Anda di halaman 1dari 12

PROSEDUR

PERAWATAN LUKA
NAMA : ASMA ULHUSNA
NIM : P7124020048
DEFINISI LUKA ?

Definisi luka adalah suatu keadaan terputusnya


kontinuitas jaringan yang disebabkan oleh trauma,
ischemia / vaskuler, intentional / operasi, tekanan
dan keganasan. (Ekaputra : 2013)
Pengertian luka adalah suatu kondisi kerusakan
kontinuitas kulit, mukosa membran & tulang atau
organ tubuh lainnya (Kozier et all : 2004).
DEFINISI PERAWATAN LUKA
Perawatan luka adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
untuk merawat luka agar dapat mencegah terjadinya trauma
(injuri) pada kulit membran mukosa jaringan lain yang disebabkan
oleh adanya trauma, fraktur, luka operasi yang dapat merusak
permukaan kulit.
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PENYEMBUHAN LUKA

1. Usia
Anak dan dewasa penyembuhannya lebih cepat daripada orang tua. Orang
tua lebih sering terkena penyakit kronis, penurunan fungsi hati dapat
mengganggu sintesis dari faktor pembekuan darah.
2. Nutrisi
Penyembuhan menempatkan penambahan pemakaian pada tubuh. Klien
memerlukan diit kaya protein, karbohidrat, lemak, vitamin C dan A, dan
mineral seperti Fe, Zn.. Klien yang gemuk meningkatkan resiko infeksi luka
dan penyembuhan lama karena suplai darah jaringan adipose tidak adekuat.
3. Infeksi
Bakteri sumber penyebab infeksi. Infeksi menyebabkan peningkatan inflamasi
dan nekrosis yang menghambat penyembuhan luka.
LANJUTAN~

4. Sirkulasi (Hipovolemia) dan Oksigenasi


. Oksigenasi jaringan menurun pada orang yang menderita anemia
atau gangguan pernapasan kronik pada perokok. Kurangnya volume
darah akan mengakibatkan vasokonstriksi dan menurunnya
ketersediaan oksigen dan nutrisi untuk penyembuhan luka.
5. Hematoma
Hematoma merupakan bekuan darah. Seringkali darah pada luka
secara bertahap diabsorbsi oleh tubuh masuk kedalam sirkulasi. Tetapi
jika terdapat bekuan yang besar hal tersebut memerlukan waktu
untuk dapat diabsorbsi tubuh, sehingga menghambat proses
penyembuhan luka.
6. Benda asing
Benda asing seperti pasir atau mikroorganisme akan menyebabkan
terbentuknya suatu abses sebelum benda tersebut diangkat. Abses ini
timbul dari serum, fibrin, jaringan sel mati dan lekosit (sel darah putih),
yang membentuk suatu cairan yang kental yang disebut dengan nanah
(“Pus”).
MEKANISME/TAHAPAN PENYEMBUHAN LUKA

A. Fase Inflamasi
Ini merupakan fase awal dalam proses penyembuhan luka dan dalam kondisi ini pembuluh
darah akan menyempit untuk menghentikan pendarahan.
Pada fase inflamasi ini juga dibagi menjadi 2 yaitu inflamasi awal dan inflamasi akhir.
1.Inflamasi Awal:
Ketika luka terjadi trombosit yang berperan dalam membekukan darah akan
berkumpul di area luka untuk menghentikan pendarahan.
Setelah pendarahan berhenti pembuluh darah akan melebar dan mengalirkan darah
ke area luka tersebut. Akibatnya area luka terasa hangat, membengkak, dan
kemerahan. 
2.Inflamasi Akhir: Setelah itu untuk mencegah infeksi dari berbagai bakteri dan mikroba
maka sel darah putih akan membanjiri area luka. Selain itu sel darah putih juga
memperbaiki jaringan yang rusak. Setelah itu secara bertahap sel kulit baru akan
tubuh dan menutup area luka.
LANJUTAN~

B. Fase Proliferasi
Pada proses penyembuhan luka yang kedua ini terjadi di hari ketiga hingga 2
minggu pasca luka terjadi. Pada fase ini terjadi pembentukan jaringan
parut, dan kolagen mulai tumbuh di dalam luka.Kolagen sendiri adalah
protein yang berfungsi meningkatkan tensi dari permukaan kulit yang
terluka.Kolagen akan mendorong tepian luka semakin menyusut dan
menutup. Fase proliferasi akan berakhir ditandai dengan tumbuhnya
jaringan epitel. Epitel berfungsi meningkatkan aliran darah ke area
luka.Darah berperan dalam penyaluran nutrisi dan oksigen yang
dibutuhkan jaringan agar fase penyembuhan luka semakin lancar.
LANJUTAN~
C.Fase Maturasi/Pematangan
Proses penyembuhan luka yang terakhir adalah tahap pematangan, dimana
mulaI terjadi pada hari ke-20 hingga 1 atau 2 tahun pasca luka terjadi.
Pada fase ini fibroblast yang menghasilkan jaringan parut akan terus berjalan
dan mensintesis kolagen sehingga area luka akan semakin mengecil, elastisitas
kulit menurun, dan muncul garis putih di sekitar area luka.
Setelah itu maka akan timbul jaringan parut dengan tensi dan kekuatan yang
serupa dengan jaringan yang sudah rusak akibat luka. Namun pastinya area
bekas luka tidak akan memiliki tampilan yang serupa dengan kulit sebelum
terluka, terutama dari segi kelenturannya.Proses penyembuhan luka pada tiap
orang bisa berbeda karena ada banyak faktor yang mempengaruhi cepat atau
lambatnya proses penyembuhanluka.Mulai dari usia, asupan nutrisi, sistem
kekebalan tubuh, obat yang dikonsumsi, obesitas, gaya hidup, maupun adanya
riwayat penyakit yang menyebabkan proses penyembuhan luka terhambat
seperti diabetes.
CONTOH KASUS
Angkat jahitan
1.      Pengertian
Suatu tindakan melepaskan jahitan yang biasanya di lakukan hari ke 5-7 (atau
sesuai dengan penyembuhan luka yang terjadi).
2.      Persiapan alat :
a. Set angkat jahitan steril berisi pinset sirugis 2, anatomis 1, gunting hatting up,
lidi waten, kasa dalam bak instrumen steril
b.Bengkok berisi lisol 2-3 %
c. Kapas balut
d. Korentang
e. Gunting plester
f.  Plester
g.  Bensin
h. Alcohol 70 %
i.  Bethadin 10 %
j.   Kantung balutan kotor/bengkok kosong
4.      Prosedur pelaksanaan
a.      Memberi tahu dan menjelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
b.      Mendekatkan alat ke dekat pasien
c.      Membantu pasien mengatur posisi sesuai kebutuhan, sehingga luka mudah dirawat
d.      Mencuci tangan
e.      Meletakkan set angkat jahit di dekat pasien atau di daerah yang mudah dijangkau.
f.       Membuka set angkat jahitan secara steril
g.      Membuka balutan dengan hati-hati dan balutan di masukkan kedalam kantong balutan kotor
h.     Bekas-bekas plester dibersihkan dengan kapas bensin
i.      Mendesinfeksi sekitar luka operasi dengan alkohol 70% dan mengolesi luka operasi dengan
betadhin solution 10%.
j.       Melepaskan jahitan satu persatu selang seling dengan cara : menjepit simpul jahitan dengan
pinset sirurgis dan ditarik sedikit ke atas kemudian menggunting benang tepat dibawah
simpul yang berdekatan dengan kulit atau pada sisi lain yang tidak ada simpul.
k.      Mengolesi luka dan sekitarnya dengan bethadin solution 10 %
l.       Menutup luka dengan kasa steril kering dan di plester
m.    Merapikan pasien
n.      Membersihkan alat-alat dan mengembalikan pada tempatnya
o.      Mencuci tangan
p.      Mencatat pada catatan perawatan.
REFRENSI~
Alden K.R, 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Dialihbahasakan oleh
Maria A. Jakarta: EGC.
Beaty A.N, 2011. Biologi Reproduksi Kehamilan dan Persalinan. Yogyakarta:
55283.
Cunningham G, 2006. Obstetri Williams. Dialihbahasakan oleh Hartono Andry.
Jakarta: EGC.
_________, 2012. Obstetri Williams.Dialihbahasakan oleh Brahm U. Jakarta:
EGC.
Dewi V.N, 2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
Judith M. Wilkinson, 2011. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Dialihbahasakan
oleh Esti W. Jakarta: EGC.
Maritalia D, 2012. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Yogyakarta: 55167
Mitayani, 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika.
Oxorn H, 2010. Ilmu Kebidanan: Patologi dan Fisiologi Persalinan. Yogyakarta:
ANDI; YEM.
Saleha S, 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
www. Ilmu Kesehatan.com/324/ Hubungan-Keluarga-Berencana-denganPencegahan-
Kematian-Maternal-dan-Neonatal,html(jam 17.45 wib)
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai