Anda di halaman 1dari 55

LAPORAN AKHIR MANAJEMEN KEPERAWATAN

DI RUANG BAJI NYAWA


RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

(Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Stase Manajemen Keperawatan)

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 8

Muh. Aldy Eka Putra Aries, S.Kep


Nurhawa Karepesina, S.Kep
Maria Kristiani, S.Kep
Muliana, S.Kep
Masita Duhaling, S.Kep
Satriani , S.Kep
Rosneni , S.Kep
Surijah Manca, S.Kep

PRSEPTOP INSTITUSI PRESEPTOR LAHAN

( ) ( )

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR
2023
DAFTAR ISI

Sampul....................................................................................................................
Kata pengantar......................................................................................................
BAB I. Pendahuluan..............................................................................................
A. Latar belakang...........................................................................................
B. Tujuan penulisan........................................................................................
C. Manfaat penulisan.....................................................................................
BAB II. Pengkajian dan Analisa Masalah..........................................................
A. Analisa Situasi Unit/Ruang Rawat............................................................
B. Pengkajian dan Analisa...............................................................................
BAB III. Prioritas dan Alternatif Penyelesaian Masalah....................................
A. Identifikasi Masalah....................................................................................
B. Prioritas Masalah.........................................................................................
C. Seleksi Terhadap Alternatif Penyelesaian Masalah....................................
D. Penetapan Tujuan dan Alternatif Penyelesaian Masalah............................
BAB IV. Pelaksanaan dan Evaluasi.......................................................................
A. Rencana Kegiatan........................................................................................
B. Impelementasi dan Evaluasi Kegiatan........................................................
BAB V. Penutup.......................................................................................................
A. Kesimpulan..................................................................................................
B. Saran............................................................................................................

Daftar Pustaka

Lampiran
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah sakit merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan


yang tugasnya adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan, dalam
lingkup perorangan maupun kelompok yang menyediakan pelayanan
gawat darurat, pelayanan rawat inap, dan pelayanan rawat jalan
(Diannita, 2020), sehingga dibutuhkan kemampuan pengelolaan
manajerial yang handal pada berbagai bidang termasuk manajemen di
bidang keperawatan. Tuntutan tersebut sebagai fenomena yang harus
direspon oleh perawat. Respons yang ada harus bersifat kondusif
dengan pengelolaan keperawatan dan langkah-langkah konkret
dalam pelaksanaannya (Manalu et al., 2021).

Meningkatnya pemahaman masyarakat akan mutu pelayanan


harus mampu dipandang sebagai langkah untuk sebuah perubahan.
Hal tersebut memberi implikasi yang cukup luas terhadap bidang
kesehatan. Rumah sakit dan pusat pelayanan kesehatan lainnya
dituntut untuk mampu memngembangkan kualitas pelayanan yang
memiliki daya saing tinggi untuk memenangkan persaingan. Untuk
dapat memenuhi kebutuhan dan tuntutan tersebut tidak ada upaya lain
yang dapat dilakukan kecuali menyelenggarakan pelayanan kesehatan
yang sebaik-baiknya. Meningkatkan kualitas dan keamanan pelayanan
merupakan salah satu strategi bersaing yang sangat efektif, termasuk
kualitas pelayanan keperawatan yang merupakan bagian intgraldari
pelayanan kesehatan (Manalu et al., 2021).

Manajemen keperawatan merupakan suatu bentukkoordinasidan


integrasi sumber-sumber keperawatan dengan menerapkan proses
manajemen untuk mencapai tujuan dan obyektifitas asuhan
keperawatan dan pelayanan keperawatan (Ginting, 2020). Proses
manajemen keperawatan dalam aplikasi dilapangan sejajar dengan
proses keperawatan sehingga keberadaan manajemen keperawatan
dimaksudkan untuk memudahkan pelaksanaan proses
keperawatan. Proses manajemen keperawatan, sebagaimana juga
proses keperawatan, terdiri atas pengumpulan data, identifikasi
masalah pembuatan perencanaan, pelaksanaan kegiatan dan
kegiatan penilaianhasil (Manalu et al., 2021).

Pelayanan keperawatan yang terorganisir, memerlukan perawat


manaer dan administrator yang mempunyai pengetahuan,
keterampilan dan kompotensi pada semua aspek manajemen.
Perawat manajer siap terhadap perubahan dan mampu menghadapi
tantangan dari lingkungan yang selalu berubah dan menggalang
sistem pendukung untuk yang lain. Proses manajemen keperawatan
sejalan dengan peruses keperawatan sebagai salah satu metode
pelaksanaan asuhan keperawatan secara professional, sehingga
diharapkan keduannya dapat saling menopang. Salah satu bentuk
penataan sistem pemberian pelayanan keperawatan adalah melalui
pengembangan Model Praktik Keperawatan Professional (MPKP).
Model ini sangat menekankan pada kualitas kinerja tenaga
keperawatan yang berfokus pada profesionalisme keperawatan
(Manalu et al., 2021).

Sebagai rumah sakit yang menjadi pedoman untuk rumah sakit


di sekitarnya, RS Labuang Baji Makassar berusahan untuk
meningkatkan mutu pelayanan masyarakat dengan memperhataikan
salah satu aspek pentingnya yaitu aspek manajemen. Keberhasilan
manajemen dalam suatu rumah sakit dapat menjadi salah satu
indikator penunjang dalam peningkatan mutu pelayanan.
Berdasarkan hal tersebut Program Profesi Keperawatan (Ners)
Universitas Muslim Indonesia Makassar melakukan suatu program
praktek dengan lingkup manajemen keperawatan di Rumah Sakit
Labuang Baji Makassar sebagai bentuk aplikasi dari teori yang telah
diperoleh dari Institusi.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan praktik klinik keperawatan manajemen
diharapkan mahasiswa dapat mengelolah manajemen asuhan dan
manajemen pelayanan keperawatan tingkat dasar secara professional
dengan pengintegrasian kemampuan kepemimpinan secara efektif.

2. Tujun Khusus
a. Melakukan pengkajian di Ruang Perawatan Baji Nyawa Lantai
5 Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji Makassar.
b. Menentukan dan merencanakan kebutuhan tenaga keperawatan
yang mendukung MPKP berdasarkan analisis jumlah dan
tingkat ketergantungan pasien.
c. Melakukan pengorganisasian proses penerapan metode
penugasaan tim.
d. Melaksanakan metode proses keperawatan professional di
Ruang Perawatan Baji Nyawa Lantai 5 Rumah Sakit Umum
Daerah Labuang Baji Makassar
e. Melakukan dokumentasi sesuai standar atau pedoman
pencatatan asuhan keperawatan.

C. Manfaat Penulisan

1. Bagi ruangan

Mahasiswa dapat membantu atau memberikan masukan di


Ruang Perawatan Baji Nyawa Lantai 5 RSUD Labuang Baji
Makassar dalam memecahkan masalah yang bersifat tekhnis,
operasional dari satu aspek managemen pelayanan keperawatan

tertentu, yang dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan


secara umum yang akhirnya akan meningkatkan mutu
pelayanan keperawatan
2. Bagi Program Studi Profesi Ners Universitas Muslim Indonesia

Makassar

Peningkatan kualitas proses pembelajaran yang


melibatkan mahasiswa secara aktif dalam kegiatan administrasi
dan manajemen keperawatan di rumah sakit khususnya RS
Labuang Baji Makassar.

3. Bagi Mahasiswa

Mempunyai pengalaman dan pengetahuan nyata dalam


mengintegrasikan ilmu-ilmu manajemen keperawatan yang
actual di Ruang Perawatan Baji Nyawa Lantai 5 RSUD
Labuang Baji Makassar.
BAB II
PENGKAJIAN DAN ANALISA MASALAH

A. Analisa Situasi Unit/ Ruang Rawat


1. Gambaran Umum Rumah Sakit
Rumah Sakit Labuang Baji Makassar merupakan suatu rumah sakit yang sangat
strategis yaitu bagian pertengahan kota Makassar dan sangat mudah dicapai dengan
menggunakan transportasi umum.
Rumah Sakit Labuang Baji berlokasi ditengah kota Makassar dan mudah
dicapai dengan transportasi umum yaitu di Jl. Ratulangi No.81 makassar. Luas tanah
20.442 m2 dengan luas bangunan 12.022.23 m2 serta lahan parker 1.980 m2. Adapun
batas-batas geografis RSUD Labuang Baji adalah sebagai berikut:
a. Sebelah utara berbatasan dengan Jl. Landak lama
b. Sebelah timur berbatasan dengan Jl. Tupai
c. Sebelah selatan berbatasan dengan Perumahan Pendeta Ekss
d. Sebelah barat berbatasan dengan Jl. Dr. Ratulangi
2. Falsafah dan Tujuan Rumah Sakit

Rumah Sakit Labuang Baji adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) pada
Dinas Kesehatan Propinsi Dati I Sulawesi Selatan. Tujuan dan misi yang di emban
Rmah Sakit Labuan Baji tertuang dalam peraturan daerah tingkat I Sulawesi Selatan
No.2 tahun 1965 tentang organisasi dan tata kerja RSUD Labuang Baji Makassar.
a. Visi
“Rumah Sakit Unggulan Sulawesi Selatan”
b. Misi
1) Mewujudkan profesionalisme sumber daya
2) Meningkatkan sarana dan prasarana rumah sakit
3) Memberikan pelayanan prima
4) Efisien biaya
5) Meningkatkan kesejahteraan karyawan
c. Falsafah
“Bahwa kesehatan jasmani maupun rohani merupakan hak cipta setiap
orang. Oleh karena itu rumah sakit berusaha untuk memberikan pelayanan
kesehatan rumah sakit yang terbaik kepada masyarakat, baik yang bersifat
penyembuh, pemulihan, pencegahan maupun peningkatan serta ditunjang oleh
kualitas daya manusia yang memadai.”
d. Tujuan
1) Terwujudnya hasil pelayanan yang bermutu
2) Meningkatkannya kemampuan profesionalisme karyawan
3) Terwujudnya suasana pelayanan yang aman dan nyaman
4) Meningkatnya kesejahteraan karyawan
e. Sasaran
1) Tingkat kepuasan pelanggan “baik”
2) Pendidikan dan kemampuan karyawan yang memadai
3) Tersedianya sumber daya sesuai standar
4) Tercapainya efisien yang tinggi
f. Motto
“RSUD Labuang Baji “SIPAKABAJI” siap dengan pelayanan komunikatif,
bermutu, aman, jujur, dan ikhlas.”
3. Falsafah dan Tujuan Pelayanan Keperawatan
a. Visi
“Kualitas Asuhan Keperawatan Professional Dan Bermutu.’
b. Misi
1) Memberikan pelayanan keperawatan sesuai sesuai dengan standar asuhan
keperawatan
2) Memberikan pelayanan sesuai prosedur
3) Menciptakan suasana aman dan nyaman
4) Meningkatkan koordinasi dengan unit terkait
c. Falsafah
“Pelayanan professional dalam bentuk asuhan keperawatan seutuhnya (bio, psiko,
social, dan spiritual) kepada masyarakat yang bersifat pencegahan pemulihan dan
penyembuhan dengan tanpa membedakan suku, agama, bangsa dan status social”
d. Tujuan
1) Tujuan umum
Memberikan pelayanan asuhan keperawatan secara paripurna terhadap pasien
dan keluarga sehingga tercapai kondisi kesehatan yang optimal baik secara
fisik maupun psikis
2) Tujuan khusus
a) Terwujudnya hasil pelayanan keperawatan keperawatan sesuai dengan
standar askep.
b) Terwujudnya pelayanan yang sesuai dengan standar prosedur
c) Terciptanya suasana aman dan nyaman
d) Terciptanya koordinasi dengan unit terkait.
4. Struktur Organisasi RSUD Labuang Baji
Struktur organisasi RSUD Labuang Baji Makassar dipimpin oleh Direktur RS
drg. Abdul Haris Nawawi, M.Kes., dan memiliki tiga wakil direktur yaitu wakil
direktur keuangan, wakil direktur umum, sumber daya manusia & Pendidikan, wakil
direktur medik & keperawatan (Dinas Komunikasi, 2018).
5. Fasilitas Pelayanan RSUD Labuang Baji
Rumah Sakit Labuang Baji berbagai fasilitas pelayanan yaitu :
1) Pelayanan Medik
a) Instalasi Rawat Jalan
1. Poliklinik Penyakit Dalam
2. Poliklinik Bedah
3. Poliklinik Kebidanan dan Kandungan
4. Poliklinik Anak
5. Poliklinik Syaraf
6. Poliklinik THT
7. Poliklinik Kulit dan Kelamin
8. Poliklinik Jiwa
9. Poliklinik Jantung
10. Poliklinik Geriatri
11. Poliklinik Gigi dan Mulut
12. Poliklinik Konsultasi Gizi
13. General Check Up
14. Unit Hemodialisa
15. Poliklinik Kardiologi
16. Poliklinik Bedah Orthopedi
17. Poliklinik Bedah syaraf
18. Poliklinik Bedah Digestive
19. Poliklinik Bedah Thorax
20. Poliklinik Bedah plastik
21. Poliklinik Mata
22. Poliklinik Paru dan TB
23. Poliklinik KIA dan Laktasi
24. Apotek Rawat Jalan
25. Poliklinik Endokrin
26. Poliklinik Fisioterapi
2) Pelayanan Rawat Inap
Kapasitas perawatan di Rumah Sakit Labuang Baji terdiri yaitu 273 tempat
tidur, diantaranya 8 ruang perawatan biasadan 5 ruang perawatan khusus, yaitu
ICU 8 tempat tidur, HCU 7 tempat tidur, CVCU 7 tempat tidur, NICU 11 tempat
tidur, PICU 6 tempat tidur.
3) Pelayanan Penunjang Medik
a) Radiologi seperti rontgen foto, USG, dan CT. Scan dengan atau tanpa kontras.
b) Laboratorium Patologi Klinik
c) Instalasi Rawat Jalan
d) Instalasi Bedah Sentral
e) Instalasi Gawat Darurat (IGD)
f) Instalasi Rawat Inap
g) Instalasi farmasi
h) Instalasi Patologi Klinik
i) Anastesi
j) Farmasi
k) Instalasi Rehabilitasi Medik
l) Instalasi Patologi Anatomi
4) Pelayanan Penunjang Non Medik
a) Instalasi Gizi
b) Instalasi Pemeliharaan Rumah Sakit
c) Instalasi Sanitasi Lingkungan
d) Instalasi Pemulasaran Jenazah
e) Instalasi Rekam Medik
f) Instalasi Laundry/CSSD
6. Ketenagaan RSUD Labuang Baji
Pelayanan kesehatan di RSUD Labuang Baji didukung oleh tenaga medis, tenaga
perawat, tenaga kesehatan lainnya dan tenaga non Kesehatan. Ruangan Perawatan
Baji nyawa terletak di Gedung B lantai 5 yang merupakan ruang perawatan yang
terdiri dari 18 kamar, dan terdiri dari 36 bed tempat tidur, 1 ruang untuk ners station,
1 Ruang obat. Tenaga perawat ruang perawatan Baji nyawa sebanyak 19 orang yang
terdiri dari 1 kepala ruangan, 1 clinical case manajer (CM), 3 Ketua Tim (Tim A,
Tim B & Tim C), 14 perawat pelaksana.

B. Pengkajian dan Analisa


Dari hasil pendataan yang di lakukan dengan menggunakan kuesioner terhadap 14
perawat termasuk kepala ruangan dan 3 Katim sebagai responden serta perawat
pelaksana, mengobservasi dan wawancara di dapatkan data sebagai berikut :
1. Denah Ruangan
Orientasi mahasiswa dengan menggambarkan sketsa ruangan ners station
beserta ruang perawatannya.
Denah Ruang Perawatan Baji Nyawa
RSUD Labuang Baji Makassar

Ruangan Perawatan Baji nyawa terletak di Gedung B lantai 5 dan


merupakan ruang perawatan yang terdiri dari 28 kamar. Namun
berdasarkan hasil observasi di ruangan dan wawancara yang dilakukan
kepada kepala ruangan, jumlah kamar yang difungsikan sebagai kamar
perawatan sebanyak 18 kamar, dan terdiri dari 36 bed tempat tidur, 1
ruang untuk ners station, 1 ruang obat, dan 1 gudang.
2. M1-Man (Ketenagaan)
Ruang perawatan Baji Nyawa RSUD Labuang Baji Makassar di
pimpin oleh kepala ruangan dibantu oleh 3 Katim, 1 CCM dan 14 perawat
pelaksana.

1) Sumber Daya Manusia (SDM)


Komposisi Ketenagaan Keperawatan di Ruang Baji Nyawa
RSUD Labuang Baji Kota Makassar
No. Perawat Kualifikasi Jumlah Masa Kerja
1 Kepala Ruangan Profesi Ners 1 Orang 34 Tahun
2 CCM Magister 1 Orang
3 Katim A Profesi Ners 1 Orang 19 Tahun
4 Kartim B SPK 1 Orang 7 Tahun
5 Katim C Profesi Ners 1 Orang 18 Tahun
6 Perawat Pelaksana SPK 5 Orang >10Tahun
7 Perawat Pelaksana S1 Keperawatan 1 Orang 19 Tahun
8 Perawat Pelaksana Profesi Ners 8 Orang >7 Tahun
Jumlah 19 Orang

Berdasarkan hasil pengkajian di ruang perawatan baji nyawa di


dapatkan 1 orang berpendidikan S2 Keperawatan, 11 orang
berpendidikan Profesi Ners 11, dan 6 orang berpendidikan SPK, total
keseluruhan perawat di Ruang Baji nyawa adalah 19 orang perawat,
dengan rata-rata masa kerja >7 tahun.

2) Pelatihan Yang Pernah Diikuti

Berdasarkan hasil analisa data perawat Ruang Baji nyawa


yang pernah ikut pelatihan hanya beberapa perawat saja, seperti
pelatihan MPKP dan juga pelatihan BTCLS.

3) Struktur Organisasi

Berdasarkan informasi dari kepala ruangan dan beberapa staff


perawat di ruang Baji Nyawa sudah ada gambar struktur organisasi
namun belum di tempel di dinding ners station. Adapun struktur
pengorganisasian tenaga keperawatan di Ruang Baji Nyawa sebagai
berikut :
Struktur Pengorganisasian Tenaga Keperawatan
di Ruang Baji Nyawa

KARU
Ns. Nurlelan, S.Kep

CCM
Ns. Suwardah. Y. M.Kep

TIM B
TIM A Satria, AMK (Katim) TIM C
Ns. A. Rahmawati (Katim) Ns. Subaerah Ns. Rasma R (KATIM)
Yusriani, AMK Rahmatiah, AMK Ns. Irmasari Hasyim
Ns. Hasriati Hasrawati, AMK Ns. Juwariah
Ns. Nusdin Hasminah Resky, AMK Ns. Hasniar
Ns. Warni Theodora F. R. S.Kep Ns. H. Suwardi
Ratnawati, AMK

Pada suatu pelayanan professional, jumlah tenaga yang diperlukan


bergantung dari jumlah pasien dan tingkat ketergantungan. Klasifikasi tingkat
ketergantungan pasien dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu minimal care, parcial
care dan total care. Untuk menentukan tingkat ketergatungan pasien, kelompok
menggunakan klasifikasi dan kriteria tingkat ketergantungan pasien berdasarkan
Douglas (1984) serta dalam menentukan jumlah tenaga yang dibutuhkan
menggunakan perhitungan tenaga.
Dari hasil pengkajian yang dilakukan selama empat hari di ruangan, di
dapatkan data jumlah pasien berdasarkan tingkat kebutuhan, kebutuhan tenaga
perawat tiap shift, dan BOR untuk 3 hari perawatan, sebagai berikut :

a) Pengkajian Hari Pertama (Senin, 6 Maret 2023)

Pada hari pertama pengkajian didapatkan jumlah pasien yang dirawat adalah
sebanyak 29 pasien dengan tingkat ketergantungan sebagai berikut :
Jumlah Pasien berdasarkan Tingkat Ketergantungan
Di Ruang Perawatan Baji Nyawa

Tingkat Jumlah Tenaga


Ketergantunga Pagi Sore Malam
n Pasien
Minimal Care 16 x 0,36 = 5,76 16 x 0,14 = 2,24 16 x 0,07 = 1,12
Parcial Care 9 x 0,27 = 2,43 9 x 0,15 = 1,35 9 x 0,10 = 0,9
Total Care 4 x 0,17 = 0,16 4 x 0,30 = 1,2 4 x 0,20 = 0,8
Total 8,35 4,79 2,82

Kesimpulan :
Jumlah perawat yang harus bertugas : pagi 8 orang, sore 5 orang dan malam 3
orang dengan total perawat atau tenaga yang dibutuhkan adalah sebanyak 16
orang.

b) Pangkajian Hari Kedua (Selasa, 7 Maret 2023)

Pada hari pertama pengkajian didapatkan jumlah pasien yang dirawat adalah
sebanyak 27 pasien dengan tingkat ketergantungan sebagai berikut :

Jumlah Pasien berdasarkan Tingkat Ketergantungan


Di Ruang Perawatan Baji Nyawa

Tingkat Jumlah Tenaga


Ketergantungan Pagi Sore Malam
Pasien
Minimal Care 14 x 0,36 = 5,04 14 x 0,14 = 1,96 14 x 0,07 = 0,98
Parcial Care 9 x 0,27 = 2,43 9 x 0,15 = 1,35 9 x 0,10 = 0,9
Total Care 4 x 0,17 = 0,68 4 x 0,30 = 1,2 4 x 0,20 = 0,8
Total 8,15 4,51 2,68

Kesimpulan :
Jumlah perawat yang harus bertugas : pagi 8 orang, sore 5 orang dan malam 3
orang dengan total perawat atau tenaga yang dibutuhkan adalah sebanyak 16
orang.

c) Pengkajian Hari Ketiga (Rabu, 8 Maret 2023)

Pada hari pertama pengkajian didapatkan jumlah pasien yang dirawat adalah
sebanyak 28 pasien dengan tingkat ketergantungan sebagai berikut :
Jumlah Pasien berdasarkan Tingkat Ketergantungan
Di Ruang Perawatan Baji Nyawa

Tingkat Jumlah Tenaga


Ketergantungan Pagi Sore Malam
Pasien
Minimal Care 14 x 0,36 = 5,04 14 x 0,14 = 1,96 14 x 0,07 = 0,98
Parcial Care 10 x 0,27 = 2,7 10 x 0,15 = 1,5 10 x 0,10 = 1
Total Care 4 x 0,17 = 0,68 4 x 0,30 = 1,2 4 x 0,20 = 0,8
Total 8,42 4,66 2,78

Kesimpulan :
Jumlah perawat yang harus bertugas : pagi 8 orang, sore 5 orang dan malam 3
orang dengan total perawat atau tenaga yang dibutuhkan adalah sebanyak 16
orang.

d) Pengkajian Hari Keempat (Kamsi, 9 Maret 2023)

Pada hari pertama pengkajian didapatkan jumlah pasien yang dirawat adalah
sebanyak 26 pasien dengan tingkat ketergantungan sebagai berikut :
Jumlah Pasien berdasarkan Tingkat Ketergantungan
Di Ruang Perawatan Baji Nyawa

Tingkat Jumlah Tenaga


Ketergantungan Pagi Sore Malam
Pasien
Minimal Care 11 x 0,36 = 3,96 11 x 0,14 = 1,54 11 x 0,07 = 0,77
Parcial Care 11 x 0,27 = 2,97 11 x 0,15 = 1,65 11 x 0,10 = 1,1
Total Care 4 x 0,17 = 0,68 4 x 0,30 = 1,2 4 x 0,20 = 0,8
Total 7,61 4,39 2,67

Kesimpulan :
Jumlah perawat yang harus bertugas : pagi 8 orang, sore 4 orang dan malam 3
orang dengan total perawat atau tenaga yang dibutuhkan adalah sebanyak 15
orang.

e) Perhitungan BOR, LOS dan TOI

Dari hasil pengkajian yang dilakukan didapatkan jumlah hari perawatan


adalah 84, jumlah tempat tidur yang terpakai di ruangan sebanyak 36 bed, dan
jumlah hari pada periode yang sama adalah 3 hari. Sehingga didapatkan hasil
perhitungan sebagai berikut :

Jumlah hari perawatan pada periode tertentu


BOR = x 100
Jumlah TT tersedia x jumlah hari pada periode yang sama
84
= x 100
36 x 3

= 77,7 %
( Jumlahtempat tidur x periode)−hari perawatan
TOI =
Jumlah pasienkeluar (hidup +mati)
( 36 x 3 )−3
=
19
= 5,5 hari
Jumlah lama dirawat
AVLOS =
Jumlah pasienkeluar (hidup +mati )
84
=
19
= 4,4 hari
Jumlah pasienkeluar (hidup +mati)
BTO =
Jumlah tempat tidur
19
=
36
= 0,5 kali

Berdasarkan hasil analisis jumlah perawat selama 4 hari jika rata-rata pasien
sebanyak 28 orang, maka kebutuhan perawat atau jumlah tenaga yang
dibutuhkan adalah :

 16 + 16 + 16 + 15 = 63/4 = 15,75 (dibulatkan menjadi 16) perawat


pelaksana.
 Ditambah 1 kepala ruangan, 1 CCM, 3 Ketua Tim, dan 4 perawat cuti
(78 : 286 x 16)
 Jadi kebutuhan perawat selama empat hari di ruang baji nyawa adalah
24 perawat.
Beradasarkan hasil analisis jumlah perawat selama 4 hari dari rata-rata 28
pasien di ruang perawatan Baji Nyawa didapatkan bahwa tenaga perawat
masihlah kurang. Hasil perhitungan menggunakan rumus Douglas
menunjukkan jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan jika ditambah dengan
kepala ruangan, CCM, ketua tim dan pertimbangan perawat cuti, adalah
sebanyak 24 perawat. Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada kepala
ruangan dan perawat pelaksana juga didapatkan data bahwa kebutuhan tenaga
diruangan belum cukup atau tidak memadai dengan alasan karena tidak
sebanding jumlah perawat dengan tingkat ketergatungan pasien. Sehingga
dibutuhkan penambahan jumlah tenaga perawat di ruangan. Hasil wawancara
dengan beberapa pasien juga mengatakan bahwa perawat jarang datang
menemui pasien di ruangan.

3. M2 – Material : Sarana dan Prasarana


1) Peralatan dan Fasilitas

Daftar Standar Alat Keperawatan di Ruang Rawat Inap dengan


Kapasitas 30 Orang Pasien perruangan (Depkes, 2001)

No Nama Alat Jumlah Standar Depkes Keterangan


1 Tensimeter :
a. Digital 3 2/ruangan Layak pakai
b. Aneroid 2
2 Stetoskop Litman 2 2/ruangan Layak pakai
a. Dewasa 2
b. Anak 1
3 Timbangan BB 1 2/ruangan Layak pakai
4 Irigator set - 2/ruangan Tidak ada
5 Sterilisator - 1/ruangan Sterilisasi di ruang
CSSD
6 Pispot - 1:1/2 /ruangan Tidak ada
7 Tabung oksigen + flowmeter - 2/ruangan Digantikan dengan
O2 central di
masing-masing
kamar perawatan
8 Slym zuiger - 2/ruangan Tidak ada
9 VC Set - 2/ruangan Tida ada
10 Gunting verban 1 2/ruangan Layak pakai
11 Konentang dan semptum - 2/ruangan Tidak ada
12 Bak instrument besar 1 2/ruangan Layak pakai
13 Bak instrument sedang - 2/ruangan Tidak ada
14 Bak instrument kecil 1 2/ruangan Layak pakai
15 Blas spuit - 2/ruangan Tidak ada
16 Gliseryn spuit - 2/ruangan Tidak
17 Bengkok 1 2/ruangan Layak pakai
18 Pispot - 1:1/2 /ruangan Tidak ada
19 Urinal - 1:1/2 /ruangan Tidak ada
20 Set angkat jahitan - 1:1/2 /ruangan Tidak ada
21 Set ganti balutan - 5/ruangan Tidak ada
22 Thermometer Elektrik 1 5/ruangan Layak pakai
23 Standar infus 15 1:1/ ruangan Beberapa tidak ayak
pakai (berkarat)
24 Eskap - 1:1/4 Tidak ada
25 Masker O2 - 2/ruangan Tidak ada
26 Nasal kateter - 2/ruangan Tidak ada
27 Reflek kanan - 1/ruanagan Tidak ada
28 EKG 12 lead 1 2/ruangan Layak pakai
29 Syringe pump 1 2/ruangan Tidak laya pakai
(Rusak)
30 Suction - 2/ruangan Tidak ada

Alat Tenun (Standar Depkes, 2001)

No Nama Alat Jumlah Standar Depkes Keterangan


1 Gurita - 1:1 1/3 Tidaka ada
2 Gorden (sampiran) - 1:2 Tidak ada
3 Kimono/baju pasien - 1:5 Tidak ada
4 Seprei besar 50 1:5 Layak pakai
5 Manset dewasa - 1:1/4 Tidak ada
6 Manset anak - 1:1/3 Tidak ada
7 Mitela/topi - 1:1/3 Tidak ada
8 Penutup seprei - 1:5 Tidak ada
9 Piyama - 1:5 Tidaka adas
10 Selimut wol 12 1:1 Layak pakai
11 Selimut biasa 1:5
12 Selimut anak - 1:6-8 Tidak ada
13 Seprei kecil - 1:6-8 Tidak ada
14 Sarung bantal 20 1:6 Layak pakai
15 Sarung guling - 1:3 Tidak ada
16 Sarung Kasur - 1:1 Tidak ada
17 Sarung buli-buli panas - 1:1/4 Tidak ada
18 Sarung eskap - 1:1/4 Tidak ada
19 Arung windring - 1:1/10 Tidak ada
20 Sarung O2 - 1:1/3 Tidak ada
21 Taplak meja pasien - 1:3 Tidak ada
22 Taplak meja teras - 1:3 Tidak ada
23 Vitrase - 1:2 Tidak ada
24 Tutup alat - 1:2 Tidak ada
25 Stick laken - 1:6-8 Tidak ada
26 Handuk - 1:3 Tidak ada
27 Washlap - 1:5 Tidak ada
28 Banak short - 1:1/2 Tidak ada
29 Gurita dewasa - 1:1/2 Tidak ada
30 Handuk fontanin - 1:1/5 Tidak ada
31 Lap piring - 1:1/4 Tidak ada
32 Lap kerja - 1:1/2 Tidak ada
33 Masker - 1:1/2 Tidak ada
34 Duk - 1:1/3 Tidak ada
35 Duk bolong - 1:1/3 Tidak ada

Alat Rumah Tangga (Standar Depkes, 2001)

No Nama Alat Jumlah Standar Depkes Keterangan


1 Kursi roda 2 2-3/ruangan Layak pakai
2 Komot - 1/ruangan Tidak ada
3 Lemari obat emergency 1 1/ruangan Layak pakai
4 Light cas - 1/ruangan Tidak ada
5 Meja pasien 18 1:1 Layak pakai
6 Over bed table - 1:1 Tidak ada
7 Standar infus 15 2-3/ruangan Layak pakai
8 Standar Waskom double - 4-6/ruangan Tidak ada
9 Waskom mandi - 8-12/ruangan Tidak ada
10 Lampu sorot - 1/ruangan Tidak ada
11 Lampu senter - 1-2/ruangan Tidak ada
12 Lampu kunci duplikat - 1/ruangan Tidak ada
13 Nampan - 2-3/ruangan Tidak ada
14 Tempat tidur fungsional 10 1:1 Laya pakai
15 Tempat tidur biasa 26 1:1/2 8 tidak layak pakai
(rusak)
16 Troly obat 1 1/ruangan Layak pakai
17 Troly balut 1 1/ruangan Layak pakai
18 Troly pispot - 1/ruangan Tidak ada
19 Troly suntik - 1/ruangan Tidak ada
20 Timbangan BB/TB - 1/ruangan Tidak ada
21 Dorongan O2 - 1/ruangan Tidak ada
22 Plato/piring makan - 1:1 Tidak ada
23 Piring snack - 1:1 Tidak ada
24 Gelas - 1:2 Tidak ada
25 Tatakan dan tutup gelas - 1:2 Tidak ada
26 Sendok - 1:2 Tidak ada
27 Garpu - 1:2 Tidak ada
28 Krang air - 1:1 Tidak ada
29 Baki - 5/ruangan Tidak ada
30 Tempat sampah pasien - 1:1 Tidak ada
31 Tempat sampah besar 3 4/ruangan Layak pakai
tertutup
32 Senter - 2/ruangan Tidak ada

Alat Pencatatan dan Pelaporan di Ruang Rawat Inap dengan Kapasitas 30 Orang Pasien
perruangan (Standar Depkes, 2001)

No Nama Alat Jumlah Standar Depkes Keterangan


1 Formulir pengkajian awal Ada 1:1 Layak pakai
2 Formulir rencana Ada 1:5 Layak pakai
keperawatan
3 Formulir catatan Ada 1:10 Layak pakai
perkembangan pasien
4 Formulir observasi - 1:10 Di IGD
5 Formulir resume - 1:1 Di IGD
keperawatan
6 Formulir catatan pengobatan Ada 1:10 Layak pakai
Formulir medik lengkap Ada 1:1 Layak pakai
8 Formulir laboratorium Ada 1:3 Layak pakai
lengkap
9 Formulir rontgen Ada 1:2 Layak pakai
10 Formulir permintaan darah Ada 1:1 Layak pakai
11 Formulir keterangan - 5 lembar/bulan Sudah tersedia di
kematian buku status pasien
12 Resep Ada 10 buku/bulan Layak pakai
13 Formulir konsul Ada 1:5 Layak pakai
14 Formulir permintaan - 1:1 Disiapkan instalasi
makanan Gizi
15 Formulir permintaan obat - 1:1 Permintaan obat
dilakukan secara
online
16 Buku ekspidisi Ada 10/ruangan Layak pakai
17 Buku register pasien 1 4/ruangan/tahun Layak pakai
18 Buku folio Ada 4/ruangan/tahun Layak pakai
19 White board 1 1/ruangan Layak pakai
20 Perporator 3 1/ruangan Layak pakai
21 Steples 2 2/ruangan Layak pakai
22 Pensil 3 5/ruangan Layak pakai
23 Pensil merah biru 7 2/ruangan Layak pakai
24 Spidol white board 6 6/ruangan Layak pakai

Dari hasil pengkajian didapatkan ada buku pencatatan inventaris


barang diruangan secara keseluruhan. Hasil pengkajian inventaris ruangan
Baji nyawa, secara kuantitas dan kualitas sebagian besar fasilitas diruangan
cukup baik. Saat obsevasi mahasiswa juga mendapatkan SOP penggunaan
alat, SOP mencuci tangan bersih pada handrub, namun belum tersedianya
handrub di depan masing-masing kamar perawatan (kamar pasien). Selain
itu ada beberapa alat di ruangan yang masih kurang dan tidak layak pakai,
4. M3 – Method
1) Penerapan Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP)
Dari hasil analisa data yang dimulai pada tanggal 6 – 8 Maret 2023
dapat di simpulkan bahwa ruang perawatan Baji nyawa menggunakan
model TIM yang terdiri dari : satu kepala ruangan, satu CCM dan
tiga orang penanggung jawab (Ketua Tim A, Tim B & Tim C) serta 14
perawat pelaksana.
a) Timbang Terima
Berdasarkan hasil kuesioner dan observasi di ruang perawatan
Baji nyawa di dapatkan hasil bahwa secara umum perawat memiliki
pengetahuan tentang kegiatan timbang terima yang cukup baik.
Sebelum melakukan operan dinas, perawat melakukan pre
conference di ruang ners station dilanjutkan dengan operan dinas di
ruang pasien dengan menggunakan komunikasi SBAR dan post
conference di ners station. Pada saat operan dinas, kepala ruangan
tidak ikut serta dalam kegiatan, namun ketua Tim A memimpin
jalannya operan dinas. Namun dari hasil wawancara yang dilakukan
pada beberapa perawat didapatkan data bahwa timbang terima atau
overran belum berjalan optimal dan juga ada beberapa perawat yang
tidak mengikuti operan dinas karena kurang disiplin waktu
(terlambat datang).
b) Ronde Keperawatan
Berdasarkan hasil wawancara beberapa perawat di dapatkan
bahwa perawat di ruang Baji nyawa dalam kegiatan ronde
keperawatan hanya dilakukan ketika ada pasien yang terindikasi
berdasarkan lama hari rawat perawatan yang tidak sesuai lagi
dengan ketentuan di RS yaitu lebih dari 3 hari, dan pengetahuan
perawat mengenai ronde keperawatan cukup baik.
c) Pre dan Post Conference
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan melalui
pengamatan dan wawancara langsung dengan kepala ruangan dan
juga beberapa perawat pelaksanan didapatkan bahwa Pre dan Post
conference di ruangan sudah berjalan, namun tidak setiap hari
dilakukan dan ada beberapa perawat yang tidak ikut dalam pre dan
post conference di ruangan, dan kadang post conference tidak
dilakukan.

d) Sentralisasi Obat
Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa seluruh perawat
diberikan wewenang mengenai sentralisasi, hasil observasi juga
menunjukkan sudah ada terpasang daftar nama obat dan fungsi nya
di dekat troli obat dan lemari obat.
e) Supervisi
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan didapatkan
bahwa kegiatan supervisi tidak dilaksanakan.

f) Discharge Planning
Discharge planning yang dilakukan perawat di ruang perawatan
Baji nyawa berdasarkan kuesioner diperoleh bahwa pengetahuan
perawat sangat baik dan melakukan discharge planning pada saat
pasien akan pulang, namun dari hasil wawancara dengan beberapa
perawat pelaksana didapatkan bahwa perawat tidak memberikan
memberikan penkes atau edukasi yang berhubungan dengan kondisi
pasien untuk kebutuhan perencanaan pulang.
g) Dokumentasi Keperawatan
Pendokumentasian di ruang perawatan Baji Nyawa sudah
berjalan dengan baik dimana perawat mengetahui dan tahu tentang
pendokumentasian keperawatan seperti buku laporan Tim A, tim B
& tim C, evaluasi SOAP, dan sensus per hari.
2) Pelaksanaan Keperawatan Muslim
Dari hasil wawancara dan observasi di lapangan didapatkan data
bahwa perawat belum maksimal dalam memberikan pelayanan
perawatan holistic islami kepada pasien, seperti memfasilitasi pasien
yang membutuhkan pendampingan ataupun bimbingan sholat, edukasi
tentang tayammun dan penyediaan peralatan untuk tayammun.
5. M4 – Money (Keuangan)

Sumber keungan di Ruangan Perawatan Baji nyawa diatur dalam hal


sistem pendanaan rumah sakit di ruangan di atur langsung oleh manajemen
Rumah Sakit Labuang Baji.
6. M5 – Marketing (Mutu)

Dari hasil pengkajian yang dilakukan didapatkan perawat mengetahui


SOP yang ada di ruang perawatan inap, dan setiap tindakan yang dilakukan
berdasarkan SOP yang ada, memiliki pengetahuan tentang keselamatan
pasien, perawat sudah mengetahui dan melaksanakan five moment hygine,
untuk survey kepuasan sudah berjalan dengan baik. Namun pada saat
pengkajian didapatkan belum tersedianya handrub di depan masing-masing
kamar perawatan (kamar pasien).

BAB III
PRIORITAS DAN ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH

A. Identifikasi Masalah
Beradasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan mahasiswa
selama tiga hari (6-9 Maret 2023) di ruang perawatan Baji, didapatkan beberapa
masalah sebagai berikut :
a. Kurangnya jumlah tenaga perawat di ruangan.
b. Pelaksanaan MPKP belum dilakuan secara optimal.
c. Pelaksanaan perawatan holistic islami belum berjalan.
d. Penyediaan fasilitas diruangan perawatan baji nyawa masih kurang memadai :
1) Alkes yang masih kurang dan tidak layak pakai.
2) Penyediaan handrub tidak ada disetiap kamar
3) Tidak ada struktur organisasi
B. Prioritas Masalah

Masalah M S Mn Nc Af Skor Prioritas

Pelaksanaan MPKP belum 3 4 4 4 4 19 I


dilakukan secara optimal
(operan/timbang terima, dan pre
dan post conference)
Kurangnya jumlah tenaga perawat 3 4 4 2 3 16 II
di ruangan.
Pelaksanaan perawatan holistic 3 2 4 4 2 15 III
islami belum berjalan
Penyediaan fasilitas diruangan 3 2 3 3 3 14 IV
perawatan baji nyawa masih
kurang memadai :
1) Alkes yang masih kurang dan
tidak layak pakai.
2) Penyediaan handrub tidak ada
disetiap kamar
3) Tidak ada struktur organisasi

Keterangan :
 M (Magnetude) : Kecenderungan besar dan seringnya masalah terjadi
 S (Saverity) : Besarnya kerugian yang ditimbulkan dari masalah ini
 Mn (Manageability) : Berfokus pada keperawatan sehingga dapat diatur untuk
perubahannya
 Nc (Nursing Concent) : Melibatkan pertimbangan dan perhatian perawat
 Af (Affordability) : Ketersediaan Sumber Daya
Skoring :
1 : Sangat rendah
2 : Rendah
3 : Cukup
4 : Tinggi
5 : Sangat Tinggi

C. Seleksi Terhadap Alternatif Penyelesaian Masalah

Prioritas Data Masalah Alternatif Penyelesaian


Masalah
I - Dari hasil wawancara Pelaksanaan MPKP - Edukasi pelaksanaan
yang dilakukan pada yang dilakukan MPKP sebagai saran agar
beberapa perawat belum berjalan dilakukan dengan
didapatkan data bahwa optimal. optimal.
timbang terima atau - Ikut serta dalam
overran belum berjalan pelaksanaan MPKP,
optimal dan juga ada timbang terima/overran,
beberapa perawat yang pre dan post conference.
tidak mengikuti operan - Melakukan role play
dinas karena kurang timbang terima, pre dan
disiplin waktu post conference sesuai
(terlambat datang). prosedur.
- Berdasarkan hasil
observasi dan
wawancara langsung
dengan kepala ruangan
dan juga beberapa
perawat pelaksanan
didapatkan bahwa Pre
dan Post conference di
ruangan sudah berjalan,
namun tidak setiap hari
dilakukan dan ada
beberapa perawat yang
tidak ikut dalam pre dan
post conference di
ruangan, dan kadang
post conference tidak
dilakukan.

II - Dari hasil wawancara yang Kurangnya jumlah Rekomendasi untuk


dilakukan kepada kepala tenaga perawat di penambahan jumlah tenaga
ruangan dan juga perawat ruangan. perawat sesuai kebutuhan di
pelaksana didapatkan data ruangan.
bahwa kebutuhan tenaga
diruangan belum cukup
atau tidak memadai
dengan alasan karena tidak
sebanding jumlah perawat
dengan tingkat
ketergatungan pasien.
- Dari hasil analisis jumlah
perawat (perhitungan
douglas) selama 4 hari dari
rata-rata 28 pasien di
ruang perawatan Baji
Nyawa didapatkan bahwa
tenaga perawat masihlah
kurang.

III - Dari hasil wawancara Pelaksanaan - Ikut berpatisipasi


dan observasi di perawatan holistic memberikan asuhan
lapangan didapatkan islami belum keperawatan
data bahwa perawat berjalan. keperawatan berbasis
belum maksimal dalam holistic islami.
memberikan pelayanan - Edukasi cara tayammum
perawatan holistic islami - Pembuatan poster tata cara
kepada pasien, seperti tayammun.
memfasilitasi pasien
yang membutuhkan
pendampingan ataupun
bimbingan sholat,
edukasi tentang
tayammun dan
penyediaan peralatan
untuk tayammun.

IV - Dari hasil pengkajian Penyediaan fasilitas - Rekomenadsi untuk


dan observasi alat di ruangan penambahan alat
didapatkan ada beberapa perawatan baji kesehatan di ruangan.
alat di ruangan yang nyawa masih - Pengadaan handrub di
masih kurang dan tidak kurang memadai. masing-masing kamar
layak pakai. pasien.
- Saat obsevasi - Membuat papan struktur
didapatkan belum organisasi
tersedianya handrub di
depan masing-masing
kamar perawatan (kamar
pasien).
- Dari hasil observasi di
ruangan tidak terdapat
papan struktur organisasi
di ruangan.

D. Penetapan Tujuan dan Alternatif Penyelesaian Masalah

Prioritas Masalah Tujuan Alternatif Penyelesaian


Masalah
I Pelaksanaan MPKP yang Agar pelaksanaan - Edukasi pelaksanaan
dilakukan belum berjalan MPKP (timbang MPKP sebagai saran agar
optimal. terima, pre post dilakukan dengan
conference) dapat optimal.
berjalan dengan - Ikut serta dalam
optimal di ruangan, pelaksanaan MPKP,
sehingga mutu asuhan timbang terima/overran,
keperawatan tetap pre dan post conference.
terjaga. - Melakukan role play
timbang terima, pre dan
post conference sesuai
prosedur.
II Kurangnya jumlah tenaga Terpenuhi jumlah - Rekomendasi untuk
perawat di ruangan. tenaga perawat sesuai penambahan jumlah
kebutuhan diruangan. tenaga perawat sesuai
kebutuhan di ruangan.

III Pelaksanaan perawatan Agar pelaksanaan - Ikut berpatisipasi


holistic islami belum perawatan holistic memberikan asuhan
berjalan. islami dapat berjalan keperawatan
maksimal keperawatan berbasis
holistic islami.
- Edukasi cara tayammum
- Pembuatan poster tata cara
tayammun.

IV Penyediaan fasilitas alat Tersedianya fasilitas - Rekomendasi untuk


di ruangan perawatan baji alat di ruangan penambahan alat
nyawa masih kurang perawatan baji nyawa. kesehatan di ruangan.
memadai. - Pengadaan handrub di
masing-masing kamar
pasien.
- Membuat papan struktur
organisasi
BAB IV
PELAKSANAAN DAN EVALUASI

A. Rencana Kegiatan (POA/Planning Of Action)


No. Masalah Uraian Kegiatan Waktu Target Sasaran PJ
Pelaksanaan
1. Pelaksanaan MPKP a. Koordinasi dengan kepala Disesuaikan Pelaksanaan Kepala Mahasiswa
yang dilakukan belum ruangan Baji Nyawa MPKP ruangan, ketua Profesi Ners
berjalan optimal. b. Mengikuti kegiatan timbang (timbang tim dan UMI
terima terima dan pre perawat
Data yang didapatkan : c. Melakukan role play timbang dan post pelaksana
- Dari hasil terima dan pre dan post conference
wawancara yang conference dapat berjalan
dilakukan pada d. Mendokumentasikan kegiatan maksimal.
beberapa perawat timbang terima dan pre dan
didapatkan data post conference
bahwa timbang
terima atau overran
belum berjalan
optimal dan juga
ada beberapa
perawat yang tidak
mengikuti operan
dinas karena kurang
disiplin waktu
(terlambat datang).
- Berdasarkan hasil
observasi dan
wawancara
langsung dengan
kepala ruangan dan
juga beberapa
perawat pelaksanan
didapatkan bahwa
Pre dan Post
conference di
ruangan sudah
berjalan, namun
tidak setiap hari
dilakukan dan ada
beberapa perawat
yang tidak ikut
dalam pre dan post
conference di
ruangan, dan kadang
post conference
tidak dilakukan.

2. Kurangnya jumlah a. Koordinasi dengan kepala Disesuaikan Terdapat Kepala Mahasiswa


tenaga perawat di ruangan Baji Nyawa daftar jumlah ruangan, ketua Profesi Ners
ruangan. b. Menghitung kebutuhan jumlah tenaga yang tim dan UMI
tenaga di ruangan berdasarkan dibutuhkan di perawat
Data yang didapatkan : tingkat ketergantungan pasien ruangan. pelaksana
- Dari hasil wawancara c. Merekomendasikan untuk
yang dilakukan penambahan jumlah tenaga
kepada kepala perawat di ruangan sesuai
ruangan dan juga kebutuhan
perawat pelaksana
didapatkan data
bahwa kebutuhan
tenaga diruangan
belum cukup atau
tidak memadai dengan
alasan karena tidak
sebanding jumlah
perawat dengan
tingkat ketergatungan
pasien.
- Dari hasil analisis
jumlah perawat
(perhitungan douglas)
selama 4 hari dari
rata-rata 28 pasien di
ruang perawatan Baji
Nyawa didapatkan
bahwa tenaga perawat
masihlah kurang.

3. Pelaksanaan perawatan a. Koordinasi dengan kepala Jumat, 17 Pasien Kepala Mahasiswa


holistic islami belum ruangan Baji Nyawa Maret 2023 mengetahui ruangan, ketua Profesi Ners
berjalan. b. Koordinasi dengan pasien dan dan mampu tim, perawat UMI
keluarga pasien melakukan pelaksana,
Data yang didapatkan : c. Membuat poster tata cara tayammun. pasien.
- Dari hasil tayammum Dan terdapat
wawancara dan d. Memberikan edukasi tentang poster
observasi di tata cara tayammum tayammum di
lapangan didapatkan e. Mendokumentasikan kegiatan setiap kamar
data bahwa perawat yang dilakukan pasien.
belum maksimal
dalam memberikan
pelayanan
perawatan holistic
islami kepada
pasien, seperti
memfasilitasi pasien
yang membutuhkan
pendampingan
ataupun bimbingan
sholat, edukasi
tentang tayammun
dan penyediaan
peralatan untuk
tayammun.

4. Penyediaan fasilitas alat a. Koordinasi dengan kepala Rabu, 15 Terdapat Kepala Mahasiswa
di ruangan perawatan ruangan Baji Nyawa Maret 2023 daftar ruangan, ketua Profesi Ners
baji nyawa masih kurang b. Koordinasi dengan pasien dan inventaris tim, perawat UMI
memadai. keluarga pasien barang. pelaksana,
c. Membuat daftar inventaris pasien dan
Data yang didapatkan : barang di Ruang Baji Nyawa Tersedianya keluarga
- Dari hasil d. Memasang handrub di masing- handrub di pasien.
pengkajian dan masing kamar pasien masing-
observasi e. Melakukan edukasi cara cuci masing kamar
didapatkan ada tangan pasien.
beberapa alat di f. Memasang papan struktur
ruangan yang masih organisasi Terpasang
kurang dan tidak g. Mendokumentasikan kegiatan papan struktur
layak pakai. yang dilakukan organisasi di
- Saat obsevasi Ruangan.
didapatkan belum
tersedianya handrub Pasien dan
di depan masing- keluarga
masing kamar mengetahui
perawatan (kamar dan mampu
pasien). melakukan 6
- Dari hasil observasi langkah cara
di ruangan tidak
terdapat papan cuci tangan.
struktur organisasi
di ruangan.

B. Implementasi dan Evaluasi Kegiatan


No. Implementasi Kegiatan Evaluasi Kegiatan
I Pada hari senin, 13 Maret 2023 mahasiswa melakukan - Kegiatan timbang terima/hand over dan pre dan post
implementasi kegiatan, melakukan role play timbang conference dapat dilakukan dengan maksimal, dan kepala
terima dan pre dan post conference ruangan menyetujui untuk mengoptimalkan pelaksanaan
MPKP di ruangan.
Uraian kegiatan :
a. Koordinasi dengan kepala ruangan Baji Nyawa
b. Mengikuti kegiatan timbang terima
c. Melakukan role play timbang terima dan pre dan post
conference.
d. Mendokumentasikan kegiatan timbang terima dan pre
dan post conference.

II Pada hari senin, 13 Maret 2023 mahasiswa melakukan - Terdapat daftar jumlah tenaga yang dibutuhkan di ruangan,
implementasi kegiatan, melakukan perhitungan jumlah dan kepala ruangan menyetujui untuk penmbahan jumlah
tenaga yang dibutuhkan. tenaga perawat di ruangan.

Uraian kegiatan :
a. Koordinasi dengan kepala ruangan Baji Nyawa
b. Menghitung kebutuhan jumlah tenaga di ruangan
berdasarkan tingkat ketergantungan pasien
c. Merekomendasikan untuk penambahan jumlah tenaga
perawat di ruangan sesuai kebutuhan

III Pada hari Jumat, 17 Maret 2023 mahasiswa melakukan - Pasien mengetahui dan mampu melakukan tayammun.
implementasi kegiatan, melakukan edukasi tayammum dan - Terpasang poster tayammum di setiap kamar pasien.
pemasangan poster tata cara tayammum.

Uraian kegiatan :
a. Koordinasi dengan kepala ruangan Baji Nyawa
b. Koordinasi dengan pasien dan keluarga pasien
c. Membuat poster tata cara tayammum
d. Memberikan edukasi tentang tata cara tayammum
e. Mendokumentasikan kegiatan yang dilakukan

IV Pada hari Rabu, 15 Maret 2023 mahasiswa melakukan - Terdapat daftar inventaris barang.
implementasi kegiatan, memasang handrub dan - Tersedianya handrub di masing-masing kamar pasien.
memberikan edukasi cara cuci tangan. - Terpasang papan struktur organisasi di Ruangan.
- Pasien dan keluarga mengetahui dan mampu melakukan 6
Uraian Kegiatan : langkah cara cuci tangan.
a. Koordinasi dengan kepala ruangan Baji Nyawa
b. Koordinasi dengan pasien dan keluarga pasien
c. Membuat daftar inventaris barang di Ruang Baji
Nyawa
d. Memasang handrub di masing-masing kamar pasien
e. Melakukan edukasi cara cuci tangan
f. Memasang papan struktur organisasi
g. Mendokumentasikan kegiatan yang dilakukan
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pelaksanan kegiatan praktek manajemen di Ruangan Baji Nyawa RSUD


Labuang Baji Makassar dimulai pada tanggal 6 Maret 2023. Ruangan baji nyawa
merupakan perawatan interna yang berlokasi di lantai 5 Gedung B dengan penerapan
meotde MPKP, adaptasi metode pengorganisasian nya adalah metode Tim yang terdiri
dari Kepala ruangan, Clinical case manager, Ketua tim A, Ketua tim B, Katim C dan
Perawat Pelaksana. Kelompok melakukan pengkajian selama 3 hari dari tanggal 6-8
Maret 2023 di minggu pertama, meliputi : Ketenagaan, Material (sarana & prasarana),
Metode MPKP, dan Mutu Pelayanan, kemudian data di Analisa dan diolah serta
merumuskan masalah yang ada di ruangan untuk dilakukan intervensi manajemen
keperawatan sesuai dengan metode MPKP yang diadaptasi dari Prof.Ratna Sitorus, dari
masalah – masalah tersebut kelompok sudah melakukan implementasi sesuai dengan
intervensi dan tujuan yang diharapkan.

Adapun beberapa implementasi yang dilakukan pada minggu kedua yaitu,


melakukan role play timbang terima, dan pre dan post conference, menghitung
kebutuhan jumlah tenaga perawat di ruangan, melakukan edukasi tayammum dan
pemasangan poster tata cara tayammum, memasang handrub di setiap kamar pasien,
melakukan edukasi cara cuci tangan, dan sebaginya.
B. Saran
1. Rumah Sakit
Menindak lanjuti rekomendasi untuk penyediaan fasilitas alat di ruangan perawatan
baji nyawa masih kurang memadai dan penambahan jumlah tenaga perawat sesuai
kebutuhan di ruang perawatan Baji Nyawa.
2. Ruangan
Sebaiknya Ruang Interna tetap menjalankan metode TIM supaya kebutuhan pasien
terpenuhi serta menjalankan peran sesuai dengan pembagian tugas dan tanggung jawab
yang menjadi standarisasi metode TIM.
DAFTAR PUSTAKA

Douglass, L.M. (1992). The effective nurse: Leader and manager. St.
Louis:Mosby.

Marquis, B.L dan Huston, C.J. (2009). Leadership Roles and


management functions in nursing: Theory and
application. Philadelphia: LippincottWilliams & Wilkins.

Marquis, B.L dan Huston, C.J. (2010). Kepemimpinan dan


manajemen keperawatan : Teori dan aplikasi, edisi 4. Jakarta:
EGC.

Potter , P.A., & Perry, A.G., (2005). Fundamental of nursing :


Concepts, process& practice, 4nd ed., Vol. 1. St. Louis: Mosby.

Sitorus, R. (2006) Model praktek keperawatan professional di Rumah


Sakit: Penataan struktur dan proses (sistem) pemberian asuhan
keperawatan di ruang rawat. Jakarta: EGC.

Sitorus, R. & Panjaitan, R. (2011). Manajemen


keperawatan: Manajemen keperawatan di ruang rawat.
Jakarta: Sagung Seto.
Departemen Kesehatan RI . 2001. Standar alat kesehatan di ruang
perawatan rumah sakit. Jakarta, Indonesia.
LAMPIRAN
DOKUMENTASI KEGIATAN

1. Melakukan Timbang Terima

2. Melakukan Pre dan Post Conference


3. Follow Up Pasien Kelolaan

4. Memasang Papan Struktur Organisasi


5. Memasang Handrub

6. Melakukan Edukasi Cara Cuci Tangan

7. Melakukan Edukasi Tayammum


8. Memasang Poster Tata Cara Tayammum

9. Memasang Tanda Resiko Jatuh


DOKUMENTASI PENGKAJIAN

Wawancara dengan Kepala Ruangan


Wawancara dengan Ketua TIM

Wawancara dengan Perawat Pelaksana


Wawancara dengan Perawat Pelaksana

Wawancara dengan Pasien


PENGKAJIAN KEPERAWATAN

No. RM : 406720
Tanggal : 15-03-2023
Tempat : Ruang Baji Nyawa
Diagnosa Masuk : Kolik Abdomen
A. DATA UMUM
1. Identitas Pasien
Nama : Nn. S Umur : 22 Tahun
Tempat/Tanggal lahir : Palu, 08-02-2001 Jenis Kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Belum Menikah Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SMA Suku : Palu
Pekerjaan : Mahasiswi Lama bekerja : -
Alamat : Jln. Pabentengan Telp. :-
Tanggal masuk RS : 13-03-2023 Ruangan : Baji Nyawa
Golongan darah :A Sumber info : Pasien
2. Penanggung jawab / pengantar
Nama : Yusuf Umur : 26 Tahun
Pendidikan terakhir : S1 Pekerjaan : Swasta
Hub. dengan klien : Kakak Pasien
Alamat : Jln. Sinassara
Telp. :-

B. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI

1. Keluhan utama Nyeri pada perut


2. Alasan masuk RS Pasien mengatakan sebelum dibawa ke Rumah Sakit,
mengalami nyeri pada perut kanan bawah sejak 2 hari
yang lalu, disertai sakit saat BAK, keluar darah (+) saat
kencing.
3. Riwayat Penyakit
Provocative/Palliative Nyeri dirasakan ketika bangun
Quality Nyeri seperti tertusuk-tusuk
Region Nyeri pada perut kanan bawah, menjalar sampai ke
belakang
Severity Skala nyeri 5 (nyeri sedang)
Timing Nyeri berlangsung ± 5 menit dan hilang timbul
4. Data Medik
a. Dikirim oleh : √ UGD Dokter Praktek
b. Diagnosa Medik
Saat masuk Kolik Abdomen + Susp. ISK
Saat pengkajian
Kolik Abdomen

5. Keadaan Umum
a. Kesadaran : Composmentis, GCS : E 4, V 5, M 6
b. TTV : TD : 120/70 mmHg, Nadi : 86 x/menit, RR : 20 x/menit,
S : 36,6°C, SpO2 : 99%
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : Nn. S No. RM : 406720


Umur : 22 Tahun Diagnosa Keperawatan : Nyeri akut
Jenis Kelamin : Perempuan
Diagnosa Medis : Kolik Abdomen + Susp. ISK
Hari / Tanggal : Rabu, 15-03-2023 (Hari Ke-1)

Diagnosa
Keperawata Implementasi Paraf Evaluasi
n
Nyeri Akut 1) Mengidentifikasi lokasi,
berhubungan karakteristik, durasi,
dengan agen frekuensi, kualitas, intensitas S : Pasien mengeluh
cidera - Nyeri perut kanan bawah,
nyeri.
fisiologis tembus ke belakang
Hasil : Nyeri perut kanan - Nyeri hilang timbul
bawah tembus ke belakang, - Skala nyeri 5
nyeri seperti tertusuk-tusuk, - Mual
nyeri hilang timbul O:
2) Mengidentifikasi skala - Nyeri sedang
nyeri. - Nyeri tekan abdomen kanan
Hasil : Skala nyeri 5 (nyeri bawah (+)
sedang) - Ekspresi wajah pasien meringis
3) Mengidentifikasi respons saat nyeri
- Terpasang infus RL, TTV (TD:
nyeri non verbal.
120/70 mmHg, N: 86 x/m, RR:
Hasil : Ekspresi wajah 20x/m, S: 36,6°C)
pasien tampak meringis saat
A : Masalah nyeri akut belum
nyeri dan tampak gelisah
teratasi
4) Mengdentifikasi faktor yang
memperberat dan P : Lanjutkan intervensi
memperingan nyeri. - Identifikasi nyeri secara
komprehensif (lokasi,
Hasil : Nyeri dirasakan lebih
karakteristik, durasi, frekuensi,
berat ketika bangun intensitas, dan skala)
5) Memberikan dan - Identifikasi respons nyeri non
mengajarkan teknik verbal
nonfarmakologis untuk - Monitor TTV
mengurangi nyeri. - Anjurkan untuk mengubah
posisi ke posisi yang nyaman
Hasil : Pasien tampak
- Anjurkan penggunaan
kooperatif saat diajarkan relaksasi napas dalam saat
teknik relaksasi napas
dalam, dan nyeri masih nyeri dirasakan
dirasakan namun tidak - Kolaborasi pemberian
terlalu sakit. analgesic
6) Menjelaskan strategi
meredakan nyeri
Hasil : Pasien mengerti
dengan apa yang dijelaskan
dan mampu menyebutkan
kembali strategi atau teknik
lain dalam mengurangi nyeri
seperti kompres hangat, dan
merubah posisi.
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : Nn. S No. RM : 406720


Umur : 22 Tahun Diagnosa Keperawatan : Nyeri akut
Jenis Kelamin : Perempuan
Diagnosa Medis : Kolik Abdomen + Susp. ISK
Hari / Tanggal : Kamis, 16-03-2023 (Hari Ke-2)

Diagnosa
Keperawata Implementasi Paraf Evaluasi
n
Nyeri Akut 1) Mengidentifikasi lokasi,
berhubungan karakteristik, durasi,
dengan agen frekuensi, kualitas, S : Pasien mengeluh
cidera - Nyeri perut kanan bawah,
intensitas nyeri.
fisiologis tembus ke belakang
Hasil : Nyeri perut kanan - Nyeri hilang timbul
bawah tembus ke belakang, - Skala nyeri 3
nyeri seperti tertusuk-tusuk, - Mual (-)
nyeri hilang timbul O:
2) Mengidentifikasi skala - Nyeri sedang
nyeri. - Nyeri tekan abdomen kanan
Hasil : Skala nyeri 3 (nyeri bawah (+)
ringan) - Terpasang infus RL, TTV (TD:
3) Mengidentifikasi respons 100/70 mmHg, N: 88 x/m, RR:
20x/m, S: 36,6°C)
nyeri non verbal.
Hasil : Ekspresi wajah A : Masalah nyeri akut belum
pasien tampak meringis saat teratasi
nyeri dan tampak gelisah P : Lanjutkan intervensi
4) Mengdentifikasi faktor yang - Identifikasi nyeri secara
memperberat dan komprehensif (lokasi,
memperingan nyeri. karakteristik, durasi, frekuensi,
intensitas, dan skala)
Hasil : Nyeri dirasakan lebih
- Identifikasi respons nyeri non
berat ketika bangun verbal
5) Memberikan dan - Monitor TTV
mengajarkan teknik - Anjurkan untuk mengubah
nonfarmakologis untuk posisi ke posisi yang nyaman
mengurangi nyeri. - Anjurkan penggunaan
relaksasi napas dalam saat
Hasil : Pasien tampak
nyeri dirasakan
kooperatif saat diajarkan
teknik relaksasi napas - Kolaborasi pemberian
dalam, dan nyeri masih analgesic
dirasakan namun tidak
terlalu sakit.
6) Menjelaskan strategi
meredakan nyeri
Hasil : Pasien mengerti
dengan apa yang dijelaskan
dan mampu menyebutkan
kembali strategi atau teknik
lain dalam mengurangi nyeri
seperti kompres hangat, dan
merubah posisi.
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : Nn. S No. RM : 406720


Umur : 22 Tahun Diagnosa Keperawatan : Nyeri akut
Jenis Kelamin : Perempuan
Diagnosa Medis : Kolik Abdomen + Susp. ISK
Hari / Tanggal : Jumat, 17-03-2023 (Hari Ke-3)

Diagnosa
Keperawata Implementasi Paraf Evaluasi
n
Nyeri Akut 1) Mengidentifikasi lokasi,
berhubungan karakteristik, durasi,
dengan agen frekuensi, kualitas, S : Pasien mengeluh
cidera - Nyeri perut kanan bawah,
intensitas nyeri.
fisiologis tembus ke belakang
Hasil : Nyeri perut kanan - Nyeri hilang timbul
berkurang - Skala nyeri 2
2) Mengidentifikasi skala -
nyeri. O:
Hasil : Skala nyeri 2 (nyeri - Nyeri sedang
ringan) - Nyeri tekan abdomen kanan
3) Mengidentifikasi respons bawah (+)
nyeri non verbal. - Ekspresi wajah pasien tenang
Hasil : Ekspresi wajah - Terpasang infus RL, TTV (TD:
100/70 mmHg, N: 84 x/m, RR:
tenang
20x/m, S: 36,4°C)
4) Mengdentifikasi faktor yang
memperberat dan A : Masalah nyeri akut belum
teratasi
memperingan nyeri.
Hasil : Nyeri dirasakan lebih P : Lanjutkan intervensi
berat ketika bangun, dan saat - Identifikasi nyeri secara
BAK. komprehensif (lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi,
intensitas, dan skala)
- Identifikasi respons nyeri non
verbal
- Monitor TTV
- Anjurkan untuk mengubah
posisi ke posisi yang nyaman
- Anjurkan penggunaan
relaksasi napas dalam saat
nyeri dirasakan
- Kolaborasi pemberian
analgesic

Anda mungkin juga menyukai