PENDAHULUAN
sehingga sering pasien yang bersalin di luar kemudian terjadi perdarahan post
partum terlambat sampai ke rumah sakit, saat datang keadaan umum atau
Menurut Depkes RI, kematian ibu di Indonesia (2010) adalah 650 ibu tiap
100.000 kelahiran hidup dan 43% dari angka tersebut disebabkan oleh
etiologi yang spesifik. Atonia uteri, retensio plasenta (termasuk plasenta akreta
1
histerektomi. Laserasi traktus genitalia yang dapat terjadi sebagai penyebab
perdarahan post partum antara lain laserasi perineum, laserasi vagina, cedera
1.2 Tujuan
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Perdarahan post partum adalah perdarahan dalam kala IV lebih dari 500-
600 cc dalam 24 jam setelah anak dan plasenta lahir (Prof. Dr. Rustam
bayi (Williams, 1998). HPP biasanya kehilangan darah lebih dari 500 ml
Pendarahan pasca persalinan dapat disebabkan oleh atonia uteri, sisa plasenta,
3
dalam tiga tahap : Immediate post partum dalam 24 jam pertama, Early post
partum period (minggu pertama) dan Late post partum period (minggu kedua
sampai minggu ke enam). Potensial bahaya yang sering terjadi adalah pada
immediate dan early post partum period sedangkan perubahan secara bertahap
kebanyakan terjadi pada late post partum period. Bahaya yang paling sering
terjadi itu adalah perdarahan paska persalinan atau HPP (Haemorrhage Post
Partum).
perdarahan yang terjadi pada masa post partum yang lebih dari 500 cc segera
setelah bayi lahir. Tetapi menentukan jumlah perdarahan pada saat persalinan
sulit karena bercampurnya darah dengan air ketuban serta rembesan dikain
persalinan adalah perdarahan yang terjadi pada masa post partum yang
sebab utama kematian ibu dalam persalinan, maka harus diperhatikan dalam
Penghentian perdarahan
4
2.2 Etiologi
Banyak faktor yang dapat menyebabkan perdarahan post partum, antara lain
Atonia uteri adalah suatu keadaan dimana uterus tidak mampu untuk
berkontraksi dengan baik dan mengecil sesudah janin keluar dari rahim.
atonia uteri, uterus membesar dan lembek pada palpasi. Atonia uteri juga
dapat timbul karena salah penanganan kala III persalinan, dengan memijat
Kehamilan kembar.
Polihidramnion.
5
Infeksi uterus (chorioamnionitis, endomiometritis, septicemia).
2. Tissue
Retensio plasenta
Sisa plasenta
Apabila plasenta belum lahir setengah jam setelah janin lahir, hal itu
belum lepas dari dinding uterus atau plasenta sudah lepas akan tetapi
belum dilahirkan. Jika plasenta belum lepas sama sekali, tidak terjadi
adhesiva)
Plasenta melekat erat pada dinding uterus oleh sebab vilis komalis
Plasenta yang sudah lepas dari dinding uterus akan tetapi belum keluar
disebabkan oleh tidak adanya usaha untuk melahirkan atau karena salah
6
plasenta). Sisa plasenta yang tertinggal merupakan penyebab 20-25%
3. Trauma
Sekitar 20% kasus perdarahan post partum disebabkan oleh trauma jalan
lahir akibat :
Ruptur uterus
Inversi uterus
Vaginal hematom
Ruptur spontan uterus jarang terjadi, faktor resiko yang bisa menyebabkan
mengenai uterus, cervix, vagina, atau vulva, dan biasanya terjadi karena
mengenai arteri atau vena yang besar, jika episitomi luas, jika ada
penundaan antara episitomi dan persalinan, atau jika ada penundaan antara
7
(terutama merah menyala) dan kontraksi uterus baik akan mengarah pada
terbaik. Pada inversion uteri bagian atas uterus memasuki kovum uteri,
Peristiwa ini terjadi tiba-tiba dalam kala III atau segera setelah plasenta
keluar.
pada korpus uteri yang tidak berkontraksi baik dan tarikan pada tali pusat
dengan plasenta yang belum lepas dari dinding uterus. Pada penderita
dengan syok perdarahan dan fundus uteri tidak ditemukan pada tempat
yang lazim pada kala III atau setelah persalinan selesai. Pemeriksaan
dalam dapat menunjukkan tumor yang lunak diatas servix uteri atau dalam
8
4. Thrombin : kelainan pembekuan darah
Hipofibrinogenemia,
Trombocitopeni,
platelet count),
ditambah lagi dengan tidak maksimalnya kondisi kesehatannya dan nutrisi ibu
selama hamil. Oleh karena itu faktor-faktor haruslah diketahui sejak awal dan
Trauma persalinan
diikuti dengan pemeriksaan jalan lahir agar diketahui adanya robekan pada
9
Atonia uterus
Pada kasus yang diduga berisiko tinggi terjadinya atonia uteri harus
uterotonika serta pertolongan persalinan kala III dengan baik dan benar.
Wanita yang melahirkan anak pada usia dibawah 20 tahun atau lebih dari
jalan lahir mudah robek, kontraksi uterus masih kurang baik, rentan terjadi
lebih besar.
dan paritas tinggi (lebih dari tiga) mempunyai kejadian perdarahan lebih
tinggi. Pada paritas yang rendah (paritas satu) ketidak siapan ibu dalam
10
ketidakmampuan ibu hamil dalam menangani komplikasi yang terjadi
mengakibatkan hilangnya darah sebanyak 500 ml atau lebih, jika hal ini
2.4 Klasifikasi
1. Perdarahan post partum dini atau perdarahan post partum primer (early
Perdarahan post partum dini adalah perdarahan yang terjadi dalam 24 jam
pertama setelah kala III. Penyebab utama perdarahan post partum primer
adalah atonia uteri, retensio plasenta, sisa plasenta dan robekan jalan lahir.
2. Perdarahan pada masa nifas I perdarahan post partum sekunder (late post
partum haemorrhage)
anak lahir biasanya hari ke 2-15 post partum. Penyebab utamanya robekan
2.5 Patofisiologi
11
stratum spongiosum sehingga sinus-sinus maternalis di tempat insersinya
plasenta terbuka.
partum. Perdarahan yang sulit dihentikan bisa mendorong pada keadaan syok
hemoragik.
retraksi dan kontraksi otot uterus, sehingga sebagian pembuluh darah terbuka
12
dalam mekanisme yang sama dimana akan terjadi gangguan pembentukan
waktu singkat ibu dapat jatuh ke dalam keadaan syok. Atau dapat berupa
tekanan darah (sistolik <90 mmHg), nadi (>100x / menit) dan napas cepat,
pucat (Hb <8%), ekstremitas dingin dan sampai terjadi syok (Ambar,
2010).
Atonia uteri
Gejala yang selalu ada : uterus tidak berkontraksi dan lembek serta
primer).
denyut nadi cepat dan kecil, ekstremitas dingin, gelisah dan mual)
13
Robekan jalan lahir
Retensio plasenta
segera
Inversio uterus
Gejala yang selalu ada : uterus tidak teraba, lumen vagina terisi
14
2.7 Pemeriksaan Diagnostik
Darah lengkap
saat tidak hamil : 12-16 gr/dl, saat hamil: 10-14 gr/dl setelah melahirkan
<10 gr/dl. Ht saat tidak hamil : 37-47%, saat hamil : 32-42%. Total
15.000/mm3).
Profil koagulasi
memanjang.
dalam uterus.
2.8 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan umum :
15
Pastikan kontraksi berlangsung baik (keluarkan bekuan darah, lakukan
jalan lahir
Penatalaksanaan medis :
IV tidak tersedia.
Pada kasus syok yang parah gunakan plasma ekspander atau tranfusi darah
Penatalaksanaan keperawatan :
Percepat kontraksi dengan cara melakukan masase pada uterus jika uterus
16
Kaji kondisi pasien (misalnya kepucatan, tingkat kesadaran) dan perkiraan
Jika pasien mengalami syok pastikan jalan napas selalu terbuka, palingkan
Mengeluarkan setiap robekan uterus yang ada dan menjahit ulang jika
perlu.
Pantau kondisi pasien dengan cermat. Meliputi TTV, darah yang hilang,
dokter.
2.9 Komplikasi
Syok hemoragie
hipovolemia berat. Apabila hal ini tidak ditangani dengan cepat dan tepat,
17
selanjutnya merusak bagian korteks renal yang dipenuhi 90% darah di
ginjal. Bila hal ini terus terjadi maka akan menyebabkan ibu tidak
terselamatkan.
Anemia
pusing dan tidak bergairah dan juga akan berdampak juga pada asupan
ASI bayi.
Sindrom Sheehan
Hal ini terjadi karena, akibat jangka panjang dari perdarahan post partum
18
2.10 Pathway Persalinan
19
Perdarahan post
partum
Hipoksia jaringan
MK : kekurangan Nyeri MK : gangguan pola
volume cairan tidur
5L, mukosa pucat, akral dingin,
konjungtiva anemis, nadi lebih MK : nyeri akut
cepat dan lemah
20
BAB III
1.1 Pengkajian
1. Identitas Pasien
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin :
4. Pendidikan :
5. Agama :
6. Suku / Bangsa :
7. Alamat :
8. No.Reg :
9. Tgl MRS :
10. Tgl Pengkajian :
11. Dx Medis :
2. Identitas Penanggung Jawab
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin :
4. Pendidikan :
5. Pekerjaan :
6. Agama :
7. Suku / Bangsa :
8. Alamat :
1. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Mengeluh lemah, limbung, berkeringat dingin, menggigil, pusing. Dalam
nadi (>100x / menit) dan napas cepat, pucat, (Hb <8%), ekstremitas
21
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Kejadian sebelum dan sesudah masuk rumah sakit
c. Riwayat Kesehatan Terdahulu
anemia, paritas, kehamilan multigravida, grande multipara, episitomi
d. Riwayat Kesehatan Lingkungan
-
e. Riwayat Nutrisi
tidak maksimalnya kondisi kesehatan dan nutrisi ibu selama hamil.
f. riwayat obsterti
menarch/ siklus/ lama : 12 tahun/28 hari/ 6-7 hari
dysminore: ada
HPHT dan HPL
g. riwayat pernikahan
meliputi berapa kali menikah, lama pernikahan dengan suami saat ini, usia
ibu saat menikah
h. riwayat kehamilan sekarang (riwayat pemeriksaan ANC)
TM I : jumlah kontrol selama trimester ke 1 dan tempat periksa
TM II : jumlah kontrol selama trimester ke 2 dan tempat periksa
TM III : jumlah kontrol selama trimester ke 3 dan tempat periksa
i. riwayat social budaya
prilaku yang masih di percaya seperti makanan yang harus di jauhi selama
hamil dan setelah melahirkan
j. riwayat kehamilan persalinan dan nifas yang lalu
22
Porsi makan
Makanan yang disukai
Makanan pantangan
Kebiasaan minum sehari-hari
Pola nutrisi di Rumah
Frekuensi
Porsi makan
Makanan yang disukai
Makanan pantangan
Kebiasaan minum sehari-hari
2. Kebiasaan diri
kebiasan diri di rumah sakit
Kebiasaan mandi
Frekuensi
Kebiasaan cuci rambut
Penggunaan parfum dan
deodorant
3. kebutuhan istirahat
kebutuhan istirahat tidur di rumah sakit
lama tidur : 5-6 jam
kebiasaan tidur: -
gangguan tidur: nyeri pasca partum
kebutuhan istirahat tidur di rumah
23
lama tidur : 6-7 jam
kebiasaan tidur: -
gangguan tidur: pusing
l. pola eliminasi
pola eliminasi di rumah sakit
BAB BAK
Frekuensi Normal Sedikit
Warna Kuning Kuning
Jumlah 1-2x sehari < 5x
Konsistensi Jarang Jarang
Gangguan Sembelit -
upaya mengatas Memakan makanan yang Minum air banyak
mengandung banyak serat
upaya mengatas
24
Mobilisasi di tempat
tidur
Berpindah
Ambulasi
Naik tangga
keterangan :
0: Mandiri
1: Dibantu sebagian
2: Di bantu orang lain
3: Di bantu orang dan peralatan
4: Ketergantungan/ tidak mampu
Pola aktivitas dan Latihan Di rumah
aktifitas 0 1 2 3 4
Makan
Mandi
Berpakaian
Eliminasi
Mobilisasi di tempat
tidur
Berpindah
Ambulasi
Naik tangga
keterangan
0: Mandiri
1: Dibantu sebagian
2: Di bantu orang lain
3: Di bantu orang dan peralatan
4: Ketergantungan/ tidak mampu
2. Pemeriksaan Fisik
Tanda-Tanda Vital
Suhu : 36,5- 37,5
Nadi : >100x/menit
25
3. Pemeriksaan Fisik Hed to too
- kepala
inspeksi : dstribusi rambut merata, warna hitam
palpasi: tidak ada massa
- mata
inspeksi : konjungtiva pucat, sclera putih, tidak ada pembengkakan
kelopak mata, pupil isokor
- Hidung
Inspeksi : bentuk simetris, pernafasan cuping hidung tidak ada,
secret tidak ada, O2 masker tidak terpasang.
- Mulut
Inspeksi : mukosa bibir kering, warna lidah pucat/ kotor, kebersihan
gigi baik
- telinga
inspeksi : simetris, cairan yang keluar dari telinga tidak ada,
kebersihan baik.
- Leher
Inspeksi : Tidak terdapat pembesaran kelenjar tyroid, peningkatan
vena jugularis tidak ada.
Palpasi : Tidak terdapat bendungan vena jugularis, massa tidak ada
- Area Dada
payudara
Inpeksi : putting susu menonjol keluar, terdapat
hiperpigmentasi areola mamae dan papilla mamae
palpasi : pengeluaran asi baik, tidak ada pembengkakan.
jantung
inspeksi : tidak ada retraksi dinding dada, bentuk dada simetris
palpasi:tidak ada nyeri tekan
perkusi: redup
auskultasi: bunyi jantung BJ 1- BJ 2 tunggal
- Abdomen
inspeksi : terdapat strie gravidarum, tidak ada luka oprasi/ jahitan
26
palpasi : ada nyeri tekan pada abdomen bagian bawah kuadran 3 dan
4, UC teraba keras, TFU 2 jari diatas pusat
perkusi: kuadran 1 (hepar): redup
kuadran II (gaster): timpani
kuadran III (usus besar): timpani
kuadran IV (apendik):timpani
auskultasi : bising usus 8-12x/ menit
- genetalia
inspeksi : ada luka jahitan di perineum, tidak ada tanda-tanda edema
pada lka episiotomy, tanda-tanda infeksi tidak ada, perdarahan lebih
dari 500 cc.
palpasi: tidak ada cairan pes, jahitan menyatu
- ekstermitas
ekstermitas atas:
inspeksi: tidak ada clubbing finger
palpasi: akral dingin
ekstermitas bawah:
inspeksi : tidak ada edema, tidak ada bekas luka
palpasi : tdak ada edema, akral dingin
1.2 Analisa Data
27
Objektif : 2. nyeri ekstermitas
1. pengisian kapiler > 3 (klaudikasi intermiten)
detik Objektif:
2. nadi perifer menurun atau 1. edema
tidak teraba 2. penyembuhan luka
3. akral teraba dingin lambat
4. warna kulit pucat 3. indeksankle-brachial
turgor kulit menurun <0,09
4. bruit femoral
Kondisi klinis 1. tomboflebitis
terkait 2. diabetes mellitus
3. anemia
4. gagal jantung congenital
5. thrombosis arteri
6. varises
7. thrombosis vena dalam
8. sindrom kompartemen
Data Umum DO DS
Ku/ lemah Ibu badan lemas, pusing
S: 36,5
N: > 100x/ menit
RR: > 22x/ menit
HB: < 8
Perdarahan < 500 cc
28
Kondisi klinis Kondisi pasca persalinan
terkait
Data Umum DO: DS:
Ku : lemah, terdapat jahitan Mengeluh tidak nyaman karena
luka episiotomy, tampak jahitan di vagina
meringis dan nyeri:
P: luka epiostomi
Q: tertusuk- tusuk
R: perineum
S: 1-10
T: nyeri memberat ketika,
nyeri berkurang ketika
S: >36,5
N: > 100x/ menit
RR:22x/ menit
Diagnosa Ketidak nyamanan pasca partum b.d trauma perineum selama
Keperawatan persalinan dan kelahiran d.d luka episiotomy, Tampak meringis,
frekuensi nadi meningkat.
29
mengidentifikasi frekuensi nadi darah baim cukup menurun
dan mengelola meningkat, internal (2)
penurunan nadi teraba (terjadi dalam 3. perdarahan
volume cairan lemah, tubuh) vagina menurun
intravaskuler tekanan darah maupun (1)
menurun, eksternal 4. hemoglobin
turgor kulit (terjadi cukup eningkat
menurun, hingga keluar (4)
membrane tubuh) 5. tekanan darah
mukosa cukup
kering, meningkat (4)
volume urin 6. denyut nadi
menurun, cukup menurun
lemah) (2)
b. Terapiutik
- hitung
kebutuhan
cairan
c. Edukasi
- anjurkan
memperbanya
k asupan
cairan oral
d. Kolaborasi
kolaborasi
pemberian
cairan iv
isotonis (RL)
Kolaborasi
pemberian
prodak darah
Perawatan pasca a. Observasi Status 1. meringis cukup
persalinan - monitor tanda- kenyamanan menurun (2)
(I.07225) tanda vital pascapartum 2. luka episiotomy
(SIKI) - monitor (L.07061) sedang (3)
Definisi: keadaan lokia Definisi: 3. kontraksi uterus
mengidentifikasi (warna, jumlah, Perasaan meningkat (5)
fan erawat ibu bau, bekuan) nyaman yang
segera setelah - periksa berhubungan
melahirkan perineum, atau dengan
sampai dengan robekan kondisi
enam minggu (kemerahan, setelah
edema, melahirkan
pengeluaran,
penyatuan
jahitan
- monitor nyeri
- monitor status
pencernaan
- identifikasi
adanya masalah
30
adaptasi
psikologis ibu
post partum)
b. terapeutik
- masase fundus
sampai
kontraksi kuat
- berikan
kenyamanan
pada ibu
- fasilitasi ibu
berkemh
dengan normal
- diskusikan
kebutuhan
aktifitas dan
istirahat selama
masa post
partum
c. Edukasi
- jelaskan tanda
bahaya nifas
pada ibu dan
keluarga
- ajarkan cara
perawatan
perineum yang
tepat
- ajarkan ibu cara
mengatasi nyeri
secara
nonfarmakologi
s (mis. tehnik
distraksi dan
rileksasi)
31
BAB IV
3.1 Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : Ny. A
Umur : 33 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : D3
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Alamat : PERAK JOMBANG
No.Reg : 466022
Tgl MRS : 1-11-2019 (07.00)
Tgl Pengkajian : 03-11-2019 (13.00 WIB)
Dx Medis : P2-2 PP spontan B dengan post HPP c hypotony
uteri hr 2
Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. A
Umur : 33 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : DB
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Alamat : PERAK JOMBANG
2. Keluhan utama
Badan lemas, pusing
Pasien datang kiriman dari klinik aulia dengn PP spt B +post HPP
tanggal 01-11-2019 jam 07.00 WIB. Pasien kenceng-kenceng tgl 1- 11
32
2019 jam 22.00 di bawa ke klinik aulia ,di lakukan observasi dan lahir
spontan B jam 00.00 ( 2 – 11 – 2019 ) . Pada jam 03.00 tangal 02-11-
2019 pasien mengalami pendarahan banyak, dilakukan eksplorasi
terdapat sisa plasenta , badan lemas, dan mbliyur dengan TD: 70/50 S:
36,5 N: 82 RR: 20 dilakukan rehidrasi cairan dan rujuk RSUD
Jombang. Pasien dilakukan pemeriksaan eksplorasi jalan lahir di Kamar
bersalin tidak ditemukan sisa plasenta tetapi uterus kontraksi hilang
timbul . Pasien dilakukan masase uterus dan diberikan obat utero tonika
( drip oxytosin 2 amp / 500 cc cairan RL ) . Dilakukan cek DL di
dapatkan hasil HB : 7,2 gr % . KU cukup UC keras pasien pindah
melati. saat pengkajian didapatkan pasien mengeluh mbliyur lemas,
TTV: TD : 90/60, S: 36,4 N: 82 RR: 20x/ mnt.
8. Riwayat KB
Jenis kontrasepsi :
KB suntik 3 bulan selama 5 tahun
KB pil selama 8 bulan
Setelah hamil anak kedua ingin ganti steril
Keluhan: belum ada keluhan
33
9. Riwayat kehamilan sekarang (Riwayat pemeriksaan ANC)
TM 1 : periksa 4x di bidan dan di dokter , kel mual , obat B6
TM II : periksa 3x di bidan dan di dokter , kel tidak ada
TM III : periksa 4x di bidan dan di dokter , tidak ada
10. Riwayat sosial budaya
Tidak menghindari segala jenis makanan apapun
11. Riwayat kehamilan persalina dan nifas yang lalu
34
Pola nutrisi di Rumah
Frekuensi 3x sehari
Porsi makan 1 piring habis
Makanan yang disukai Semua makanan
Makanan pantangan Tidak ada
Kebiasaan minum sehari-hari Air putih 6-7 gelas sehari
35
15. pola eliminasi
pola eliminasi di rumah sakit
BAB BAK
Frekuensi 1x 6x sehari
Warna Kuning Kuning
Jumlah - -
Konsistensi Ada ampas, lembek -
Gangguan - -
upaya mengatas - Minum banyak
Berpindah
Ambulasi
Naik tangga
36
keterangan
0: Mandiri
1: Dibantu sebagian
2: Di bantu orang lain
3: Di bantu orang dan peralatan
4: Ketergantungan/ tidak mampu
Pola aktivitas dan Latihan Di rumah
Aktifitas 0 1 2 3 4
Makan
Mandi
Berpakaian
Eliminasi
Mobilisasi di tempat tidur
Berpindah
Ambulasi
Naik tangga
keterangan
0: Mandiri
1: Dibantu sebagian
2: Di bantu orang lain
3: Di bantu orang dan peralatan
4: Ketergantungan/ tidak mampu
17. Pemeriksaan fisik
Kesadaran : composmentis, GCS 456
Keadaan umum : cukup
TTV
S : 36,5°C
N : 110 kpm
TD : 90/60 mmHg (lengan kanan, berbaring)
RR : 20 kpm (regular)
P: luka epiostomi
37
Q: tertusuk- tusuk
R: perineum
S: 3
T: nyeri memberat ketika mobilisasi, nyeri berkurang ketika istirahat
Pemeriksaan head to toe
- kepala
inspeksi : dstribusi rambut merata, warna hitam
palpasi: tidak ada massa
- mata
inspeksi : konjungtiva pucat, sclera putih, tidak ada pembengkakan
kelopak mata, pupil isokor
- Hidung
Inspeksi : bentuk simetris, pernafasan cuping hidung tidak ada,
secret tidak ada
Mulut
Inspeksi : mukosa bibir kering, warna lidah pucat/ kotor, kebersihan
gigi baik
- telinga
inspeksi : simetris, cairan yang keluar dari telinga tidak ada,
kebersihan baik.
- Leher
Inspeksi : Tidak terdapat pembesaran kelenjar tyroid, peningkatan
vena jugularis tidak ada.
Palpasi : Tidak terdapat bendungan vena jugularis, massa tidak ada
- Area Dada
payudara
Inpeksi : putting susu menonjol keluar, terdapat
hiperpigmentasi areola mamae dan papilla mamae
palpasi : ASI mulai produksi , tidak ada pembengkakan.
jantung
inspeksi : tidak ada retraksi dinding dada, bentuk dada simetris
palpasi:tidak ada nyeri tekan
perkusi: redup
38
auskultasi: bunyi jantung BJ 1- BJ 2 tunggal
- Abdomen
inspeksi : terdapat strie gravidarum, tidak ada luka oprasi/ jahitan
palpasi : ada nyeri tekan pada abdomen bagian bawah kuadran 3 dan
4, UC teraba keras, TFU 2 jari dibawah pusat
perkusi: kuadran 1 (hepar): redup
kuadran II (gaster): timpani
kuadran III (usus besar): timpani
kuadran IV (apendik):timpani
auskultasi : bising usus 10 x/ menit
- genetalia
inspeksi : ada luka jahitan di perineum, tidak ada tanda-tanda edema
pada luka episiotomy, tanda-tanda infeksi tidak ada, lochea rubra ½
pembalut
palpasi: tidak ada cairan pus, jahitan menyatu, nyeri tekan jahitan
- ekstermitas
ekstermitas atas:
inspeksi terpasang infuse kanan kiri, tidak ada clubbing finger
palpasi: akral dingin
ekstermitas bawah:
inspeksi : tidak ada edema, tidak ada bekas luka
palpasi : tdak ada edema
4 Terapi tanggal 02-11-2019
1) infuse RL drip piton 2 amp / 500 cc
2) Metergine injeksi
3) tranfusi RRC I bag
4) asam mefenamat 3x1
5) feros 2x1
5 USG : EL ( +)
39
6 Pemeriksaan Laboratorium tanggal 02-11-2019
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Darah Lengkap
Hemoglobin L 7,2 11,7 – 15,5
Leukosit H 22,16 3,6 -11,0
Hematokrit L 21,7 35-47
Eritrosit L 2, 74 3,8 – 5,2
CV L 19,2 82-92
CH L 26,3 27-35
CHC 33,2 31-36
W-CV H 15,0 11,5 – 14,5
trombosit 277 150 – 440
hitung jenis 2- 4
kosinofil L 0 0 -1
basofil 0 3-5
batang 50 – 70
segmen H K3 25 – 40
limfosit L 11 2- 8
matosit 6 2,5 – 7,0
jumlah neutrofil absolut H 18,29
40
Data Umum DO DS
Ku/ lemah Ny.A mengeluh badan lemas,
S: 36,5 pusing
N: 110x/ menit Memiliki riwayat pendarahan
RR: > 20x/ menit saat persalinan
HB: < 7,2 gr %
Akral dingin , mukosa bibir
kering
Konjungtiva pucat
Diagnosa Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan konsentrasi hemoglobin
Keperawatan d.d akral teraba dingin, warna kulit pucat, anemia
41
Diagnosa Ketidak nyamanan pasca partum b.d trauma perineum selama
Keperawatan persalinan dan kelahiran d.d luka episiotomy, Tampak meringis,
frekuensi nadi meningkat.
42
cairan iv
isotonis (RL)
Perawatan a. Observasi Status 1. meringis cukup
pasca - monitor tanda- kenyamanan menurun (2)
persalinan tanda vital pascapartum 2. luka episiotomy
(I.07225) - monitor (L.07061) kering (3)
(SIKI) keadaan lokia Definisi: 3. kontraksi uterus
Definisi: (warna, Perasaan baik ( keras )
mengidentifikas jumlah, bau, nyaman (5)
i fan erawat ibu bekuan) yang 4. Keluhan tidak
segera setelah - periksa berhubunga nyaman
melahirkan perineum, n dengan berkurang (3)
sampai dengan atau robekan kondisi
enam minggu (kemerahan, setelah
edema, melahirkan
pengeluaran,
penyatuan
jahitan
- monitor nyeri
- identifikasi
adanya
masalah
adaptasi
psikologis ibu
post partum)
b. terapeutik
- masase fundus
sampai
kontraksi kuat
- berikan
kenyamanan
pada ibu
- fasilitasi ibu
berkemih
dengan
normal
- diskusikan
kebutuhan
aktifitas dan
istirahat
selama masa
post partum
c. Edukasi
- jelaskan tanda
bahaya nifas
pada ibu dan
keluarga
- ajarkan cara
perawatan
perineum
yang tepat
- ajarkan ibu
43
cara
mengatasi
nyeri secara
nonfarmakolo
gis (mis.
tehnik
distraksi dan
rileksasi)
a. Implementasi
44
13.20 - monitor keadaan Terdapat pengeluaran
lokia (warna, Lochea rubra berwarna
jumlah, bau) merah segar tidak berbau
13.25 - periksa perineum, Terdapat luka jaitan
atau robekan perineum tidak edema,
(kemerahan, edema, terdapat luka perineum dan
penyatuan jahitan) masih basah
13.35 - monitor nyeri P: luka epiostomi
Q: tertusuk- tusuk
R: perineum
S: 3
T: nyeri memberat ketika
mobilisasi, nyeri berkurang
ketika istirahat
13.45 - identifikasi adanya Ibu tampak cemas karena
masalah adaptasi luka jahitan di perineum
psikologis ibu post
partum)
45
bawah, saat membersihkan
dengan pakai sabun dan
sering ganti pembalut
21.00 - ajarkan ibu cara Ajarkan cara tehnik
mengatasi nyeri distrakasi relaksasi
secara
nonfarmakologis
03/11/2019 07.30 - monitor nyeri P: luka epiostomi
Q: tertusuk- tusuk
R: perineum
S: 2
T: nyeri memberat ketika
mobilisasi, nyeri berkurang
ketika istirahat
08.30 - masase fundus Uterus contraksi keras, TFU
sampai kontraksi 2 jari dibawah pusat
kuat
1.6 Evaluasi
46
Tanggal/Jam Diagnosa Catatan Perkembangan Paraf
Keperawatan
03-11-2019 Ketidak S : ibu Ny. A mengatakan nyeri
(09.35) nyamanan pasca berkurang
partum b.d O:
trauma perineum P: luka epiostomi
selama Q: tertusuk- tusuk
persalinan dan R: perineum
kelahiran S: 2
T: nyeri memberat ketika mobilisasi,
nyeri berkurang ketika istirahat
Lukajahit perineum sudah menutup tapi
masih basah, UC keras, TFU 2jari di
bawah pusat, pengeluaran lokea rubra.
A : Ketidak nyamanan pasca partum
P : Ketidak nyamanan pasca partum
Hentikan intervensi pasien KRS, berikan
KIE seperti: perawatan vulva hygine
Tidak tarak makanan supaya luka
menutup
Diet TKTP
Kontol ke poli kandungan
47
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Pendarahan pasca persalinan dapat disebabkan oleh atonia uteri, sisa plasenta,
perdarahan yang terjadi pada masa post partum yaitu dapat menyebabkan
dalam pemeriksaan fisik hiperapnea, sistolik < 90 mmHg, nadi > 100 x/menit
secara komprehensif.
4.2 Saran
48
DAFTAR PUSTAKA
Arya Pratama, Jofan. 2015. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Perdarahan
Post Partum atau Post Partum Haemoragic (PPH).
http://nersjofan.blogspot.co.id/2015/03/asuhan-keperawatan-pada-klien-
dengan.html. Diakses pada 07 Mei 2017 pukul 10.44 WIB.
Santosa, Puji. 2012. Askep pada Post Partum dengan Komplikasi Perdarahan,
Infeksi dan Baby Blues. http://ujizenius.blogspot.com/2012/07/askep-pada-post-
partum-dengan_8492.html. Diakses pada 07 Mei 2017 pukul 10.53 WIB.
Muhaj, Khaidir. Askep Nifas dengan Perdarahan Post Partum. Diakses pada 07
Mei 2017 pukul 14.33 WIB.
49