Tidak ada respon Tidak ada respon 1
Nilai Total
Terbaik 15
Sumber : Teasdale, G Jennete B. Lancet 1974
Hahn Ys, dkk. Child Nerv System 1988
ini berperan dalam kesadaran akan diri terhadap lingkungan atau inpit-
54
diakibatkan langsung oleh benturan pada kepala dan tekanan akselerasi-
tengkorak dan lesi intrakranial. Lesi intrakranial yang terjadi dapat berupa
kaku yang terisi penuh sesuai kapasitasnya dengan unsur yang tidak
dapat ditekan: otak (1400 g), cairan serebrospinal (sekitar 75 ml), dan
darah (sekitar 75 ml). Peningkatan volume pada salah satu dari ketiga
unsur utama ini mengakibatkan desakan ruang yang ditempati oleh unsur
salah satu dari ketiga ruangannya meluas, dua ruang lainnya harus
55
mengkompensasi intrakranial ini terbatas, tetapi terhentinya fungsi neural
ini dapat menjadi parah bila mekanisme ini gagal. Kompensasi terdiri dari
otak, cedera otak , ederma otak, dan obstruksi aliran darah CSF berperan
56
dengan peningkatan TIK, walaupun akhirnya dicapai suatu titik ketika
tekanan intra kranial (TIK) melebihi tekanan arteria dan sirkulasi otak
didahului oleh tekanan darah arteria yang cepat menurun. Siklus defisit
peningkatan PaCO2), dan kerusakan BBB labih lanjut. Siklus ini akan terus
57
pula bikarbonat dan CO2 yang berlebihan menyebabkan vasodilatsi
58
II. 8. Kerangka Teori Gambar 2 : KERANGKA TEORI
Penyakit
Infeksi jantung Tumor/Sol
Meningitis, ensepalitis, Gangguan Metabolik hidrosepalus
Intoksikasi Trauma Diare,dehidras/ggn elektrolit, hipoglikemia
pneumoni, dll Ggn
kontraktilitas
Depresi /penekanan
miokard
Mediator proinflamasi Syok jrngan otak
Edema paru CO
59
BAB III
KERANGKA KONSEP
Bagan ini menerangkan berbagai kedudukan dan peran yang menjelaskan hubungan kesadaran menurun dengan gambar
analisis gas darah (Gambar 3)
Teknik
Kimia pengambilan
Bikarbonat
Fosfat
Protein
Hemoglobin
Cara
pemeriksaan
Terapi Antibiotik Terapi Cairan
Waktu pengambilan
= Variabel bebas = Hubungan variable bebas sampai proses
= Variabel tergantung = Hubungan variable tergantung pemeriksaan
= Variabel random = Hubungan variable random
= Variabel antara = Hubungan variable Kendali
= Varibel kendali
60
Waktu pengambilan
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
gambaran gas darah pada penderita kesadaran menurun. Dalam hal ini
perawatan (UP) anak dan ruang perawatan intensif anak RSUP Dr.
61
IV. 5. Perkiraan Besar Sampel
n = Zα2PQ
d2
n = (1,96)2 X 0,10 X 0,9
0,12
= 34,5 dibulatkan menjadi 35
62
IV. 6. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
(lampiran 2), serta persetujuan dari Komisi Etik Penelitian Biomedis pada
63
menurun koma yang dirawat diunit pelayanan (UP) anak dan perawatan
sebagai berikut :
register, umur, jenis kelamin, status gizi, tanda vital (suhu, nadi,
2. Persiapan pasien
3. Persiapan sampel
- Semprit/disposible syringe
64
- Media transport dengan es
Nilai gas darah sama pada semua arteri. Empat pembuluh darah
yang paling sering digunakan untuk tes analisis gas darah pada darah
pedis (gambar 1). Sebelum dilakukan tes AGD maka perlu dilakukan tes
65
Gambar 5.
5 Tes Allen
Gambar 6
6. Tes Allen
Tes Allen :
ulnaris.
66
3. Tekan kedua arteri dengan ibu jari dan jari tengah selama 20
Allen.
67
6. Agar darah dan heparin bercampur baik, setelah
Wahidin Sudirohusodo.
68
IV. 8.3. Skema Alur Kerja
Di unit perawatan (UP) anak dan perawatan intensif anak yang sesuai
kriteria inklusi
pH pH
PaO2 PaO2
PaCO2 pH PaCO2
HCO3 HCO3
SaO2 SaO2
69
3. Hasil analisis gas darah (pH, PaO2, PaCO2, HCO3-, SatO2)
kesadaran.
coma scale.
