Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY”F” USIA 32 TAHUN

G2 P1001 Ab00 UK 37-38 MINGGU DENGAN PERSALINAN LETAK SUNGSANG


DI PMB YENI SSUTRAWATI, S. Tr. Keb

Di Susun Oleh:
Nama : Ira Puspita Dewi
Nim : 1817154011167

PRODI DIII KEBIDANAN


STIKES WIDYAGAMA HUSADA
MALANG 20220
DAFTAR ISI

Table of Contents
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................2
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................3
LEMBAR PERSETUJUAN......................................................................................................................4
LEMBAR PEMBIMBING LAPORAN...................................................................................................5
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................................6
A. Latar Belakang..............................................................................................................................6
B. Tujuan............................................................................................................................................7
C. Tempat Pengambilan Kasus.........................................................................................................7
D. Gambaran Kasus...........................................................................................................................7
BAB 2 TINJAUAN TEORI.....................................................................................................................8
A. Definisi Letak Sungsang................................................................................................................8
B. Etiologi............................................................................................................................................8
C. Patofisiologi..................................................................................................................................14
D. Penatalaksanaan..........................................................................................................................15
BAB 3 TINJAUAN KASUS...................................................................................................................17
BAB 4 PEMBAHASAN..........................................................................................................................18
BAB 5 PENUTUP...................................................................................................................................19
A. Kesimpulan..................................................................................................................................19
B. Saran.............................................................................................................................................19
DAFTAR ISI............................................................................................................................................20
KATA PENGANTAR

Puji syukur bagi Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat serta Hidayah-Nya, sehingga
pada saat ini penulis diberikan nikmat kesehatan serta dapat menyelesaikan Laporan Asuhan
Kebidanan Persalinan Dengan Letak Sungsang di PMB Yeni Sustrawati, S. Tr. Keb
Pembuatan laporan ini juga bertujuan untuk memenuhi tugas Praktik Kerja Klinik 2 di Program
Studi DIII Kebidanan Stikes Widyagama Husada, Malang, Tidak lupa penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. dr. Rudi Joegiantoro, MMRS, Selaku direktur STIKES Widyagama Husada.
2. Yuniar Angelia P, S.SiT, M.Kes selaku ketua Prodi D3 Kebidanan STIKes Widyagama
Husada Malang.
3. Yeni Sustrawati, S. Tr. Keb selaku Pembimbing Lapangan di PMB Yeni Sustrawati, S. Tr.
Keb.
4. Nicky Danur Jayanti, SiT., M. KM selaku pembimbing intitusi STIKes Widyagama Husada
Malang.
Laporan ini di buat penulis dengan semaksimal mungkin, dan juga dibantu dengan berbagai
sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Terlepas dari semua itu, penulis
juga menyadari bahwa banyaknya kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Oleh karena itu
penulis mengharap adanya kritikan dan saran dari para pembaca.
Dengan disusunnya Laporan Asuhan Kebidanan Persalinan dengan Letak sungsang, penulis
berharap agar laporan ini dapat menambah wawasan bagi pembaca dan khususnya penulis
sendiri.

Malang, Novenber 2020


Ira Puspita Dewi
LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan Praktik Klinik ini telah disetujui oleh:
Pembimbing Lapangan dan Pembimbing Akademik

Malang,………………………………..2020

Pembimbing Lapangan Pembimbing Akademik

(YENI SUSTRAWATI, S. Tr. Keb) (YUNIAR ANGELIA P, S. SiT., M.Kes)

KaProdi DIII Kebidanan


STIKES WIDYAGAMA HUSADA

(YUNIAR ANGELIA P, S. SiT., M.Kes.)


LEMBAR PEMBIMBING LAPORAN
Nama : Ira Puspita Dewi

Nim : 1817154011167

Tempat Praktik : PMB Yeni Sustrawati, S. Tr. Keb.

Pembimbing : 1. Yeni Sustrawati, S. Tr. Keb.

2. Nicky Danur Jayanti, SiT., M. KM

Judul Laporan : Persalinan dengan Letak Sungsang

No Tanggal Pembimbing Rekomendasi Tanda Tangan

1 2

Menyetujui

Pembimbing Institusi Pembimbing Lapangan

(NICKY DANUR JAYANTI, S.ST.,M.KM) (YENI SUSTRAWATI, S. Tr. Kes)


BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka kematian ibu bersalin dan angka kematian perinatal merupakan yang paling
penting untuk menilai keberhasilan program kesehatan ibu dan anak. Penyebab (AKI) Angka
Kematian Ibu antara lain berkaitan dengan komplikasi kehamilan dan persalinannya. Salah satu
faktor yang berperan pada komplikasi persalinan adalah letak sungsang. Menurut WHO,
sebanyak 99% kematian ibu akibat masalah persalinan terjadi di negara-negara berkembang.
Indonesia sampai saat ini merupakan negara dengan AKI (angka kematian ibu) paling tinggi di
Asia. Tahun 2011 di Indonesia tercatat AKI masih sebesar 228/100.000 kelahiran hidup.
Selanjutnya angka kematian bayi (AKB) usia 0-11 bulan adalah 34 per 1.000 kelahiran hidup.
Target nasional pada tahun 2015 AKI akan turun menjadi 23/100.000 kelahiran hidup.3,4 Angka
kematian bayi pada persalinan letak sungsang lebih tinggi bila dibandingkan dengan letak
kepala.

Angka kematian perinatal dengan persalinan presentasi sungsang mempunyai persentase


16,8- 38,5% di Indonesia Presentasi sungsang terjadi dalam 3-4% dari seluruh persalinan.5
Penelitian seperti Greenhill melaporkan kejadian persalinan presentasi sungsang sebanyak 4-
4,5%. Di Parkland Hospital 3,5% dari 136.256 persalinan tunggal dan dari tahun 1990 sampai
1999 merupakan presentasi sungsang. Presentasi sungsang atau presentasi bokong merupakan
malpresentasi yang paling sering dijumpai. Sebelum umur kehamilan 28 minggu, presentasi
sungsang atau presentasi bokong berkisar antara 25-30%, dan sebagian besar akan berubah
menjadi presentasi kepala setelah umur kehamilan 34 minggu.

Penyebab terjadinya presentasi sungsang tidak diketahui, tetapi terdapat beberapa faktor
risiko selain prematuritas, yaitu struktur uterus yang abnormal, polihidramnion, plasenta previa,
multiparitas, mioma uteri, kehamilan multipel, anomali janin (anensefali, hidrosefalus), dan
riwayat presentasi bokong sebelumnya. Faktor usia ibu bersalin dan paritas juga perlu
diperhatikan. Usia ibu >35 tahun dapat menjadi faktor risiko persalinan sungsang.
B. Tujuan
 Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran dan penatalaksanaan perawatan pada kasus Persalinan Letak
Sungsang di kamar bersalin PMB Yeni Sustrawati. S. Tr. Keb.

 Tujuan Khusus
a. Mengetahui apa yang dimaksud dengan kelainan letak sungang
b. Mengetahui etiologi dari kelainan letak sungsang
c. Mengetahui bagaimana cara penegakan diagnosis pada kelainan letak sungsang
d. Mengetaui bagaimana prinsip dasar kelaianan letaak sungsang
e. Mengetahui cara persalinan letak sungsang
f. Evaluasi pada klien post partum spontan dengan indikasi letak sungsang.

C. Tempat Pengambilan Kasus


Di kamar bersalin PMB Yeni Sustrawati. S. Tr. Keb. Pada tanggal 23 November 2020

D. Gambaran Kasus

Pada tanggal 23 November 2020 jam 08:00 WIB, pasien datang ke PMB Yeni Sustrawati. S. Tr.
Keb. Untuk melahirkan.
BAB 2

TINJAUAN TEORI

A. Definisi Letak Sungsang

 Letak sungsang adalah keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di fundus
uteri dan bokong berada di bawah kavum uteri (Ilmu Kebidanan, Sarwono)
 Kehamilan sungsang atau posisi sungsang adalah posisi dimana bayi di dalam rahim berada
dengan kepala di atas sehingga pada saat persalinan normal, pantat atau kaki si bayi yang
akan keluar terlebih dahulu dibandingkan dengan kepala pada posisi normal.
 Persalinan pada bayi dengan presentasi bokong (sungsang) di mana bayi letaknya sesuai
dengan sumbu badan ibu, kepala berada pada fundus uteri sedangkan bokong merupakan
bagian bagian terbawah (di daerah pintu atas panggul atau simfisis.

