oleh
181102064
FAKULTAS KEPERAWATAN
2019
i
ii
iii
Judul : Pemberian Asuhan Keperawatan pada Pasien Diabetes
Mellitus dengan Spa Kaki di Kelurahan Tanjung Rejo
Medan Suggal
Nama : Nurindah Lestari Ritonga
Jurusan : Program Studi Pendidikan Ners Tahap Profesi Fakultas
Keperawatan Usu
Tahun Akademik : 2019
ABSTRAK
iv
Title of the Thesis : Providing Nursing Care for Diabetes Mellitus Patients
with Foot Spa at Kelurahan Tanjung Rejo, Medan
Sunggal
Name of Student : Nurindah Lestari Ritonga
Student ID Number : 181102064
Department : Nurse Profession Education Study Program
Academic Year : 2019
ABSTRACT
v
vi
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahNya
Pasien Diabetes Melitus dengan Spa Kaki di Kelurahan Tanjung Rejo Medan
Sunggal”
bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada
Yth:
2. Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns., sebagai Wakil Dekan I Fakultas Keperawatan
3. Cholina Trisa Siregar, S.Kep, Ns, M,Kep, Sp.KMB sebagai Wakil Dekan II
5. Nur Afi Darti SKp, M.Kep sebagai koordinator Pendidikan Ners Tahap
viii
8. Orang tua tercinta Alm. Amantosa Ritonga dan ibu Julinar Rambe yang
keterbatasan ilmu dan kemampuan penulis, oleh karena itu kritikan dan saran
Akhir kata penulis berharap semoga Laporan PBLK ini dapat bermanfaat
Penulis,
ix
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul.................................................................................................i
Lembar Pengesahan.........................................................................................ii
Abstrak...........................................................................................................iv
Pernyataan Original.......................................................................................vii
Kata Pengantar............................................................................................viii
Daftar Isi.........................................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................1
B. Tujuan Penelitian ...........................................................................4
C. Manfaat Penelitian .........................................................................4
x
4. Pengaruh Spa Kaki Diabetik terhadap Sirkulasi Darah.............47
E. Tinjauan Kasus………………………………………...................47
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang keriput, turunnya tinggi badan, berat badan kekuatan otot, daya ingat, daya
dengar, kemampuan berbagai rasa, dan penurunan fungsi berbagai organ termasuk
degenerative seperti Diabetes Mellitus akan lebih mudah terjadi Diabetes pada
lansia terjadi karena timbulnya retensi insulin yang disebabkan oleh 4 faktor:
pertama adanya perubahan komposisi tubuh, komposisi tubuh berubah menjadi air
53%, sel solid 12%, lemak 30%, sedangkan tulang dan mineral menurun 1%
sehingga tinggal 5%; Faktor yang kedua adalah turunnya aktivitas fisik yng akan
Faktor ketiga adalah perubahan pola makan pada lansia yang disebabkan oleh
jiwa dan pada yahun 2030 diperkirakan akan mencapai jumlah 366.210.100 jiwa
atau naik sebesar 11,4% dalam kurun waktu 30 tahun. Statistik dari International
Diabetis Federation (IDF) menyebutkan bahwa, di tahun 2012 sudah ada lebih
xii
dari 371 juta penderita diabetes dengan tiap tahun angka kejadian diabetes 3%
atau bertambah 7 juta orang. Pada tahun 1995, Indonesia berada di nomor 7
sebagai negara dengan jumlah diabetes terbanyak di dunia, dan diperkirakan pada
hampir 10% mengidap penyakit Diabetes (Tandra, 2013). Diabetes telah menjadi
penyebab kematian ke-4 di dunia. Di tahun 2012 ada 4,8 juta kematian yang
disebabkan langsung oleh Diabetes. Pada tahun 2030 diprediksi akan ada 52 juta
jiwa kematian pertahun karena penyakit tidak menular seperti Diabetes Mellitus
seiring dengan peningkatan faktor resiko akibat perubahan gaya hidup, gangguan
mencakup sekitar 85% pasien Diabetes (greenstain dan Wood, 2010). Komplikasi
Diabetes Mellitus ada dua, antara lain komplikasi akut dan komplikasi kronik.
diabetik mempengaruhi semua jenis syaraf, yaitu saraf perifer, otonom dan spinal
xiii
Komplikasi neuropati menimbulkan permasalahan ekstremitas berupa ulkus
paling banyak terjadi adalah penyakit vaskuler perifer dan neuropati sensorik atau
Hawks, 2014). Gejala umum meliputi: parastesia distal, nyeri seperti kesakitan
atau terbakar, seperti tertusuk dan kaki terasa dingin. Manifestasi lain adalah
berkurangnya sensasi proteksi; nyeri, suhu, sentuhan dan getaran (Kohnle, 2008).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Iqbal dan Ghori (2011) menunjukkan bahwa
mellitus. Oleh sebab itu penderita diabetes baik kurang atau lebih dari 10 tahun
penderita diabetes mengalami luka gangren. Pasien Diabetes Mellitus dengan luka
gangren yang berlanjut dapat beresiko amputasi seperti pendapat Greenstain dan
tungkai 15 kali lipat dari pada yang tidak menderita diabetes. Berdasarkan hasil
perawatan kaki dengan menjaga sirkulasi darah kaki dihasilkan kelompok yang
xiv
diabetikdibanding kelompok yang melakukan perawatan kaki secara teratur
senam kaki, message kaki serta latihan rentang gerak sendi (Ika, 2010). Salah satu
jenis terapi yang baru dikembangkan saat ini adalah Spa kaki diabetes.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa spa kaki dapat meningkatkan serum leptin dan
Beberapa Rumah Luka sudah ada yang menerapkan Spa kaki diabetes, salah
satunya adalah Rumah Luka Aska Sidoarjo. Terapi Spa dapat meningkatkan
metabolisme glutation. Uji coba control klinik pada 12 pasien Diabetes Mellitus
tipe II di Hokkaido yang dilakukan terapi Spa selama dua atau tiga kali dalam
empat minggu dengan suhu air antara 39-40 derajat celcius (tidak ada tentang
B. Tujuan Penulis
terhadap sirkulasi darah pada pasien penderita Diabetes Mellitus dengan Spa Kaki
xv
C. Manfaat
Memberikan pengetahuan dan asuhan keperawatan spa kaki yang efektif terhadap
klinik keperawatan.
xvi
BAB II
A. Landasan Teori
1. Definisi
peraturan dan nilai yang telah melembaga disebut dengan komunitas (Sumijatun
dkk, 2006). Kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui, kelompok anak balita,
kelompok lansia, kelompok masyarakat dalam suatu wilayah desa binaan dan lain
(Mubarak, 2006).
serta masyarakat sebagai kesatuan yang utuh melalui proses keperawatan untuk
kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang (Mubarak, 2006).
xvii
berhubungan untuk memecahkan masalah kesehatan melalui langkah-langkah
xviii
bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi kesehatan masyarakat dan
(Mubarak, 2006).
kelompok.
xix
materi/teori dari seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat
c. Kerjasama (Partnership)
jika tidak ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi lingkungan
masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat dibutuhkan dalam
berikut:
untuk peserta didik pada kasus penyakit akut yang bukan kasus kedaruratan
xx
memberikan rujukan pada peserta didik dan keluarganya bila dibutuhkan
pendidikan kesehatan.
kunjungan rumah, hospice care, home care dll. Perawat yang bekerja di
kompeten.
xxi
d. Lingkungan kesehatan kerja lain
Terdapat sejumlah tempat lain dimana perawat juga dapat bekerja dan
dapat mendirikan praktek sendiri, bekerja sama dengan perawat lain, bekerja
bermutu yang mewakili sesuatu yang nyata atau gambaran yang mendekati
kenyataan dari konsep. Model praktik keperawatan didasarkan pada isi dari
sebuah teori dan konsep praktik (Riehl & Roy, 1980 dalam Sumijatun, 2006).
Salah satu model keperawatan kesehatan komunitas yaitu Model Health Care
System (Neuman B, 1972). Model konsep ini merupakan model konsep yang
penurunan stres dengan cara memperkuat garis pertahanan diri, baik yang bersifat
keperawatan yang terdiri dari yang terdiri dari klien, lingkungan, kesehatan dan
keperawatan. Menurut Neuman tentang empat konsep utama yang terkait dengan
xxii
a. Manusia, merupakan suatu sistem terbuka yang selalu mencari
keperawatan komunitas, yaitu aspek fisik atau fisiologis, psikologis, aspek sosio
dan spiritual pada tiga garis pertahanan klien, yaitu garis pertahanan fleksibel,
normal dan resisten. Sehat dapat diklasifikasikan dalam delapan tahapan, yaitu:
3. Sosially ill, yaitu secara psikologis dan medis baik, tetapi kurang mampu
5. Medically ill, yaitu sakit secara medis yang dapat diperiksa dan diukur
6. Martyr, yaitu orang yang rela menderita atau meninggal dari pada menyerah
xxiii
yang tidak memperdulikan kesehatannya, dia tetap berjuang untuk
7. Optimistic, yaitu meskipun secara medis dan sosial sakit, tetapi mempunyai
8. Seriously ill, yaitu benar-benar sakit, baik secara psikologis, medis dan
social
Utama
(Mubarak, 2009).
Selain menjadi subjek, masyarakat juga menjadi objek yaitu sebagai klien
yang menjadi sasaran dari keperawatan kesehatan komunitas terdiri dari individu
Neuman (1972 dalam Anderson, 2006) untuk melihat masalah pasien, model
xxiv
keperawatan. Model tersebut telah diganti namanya menjadi model komunitas
menjadi landasannya.
a. Tingkat individu
penderita resiko tinggi seperti penderita penyakit demam darah dan diare.
b. Tingkat keluarga
xxv
tetap juaga berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara
kesehatan anggotanya.
c. Tingkat komunitas
dalam lingkup kecil sampai dengan lingkup yang luas didalam suatu
tiga aspek yaitu primer, sekunder dan tertier melalui proses individu dan
kesehatan komunitas yang luas dan berfokus pada pencegahan yang terdiri dari
a. Pencegahan primer
xxvi
perlindungan yang paling umum yaitu memberikan imunisasi pada bayi,
anak balita dan ibu hamil, penyuluhan gizi bayi dan balita.
b. Pencegahan sekunder
c. Pencegahan tersier
stadium dini dan rehabilitasi pada orang yang mengalami kecacatan agar
(Mubarak, 2009):
xxvii
keperawatan secara umum dengan empat komponen dasar yaitu; manusia,
2) Pengorganisasian masyarakat
tahapan berikut:
a) Tahap persiapan
b) Tahap pengorganisasian
kerja kesehatan.
xxviii
Memberikan dukungan latihan dan mengembangkan
e) Tahap koordinasi
masyarakat
f) Tahap akhir
yang merupakan gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan
ilmu sosial yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat baik yang
bersama tim kesehatan lainnya untuk dapat mengenal masalah kesehatan dan
xxix
kesehatannya (Chayatin, 2009). Menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan
yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra kerja dalam perencanaan,
(Efendi, 2009).
1. Pengkajian
a. Pengumpulan Data
Hal yang perlu dikaji pada komunitas atau kelompok antara lain :
xxx
1) Inti (Core) meliputi : Data demografi kelompok atau komunitas
kesehatan.
xxxi
g) Sistem komunikasi, serta komunikasi apa saja yang dapat
b. Jenis Data
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subjektif dan
1) Data Subjektif
2) Data Objektif
dan pengukuran
c. Sumber Data
1) Data primer
pengkajian.
xxxii
2) Data sekunder
record.
individu
4) Pengelolaan Data
c) Tabulasi data
d) Interpretasi data
5) Analisa Data
keperawatan.
xxxiii
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan
7) Prioritas Masalah
2. Diagnosa Keperawatan
xxxiv
c. Symptom : tanda atau gejala yang tampak menunjang masalah yang
terjadi.
3. Perencanaan/ Intervensi
d. Lakukan kerja sama dengan ahli gizi dalam menentukan diet yang
tepat.
4. Pelaksanaan/Implementasi
xxxv
(Mubarak, 2005). Perawat bertanggung jawab dalam melaksanakan
penyakit.
kebutuhan komunitas.
5. Penilaian/Evaluasi
intervensi
keperawatan
xxxvi
8. Analisis Wilayah Binaan di Kelurahan Tanjung Rejo
a. Pengkajian
telah menderita Diabetes Mellitus lebih dari satu tahun. Jumlah lansi ada 5 orang
b. Analisa Situasi
perawatan khusus seperti pencegahan dengan spa kaki belum pernh dilakukan.
c. Rumusan Masalah
preventif dan promosi kesehatan, dalam hal ini dilakukan dengan melakukan
pemeriksaan kadar gula darah, pola kebiasaan hidup lansia dan pemberian
xxxvii
pendidikan kesehatan kepada lansia dan keluarga tentang tentang perawatan diri
dengan melakukan spa kaki diabetik guna mencegah terjadinya ulkus diabetik dan
e. Implementasi
lansia, dan upaya peningkatan kesehatan lansia serta belum ada kegiatan
pendukung lainnya dalam mengkontrol kadar gula darah lansia. Untuk mengatasi
masalah tersebut, salah satu langkah yang dapat diambil yaitu dengan memberikan
pendidikan kesehatan dan spa kaki diabetik pada penderita diabetes mellitus.
f. Evaluasi
telah diberikan, lansia dan keluarga mampu menjawab pertanyaan yang diajukan.
xxxviii
Diabetes Mellitus berasal dari kata Yunani yaitu diabainein yang artinya
tembus atau pancuran air, dan mellitus yang artinya rasa manis, kedua kata itu
manis (diabetes mellitus) dalam dunia kesehatan adalah suatu kondisi dimana
terjadi peningkatan kadar gula dalam darah yang disebabkan oleh kelainan
dengan kata lain adalah kondisi tubuh terjadi kenaikan kadar gula darah di atas
yang dapat menyebabkan gula darah meningkat (hiperglikemia) (Black & Hawks,
2014).
Penyakit diabetes terdiri dari 3 tipe utama, yaitu diabetes tipe 1, diabetes
1. Diabetes Tipe 1
kelompok anak-anak dan dewasa muda. Tapi meskipun begitu, diabetes tipe
ini juga bisa menyerang semua umur. Nama lain dari diabetes tipe 1 adalah
xxxix
pankreas, menyebabkan pankreas tidak mampu memproduksi insulin
dengan optimal.
2. Diabetes Tipe 2
cukup bahkan tidak memproduksi sama sekali. Pada diabetes tipe 2, organ
cukup, namun sel-sel tubuh tidak merespons insulin yang ada dengan benar.
3. Diabetes Gestasional
menghasilkan insulin yang cukup untuk mengontrol gula darah pada tingkat
a. Gejala akut
(polyuria), nafsu makan mulai berkurang dan berat badan turun dengan
xl
b. Gejala kronik
Kesemutan, kulit terasa panas, atau seperti tertusuk-tusuk jarum, rasa tebal
kemaluan terutama wanita, gigi mudah goyah dan mudah lepas, kemampuan
keguguran atau kematian janin dalam kandungan, atau dengan bayi berat
4. Pemeriksaan Penunjang
diabetes mellitus diantaranya, glukosa darah sewaktu, kadar glukosa darah puasa,
Tabel 2.1.4 Kadar Gula Darah Sewaktu dan Puasa Sebagai Patokan
Kadar glukosa
darah puasa
- Plasma vena < 110 110-220 >126
-Darah kapiler < 90 90-110 >110
xli
c. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah
molekul hemoglobin dalam sel darah merah. Sekali melekat, glukosa ini tidak
dapat dipisahkan. Oleh karena itu, lebih tinggi kadar glukosa darah, kadar
sebagai A1C. A1C adalah kadar glukosa darah yang diukur lebih dari 3 bulan
5. Komplikasi
a. Komplikasi akut
1. Ketoasidosis metabolik
sangat rendah, maka gula yang ada di dalam darah tidak dapat masuk ke
dalam sel tubuh untuk diproses menjadi sumber energi. Sel-sel tubuh
xlii
Keseluruhan proses inilah yang disebut ketoasidosis (Black & Hawks
2. Hipoglikemia
gula darah puncak terukur sebesar 600 mg/dL. Ketika kadar gula darah
mencapai level ini, darah menjadi kental dan manis. Kelebihan gula
lantas dibuang ke dalam air seni yang memicu pembuangan jumlah besar
b. Komplikasi Kronik
1. Komplikasi makrovaskular
jantung tidak dapat dijelaskan, dyspnea pada saat aktivitas berat, atau
xliii
b. Penyakit serebrovaskular
d. Infeksi
2. Komplikasi mikrovaskular
a. Retinopati diabetik
xliv
Retinopati diabetik merupakan penyebab utama kebutaan pada
adanya kerusakan pada pembuluh darah retina atau lapisan saraf mata
b. Nefropati
ini, maka akan terjadi kebocoran pada ginjal. Kebocoran ini ditandai
ginjal ini tidak segera diobati, maka dapat menimbulkan gagal ginjal.
agar dapat bertahan hidup (Black & Hawks, 2014; Helmawati, 2014).
c. Neuropati
sel-sel saraf. Gangguan ini bila tidak segera diobati maka dapat
d. Kaki diabetik
xlv
harus dilakukan amputasi (pemotongan). Komplikasi kaki diabetik
2014).
6. Penatalaksanaan
2008).
a. Penatalaksanaan farmakologis
kadar glukosa dalam darah. Ada dua macam obat hipoglikemik, yaitu
berupa suntikan dan tablet yang dapat diminum. Obat berupa tablet biasa
disebut sebagai obat hipoglikemik oral (OHO) atau oral antidiabetes. Ada 3
ini dapat menurunkan kadar tingginya gula dalam darah dengan cara
biguanid adalah obat ini bekerja dengan cara merangsang kepekaan tubuh
xlvi
terhadap insulin sehingga pemakaian tunggal tidak menyebabkan
DM tipe 2 yaitu: Terapi diet, terapi herbal, senam diabetes, yoga dan
meditasi.
vena, venula, dan kapiler, dimana sistem ini membawa darah dari jantung ke
seluruh organ dan jaringan lain, kemudian membawa darah kembali ke jantung
(Jones, 2008 dalam Lyrawati, 2009). Pada umumnya sirkulasi darah manusia
terdiri dari sirkulasi darah pulmonal dan sirkulasi darah sistemik. Darah yang
progresif melalui aorta, arteri, arteriol, vena, dan akhirnya vena cava sebelum
memasuki atrium kanan (Black & Hawks, 2009). Sehingga, sirkulasi darah perifer
xlvii
Jantung memompa darah baru yang telah teroksigenasi melalui arteri, arteriol,
dan bantalan kapiler menuju seluruh organ dan jaringan. Arteri tersusun atas otot
polos yang tebal dan serat elastis. Serat yang kontraktil dan elastis membantu
menahan tekanan yang dihasilkan saat jantung mendorong darah menuju sirkulasi
sistemik. Arteri utama atau mayor dari sirkulasi sistemik meliputi aorta, karotis,
Arteri lain merupakan cabang dari aorta dan mengalirkan darah menuju
kepala, leher, dan organ-organ utama di dalam abdomen. Arteri karotis bergerak
naik di dalam leher dan mengalirkan darah ke organ di dalam kepala dan leher,
termasuk otak. Darah menuju lengan, dinding dada, bahu, punggung, dan sistem
saraf pusat. Arteri iliaka mengalirkan darah menuju pelvis dan kaki yang dialirkan
oleh arteri subklavia (Jones, 2008 dalam Lyrawati, 2009). Setelah melewati
daerah pelvis, arteri iliaka selanjutnya menjadi arteri femoralis, yang bergerak
Arteri femoralis mengalirkan darah ke kulit dan otot paha dalam. Pada
bagian bawah paha, arteri femoralis menyilang di posterior dan menjadi arteri
popliteal. Di bawah lutut, arteri popliteal terbagi menjadi arteri tibialis anterior
dan tibialis posterior. Arteri tibialis bergerak turun di sebelah depan dari kaki
bagian bawah menuju bagian dorsal atau punggung telapak kaki dan menjadi
arteri dorsalis pedis. Arteri tibialis posterior bergerak turun menyusuri betis dari
kaki bagian bawah dan bercabang menjadi arteri plantaris di dalam telapak kaki
bagian bawah. Setelah dihantarkan melalui sistem vaskular arteri dan menuju
xlviii
jaringan tubuh serta organ, darah “dikosongkan” menuju jaringan vena yang
jantung.
Sistem vena berjalan berdampingan dengan sistem arteri dan sistem vena
di leher dan ekstremitas. Arteri di daerah ini terletak dalam di bawah kulit dan
terlindung oleh tulang dan jaringan lunak. Sebaliknya, dua set vena perifer
biasanya ditemukan di leher dan ekstremitas, satu superfisial dan satu lagi terletak
lebih dalam. Vena superfisial terletak dekat dengan permukaan kulit, mudah untuk
dilihat, dan membantu untuk mengatur suhu tubuh. Saat suhu tubuh menjadi
rendah, aliran darah arteri menjadi berkurang, dan vena superfisial dilewati.
Sebaliknya, saat tubuh menjadi kelebihan panas, aliran darah ke kulit meningkat,
Vena-vena mayor dari sirkulasi sistemik meliputi vena kava superior, vena
kava inferior, dan vena jugularis. Vena kava superior mengumpulkan darah dari
sebagian besar organ yang terletak di bawah diafragma. Darah vena dari kepala
dan wajah dialirkan menuju vena jugularis, yang terletak di dalam leher. Darah di
darah menuju vena dalam kaki (yaitu tibialis anterior, tibialis posterior, popliteal,
dan femoralis). Vena safena magna dan safena parva superfisial mengalirkan
darah di telapak kaki dari arkus vena dorsalis menuju vena popliteal dan femoralis
(Jones, 2008).
xlix
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi sirkulasi darah perifer dalam
a. Obat-obatan
b. Berhenti merokok
c. Latihan
baru, dan mencegah komplikasi lebih lanjut (Black & Hawks, 2014;
Hasdianah, 2012).
d. Perawatan kaki
dapat dilakukan meliputi perawatan kaki yang baik. Kaki harus dijaga
l
4. Pemeriksaan Sirkulasi Darah Perifer pada Kaki
yang umumnya digunakan untuk evaluasi menyeluruh status ekstremitas. Tes ini
mengukur tekanan darah dipergelangan kaki dan lengan saat klien dalam keadaan
santai (Black dan Hawks, 2009). Indeks tekanan pergelangan lengan atau ankle
sangat berguna dalam penilaian, tindak lanjut dan perawatan pasiem dengan
penyakit vaskuler perifer (PVD). Ankle brachial index menyediakan dasar objektif
rencana pengobatan.
Alat ukur yang digunakan untuk menentukan ankle brachial index adalah
ukur tekanan ankle di arteri dorsalis pedis. Sistolik ankle brachial index pasien.
Alat ukur lain yang lebih sederhana adalah spyhgnomanometer dab stetoskop
dengan prinsip sama, yaitu mengukur tekanan brachial di lengan terlebih dahulu,
kemudia tekanan di kaki di arteri dorsalis pedis (Harefa dan Sari, 2011).
Sistolik ankle
ABI=
Sistolik brac hial
≥1,4 Abnormal
li
≥1,0 Normal
≤0,9 Ringan
≤0,6-0,8 Sedang
≤0,5 Berat
adalah dalam keadaan duduk di bangku dan jaga privasi klien. Berikut
langkah-langkahnya:
3) Cuci tangan
letakkan stetoskop diatas arteri dorsalis pedis, pompa cuff dan dengarkan
lii
6) Gunakan rumus ABI, yaitu dengan membagi sistolik teringgi pada kaki
1. Definisi
Spa merupakan suatu singkatan kata berasal dari kata Solus per Aqua
Berdasarkan arti tersebut dapat didefinisikan bahwa spa kaki adalah cara
(Fitria, 2011). Perawatan kaki merupakan salah satu perawatan di dalam spa yang
umumnya sama dengan pedicure di salon kecantikan. Saat ini spa kaki tidak
mengembangkan spa kaki untuk pasien diabetes, spa kaki diabetes merupakan
salah satu terapi bagi pasien diabetes mellitus untuk mencegah terjadinya
liii
2. Macam-macam Kegiatan Spa Kaki Diabetes dan Manfaatnya
sangatlah penting. Kulit merupakan anggota badan yang paling bawah dan
Pijatan atau masase disini adalah masase superfisial, yaitu pijatan yang
melunakkan sel kulit mati dan kotoran yang terdapat pada sela-sel
liv
d. Sikat kuku kaki menggunakan sikat khusus kaki hingga sela-sela
2. Padycure
panjang.
3. Foot massage
pemijatan pada area tubuh yang bengkak atau mengalami peradangan dan
lv
yang lancer memungkinkan darah mengantar lebih banyak oksigen dan gizi ke
Sehingga, aliran darah akan meningkat sensasi proteksi pada kulit (Susanti, 2012).
Pijat kaki dalam spa kaki diabetic juga dapat memperngaruhi sirkulasi darah
perifer . menurut Badawi (2009), foot massage atau pijat kakidapat memengaruhi
efek narkotika alami yaitu mengurangi rasa sakit dan meningkatkan kegembiraan,
E. Tinjauan Kasus
pada saat home visit. Jumlah Pasien kelolaan sebanyak 5 orang lansia yang
menderita Diabetes Melitus lebih dari 1 tahun. Kegiatan ini dilakukan sebanyak
1. Pengkajian
menjadi responden dalam kegiatan PBLK yaitu Ny. N, Ny. J, Ny. L , Ny K dan
yaitu sering merasa lapar, sering buang air kecil, mengantuk dan kebas-kebas pada
kaki dingin pada ujung kaki dan mudah kelelahan. Kelima klien sudah biasa
mengonsumsi obat Diabetes Mellitus tetapi ada 2 pasien yang tidak mengonsumsi
lvi
secara rutin. Untuk megetahui lebih lanjut tentang keadaan responden secara
I. Identitas
a. Nama : Ny. N
e. Agama : Islam
f. Suku : Mandailing
g. Pendidikan : SLTP
Klien tinggal dengan suami dan anaknya. Jumlah anak lima orang, dua
telah menikah. Keluhan utama lansia adalah kebas-kebas, gatal di kaki yang
ketika klien sedang berjalan jauh dan terlalu banyak beraktivitas. Ketika klien
Diabetes mellitus sudah diderita klien sejak 3 tahun lalu dan klien berobat secara
sering merasa lapar, sementara diet karbohidrat dan gula harus ia lakukan.
lvii
Berdasarkan hasil pengukuran tanda-tanda vital klien adalah sebagai berikut: TD :
170/100 mmHg, RR: 24x/ menit, HR: 74x/ menit. Klien rutin memeriksakan
kesehatannya ke dokter. Kadar gula darah klien pada tanggal 28 mei 2012 adalah
2. Analisa Data
lviii
Ds: Produksi insulin inadekuat Kelelahan
Klien
mengatakan Peningkatan kadar glukosa dalam
mudah lelah darah
melakukan
aktivitas Starvasi sel
Kepala terasa
pusing dan Tonus otot menurun
badan lemas
Do:
Terlihat Sulit bergerak
kelelahan
Kurang Kelelahan
berkonsentrasi
Wajah lesu,
lemah dan
lunglai
Ds: Ketidak seimbangan produksi Resiko infeksi
Klien insulin
mengatakan
gatal pada Anabolesme protein
kaki da terasa
seperti Kerusakan pada antibodi
kesemutan
Klien Kekebalan tubuh menurun
mengatakan
Resiko infeksi
gula darah
klien naik
pada saat
seminggu
setelah
lebaran
Do:
Klien terlihat
lemas dan
kurang
bersemangat
3. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan istirahat tidur b/d perasaan tak tenang d/d sulit memulai tidur dan
tidur kembali.
lix
2. Kelelahan b/d tonus otot menurun d/d klien mengatakan badan pusing,
3. Resiko infeksi b/d kekebalan tubuh menurun d/d gatal pada daerah
ekstremitas
4. Intervensi
1. Gangguan istirahat tidur b/d perasaan tak tenang d/d sulit memulai tidur
NOC:
normal.
Kriteria hasil:
NIC:
2. Kelelahan b/d tonus otot menurun d/d klien mengatakan badan pusing,
NOC:
lx
Kriteria hasil: Mengungkapkan pningkatan energy dan menunjukkan
NIC:
tanpa gangguan.
3. Resiko Infeksi b/d sistem kekebalan tubuh yang menurun d/d gatal
Ekstremitas.
NOC:
Kriteria hasil:
NIC:
5. Implementasi
lxi
Hari/ Dx Implementasi
Tanggal
lxii
Jumat/ 1 1. Lakukan identifikasi faktor yang menyebabkan
28/06/20 masalah tidur.
19 2. Lakukan pengurangan distraksi lingkungan dan
11:00 hal yang mengganggu.
3. Tingkatkan aktivitas pada siang hari.
4. Memberikan pendidikan kesehatan.
Jumat/ 2 1. Diskusikan dengan pasien kebutuhan aktivitas.
28/06/20 2. Berikan aktivitas alternative dengan priode
19 istirahat yang cukup dan tanpa gangguan.
11:00 3. Tingkatkan partisipasi klien dalam melakukan
aktivitas sehari-hari.
6. Evaluasi
Hari/Tanggal Evaluasi
Rabu/19/06/2019 S:Klien mengatakan sulit tidur, badan terasa panas, masih
pusing, gatal pada ektremitas, kesemutan dan mudah lelah
O: terlihat wajah kusam, kurang konsentrasi
TD:170/100mmHg, HR: 74x/i , RR: 24x/i
A: masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
Senin/24/06/2019 S: Klien mengatakan masih sulit tidur dan badan terasa lelah
tetapi lebih semangat beraktivitas, gatal-gatal pada
ekstemitas hilang tetapi masih kesemutan
O: Terlihat berkonsentrasi dalam pertemuan, wajah sedikit
segar
TD: 160/100mmHg, RR: 24x/i, HR:74x/i
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
Jumat/ S: Klien mengatakan dapat tidur nyenyak tetapi hanya 4
28/06/2019 jam, kesemutan berkurang, lebih bersemangat dalam
melakukan aktivitas seperti biasa dan mengerti tentang
resiko infeksi
O: Memahami perkataan
A: Masalah teratasi
P: Intervensi selesai
lxiii
Klien 2: Tanggal pengkajian : 19 Juni 2019
I. Identitas
a. Nama : Ny. L
e. Agama : Islam
f. Suku : Jawa
g. Pendidikan : SLTA
Klien tinggal dengan suami dan anaknya. Jumlah anak tiga orang,
kaki dan pusing. Klien mengatakan ini terjadi karenya klien kurang beraktivitas.
Faktor yang memperberat adalah saat klien terlambat makan ataupun disaat gula
darah meningkat. Untuk meringankan keluhan ini biasanya klien meminta tolong
cucunya untuk memijat kaki klien. Klien pernah oprasi katarak 4 tahun lalu
kemudian baru menderita diabetes selama 1 tahun ini. Klien selalu mengontrol
tekanan darahnya dengan mendatangi sebuah klinik di Setia Budi dan 2 bulan lalu
kadar gula darah klien adalah 200 mg/dl. Setelah dilakukan pemeriksaan tanda-
tanda vital klien adalah sebagai berikut: 150/100 mmHg, RR: 20x/ menit, HR:
lxiv
2. Analisa Data
lxv
Do: Sulit bergerak
Terlihat
kelelahan Kelelahan
Kurang
berkonsentrasi
Wajah lesu,
lemah dan
lunglai
Ds: Ketidak seimbangan produksi Resiko infeksi
Klien insulin
mengatakan
gatal pada kaki Anabolesme protein
da terasa seperti
kesemutan Kerusakan pada antibodi
Klien
mengatakan Kekebalan tubuh menurun
gula darah klien
Resiko infeksi
naik pada saat
seminggu
setelah lebaran
Do:
Klien terlihat
lemas dan
kurang
bersemangat
3. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan istirahat tidur b/d perasaan tak tenang d/d sulit memulai tidur dan
tidur kembali.
2. Kelelahan b/d tonus otot menurun d/d klien mengatakan badan pusing, lemas
3. Resiko infeksi b/d kekebalan tubuh menurun d/d gatal pada daerah
ekstremitas
4. Intervensi
1. Gangguan istirahat tidur b/d perasaan tak tenang d/d sulit memulai tidur
lxvi
NOC:
normal.
Kriteria hasil:
NIC:
2. Kelelahan b/d tonus otot menurun d/d klien mengatakan badan pusing,
NOC:
NIC:
tanpa gangguan.
lxvii
3. Resiko Infeksi b/d sistem kekebalan tubuh yang menurun d/d gatal
Ekstremitas.
NOC:
Kriteria hasil:
NIC:
5. Implementasi
Hari/ Dx Implementasi
Tanggal
lxviii
Rabu/ 3 1. Kaji tanda-tanda infeksi, suhu, perdarahan
19/06/20 2. Memberitahukan tanda dan gejala infeksi
19 3. Memberitahuan mencegah terjadinya infeksi
11:30 4. Mengajarkan minum obat teratur dan
memperhatikan kebersihan tubuh juga keamanan
tubuh
lxix
6. Evaluasi
Hari/Tanggal Evaluasi
Rabu/19/06/2019 S:Klien mengatakan sulit tidur, badan terasa panas, masih
pusing, gatal pada ektremitas, kesemutan dan mudah lelah
O: terlihat wajah kusam, kurang konsentrasi
TD:150/100mmHg, HR: 80x/i, RR: 20x/i
A: masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
Senin/24/06/2019 S: Klien mengatakan masih sulit tidur dan badan terasa lelah
tetapi lebih semangat beraktivitas, gatal-gatal pada
ekstemitas hilang tetapi masih kesemutan
O: Terlihat berkonsentrasi dalam pertemuan, wajah sedikit
segar
TD:150/100mmHg, HR: 80x/i, RR: 20x/i
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
Jumat/ S: Klien mengatakan dapat tidur nyenyak tetapi hanya 4
28/06/2019 jam, kesemutan berkurang, lebih bersemangat dalam
melakukan aktivitas seperti biasa dan mengerti tentang
resiko infeksi
O: Memahami perkataan
TD:150/100mmHg, HR: 80x/i, RR: 20x/i
A: Masalah teratasi
P: Intervensi selesai
I. Identitas
a. Nama : Ny. J
e. Agama : Islam
f. Suku : jawa
g. Pendidikan : SD
lxx
h. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
perempuan. Semua anak telah menikah. Keluhan utama klien adalah kebas-kebas,
gatal, kaki dan jari-jari kaki terasa kaku. Penyebabnya klien tidak menjaga
makanan dan memiliki banyak pikiran. Faktor yang memperberat klien adalah
klien memiliki masalah. Hal biasa yang dilakukan oleh klien untuk meringankan
keluhan adalah berjalan pelan-pelan dan memijat daerah kaki yang sakit.
Berdasarkan hasil pengkajian klien memiliki luka di kaki kiri dan sekitaran kaki
terdapat kalus. Klien sudah menderita diabetes selama 10 tahun dan jarang
2. Analisa Data
lxxi
halus Ulkus
Do:
Terdapat luka
dibagian telapak Kerusakan integritas kulit
kaki klien dalam
keadaan merah dan
sekitaran luka
kasar dan tebal
(kalus)
Ds: Hiperglikemi Resiko infeksi
Klien mengatakan Kerusakan vaskuler
ada luka dikaki
tetapi tidak terasa Neuropati perifer
jika berjalan di Ulkus
permukaan yang
halus Adanya perlukaan pada kaki
Do: Luka insisi tidak dirawat
Terdapat luka
dibagian telapak Leukosit meningkat
kaki klien dalam Resiko infeksi
keadaan merah dan
sekitaran luka
kasar dan tebal
(kalus), luka dalam
keadaan terbuka
3. Diagnosa Keperawata
1. Nyeri akut b/d kerusakan vaskuler d/d adanya ulkus dikaki klien.
2. Kerusakan integritas kulit b/d ulkus d/d kulit merah dibagian luka dan
3. Resiko infeksi b/d menurunnya antibody d/d luka susah kering dan tidak
4. Intervensi
1. Nyeri akut b/d kerusakan vaskuler d/d klien mengatakan sakit di kaki
dengan skala 4.
lxxii
NOC:
Kriteria hasil :
NIC :
nyeri, dll.
2. Kerusakan integritas kulit b/d ulkus d/d kulit merah dibagian luka dan
NOC:
Kriteria hasil: Keadaan kulit tetap utuh pada daerah yang mengalami
NIC:
lxxiii
3. Jaga kuling agar tetap kering dan bersih
3. Resiko infeksi b/d menurunnya antibody d/d luka susah kering dan tidak
NOC:
Kriteria hasil:
NIC:
5. Implementasi
Hari/Tanggal Dx Implementasi
Rabu/19/06/2019 1 1. Pertahankan tirah baring dan posisi yang
13:00 nyaman.
2. Kaji nyeri menggunakan metode (PQRST)
meliputi skala, frekuensi nyeri, dll.
3. Ajarkan teknik relaksasi napas dalam.
4. Ajarkan klien terapi spa kali.
5. Ajurkan klien mengonsumsi obat secara
teratur.
lxxiv
13:00 turgor, vaskuler
2. Awasi adanya tanda tanda infeksi
3. Jaga kuling agar tetap kering dan bersih
4. Beritahukan tanda dan gejala infeksi
lxxv
4. Beritahukan tanda dan gejala infeksi
6. Evaluasi
Tanggal/Hari Evaluasi
Rabu/19/06/2019 S: Klien mengatakan nyeri skala 4, dibagian tangan,
kaki terasa kaku seperti kesemutan, luka masih
merah
O: Terlihat ada luka di telapak kaki klien, sensasi kaki
ubnormal, tidak ada tanda-tanda infeksi
A: masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
Senin/24/06/2019 S: Klien mengatakan kesemutan masih ada tetapi nyeri
berkurang dan setelah diberikan spa kaki lebih terasa
jika kaki disentuh
O: Luka kering tetapi kaki tebal dan masih kaku
A: masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
Jumat/28/06/2019 S: Klien mengatakan kesemutan sudah berkurang dan
kaki terasa hangat, saat diberikan sensasi sedikit
terasa
O: Luka kering, tidak ada tanda-tanda infeksi, wajah
masih lesu
A: Masalah teratasi
P: Intervensi selesai
lxxvi
Klien 4: Tanggal pengkajian : 19 Juni 2019
I. Identitas
a. Nama : Ny. K
e. Agama : Islam
f. Suku : Mandailing
g. Pendidikan : SLTA
Klien tinggal dengan anak lelakinya yang belum menikah. Jumlah anak
lima orang, empat anak tersebut telah menikah. Keluhan klien adalah kebas-kebas
dan gatal dikaki dan ini dirasakan kadang-kadang. Penyebabnya karena klien
barang yang berat dan sudah duduk dalam waktu cukup lama. Untuk mengatasi
masalah ini biasanya klien memijat kaki yang sakit dengan alat pijatan agar
sakitnya berkurang. Klien sudah menderita diabetes selama 3 tahun dan rutin
2. Analisa Data
lxxvii
Ds: Hiperglikemi Gangguan istirahat
Klien mengatakan perubahan biologis
tidur
sulit untuk tidur, penurunan masukan
badan terasa lelah nutrisi
dan tidak penurunan aktivitas
bersemangat penurunan fungsi sendi,
Do: otot, pendengaran dan
Terlihat lesu, lelah penglihatan
dan kurang gaangguan istirahat
berkonsentrasi tidur
Ds: Produksi insulin Kelelahan
Klien mengatakan inadekuat
badan terasa sangat Peningkatan kadar
lelah meskipun glukosa dalam darah
tidak melakukan Starvasi sel
aktifitas apapun Tonus otot menurun
Do: Sulit bergerak
Terlihat lesu, lelah Kelelahan
Dan kurang
berkonsentrasi
3. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan istirahat tidur b/d perasaan tak tenang d/d sulit memulai tidur
lxxviii
2. Kelelahan b/d tonus otot menurun d/d klien mengatakan badan pusing,
3. Resiko infeksi b/d kekebalan tubuh menurun d/d gatal pada daerah
ekstremitas
4. Intervensi
1. Gangguan istirahat tidur b/d perasaan tak tenang d/d sulit memulai tidur
NOC:
normal.
Kriteria hasil:
NIC:
2. Kelelahan b/d tonus otot menurun d/d klien mengatakan badan pusing,
NOC:
lxxix
Kriteria hasil: Mengungkapkan pningkatan energy dan menunjukkan
NIC:
tanpa gangguan.
3. Resiko Infeksi b/d sistem kekebalan tubuh yang menurun d/d gatal
Ekstremitas.
NOC:
Kriteria hasil:
NIC:
lxxx
8. Mengajarkan minum obat teratur dan memperhatikan kebersihan tubuh
5. Implementasi
Hari/ Dx Implementasi
Tanggal
lxxxi
tubuh
6. Evaluasi
Hari/Tanggal Evaluasi
Rabu/10/06/2019 S:Klien mengatakan sulit tidur, badan terasa panas, masih
pusing, gatal pada ektremitas, kesemutan dan mudah lelah
O: terlihat wajah kusam, kurang konsentrasi
TD:170/100mmHg, HR: 76x/i , RR: 24x/i
A: masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
Senin/24/06/2019 S: Klien mengatakan masih sulit tidur dan badan terasa lelah
tetapi lebih semangat beraktivitas, gatal-gatal pada
ekstemitas hilang tetapi masih kesemutan
O: Terlihat berkonsentrasi dalam pertemuan, wajah sedikit
segar
TD: 160/100mmHg, RR: 24x/i, HR:74x/i
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
Jumat/ S: Klien mengatakan dapat tidur nyenyak tetapi hanya 4
28/06/2019 jam, kesemutan berkurang, lebih bersemangat dalam
melakukan aktivitas seperti biasa dan mengerti tentang
resiko infeksi
TD: 160/100mmHg, RR: 24x/i, HR:74x/i
O: Memahami perkataan
lxxxii
A: Masalah teratasi
P: Intervensi selesai
I. Identitas
a. Nama : Ny. S
e. Agama : Islam
f. Suku : Jawa
g. Pendidikan : SD
orang, semua anak Ny. S sudah menikah dan Ny S memiliki 7 cucu. Keluhan
utama klien adalah mudah lelah meskipun berjalan hanya sebentar. Kemungkinan
penyebabnya adalah arena gula darah yang naik. Klien belum memeriksakannya
ke klinik saat ini. Keluhan ini datang secara periodik (kadang-kadang). Faktor
yang memperberat keluhan adalah saat klien lupa minum obat atau sedang lapar.
Untuk memperingan keluhan tersebut biasanya klien akan duduk sambil bercerita-
cerita dengan tetangga. Klien sudah menderita diabetes selama 8 tahun. Biasanya
tanda-tanda vital klien yaitu: TD : 150/70 mmHg, RR: 24x/ menit, HR: 74x/
lxxxiii
menit. Pada tanggal 1 mei 2019 gula darah klien adalah 220 mg/dl. Klien
mengonsumsi glibenclanid.
2. Analisa Data
3. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan istirahat tidur b/d perasaan tak tenang d/d sulit memulai tidur
lxxxiv
2. Kelelahan b/d tonus otot menurun d/d klien mengatakan badan pusing,
3. Resiko Infeksi b/d sistem kekebalan tubuh yang menurun d/d gatal
Ekstremitas.
4. Intervensi
1. Gangguan istirahat tidur b/d perasaan tak tenang d/d sulit memulai tidur
NOC:
normal.
Kriteria hasil:
NIC:
2. Kelelahan b/d tonus otot menurun d/d klien mengatakan badan pusing,
NOC:
lxxxv
Kriteria hasil: Mengungkapkan pningkatan energy dan menunjukkan
NIC:
tanpa gangguan.
3. Resiko Infeksi b/d sistem kekebalan tubuh yang menurun d/d gatal
Ekstremitas.
NOC:
Kriteria hasil:
NIC:
lxxxvi
2. Memberitahukan tanda dan gejala infeksi
5. Implementasi
Hari/ Dx Implementasi
Tanggal
lxxxvii
24/06/20 2. Memberitahukan tanda dan gejala infeksi
19 3. Memberitahuan mencegah terjadinya infeksi
14:30 4. Mengajarkan minum obat teratur dan
memperhatikan kebersihan tubuh juga keamanan
tubuh
6. Evaluasi
Hari/Tanggal Evaluasi
Rabu/10/06/2019 S:Klien mengatakan sulit tidur, badan terasa panas, masih
pusing, gatal pada ektremitas, kesemutan dan mudah lelah
O: terlihat wajah kusam, kurang konsentrasi
TD:150/70mmHg, HR: 74x/i , RR: 24x/i
A: masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
Senin/24/06/2019 S: Klien mengatakan masih sulit tidur dan badan terasa lelah
tetapi lebih semangat beraktivitas, gatal-gatal pada
ekstemitas hilang tetapi masih kesemutan
O: Terlihat berkonsentrasi dalam pertemuan, wajah sedikit
segar
TD: 150/70mmHg, RR: 24x/i, HR:74x/i
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
Jumat/ S: Klien mengatakan dapat tidur nyenyak tetapi hanya 4
28/06/2019 jam, kesemutan berkurang, lebih bersemangat dalam
melakukan aktivitas seperti biasa dan mengerti tentang
lxxxviii
resiko infeksi
O: Memahami perkataan
A: Masalah teratasi
P: Intervensi selesai
BAB III
PEMBAHASAN
A. Analisa Pengkajian
Sunggal bahwa terdapat pasien yang menderita penyakit Diabetes Melitus dan
penelitian ini semua pasien berjenis kelamin perempuan. Masalah klien yaitu
adanya keluhan nyeri kebas pada kaki, mudah lelah dan sulit tidur yang dirasakan
istirahat tidur dan kelelahan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Yursa
(2015), 31% penderita diabetes memiliki kualitas tidur yang buruk dan 42%
lxxxix
penderita diabetes mudah lelah. Kelelahan merupakan akibat dari
didalam tubuh. Hal ini dikarenakan kadar gula darah yang tinggi. Kadar gula
darah yang tinggi dapat menyebabkan dehidrasi dan dehidrasi inilah yang
Aliran darah yang buruk merupakan masalah utama yang terjadi pada
penderita diabetes (Fatmet, 2005). Salah satu tanda penderita neuropati perifer
diabetic adalah mati rasa pada telapak kaki yang disebabkan gangguan system
saraf perifer yang sangat erat hubungannya dengan dampak hiperglikemi kronik
membawa oksigen dan nutrisi ke saraf. Disfungsi saraf perifer pada penderita
Feldman, 2012).
minggu sekali selama 3 minggu untuk mengajarkan aplikasi spa kaki diabetik
kepada pada pasien kelolaan. Spa kaki bertujuan untuk meningkatkan sirkulasi
darah. Berdasarkan hasil penelitian bahwa spa kaki dapat meningkatkan serum
diabetes yang dilakukan perawatan kaki dengan menjaga sirkulasi darah kaki
xc
terjadinya ulkus diabetikdibanding kelompok yang melakukan perawatan kaki
pasien diabetes mellitus adalah gangguan istirahat tidur dan kelelahan. Diagnosa
pernyataan subyektif dari pasien. Gangguan istirahat tidur dan kelelalahan yang
dialami oleh kelima pasien tersebut dikarenakan kadar gula pasien yang tinggi.
vaskular perifer yang menghambat sirkulasi darah. Dalam kondisi ini, terjadi
signifikan di bagian bawah tungkai dan kaki. Sirkulasi yang buruk ikut berperan
terhadap timbulnya kaki diabetik dengan menurunkan jumlah oksigen dan nutrisi
yang disuplai ke kulit maupun jaringan lain, akibatnya perfusi jaringan bagian
distal dari tungkai menjadi kurang baik dan timbul ulkus yang kemudian dapat
berkembang menjadi nekrosi/gangren yang sangat sulit diatasi dan tidak jarang
perawatan kaki yaitu spa kaki diabetik dilakukan selama 10-15 menit dan 1
xci
Kegiatan kunjungan rumah atau home visit pasien diabetes untuk
jadwal yang telah disepakati. Aplikasi Spa kaki diabetik pada satu pasien
berlangsung selama 10-15 menit. Rangkaian kegiatan Senam kaki diabetik yang
kaki, mengkaji nyeri dan melakukan spa kaki diabetik. Pertemuan pertama yaitu
Spa Kaki diabetik ini dilakukan dalam posisi duduk tegak diatas bangku
dengan kaki menyentuh lantai kaji sensasi kaki, perhatikan keadaan kaki (apakah
ada ulkus atau kalus), rendam kaki pasien dalam baskom besar sekitar 5 menit,
bersikan kaki pasien dan sabuni dengan sabun cair, sikat kuku dan telapak kaki
dengan menggunakan sikat khusus kaki hingga bersih (tidak menyentuh bagian
yang luka), setelah itu bilas kaki dengan air bersih, keringkan, potong dan rapikan
kuku pasien kemudian beri baby oail atau minyak khusus massage pada bagian
kaki, ratakan dan mulai pijatan pada kaki setelah itu bersihkan peralatan.
ke pasien di dapatkan hasil Kelelahan dan Gangguan tidur dapat teratasi tetapi
yang telah dilakukan pada pasien tentang perubahan yang dirasakan setelah
perubahan yang dirasakan setelah melakukan spa kaki yaitu badan terasa ringan
dan kaki tidak kebas-kebas sehingga lebih bersemangat untuk beraktivitas, tidur
mulai puas meskipun hanya sebentar dan merasa lebih baik dari sebelumnya.
xcii
Merendam kaki menggunakan air hangat dapat mengakibatkan
vasodilatasi darah dan melebar lumen arteri sehingga menurunkan resistensi aliran
rendaman air hangat adalah dilakukan massage pada kaki. Prosedur massage dapat
oksigen dan zat makanan kedalam sel tubu, sekaligus meningkatkan pengeluaran
sampah metabolism dari tubuh. Pijatan diarea telapak kaki kiri dapat merangsang
pancreas untuk memproduksi insulin. Pijatan kaki juga disenangi oleh banyak
orang karena selain bermanfaat untuk sirkulasi darah, namun memberikan efek
Pengalaman spa kaki diabetik yang diberikan pada klien membuat klien
karena sulit untuk melakukannya sendiri. Klien juga berterima kasih kepada
mahasiswa karena sangat senang diberikan pengalaman tentang spa kaki diabetik.
xciii
BAB IV
A. Kesimpulan
Tanjung Rejo Medan Sunggal yaitu pasien diabetes di Kelurahan Tanjung Rejo
Medan Sunggal dominan perempuan. Diagnosa prioritas yang ada pada kelima
klien adalah gangguan tidur dan kelelahan. Gangguan tidur dan kelelahan terjadi
karena gula darah klien yang meningkat. Dari kelima klien hanya satu klien yang
memiliki ulkus pada kaki. Kelima klien mengatakan perubahan setelah dilakukan
spa kaki sensasi kaki pada kaki meningkat, kebas pada kaki berkurang dan kaki
xciv
B. Saran
mellitus.
3. Bagi Masyarakat
mellitus.
xcv
DAFTAR PUSTAKA
Affiani, Rahmi. (2017). Efektivitas Spa Kaki Diabetes terhadap Sirkulasi Darah
Perifer pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Wilayah Kerja Puskesmas
Wonokromo Surabaya. Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol. 10, No. 1, Februari, hal
120-129
Black, J.M,. & Hawks, J.H. (2005). Medical Surgical Nursing: Clinical
Management for Positive Outcome. Philadelphia: Elsevier Saunders.
Ferry Efendy dan Makhfudli. (2009). Keperawatan Komunitas: Teori dan Praktik
dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
xcvi
Harmaya dkk. (2014). Pengaruh Massage Kaki terhadap Sensasi Proteksi pada
kaki Pasien Diabetes Mellitus Tipe II dengan Diabetic Peripheral
Neuropathy, www.googlescholar.com, diunduh pada tanggal 25 Januari 2015.
Hasdiana, (2012). Mengenal Diabetes Mellitus pada Orang Dewasa dan Anak-
anak dengan Solusi Herbal. Yogyakarta: Nuha Medika.
Mahendra dan Ade Tobing, (2008). Care Your Self Diabetes Mellitus. Jakarta:
Penebar Plus.
Resi, Yesi, H. Dan Oswati. (2015). Perbedaan Sensitifitas Tangan dan Kaki
Sebelum dan Sesudah Dilakukan Terapi Pijat Refleksi pada Penderita
Diabetes Mellitus Tipe 2. JOM Vol. 2, No. 2.
Purwanto, Budhi. (2014). Spa Kaki Diabetes (Layanan Estetika pada Kaki
Penderita Kencing Manis). Yogyakarta: Gava Medika.
Sakowski, S.A &Feldman, E.L (2012), Insulin Like Growth Factos in The
Peripheral Nervous System Endocrinal Metab Clin Nort, 41 (2), 375-393.
Tandra, H (2008). Segala Sesuatu yang harus anda ketahui tentang Diabetes.
Jakarta: Gramedia.
xcvii
SOP SPA KAKI DIABETIK
PENGERTIAN Spa kaki adalah tindakan yang terdiri dari skin cleansing
(pembersihan kaki), pedicure (pemotongan kuku) dan
foot massage (pijat kaki). Kegiatan-kegiatan dalam spa
kaki ini memberikan pengaruh terhadap sirkulasi darah
perifer secara menyeluruh juga membuat pasien merasa
nyaman dan rileks.
TUJUAN 1. Memperbaiki sirkulasi darah perifer bagian kaki
pada pasien yang menderita diabetes
2. Memberikan rasa nyaman
3. Mencegah adanya gangrene
KONTRAINDIKASI 1. Pasien dengan gangren
2. Pasien dengan fraktur
PERSIAPAN ALAT 1. Sabun cair
2. Pemotong kuku
3. Sikat kaki
4. Kapas lidi
5. Air dan baskom
6. Handscoon
PROSEDUR 1. Ucapkan salam
2. Beritahukan pasien tindakan yang akan dilakukan
3. Beritahukan pasien tujuan spa kaki
4. Jaga privasi pasien
5. Berikan pasien posisi nyaman (klien dalam posisi
duduk dan rileks)
6. Menggunakan handscoon
Fase kerja
xcviii
7. Langkah 1:
- Observasi dan palpasi keadaan kaki pasien
(apakah ada luka, kalus, kulit kering, dll)
- Berikan sentuhan dengan kapas dibagian
belakang jari jempol, tengah, kelingking juga
di plantar pedis dan dorsum pedis
(tanyakan apakah paien merasakan sentuhan
kapas)
8. Langkah 2:
- Skin Cleansing
Rendam kaki pasien selama 3 menit kemudian
bersihkan dengan menggunakan sabun dan
sikat kaki hingga bersih.
- Bilas kaki dan keringkan dengan handuk
9. Langkah 3:
- Observasi keadaan kuku pasien
- Potong kuku pasien (jika panjang) dan rapikan
kuku pasien dengan kikir penjepepit kuku
10. Langkah 4 (10 menit):
Usapkan baby oil pada kaki yang akan di
massage
- Lakukan massage pada punggung kaki dengan
cara kedua jempol tangan diletakkan di
punggung kaki dan jari lainnya ditelapak kaki,
lakukan gerakan dari arah jari kaki ke
pergelangan kaki
- Lakukan massage pada telapak kaki dengan
cara kedua jempol tangan berada ditelapak
kaki dan jari lainnya dipunggung kaki,
gerakan jempol tangan dari arah jari kaki
tumit kaki
- Sanggah tumit kaki ditelapak tangan kiri
kemudian kepalkan tangan kanan. Gerakan
kepalan tangan dari arah jari ke tumit kaki
- Masih dengan posisi tumit disanggah, tekan
kepalan tangan dari arah yang sama,
selanjutnya rotasikan pergelangan kaki dan
jari-jari kaki
- Lakukan bergantian
11. Rapikan alat
HAL_HAL YANG Spa kaki dilakukan ± 30 menit
HARUS
DIPERHATIKAN
xcix
TABEL PERENCANAAN KEGIATAN PRAKTIKA SENIOR
KEGIATAN
o
berdasarkan ES
1 1. Penentuan
peminatan
2. Penentuan tempat
pengambilan kasus
dan menyusun
judul laporan
pelayanan
3. Penelusuran
pustaka
4. Penyusunan BAB I
2 5. Melakukan
Pengkajian
6. Melakukan analisa
data dan
penegakan
berdasarkan kajian
diagnosa
keperawatan
Menganalisis
7. Menentukan dan
menyusun rencana
dari masalah yang
ditemukan
c
3 8. Implementasi
dan
rencana tindakan
terhadap masalah
yang telah disusun
Implementasi
9. Evaluasi
kegiatan/tindakan
yang telah
dilakukan sesuai
dengan tujuan
4 10. Finalisasi laporan
11. Penilaian
Finalisasi
performance
12. Penyerahan nilai
ke pendidikan
ci
cii