70
4. Variabel kendali/kontrol adalah: teknik pengambilan darah,
pemeriksaan AGD.
dan memahami diri sendiri dan lingkungan atau mental yang tidak
71
6. Tes analisis gas darah adalah salah satu tes laboratorium untuk
9. PaCO2 adalah tekanan parsial CO2 dalam arteri yang terukur oleh
AGD.
darah pada pemeriksaan gas darah yang terukur oleh mesin AVL
OPTI.
bersama-sama.
72
14. Base Excess/basa defisit adalah jumlah asam-basa yang perlu
2000.
73
4. PaCO2, nilai normalnya adalah 35 – 45 mmHg
74
11. Gangguan asam basa campuran asidosis respiratorik dan
b. Gizi kurang jika berat badan menurut tinggi badan terletak <
c. Gizi buruk jika berat badan menurut tinggi badan terletak < -
rentangan.
a. Uji student t.
75
Digunakan untuk menganalisis data dengan variabel bebas yang
b. Uji Mann-Whitney
76
BAB V
HASIL PENELITIAN
tidak koma
koma dan tidak koma dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Kesadaran menurun
Karakteristik n = 70
pasien Koma Tidak koma Total Pearson
n (%) = n (%) = n(%)= chi
35(50) 35(50) 70(100) square
Umur :
<5 thn 20 (28,6) 25 (35,7) 45 (64,3) p =0,212
>5 thn 15 (21,4) 10 (14,3) 25 (35,7)
Jenis kelamin :
Laki-laki 20 (28,6) 19 (27,1) 39 (55,7) p =0,810
Perempuan 15 (21,4) 16 (22,9) 31 (44,3)
Status Gizi :
Malnutrtisi 32 (45,7) 17 (24,3) 49 (70,0) p =0,001
Gizi baik 3 (4,3) 18 (25,7) 21 (30,0)
77
Pada tabel 3, dari 70 penderita yang diteliti terdiri dari 45 orang
(64,3%) yang berumur < 5 dan 25 orang (35,7 %) yang berumur > 5
< 5 tahun dan 15 orang (21,4 %) yang berumur > 5 tahun. Untuk jenis
orang (21,4%) dan tidak koma 16 orang. Untuk status gizi yang malnutrisi
sebanyak 49 orang dan gizi baik 21 orang (30%), dan yang koma 32
orang (45,7%) dan tidak koma 17 orang (24,3%). Yang gizi baik koma 3
orang (4,3%) dan gizi baik tidak koma 18 orang (25,7%). Dari hasil uji x2
didapatkan tidak ada perbedaan bermakna umur dan jenis kelamin tetapi
pH
Kesadaran
Asidemia Alkalemia Normal Total
Menurun
(n=35) (n =35) (n=35)
Koma 15 (55,6%) 11 (57,1%) 9 (36,0%) 35
Tidak koma 12 (44,4%) 7 (42,9%) 16 (64,0%) 35
TOTAL 27 (100%) 18 (100%) 25(100%) 70
Person Chi- X2=3.182 df=2 p=0.204
78
square
Pada tabel 4, dari 70 penderita penurunan kesadaran koma
PaCO2
Kesadaran
Hipokapnea Hiperkapnea Normal Total
Menurun
(n=35) (n =35) (n=35)
Koma 12 (35,3%) 15 (71,4%) 8 (53,3%) 35
Tidak koma 22 (64,7%) 6 (28,6%) 7 (46,7%) 35
TOTAL 34 (100%) 21 (100%) 15 (100%) 70
Person Chi- X2=6.865 df=2 p=0.032
square
koma 15 orang(71,4%) dan yang tidak koma 6 orang (28,6%). pada nilai
orang (53,3%) dan yang tidak koma 7 orang (46,7%). . Hasil uji x2
79
V.3.1.3. Hasil Evaluasi HCO3 Darah
HCO3
Kesadaran
<22 mmol/l >26 mmol/l Normal Total
Menurun (22-26mmol/l)
(n=35) (n =35)
Koma 24 (63,2%) 4 (26,7%) 7 (41,2%) 35
Tidak koma 14 (36,8%) 11 (73,3%) 10 (58,8%) 35
TOTAL 28 (100%) 15 (100%) 17 (100%) 70
Person Chi- X2=6.426 df=2 p=0.040
square
dan yang tidak koma sebanyak 14 orang (36,8%). Nilai HCO3 abnormal
(73,3%). Dan nilai HCO3 yang normal pada kesadaran menurun koma
p = 0,040 (p<0,05).
PaO2
Kesadaran
Hipoksemia Hiperoksemia Normal Total
Menurun
(n=35) (n =35) (n=35)
Koma 14 (53,8%) 16 (48,5%) 5 (45,5%) 35
80
Tidak koma 12 (46,2%) 17 (51,5%) 6 (54,5%) 35
TOTAL 26 (100%) 33 (100%) 11(100%) 70
Person Chi- X2=0.275 df=2 p=0.872
square
Pada tabel 7, dari 35 penderita penurunan kesadaran koma dengan
(p > 0,05).
SatO2
Kesadaran Desaturasi Normal Total
Menurun <95 % >95%
(n=35) (n =35)
Koma 27 (75,0%) 8 (23,5%) 35
Tidak koma 9 (25,0%) 26 (76,5%) 35
TOTAL 36 (100%) 34 (100%) 70
Person Chi- X2=18,529 df=1 p =0,000
square
81
Hasil uji x2 didapatkan ada perbedaan sangat bermakna yaitu p = 0,000
(p<0,001).
Kelompok
Gangguan Asam
Koma Tidak Koma
Basa
(N=35) (N =35)
Normal 0 (0,0 %) 4 (5,7%)
Tidak Normal 35 (50,0%) 31 (44,3%)
TOTAL 35 (100%) 35 (100%)
Fisher’s Exact Test p=0.114 (p>0.05)
normal sebanyak 31 orang (44,3%). Hasil uji fishers exact test didapatkan
82
Desaturasi Normal Total
< 95% > 95 %
Malnutrisi 27 (75,0%) 22 (64,3%) 35
Gizi Baik 9 (25,0%) 12 (35,3%) 35
TOTAL 36 (100%) 34 (100%) 70(100%)
Person Chi- X2=0,882 df=1 p =0,348
square
Pada tabel 10, hubungan antara status gizi terhadap saturasi
abnormal (<95%) 27 orang (75,0%) dan gizi baik dengan SatO2 abnormal
(64,3%) dan gizi baik dengan SatO2 normal 12 orang (35,3%). Hasil uji X2
Kelompok
Normal 4 (11,4%)
83
Kelompok
84
BAB VI
PEMBAHASAN
analisis gas darah pada penderita kesadaran menurun yang koma dan
kesadaran menurun.
85
Dari hasil penelitian ini diperoleh 70 sampel yang terdiri dari 35
anak dengan kesadaran menurun dengan koma dan 35 anak tidak koma.
Pada penelitian ini Usia, jenis kelamin dan status gizi dari hasil uji statistik
distribusi sampel, anak yang berumur < 5 tahun jumlahnya lebih banyak
dibandingkan yang tidak koma, dan anak yang gizi baik lebih banyak
oleh usia, jenis kelamin maupun status gizi sesuai data penelitian ini,
tetapi lebih banyak dipengaruhi oleh faktor penyebab dan beratnya defisit
86
hiperkapnea pada anak dengan koma 15 orang dan tidak koma 6 orang.
PaCO2 yang normal pada koma 8 orang sedangkan yang tidak koma 7
(Guyton 1996).
87
banyak dibandingkan yang tidak koma 14 orang, penderita koma dengan
nilai HCO3 >26mmol/l yang mengalami alkalosis lebih rendah dari yang
tidak koma, begitupun yang normal lebih rendah yang koma daripada
yang tidak koma. Hasil uji statistik ternyata terdapat perbedaan bermakna
yaitu p= 0.04 (p<0.05). Hal ini terjadi karena pada kesadaran menurun
88
makin kurangnya pengikatan oksigen terhadap hemoglobin menyebab
Hubungan antara status gizi dengan analisa gas darah (pH, PCO2,
PaO2, HCO3 dan SatO2), dari penelitian ini status gizi terhadap analisa
gas darah dengan hasil uji statistik tidak ada perbedaan bermakna. Hal ini
karena pembentukan CO2 oleh asam fixed dan asam organik yang
HCO3 < 12 mEq/L (Clive, 2003, Charles and Heilman, 2005) sehingga
ini didapatkan nilai rerata pH dan HCO3 pada kesadaran menurun koma
adalah 7.36 (tidak ada pH 7.2) dan HCO3 18.25 mEq/L( tidak ada yang
HCO3 < 12 mEq/L) sehingga dapat disimpulkan dari penelitian ini bahwa
89
Dikatakan cara terpenting untuk mengatasi asidosis metabolik adalah
ulang analisis gas darah setiap hari untuk mengetahui apakah NaHCO3
masih diperlukan dan bila masih diperlukan mungkin dosis yang diberikan
akan berubah (hal ini sesuai dengan salah satu fungsi analisis gas darah
jadi dapat dipakai sebagai salah satu kriteria untuk menilai pengobatan.
kesadaran koma setelah uji statistik tidak ada perbedaan yang bermakna
90
adekuat. (Wilson,2006). Pada kelompok kesadaran menurun yang tidak
masing (11.4%).
dapat menyebabkan hipoksia otak dan hal ini merupakan gejala yang
91
serebral maka pembuluh darah difundus optikus akan dilatasi bahkan
menurun dengan koma karena pada asidosis kelainan yang terjadi sudah
pada tingkat sel dan mempunyai komplikasi yang lebih berat pada sistem
92
lebih lama untuk mengkompensasinya. Umumnya keadaan asidosis kita
mengobati penyakit yang mendasarinya, tetapi pada keadaan berat (pH <
penyakit.
93
BAB VII
VII. 1. Kesimpulan
berikut:
1. pH dan PaO2 darah penderita koma dan tidak koma setelah uji
koma.
status gizi dengan analisis gas darah dari penelitian ini dengan uji
94
tetapi tingkat beratnya gangguan gas darah tergantung pada
dilakukan .
VII. 2. Saran
95
DAFTAR PUSTAKA
Andrade, O.V., Ihara, F.O., and Troster, E.J. (2007). Metabolic Acidosis in
Childhood: Why, When and How to Treat. (http://www,scielo.br/).
96
Head, K. C. (2001). Arterial blood gas analysis, (online),
http://www.jachabocha.com., diakses 7 Juli 2010.
Passat, Jimmy. (2006). Datang Tidak Sadar, Apa yang Harus Dilakukan?
Pediatric Neurology and Neuro Emergency in Daily Practice. DIKA
FK. UI. RSCM. Jakarta
Prunden., E.L., Siggard, A.A., Tietz, M.U, (1996). Blood Gases and pH,
Funfamentals of Clinical Chemistry. Ed. Saunders Co.
Philadelphia.
97
Samel. WD. (2000). Regulation of Acid-Base Balance. In; Eds Textbook of
Medical Physiology; 10th ed. WB. Saunders Co. Philadelphia.
Taslim dan Sofyan,. (2008). Diare akut; Kapita Selekta Gastrerologi Anak,
Lab/SMF Ilmu Kesehatan anak FK UNUD. Jakarta
Wong CP, Forsyt RJ, Kelly TP, Eyree JA (2001). Current topic: incidence,
aetilogy, and outcome of non-traumatic coma: a population base
study. Arch Dis Child.
98
Lampiran 1.
RELAWAN/PARTISIPAN PENELITIAN
Assalamu’ Alaikum Wr.Wb. Bapak dan ibu yang kami hormati, kami turut
prihatin atas penyakit yang di derita oleh anak Bapak/Ibu sehingga sampai
menjalani perawatan rawat inap di Rumah Sakit ini. Penyakit ini bila tidak
dideteksi dengan cepat bila terjadi gangguan keseimbangan gas darah dapat
kecacatan.
segera untuk mencegah dan meminimalkan jejas Susunan Saraf Pusat (SSP)
kesadaran menurun.
Bapak/Ibu sebagai relawan dan juga untuk masyrakat bila seseorang dapat
dideteksi secara dini menderita kelainan gas darah, maka dapat dengan cepat
99
Bapak/Ibu mungkin bertanya apa tindakan ini berbahaya? Perlu kami
jelaskan bahwa dalam pemeriksaan ini kami mengambil darah sebanyak 2 cc,
sedikit agak nyeri tapi tidak berbahaya dan perlu Bapak/Ibu ketahui bahwa
berikan tentang bahaya gangguan gas darah akibat penyakit yang diderita dan
tindakan yang akan kami lakukan, dan kami mengucapkan terima kasih atas
100