OLEH
RITTA FARMA, S.Kep
BP. 1541313047
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan nikmat dan
dan hidayah-Nya, peneliti telah dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan
baik. Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan karya tulis ilmiah ini
berbagai pihak dan berkah dari Allah SWT sehingga kendala-kendala yang
dihadapi tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu terima kasih yang sebesar –
besarnya peneliti ucapkan kepada Ibu Gusti Sumarsih, S. Kp, M. Biomed dan
Bapak Ns. Mahathir, S. Kep, M. Kep, Sp. Kom selaku dosen pembimbing yang
telah dengan penuh kesabaran dan dengan telaten membimbing dalam penyusunan
karya tulis ilmiah ini. Terima kasih yang tak terhingga juga penulis sampaikan
kepada Pembimbing Klinik Kasrawati, amd. Kep yang telah memberi motivasi,
Puskesmas Nanggalo.
Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :
4. Dewan penguji yang telah mamberikan kritik dan saran demi kebaikan
5. Seluruh Dosen dan Para Staf Dosen Fakultas Keperawatan yang telah
Terakhir, penulis ucapkan terima kasih kepada keluarga atas dorongan dan
tulis ilmiah ini, serta pihak yang telah banyak memberikan dukungan dan
Penulis
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
Mei 2017
ABSTRAK
Penuaan merupakan proses alami yang tidak dapat dihindari, berjalan secara terus
menerus dan berkesinambungan. Sekitar 74% dari 28,8 juta jumlah lansia pada
tahun 2009 menderita penyakit metabolik yang terus diobati selama hidupnya.
Presentasi penyakit metabolik yang tinggi dilaporkan adalah penyakit diabetes
melitus sebanyak 33% dari jumlah lansia yang sakit. Diabetes melitus merupakan
sekelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa
dalam darah (Hyperglikemia). Pada pasien keloaan didapatkan belum optimalnya
perawatan diabetes melitus dan tidak melakukan pemeriksaan kesehatan secara
rutin kepelayanan kesehatan serta hasil pemeriksaan GDS Ny. W 240 mg/dl,
sehingga diperlukan penanganan dan asuhan keperawatan yang tepat dan
berkesinambungan. Sedangkan masalah manajemen pelayanan lansia di
komunitas yaitu resiko terjadi angka kesakitan pada lansia di RW X Kelurahan
Surau Gadang. Pengumpulan data laporan ilmiah ini menggunakan metode
kuesioner, wawancara dan observasi, sedangkan asuan keperawatan yang
diberikan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Hasil akhir pemberian
asuhan keperawatan adanya perbaikan dan perubahan kesehatan dengan
pembuktian penurunan skore neuropati klien. Hasil akhir manajemen pelayanan
lansia dikomunitas adalah aktifnya kembali peran dan fungsi kader lansia serta
petugas kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan lansia. Disarankan agar
perawat dapat memberikan asuhan tentang penatalaksanaan Diabetes Melitus
sesuai dengan 4 pilar penatalaksanaan daibetes melitus berdasarkan riset
keperawatan.
Nursing Care of Mr. M’s Family in Mrs. W With Diabetes Mellitus and
Management Implementation Services For Elderly People in the
Community The Subdistrict Nanggalo at RW X
Surau Gadang Village
2017
ABSTRACT
PENDAHULUAN
harapan hidup ini berdampak pada meningkatnya jumlah lansia populasi lansia.
Lansia adalah tahap akhir siklus hidup manusia, merupakan bagian dari
proses kehidupan yang tidak dapat dihindarkan dan akan dialami oleh setiap
dikatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih
dari 60 tahun. Pada tahap ini individu mengalami banyak perubahan baik
secara fisik maupun mental, khususnya kemunduran dalam berbagai fungsi dan
kemampuan yang pernah dimilikinya. Selain itu lansia juga berperan dengan
1
yang dicintai. Semua hal tersebut menuntut kemampuan beradaptasi untuk
merawat lanjut usia yang menderita penyakit dan gangguan tertentu (Depkes
RI, 2010).
ekonomi, gaya hidup dan kesehatan (Stanhope dan Lancaster, 2004). Menurut
didunia dan mengalami peningkatan pada tahun 2014 menjadi 387 juta kasus.
sejumlah 8,5 juta penderita setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Data
Diabetes Melitus di Indonesia pada tahun 1995 terdapat 8,4 juta, meningkat
pada tahun 2006 14,7 juta penderita dan diperkirakan akan terus meningkat
status metabolik lansia diabetes melitus merupakan hal yang penting. Menurut
secara mendadak. Dua komplikasi akut yang paling sering terjadi adalah reaksi
kronik yaitu timbul secara perlahan, kadang tidak diketahui, tetapi akhirnya
patologis pada anggota gerak bawah yang disebut kaki diabetik atau diabetic
foot. Dalam kondisi keadaan kak diabetik, yang terjadi adalah kelainan
kulit dan kuku, luka pada kaki, infeksi dan kelainan pembuluh darah.
diabetes adalah komplikasi pada kaki sebanyak 15% yang kini disebut kaki
diabetes.
menyerang semua tipe saraf, termasuk saraf perifer (sensorimotor), otonom dan
spinal. Dua tipe neuropati diabetik yang paling sering dijumpai adalah
kebal (mati rasa) (Smeltzer dan Bare, 2008). Hilangnya sensasi (penurunan
sensibilitas) merupakan salah satu faktor utama resiko terjadinya ulkus, tetapi
terdapat beberapa faktor resiko lain yang juga turut berperan yaitu keadaan
hiperglikemia yang tidak terkontrol, usia pasien, riwayat ulkus kaki, penurunan
denyut nadi perifer, riwayat merokok, deformitas anatomis atau bagian yang
Penanganan neuropati ini dapat dilakukan melalui tiga hal yaitu (1)
penyuluhan atau pemberian nasehat; (2) pengobatan nyeri; dan (3) perawatan
terjadinya luka pada kaki diabetes maupun gejala awal adanya kesemutan yang
akan menyebabkan penurunan sensitivitas kaki. Salah satu tindakan yang harus
dilakukan dalam perawatan kaki untuk megetahui adanya kelainan kaki secara
dini adalah dengan melakukan senam kaki diabetes, selain memotong kuku
yang benar, pemakaian alas kaki yang baik, dan menjaga kebersihan kaki
(Soegondo, et al 2004).
Menurut the Center for Disease Control and Prevention (2009) bahwa
perawatan kaki secara teratur dapat mengurangi penyakit kaki diabetik sebesar
kaki maka diabetisi harus mempunyai niat yang tinggi karena perawatan kaki
hidup yang baik. Perawatan kaki diabetes merupakan semua aktifitas khusus
(senam kaki dan merawat kaki) yang dilakukan individu yang beresiko sebagai
pembinaan paa salah satu keluarga yang memiliki lansia dengan masalah
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Puskesmas Nanggalo.
2. Tujuan Khusus
Surau Gadang
C. MANFAAT
1. Bagi Mahasiswa
b. Hasil laporan ilmiah akhir ini dapat menjadi bahan referensi bagi
3. Bagi Puskesmas
b. Hasil laporan ilmiah akhir ini dapat menjadi salah satu bahan
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP LANSIA
1. Pengertian
2006). Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur
kehidupan manusia. Sedangkan menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No.
seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Maryam dkk,
2008).
Manua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam kehidupan
seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa dan
(Nugroho, 2008).
batasan umur yang mencakup batasan umur lansia adalah sebagai berikut:
ayat 2 yang berbunyi “Lanjut sia adalah seseorang yang mencapai usia
45-59 tahun, lanjut usia (elderly) adalah 60-74 tahun, lanjut usia tua
(old) adalah 75-95 tahun, usia sangat tua (very old) adalah diatas 90
tahun.
3. Klasifikasi lansia
Klasifikasi berikut ini adalah lima klasifikasi pada lansia
dari:
c. Lansia reiko tinggi ialah seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih
kesehatan lansia.
Mitos umum dikaitkan fungsi normal salurang gastrointestinal
meliputi:
1) Rongga mulut
Bagian rongga mulut yang lazim terpengaruh adanya gigi, gusi dan
2) Esofagus
2008).
3) Lambung
4) Usus halus
6) Pankreas
7) Hati
lunak dan dapat terteka dan tulang berbatang panjang kurang tahanan
nutrisi. Massa tonus dan kekuatan otot semuanya menurun: otot lebih
menonjol dari ekstremitas yang menjadi kecil dan lemah, dan tangan
menjaga mobilitas.
2) Kartilago
4) Sistem muskular
5) Sendi
motorik pada susunan saraf pusat. Hal ini terjadi karena SSP pada
otak sehingga otak menjadi lebih ringan. Akson, dendrit dan badan sel
keseimbangan.
hormon ada tetapi lebih rendah dan hanya didalam pembuluh darah:
berkurangnya produksi ACTH, TSH, FSH dan LH. Menurunnya
2008).
e. Perubahan psikososial
1. Pengertian
Menurut American Diabetes Association (ADA) 2008, diabetes
organ tubuh, terutama mata, ginjal, sara, jantung dan pembuluh darah,
2. Etiologi
a. Etiologi
golongan lanjut usia diperlukan batas glukosa darah yang lebih tinggi
usia. Intoleransi
vaskular
Obat
Aktivitas fisik yang
berkurang
b. Patofisiologi
Supaya berfungsi sebagai bahan bakar zat makanan itu harus diolah,
sebagai bahan bakar. Insulin adalah suatu zat atau hormon yang
dihasilkan oleh sel beta dipankreas, bila insulin tidak ada maka
glukosa tidak dapat masuk sel dengan akibat glukosa akan tetap
meningkat.
jumlah reseptor insulin yang terdapat pada permukaan sel yang kurang
sehingga glukosa yang masuk kedalam sel sedikit dan glukosa dalam
3. Manifestasi klinis
menjadi tua sehingga gambaran klinisnya yang lebih lanjut. Hal yang
d. Kelemahan tubuh
e. Mata kabur
4. Komplikasi akut
a. Komplikasi akut
1) Ketoasidosis diabetikum
ketonurin.
Gejala-gejalanya:
Napas berat
2) Hipoglikemia
3) Infeksi
utama:
diabetes
b. Komplikasi kronis
Jika supla darah pada kaki sangat kurang atau terputus dalam
sinyal keotak dan dari otak dengan baik, sehingga akibatnya bisa
5. Penatalaksanaan
kematian akibat komplikasi. Satu hal yang tidak boleh diabaikan, yaitu
a. Edukasi
bulan
b. Terapi nutrisi
c. Latihan jasmani
hari seminggu selama 30-45 menit dengan jeda antar latihan tidak
d. Terapi farmakologis
(Perkeni, 2015)
baik dalam keadaan kadar gula normal atau naik yang dilakukan secara
teratur untuk menjaga kebersihan diri, terutama pada bagian kaki.
a. Pemeriksaan kaki
mencegah cedera
b) Cuci kaki dengan sabun lembut (sabun bayi atau sabun cair) untuk
b) Gunting kuku kaki harus mengikuti bentuk normal jari kaki, tidak
terlalu pendek atau terlalu dekat dengan kulit, kemudian kikir agar
tidak tajam
c) Hindarkan luka pada jaringan sekitar kuku. Bila kuku keras, sulit
b) Usahakan kaki selalu dalam keadaan hangat dan kering. Untuk itu
gunakan kaos kaki dari bahan katun dan sepatu dari bahan kulit.
Jangan lupa untuk mengganti kaos kaki dan sepatu setiap hari
c) Jangan memakai sepatu dan kaos kak kekecilan dan periksa sepatu
(Smeltzer, 2010)
a. Persiapan alat
Kursi
Selembar koran atau kertas
kaki diluruskan
sebanyak 10 kali
3. Dengan meletakkan tumit salah satu kaki dilantai, angkat telapak
pada kaki kiri dan kanan secara bergantian dan diulangi sebanyak
10 kali
sebanyak 10 kali
6. Angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Gerakan jari-jari
tersebut dan gerakkan ujung jari kaki ke arah wajah lalu turunkan
Kemudian gerakan
pergelangan kaki
kedua kaki
kaki lalu letakkan sobekn kerta pada bagian kertas yang utuh
1. Pengertian
Asuhan keperawatan pada lansia adalah suatu rangkaian kegiatan dari
2. Tujuan
a) Pengkajian
I. Data umum
2. Alamat
3. Komposisi keluarga dan genogram
4. Tipe keluarga
6. Identitas religius
keluarga
III. Lingkungan
masyarakat sekitar
dalam keluarga
18. Struktur peran
dalam keluarga
mempengaruhi kesehatan
V. Fungsi keluarga
permasalahan
b) Diagnosis keperawatan
c) Rencana keperawatan
tercapai.
keluarga adalah:
d) Implementasi
e) Evaluasi
a. Pengkajian
yang ada didalamnya (Efendi dan Makhfudli, 2009). Hal yang perlu
dikaji pada komunitas atau kelompok menurut Anderson dan Mc Farlene
c. Kelompok etnis
aman?.
gunakan stressor.
3) Persepsi
jawaban.
Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari
gangguan kesehatan.
Nuraeni, 2013).
d. Implementasi
pencegahan penyakit
pelaksanaan keperawatan
e. Evaluasi Keperawatan
terdiri dari dua tahap yaitu mengukur pencapaian tujuan klien baik
a. Pengertian
ciri:
tuntas.
c) Melayani kebutuhan pelayanan kesehatan usia lanjut sesuai
antara lain :
kesehatannya.
atau kemampuannya.
lanjut.
1) Perencanaan
antara lain :
pendukung kegiatan.
tingkat kecamatan/desa/kelurahan.
2) Pelaksanaan
a) Kegiatan Promotif
b) Kegiatan Preventif
Usia Lanjut.
c) Kegiatan Kuratif
d) Kegiatan Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif ini dapat berupa upaya medis, psikososial,
sebagai pelaksana posyandu yang berasal dari dan dipilih oleh masyarakat
lainnya.
secara berkesinambungan.
posyandu.
posyandu.
Tugas kader pada hari buka posyandu disebut juga sebagai tugas
kegiatan posyandu.
senam lansia.
pengetahuan, yaitu :
direncanakan.
1) Meja 1: Pendaftaran
Mendaftarkan lansia, kader mencatat lansia tersebut, kemudian
selanjutnya.
darah.
4) Meja 4 : Penyuluhan
makanan tambahan.
pengobatan ringan.
BAB III
I. Pengkajian Klien
Klien berusia 67 tahun beragama Islam, dengan status pernikahan cerai
mati dengan suami, pendidikan terakhir klien Strata-1, dan pekerjaan saat ini ibu
rindu dengan suaminya. Klien saat ini tinggal di jalan Solok 4 No 248 bersama
anak perempuan, minantu dan 2 orang cucu. Klien memiliki 5 orang anak dimana
3 orang perempuan dan 2 orang lalik-laki, semua anak klien sudah menikah.
Klien mengatakan hubungan antar keluarga sangat baik. Klien sangat dekat
Klien mengaku mengalami penyakit Diabetes Melitus. Saat ini klien ada
Klien sehari-hari makan 3x yaitu pada pagi hari, siang hari, dan malam
hari. Porsi makan Klien tidak banyak. Klien biasa makan pagi roti dan susu.
Sedangkan disiang hari, klien biasa makan nasi dengan lauk. Malam hari klien
makan nasi dengan lauk dan sayur. Klien minum air putih sebanyak 8 gelas/hari.
Klien mengatakan gula darahnya 248 mg/dl. Klien mengatakan kakinya sering
Klien mengatakan untuk siang hari klien selalu tidur siang setelah shalat
dzuhur. Klien tidur malam jam 22.00 WIB dan bangun jam 04.30 WIB, klien
kegiatan ibadah. Klien selalu shalat lima waktu dan selalu shalat di Mesjid.
Klien mengalami masalah pada pola eliminasi urin yaitu sampai 10 kali dalam
sehari. Klien defekasi sebanyak satu sampai dengan dua kali sehari. Tidak ada
hambatan saat defekasi, konsistensi lembut dan tidak keras. Klien tidak
mengalami inkontinensia.
cemas karena yang biasanya ada suami dan sekarang tidak lagi.
