Anda di halaman 1dari 23

LAPORANKELOMPOK

ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI


PADA NONA“E"DENGAN MENOMETRORAGIA
DIRUANG NIFAS RSUD AWET MUDA NARMADA
TANGGAL 10 SEPTEMBER 2022

OLEH :KELOMPOK 30

NAMA NIM
ASMAUL HUSNARINI P07124020408
INDRIANINGSIH P07124020035
VINA NOVITALIA P07124020085

KEMENTRIANKESEHATANREPUBLIKINDONESIA
POLTEKKESKEMENKESMATARAM
DIIIKEBIDANANTAHUN2022
LEMBARPERSETUJUAN

ASUHANKEBIDANANGANGGUA REPRODUKSI
PADANONA“E"DENGAN MENOMETRORAGIA
DIRUANGNIFASRSUDAWETMUDANARMADATANGGAL10SEPTEMBE
R2022

Laporan Kelompok Praktik Klinik Kebidanan


TelahMemenuhiPersyaratandanDisetujui
Pada Tanggal September2022

DisusunOleh:
Kelompok30

Menyetujui,

PembimbingLahan PembimbingPendidikan

(EryHadiyaniPujiAstuti,SST.,M.Tr.Keb) (DewiPuspa Ariyanti,S.Keb.Bd)

KetuaJurusanKebidanan

SyajaratuddurFaiqah,SSiT.,M.Kes
NIP.197608032003122002

2
LEMBARPENGESAHAN

ASUHANKEBIDANANGANGGUA REPRODUKSI
PADANONA“E"DENGAN MENOMETRORAGIA
DIRUANGNIFASRSUDAWETMUDANARMADATANGGAL10SEPTEMBE
R2022

DisusunOleh:Kelompok 30

NAMA NIM

ASMAUL HUSNARINI P07124020408


INDRIANINGSIH P07124020035
VINA NOVITALIA P07124020085

Telahdiseminarkandidepanpembimbing
Pada tanggalSeptember2022

Mengetahui,

PembimbingLahan PembimbingPendidikan

(EryHadiyaniPujiAstuti,SST.,M.Tr.Keb) (DewiPuspaAriyantiS.Keb.Bd)

KetuaJurusanKebidanan

SyajaratuddurFaiqah,SSiT.,M.Kes
NIP.197608032003122002

3
KATAPENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkatrahmat-Nyalahmakalahini dapat terselesaikansesuai denganwaktuyang
telahditentukan.Makalahinimembahasmengenai“AsuhanKebidananGangguan
Reproduksi PadaNona“E”dengan Menometroragia di Ruang Nifas RSUD Awet
Muda Narmada”, yang disajikandengan sistematisdanjelas.
Dalam proses penyusunan laporan ini, tentunya kami mendapatkan
bimbingan,arahan,koreksi,dan saran.Untukitusaya ucapkanrasa terimakasih kepada:

1. H.AwanDramawan,S.Pd.,M.KesselakuDirekturPoliteknikKesehatanMatara
mKemenkesRI

2. Dr.A.A.NPutraSuryanathaSelakuDirekturRSUDAwetMudaNarmada

3. SyajaratuddurFaiqahS.Si.T.,M.Kes.selakuKetuaJurusanKebidananPolitekni
kKesehatan Mataram KemenkesRI

4. AtiSulianty,SST.,M.Kes.selakuKetuaProgramStudiD-
IIIKebidananPoliteknikKesehatan Mataram KemenkesRI.

5. EryHadiyaniPujiAstuti,SST.,M.Tr.Keb.selakuKepalaRuanganNifasdiRSU
DAwetMuda Narmada

6. DewiPuspaAriyanti,S.Keb.Bd.selakupembimbingpendidikandalamkegiatan
Praktek KlinikKebidanan(PKKII)diRSAwetMuda Narmada

7. DansemuastafdiRSUDAwetMudaNarmada
Kami menyadari bahwa sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan
dankekurangansehinggahanya demikianyang dapat kami berikan.Kami
jugasangatmengharapkankritikandansarandariteman–
temansehinggakamidapatmemperbaikikesalahan–
kesalahandalampenulisanmakalahinikedepannya.

Mataram,September 2022

4
DAFTAR ISI

COVER
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGHANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................
B. Tujuan Penulisan .............................................................
1. Tujuan umum ..............................................................
2. Tujuan khusus .............................................................
C. Manfaat ...........................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Menometroragia .............................................
B. Penyebab Menometroragia ..............................................
C. Factor Resiko ...................................................................
D. Tanda Klinis ....................................................................
E. Diagnosis .........................................................................
F. Penatalaksanaan ..............................................................
BAB III TINJAUAN KASUS
I. Pengumpulan Data Dasar ................................................
II. Interprestasi Data Dasar ...................................................
III. Mengidentifikasi Diagnosa ..............................................
IV. Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera ............................
V. Rencana Asuhan Yang Menyeluruh ................................
VI. Pelaksanaan Asuhan ........................................................
VII. Evaluasi Hasil ..................................................................

BAB IV PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................
B. Saran ...............................................................................

DAFTAR PUSTAKA

5
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan reproduksi adalah kesejahteraan fisik dan mental dan
sosial yang utuh bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan dalam
segala hal yang berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsi-
fungsinya.Kesehatan reproduksi juga berarti bahwa orang dapat
mempunyai kehidupan sex yang memuaskan dan aman.Sejalan dengan itu
pemeliharaan kesehatan repoduksi merupakan suatu kumpulan metode
teknik dan pelayanan yang mendukung kesehatan dan penyelesaian
masalah kesehatan reproduksi (Nugroho & Setiawan, 2010).
Permasalahan kesehatan reproduksi merupakan tanggung jawab
bersama baik itu tenaga kesehatan maupun masyarakat karena dampaknya
kuat menyangkut berbagai aspek kehidupan. Salah satu gangguan sistem
reproduksi yang berhubungan dengan menstruasi adalah
menometroragia.Menometroragia berupa pendarahan yang belebihandan
lama dengan interval yang irregular dan sering (Gandt,2010).
Menometrorargia banyak di alami oleh para wanita.WHO
memperkirakan bahwa hampir 60% wanita mengalami menometroragia
walaupun tidak terlalusignifikan mempengaruhi kehidupan wanita namun
menometroragia tersebut cukup memepengaruhi wanita dalam kehidupan
sehari-hari (Artadiredja, 2012).
Menometroragia merupakan perdarahan uterus yang berlebihan
yang terjadi pada dan diantara siklus haid, ini disebut juga dengan
perdarahan disfungsional.Menometroragia banyak sekali terjadi pada
wanita dalam masa pubertas dan masa menjelang menopause.Beberapa
penyebab pada perdarahan ini antara lain karena kelainan anatomis rahim
(seperti adanya polip rahim, mioma uteri), adanya siklus anovulatoir
(ditandai dengan siklus haid yang memanjang), dan karena
ketidakseimbangan hormon yang mempengaruhi siklus haid(Safitri,
2009).Dampak dari menometroragia yang berlarut-larut akan terjadi
infeksidan terserang anemia. Hal ini karena penderita
menometroragiamengalami pengeluaran darah melebihi normal dan lebih
lama.Sekitar 90% perdarahan uterus disfungsional (perdarahan rahim)
terjadi tanpa ovulasi (anovulation) dan 10% terjadi dalam siklus
ovulasi.Penyebabnya antara lain obesitas (terlalu gemuk), pekerjaan berat
dan stres diduga ikut berperan terjadinya menometroragia atau yang biasa
disebut menstruasi berkepanjangan (Nedra Dodds, 2006 dalam jurnal Tyas,
2015).
Menurut World Health Organization (WHO) dikutip dalam (Jhon,
2012) menyatakan bahwa sekitar 10 % orang di Amerika Utara, Eropa
Barat, Australia dan Selandia Baru mengalami kurang pengetahuan
dibandingkan dengan sekitar 8 % di Timur Tengah dan 6 % di Asia. Angka
kejadian menometroragia juga cukup besar di negara berkembang terutama
dinegaranegara yang ada di kawasan Asia Tenggara.Angka kejadian

6
menometrorargia di Asia tenggara hampir di alami oleh 55%
wanita.Menometrorargia yang terjadi di Asia Tenggara lebih banyak
dialami wanita dari 40 tahun. Di Indonesia, kejadian menometroragia bisa
menimpa wanita mulai remaja (sudah menstruasi) hingga pre-menopause
(menjelang berakhirnya masa menstruasi). Sekitar 20% bisa dialami oleh
wanita remaja dan wanita muda, sedangkan 40% pada wanita paruh baya :
usia lebih40 tahun.

B. TujuanPenulisan
1. TujuanUmum
MahasiswimampumelaksanakanAsuhanKebidanandenganpendokumen
tasian varneypadakasusGangguan sistem reproduksi
2. Tujuankhusus
a. MampumelakukanpengkajiandatasubyektifdanobyektifpadaNona“
E”denganmelakukanasuhankebidanan Gangguan sistem
reproduksi.
b. Mampu
menginterpretasidatauntukmenegakkandiagnosispasienpada Nona
“E”dengan melakukan asuhankebidanan Gangguan sistem
reproduksi.
c. Mampumengidentifikasimasalahpotensialdanmengantisipasipenan
gananpada Nona“E” dengan melakukanasuhankebidanan
Gangguan sistem reproduksi.
d. Mampumenentukankebutuhanuntuktindakansegerapadapasienpada
Nona “E”dengan melakukan asuhankebidanan Gangguan sistem
reproduksi.
e. Mampumenyusunperencanaantindakanasuhankebidananpadapasie
npadaNona’E”dengan melakukan asuhankebidanan Gangguan
sistem reproduksi.
f. MampumelaksanakantindakanasuhankebidananpadapasienpadaNo
na“E”dengan melakukanasuhankebidanan Gangguan sistem
reproduksi.
g. Mampumelaksanakanevaluasihasiltindakanasuhankebidananpadap
asienpada Nona“E”denganmelakukan asuhankebidanan Gangguan
sistem reproduksi

C. ManfaatPenulisan
1. BagiPenulis(MahasiswiDIIIKebidananPoltekkesKemenkesMataram)
a. Mendapatkanpengalamanmenerapkanmanajemenkebidanandalam
memberikanasuhan Gangguan sistem reproduksi,
b. Belajar menerapkan langsung pada masyarakat
dilapanganperkembanganilmu pengetahuan yangdiperolehnya
didalamkelas.

7
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Dapat dimanfaatkan untuk penyempurnaan layanan bagitenaga
kesehatankhususnya profesi kebidanan dalam asuhan kebidanan pada
kasus Menometroragia.
3. Bagi Rumah Sakit
Sebagai bahan informasi dalam memberikan pelayanan pada kasus
Menometroragia.
4. Bagi Pasien
Membantu dalam halmemberikan pemahaman tentang pengertian
secara jelas perawatan pada kasus Menometroragia, sehingga klien
dapat mengerti dan melaksanakanya di rumah.

8
BAB II
TINJAUANPUSTAKA

A. Pengertian Menometroragia
Menurut Benson (2008), menometroragia adalah perdarahan yang
terjadi pada interval yang tidak teratur, biasanya jumlah dan lama
perdarahan bervariasi. Penyebab menometroragia sama dengan penyebab
metroragia.
Sedangkan menurut Manuaba (2008), menometroragia adalah
perdarahan saat menstruasi yang berlangsung terus/panjang dan berdarah
banyak.
Menometroragia adalah perdarahan yang banyak, di luar siklus
haid dan biasanya terjadi dalam masa antara 2 haid, perdarahan itu tampak
terpisah dan dapat dibedakan dari haid atau 2 jenis perdarahan ini menjadi
1 yang pertama dinamakan metroragia yang kedua menometroragia
(Wiknjosastro, 2009).
Menometroragia adalah perdarahan yang terjadi antara masa 2
Haid yang dapat disebabkan oleh kelainan organik pada alat genital atau
oleh kelainan fungsional (Prawirohrdjo, 2007).
B. Penyebab Menometroragia
Penyebab menometroragia adalah berasal dari luar uterus
(gangguan pembekuan darah, terjadi akibat infeksi pada uterus) atau
berasal dari uterus sendiri yaitu gangguan hormonal, artinya sematamata
akibat ketidakseimbangan hormonal dalam siklus menstruasi yang
mengaturnya (Manuaba, 2008).
Menurut Wiknjosastro (2009), menometroragia dapat disebabkan
kelainan organik pada alat genital atau oleh kelainan fungsional.
1. Sebab-sebab organik
Perdarahan dari uterus, tuba, dan ovarium disebabkan oleh kelainan
pada :
a. Serviks uteri, seperti polipsus servisis uteri, erosion porsionis uteri,
ulkus pada porsio uteri, karsinoma servisis uteri.
b. Korpus uteri, seperti polip endometrium, abortus imminens,abortus
sedang berlangsung, abortus inkompletus, molahidatidosa,
koriokarsinoma, subinvolusio uteri, karsinoma korporis uteri,
sarcoma uteri, mioma uteri.
c. Tuba falopii, seperti kehamilan ektopik terganggu, radang tuba,
tumor tuba/
d. Ovarium, seperti radang ovarium, tumor ovarium

9
2. Sebab – sebab fungsional
Perdarahan dari uterus yang tidak ada hubungannya dengan sebab
organik dinamakan perdarahan disfungsional. Perdarahan
disfungsional dapat ditemukan bersamaan dengan berbagai jenis
endometrium, yakni endometrium atrofik, hiperplastik, proliferative,
dan sekretoris, dengan endometrium jenis nonsekresi merupakan
bagian terbesar. Dengan demikian dapat dibedakan perdarahan yang
anovulatoar dan yang ovulatoar.
a. Perdarahan ovulatoaoar
Untuk menegakkan diagnosis perlu dilakukan kerokan pada masa
mendekati haid. Jika perdarahan lama dan tidak teratur siklus haid
tidak lagi dikenali, maka kadang bentuk kurva suhu badan basal
dapat menolong. Jika sudah dipastikan bahwa perdarahan berasal
dari endometrium tipe sekresi tanpa ada sebab organik, maka harus
dipikirkan sebagai etiologinya :
1) Korpus luteum persistens, dijumpai perdarahan kadangkadang
bersamaan dengan ovarium membesar. Sindrom ini harus
dibedakan dari kehamilan ektopik karena riwayat penyakit dan
hasil pemeriksaan panggul sering menunjukkan banyak
persamaan antar keduanya.
2) Insufisiensi korpus luteum dapat menyebabkan premenstrual
spotting, menoragia atau polimenorea.
3) Apopleksia uteri, pada wanita dengan hipertensi dapat terjadi
pecahnya pembuluh darah dalam uterus.
4) Kelainan darah, seperti anemia, purpura trombositopenik, dan
gangguan dalam mekanisme pembekuan darah.
b. Perdarahan anavulator
Penderita-penderita dengan penyakit metabolik, dijumpai
perdarahan anovulatoar biasanya dijumpai pada penyakit endokrin,
penyakit darah, penyakit umum yang menahun, tumor-tumor
ovarium. Sedangkan pada masa pubertas sesudah menarche,
perdarahan yang tidak normal disebabkan oleh gangguan proses
maturasi pada hipotalamus, dengan akibat bahwa pembuatan
releasing factor dan hormon gonadotropin tidak sempurna.
C. Faktor Resiko
Perdarahan disfungsional dapat terjadi setiap waktu dalam
kehidupan menstrual seorang wanita. Pada masa pubertas sesudah
menarche, perdaraha n tidak normal disebabkan oleh gangguan atau
terlambatnya proses maturasi pada hipotalamus. Pada wanita pada masa
pramenopause proses terhentinya fungsi ovarium tidak selalu berjalan
dengan lancar. Selain itu stress yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari,
baik didalam maupun diluar pekerjaan, kejadian-kejadian yang
mengganggu keseimbangan emosional seperti kecelakaan, kematian dalam
keluarga, pemberian obat penenang terlalu lama, dan lain-lain dapat
menyebabkan perdarahan anovulatoar. (Wiknjosastro, 2009 ).

10
D. Tanda Klinis/Laboratoris
Pada usia reproduksi pemeriksaan suhu basal badan, sitologi
vagina, atau analisa hormonal (FSH, LH, estradiol, prolaktin, dan
progesteron) dapat dilakukan. Pada usia perimenopause, antara masa
pramenopause dan pascamenopause (usia 40-50 tahun) perlu dilakukan
analisa hormonal, yaitu pemeriksaan hormon FSH, LH, estradiol, dan
prolaktin. Kadar FSH lebih dari 35 mIU/ml menunjukkan pasien memasuki
masa perimenopause. Kadar estradiol yang tinggi dapat menyebabkan
terjadinya penebalan endometrium (Baziad & Prabowo, 2011).
E. Diagnosis
Menurut Anwar, Baziad, dan Prabowo (2011), keluhan terlambat
haid, mual, nyeri, dan mulas sebaiknya ditanyakan. Palpasi bimanual perlu
untuk melihat pembesaran uterus, dan USG untuk memastikan adanya
gangguan kehamilan. Penyebab iatrogenik seperti pemakaian obat hormon,
kontrasepsi, kortikosteroid dan obat herbal juga harus dievaluasi. Bahan
obat tersebut akan mengganggu kadar estrogen dan faktor pembekuan
darah sehingga berpotensi menjadi perdarahan. Pembuatan anamnesis yang
cermat penting untuk diagnosis. Perlu ditanyakan bagaimana mulainya
perdarahan, apakah didahului oleh siklus yang pendek atau oleh
oligomenorea/amenorea, sifat perdarahan (banyak atau sedikit sedikit, sakit
atau tidak), lama perdarahan. Pada pemeriksaan umum perlu diperhatikan
tanda-tanda yang menunjuk kearah kemungkinan penyakit metabolik,
penyakit endokrin, penyakit menahun. Pada pemeriksaan ginekologik perlu
dilihat apakah tidak ada kelainan-kelainan organik, yang menyebabkan
perdarahan abnormal (polip, ulkus, tumor, kehamilan terganggu).
( Wiknjosastro, 2009 ).
F. Penatalaksanaan
Penanganan pertama kasus menometroragia ditentukan pada
kondisi hemodinamik. Bila keadaan hemodinamik tidak stabil segera
masuk rumah sakit untuk perawatan perbaikan keadaan umum. Pada
keadaan akut, dimana Hb <8 gr% maka pasien harus dirawat dan diberikan
transfusi darah (Anwar, Baziad dan Prabowo, 2011; Baziad, 2008).
Penatalaksanaan penghentian perdarahan dapat dilakukan dengan terapi
hormon dan nonhormon. Penanganan dengan medikamentosa nonhormon
dapat digunakan untuk perdarahan uterus abnormal adalah sebagai berikut
(Anwar, Baziad dan Prabowo, 2011) :
1. Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID)
Terdapat 5 kelompok NSAID berdasarkan susunan kimianya, yaitu :
a. Salisilat (aspirin)
b. Analog asam indoleastetik (indometasin)
c. Derivat asam aril proponik (ibuprofen)
d. Fenamat (asam mefenamat)
e. Coxibs (celecoxib)

Asam mefenamat diberikan dengan dosis 250-500 mg 2- kali sehari.

11
Ibuprofen diberikan dengan dosis 600-1200 mg perhari. NSAID dapat
memperbaiki hemostasis endometrium dan mampu menurunkan
jumlah darah haid 20-50%. Efek samping secara umum dapat
menimbulkan keluhan gastrointestinal dan kontraindikasi pada
perempuan dengan ulkus peptikum.

2. Antifibrinolisis
Pada perempuan dengan keluhan perdarahan uterus abnormal
ditemukan kadar activator plasminogen pada endometrium lebih tinggi
dari normal. Penghambat activator plasminogen atau obat
antifibrinolisis dapat digunakan untuk pengobatan perdarahan uterus
abnormal. Asam traneksamat bekerja menghambat plasminogen secara
reversible dan bila diberikan saat haid mampu menurunkan jumlah
perdarahan 40-50%. Efek sampingnya adalah keluhan gastrointestinal
dan tromboemboli.Sedangkan terapi hormon untuk menghentikan
perdarahan dikelompokkan menjadi 3 kelompok usia, yaitu :
a. Usia Remaja
Pada usia remaja terjadi siklus haid anovulatorik. Tanpa
pengobatan, ovulasi akan terjadi spontan selama perdarahan yang
terjadi tidak berbahaya, atau tidak mengganggu pasien.
Pengobatan hanya diberikan bila gangguan yang terjadi sudah 6
bulan, atau 2 tahun setelah menarche belum juga dijumpai siklus
haid yang berovulasi. Pada keadaan yang tidak akut dapat
diberikan antiprostalglandin, antiinflamasi nonsteroid, atau asam
traneksamat. Pada keadaan akut diberikan sediaan
estrogenprogesteron kombinasi (pil kontrasepsi kombinasi)
selama 3 hari.
Pengobatan berhasil bila perdarahan berkurang atau berhenti.
3-4 hari setelah pengobatan akan terjadi perdarahan lucut. Setelah
perdarahan teratasi, selanjutnya adalah pengaturan siklus dengan
pemberian progesteron dari hari ke 16-25, selama 3 bulan (Baziad,
2008).
b. Usia Reproduksi
Pada usia reproduksi, setelah dipastikan bahwa perdarahan
dari uterus dan bukan karena gangguan kehamilan maka dapat
dilakukan dilatasi dan kuretase yang kemudian diperiksakan
patologi-anatominya. Jika hasilnya perdarahan yang dialami
karena penyebab hormonal maka dapat diberikan terapi hormonal
estrogen-progesteron kombinasi atau pil kontrasepsi kombinasi
yang diberikan sepanjang siklus menstruasi dapat juga diberikan
tablet progesteron MPA dosis 10 mg / hari selama 14 hari
kemudian pengobatan dihentikan 14 hari berikutnya, diulang
selama bulan (Anwar, Baziad dan Prabowo, 2011; Baziad, 2008;
Wiknjosastro, 2007).
c. Usia Perimenopause

12
Pada keadaan tidak akut, maka dilakukan dilatasi dan
kuretase untuk mengetahui ada tidaknya keganasan pada
endometrium. Jika hasil pemeriksaan patologi anatomi
menggambarkan suatu hiperplasia kistik, atau hiperplasia
adenomatosa maka diberikan MPA dosis 3x10 mg/hari selama 6
bulan. Kemudian dilakukan dilatasi dan kurestase ulang setelah
pasien mendapatkan haid normal atau setelah pengobatan terjadi
lagi perdarahan yang abnormal (Baziad, 2008).

BAB III
TINJAUAN KASUS

Tanggal / waktu pengumpulan data : 10-09-2022/13.00 wita


Nomor register pasien : 023004
Tempat pengumpulan data : Ruang Nifas

I. PENGUMPULAN DATA DASAR


A. DATA SUBYEKTIF (S)
1. Identitas/ biodata
Nama : Ny.E
Umur : 46 th
Suku /bangsa : Sasak
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pengangguran
Alamat : Karang Sidemnn
No.HP : 087865172872

2. Anamnesa
a. Keluhan Utama
nyeri perut bagian bawah dan ibu merasa pusing
b. Riwayat perjalanan penyakit
ibu mengatakan haid sudah 1 bulan tidak berhenti, keluardarah terus
menerus, 2 hari darah berhenti tapi lanjut lagi
c. Riwayat Menstruasi
1) Umur menarche : 12 tahun
2) Lamanya haid : 30 hari
3) Jumlah darah haid : 6-9 kali ganti pembalut
4) Gangguan haid : haid tidak berhenti sejak 1 bulan lalu
d. Riwayat perkawinan
1) Pernikahan yang ke : Ibu mengatakan belum menikah

13
2) Lama :-
3) Usia menikah pertama kali :-
e. Riwayat penyakit yang lalu/operasi
1) Pernah dirawat :Tidak pernah
2) Pernah dioperasi :Tidak pernah
f. Riwayat penyakit keluarga
1) Kanker : Tidak Ada
2) Penyakit Hati : Tidak Ada
3) Hipertensi : Tidak Ada
4) Dm : Tidak Ada
5) Penyakit Ginjal : Tidak Ada
6) Alergi : Tidak Ada
7) Kelainan Bawaan : Tidak Ada
8) Hamil Kembar : Tidak Ada
9) Tbc : Tidak Ada
10) Epilepsi : Tidak Ada
11) Penyakit Jiwa : Tidak Ada
g. Riwayat Ginekologi
1) Infertilitas : Tidak Ada
2) Infeksi Virus : Tidak Ada
3) PMS : Tidak Ada
4) Cervicitis Kronis : Tidak Ada
5) Endometriosis : Tidak Ada
6) Myoma : Tidak Ada
7) Polip Servix : Tidak Ada
8) Kanker Kandungan : Tidak Ada
9) Operasi Kandungan : Tidak Ada
10) Perkosaan : Tidak Ada
h. Kebiasaan Hidup
1) Kebiasaan merokok : Tidak Ada
2) Minum Alkohol : Tidak Ada
3) Mengkonsumsi NAPZA : Tidak Ada
4) Mengkonsumsi Obat-Obatan : Tidak Ada
i. Riwayat Keluarga Berencana
1) Metode KB yang pernah dipakai : Tidak pernah
2) Lama :-
3) Komplikasi dari KB :-
j. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
1) Nutrisi
a) Frekuensi makan/minum : 3X Sehari/2 Liter
b) Jenis makanan/minuman : Nasi,Sayur,Lauk
Pauk/Air Putih
c) Porsi makan/minum : 1 piring/8 gelas
d) Pantangan makanan/minuman : Tidak Ada
e) Masalah dalam makan/minum : Tidak Ada

14
2) Personal hygiene
a) Mandi : 2x Sehari
b) Gosok gigi : 2x Sehari
c) Cuci rambut : 2x Seminggu
d) Ganti pakaian : 2x Sehari
e) Ganti celana dalam : 3x Sehari
3) Pola Eliminasi
a) BAB
(1) Frekuensi : 1x Sehari
(2) Warna : Kuning Kecoklatan
(3) Konsistensi : Lunak
(4) Gangguan : Tidak Ada
b) BAK
(1) Frekuensi : 3-4x Sehari
(2) Warna : Kuning
(3) Gangguan : Tidak Ada
B. DATA OBYEKTIF (O)
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : komposmentis
c. Berat badan/tinggi badan : 54,6/150
d. Pemeriksaan tanda vital
1) Tekanan darah : 143/98 mmHg
2) Nadi : 94x/menit
3) Suhu : 36,5 C
4) Pernafasan : 24x/menit
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala dan rambut
1) Kebersihan : Bersih
2) Warna : Rambut Kehitaman
3) Massa : Tidak Ada
b. Wajah
1) Pucat : Tidak
2) Oedema : Tidak
c. Mata
1) Konjungtiva : Pucat
2) Sclera : Putih
3) Pengelihatan : Normal
d. Telinga
1) Simetris : Simetris
2) Serumen : Tidak Ada
e. Hidung
1) Simetris : Simetris
2) Secret : Tidak Ada
3) Nyeri tekan : Tidak Ada

15
4) Polip : Tidak ada
f. Mulut dan gigi
1) Kebersihan : Bersih
2) Sariawan : Tidak Ada
3) Gigi : Tidak Berlubang
g. Leher
1) Kelenjar tyroid : Tidak Ada Pembesaran
2) Vena jugularis : Tidak Ada Bendungan
3) Kelenjar limfe : Tidak Ada Pembesaran
h. Payudara
1) Simetris : Simetris
2) Massa : Tidak ada
3) Puting susu : Menonjol
4) Nyeri tekan : Tidak Ada
i. Abdomen
1) Luka operasi : Tidak Ada
2) Massa : Tidak Ada
3) Nyeri tekan : Tidak Ada
j. Genetalia
1) Kebersihan : Bersih
2) Pengeluaran : Ada
k. Ekstremitas
1) Atas
a) Simetris : Simetris dan terpasang infus
b) Fraktur : Tidak Ada
c) Oedema : Tidak Ada
d) Persendian : Normal
2) Bawah
a) Simetris : Simetris
b) Fraktur : Tidak Ada
c) Oedema : Normal
d) Persendian : Tidak Ada
e) Refleks patella : +/+
l. Kulit
1) Warna : Sawo Matang
2) Elastisitas : Elastis
3. Pemeriksaan Penunjang (10-09-2022/10.58)
a. Laboratorium
a) Urin : Negatif
b) Hb : 7,5 gr/dl
c) Golongan darah :B
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan Keterangan
Hemoglobilin 7.5 Gr/Dl 11.0-15.0
jumlah 9400 /uL 4000-11000
leukosit

16
hitung jumlah 10.8 % 20.0-40.0
lukosit Lym
hitung jumlah 5.0 % 3.0-14.0
lukosit MXD
hitung jumlah 84.2 % 50.0-70.0
lukosit Neut
jumlah 4.65 10^6/uL 4-5
eritrosit
Hematokri 25.9 % 37-47
MCV 55.7 Fl 80-100
MCH 16.9 pg 27-34
MCHC 28.9 g/dL 32-36
RDW SD 38.0 fl 35-56
RDW CV 19.8 % 11-160
Jumlah 440000 /uL 150000-
Trombosit 400000
Masa
perdarahan
(Bleeding
time = BT

Bleeding time 3 Menit 1-6


= BT
Masa
pembekuan
( clothing
time = CT
Cloathing 7 menit 6-12
time = CT
Anti HIV
kualitatif
(Strip) gratis
Anti HIV NON Non Reaktif
kualitatif REAKTIF
(Strip)
Serologi
RDT Antigen NEGATIF - Negatif
Covid 19
syphilis NON - Non Reaktif
REAKTIF
HbsAg
kualitatif
(strip)
HBSAG NON Non Reaktif
(strip) REAKTIF

17
II. INTERPRETASI DATA DASAR
A. Diagnosa
Ny’E Umur 46 tahun dengan menometroragia dan Anemia
Dasar :
Data Subyektif :
a. Ibu mengatakan menstruasi sudah 1 bulan
b. Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah
c. Ibu mengatakan sering tiba tiba pusing
Data Objektif :
K/U ibu baik, BB : 54,5 Kg, Tb : 150 cm, TD : 143/98mmHg, Nadi :
94/menit, Suhu : 36,5C, Hb : 7,5 gr%, terdapat pengeluaran darah dari
jalan lahir.
B. Masalah
Anemia
C. Kebutuhan
Transfusi darah
III. MENGIDENTIFIKASI DIAGNOSA/ DIAGNOSA POTENSIAL
Menometroragia dan Anemia
IV. KEBUTUHAN TERHADAP TINDAKAN SEGERA
Transfusi Darah
V. RENCANA ASUHAN YANG MENYELURUH (Tgl/ Jam : 10-Sep-
2022/13.15 wita)
1. Memberitahu klien dan keluarga tentang hasil pemeriksaan
2. Pasang infus dan Premidikasi sebelum transfusi
3. Pasang infus dan Transfusi 2 kalf darah
VI. PELAKSANAAN ASUHAN (Tanggal/jam : 10-Sep-2022/13.30 wita)
1. Memberitahu klien dan keluarga tentang hasil pemeriksaan yaitu TD :
140/80 mmHg, Suhu : 36,5C, Nadi : 82x/menit, RR : 20x/menit dan ibu
mengalami menometroragia dan anemia kemudian akan dilakukan
transfusi darah.
2. Memberikan dukungan pada pasien untuk tenang dan tidak memikirkan
hal-hal buruk yang akan terjadi padanya agar kondisinya cepat membaik
(pulih).
3. Terpasang infus jam 13.37 wita dengan larutan NaCl, kemudian sebelum
dilakukan transfusi premidikasi dexsametasone 2 ampul jam 14.00 wita
secara bolus. Terima darah dari BDRS jam 13.37 wita dengan No kantong
S3663031A, Pada jam 14.15 wita darah PRC kalf I masuk kemudian pada
jam 16.00 wita darah habis dan diganti dengan cairan NaCl 100 cc dan
kemudian konsul dengan dokter odvis tidank dilakukan premedikasi lagi,
jam 16.15 wita darah PRC kalf II masuk dengan No kantong
S36611048A.

18
VII. EVALUASI HASIL ASUHAN (Tanggal/Jam :
1. Klien dan keluarga mengetahui hasil pemeriksaan dan bersedia dilakukan
transfusi darah.
2. Rasa kekhawatiran klien berkurang.
3. Tidak ada tanda-tanda reaksi alergi obat dan transfusi darah lacar.

CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN


Hari/ Rencana Tindakan Tindakan evaluasi
Tgl/Jam
Sabtu, 1. TTV dan 1. K/u baik, 1. Ibu
10-11- observassi TD : 125/72 mengetahui
2022, perdaarhan. mmHg, hasil
Pukul : 2. Injeksi Nadi : pemeriksaa
18.00 traneksamat/8 82x/menit, n.
wita jam (jam 20.35 Rr : 2. Injeksi
wita dan 04.35 21x/menit, sudah
wita) suhu : dilakukan
3. Cek DL besok 36,6c, dan tidak
pagi tanggal 11- Perdarahan ada tanda-
09-2022 (-), BAK tanda alergi
(+), darah obat.
kolf II habis 3. Cek DL
pada jam besok pagi
18.40 dan tanggal 11-
diganti 09-2022.
dengan
larutan
Nacl.
2. Injeksi
traneksamat
secara bolus
jam 20.35
dan 04.35
wita.
3. Cek DL
akan
dilakukan
besok pagi
tanggal 11-
09-2022.
Minggu, 1. TTV 1.K/u baik, 1. Ibu
11-09- 2. Injeksi TD : 127/64 mengetahui
2022, traneksamat jam mmHg, hasil
Pukul : 12.35 wita. Nadi : pemeriksaa
06.00 3. Cek DL pagi 80x/menit, n.
wita Suhu : 2. Injeksi
36,5C, Rr : sudah
20x/menit dilakukan

19
dan tidak
ada tanda-
tanda alergi
obat.
3.
pemeriksaa
n:
a. HB:10,6
gr/dL
b. jumlah
leukosit:
12100/uL
c. hitung
jumlah
lukosit Lym
:7,8%
d. hitung
jumlah
lukosit
MXD :
5,3%
e. hitung
jumlah
lukosit Neut
: 86,9%
f. jumlah
eritrosit:
5,63
10^6/uL
g.
Hematokrit
: 33,8%
h. MCV :
60,2
i. MCH :
18,8 pg
j. MCHC :
31.3 g/dL
k. RDW SD
: 46,8 fl
k.RDW CV
: 24,2 %
l. jumlah
trombosit :
324000 /uL

20
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada pembahasan kasus ini penulis menguraikan tentang proses asuhan


kebidanan ibu gangguan reproduksi pada Nn. E umur 46 tahun dengan menoragia
di Rumah Sakit Awet Muda Narmada Karanganyar dengan menggunakan 7
langkah varney. Pembahasan ini dimaksudkan agar diambil suatu kesimpulan dan
pemecahan masalah dari kesenjangan yang ada, sehingga dapat digunakan sebagai
tindak lanjut dalam penerapan asuhan kebidanan yang tepat, efektif dan efisien.
Dari hasil pengkajian didapatkan data subyektif yaitu Nn. E mengatakan
selama 2 minggu ini menstruasinya terus menerus dengan jumlah lebih banyak dari
biasanya dan darahnya menggumpal (ganti pembalut 3-4 kali/hari) siklus teratur,
sifat darah menggumpal, warna merah kecoklatan, badan lemas dan kepala pusing.
Pada data objektif didapatkan keadaan umum sedang, kesadaran composmentis,
tekanan darah 120/60 mmHg, nadi 86 x/menit, respirasi 22 x/menit, suhu 37°C,
conjungtiva pucat. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah pemeriksaan
laboratorium Hb 7,5 gr%.Pada tahap ini terdapat kesenjangan antara teori dan
kasus pada kasus ibu mengalami anemia.
Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang diberikan, ulangi kembali
proses manajemen dengan benar terhadap setiap aspek asuhan (Ambarwati, 2010).
Evaluasi yang ingin dicapai klien dengan menoragia ini adalah : menstruasi
normal, keadaan umum baik, ibu tidak terjadi anemia (Varney, 2007). Kasus pada
Nn. E dengan menometroragia telah dilakukan asuhan kebidanan selama 2 hari dari
tanggal 10 september – 11 september 2022 di ruang nifas Rsam . Hasil evaluasi
yang didapatkan yaitu keadaan umum baik, kesadaran composmentis, vital sign
dalam batas normal, pengeluaran pervaginam berupa bercak dan tidak terjadi
anemia dengan hb 10,6 gr%.

21
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pengkajian didapatkan data subyektif yaitu Nn. E mengatakan selama 1
bulan ini menstruasinya terus menerus dengan jumlah lebih banyak dari
biasanya dan darahnya menggumpal (ganti pembalut 3-4 kali/hari) siklus
teratur, sifat darah menggumpal, warna merah kecoklatan, badan lemas dan
kepala pusing. Pada data obyektif didapatkan keadaan umum sedang,
kesadaran composmentis, tekanan darah 120/60 mmHg, nadi 86 x/menit,
respirasi 22 x/menit, suhu 37°C, muka tidak pucat, conjungtiva pucat, dan
terdapat pengeluaran pervaginam. Pada data penunjang yaitu pemeriksaan
laboratorium didapatkan Hb 10,6 gr%
2. Interpretasi data yang diperoleh dari Nn. E maka didapatkan dignosa Nn. E
umur 46 tahun dengan menometroragia. Masalah yang muncul ibu
mengatakan cemas dengan kondisi yang sedang dialami. Kebutuhan yang
diperlukan ibu yaitu memberi dukungan moral dan KIE tentang
menometroragia.
3. Diagnosa potensial yang ditegakkan pada kasus Nn. E dengan
menometroragia yaitu anemia, tetapi Nn. E tidak mengalami anemia
karena sudah tertangani dengan tepat dan cepat.

B. Saran
1. Bidan
Dapat mendeteksi tanda dan gejala menometroragia sehingga dapat
melakukan tindakan yang tepat dan sesuai standar yang berlaku yaitu
dengan pemberian antibiotik sehingga pasien dapat pelayanan kesehatan
yang optimal.
2. Rumah Sakit
Meningkatkan mutu dalam pelayanan kesehatan khususnya pada kasus
menometroragia, dapat ditangani tepat maka menometroragia tidak
menimbulkan komplikasi lebih lanjut.

22
3. Bagi pendidikan
Diharapkan dapat menambah bahan pustaka tentang pelaksanaan asuhan
kebidanan pada ibu dengan menometroragia sesuai perkembangan teori-
teori yang ada.
4. Bagi Klien
Diharapkan dapat mengetahui lebih awal tanda-tanda gangguan menstruasi
terutama menometroragia dengan datang ketenaga kesehatan sehingga
dapat dilakukan antisipasi untuk mencegah terjadinya komplikasi yang
berlanjut.

DAFTAR PUSTAKA

Verawati Gunardi. ASUHAN KEBIDANAN PADA GANGGUAN


SISTEM REPRODUKSI DENGAN MENOMETRORAGIA DI RUANG
POLI KEBIDANAN. RSUD dr SLAMET GARUT - PDF Free Download.
adoc.pub. Published 2015. Accessed October 12, 2022.
https://adoc.pub/asuhan-kebidanan-pada-gangguan-sistem-reproduksi-
dengan-meno.html

menometrorargia(Nastyazka Subakti, Fathnuraini). Scribd. Published 2022.
Accessed October 12, 2022.
https://id.scribd.com/document/508548124/menometrorargia-Nastyazka-
Subakti-Fathnuraini

Kti A, Yuki, Pendahuluan B, Belakang L. Accessed October 12, 2022.
http://repository.uki.ac.id/2692/2/BABI.pdf

Salmon Charles Siahaan, Ferdinand Aprianto Tannus. GANGGUAN


MENSTRUASI DAN PENYEBABNYA. Prosiding FK UC. 2021;1(1).
Accessed October 12, 2022.
https://journal.uc.ac.id/index.php/PFK2021/article/view/2335

23

Anda mungkin juga menyukai