i
ii
LEMBAR PENGESAHAN
ii
iii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................
BAB II LAPORAN PENDAHULUAN
2.1 Definis Osteoathritis.................................................................
2.2 Etiologi Osteoathritis................................................................
2.3 Manifestasi Klinis Osteoathritis ..............................................
2.4 Patofisiologi Osteoathritis.........................................................
2.5 Komplikasi Osteoathritis..........................................................
2.6 Pemeriksaan Penunjang Osteoathritis......................................
2.7 Penatalaksanaan Osteoathritis...................................................
2.8 WOC Osteoathritis....................................................................
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengakajian ..............................................................................
3.2 Masalah keperawatan................................................................
3.3 analisa data I..............................................................................
3.4 analisa data II............................................................................
3.5 Intervensi Keperawatan ............................................................
3.6 ImpIementasi keperawatan I.....................................................
3.7 Implementasi keperawatan II...................................................
3.8 Evaluasi keperawatan I.............................................................
3.9 Evaluasi keperawatan II............................................................
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan intervensi I ............................................................
4.2 Pembahasan intervensi II...........................................................
BAB V PENUTUP
4.1 Kesimpulan ...............................................................................
4.2 Saran..........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mendeskripsikan pengalaman nyata dalam memberikan
asuhan keperawatan pada pemenuhan kebutuhan dasar aman dan
nyaman klien : nyeri klien dengan masalah kesehatan gangguan
sistem muskuloskeletal : osteoarthritis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Lansia
2.1.1 Definisi Lansia
Lansia adalah seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan
sosial secara bertahap (Azizah, 2012).
Menurut undang-undang nomor 13 tahun 1998 tentang
kesejahteraan lanjut usia pada bab 1 pasal 1 ayat 2, yang dimaksud
lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas.
2.1.2 Batasan Lansia
a. WHO (1999) menjelaskan batasan lansia adalah sebagai berikut :
1) Usia lanjut (elderly) antara usia 60-74 tahun,
2) Usia tua (old) :75-90 tahun, dan
3) Usia sangat tua (very old) adalah usia > 90 tahun.
b. Menurut departemen kesehatan republik Indonesia membagi lanjut
usia menjadi sebagai berikut:
1) Kelompok menjelang usia lanjut (45 – 54 tahun), keadaan ini
dikatakan sebagai masa virilitas.
2) Kelompok usia lanjut (55 – 64 tahun) sebagai masa pensiunan.
3) Kelompok-kelompok usia lanjut (> 65 tahun) yang dikatakan
sebagai masa senium.
2.1.3 Teori Menua
Teori penuaan secara umum menurut Ma’rifatul (2011) dapat
dibedakan menjadi dua yaitu teori biologi dan teori penuaan
psikososial:
a. Teori Biologi
1) Teori seluler
Kemampuan sel hanya dapat membelah dalam jumlah
tertentu dan kebanyakan sel–sel tubuh “diprogram” untuk
membelah 50 kali. Jika seldari tubuh lansia dibiakkanlalu
diobrservasi di laboratorium terlihat jumlah sel–sel yang akan
membelah sedikit. Pada beberapa sistem, seperti sistem saraf,
6
3) Sistem Muskuloskeletal
Perubahan sistem muskuloskeletal pada lansia:
Jaaringan penghubung (kolagen dan elastin), kartilago, tulang,
otot dan sendi.. Kolagen sebagai pendukung utama kulit,
tendon, tulang, kartilago dan jaringan pengikat mengalami
perubahan menjadi bentangan yang tidak teratur. Kartilago:
jaringan kartilago pada persendian menjadi lunak dan
mengalami granulasi, sehingga permukaan sendi menjadi rata.
Kemampuan kartilago untuk regenerasi berkurang dan
degenerasi yang terjadi cenderung kearah progresif,
konsekuensinya kartilago pada persendiaan menjadi rentan
terhadap gesekan. Tulang: berkurangnya kepadatan tulang
setelah diamati adalah bagian dari penuaan fisiologi, sehingga
akan mengakibatkan osteoporosis dan lebih lanjut akan
mengakibatkan nyeri, deformitas dan fraktur. Otot: perubahan
struktur otot pada penuaan sangat bervariasi, penurunan
jumlah dan ukuran serabut otot, peningkatan jaringan
penghubung dan jaringan lemak pada otot mengakibatkan efek
negatif. Sendi; pada lansia, jaringan ikat sekitar sendi seperti
tendon, ligament dan fasia mengalami penuaan elastisitas.
4) Sistem kardiovaskuler
Perubahan pada sistem kardiovaskuler pada lansia
adalah massa jantung bertambah, ventrikel kiri mengalami
hipertropi sehingga peregangan jantung berkurang, kondisi ini
terjadi karena perubahan jaringan ikat. Perubahan ini
disebabkan oleh penumpukan lipofusin, klasifikasi SA Node
dan jaringan konduksi berubah menjadi jaringan ikat.
5) Sistem respirasi
Pada proses penuaan terjadi perubahan jaringan ikat
paru, kapasitas total paru tetap tetapi volume cadangan paru
bertambah untuk mengkompensasi kenaikan ruang paru, udara
11
b. Perubahan Kognitif
1) Memory (Daya ingat, Ingatan)
2) IQ (Intellegent Quotient)
3) Kemampuan Belajar (Learning)
4) Kemampuan Pemahaman (Comprehension)
5) Pemecahan Masalah (Problem Solving)
6) Pengambilan Keputusan (Decision Making)
12
7) Kebijaksanaan (Wisdom)
8) Kinerja (Performance)
9) Motivasi
c. Perubahan mental
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental :
1) Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa.
2) Kesehatan umum
3) Tingkat pendidikan
4) Keturunan (hereditas)
5) Lingkungan
6) Gangguan syaraf panca indera, timbul kebutaan dan ketulian.
7) Gangguan konsep diri akibat kehilangan kehilangan jabatan.
8) Rangkaian dari kehilangan , yaitu kehilangan hubungan
dengan teman dan famili.
9) Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap
gambaran diri,
10) perubahan konsep diri.
d. Perubahan spiritual
Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam
kehidupannya. Lansia semakin matang (mature) dalam kehidupan
keagamaan, hal ini terlihat dalam berfikir dan bertindak sehari-hari.
e. Perubahan Psikososial
1) Kesepian
Terjadi pada saat pasangan hidup atau teman dekat
meninggal terutama jika lansia mengalami penurunan kesehatan,
seperti menderita penyakit fisik berat, gangguan mobilitas atau
gangguan sensorik terutama pendengaran.
2) Duka cita (Bereavement)
Meninggalnya pasangan hidup, teman dekat, atau bahkan
hewan kesayangan dapat meruntuhkan pertahanan jiwa yang telah
rapuh pada lansia. Hal tersebut dapat memicu terjadinya gangguan
fisik dan kesehatan.
13
3) Depresi
Duka cita yang berlanjut akan menimbulkan perasaan
kosong, lalu diikuti dengan keinginan untuk menangis yang
berlanjut menjadi suatu episode depresi. Depresi juga dapat
disebabkan karena stres lingkungan dan menurunnya kemampuan
adaptasi.
4) Gangguan cemas
Dibagi dalam beberapa golongan: fobia, panik, gangguan
cemas umum, gangguan stress setelah trauma dan gangguan
obsesif kompulsif, gangguangangguan tersebut merupakan
kelanjutan dari dewasa muda dan berhubungan dengan sekunder
akibat penyakit medis, depresi, efek samping obat, atau gejala
penghentian mendadak dari suatu obat.
5) Parafrenia
Suatu bentuk skizofrenia pada lansia, ditandai dengan
waham (curiga), lansia sering merasa tetangganya mencuri barang-
barangnya atau berniat membunuhnya. Biasanya terjadi pada lansia
yang terisolasi/diisolasi atau menarik diri dari kegiatan sosial.
6) Sindroma Diogenes
Suatu kelainan dimana lansia menunjukkan penampilan
perilaku sangat mengganggu. Rumah atau kamar kotor dan bau
karena lansia bermain-main dengan feses dan urin nya, sering
menumpuk barang dengan tidak teratur. Walaupun telah
dibersihkan, keadaan tersebut dapat terulang kembali.
2.2.8 Pathway/WOC
25
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN TEORI