Secara umum keadaan umum fisik klien cukup baik. Klien selalu tampak
rapi. Tanda tanda vital Klien berada pada keadaan yang baik. Secara umum,
keadaan kepala klien baik. Klien tidak memiliki ketombe dan kebersihannya
terjaga dengan baik. Namun, Rambut klien sudah mulai beruban, tidak mudah
untuk rontok dan rapuh. Klien menggunakan kacamata dan hanya digunakan saat
membaca Alqur’an. Mukosa mulut tampak lembab, tampak karies gigi dan gigi
tampak bersih .
serumen pada telinga. Keadaan leher klien baik, tidak ada pembesaran kelenjar
getah bening. Keadaan dada klien juga baik, bentuk simetris, retraksi dinding
dada (-) penggunaaan otot bantu pernapasan (-). Keadaan abdomen klien berada
pada kondisi baik. Tidak ada nyeri tekan, dan tidak ada axites. Klien dapat
penyakit diabetes melitus sudah 16 tahun yang lalu, klien mengatakan sering
buang air kecil yaitu bisa sampai 10 kali dalam sehari, klien juga mengatakan
sering merasa haus dan badan terasa lelah, klien mengatakan saat ini merasa
kesemutan pada bagian kaki dan mata terasa kabur, klien mengatakan sering lupa
untuk meminum obat sebelum makan, gula darah klien saa ini 248 mg/dl.
masalah pertama adalah klien terlihat lemas, klien tampak mengatuk, klien
individu, keluarga atau komunitas terhadap masalah kesehatan baik aktual atau
Diabetes Melitus.
tahap pengobatan.
menjadi terbuka.
gaya hidup.
hidup.
dan kuku pada penderita diabetes melitus. Selain dilakukan diskusi juga
dilakukan penentuan jadwal senam kaki diabetes, membuat jadwal harian.
IV. Implementasi
dalam satu minggu. Setiap kali melakukan implementasi, Klien dan mahasiswa
melakukan kontrak selama satu jam. Terapi dilaksanakan selama 10- 20 menit.
Pada minggu pertama, penulis melakukan bina hubungan percaya secara intensif .
mudah di pahami. Senam kaki diabetes merupakan salah suatu kegatan atau
latihan yang dilakukan pasien diabetes melitus untuk mencegah terjadinya luka
melakukan senam kaki diabetes melitus. Berikut ini hal-hal yang dapat dilakukan
klien untuk meningkatkan senam kaki diabetes yaitu olah raga teratur di pagi
V. Evaluasi
Evaluasi merupakan hasil respon dari klien terhadap implementasi yang
yang dilakukan. Pada awal pertemuan, klien kurang terbuka dan masih bingung
interaksi dengan konsisten dan memberikan perhatian pada klien akhirnya klien
klien. Intervensi yang diberikan pada klien adalah dengan penatalaksanaan senam
kaki diabetes melitus. Terapi yang ditujukan pada klien selalu dilakukan klien,
klien tidak mengalami kesulitan dikarenakan klien senam kaki diabetes melitus
mudah dipahami dan mudah dilakukan oeh klien. Ketika ditanya kembali apakah
1. Winshield Survey
Surau Gadang pada tanggal 3 April 2017 didapatkan bahwa RW X terdiri dari
empat RT. Penduduk RW X mayoritas beragama Islam. Di RW X terdapat satu
a. Lingkungan Fisik
memiliki rumah yang permanen. Dimana jarak antara satu rumahdengan rumah
Surau Gadang yaitu sebagian besar cahaya matahari dapat masuk kedalam
PDAM dengan keadaan air seluruhnya tidak berbau, berasa, dan berwarna.
menjaga warung, mengasuh cucu, menonton TV, dan ada yang menghabiskan
berupa 1 buah posyandu lansia dan posyandu balita. Posyandu rutin dilakukan
layanan kesehatan yang telah disediakan. Jarak puskesmas dari RW X yaitu <
500 m.
c. Ekonomi
menengah ke atas.
lokasi RW X Kelurahan Surau Gadang adalah kendaraan roda 2 atau pun roda
umum.
f. Rekreasi
keluarga di dalam rumah sambil bercerita dan menonton TV, dan ada juga
dilakukan pada tanggal 4 April 2017, dengan sampling diambil dengan cara Total
Sampling dengan kriteria inklusi 70 lansia dan data terkumpul yaitu sebanyak 54
lansia yang ada di RW X Kelurahan Surau Gadang. Pada tahap ini mahasiswa
menyebarkan kuesioner pada lansia di lingkungan RW X (RT 01, 02, 03, dan 04)
a. Data Umum
b. Proses menua
Frekuensi Lansia yang Susah Tidur pada Malam Hari sebagian besar (72%)
lansia tidak sulit tidur di malam hari . Distribusi Frekuensi Lansia Berdasarkan
c. Support Keluarga
d. Support Sistem
lansia (94%) lansia tidak mengikuti senam lansia. Distribusi Frekuensi Lansia
Yang Memeriksakan Kesehatan Secara Rutin bahwa sebagian besar (64%) tidak
e. Kesehatan Lingkungan
Masuk Ke Dalam Rumah sebagian besar (97%) cahaya yang masuk di dalam
rumah. Distribusi Frekuensi Jenis Lantai Rumah Lansia sebagian besar (79%)
jenis lantai rumah lansia adalah keramik. Distribusi Frekuensi Sumber Air Yang
Digunakan Sehari-hari hampir setengah (48%) sumber air yang digunakan
seluruhnya (100%) air yang digunakan adalah tidak berbau, berasa dan
air limbah adalah got. Distribusi Frekuensi Jarak Sumber Air Dengan
pelaksanaan posyandu lansia setiap bulan ada dilakukan, namun lansia disekitar
kurang aktif dalam mengikuti posyandu lansia. Hal ini disebabkan kurangnya
motivasi lansia untuk ke posyandu disebabkan tidak adanya pemberian obat yang
pengukuran berat badan, tekanan darah, pengukuran kadar gula darah dan asam
urat. Disamping itu kegiatan seperti senam lansia tidak ada dilakukan karena tidak
adanya instruktur dan kurangnya partisipasi lansia mengikuti senam lansia tersebut.
3. Hasil observasi
penimbangan berat badan, tekanan darah, pengukuran kadar gula darah dan asam
pengobatan. Sedangkan untuk pelaksanaan senam lansia juga tidak ada dilakukan.
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Pengkajian
seharusnya bersifat holistik yang mencakup dimensi bio, psiko, sosial dan
masalah yang ada pada klien. Engan pengkajian yang lengkap, intervensi
kepada klien akan lebih tepat sasaran sesuai dengan masalah yang
sesungguhnya terjadi
Pengkajian pada lansia yang adadikeluarga dilakukan degan
(Depkes, 2011)
April 2017 Ny. W (67 tahun), diperoleh data bahwa Ny. W telah diagnosa
Keluhan yang sering dirasakan oleh Ny. W yaitu kepala sering terasa
pusing, sering BAK pada malam hari, mata kabur, kaki dan tangan
beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh
lansia selain faktor keturunan adalah faktor keturunan adalah aktifitas fisik
yang kurang, adanya penurunan sekresi dan juga resistensi terhadap
Ny. W yaitu sering merasa pusing, sering BAK malam hari, sering
sempoyongan. Tanda dan gejala yang ditemukan pada Ny. W seperti kaki
dan tangan kesemutan merupakan tanda gejala yang sering pada diabetes.
Hal ini disebabkan karena adanya gangguan dipembuluh darah kapiler atau
gangguan antara listrik pada serabut saraf perifer. Selain itu, pembuluh
Dari semua data yang didapat dalam pengkajian pada kasus lansia
dengan ini, tampak bahwa secara garis besar penyebab, tanda dan gejala
pada kasus sesuai dengan yang terdapat pada teori. Faktor pendukung
dalam pengkajian ini, adanya kerja sama antara penulis dengan klien dan
keluarga sehingga pengkajian dapat berjalan dengan lancar, selain itu
dalam pengkajian.
2. Diagnosa Keperawatan
dirasakan oleh salah satu anggota keluarga Tn. M yaitu Ny. W dimana ±
yaitu sering kesemutan pada tangan dan kaki, mata kabur, sering BAK
pada malam hari, badan mudah letih, sering merasa pusing dan
mengatur pola makannya. Ny. W tidak ada melakukan olah raga, sering
lupa minum obat yang tentunya akan berpengaruh pada kondisi kesehatan
dari klien untuk selalu mengontrol kesehatan dan mengatur pola hidupnya.
3. Intervensi Keperawatan
dalam Potter & Perry, 2005). Intervensi keperawatan yang diberikan pada
tindakan yaitu:
adalah:
keluarga
maka mustahil tujan yang diinginkan akan dapat tercapai. Rowe &
tahap pengobatan
jasmani dan pengisian waktu luang yang positif bagi keluarga adalah
DM (Soegondo, 2009)
data mengenai apa saja yang dirasakan oleh tiap anggota keluarga serta
yang relevan
Menurut Ny. W gejala yang sering dialami saat ini adalah kepala terasa
pusing, sering BAK, sering haus, pandangan mata terasa kabur, kak
mereka menjadi lebih yakin untuk mengatur gaya hidup. Kegitan ini
melitus
gaya hidup.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan pengukuran keberhasilan yang mencakup
mengacu pada kriteria hasil yang ada. Selama dilakukan asuhan selama ±4
terjadi dalam diri dan keluarganya, yaitu masalah penyakit diabetes yang
mengatakan akan terus kontrol gula darahnya walaupun nanti sudah tidak
akan memperhatikan pola makan, kegiatan fisik seperti jaan pagi dan
mengikuti senam lansia. Pada minggu terakhir asuhan Ny. W telah minum
obat secara rutin dari puskesmas, mengatur pola makan serta melakukan
perawatan kaki. Pemeriksaan glukosa darah pada hari terakhir (29 April
dilakukan.
faktor (positif dan negatif) yang berhubungan dengan kesehatan dalam rangka
faktor positif dan negatif yang berbenturan dengan masalah kesehatan dari
Farlane, 2000) yang dikaji meliputi demografi, populasi, nilai keyakinan dan
riwayat kesehatan individu yang dipengaruhi oleh sub system komunitas yang
ekonomi dan rekreasi (mencakup (1) Inti, (2) delapan sub sistem komunitas dan
a. Kekuatan
b. Kelemahan
c. Peluang
Dukungan dan kerjasama yang baik dari pihak RW, RT, Kader dan
d. Ancaman
masyarakat.
Surau Gadang. Dan dari analisa SWOT pada tahap pengkajian tidak
kesehatannya.
dilakukan intervensi serta jenis fasilitas dan prasarana yang dibutuhkan. Untuk
serta masyarakat.
a. Pendidikan kesehatan
b. Kemitraan (partnership)
1. Posyandu Lansia
c. Pemberdayaan
Universitas Andalas.
ANALISA SWOT TAHAP PERUMUSAN DIAGNOSA
a. Kekuatan
Gadang.
b. Kelemahan
c. Peluang
Keperawatan Gerontik.
Gadang.
d. Ancaman
Universitas Andalas.
3. Tahap Implementasi
Asam Urat dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis Pada lansia yang berada di RW X
bagaimana mengatasinya.
mengatasi hipertensi.
teratur dan benar dalam jangka waktu yang cukup memiliki beberapa
Penyuluhan ini cukup mendapat perhatian dari lansia yang hadir. Kegiatan
mengerti, tetapi juga mau dan dapat melakukan anjuran yang berhubungan
urat, perlu adanya penanganan yang tepat dan aman, penanganan asam
efektif untuk menurunkan kadar asam urat. Dua puluh menit berolahraga
perawatan, pengobatan, pola hidup sehat dan juga upaya lain, seperti
(Pranatahadi, 2012).
d. Pemeriksaan Kesehatan
dengan yang dilakukan antara lain pemeriksaan tekanan darah, berat badan.
telah dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah disusun. Tujuan akhir
2) Perilaku
3) Pelayanan kesehatan
4) Hereditas (Keturunan)
implementasi yang telah dilaksanakan. Pada tahap ini masih banyak kegiatan
yang harus dievaluasi karena membutuhkan waktu yang lama, sehingga perlu
yang ada. Sedangkan untuk evaluasi singkat berupa respon verbal dan non verbal
yang dilakukan seperti pada saat pelaksanaan kegiatan penyuluhan, penyebaran
leaflet, diskusi.
a. Kekuatan
b. Kelemahan
lanjut.
c. Peluang
dapat melakukan rencana tindak lanjut yang akan didampingi oleh pihak
d. Ancaman
kegiatan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada keluarga Ny. W
sebagai berikut:
gaya hidup
2. Bagi penelitian
3. Bagi penelitian
akademik
DAFTAR PUSTAKA
American College of foot and Ankle Surgeons, (2004). Diabetic Foot Care
Diabetes Care
Carpenito, Lynda Juall (2009). Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 alih
Darmojo, R. Boedhi, dkk. (2006). Buku Ajar Geriatri. Jakarta: Balai Penerbit FK
UI
Jakarta, EGC
FKUI. (2010). Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta, Balai Penerbit FKUI
Francis S Greenspan, John D Baxter. (2006). Endokrinologi dasar & klinik edisi
4, Jakarta: EGC
Geratosima, Salma (2004). Buku Ajar Geriatri (ilmu kesehatan anjut usia) edisi 3.
Penerbit FKUI
http://respiratory.usu.ac.id.bitstream/21123/PDF
Hidayat, Anas. (2014). Perawatan kaki pada penderita diabetes melitus dirumah.
Komisi Nasional Lanjut usia. (2011). Profil penduduk lanjut usia 2010. Jakarta:
Komnas Lansia
Kushariyadi (2010). Asuhan keperawatan pada klien lanjut usia. Jakarta: Salemba
Medika
Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut) Edisi ke-3. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI
Maryam, dkk. (2008). Mengenal usia lanjut dan perawatannya. Jakarta: Salemba
Medika
populer Obor
Mubarak,, Wahit Iqbal, dkk. (2006). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Komunitas 2.
Price, Sylvia Anderson. (2006). Patofisologi konsep klinis proses penyakit edisi 6.
Jakarta: EGC
brunner and sudarth, vol. 1 (edisi 8). Alh bahasa: Monica Ester, Ellen
Stanley, Mickey (2007). Buku ajar keperawatan gerontik edisi 2. Jakarta: EGC
EGC
Suddarth dan Brunner (2002). Buku ajar keperawatan medikal bedah. Jakarta:
EGC
Univrsity Press
Wahid, Bambang, Khoirul & Siti. (2006). Teori & Aplikasi Dalam Praktik
Lampiran I
LAPORAN KASUS
A. MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN
Bab ini menjelaskan tentang asuhan keperawatan pada lansia yang telah
pengobatan keluarga (Diabetes melitus) yang dilakukan dari tanggal 4 April 2017 s/d
1. Pengkajian
a. Data Umum
2) Usia : 37 tahun
4) Pekerjaan KK : Swasta
5) Pendidikan KK : Strata 1
6) Komposisi keluarga
Genogram
Keterangan :
: Perempuan : Menikah
: Klien
b. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Ny. W adalah tipe keluarga extended family yaitu keluarga yang
terdiri dari ibu, anak perempuan, menantu dan 3 orang cucu. Pada keluarga
terdiri dari 2 kartu keluarga. Tn. M mengatakan tidak ada kendala yang dialami
dalam keluarga. Komunikasi dan interkasi bersifat terbuka dan berjalan dengan
tinggi lemak, pedas, bersantan dan suka makanan mans-manis. Keluarga Ny.
ada yang menderita Diabetes yang menu makanannya harus diatur, sehingga
2) Agama
dimulai dengan pensiun salah satu atau kedua pasangan berakhir dengan
sebagai berikut:
daibetes melitus.
merasa haus, mudah lapar, sering BAK pada malam hari dan
yang pada saat ini bekerja sebagai PNS. Ny. Y tidak ada
d. Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik Rumah
Teras
keramik.
b) Sumber air minum berasal PDAM dengan kondisi air bersih, tidak
beranekaragam, ada yang berukuran besar dan ada yang kecil, ada yang
permanen dan tidak permanen. Rumah antara yang satu dengan yang
saat ini yaitu ± 40 tahun. Rumah tempat tinggal Ny. W milik sendiri. Ny. W
dirumah. Keluarga ny. W selama ini tidak ada berpindah-pindah dan sudah
tinggal.
Keluarga Ny. W berkumpul bersama setiap sore hari bersama anak dan
e. Struktur Keluarga
sehari-hari adalah bahasa minang. Ny. W mengatakan jika ada masalah yag
dan dpat menerima pendapat orang lain. Semua anggota keluarga berhak
Pemegang kendali dalam keluarga adalah Tn. M sebagai anak yang tinggal
3) Struktur Peran
Ny. Y berperan sebagai istri dari Tn. M dan merupakan seorang ibu rumah
Tn. M dan Ny. Y tidak pernah menjaga jarak dengan Ny. W, mereka sangat
peduli akan ibunya dan kesehatan ibunya. Selama ini Ny. W mengatakan
nilai adat minang kabau dan agama islam. Ketika ada keluarga yang sakit,
f. Fungsi Keluarga
1) Fungsi Afektif
sama lainnya. Rasa saling memiliki tercipta dalam keluarga ini. Tn. M
keluarganya.
2) Fungsi Sosialisasi
menyesuaikan dengan nilai-nila agama, adat dan budaya yang berasal dari
zaman.
bahagia.
sakit.
merasa letih, kaki tangan sering kesemutan dan juga kepala sering
pusing.
dirasakan.
Menurut keluarga Ny. W masalah yang dirasakan saat ini perlu
rumah.
Wib kadang tidak teratur dan bangun jam 05.00 Wib. Kebutuhan
disekitar rumahnya.
Diabetes Mellitus.
baik.
j) Sumber pembayaran
Jarak puskesmas dari rumah Ny. A kurang lebih ±500 km. ny. W
Ny. W mengatakan yang menjadi keluhan saat ini adalah sering merasa
pusing, kaki sering kesemutan, dan kebas, penglihatan agak kabur yang
dokter praktek.
bersikap terbuka terhadap semua masalah yang ada dikeluarga. Dalam hal
dengan anak, istri dan mertuanya tidak sulit karena intensitas komunikasi
digunakan.
75
Pemeriksaan fisik
2. Kesadaran CMC
7 Thorak
Auskultasi Vesikuler
8 Abdomen
Kondisi badan cukup bersih dan rapi, Kondisi badan cukup bersih dan
1. Keadaan Umum
bergerak tanpa kesulitan rapi, bergerak tanpa kesulitan
Polip (-), Lendir (-), Penciuman baik, Polip (-), Lendir (-), Penciuman
Hidung Simetris baik, Simetris
Lidah bersih, caries dentis (-), Sariawan (-), Lidah bersih, caries dentis (-),
Mulut membrane mukosa lembab, Sariawan (-), membrane mukosa
lembab
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
6. Leher
KGB dan KGB
7 Thorak
Bentuk simetris, retraksi dinding dada (-) Bentuk simetris, retraksi dinding
Inspeksi penggunaan otot bantu nafas (-) dada (-) penggunaan otot bantu
nafas (-)
8 Abdomen
Ekstremitas tidak edema, nyeri (-), varises Ekstremitas tidak edema, nyeri (-),
10. Ekstrimitas
(-) varises (-)
79
ANALISA DATA
1. Percepatan gejala penyakit pada √ Kadar gula darah Ny. W 1 bulan yang lalu yaitu Ketidakefektifan
anggota keluarga 240 mg/dl manajemen pengobatan
Ny. W mengatakan gejala-gejala yang keluarga (Diabetes
dirasakannya adalah sering buang air kecil yaitu Melitus)
bisa 10 kali dalam sehari, Ny. W juga mengatakan
sering merasa haus dan badan terasa lelah
Ny. W mengatakan saat ini merasa kesemutan pada
bagian kaki dan mata terasa kabur
Pada saat pengkajian gula darah puasa Ny. W yaitu
135mg/dl
2. Aktivitas keluarga yang tidak √ Ny. W mengatakan telah cek gula darah 1 bulan
sesuai dengan tujuan kesehatan yang lalu
Ny. W sangat menyukai makan makanan yang
mengandung tinggi lemak seperti; gulai kambing,
jeroan dan Ny. W juga suka makan makanan yang
80
Intervensi Keperawatan
81
hidup sehat
c. Kaji tentang motivasi keluarga untuk hidup
sehat
d. Berikan penyuluhan kesehatan tentang
Diabetes Melitus kepada keluarga
e. Berikan penyuluhan kesehatan dengan bahasa
yang mudah dimengerti
f. Anjurkan keluarga untuk bertanya tentang
Diabetes Melitus yang dialami klien
g. Ciptakan suasana yang nyaman saat
dilakukan penyuluhan
h. Bantu keluarga merencanakan untuk mengikuti
penyuluhan mengenai masalah Diabetes Melitus.
PERTEMUAN KE 1
85
PERTEMUAN KE 2
Selasa/ 11 April Ketidakefektifan manajemen 1. Membantu anggota keluarga untuk menyatakan perasaan
2017 pengobatan keluarga (Diabetes yang berhubungan dangan penyakit pada keluarga mereka
Melitus) agar membawa konflik keluarga menjadi terbuka
a. Menggali perasaan keluarga Ny. W yang berhubungan
dengan kondisi penyakit yang diderita oleh salah seorang
anggota keluarga guna mengidentifikasi konflik yang
tidak tersedia
b. Ny. W mengatakan masalah yang tengah dihadapi
keluarga saat ini adalah masalah penyakit yang diderita
oleh Ny. W yaitu penyakit penyakit diabetes melitus
c. Ny. W mengatakan penyakit diabetes sudah diketahui
sejak 16 tahun lalu
d. Ny. W mengatakan keluhan yang sering dirasakan adalah
sering BAK, pandangan mata tersa kabur, kaki dan
tangan sering kesemutan
e. Ny. W sangat berharap kesembuhan penyakitnya
2. Mendorong kepercayaan setiap anggota keluarga tentang
kesehatan dan review informasi tentang penyakit yang
relevan
a. Mengetahui keyakinan dan nilai kesehatan keluarga
terutama bagi ny. W yang menderita diabetes melitus.
88
PERTEMUAN KE 3
Rabu/ 12 April Ketidakefektifan manajemen 1. Mengajarkan anggota keluarga mengenal proses penyakit
2017 pengobatan keluarga (Diabetes dan menjelaskan hubungan antara proses penyakit dengan
Melitus) regiment pengobatan
a. Menggali pengetahuan keluarga tentang pengertian
diabetes melitus
b. Memberikan reinforcment positif atas jawaban keluarga
c. Menjelaskan pengertian penyakit diabetes yaitu
89
PERTEMUAN KE 4
Kamis/ 13 April Ketidakefektifan manajemen 1. Mengajarkan anggota keluarga mengenal proses penyakit dan
2017 pengobatan keluarga (Diabetes menjelaskan hubungan antara proses penyakit dengan regimen
Melitus) pengobatan
a. Mengevaluasi pertemuan sebulumnya
b. Menggali pengetahuan keluarga tentang akibat lanjut dari
diabetes
c. Memberikan reinforcement positif atas jawaban keluarga
d. Menjelaskan akibat lanjut dari diabetes, yaitu:
a) Hipertensi
b) Penyakit jantung
c) Katarak, glukoma
d) Penyakit ginjal
92
PERTEMUAN KE 5
Jumat/ 14 April Ketidakefektifan manajemen 1. Mengajarkan anggota keluarga untuk mengenal proses dan
2017 pengobatan keluarga (Diabetes menjelaskan hubungan antara proses penyakit dengan regimen
Melitus) pengobatan
a. Menjelaskan tentang cara perawatan anggota keluarga dengan
penyakit diabetes melitus
a) Edukasi
b) Terapi nutrisi medis
1) Makanan yang dianjurkan
Sumber protein hewani: ayam tanpa kulit, ikan putih
telur, daging tidak berlemak
Sumber protein nabati: tempe, tahu, kacang hijau,
kacang merah, kacang tanah, kacang kedelai
Sayuran: sayur tinggi serat seperti kangkung, daun
kacang, ketimun, tomat, selada, seledri, terong
Buah-buahan: jeruk, apel, pepaya, jambu air, salak,
belimbing (sesuai kebutuhan)
95
c) Latihan jasmani
Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan secara teratur (3-5
hari seminggu selama 30-45 menit dengan jeda antar latihan
tidak lebih dari 2 hari berturut-berturut). Contoh latihan
jasmani atau olahraga yang dianjurkan salah satunya adalah
senam kaki diabetes
d) Terapi farmakologis
Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk
suntikan
97
PERTEMUAN KE 6
Sabtu/ 15 April Ketidakefektifan manajemen 1. Mengajarkan anggota keluarga mengenal proses penyakit dan
2017 pengobatan keluarga (Diabetes menjelaskan hubungan antara proses penyakit dan regimen
Melitus) pengobatan
a. Menggali pengetahuan keluarga tentang perawatan kaki yang
bisa dilakukan untuk penderita diabetes melitus
b. Menjelaskan cara perawatan kaki bagi penderita diabetes, yaitu:
a) Memeriksa kaki setiap hari: mengamati adanya luka, lecet,
98
PERTEMUAN KE 6
Sabtu/ 15 April Ketidakefektifan manajemen 2. Mengajarkan anggota keluarga mengenal proses penyakit dan
2017 pengobatan keluarga (Diabetes menjelaskan hubungan antara proses penyakit dan regimen
Melitus) pengobatan
d. Menggali pengetahuan keluarga tentang perawatan kaki yang
bisa dilakukan untuk penderita diabetes melitus
e. Menjelaskan cara perawatan kaki bagi penderita diabetes, yaitu:
g) Memeriksa kaki setiap hari: mengamati adanya luka, lecet,
bintik kemerahan, pembengkakan atau masalah kuku.
Gunakan kaca untuk memeriksakan bagian dasar kaki.
Laporkan ke dokter jika terdapat masalah
h) Menyiapkan air hangat: uji air hangat menggunakan siku
untuk mencegah cedera
i) Cuci kaki dengan sabun lembut ( sabun bayi atau sabun cair)
101
PERTEMUAN KE 7
Senin/ 17 April Ketidakefektifan manajemen 1. Bekerjasama dengan anggota keluarga untuk mengidentifikasi perilaku
2017 pengobatan keluarga (Diabetes yang berkontribusi menjadi konflik dalam keluarga dan membantu mereka
Melitus) mengidentifikasi perilaku alternatif
a. Ny. W mengatakan tidak rutin melakukan pemeriksaan kesehatan
b. Ny. W mengatakan kakinya sering merasa kesemutan
c. Perawat mengidentifikasi perilaku alternatif untuk Ny. W dengan
mengajarkan senam kaki untuk penderita diabetes
1) Menjelaskan tentang senam kaki untuk penderita diabetes yaitu:
2) Pengertian senam kaki diabetik, adalah peregangan dan relaksasi
kaki yang dianjurkan kepada penderita diabetes dengan prinsip
pergerakan dari sendi-sendi kaki. Cara melakukan senam kaki
diabetes
3) duduk tegak diatas bangku dengan kaki menyentuh lantai
4) Letakkan tumit dilantai, jari-jari kedua belah kaki diluruskan keatas
lalu dibengkokan kembali ke bawah seperti cakar ayam sebanyak
10 kali
5) Dengan meletakkan tumit salah satu kaki dilantai, angkat telapak
kaki keatas. Pada kaki lainnya, jari-jari kaki diletakkan dilantai
dengan tumit kaki diangkat keatas. Cara ini dilakukan bersamaan
104
pada kaki kiri dan kanan secara bergantian dan diulangi sebanyak
10 kali
6) Tumit kaki diletakkan dilantai. Bagian ujung kaki diangkat keatas
dan buat gerakan memutar dengan pergerakan pada pergelangan
kaki sebanyak 10 kali
7) Jari-jari kaki diletakkan diletakak dilantai. Tumit diangkat dan
dibuat gerakan memutar dengan pergerakan pada pergelangan kaki
sebanyak 10 kali
8) Angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Gerakan jari-jari
kedepan kemudian turunkan kembali secara bergantian kekiri dan
kekanan. Ulangi sebanyak 10 kali
9) Luruskan salah satu kaki diatas lantai kemudian angkat kaki
tersebut dan gerakkan ujung jari kaki ke arah wajah lalu turunkan
kembali ke lantai. Ulangi sebanyak 10 kali
10) Angkat kedua kaki lalu luruskan, ulangi sama seperti langkah ke 7
namun gunakan kedua kaki kanan dan kiri secara bersamaan.
Ulangi gerakan tersebut sebanyak 10 kali
11) Angkat kedua kaki dan luruskan, pertahankan posisi tersebut.
Kemudian gerakan pergelangan kaki kedepan dan kebelakang
12) Selanjutnya luruskan salah satu kaki dan angkat, putar kaki pada
pergelangan kaki, tuliskan pada udara dengan kaki dari angka 0
105
PERTEMUAN KE 8
Selasa/ 18 April Ketidakefektifan manajemen 1. Bekerjasama dengan anggota keluarga untuk mengembangkan
2017 pengobatan keluarga (Diabetes aktivitas sehari-hari yang mengatur regimen pengobatan yang sesuai
Melitus) dengan gaya hidup
1) Mengajak keluarga dan Ny. W untuk membuat jadwal kegiatan
Pagi:
06.30 olah raga/ jalan kaki
07.00 sarapan (tanpa menggunakan bahan dasar glukosa murni)
08.00 menonton TV
09.00 perawatan kaki (minimal 1x seminggu)
10.00 senam kaki (3-5 kali seminggu dalam rentang waktu 10
sampai 30 menit
11.00 istirahat
Siang:
12.00 makan siang
13.00 istirahat
16.00 makan puding (jika klien merasa lapar)
107
Malam:
18.00 makan malam (tanpa menggunakan bahan dasar glukosa
murni)
19.00 menonton TV
21.00 istirahat/ tidur
PERTEMUAN KE 9
Rabu/ 19 April Ketidakefektifan manajemen 1. Mengarahkan anggota keluarga keagensi yang sesuai bila dibutuhkan
2017 pengobatan keluarga (Diabetes 2. Membantu keluarga merencanakan untuk mengikuti penyuluhan mengenai
Melitus) penyakit untuk masa yang akan datang
a. Ny. W dan keluarga mengatakan akan mengikuti posyandu lansia
b. Ny. W dan kaluarga mengatakan akan mengikuti dan berperan aktif
dalam kegiatan penyuluhan baik terkait diabetes melitus atau masalah
kesehatan lainnya
c. Ny. W mengatakan akan ikut serta dalam kegiatan pemeriksaan
kesehatan yang diadakan oleh mahasiswa praktek profesi bekerjasama
dengan puskesmas nanggalo
EVALUASI
Diagnosa Keperawatan Evaluasi
Ketidakefektifan manajemen pengobatan 1. Anggota keluarga mengidentifikasi konflik yang tidak terselesaikan
keluarga (Diabetes Melitus) a. Ny. W mengatakan penyakit yang dideritanya saat ini adalah penyakit
diabetes
b. Ny. W mengatakan sejauh ini tidak ada konflik dalam keluarga yang dapat
109
memperburuk kondisinya
2. Anggota keluarga menghadiri dan berpartisipasi dalam tahapan pengobatan
a. Ny. W sudah memeriksakan kesehatannya kepuskesmas pada tanggal 18
April 2017
b. Ny. W dan keluarga selalu mengikuti saat mahasiswa memberikan informasi
mengenai penyakit Ny. W
c. Ny. W dan keluarga berpartisipasi aktif dalam perawatan keluarga yang
dilakukan oleh mahasiswa
d. Ny. W mengatakan keluarga mau menemani kedokter jika merasa kesehatan
terganggu
3. Anggota keluarga menyatakan keinginan untuk memanajemen penyakit
a. Angota keluarga mengharapkan Ny. W dapat segera sembuh dari
penyakitnya dengan menandatangani inform consent
b. Ny. W mengatakan telah berusahan untuk menghindari faktor penyebab dari
diaetes melitus, yaitu teh manis, biskuit dan roti
c. Ny. W telah menerapkan tentang perawatan yang baik untuk merawat
kesehatannya dengan menghindari faktor resiko penyakit dan ingin
berolahraga teratur
4. Anggota keluarga melaksanakan regimen pengobatan
a. Ny. W memeriksakan kadar gula darahnya pada tanggal 18 April 2017 yaitu
110
240 gr/dl
b. Ny. W mengatakan telah meminum obat yang diberikan dokter secara
teratur
c. Ny. W mengatakan tidak lagi mengkonsumsi makanan yang dapat
meningkatkan kadar gula darah seperti teh manis, biskuit dan roti yang
sering dikonsumsinya sebelumnya
d. Ny. W sudah melakukan perawatan kaki dan senam kaki diabetes 3 kali
seminggu untuk menurunkan skore neuropatinya
e. Kadar gula Ny. W pada tanggal 28 April adalah 198 gr/dl
5. Anggota keluarga mmbuat perencanaan untuk mengikuti penyuluhan mengenai
penyakit untuk masa yang akan datang
a. Ny. W mengatakan senang dengan adanya mahasiswa yang memberikan
informasi tentang kesehatan sehingga dapat menambah pengetahuannya
b. Ny. W mengatakan ikut berpartisipasi aktif dalam penyuluhan yang
dilakukan mahasiswa dan berencana akan ikut serta dalam penyuluhan-
penyuluhan yang diadakan dipuskesmas
111
112
PEMETAAN INTERVENSI
PERTEMUAN
NO INTERVENSI MATERI
KE-
Cara penatalaksanaan
diabetes 5
I. Pengkajian
4. Winshield Survey
g. Lingkungan Fisik
mengasuh cucu, menonton TV, dan ada yang menghabiskan waktu duduk-
i. Ekonomi
angkutan umum
l. Rekreasi
keluarga di dalam rumah sambil bercerita dan menonton TV, dan ada juga
5. Hasil Kuesioner
yang dilakukan pada tanggal 4 April 2017, dengan sampling diambil dengan
cara Total Sampling dengan kriteria inklusi sebanyak 70 lansia dan data
f. Data Umum
Diagram 1
jkl
31,6%
Perempua
n 68,4%
Diagram 2
5,3%
117
S1 pendidikan
SMP
13,2 SD
SMP
SMA
28,9% S1
SMA
52,6%
Diagram 3
pekerjaan
IRT
PNS
POLISI
PETANI
SWASTA
Pensiunan PNS
47,9%
Diagram 4
Islam
100%
g. Proses menua
Diagram 5
ya
12%
tidak
88%
Diagram 6
ya
28%
tidak
72%
Diagram 7
5,3% 31,6%
5,3%
penyakit
hipertensi
rematik
7,9%
11,9%
27,7%
Diagram 8
ya
32%
tidak
68%
Diagram 9
mandiri
97%
Diagram 10
ya
tidak 49%
51%
h. Support Keluarga
Diagram 11
<1.000.000
15%
>2.000.000
50%
1.000.000-2.000.000
35%
122
Diagram 12
tidak
24%
ya
76%
Diagram 13
rumah sakit
22%
Praktek dokter/bidan
25%
puskesmas
53%
Diagram 14
<5km
100%
Diagram 15
tidak
3%
ya
97%
Diagram 16
ya
85%
i. Support Sistem
Diagram 17
ya
6%
tidak
94%
Diagram 18
ya
36%
tidak
64%
Diagram 19
tidak
77%
Diagram 20
tidak
3%
ya
97%
Diagram 21
ya
21%
tidak
79%
j. Kesehatan Lingkungan
Diagram 22
tidak
86%
Diagram 23
tidak
3%
Dapat
97%
Diagram 24
keramik
79%
Diagram 25
sumur
gali
tidak
sumur bor pakai
8% cincin
3%
Diagram 26
Diagram 27
ya
100%
Diagram 28
1kali seminggu
30%
kapan perlu
65%
Diagram 29
dikumpulkan
98%
Diagram 30
terbuka
8%
tertutup
92%
Diagram 31
got
100%
Diagram 32
> 10 m
23%
< 10 m
77%
Diagram 33
tertutup mengalir
64%
134
Diagram 34
gangg
uan
ingata
n
sedan
g
19%
normal
81%
Diagram 35
ketergantungan ringan 19 %
mandiri
81%
Diagram 36
depresi kemu
1% ngkin
an
besar
depre
si
21%
tidak depresi
78%
disekitar kurang aktif dalam mengikuti posyandu lansia. Hal ini disebabkan
pengukuran kadar gula darah dan asam urat. Disamping itu kegiatan seperti
senam lansia tidak ada dilakukan karena tidak adanya instruktur dan
DIAGNOSA
KEPERAWATAN SASARAN TUJUAN (NOC) RENCANA KEGIATAN (NIC)
DATA
KOMUNITAS
Diagnosa Evaluasi
Rencana Hari /
Keperawatan Tujuan Sasaran Strategi Tempat
No. Kegiatan Tanggal Kriteria Standar
Komunitas
2. Penyuluhan a.Pengertian
tentang hipertensi pada
hipertensi lansia
b. Penyebab
hipertensi
Jum’at, Posyandu
c. Tanda dan
14 April Lansia
Verbal gejala hipertensi
2017
d. Akibat lanjut
(16.00)
dari hipertensi
pada lansia
demensia
Minggu, Posyandu
4. demonstrasi
16 April Lansia Cara senam otak
Verbal
senam otak 2017
(09.00)
5. Penyuluhan
a. Pengertian asam
asam urat
urat
b. Tanda dan gejala
asam urat
c. Cara pencegahan
asam urat
Minggu,
Posyandu
16 April
Lansia
2017 Motorik
Selasa, 18 b. Penjelasan
April tentang
Posyandu
2017 penyakit-
Lansia
(16.00) Verbal
penyakit lansia
c. Pengertian
posyandu lansia
d. Manfaat
posyandu lansia
7.Pemeriksaan
Memeriksa tekanan
Kesehatan
darah, kadar asam
Jum’at, Urat, gula darah
21 April dan kolesterol
2017 Posyandu lansia
Lansia
Verbal
144
Kamis, 27
April
2017
Posyandu
(16.00)
lansia
Motorik
145
Ketidakefektifan
pemeliharaan 1. Berikan 1. Meningkatkan Lansia di RW X Mahasiswa Selasa, 11 Posyandu Rahmi Khairun Nisa,
kesehatan pada penyuluhan pengetahun Surau Gadang April 2017 Lansia S.Kep
lansia di RW X Surau tentang tentang Kecamatan
Amelia Andriana,
Gadang Kecamatan pentingnya pentingnya Nanggalo
S.Kep
Nanggalo Posyandu Posyandu
Lansia
146
2. Mengadakan
penyuluhan
2. Meningkatkan Lansia di RW X
tentang
pengetahuan Surau Gadang
hipertensi
tentang Kecamatan
hipertensi Nanggalo Mahasiswa Jum’at, 14 Posyandu Hanna Ria Afrida,
April 2017 Lansia S.Kep
5. Mengadakan
147
pelatihan
kader
5. Meningkatkan Lansia di RW X Selasa, 18 Posyandu
posyandu
kemandirian Surau Gadang April 2017 Lansia
lansia Mahasiswa Maiva Sri Putri, S.Kep
Lansia dalam Kecamatan
Nanggalo Fahliza Ihwana, S.Kep
menjaga
kesehatannya
6. Mengadakan
pemeriksaan
kesehatan
6. Mengetahui
(cek gula
kesehatan
darah, asam
Lansia
urat, dll) Lansia di RW X Raisa Ardielvy, S.Kep
Surau Gadang Jum’at, 21 Posyandu
Kecamatan April 2017 Lansia
Nanggalo Mahasiswa
Semua anggota
148
Kamis, 27 Posyandu
April 2017 Lansia
Mahasiswa
Diagnosa Evaluasi
Rencana Hari /
Keperawatan Tujuan Sasaran Strategi Tempat
No. Kegiatan Tanggal Kriteria Standar
Komunitas
2. Penyuluhan a.Pengertian
tentang hipertensi pada
hipertensi lansia
b. Penyebab
hipertensi
Jum’at, Posyandu Verbal
c. Tanda dan
150
5. Penyuluhan
asam urat d. Pengertian asam
urat
e. Tanda dan gejala
asam urat
f. Cara pencegahan
Minggu,
asam urat
16 April
Posyandu Motorik
2017
Lansia
(09.00)
6.Penyegaran
e. Penjelasan
kader lansia
proses menua
Selasa, 18 (lansia)
April f. Penjelasan
2017 Posyandu
Verbal tentang
(16.00) Lansia
penyakit-
penyakit lansia
g. Pengertian
posyandu lansia
152
h. Manfaat
posyandu lansia
7.Pemeriksaan
Kesehatan
Memeriksa tekanan
Jum’at, darah, kadar asam
21 April Urat, gula darah
2017 dan kolesterol
Posyandu Verbal
lansia
Lansia
153
Kamis, 27
April
2017
Posyandu Motorik
(16.00)
lansia
154
Ketidakefektifan
pemeliharaan 7. Berikan 7. Meningkatkan Lansia di RW X Mahasiswa Selasa, 11 Posyandu Rahmi Khairun Nisa,
kesehatan pada penyuluhan pengetahun Surau Gadang April 2017 Lansia S.Kep
lansia di RW X Surau tentang tentang Kecamatan
Amelia Andriana,
Gadang Kecamatan pentingnya pentingnya Nanggalo
S.Kep
Nanggalo Posyandu Posyandu
Lansia
8. Mengadakan
8. Meningkatkan Lansia di RW X
penyuluhan
pengetahuan Surau Gadang
tentang
tentang Kecamatan Hanna Ria Afrida,
hipertensi Jum’at, 14 Posyandu
hipertensi Nanggalo Mahasiswa S.Kep
April 2017 Lansia
Indri Tivani, S.Kep
9. Mengadakan
9. Meningkatkan Lansia di RW X
155
12. Mengadakan
pemeriksaan
12. Mengeta Raisa Ardielvy, S.Kep
kesehatan
hui kesehatan
156
Semua anggota
Kamis, 27 Posyandu
April 2017 Lansia
Mahasiswa
157
PELAKSANAAN
Evaluasi Hasil
Evaluasi Struktur
April 2017 lansia di RW X Kelurahan Surau - Masyarakat di informasikan jauh hari sebelum
Gadang acara dimulai
(16.00)
Evaluasi Proses
diberikan
- Peserta tidak ada yang meninggalkan tempat
selama kegiatan
Evaluasi Hasil
Evaluasi Struktur
Evaluasi Proses
Minggu, 16 Penyuluhan tenang dimensia dan - Acara berjalan dengan tertib dan lancar
April 2017 demonstrasi senam otak - 40% lansia bertanya tentang materi yang
diberikan
(09.00)
- Peserta tidak ada yang meninggalkan tempat
selama kegiatan
Evaluasi Hasil
Evaluasi Struktur
dimulai
Evaluasi Proses
Gadang dan pemeriksaan kesehatan - Lansia mengerti dan memahami tentang materi
(16.00) dan
Kamis, 27 yang diberikan
April 2017
Evaluasi struktur:
Evaluasi proses:
Penyegaran kader
164
Lampiran 12
Alternatif Pemecahan Masalah (FISH BONE)
DIAGRAM FISHBONE
LAPORAN PENDAHULUAN
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
laku yang dapat diramalkan yang terjadi pada semua orang pada saat
dkk, 2008)
3. Karakter lingkungan
4. Struktur keluarga
A. Diagnosa Keperawatan
Belum diangkat
167
B. Rencana Tindakan
pengobatan
consent
A. Kriteria Struktur
B. Kriteria Proses
C. Kriteria Hasil
perkembangan keluarga
LAPORAN PENDAHULUAN
I. Pendahuluan
a. Latar Belakang
(Depkes, 2011)
kesehatan.
