SURIJAH MANCA
21606055
i
ABSTRAK
SURIJAH MANCA
(dibimbing oleh Muh. Sahlan Zamaa dan Andi Tilka Muftiah Ridjal)
Self-care merupakan kemampuan individu, keluarga dan masyarakat
dalam meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, menjaga kesehatan dan
mengatasi penyakit dan kecacatan dengan atau tanpa dukungan dari penyedia
layanan kesehatan. Data di Kelurahan Tamamaung menemukan bahwa terdapat
98 pasien diabetes mellitus type 2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara self care terhadap kualitas hidup pasien diabetes mellitus tipe 2
di Kelurahan Tamamaung Kecamatan Panakkukang Kota Makassar.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik
dengan rancangan cross sectional study, sampel dalam penelitian ini ditarik
dengan teknik accidental sampling atau pasien diabetes mellitus tipe 2 di
Kelurahan Tamamaung Kecamatan Panakkukang Kota Makassar yang ada saat
penelitian berlangsung dan sampel yang didapatkan sebanyak 98 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara self care
dengan kualitas hidup pasien diabetes mellitus tipe 2 dengan nilai p=0,006 < 0,05.
Simpulan penelitian ini adalah ada hubungan antara self care dengan
kualitas hidup pasien diabetes mellitus tipe 2. Disarankan kepada pasien diabetes
mellitus umtuk rutin melakukan diet dengan benar dan mengontrol kadar gula
darah dalam tubuh sehingga penyakitnya tidak mudah kambuh.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena berkat
judul “Hubungan Self Care dengan kualitas hidup pasien Diabetes Melitus Tipe 2
Awal dari ucapan terima kasih ini, penulis menyampaikan terima kasih yang
Manca dan Ibu Sitti N. M. yang dengan penuh ketabahan dan kesabaran serta
penulis.
Muh. Sahlan Zamaa, Ns. Sp. Kep. Mb selaku pembimbing I dan Ibu Andi Tilka
bimbingan dan arahan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Penulis juga
mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Andi Ayumar, SKM, M.Kes
dan Ibu Halmina Ilyas, S.kep, Ns, M.kep selaku Tim Penguji.
Demikian pula ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada :
1. Ibu A. Indri Damayanti Asaad Lantara SH, M.Adm, SDA, selaku Ketua
2. Ibu Esse Puji Pawenrusi, SKM, M.Kes, selaku Ketua STIK Makassar, dosen
iii
kepada penulis selama mengikuti pendidikan pada program studi Ilmu
5. Bapak Muh. Sahlan Zamaa, Ns. Sp. Kep. Mb sebagai Ketua Program Studi
Ilmu Keperawatan
7. Terima kasih kepada kakak tercinta Andi marjani S.kep yang selalu
menemani peneliti dikala suka dan duka dalam penyusunan skripsi ini
banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
Surijah Manca
iv
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN SAMPUL.....................................................................................i
ABSTRAK........................................................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................iii
DAFTAR ISI....................................................................................................v
DAFTAR TABEL............................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................5
C. Tujuan Penelitian................................................................................6
D. Manfaat Penelitian..............................................................................7
v
H. Etika Penelitian ..................................................................................48
BAB VI PENUTUP
A. Simpulan.............................................................................................59
B. Saran...................................................................................................59
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
orang dewasa (kadang dapat terjadi pada anak dan remaja), dan
bertahap akan bertambah berat. Diabetes mellitus tipe 2 sering disebut juga
diabetes mellitus terus meningkat setiap tahunnya. Saat ini terdapat 415 juta
1
orang dewasa berusia 20-79 dengan diabetes di seluruh dunia termasuk 193
juta yang tidak terdiagnosis. Pada akhir tahun 2015 terdapat 5.0 kematian,
dan jika tidak dihentikan pada tahun 2040 akan ada 642 juta orang yang
8,5 juta penderita setelah Cina, India, Amerika Serikat, Brazil, Rusia, dan
sendiri (self care) dibutuhkan oleh setiap individu manusia, baik laki-laki
maupun perempuan, anak-anak maupun dewasa. Saat self care tidak dapat
(Orem, 1971).
serius yang seharusnya tidak perlu terjadi atau dapat diperlambat. Resiko
2
sejalan dengan lamanya hiperglikemia. Berbagai komplikasi kronik ini
nilai dan budaya dimana mereka hidup dan kaitannya dengan tujuan
mereka tentang kualitas hidup pasien mungkin saja sangat berbeda dengan
3
kesehatannya sebagai prediktor indipenden kesakitan dan kematian pasien
mengalami gagal ginjal, dimana 60% dari pasien tersebut adalah pasien
DM. Semakin rendah kualitas hidup seseorang maka semakin tinggi resiko
kesakitan.
tahun 2016 yaitu 5700 kasus, pada tahun 2017 meningkat menjadi 14,067
kasus, pada tahun 2018 menjadi 14.604 kasus, dan semakin meningkat di
4
dilakukan oleh peneliti dari data rekam medik Puskesmas Tamamaung
ditemukan bahwa sebanyak 3.854 pasien diabetes mellitus tipe 2 pada tahun
2019 dan pada 3 bulan terakhir di tahun 2020 sebanyak 377 pasien
prevalensi penyakit DM yang cukup tinggi yang dapat kita lihat dari
latihan fisik.
B. Rumusan Masalah
5
Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan masalah penelitian
yaitu “hubungan self care dengan kualitas hidup pasien diabetes mellitus
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Kota Makassar.
2. Tujuan Khusus
Kota Makassar.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Ilmiah
2. Manfaat Institusi
6
3. Manfaat Praktis
DM tipe 2 dalam upaya melakukan perawatan diri secara mandiri (self care)
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
(Rizki, 2019).
penderita, dan mengancam jiwa jika tidak ditangani secara baik. Diabetes
2015).
8
jenis kelamin perempuan memiliki kualitas hidup yang rendah dari pada
laki-laki. Hal ini dikarenakan rasa cemas dan berlebih dan rasa kurang puas
<10 tahun memiliki kualitas hidup lebih buruk dari mereka yang telah
Self care diabetes yang efektif merupakan bagian penting dalam perawatan
klien penderita diabetes (Inge Ruth, 2014). Peningkatan self care diabetes
pasien diabetes karena self care diabetes merupakan upaya dasar untuk
melakukan self care secara mandiri, perawat akan membantu klien dalam
pemenuhan self care, akan tetapi tidak seluruh prosedur melainkan dengan
9
kadar gula darah atau hiperglikemia akibat penurunan sekresi insulin dan
2. Manifestasi Klinis
dikarenakan kadar gula dalam tubuh relatif tinggi sehingga tubuh tidak
urin. Gejala pengeluaran urin ini lenih sering terjadi pada malam hari dan
Polidipsia adalah rasa haus berlebihan yang timbul karena kadar glukosa
cairan.
Pasien DM akan merasa cepat lapar dan lemas, hal tersebut disebabkan
10
3. Klasifikasi
a. Diabetes tipe 1
Biasanya terjadi pada remaja atau anak, dan terjadi karena kerusakan sel β
autoimun, namun hal ini juga tidak diketahui secara pasti. Diabetes tipe 1
diabetes tipe 2, akan meningkat setiap tahun baik di Negara maju maupun di
b. Diabetes tipe 2
di tandai oleh kenaikan gula darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel
beta pankreas dan atau ganguan fungsi insulin (resistensi insulin). Biasanya
terjadi pada usia dewasa (WHO, 2014). Seringkali diabetes mellitus tipe 2
dunia dan sebagian besar merupakan akibat dari memburuknya faktor risiko
2013).
11
kerja insulin. hal ini biasa terjadi pada saat hamil muda dan akan normal
setelah proses persalinan. Penting untuk mengetahui jenis DM, karena dapat
berdampak buruk pada janin jika tidak ditangani segera. Ada sekitar 2%-5%
hari.
(kerusakan genetic sel beta pankreas dan kerja insulin), penyakit eksokrin
sebab imunologis yang jarang dan sindrom genetic yang terkait DM.
4. Patofisiologi
Ini berarti bahwa tubuh tidak mampu memproduksi insulin yang cukup
untuk memenuhi kebutuhan yang ditandai dengan kurangnya sel beta atau
12
tipe 2 ini, ketika obat oral gagal untuk merangsang pelepasan insulin yang
5. Komplikasi DM tipe 2
1. Hipoglikemia
2. Ketoasidosis diabetik
hiperglikemia berat dengan kadar glukosa serum lebih dari 600 mg/dl (Price
13
b. Komplikasi metabolik kronik
(2014) dalam Fatimah (2015) dapat berupa kerusakan pada pembuluh darah
(makrovaskuler) diantaranya:
(>300 mg/24 jam atau >200 ih/menit) minimal 2 kali pemeriksaan dalam
Komplikasi pada pembuluh darah besar pada pasien diabetes yaitu stroke
14
Komplikasi penyakit jantung coroner pada pasien DM disebabkan karena
adanya iskemia atau infark miokard yang terkadang tidak disertai dengan
2) Penyakit serebrovaskuler
menyerupai gejala pada komplikasi akut DM, seperti adanya keluhan pusing
atau vertigo, gangguan penglihatan, kelemahan dan bicara pelo (Smaltzer &
6. Faktor Risiko DM
1. Gaya hidup
minuman bersoda adalah salah satu gaya hidup yang dapat memicu
terjadinya DM tipe 2.
Perilaku diet yang tidak sehat yaitu kurang olahraga, menekan nafsu
3. Obesitas
penyakit DM. menurut Fauzi (2018), obesitas dapat membuat sel tidak
15
pada tubuh, maka tubuh semakin resisten terhadap kerja insulin, terutama
bila lemak tubuh terkumpul didaerah sentral atau perut (central obesity).
Perhitungan berat badan ideal dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) menurut
1. Usia
tipe 2. DM tipe terjadi pada orang dewasa setengah baya, paling sering
16
2. Riwayat keluarga diabetes mellitus
memiliki ibu penderita DM tingkat risiko terkena DM sebesar 4,3 kali lipat
lebih tinggi dan 3,5 kali lipat lebih tinggi jika ayah penderita DM. apabila
kedua orang tua menderita DM, maka akan memiliki risiko terkena DM
Risiko DM tipe 2 lebih besar terjadi pada hispanik, kulit hitam, penduduk
7. Pencegahan DM
dilakukan dengan menurunkan berat badan sedikit (5%-7% dari total berat)
terhadap risiko DM, terutama pada yang memiliki berat badan berlebih
17
a. Pencegahan primordial
mendukung kesehatan umum dan upaya menghindarkan diri dari risiko DM.
b. Pencegahan primer
memiliki factor risiko, yakni mereka yang belum terpapar suatu penyakit
2018).
c. Pencegahan sekunder
18
sehingga mencapai target terapi yang diharapkan. Penyuluhan dilakukan
d. Pencegahan tersier
rujukan. Kerja sama yang baik antara para ahli diberbagai disiplin (jantung,
8. Penatalaksaan
19
b. Penilaian klinis: setelah menegakkan diagnosis diabetes mellitus, lakukan
system saraf otonom dan/atau saraf sensoris perifer) dan kaki (ulkus,
diperiksa.
apabila kadar kolesterol tetap tinggi setelah ini, terapi penurunan lipid
secara agresif dengan statin dapat dilakukan. Hampir semua orang yang
terapi statis.
pengurangan berat badan dapat mengurangi resistensi pada diabetes tipe 2).
20
Batasi asupan karbohidrat olahan dan perbanyak asupan karbohidrat
berlebih.
2. Obat hipoglikemik oral diindikasikan pada diabetes tipe 2 apabila diet saja
atau hipoglikemia.
jarang.
21
terhadap insulin, mengaktivasi peroxisome proliferator-activited receptor
dengan diabetes tipe 1 dan sebagian pasien dengan diabetes tipe 2. Ada
sapi atau babi. Sediaan yang berbeda memiliki onset dan lama kerja yang
kimiawi, misalnya lispro, yang memilki onset yang cepat dan lama kerja
1. Pengertian
Self care merupakan salah satu teori keperewatan yang dikemukakan oleh
Dorothem Orem. Definisi self care menurut Orem adalah tindakan manusia
22
Pengertian lain dari self care yang dikemukakan oleh Orem yaitu
suatu pelaksanaan kegiatan yang diprakarsai dan dilakukan oleh individu itu
Jika self care dibentuk dengan efektif, maka hal tersebut akan membantu
pola makan (diet), latihan fisik (olahraga), perawatan kaki, penggunaan obat
23
Penyakit diabetes melitus membutuhkan penanganan seumur hidup
dengan cara menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa darah. Hal
tersebut dapat dilakukan dengan cara memelihara kualitas hidup yang baik
dan menjaga kadar glukosa darah dalam batas normal tanpa terjadi
hipoglikemia.
mencapai dan mempertahankan berat badan dalam batas normal atau kurang
lebih 10% dari verat badan ideal, mencegah komplikasi akut dan kronik,
menilai kondisi pasien atau status gizi pasien dengan cara menghitung
Indeks Masa Tubuh (IMT). Hal ini bertujuan agar pasien mengetahui
apakah penderita mengalami obesitas, normal, atau kurang gizi. IMT normal
lemak 20-25%, kolestrol <300 mg/hr, serat 25 g/hr, gara, dan pemanis dapat
digunakan secukupnya.
24
b. Latihan fisik (olahraga)
sirkulasi darah dan tonus otot, mengubah kadar lemak darah yaitu
kolestrol.
teratur ini akan merangsang peningkatan aliran darah dan penarikan glukosa
penderita diabetes.
pemantauan kadar gula darah secara mandiri berfungsi sebagai deteksi dini
ini dianjurkan bagi pasien dengan penyakit DM yang tidak stabil, memiliki
25
d. Terapi farmokologi/minum obat DM
latihan fisik, dan Obat Hipoglikemia Oral (OHO) ketika tidak dapat
mana terdapat insulin yang mengatur glukosa darah seperti pada hati, usus,
kerja insulin adalah sulfonil, repaglinid, dan insulin yang disuntikkan. Obat-
e. Perawatan kaki
kaki. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat perawatan kaki adalah penderita
26
DM harus memeriksa kondisi kaki setiap hari, mencuci kaki dengan bersih
kaki secara rutin, memilih alas kaki yang nyaman, serta mengecek bagian
a. Umur
tidak adekuat pada tingkat sel yang berdampak terhadap peningkatan kadar
glukosa darah. Usia 50 tahun keatas akan terjadi peningkatan 5-10 mg/dl
b. Jenis kelamin
kejadian DM tipe 2 terus meningkat pada wanita. Hal ini karena produksi
(Andayani, 2010).
c. Tingkat pendidikan
27
yang tinggi dapat lebih terampil utnuk mengatur (manage) dirinya sendiri
d. Pekerjaan
secara konstan mempengaruhi self care diabetes, pasien yang memiliki self
efficancy tinggi akan menunjukkan perilaku self care yang lebih baik (Sari,
2017).
f. Pengetahuan
28
Pelayanan kesehatan mencakup semua pelayanan yang bertumpu pada
diagnosis suatu penyakit dan perlakuan yang harus diberikan, atau system
telah terdaftar sebagai peserta dari BPJS kesehatan, sebagian besar telah
h. Dukungan keluarga
fasilitas kesehatan dan faktor penguat seperti dukungan keluarga, teman dan
tenaga kesehatan.
adalah kelompok individu yang tinggal bersama dalam suatu rumah tangga
Salah satu sumber dukungan bagi penderita DM tipe 2 yaitu berasal dari
29
mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan
(Hestiana, 2017).
1. Pengertian
posisi individu dalam hidup dalam konteks budaya dan sistem nilai
mereka dalam kehidupan dalam konteks budaya dan sistem nilai dimana
30
perbandingan kondisi kehidupan yang diinginkan dan kondisi kehidupan
Diabetes Mellitus pada perempuan dipengaruhi oleh salah satu faktor resiko,
laki-laki jumlah lemak tubuh < 25% dan pada perempuan jumlah lemak
tubuh < 35%. Keadaan ini menyebabkan kejadian Diabetes Mellitus lebih
b. Usia
hidup yang lebih baik karena biasanya kondisi fisiknya yang lebih baik
dibandingkan yang berusia tua. Usia tua akan memiliki peningkatan risiko
31
mempengaruhi homeostasis tubuh, termasuk perubahan fungsi sel beta
hormon atau penggunaan glukosa yang tidak adekuat pada tingkat sel yang
keatas akan terjadi peningkatan 5-10 mg/dl setiap tahun (Hardi, 2016)
c. Pendidikan
untuk aktif menjalankan aktivitas self care, sehungga kadar glukosa darah
dapat terkendali dan status kesehatan pasien tetap stabil (Javanbakht et al.,
d. Status Kontrol
aktivitas self care, maka pengendaian kadar glukosa darah yang menjadi
32
normal, komplikasi tidak akan terjadi dan keadaan ini akan meningkatkan
kualitas hidup.
e. Lama Menderita DM
program diet yang telah diprogramkan, kurang aktifitas fisik, merokok dan
f.Komplikasi Akibat DM
33
3. Aspek-aspek kualitas Hidup
dan alat bantu medis, energi dan kelelahan, mobilitas, rasa sakit dan
seksual.
2016).
34
Quality Of Life-BREF (WHOQOL-BREF). Struktur WHOQOL-100
a. Kesehatan fisik
b. Psikologis
c. Tingkat aktivitas
d. Hubungan sosial
e. Lingkungan
f.Spiritualitas/agama/kepercayaan.
a. Kesehatan fisik
b. Psikologis
c. Hubungan sosial
35
D. Sintesa Hasil Penelitian Sebelumnya
Tabel 2 Sintesa
Penelitian Sebelumnya
No Judul penelitian Peneliti Sampel dan Hasil/Temuan
Desain
Penelitian
1 Kassahun 1. 309 pasien Pasien dengan
Diabetes Related et al, 2. Cross- pendidikan
Know, Self Care (2016) sectional study rendah
Behaviours And berkorelasi
Adherence To secara
Medicatios Among bermakna
Diabetic Patients In terhadap
Southwest Ethiopia: perawatan diri
A Cross Sectional (self Care)
Survey yang buruk
(p<0,05).
2 Self Care Behaviors Rawashde 1. 177 pasien Pendidikan
Of Adults With Type h (2017) 2. Cross- tinggi secara
2 Diabetes Mellitus sectional study signifikan
In Greece. mempengaruhi
self care
behaviours
(p<0,001).
3 Influence Of Cosansu et 1. 350 pasien Hasil uji
Psychosocial al, (2014) 2. Cross menemukan
Factors On Self sectional study tingkat
Care Behaviors And pendidikan
Glycemic Control In pasien DM
Turkish Patients tipe 2
With Type2 Diabetes berhubungan
Mellitus dengan
manajemen
3. 79 pasien
4 Hidayah diri pada
Hubungan Perilaku 4. Cross
(2019) diabetes
Self-Management sectional study
mellitus.
Dengan Kadar Gula Hasil
Darah Pada Pasien penelitian
Diabetes Mellitus menunjukkan
Tipe 2 Di Wilayah bahwa tanda
Kerja Puskesmas dan gejala
Pucang Sewu, yang muncul
Surabaya pada kedua
pasien hampir
36
sama, namun
terdapat
5. 38 pasien beberapa
Cross perbedaan
5 Asnaniar sectional study dengan teori
Hubungan Self Care (2019) yaitu pada
Management pengkajian,
Diabetes dengan diagnosa,
Kualitas Hidup intervensi,
Pasien Diabetes implementasi
Mellitus Tipe 2 dan evaluasi.
Hasil
penelitian
menunjukan
ada hubungan
antara self care
dengan
kualitas hidup
pada pasien
diabetes
melitus di
Puskesmas
Antang
Makassar (p=
0.000).
37
BAB III
KERANGKA KONSEP
obesitas, usia, tekanan darah, aktifitas fisik, kadar kolesterol, stress, dan
3. Perawatan kaki
4. Minum obat,
38
Adapun dasar pemikiran variabel penelitian seperti pada gambar. 1 berikut
ini:
39
B. Pola Pikir Variabel Penelitian
Kualitas Hidup
Self Care Pasien Diabetes
Mellitus tipe 2
Keterangan:
: Variabel Independen yang akan diteliti
: Variabel Dependen
: Garis Penghubung
1. Self Care
latihan fisik, pemantauan kadar glukosa darah dan minum obat secara
teratur.
40
Kriteria objektif
hidup pasien yang menderita diabetes diukur sesuai indikator. Total Skor
Kriteria objektif
1. Hipotesis Penelitian
Hipotesis Alternatif (Ha) : Ada hubungan self care dengan kualitas hidup
Makassar.
41
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain cross sectional
study. Dalam penelitian ini peneliti mencari hubungan self care dengan
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
42
1. Populasi
tipe 2 pada tahun 2019 dengan jumlah pasien sebanyak 5421 orang dan 3
bulan terakhir sebanyak 788 orang. Jadi populasi pada penelitian ini adalah
6.209.
2. Sampel
populasi yang ciri-cirinya diselidiki atau diukur (Sabri & Hustono, 2014).
Adapun jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 98 orang
a) Kriteria Inklusi :
b) Kriteria Eksklusi :
43
D. Pengumpulan Data
1. Sumber Data
a. Data Primer
dimana kuesioner tersebut diisi oleh peneliti atau perwakilan yang telah
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari rekan kerja atau
dengan cara mengambil surat izin pengambilan data awal dari instansi
a) Observasi
b) Dokumen
cara mengambil data yang berasal dari dokumen asli. Dokumen asli
44
tersebut dapat berupa gambar, tabel, atau daftar periksa, dokumenter.
menilai self care dan kualitas hidup pasien diabetes mellitus tipe 2. Lembar
Lembar penilaian penelitian ini terdiri dari dua form kuesioner untuk 2 item
E. Pengolahan Data
1) Editing
2) Coding
45
Coding adalah usaha mangklasifikasi jawaban-jawaban/hasil-
3) Entry Data
4) Cleaning
e) Scoring
(Nursalam, 2014).
f) Tabulating
46
Tabulasi data merupakan proses pengolahan data yang dilakukan
bahwa tabulasi data adalah penyajian data dalam bentuk tabel atau daftar
yang diperoleh dari lapangan sudah tersusun dan terangkum dalam tabel-
F. Analisis Data
kemaknaan 0,05.
dengan menggunakan:
a) Analisis Univariat
hubungan self care dengan kualitas hidup pasien diabetes mellitus tipe
2.
b) Analisis Bivariat
47
Analisis data bivariat adalah analisis yang dilakukan lebih dari
2016).
tidak. Jika data terdistribusi normal maka harus dilakukan uji chi
square.
G. Penyajian Data
H. Etika Penelitian
akan diteliti dan memenuhi kriteria inklusi. Lembar ini juga dilengkapi
48
Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak mencantumkan
nama responden.
3) Confidentiality (Kerahasiaan)
BAB V
A. Hasil Penelitian
dengan total sampel sebanyak 98 pasien yang menderita diabetes melitus tipe
49
2 guna untuk mendapatkan informasi tentang self care terhadap kualitas hidup
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Cross Sectional
Study agar data yang didapatkan dapat diolah secara bersamaan dan
menghubungkan satu variabel dengan variabel yang lain yaitu variabel self
menjelaskan isi tabel dan di narasikan pada pembahasan dari penelitian ini.
yang disajikan dalam bentuk tabel dapat dilihat pada penyajian berikut:
1. Analisis Univariat
Tabel 3
Distribusi Karakteristik Responden Penderita Diabetes Melitus Tipe 2
Di Kelurahan Tamamaung Kecamatan Panakukang Kota Makassar
Tahun 2020
50
Variabel n %
Umur (Tahun)
31 – 40 6 6,1
41 – 50 16 16,3
51 – 60 42 42,9
61 – 70 34 34,7
Pendidikan Terakhir
Tidak Sekolah 3 3,1
SD 15 15,3
SMP 30 30,6
SMA 20 20,4
Tamat Perguruan Tinggi 30 30,6
Jenis Kelamin
Laki-Laki 46 46,9
Perempuan 52 53,1
Pekerjaan
PNS / Pensiunan 28 28,6
Pegawai Swasta 5 5,1
Pedagang 17 17,3
Buruh Harian 11 11,2
Tidak Bekerja 2 2,0
Ibu Rumah Tangga 35 35,7
Jumlah 98 100
Sumber: Data Primer
51
rumah tinggi dengan persentase sebesar 35,7% sedangkan untuk tidak bekerja
b. Variabel Penelitian
Tabel 4
Distribusi Responden Berdasarkan Self Care Pasien Diabetes Melitus
Tipe 2 di Kelurahan Tamamaung Kecamatan
Panakukang Kota Makassar
Tahun 2020
Self Care N %
Baik 50 51,0
Cukup 48 49,0
Jumlah 98 100
Sumber: Data Primer
Tabel 4
Distribusi Responden Berdasarkan Kualitas Hidup Pasien Diabetes Melitus
Tipe 2 di Kelurahan Tamamaung Kecamatan
Panakukang Kota Makassar
Tahun 2020
Kualitas Hidup N %
Kurang 47 48,0
Cukup 51 52,0
Jumlah 98 100
Sumber: Data Primer
52
cukup tertinggi dengan persentase sebesar 52,0% dibandingkan variabel
2. Analisis Bivariat
a. Hubungan Self Care dengan kualitas hidup pasien diabetes mellitus tipe
Tabel 5
Hubungan Self Care dengan kualitas hidup pasien diabetes mellitus tipe 2
Di Kelurahan Tamamaung Kecamatan Panakukang Kota Makassar
Tahun 2020
Kualitas Hidup Jumlah X2
Self Care Kurang Cukup (Nilai ρ)
N % n % n %
Baik 25 50,0 25 50,0 50 100 0,006
Cukup 22 45,8 26 54,2 48 100
Jumlah 47 48,0 51 52,0 98 100
Sumber : Data Primer
Tabel 5 menunjukkan bahwa dari 50 pasien dengan Self Care yang baik
sebanyak 25 (50,0%) pasien dengan kualitas hidup yang kurang dan juga
48 pasien yang memiliki Self Care yang cukup lebh banyak yang memiliki
hubungan dengan uji Chi-Square mendapatkan hasil 0,006 < 0,05 atau ada
hubungan antara Self Care dengan kualitas hidup pasien diabetes mellitus
53
b. Hubungan Self Care dengan jenis kelamin pasien diabetes mellitus tipe
Tabel 5
Hubungan Self Care dengan Kualitas Hidup Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2
Di Kelurahan Tamamaung Kecamatan Panakukang Kota Makassar
Tahun 2020
Self Care Jumlah X2
Jenis Kelamin Baik Cukup (Nilai ρ)
N % n % n %
Laki-Laki 26 56,5 20 43,5 46 100 0,004
Perempuan 21 40,4 31 59,6 52 100
Jumlah 47 48,0 51 52,0 98 100
Sumber : Data Primer
Tabel 5 menunjukkan bahwa dari 47 pasien dengan Self Care kurang lebih
dari 51 pasien dengan Self Care cukup lebih banyak yang berjenis kelamin
mendapatkan hasil 0,004 < 0,05 atau ada hubungan antara jenis kelamin
54
B. Pembahasan
Kegiatan self care diabetes dalam penelitian ini yaitu untuk menanyakan
Tabel 5 menunjukkan bahwa dari 47 pasien dengan self care kurang lebih
dari 51 pasien dengan self care cukup lebih banyak yang berjenis kelamin
mendapatkan hasil 0,004 < 0,05 atau ada hubungan antara jenis kelamin
Self care merupakan salah satu teori keperewatan yang dikemukakan oleh
Dorothem Orem. Definisi self care menurut Orem adalah tindakan manusia
55
pada tabel 5 yang menunjukkan bahwa dari 50 pasien dengan Self Care
yang baik sebanyak 25 (50,0%) pasien dengan kualitas hidup yang kurang
sedangkan dari 48 pasien yang memiliki Self Care yang cukup lebih banyak
hasil analisis uji hubungan dengan uji Chi-Square mendapatkan hasil 0,006
< 0,05 atau ada hubungan antara Self Care dengan kualitas hidup pasien
Kota Makassar.
dilakukan oleh (Irma, 2019) yang menemukan bahwa ada hubungan antara
perawatan diri (self care) dengan kualitas hidup pasien diabetes mellitus di
Poli Sakit Ruma Sakit Umum Daerah Langsa dengan nilai p=0,006 < 0,05
hal ini dikarenakan beberapa pasien mampu melakukan perawat diri secara
mandiri seperti perawatan kaki, akitivitas fisik, minum obat dan pengecekan
bahwa usia adalah salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat self care
56
pasien. Dimana hasil dari data demografi rata-rata usia responden adalah 45-
55 tahun (40,7%) lebih banyak memilih kurang baik, hal ini disebabkan
pola makan karena karena pola pikir dan penuaian. Hal ini sejalan dengan
pasien DM, selain faktor riwayat keluarga dan obesitas. Proses penuaan
pengetahuan dan keterampilan merawat diri secara baik pula, hal ini pasien
57
gula darah untuk mencegah terjadinya komplikasi, perawatan diri yang
dilakukan pasien setiap hari adalah latihan fisik, dan memonitoring kadar
akan menuntun pasien untuk aktif menjalankan aktifitas self care, sehingga
kadar glukosa darah dapat terkendali dan status kesehatan pasien tetap stabil
yang berperan dalam hubungan self care dengan kualitas hidup, beberapa
cukup puas terhadap kualitas hidup, hal ini karena pasien perempuan lebih
banyak dalam penelitian ini daripada laki-laki dan perempuan lebih tertarik
setiap hari. Keadaan ini dapat dikaitkan dengan neuropati dan komplikasi
58
aetrosklerosis. Hal ini juga didukung oleh jurnal Sarac (2007) dikatakan
bahwa jenis kelamin merupakan salah satu factor yang berperan dalam
(2011) juga memiliki hasil penelitian yang sama yaitu dari 100 orang
self care dengan kualitas hidup pada penderita diabetes mellitus tipe 2 yang
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wa Ode
59
Puskesmas Antang Kota Makassar dengan nilai p=0,006 < 0,05 hal ini
hidup dengan mengubah gaya hidup yang tidak sehat menjadi sehat berupa
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh (Jeanny, 2015) dimana beliau mengatakan bahwa tidak ada hubungan
antara self care dengan kualitas hidup responden setelah dipengaruhi oleh
jenis kelamin dan depresi. Setiap peningkatan satu satuan self care dapat
kelamin dan depresi. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa self care
hidup.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari hasil uji statistik ditemukan
bahwa ada hubungan antara self care dengan kualitas hidup pada penderita
Diabetes Melitus Tipe 2. Artinya bahwa kualitas hidup akan semakin baik
apabila dilakukan self care dengan baik pula dan begitupun sebaliknya pasien
yang mempunyai self care kurang memiliki kualitas hidup yang kurang.
60
terhadap penyakit dan meningkatkan keyakinan akan peningkatan
C. Keterbatasan Penelitian
Corona.
3. Mengingat waktu saat melakukan penelitian pada kondisi musim hujan yang
61
BAB VI
PENUTUP
A. Simpulan
Simpulan dari penelitian ini bahwa adanya hubungan self care dengan
B. Saran
DM tipe 2 agar selalu bersemangat dan terus melakukan self care agar
62
3. Peneliti menyarankan kepada pasien DM Tipe 2 untuk selalu melakukan
aktivitas fisik setiap minggu mengingat akan pentingnya self care ini demi
63
DAFTAR PUSTAKA
Aji. 2016. Hubungan Perilaku Nongkrong, Pola Konsumsi Fast Food, Dan Indeks
Massa Tubuh Dengan Kadar Gula Darah Siswa Kelas Xi Sma Pangudi
Luhur Dan Sman 8 Yogyakarta. Diperoleh dari:
https://repository.usd.ac.id/7269/2/121434026_full.pdf. Diakses 18 Maret
2020.
Askandar. 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 2. Fakultas Kedokteran.
Diperoleh dari: books.google.co.id › books. Diakses 18 Maret 2020.
Arviani. 2015. Gambaran Asupan Makan Pasien dengan Kadar Glukosa darah
Pada pasien Diabetes mellitus tipe II RSUD Dr. Moewardi. Diperoleh dari:
http://eprints.ums.ac.id/38292/4/BAB%20I.pdf. Diakses 18 Maret 2020.
a
Hardi. 2016. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hidup Pasien DM.
Diperoleh dari: http://eprints.umpo.ac.id/4621/3/BAB%202.pdf. Diakses
10 April 2020.
Izza. 2019. Kepatuhan Penderita Diabetes Mellitus Tipe-2 Yang Menjalani Terapi
Diet Ditinjau Dari Theory of Planned Behavior. Diperoleh dari:
http://repository.unair.ac.id/84169/4/TKP.11-19%20Izz%20k.pdf. Diakses
18 Maret 2020.
Muhlisin. 2017. Teori Self Care Dari Orem Dan Pendekatan Dalam Praktek
Keperawatan. Diperoleh dari:
http://journals.ums.ac.id/index.php/BIK/article/viewFile/3800/2460.
Diakses 18 Maret 2020.
Nur. 2017. Hubungan Gangguan Kognitif dengan Manajemen Diri pada Pasien
Diabetes Mellitus Tipe 2 di Puskesmas Kuranji Padang. Diperoleh dari:
http://scholar.unand.ac.id/29785/2/BAB%20I.pdf. Diakses 18 Maret 2020.
b
________ .2016. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Putra. 2017. Hubungan Antara Kadar Glukosa Darah Dengan Kadar Α-Amilase
Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Yang Obesitas. Diperoleh dari:
http://repository.unimus.ac.id/1113/3/BAB%20II.pdf. Diakses 18 Maret
2020.
Pawenrusi, EP, dkk, 2017. Buku Pedoman Penulisan Skripsi Edisi 17. Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar
Rachmawati. 2015. Gambaran Kontrol dan Kadar Gula Darah Pada Pasien
Diabetes Melitus di Poliklinik Penyakit Dalam RSJ Prof. Dr. Soerojo
Magelang. Diperoleh dari:
http://eprints.undip.ac.id/51779/1/Skripsi_Nita_Rachmawati_PDF.pdf.
Diakses 18 Maret 2020.
Reny, 2017. Hubungan Self Care Dengan Kualitas Hidup Pasien Diabetes
Mellitus. Journal Endurance Vol. 2 No. 2 Hal. 132-144
Sabri, & Hastono. 2014. Statistik Kesehatan. Jakarta: PT. Raja grafindo.
c
Makassar. Diperoleh dari:
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/8208/JURNAL
%20RAGIL%20WAHYUNI.pdf. Diakses 18 Maret 2020.
Wirnasari, 2019. Hubungan Self Care Dengan Kualitas Hidup Pasien Diabetes
Melitus di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan. Jurnal Keperawatan
STIKES Santa Elisabeth Medan
d
PERMOHONAN UNTUK MENJADI RESPONDEN
(INFORMED CONSENT)
Kepada Yth,
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa Progam Studi
NPM : 21606055
semua informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk
kepentingan penelitian. Jika Bapak/Ibu telah menjadi responden dan terjadi hal-
Makassar,...................
Peneliti
e
(SURIJAH MANCA)
LEMBARAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
saya bersedia menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa
Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar atas
tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui “Hubungan Self Care Dengan
penyelesaian tugas akhir dari peneliti. Partisipasi saya dalam penelitian ini tidak
menimbulkan kerugian bagi saya sehingga jawaban yang saya berikan adalah
yang sebenarnya dan dijaga kerahasiaannya, oleh karena itu saya bersedia menjadi
Makasar,.........................2020
Responden
f
(……………………………………)
LEMBAR KUESIONER
A. IDENTITAS RESPONDEN
1. Inisial :......................................................................
2. Umur : .....................................................................
4. Pendidikan : .....................................................................
5. Pekerjaan : .....................................................................
g
LEMBAR KUESIONER
SUMMARY DIABETES SELF-CARE ACTIVITIES (SDSCA)
Pertanyaan di bawah ini menanyakan mengenai aktivitas perawatan diri yang anda
lakukan selama 7 hari terakhir ini untuk penyakit diabetes. Berilah tanda (√)
sesuai dengan jumlah hari yang anda lakukan.
Jumlah Hari
No Pertanyaan
0 1 2 3 4 5 6 7
Dalam satu minggu terakhir ini berapa
hari Bapak/Ibu mengikuti perencanaan
1
makan (diet) sesuai dengan yang
dianjurkan
Dalam satu minggu terakhir ini berapa
hari Bapak/Ibu membatasi jumlah kalori
2
yang di makan sesuai dengan anjuran
untuk mengontrol diabetes
Dalam satu minggu terakhir ini berapa
h
hari Bapak/Ibu makan-makanan selingan
yang banyak mengandung gula (seperti
kue, biskuit, selai dan lain-lain)
i
LEMBAR KUESIONER
KUALITAS HIDUP
Petunjuk pengisian : Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan cara memberi tanda
j
anda?
4. Seberapa sering anda menemukan
diabetes anda membatasi hubungan
sosial dan pertemanan anda?
k
PERHITUNGAN SKALA LIKERT
Jumlah pertanyaan = 13
Kategori (K) = 2, yaitu banyaknya kategori pada kriteria obkejtif suatu variabel,
kategori yaitu positif dan negatif
l
MASTER TABEL PENELITIAN
HUBUNGAN SELF CARE DENGAN KUALITA
DIABETES MELITUS TYPE 2 DI KELURAHAN TAMAMAUNG KECAMA
Self Care
Pendidikan Pekerjaa
No Nama Umur Coding Coding Jenis Coding Pertanyaan
Terakhir n
Kelamin Coding 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 37 3 SMP 3 Laki-Laki 1 Pedagang 3 4 1 2 2 1 2 4 6 4 3 5 6 4
2 43 4 SMA 4 Perempuan 2 Ibu Rumah Tangga 6 2 5 3 7 3 4 3 2 3 4 4 2 5
3 66 6 D3 5 Laki-Laki 1 PNS 1 6 3 7 2 4 7 6 5 5 6 2 5 7
4 55 5 SMA 4 Perempuan 2 Pensiunan 1 3 2 6 4 5 6 5 3 7 3 7 7 6
5 52 5 S1 5 Laki-Laki 1 PNS 1 4 1 2 4 5 4 2 1 3 4 3 3 1
6 60 5 SMP 3 Laki-Laki 1 Buruh Harian 4 7 5 3 1 6 5 7 4 4 7 4 5 4
7 53 5 SD 2 Perempuan 2 Ibu Rumah Tangga 6 4 6 1 5 2 3 3 6 4 3 5 4 3
8 48 4 SMA 4 Perempuan 2 Ibu Rumah Tangga 6 1 2 7 4 7 4 5 3 5 6 6 3 7
9 54 5 SMP 3 Laki-Laki 1 Pedagang 3 6 7 3 2 5 7 6 2 3 4 4 4 6
10 62 6 D3 5 Perempuan 2 PNS 1 3 5 6 4 3 6 4 4 2 4 1 6 3
11 51 5 SD 2 Laki-Laki 1 Buruh Harian 4 4 4 5 6 2 3 5 1 1 3 2 3 2
12 47 4 SMA 4 Perempuan 2 Ibu Rumah Tangga 6 7 1 4 3 4 1 2 6 3 7 4 7 4
13 59 5 SMA 4 Perempuan 2 Ibu Rumah Tangga 6 6 4 3 5 6 4 4 7 5 4 5 4 7
14 66 6 S1 5 Perempuan 2 PNS 1 2 3 4 4 2 5 6 5 7 5 1 2 3
15 49 4 SMA 4 Laki-Laki 1 Pegawai Swasta 2 5 5 6 2 5 7 5 3 3 3 3 5 6
16 32 3 SMA 4 Perempuan 2 Ibu Rumah Tangga 6 3 7 3 7 7 6 4 6 2 6 6 4 1
17 58 5 S1 5 Perempuan 2 PNS 1 1 3 4 3 3 1 5 4 1 4 1 4 4
18 48 4 SD 2 Perempuan 2 Ibu Rumah Tangga 6 4 4 7 4 5 4 4 2 6 1 4 2 3
19 52 5 SMP 3 Laki-Laki 1 Pedagang 3 6 4 3 5 4 3 6 7 3 2 5 5 7
20 66 6 SMA 4 Laki-Laki 1 Buruh Harian 4 3 5 6 6 3 7 1 1 2 3 1 4 4
21 42 4 S1 5 Laki-Laki 1 PNS 1 2 3 4 4 4 6 5 3 2 6 2 4 6
22 55 5 SMA 4 Perempuan 2 Ibu Rumah Tangga 6 4 2 4 1 6 3 4 4 2 7 7 3 2
23 57 5 S1 5 Laki-Laki 1 PNS 1 1 1 3 2 3 2 3 5 5 2 1 7 3
24 48 4 S1 5 Perempuan 2 PNS 1 6 3 7 4 7 4 6 4 7 6 3 2 5
25 44 4 SMP 3 Perempuan 2 Ibu Rumah Tangga 6 7 5 4 5 4 7 7 5 3 1 5 6 4
26 48 4 SD 2 Laki-Laki 1 Buruh Harian 4 5 7 5 1 2 3 4 3 2 3 1 5 6
27 52 5 TIDAK SEKOLAH 1 Perempuan 2 Ibu Rumah Tangga 6 3 3 3 3 5 6 4 5 5 2 6 1 3
28 49 4 SD 2 Laki-Laki 1 Buruh Harian 4 6 2 6 6 4 1 3 6 3 7 2 4 7
29 41 4 SMP 3 Perempuan 2 Ibu Rumah Tangga 6 4 1 4 1 4 4 6 3 2 6 4 5 6
30 58 5 S1 5 Perempuan 2 PNS 1 2 6 1 4 2 3 4 4 1 2 4 5 4
31 40 3 SMP 3 Perempuan 2 Ibu Rumah Tangga 6 7 3 2 5 5 7 4 7 5 3 1 6 5
32 52 5 D3 5 Perempuan 2 PNS 1 1 2 3 1 4 4 3 4 6 1 5 2 3
33 58 5 SMA 4 Perempuan 2 Ibu Rumah Tangga 6 3 2 6 2 4 6 6 1 2 7 4 7 4
34 40 3 TIDAK SEKOLAH 1 Perempuan 2 Ibu Rumah Tangga 6 4 2 7 7 3 2 4 6 7 3 2 5 7
35 54 5 D3 5 Laki-Laki 1 Pedagang 3 5 5 2 1 7 3 1 3 5 6 4 3 6
36 59 5 SMA 4 Perempuan 2 Ibu Rumah Tangga 6 4 7 6 3 2 5 5 4 4 5 6 2 3
37 61 6 SMP 3 Perempuan 2 Ibu Rumah Tangga 6 5 3 1 5 6 4 2 7 1 4 3 4 1
38 63 6 D3 5 Perempuan 2 Ibu Rumah Tangga 6 3 2 3 1 5 6 6 6 4 3 5 6 4
39 64 6 SMP 3 Laki-Laki 1 Buruh Harian 4 5 5 2 6 1 3 3 2 3 4 4 2 5
40 66 6 D3 5 Perempuan 2 Ibu Rumah Tangga 6 2 2 6 4 3 4 5 5 5 6 2 5 7
41 66 6 SMA 4 Perempuan 2 Pedagang 3 4 6 7 3 2 5 4 3 7 3 7 7 6
42 43 4 SMP 3 Laki-Laki 1 Buruh Harian 4 5 1 4 5 5 2 1 1 3 4 3 3 1
43 62 6 SD 2 Perempuan 2 Ibu Rumah Tangga 6 3 2 3 7 3 7 3 4 4 7 4 5 4
a
b
DOKUMENTASI PENELITIAN
a
LAYOUT OLAH DATA PENELITIAN
Umur Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pendidikan Terakhir
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
b
Pekerjaan Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Self Care
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Kualitas Hidup
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
c
Self Care * Kualitas Hidup Crosstabulation
Kualitas Hidup
Cukup Count 22 26 48
Total Count 47 51 98
Chi-Square Tests
Continuity Correction b
.044 1 .000
N of Valid Cases b
98
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 23,02.