B. Etiologi

Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap ruangan
didalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air ketuban relative
lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian janin
dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang, ataupun letak lintang. Pada
kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban relative
berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai yang terlipat lebih besar daripada kepala, maka
bokong dipaksa menempati ruang yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan kepala berada
dalam ruangan yang lebih kecil di segmen bawah uterus. Dengan demikian dapat dimengerti
mengapa pada kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak sungsang lebih tinggi, sedangkan
pada kehamilan cukup bulan, janin sebagian besar ditemukan dalam presentasi kepala.

Faktor-faktor lain yang memegang peranan dalam terjadinya letak sungsang diantaranya adalah
multiparitas, hamil kembar, hidramnion, hidrosefalus, plasenta previa, dan panggul sempit.
Kadang-kadang letak sungsang disebabkan karena kelainan uterus dan kelainan bentuk uterus.
Plasenta yang terletak di daerah kornu fundus uteri dapat pula menyebabkan letak sungsang
karena plasenta mengurangi luas ruangan di daerah fundus (Prawirohardjo, 2008, p.611).
a. Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan Letak Sungsang
 Faktor janin
1. Usia janin prematur atau masih kurang dari 38 minggu.
2. Berat badan janin kurang dari 2500 gram meskipun janin sudah cukup bulan.
3. Kehamilan kembar, sehingga menyebabkan janin sulit bergerak dan menyebabkan salah
satu atau semua janin berada dalam posisi sungsang.
4. Janin memiliki tali pusat yang pendek sehingga menghalangi perputaran janin dalam
kandungan.
5. Janin memiliki kelainan cacat fisik, seperti kepala janin kecil atau kelainan tulang
panggul.
6. Kelebihan atau kekurangan cairan ketuban, sehingga memudahkan atau menyulitkan
perputaran janin, Jika air ketuban terlalu banyak (polihidramnion), bayi masih bisa
bergerak leluasa dalam rahim walaupun ukuran tubuhnya sudah cukup besar. Sebaliknya,
jika air ketuban terlalu sedikit (oligohidramnios), bayi akan kesulitan untuk bergerak atau
berputar.
 Faktor ibu
1. Plasenta terletak di bagian bawah rahim, sehingga menutupi sebagian atau seluruh jalan
lahir. Posisi plasenta seperti ini akan membuat kepala bayi sulit mengarah ke jalan lahir.
( Plaseta Previa)
2. Kekakuan otot rahim yang menyebabkan rongga rahim tidak cukup elastis, sehingga
menyulitkan perputaraan janin. Biasanya terjadi pada kehamilan pertama.
3. Kehamilan paritas tinggi atau kehamilan yang terlalu sering, menyebabkan rahim sangat
elastis sehingga janin menjadi sangat mudah berputar pada setiap pergerakan dalam
kandungan.
4. Panggul sempit, sehingga menyebabkan kepala janin tidak dapat memasuki jalan lahir
saat sudah cukup bulan.
5. Kelainan bentuk anatomi rahim.
6. Adanya tumor rahim seperti mioma dalam otot rahim atau rongga rahim. Ukuran tumor
yang cukup besar dapat menyebabkan penyempitan rongga rahim, sehingga menghalangi
perputaran janin.
7. Usia ibu hamil yang terlalu muda, yaitu berusia kurang dari 20 tahun, atau terlalu tua,
yaitu berusia lebih dari 40 tahun.
8. Memiliki riwayat kelahiran dengan posisi bayi sungsang

