I. DATA FOKUS Data Subjektif Data Objektif - Ibu klien mengatakan badan - KU : klien tampak lemah
anaknya panas tinggi 39ºC Suhu : 38,2ºc
- Ibu klien mengatakan klien Nadi : 120x/menit kejang demam sejak 2 hari Respirasi : 28x/menit yang lalu disertai flu - Klien tampak rewel - Ibu klien tampak cemas dan - Ibu klien mengatakan merasa khawatir cemas dengan keadaan - Ibu klien tampak selalu bertanya anaknya mengenai kondisi anaknya - Ibu klien mengatakan porsi - Porsi makan klien tampak tidak makan klien tidak dihabiskan dihabiskan
II. ANALISA DATA
Masalah Data Etiologi Keperawatan DS : Kejang demam III. - Ibu klien mengatakan ↓ Aktivitas meningkat III. badan anaknya panas tinggi ↓ III. Metabolsime 39ºC meningkat III. DO : ↓ III. Hipertermia - KU : klien tampak lemah Kenaikan suhu III. tubuh Suhu : 38,2ºc ↓ III. Ketidaefektifan III. Nadi : 120x/menit termoregulasi III. Respirasi : 28x/menit ↓ Hipertermia III. DS : Infeksi bakteri, virus III. - Ibu klien mengatakan klien dan parasit III. ↓ kejang demam sejak 2 hari Reaksi inflamasi III. ↓ III. yang lalu disertai flu Proses demam III. DO : ↓ Ketidak seimbangan III. - KU : klien tampak lemah potensial membrane III. - Suhu : 38,2ºc ATP Resiko cedera III. ↓ Nadi : 120x/menit Kejang III. Respirasi : 28x/menit ↓ III. Resiko cedera III. - Klien tampak rewel DS : III. Kejang demam Ibu klien mengatakan merasa ↓ III. cemas dengan keadaan anaknya Penurunan status III. DO : kesehatan III. - Ibu klien tampak cemas dan ↓ Ansietas (orang tua) Hospitalisasi III. khawatir ↓ III. - Ibu klien tampak selalu bertanya Ansietas III. mengenai kondisi anaknya III. PRIORITAS MASALAH a. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit b. Resiko cedera berhubungan dengan adanya kejang c. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi IV. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN No Tujuan dan Kriteria Diagnosa Keperawatan Intervensi . Hasil 1. Hipertermia berhubungan Setelah dilakukan Observasi intervensi keperawatan 1) Identifikasi penyebab hipertermia. dengan proses penyakit selama 3x6 jam maka 2) Monitor suhu tubuh. termoregulasi membaik, Terapeutik dengan kriteria hasil: 1) Sediakan lingkungan yang dingin. a. Suhu tubuh membaik 2) Berikan cairan oral. (36,5-37,2◦C) 3) Lakukan pemberian kompres hangat. b. Suhu kulit membaik Edukasi (teraba dingin) 1) Anjurkan tirah baring. 2) Anjurkan kompres hangat jika demam.
3) Anjurkan memperbanyak minum.
Kolaborasi 1) Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena.
2. Resiko cedera berhubungan Setelah dilakukan Observasi
intervensi keperawatan 1) Monitor tanda dan gejala infeksi local dan sistemik. dengan adanya kejang selama 3x6 jam maka Terapeutik Faktor risiko : resiko berulang menurun, 1) Batasi jumlah pengunjung. dengan kriteria hasil: 2) Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan - Terpapar patogen a. Demam menurun lingkungan pasien. - Disfungsi autoimun b. Suhu tubuh membaik 3) Pertahankan teknik aseptic. - Hipoksia jaringan (36,5-37,2ºC) Edukasi c. Leukosit, neutrophil, 1) Jelaskan tanda dan gejala infeksi. - Kegagalan mekanisme limfosit, monosit 2) Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar. pertahanan tubuh membaik (normal) 3) Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi dan cairan - Malnutrisi d. Kejadian cedera Kolaborasi menurun 1) Kolaborasi pemberian antibiotic.
3. Ansietas berhubungan dengan Setelah dilakukan Observasi
intervensi keperawatan 1) Identifikasi saat tingkat ansietas berubah. kurang terpapar informasi selama 3x6 jam maka 2) Monitor tanda-tanda ansietas. tingkat ansietas menurun, Terapeutik dengan kriteria hasil: 1) Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan a. Verbalisasi khawatir kepercayaan. dan cemas akibat kondisi yang dihadapi 2) Pahami situasi yang membuat ansietas dengarkan dengan menurun penuh perhatian. 3) Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan. Edukasi 1) Jelaskan prosedur, dan sensasi yang mungkin dialami. 2) Informasikan secara faktual mengenai diagnosis, pengobatan, dan prognosis. V. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Hari, tanggal : Selasa, 15-11-2022 (Implementasi Hari 1) No. Diagnos Waktu Implementasi Evaluasi a I 14.30 1. Memonitor suhu tubuh. S : Ibu pasien mengatakan anaknya masih demam, tidak kejang, tidak muntah Hasil : Suhu tubuh 38,2ºC 14.35 2. Berkolaborasi memberikan cairan dan elektrolit O: - KU lemah intravena. - Kulit teraba hangat 14.55 Hasil : Anak diberikan terapi Asering 36tpm, dan - Suhu 37,9ºC drips PCT 90mg/IV 15.05 A : Masalah hipertemia belum teratasi 3. Menyediakan lingkungan yang dingin. Hasil : Ruangan dalam keadaan dingin dengan suhu P : Lanjutkan intervensi : - Monitor suhu tubuh 20ºC - Anjurkan ibu memberikan kompres hangat 15.15 4. Mengajurkan ibu memberikan kompres hangat jika jika demam demam. - Anjurkan ibu untuk memberikan ASI yang banyak Hasil : Ibu mengikuti apa yang dianjurkan, dan - Kolaborasi memberikan cairan dan eletrolit memberikan kompres air hangat pada dahi anak. intravena 15.20 5. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI yang banyak. Hasil : Ibu mengikuti apa yang dianjurkan. II 16.00 1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak S : - dengan pasien dan lingkungan pasien. O: Hasil : Tangan dalam keadaan bersih sebelum dan - KU lemah 16.15 sesudah kontak dengan pasien. - Suhu tubuh 37,9ºC 2. Memonitor tanda dan gejala infeksi local dan - Nilai leukosit : 8.1, neutrophil : 48.1, sistemik. limfosit : 31.8, monosit : 19.9 Hasil : Pasien demam, suhu tubuh (38,2ºC), nilai leukosit :8.1, neutrophil : 48.1, limfosit : 31.8, A : Masalah resiko berulang belum teratasi 16.30 monosit : 19.9 3. Menjelaskan tanda dan gejala infeksi. P : Lanjutkan intervensi Hasil : Keluarga memahami apa apa yang - Monitor tanda dan gejala infeksi local dan disampaikan, bahwa saah satu tanda dan gejala sistemik 16.55 terjadinya infeksi yaitu demam, dan juge meningkatnya sel darah putih diatas batas normal. - Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak 4. Menganjurkan meningkatkan asupan nutrisi dan dengan pasien dan lingkungan pasien cairan - Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi dan 17.00 Hasil : Ibu pasien mengikuti apa yang dianjurkan, cairan 1. dengan memberikan anaknya ASI. - Kolaboasi pemberian antibiotic 5. Berkolaborasi pemberian antibiotic. Hasil : Pasien diberikan Cefotaxime 360 mg/IV III 17.10 1. Mengidentifikasi saat tingkat ansietas berubah. S : Ibu pasien mengatakan cemas tentang kondisi Hasil : Ibu pasien mengatakan sedikit cemas dan anaknya. khawatir dengan kondisi anaknya sekarang karena ini pertama kali anaknya kejang dan dirawat di RS O: 17.35 2. Monitor tanda-tanda ansietas. - Ibu pasien tampak sangat khawatir Hasil : Ibu pasien tampak cemas dan khawatir dengan kondisi anaknya. Ibu pasien selalu bertanya A : Masalah ansietas belum teratasi 17.45 tentang kondisi anaknya 3. Menginformasikan secara faktual mengenai P : Pertahankan intervensi diagnosis, pengobatan, dan prognosis. 1. Mengidentifikasi saat tingkat ansietas berubah 2. Monitor tanda-tanda ansietas. Hasil : Ibu pasien memahami apa yang dijelaskan bahwa demam pasien kemungkinan disebabkan 3. Menginformasikan secara faktual mengenai oleh infeksi, karena dilihat dari tingkat sel darah diagnosis, pengobatan, dan prognosis. putih yang diatas normal. Dan kejang yang terjadi terjadi karenan suhu tubuh anak yang tinggi. Hari, tanggal : Rabu, 16-11-2020 (Implementasi Hari ke-2) No. Waktu Implementasi Evaluasi Diagnosa I 08.50 1. Memonitor suhu tubuh. S : Ibu pasien mengatakan demam anaknya sudah menurun, tidak kejan dan muntah. Hasil : Suhu tubuh 36,8ºC 08.55 2. Berkolaborasi memberikan cairan dan elektrolit intravena. O: - KU baik Hasil : Anak diberikan terapi Asering 36tpm - Kulit teraba dingin 09.00 3. Menyediakan lingkungan yang dingin. - Suhu 36,8ºC Hasil : Ruangan dalam keadaan dingin dengan suhu 20ºC 09.05 A : Masalah hipertemia teratasi 4. Mengajurkan ibu memberikan kompres hangat jika demam. P : Pertahankan intervensi : - Monitor suhu tubuh Hasil : Ibu mengikuti apa yang dianjurkan, dan - Anjurkan ibu memberikan kompres memberikan kompres air hangat pada dahi anak. hangat jika demam 09.10 5. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI yang banyak. - Anjurkan ibu untuk memberikan ASI yang banyak Hasil : Ibu mengikuti apa yang dianjurkan. - Kolaborasi memberikan cairan dan eletrolit intravena II 08.30 1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan S : - O: pasien dan lingkungan pasien. - KU baik Hasil : Tangan dalam keadaan bersih sebelum dan - Suhu tubuh 36,8ºC sesudah kontak dengan pasien. - leukosit :8.1, neutrophil : 48.1, limfosit : 08.50 31.8, monosit : 19.9 2. Memonitor tanda dan gejala infeksi local dan sistemik. Hasil : Pasien sudah tidak demam, suhu tubuh (36,8ºC), A : Masalah infeksi belum teratasi leukosit :8.1, neutrophil : 48.1, limfosit : 31.8, monosit : 19.9 P : Lanjutkan intervensi 08.10 - Monitor tanda dan gejala infeksi local 1. 3. Menganjurkan meningkatkan asupan nutrisi dan cairan dan sistemik Hasil : Ibu pasien mengikuti apa yang dianjurkan, dengan - Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien - Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi dan cairan - Kolaboasi pemberian antibiotic III 09.00 1. Mengidentifikasi saat tingkat ansietas berubah. S : Ibu pasien mengatakan sudah tidak cemas Hasil : Ibu pasien mengatakan sedikit cemas dan khawatir tentang kondisi anaknya. dengan kondisi anaknya sekarang karena ini pertama kali anaknya kejang dan dirawat di RS. O: 09.15 2. Monitor tanda-tanda ansietas. - Ibu pasien tampak khawatir Hasil : Ibu pasien tampak cemas dan khawatir dengan kondisi anaknya. Ibu pasien selalu bertanya tentang A : Masalah ansietas (orang tua) teratasi kondisi anaknya 09.35 3. Menginformasikan secara faktual mengenai diagnosis, P : Pertahankan intervensi pengobatan, dan prognosis. 1. Mengidentifikasi saat tingkat ansietas Hasil : Ibu pasien memahami apa yang dijelaskan bahwa berubah 2. Monitor tanda-tanda ansietas. demam pasien kemungkinan disebabkan oleh infeksi, 3. Menginformasikan secara faktual karena dilihat dari tingkat sel darah putih yang diatas mengenai diagnosis, pengobatan, dan normal. Dan kejang yang terjadi terjadi karenan suhu prognosis. tubuh anak yang tinggi Hari, tanggal : Kamis, 17-11-2020 (Implementasi Hari ke-3) No. Wakt Implementasi Evaluasi Diagnosa u I 08.30 1. Memonitor suhu tubuh. S : Ibu pasien mengatakan demam anaknya sudah menurun, tidak kejan dan muntah. Hasil : Suhu tubuh 36,8ºC 08.45 2. Berkolaborasi memberikan cairan dan elektrolit O: - KU baik intravena. - Kulit teraba dingin Hasil : Anak diberikan terapi Asering 36tpm - Suhu 36,8ºC 08.50 3. Menyediakan lingkungan yang dingin. A : Masalah hipertemia teratasi Hasil : Ruangan dalam keadaan dingin dengan suhu 20ºC P : Pertahankan intervensi : 08.55 - Monitor suhu tubuh 4. Mengajurkan ibu memberikan kompres hangat jika - Anjurkan ibu memberikan kompres demam. hangat jika demam Hasil : Ibu mengikuti apa yang dianjurkan, - Anjurkan ibu untuk memberikan ASI yang banyak dan memberikan kompres air hangat pada - Kolaborasi memberikan cairan dan 09.00 dahi anak. eletrolit intravena 5. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI yang banyak. Hasil : Ibu mengikuti apa yang dianjurkan II 08.30 1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan S : - pasien dan lingkungan pasien. O: Hasil : Tangan dalam keadaan bersih sebelum dan - KU baik sesudah kontak dengan pasien. - Suhu tubuh 36,8ºC 08.50 2. Memonitor tanda dan gejala infeksi local dan sistemik. - leukosit :8.1, neutrophil : 48.1, limfosit : Hasil : Pasien sudah tidak demam, suhu tubuh (36,8ºC), 31.8, monosit : 19.9 leukosit :8.1, neutrophil : 48.1, limfosit : 31.8, monosit : A : Masalah resiko berulang teratasi 08.55 19.9 P : Lanjutkan intervensi 3. Menganjurkan meningkatkan asupan nutrisi dan cairan - Monitor tanda dan gejala infeksi local dan Hasil : Ibu pasien mengikuti apa yang dianjurkan, sistemik 09.00 dengan memberikan anaknya ASI. - Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak 1. 4. Berkolaborasi pemberian antibiotic. dengan pasien dan lingkungan pasien Hasil : Pasien diberikan Cefotaxime 360 mg/IV - Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi dan cairan - Kolaboasi pemberian antibiotic III 09.10 1. Mengidentifikasi saat tingkat ansietas berubah. S : Ibu pasien mengatakan sudah tidak cemas Hasil : Ibu pasien mengatakan sedikit cemas dan tentang kondisi anaknya. khawatir dengan kondisi anaknya sekarang karena ini O: pertama kali anaknya kejang dan dirawat di RS - Ibu pasien tampak tenang 09.15 2. Monitor tanda-tanda ansietas. A : Masalah ansietas (orang tua) teratasi Hasil : Ibu pasien tampak cemas dan khawatir dengan P : Pertahankan intervensi kondisi anaknya. Ibu pasien selalu bertanya tentang 1. Mengidentifikasi saat tingkat ansietas 09.20 kondisi anaknya berubah 3. Menginformasikan secara faktual mengenai diagnosis, 2. Monitor tanda-tanda ansietas. pengobatan, dan prognosis. 3. Menginformasikan secara faktual Hasil : Ibu pasien memahami apa yang dijelaskan bahwa mengenai diagnosis, pengobatan, dan demam pasien kemungkinan disebabkan oleh infeksi, prognosis. karena dilihat dari tingkat sel darah putih yang diatas