Anda di halaman 1dari 18

Laporan Pendahuluan

HIPERTENSI

Disusun dalam rangka memenuhi tugas


stase Keperawatan Gawat Darurat

Di susun oleh:

NAMA : MASITA DUHALING


NIM : 14420221034

CI LAHAN CI INSTITUSI

(Fitriyani S.Kep.,Ns ) ( )

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN MASYRAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM
INDONESIA
2023

1
LAPORAN PENDAHULUAN

A. KONSEPMEDIS

1. Definisi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan


abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus
menerus lebih dari suatu periode. Hal ini terjadi bila arteriole-arterio
lekonstriksi.Konstriksi arteriole membuat darah sulit mengalir dan
meningkatkan tekanan melawan dinding arteri. Hipertensi menambah
beban kerja jantung dan arteri yang bila berlanjut dapat dan arteri yang
bila berlanjut dapat menimbulkan kerusakan jantung dan pembuluh
darah.Hipertensi juga didefenisikan sebagai tekanan darah sistolik > 140
mmHg dan atau tekanan darah diastolik> 90mmHg (Udjianti,2013).
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik
sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90mmHg.
Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetap
ijuga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal dan semakin
tinggi tekanan darah, semakin besar resikonya (Nurarif A.H, 2019).

Seseorang dikatakan hipertensi bila memiliki tekanan darah sistolik


≥ 140 mmHg dan tekanan darah diastolic ≤ 90 mmHg pada pemeriksaan
yang berulang. Tekanan darah sistolik merupakan pengukur utama yang
menjadi dasar penentuan diagnosis hipertensi. Hipertensi atau penyakit
darah tinggi sebenarnya adalah suatu gangguan pada pembuluh darah
yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawah oleh darah
terhambat sampai kejaringan tubuh yang membutuhkan, hipertensi
seringkali disebut sebagai pembuluh gelap (silent killer), karna termasuk
penyakit yang mematikan tanpa disertai gejala terlebih dahulu (Apriyani,
2022)
Hipertensi adalah dimana suatu tekanan darah meningkat melebihi
batas normal. Batas tekana darah normal bervariasi tergantung usia,
berbagai faktor dapat memicu terjadinya hipertensi walaupun Sebagian
besar 90% penyebab hipertensi tidak diketahui (hipertensi assential).
2
Penyebab tekanan darah meningkat adalah peningkatan kecepatan denyut
jantung, peningkatan resistensi (tahanan) dari pembuluh darah dari tepi
dan peningkatan volume aliran darah. Maka dapat disimpulkan bahwa
hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah meningkat yaitu
sistolik ≥ 140 mmHg dan diastolic ≤ 90 mmHg karena ganggguan pada
pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang
dibawa terhambat sampai kejaringan tubuh yang membutuhkannya
(Apriyani, 2022).

2. Etiologi
Klasifikasi hipertensi menurut penyebabnya dibagi menjadi 2 yaitu sekunder dan
primer. Hipertensi sekunder merupakan jenis yang menyebab spesifiknya dapat
diketahui, klasifikasi hipertensi menurut gejalan dibedakan menjadi dua yaitu
hipertensi benigna dan hipertensi Maligna. Hipertensi benigna adalah keadaan
hipertensi yang tidak menimbulkan gejala-gejala, biasanya ditemukan pada saat
penderita cek up. Hipertensi Maligna adalah keadaan hipertensi yang
membahayakan biasanya disertai dengan keadaan kegawatan yang merupakan
akibat komplikasi organ-organ seperti otak, jantung, dan ginjal.
1. Penyebab Hipertensi Essensial
a. Herediter Hipertensi Essensial
b. Lingkungan, termasuk asupan garam, obesitas, pekerjaan, kurang olah raga,
asupan alcohol, stress psikososial, jenis kelamin, dan usia.
c. System renin, angiotensin, dan aldosteron.
d. Defek membrane sel dalam ekskresi Na, yaitu penurunan pengeluaran Na dari
dalam sel yang disebabkan oleh kelainan pada system Na+K+ATPase+dan
Na+H+exchanger.
e. Resistensi insulin atau hyperinsulinemia mengakibatkan retensi natrium ginjal,
meningkatkan aktifitas saraf simpatis, meningkatkan tekanan arteri, dan
hipertrofi otot polos.
2. Hipertensi sekunder
a. Penggunaan ekstrogen
b. Penyakit ginjal
c. Hipertensi vaskuler renal
d. Hiperaldosteronisme primer
3
e. Sindrom chushing
f. Feokromositoma
g. Koarktasio aorta
h. Kehamilan (Apriyani. 2022)

3. Klasifikasi

Secara klinis derajat hipertensi dikelompokkan sebagai berikut:


No Kategori Sistolik Diastolik
1 Optimal <120 <80
2. Normal 120-129 80-84
3. HighNormal 130-139 85-89
4. Hipertensi
Grade1(ringan) 140-159 90-99
Grade2(sedang) 160-179 100-109
Grade3 (berat) 180-209 100-119
Grade4(sangatberat) >210 >120
2. Normal 120-129 80-84
3. HighNormal 130-139 85-89
4. Hipertensi
Grade1(ringan) 140-159 90-99
Grade2(sedang) 160-179 100-109
Grade3 (berat) 180-209 100-119
Grade4(sangatberat) >210 >120
(Nurarif,2016)

4. Patofisiologi

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh


darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat
vasomotor Ini bermula saraf simpatis, yang berlanjut berlanjut ke bawah
kekorda spinalis dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan
dalam bentuk impuls yang bergerak kebawah melalui sistem saraf
simpatis keganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion
melepaskan asetilkolin, yang merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
4
pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin
mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti
kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah
terhadap rangsangan vasokontriksi. Individu dengan hipertensi sangat
sensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas
mengapa hal tersebut bisa terjadi.

Pada saat bersamaan dimana sistemsimpatis merangsang pembuluh darah


sebagai respon rangsangan emosi. Kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medulla adrenal
mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokontriksi. Korteks adrenal
mensekresi kortisol dan streoid lainnya, yang dapat memperkuat respon
vasokonstriktor pembuluh darah.Vasokontriksi yanng mengakibatkan
penurunan aliran darah ke ginjal, mengakibatkan pelepasan renin. Renin
merangsang pembentukan angiotensin 1 yang kemudian diubah menjadi
angiotensin 2,saat vasokonstriktor kuat,yang pada gilirannya merangsang
sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi
natrium dan air ditubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume
intravaskuler. Semua faktor tersebut cenderung mengakibatkan keadaan
hipertensi (Smeltzer, 2018)
Tekanan darah berarti tenaga yang digunakan oleh darah terhadap
setiap satuan daerah dinding pembuluh tersebut, tekanan darah tinggi
disebabkan oleh peningkatan tekanan darah dipengaruhi oleh curah
jantung dan tahanan perifer. Berbagai faktor yang mempengaruhi curah
jantung dan tahanan perifer akan mempengaruhi tekanan darah. Pada
dasarnya, awal dari suatu kelainan tekanan darah tinggi disebabkan oleh
peningkatan aktifitas pusat vasomotor dan meningkatnya kadar
norepineprin plasma sehingga sehingga terjadi kegagalan system
pengendalian tekanan darah yang meliputi, tidak berfungsinya reflek
beroreseptor ataupun komereseptor. Epineprin merupakan zat yang
disekresi pada ujung saraf simpatis atau saraf vasokonstriktor yang
lansung bekerja pada otot polos pembuluh darah sehingga menyebabkan
vasokonstriksi. Implus baroreseptor menghambat pusat vasokonstriktorzdi
medulla oblongata dan merangsang pusat nervus vagus. Efeknya adalah
vasodilatasi di seluruh system sirkulasi perifer dan menurunnya frekuensi
5
dan kekuatan kontraksi. Oleh karena itu perangsangan baroreseptor oleh
tekanan di dalam arteri secara reflek menyebabkan penurunan tekanan
arteri.
Sedangkan mekanisme reflek komereseptor berlansung jika
terjadi perubahan kimia darah seperti rendahnya kadar oksigen,
meningkatnya kadar CO2 dan hydrogen atau menurunnya PH. Keadaan
ini meransang reseptor kimia yang terdapat disinus caroticus untuk
mengirim ransangan berjalan di dalam herving’s nerve dan saraf vagus ke
pusat vasomotor di area pressor atau vasokonstriktor, yang juga terdapat
bagian cardiaccelelator yang mengeluarkan ransangan yang berjalan
dalam saraf simpatis menuju ke jantung, dan area vasokonstriktor
mengirim ransangan ke pembuluh darah sehinggga menyebabkan
pengecilan diameter pembuluh darah. Tidak berfungsi kedua reflek
tersebut mengakibatkan pusat vasomotor dibatang otak menjadi
hiperaktif. (Apriyani, 2022)

6
Pathway

Faktor predisposisi : usia, jenis


kelamin,merokok,stress,genetic,alcohol,obesitas

HIPERTENSI

Kerusakan vaskuler
pembuluh darah Respon RAA Merangsang aldosteron

Retensi Na
Blood Flow↓
Perubahan struktur
Edema
Vasokontriksi
Penyumbatan
pembubuluh darah Hipervolemia
Pembuluh darah
ginjal

Suplai O2 ke otak↓
Vasokontriksi Gangguan sirkulasi
Afterload↑ Fatigue
Retensi pembuluh
darah otak↓
Penurunan Curah Intoleransi
Jantung Aktivitas Nyeri Kepala

Gangguan Pola
Nyeri akut
Peningkatan kerja Tidur
jantung
Infark miokard
Gangguan
Perfusi
Nyeri dada

7
5. ManifestasiKlinik

Menurut (Nurarif,2016) tanda dan gejala Hipertensi adalah:

a. Mengeluh sakit kepala, pusing

b. Lemas, kelelahan

c. Sesak Nafas

d. Gelisah

e. Mual

f. Muntah

g. Epitaksis (mimisan)

h. Kesadaran menurun

6. Komplikasi

Komplikasi hipertensi adalah :

a. Penyakit jantung

Komplikasi berupa infark miokard, angina pectoris,dan gagal jantung

b. Ginjal

Terjadinya gagal ginjal dikarenakan kerusakan progresif akibat


tekanan tinggi pada kapiler-kapiler ginjal glomelurus. Rusaknya
membran glomelurus ,protein akan keluar melalui urin sehingga
tekanan osmotik koloid plasma berkurang dan menyebabkan edema.
c. Otak

Komplikasi berupa stroke dan serangan iskemik. Stroke dapat


terjadipada hipertensi kronik apabila arteri - arteri yang memperdarahi
otak mengalami hipertrofi dan menebal sehingga aliran darah ke
daerah yang diperdarahi berkurang.
d. Mata

Komplikasi berupa perdarahan retina, gangguan penglihatan, hingga


kebutaan.
8
e. Kerusakan pada pembuluh darah arteri

Jika hipertensi tidak terkontrol, dapat terjadi kerusakan dan


penyempitan arteri atau yang sering disebut dengan ateroklorosis dan
arterosklerosis (pengerasan pembuluh darah).

7. PemeriksaanPenunjang

a. Pemeriksaan Laboratorium

1) Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume


cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor resiko seperti
hipokoagubilita, anemia.
2) BUN /kreatinin : memberikaan informasi tentang perfusi / fungsi
ginjal.
3) Glukosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
4) Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal
dan ada DM.
b. CTscan: Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati

c. EKG: dapat menunjukkan pola rengangan, dimana luas, peninggian


gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi
d. IUP: mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti: Batu ginjal,
perbaikan ginjal.
e. Photo dada: menujukkan destruksi klasifikasi pada area katup,
pembesaran jantung. (Nurarif, 2020)

8. Penatalaksanaan

Menurut (Udjianti, 2013) penanganan hipertensi dibagi menjadi dua


yaitu secara nonfarmakologis dan farmakologi.
a. Terapi non farmakologi

Terapi non farmakologi merupakan terapi tanpa menggunakan obat,


terapi non farmakologi diantaranya memodifikasi gaya hidup dimana
termasuk pengelolaan stress dan kecemasan merupakan langkah awal
yang harus dilakukan. Penanganan nonfarmakologis yaitu
menciptakan keadaan rileks, mengurangi stress dan menurunkan

9
kecemasan. Terapi nonfarmakologi diberikan untuk semua pasien
hipertensi dengan tujuan menurunkan tekanan darah dan
mengendalikan faktor resiko serta penyakit lainnya.

b. Terapifarmakologi

Terapi farmakologi yaitu yang menggunakan senyawa obat obatan


yang dalam kerjanya dalam mempengaruhi tekanan darah pada pasien
hipertensi seperti : angiotensin receptor blocker (ARBs), beta blocker,
calcium chanel dan lainnya. Penanganan hipertensi dan lamanya
pengobatan dianggap kompleks karena tekanan darah cenderung tidak
stabil.

B. KONSEPKEPERAWATAN

1. Pengkajian

a. Pengkajian Umum

Identitas pasien dan identitas penanggung jawab pasien dengan


format nama, umur, jenis kelamin, status, agama, pekerjaan, suku
bangsa, alamat, pendidikan, diagnose medis, sumber biaya,
hubungan antara pasien dengan penanggung jawab.
b. Riwayat Kesehatan

1) Keluhan Utama: Perawat memfokuskan pada hal-hal yang


menyebabkan klien meminta bantuan pelayanan.
2) Alasan Masuk RS.

c. Riwayat Penyakit Sekarang

Kaji kondisi yang pernah dialami oleh klien diluar gangguan yang
dirasakan sekarang khususnya gangguan yang mungkin sudah
berlangsung lama bila dihubungkan dengan usia dan kemungkinan
penyebabnya, namun karena tidak mengganggua ktivitas klien,
kondisi ini tidak dikeluhkan.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga

Mengkaji kondisi kesehatan keluarga klien untuk menilai ada


tidaknya hubungan dengan penyakit yang sedang dialami oleh
1
0
klien. Meliputi pengkajian apakah pasien mengalami alergi atau
penyakit keturunan.

e. Riwayat Penyakit Dahulu

Meliputi pengkajian apakah gangguan yang dirasakan pertama kali


atau sudah sering mengalami gangguan pola tidur.
f. Kebutuhan Biopsikososial Spiritual

1) Pernafasan

2) Nutrisi

3) Eliminasi

4) Aktivitas

5) Istirahattidur

6) PersonalHygiene

7) RasaAmanNyaman

8) Komunikasi

9) Spiritual

10) Pengetahuan

g. Data Pengkajian Fisik

1) Keadaan Umum Pasien

Meliputi kesadaran, postur tubuh, kebersihan diri, turgor kulit,


warna kulit.
2) Gejala Kardial

Meliputi suhu, tensi,nadi, dan napas.

3) Keadaan fisik

Meliputi pengkajian dari head to toe meliputi kepala, mata,


hidung, mulut, telinga, leher, thoraks, abdomen,dan
ekstermitas.
h. Pemeriksaan Penunjang

1
1
2. DiagnosisKeperawatan

Menurut (Nurarif,2016) diagnosis yang biasa muncul pada penderita


hipertensi sebagai berikut:
a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload,
vasokontriksi, hipertrofi ventrikuler,iskemia miokard
b. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler
serebral dan iskemia.
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan,
ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.

1
2
3. IntervensiKeperawatan
No. Diagnosis Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi(SIKI,2018) Rasional
1. Penurunan curah Setelah dilakukan Observasi: Observasi:
jantung berhubungan intervensi keperawatan
1) Monitor aritmia. 1) Mengetahui irama jantung.
dengan peningkatan 3x24 jam diharapkan
2) Monitor elektrolit yang 2) Mengetahui penyebab
afterload, vasokontriksi, curah jantung normal
dapat meningkatkan risiko risiko aritmia
hipertrofi ventrikuler, dengan criteria hasil:
aritmia. meningkat
iskemiamiokard 1) Tekanan darah
3) MonitorsaturasiO2. 3) Mengetahui suplai
menurun
Terapeutik: oksigen.
2) Nadi menurun
1) Pertahankan tirahbaring Terapeutik:
3) Tidak mengeluh lelah
minimal 12jam. 1) Meningkatkan istirahat dan
4) Dyspnea menurun 2) Pasang akses intravena. ketenangan.
2) Untuk pemberian cairan dan
3) Berikan terapi relaksasi
elektrolit.
untuk mengurangi stress
3) Memberikan ketenangan
dan cemas.
dan kenyamanan klien.
Edukasi:
Edukasi:
1)Anjurkan segera melaporkan
1)Mengetahui kualitas nyeri
nyeri dada.
yang dirasakan klien.
Kolaborasi:
Kolaborasi:

13
1) Kolaborasi pemberian 1) Membantu mengencerkan
anti platelet,jika darah.
perlu. 2) Penunjang dalam
2) Kolaborasi pemeriksaanX- menetapkan diagnosis dan
Ray dada, jika perlu. intervensi.
2. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan Observasi: Observasi:
dengan peningkatan intervensi keperawatan
1) Identifikasi lokasi, 1) Mengetahui nyeri dan
tekanan vaskuler serebral 3x24 jam diharapkan
karakteristik, durasi, membantu perencanaan
dan iskemia nyeri akut berkurang
frekuensi, kualitas tindakan keperawatan
dengan criteria hasil:
dan intensitas nyeri. yang tepat.
1) Klien tidak mengeluh
2) Identifikasi skala nyeri. 2) Mengetahui skala nyeri.
nyeri
3) Identifikasi factor yang 3) Mengetahui factor yang
2) Klien tidak
memperberat dan mempengaruhi nyeri.
menunjukkan ekspresi
memperingan nyeri. Terapeutik:
nyeri
Terapeutik:
3) Skala nyeri berkurang 1) Membantu meredakan
1) Berikan teknik non nyeri.
4) Tekanan darah
farmakologis untuk 2) Membantu menjaga kualitas
menurun
mengurangi rasanyeri.
5) Nadi menurun tidur
2) Fasilitasi istirahat dan tidur.

14
Edukasi: Edukasi:

1) Jelaskan penyebab, 1) Untuk menginformasikan


periode dan pemicu nyeri. kepada klien agar bisa
2) Anjurkan memonitor meminimalisir penyebab.
nyeri secara mandiri 2) Agar klien mandiri
Kolaborasi: .Kolaborasi:
1).Kolaborasipemberian 1)Membantu meredakan nyeri
analgetik , jikaperlu. dengan farmakologis.
3. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan intervensi Observasi: Observasi:
berhubungan dengan keperawatan 3x24 jam
1) Identifikasi gangguan 1) Mengetahui bagian tubuh
kelemahan, diharapkan intolerasi
fungsi tubuh yang yang bermasalah.
ketidakseimbangan aktivitas membaik dengan
mengakibatkan 2) Mengetahui kualitas
suplai dan kebutuhan criteria hasil:
kelelahan. tidur klien.
oksigen. 1) Klien tidak mengeluh
2) Monitor pola dan jam Terapeutik:
lemah
tidur.
1) Agar kliennya aman
2) Klien dapat melakukan
Terapeutik:
dan stimulus
aktivitas secara mandiri
1) Sediakan lingkungan
berkurang.
nyaman dan rendah
2) Agar klien merasakan
stimulus.
kenyamanan dan
2) Berikan aktivitas distraksi
ketenangan.
yang menenangkan.

15
3)Tekanan darah Edukasi: Edukasi:
menurun
1) Anjurkan tirah baring. 1) Memulihkan energy klien.

2) Anjurkan melakukan 2) Agar energy yang


aktivitas secara digunakan efisien.
bertahap. Kolaborasi:
Kolaborasi: 1)Membantu menambah gizi
1)Kolaborasi dengan ahli gizi yang menambah energy
tentang cara meningkatkan agar dapat beraktivitas.
asupan makanan.

16
4. ImplementasiKeperawatan
Implementasi Keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status
kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang duharapkan (Syafawani,2020).
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan adalah penilaian dengan cara
membandingkan perubahan keadaan klien (hasil yang diamati) dengan
tujuan dan criteria hasil yang telah dibuat pada tahap
perencanaan.Evaluasi pada dasarnya dilakukan untuk mengetahui apakah
tujuan yang ditetapkan telah tercapai atau belum untuk memudahkan
mengevaluasi atau memantau klien digunakan komponen SOAP
(Syafawani,2020).

17
DAFTAR PUSTAKA

Apriyani Puji Hastuti R, M. K. (2022). Hipertensi ( m. P. I Made Ratih R (ed.)).

Nurarif, A. H. (2020). Asuhan Keperawatan Praktis; Berdasarkan Penerapan Diagnosa


NANDA NIC NOC Dalam Berbagai Kasus (Mediaction).

Nurarif A.H. (2019). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA NIC NOC (Mediaction (ed.)).

Smeltzer, S. . (2018). Keperawatan medikal Bedah Bruner & Suddarth (12thed) (EGC).

18

Anda mungkin juga menyukai