b. Klasifikasi Letak Sungsang

1. Presentasi bokong murni (frank breech) Yaitu letak sungsang dimana kedua kaki terangkat ke
atas sehingga ujung kaki setinggi bahu atau kepala janin.
2. Presentasi bokong kaki sempurna (complete breech) Yaitu letak sungsang dimana kedua kaki
dan tangan menyilang sempurna dan di samping bokong dapat diraba kedua kaki.
3. Presentasi bokong kaki tidak sempurna (incomplete breech) Yaitu letak sungsang dimana
hanya satu kaki di samping bokong, sedangkan kaki yang lain terangkat ke atas. (Kasdu,
2005, p.28)

c. Cara Persalinan Letak Sungsang

Persalinan letak sungsang dengan pervaginam mempunyai syarat yang harus dipenuhi yaitu

 pembukaan benar-benar lengkap


 kulit ketuban sudah pecah
 his adekuat
 tafsiran berat badan janin < 3600 gram

Terdapat situasi-situasi tertentu yang membuat persalinan pervaginam tidak dapat dihindarkan
yaitu ibu memilih persalinan pervaginam, direncanakan bedah sesar tetapi terjadi proses
persalinan yang sedemikian cepat, persalinan terjadi di fasilitas yang tidak memungkinkan
dilakukan bedah sesar, presentasi bokong yang tidak terdiagnosis hingga kala II dan kelahiran
janin kedua pada kehamilan kembar.

Persalinan pervaginam tidak dilakukan apabila didapatkan kontra indikasi persalinan pervaginam
bagi ibu dan janin, presentasi kaki, hiperekstensi kepala janin dan berat bayi > 3600 gram, tidak
adanya informed consent, dan tidak adanya petugas yang berpengalaman dalam melakukan
pertolongan persalinan (Prawirohardjo, 2008, p.593).
Persalinan spontan (spontaneous breech) Yaitu janin dilahirkan dengan kekuatan dan tenaga ibu
sendiri (cara bracht). Pada persalinan spontan bracht ada 3 tahapan yaitu

 fase lambat
 fase cepat
 fase lambat.
 Beberapa cara melahirkan bayi sungsang:

1. Cara brach:

a. Segera setalah bokong lahir ,bokong di cekam secara bracht (kedua ibu jari penolong
sejajar dengan panjang paha, jari-jari yang lain memegang daerah panggul).

b. Jangan melakukan intervensi, ikuti saja proses keluarnya janin.

c. Bila terdapat hambatan pada tahapan lahir setinggi scapula ,bahu atau kepala maka segera
lanjut ke metode manual yang sesuai

d. Longgarkan tali pusat stelah lahirnya perut dan sebagian dada

e. Lakukan hiperlordosis pada saat angulus scapula inferior tampak di bawah simfisis
(dengan mengikuti gerak rotasi anterior yaitu punggung janin di dekatkan kearah perut
ibu tanpa tarikan ) disesuaikan dengan lahirnya bayi.

f. Gerakan ke atas hingga lahir dagu,mulut,hidung,dahi dan kepala. pada umumnya bayi
dengan presentasi bokong memerlukan perawatan segera setelah lahir sehingga siapkan
keperluan tersebut sebelum memimpin persalinan.

g. Letakkan bayi di perut ibu,bungkus bayi dengan handuk hangat,bersihkan jalan nafas
bayi, kemudian tali pusat di potong.

h. Setelah asuhan bayi baru lahir, berikan pada ibu untuk dilakukan IMD

2. Cara klasik:

a. Prinsip-prinsip melahirkan lengan belakang lebih dahulu karena lengan belakang berada
di ruangan yang lebih besar (sacrum), baru kemudian melahirkan lengan depan di bawah
simpisis tetapi jika lengan depan sulit dilahirkan maka lengan depan diputar menjadi
lengan belakang, yaitu dengan memutar gelang bahu ke arah belakang dan kemudian
lengan belakang dilahirkan.

b. Kedua kaki janin dilahirkan dan tangan kanan menolong pada pergelangan kakinya dan
dielevasi ke atau sejauh mungkin sehingga perut janin mendekati perut ibu.