Diabetes Melitus.
170
keluarga.
c. Masalah keperawatan
(Diabetes Melitus)
a. Diagnosa Keperawatan
(Diabetes Melitus)
b. Rencana Tindakan
sebelumnya
171
relevan
a. Kriteria Struktur
b. Kriteria Proses
nyaman
c. Kriteria Hasil
LAPORAN PENDAHULUAN
I. Pendahuluan
a. Latar Belakang
sudah diketahui sejak tahun 2009 yaitu 8 tahun yang lalu. Pada saat
pengakajian didapat bahwa kadar gula darah Ny. W 280 mg/dl. Ny.
melitus
mellitus
c. Masalah keperawatan
mellitus)
a. Diagnosa keperawatan
mellitus)
b. Rencana tindakan
pengobatan.
a. Kriteria struktur
b. Kriteria proses
c. Kriteria hasil
diabetes melitus
175
LAMPIRAN MATERI
1. Pengertian
oleh kelainan dalam sekresi insulin, aksi insulin atau keduanya (Smeltzer
2. Penyebab
e. Faktor makanan
f. Usia lanjut
(Misnadiarly, 2006)
d. Keputihan/ impotensi
g. Pandangan kabur
(Widjadja, 2009)
176
LAPORAN PENDAHULUAN
I. Pendahuluan
a. Latar belakang
diabetes melitus
c. Masalah keperawatan
melitus)
1. Diagnosa keperawatan
melitus)
2. Rencana Tindakan
pengobatan
1. Kriteria struktur
2. Kriteria proses
3. Kriteria hasil
LAMPIRAN MATERI
a. Hipertensi
b. Penyakit jantung
c. Katarak, glukoma
d. Penyakit ginjal
Mansjoer, 2009)
180
LAPORAN PENDAHULUAN
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
diabetes melitus.
C. Proses Keperawatan
a. Diagnosa keperawatan
melitus)
regimen pengobatan
E. Kriteria Evaluasi
a. Kriteria Struktur
b. Kriteria Proses
penyuluhan
182
nyaman
c. Kriteria hasil
diabetes
183
LAMPIRAN MATERI
1. Edukasi
sekali, perawatan kaki dan kuku, perawatan sepatu dan kaus kaki
bulan
3. Latihan jasmani
hari seminggu selama 30-45 menit dengan jeda antar latihan tidak
lebih dari 2 hari berturut-turut). Contoh latihan jasmani atau olah raga
4. Terapi farmakologis
(Perkeni, 2015)
LAPORAN PENDAHULUAN
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dari hasil diskusi yang sudah dilakukan sebelumnya keluarga Ny. W telah
melitus
B. Masalah Keperawatan
C. Proses keperawatan
pengobatan
185
E. Kriteria Evaluasi
1. Kriteria Struktur
2. Kriteria Proses
3. Kriteria Hasil
LAMPIRAN MATERI
2014).
masalah
b. Cuci kaki dengan air hangat. Menyiapkan air hangat: uji air hangat
c. Cuci kaki dengan sabun lembut (sabu bayi atau sabun cair) untuk
kelembapan dan akan menjadi media yang media yang baik untuk
a. Potong dan rawat kuku secara teratur. Bersihkan kuku setiap hari pada
waktu mandi
b. Gunting kuku kaki harus mengikuti bentuk normal jari kaki. Tidak
terlalu pendek atau terlalu dekat dengan kulit, kemudian kikir agar
tidak tajam
c. Hindarkan luka pada jaringan sekitar kuku. Bila kuku keras, sulit di
b. Usahakan kaki selalu dalam keadaan hangat dan kering. Untuk itu
gunakan kaos kaki dari bahan katun dan sepatu dari bahan kulit.
Jangan lupa untuk mengganti kaos kaki dan sepatu setiap hari
c. Jangan memakai sepatu dan kaos kaki kekecilan dan periksa sepatu
d. Setiap kaki merasa dingin, gunakan kaos kaki, jangan merendam kaki
dengan panas
(Smeltzer, 2010)
188
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
1. Latar belakang
B. Masalah Keperawatan
C. Proses Keperawatan
2. Rencana tindakan
189
E. Kriteria Evaluasi
1. Kriteria Struktur:
2. Kriteria Proses
3. Kriteria Hasil
penderita DM
LAMPIRAN MATERI
1. Pengertian
dilakukan oeh pasien diabetes melitus untuk mencegah terjadinya luka dan
2. Persiapan Alat
a. Kursi
Kaki
menyentuh lantai
191
kali
keatas. Cara ini dilakukan bersamaan pada kaki kiri dan kanan secara
4. Tumit kaki diletakkan dilantai. Bagian ujung kaki diangkat keatas dan
sebanyak 10 kali
192
10 kali
7. Luruskan salah satu kaki diatas lantai kemudian angkat kaki tersebut
dan gerakkan ujung jari kaki ke arah wajah lalu turunkan kembali ke
namun gunakan kedua kaki kanan dan kiri secara bersamaan. Ulangi
10. Selanjutnya luruskan salah satu kaki dan angkat, putar kaki pada
pergelangan kaki, tuliskan pada udara dengan kaki dari angka 0 hingga
e. Bentuk kertas itu menjadi sebuah bola dengan kedua belah kaki,
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
1. Latar belakang
B. Masalah Keperawatan
C. Proses Keperawatan
2. Rencana tindakan
E. Kriteria Hasil
1. Kriteria struktur
2. Kriteria proses
3. Kriteria hasil
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
a. Latar belakang
penderita diabetes melitus serta senam kaki diabetes. Dari hasil diskusi
b. Masalah Keperawatan
B. Proses Keperawatan
a. Diagnosa keperawatan
b. Rencana tindakan
D. Kriteria Evaluasi
a. Kriteria struktur
b. Kriteria proses
penyuluhan
198
c. Kriteria hasil
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tanggal :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Examination)
Jumlah skor
Lampiran 16
DOKUMENTASI
200
201
202
203
204
205
CURICULUM VITAE
Riwayat pendidikan