c. Bersamaan dengan itu tangan kiri penolong dimasukkan ke dalam jalan lahir dandengan
jari tengah dan telunjuk menelusuri bahu janin sampai fossa cubiti kemudian lengan
bawah dilahirkan dengan gerakan seolah-olah lengan bawah mengusap muka janin.

d. Untuk melahirkan lengan depan, pegangan pada pergelangan kaki janin diganti dengan
tangan kanan penolong dan ditarik curam ke bawah sehingga punggung janin mendekati
punggung ibu.

e. Dengan cara yang sama lengan depan dilahirkan

f. Jika lengan depan sukar dilahirkan, maka harus diputar menjadi lengan belakang. Gelang
bahu dan lengan yang sudah lahir dicengkram dengan kedua tangan penolong sedemikian
rupa sehingga kedua ibu jari tangan penolongterletak di punggung dan sejajar dengan
sumbu badan janin sedang jari-jari lain mencengkram dada. Putaran diarahkan ke perut
dan dada janin sehingga lengan depan terletak di belakang kemudian lengan dilahirkan
dengan cara yang sama.

3. Cara Mueller

a. Prinsipnya : melahirkan bahu dan lengan depan lebih dahulu dengan ekstraksi, baru
kemudian melahirkan bahu dan lengan belakang.

b. Bokong janin dipegang secara femuro-pelviks, yaitu kedua ibu jari penolongdiletakkan
sejajar spina sacralis media dan jari telunjuk pada crista illiaca dan jari-jari lain
mencengkram paha bagian depan. Badan janin ditarik curam ke bawah sejauh mungkin
sampai bahu depan tampak dibawah simpisis, dan lengan depan dilahirkan dengan
mengait lengan di bawahnya.

c. Setelah bahu depan dan lengan depan lahir, maka badan janin yang masih dipegang
secara femuro-pelviks ditarik ke atas sampai bahu ke belakang lahir. Bila bahu belakang
tak lahir dengan sendirinya, maka lengan belakang dilahirkan dengan mengait lengan
bawah dengan kedua jari penolong.

d. Keuntungan : Tangan penolong tidak masuk jauh ke dalam jalan lahir sehingga bahaya
infeksi minimal.

4. Cara Louvset :

a. Prinsipnya : memutar badan janin dalam setengah lingkaran bolak-balik sambil dilakukan
traksi awam ke bawah sehingga bahu yang sebelumnya berada dibelakang akhirnya lahir
dibawah simpisis.

b. Badan janin dipegang secara femuro-pelviks dan sambil dilakukan traksi curam ke
bawah, badan janin diputar setengah lingkaran, sehingga bahu belakang menjadi bahu
depan. Kemudian sambil dilakukan traksi, badan janin diputar lagi ke arah yang
berlawanan setengah lingkaran. Demikian seterusnya bolak-balik sehingga bahu belakang
tampak di bawah simpisis dan lengan dapat dilahirkan.

5. Cara mauriceau

(di lakukan bila bayi di lahirkan manual bila dengan bracht kepala belum lahir)

a. Letakkan badan bayi di atas tangan kiri sehingga badan bayi seolah olah menunggang
kuda

b. Tangan kanan memegang atau menekan bahu tengkuk bayi.

c. Minta seorang asisten menekan fundus uteri.

d. Bersamaan dengan adanya his, asisten menekan fundus uteri ,penolong persalinan
melakukan tarikan ke bawah sesuai kurve jalan lahir di bimbing jari yang di masukkan
untuk menekan dagu atau mulut.

e. Cunam piper: Di gunakan kalau pengeluaran kepala bayi dengan brach atau mauriceau
gagal.

f. Caranya : Tangan dan badan bayi di bungkus kain steril ,di angkat keatas, cunam piper di
pasang melintang terhadap panggul dan kepala kemudian di tarik.
C. Patofisiologi

1.Bagi Ibu

Kemungkinan robekan pada perenium terlalu besar (lebih besar), juga karena


dilakukan tindakan. Selain itu ketuban lebih cepat pecah danpartus lebih lama. Jadi mudah
terkena infeksi.

2. Bagi Janin

Prognosa tidak begitu baik, karena adanya peredaran darahplasenta setelah bokong lahir dan juga
setelah perut lahir, tali pusat terjepitantara kepala dan panggul, anak dapat menderita asfiksia.
Oleh karena itusetelah pusat leher, janin harus dilahirkan dalam waktu 8 menit.

e. Diagnosis

 PalpasiKepala teraba pada fundus, bagian terbawah teraba bokong dan punggung kiri atau
kanan.
 Auskultasi DJJ paling jelas terdengar pada tempat yang lebih tinggi dan pusat.
 Pemeriksaan Dalam dapat terasa os sakrum, tuber ischliadicha dan anus. Kadang-kadang
teraba bagian kaki (pada letak kaki).
 Pemeriksaan Foro Rontgen Bayangan kepala terletak pada fundus

f. Komplikasi Pertolongan Persalinan Letak Sungsang

Komplikasi persalinan letak sungsang, dapat dibagi menjadi:

 Komplikasi Pada Ibu

Perdarahan, robekan jalan lahir, infeksi.

 Komplikasi Pada Bayi

Asfiksia Bayi dapat disebabkan oleh

 Kemacetan persalinan kepala: aspirasi air ketuban– lender


 Perdarahan / oedema jaringan otak
 Kerusakan persendian tulang leher
 Kerusakan persendian jaringan otak
 Kerusakan medula oblongata
 Kematian bayi karena asfiksia berat
 Trauma Persalinan
 Dislokasi – fraktura persendian, tulang ekstremitas
 Kerusakan alat vital, hati, paru/jantung
 Infeksi dapat terjadi karena
 Persalinan berlangsung lama
 Ketuban pecah pada pembukaan kecil
 Manipulasi dengan pemeriksaan dalam

D. Penatalaksanaan
 Persiapan tindakan medis

 Persiapan sebelum tindakan

 Ibu dalam posisi litotomi pada tempat tidur persalinan

 Mengosongkan kandung kemih ,rectum serta membersihkan daerah perineum dengan


antiseptic

 instrument (bahan dan alat)

 perangkat untuk persalinan

 perangkat untuk resusitasi bayi

 uterotonika (ergometrin maleat,oksitosin)

 anastesi lokal (lidokain 2C)

 semprit dan jarum

 alat-alat infus

 perangkat episiotomi dan penjahitan luka episiotomy

 Penolong
 Pakai baju dan alas kaki ruang tindakan, masker dan kaca mata pelindung.

 Cuci tangan hingga siku dengan sabun di bawah air mengalir

 Keringkan tangan dengan handuk

 Pakai sarung tangan steril

 Memasang duk atau (kain penutup)


BAB 3

TINJAUAN KASUS
BAB 4

PEMBAHASAN

Setelah melihat dari tinjauan kasus, Berdasarkan hasil kasus asuhan kebidanan yang
dilakukan kepada Ny “F” usia 32 tahun P2002 AB000 di ruang bersalin PMB Yeni Sustrawati.
S. Tr.Keb tidak ada kesenjangan dengan yang ada di teori. Bidan Memberikan asuhan kebidanan
pada kasus persalinan sungsang sesuai standar Asuhan Persalinan Normal (APN) dari pertama
pasien datang, bidan langsung melakukan pemeriksaan seperti TTV, pemeriksaan dalam (VT)
namun pada saat dilakukan (VT) ternyata di dapatkan letak sungsang, bidan ingin melakukan
rujukan tetapi Ny.”F” sudah pembukaan lengkap, untuk mencari tempat rujukan juga sangat sulit
dimana harus melakukan rapid test terlebih dahulu dan menunggu hasilnya, bidan juga memberi
tahu kalau ibu ingin melahirkan secara normal ibu harus bisa mengejannya harus lebih kuat
karena bayi ibu letak sungsang, dan jika dirujuk ibu bisa saja melahirkan didalam kendaraan dan
itu akan sangat sulit bagi bidan untuk menolong dengan kondisi didalam kendaraan. Karena
pembukaan sudah lengkap maka bidan siap-siap menolong persalinan tersebut.

Pada kala II, bidan menolong persalinan menggunakan Cara brach. Segera setalah bokong
lahir bokong di cekam secara bracht (kedua ibu jari penolong sejajar dengan panjang paha, jari-
jari yang lain memegang daerah panggul). Bidan tidak melakukan intervensi, dan mengikuti
proses keluarnya, janin saat tali pusat terlihat bidan melonggarkan setelah itu melakukan
hiperlordosis pada saat angulus scapula inferior tampak di bawah simfisis (dengan mengikuti
gerak rotasi anterior yaitu punggung janin di dekatkan kearah perut ibu tanpa tarikan )
disesuaikan dengan lahirnya bayi. Gerakan ke atas hingga lahir dagu,mulut,hidung,dahi dan
kepala setelah bayi lahir bayi di letakkan di atas perut ibu, bungkus bayi dengan handuk hangat,
kemudian tali pusat di potong dan melakukan asuhan bayi baru lahir, berikan pada ibu untuk
dilakukan IMD

Jam 11:25 WIB Bayi Lahir menangis kuat, bernafas spontan dan bergerak aktif, jenis
kelamin Laki-Laki, BB 2700 gram, PB 47 cm, LK 32 cm, LD 31 cm, RR 40x/menit, Suhu 36,6c.
BAB 5

PENUTUP

A. Kesimpulan

Persalinan pada bayi dengan presentasi bokong (sungsang) di mana bayi letaknya sesuai
dengan sumbu badan ibu, kepala berada pada fundus uteri sedangkan bokong merupakan bagian
bagian terbawah. pertolongan persalinan pervaginam pada letak sungsang masih bisa dilakukan
dengan aman dengan syarat harus memenuhi kriteria tertentu untuk bisa dilakukan dan
perencanaan pengelolaan yang baik dan akurat. Diskusi, konseling dan inform concent terhadap
pasien dan keluarga penting dilaksanakan terkait tindakan yang akan dilakukan

Pada kasus yang terjadi pada Ny “F” sebelumnya ibu sudah di anjurkan oleh bidan untuk
melakukan USG untuk mengetahui apakah posisi bayinya sudah benar kepala atau belum tetapi
ibu tidak melakukan US ibu juga jarang memerikssakan kehamilannya di bidan. Setelah
dilakukan pemeriksaan dalam ternyata hasilnya bayi dengan letak sungsang. Pertolongan
persalinan sungsang harus benar-benar di bantu oleh tenaga medis yang kompeten supaya ibu
dan bayinya bisa lahir dengan selamat.

B. Saran

1. Lahan praktek

Diharapkan tenaga kesehatan dapat melakukan asuhan kebidanan ibu bersalin patologi dengan
letak sungsang, dan bisa meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di masyarakat.

2. Institusi

Institusi lebih meningkatkan mutu pendidikan dalam proses pembelajaran baik teori maupun
praktik, serta diharapkan dapat memberikan gambaran dan informasi dalam pembelajaran.

3. Mahasiswa

Diharapkan mahasiswa dapat meningkatkan ilmu pengetahuan dalam melakukan asuhan


kebidanan pada ibu bersalin dengan letak sungsang
DAFTAR ISI

Umoh A.V, Abah M.G, Umoiyoho A.J. Breech Presentation-An Overview. Ibon Medical
Journal. 27th May 2015.
Sue Ross, Mary Hannah. Interpretation of the Term Breech Trial finding. American Journal
of Obstetrics and Gynaecology (2006) 195, 1873-7.
Cunningham F.G, Leveno K.J, Bloom S.L, et al. Williams Obstetrics. 22th edition.McGraw-
Hill Company, New York 2007.
Hacker & Moor’s. Essential of Obstetrics & Gynecology. Sixth Edition. Elesvier. Los
Angeles.2016.
Wiknyosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T. Ilmu Kebidanan. Edisi Ketiga. Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta, 1991.
Pramana C. Ilmu Phantom Obstetri Dalam Praktik Klinik. Sagung Seto. Jakarta. 2018
Manuaba, Ida, Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan danKeluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai