i
ii
LEMBAR PENGESAHAN
ii
iii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................3
BAB II LAPORAN PENDAHULUAN
2.1 Konsep Lansia...........................................................................5
2.2 Konsep Dasar Osteoathritis ......................................................13
2.2.1 Definisi Osteoathritis ......................................................13
2.2.2 Etiologi Osteoathritis.......................................................13
2.2.3 Manifestasi Klinis Osteoathritis......................................17
2.2.4 Patofisiologi Osteoathritis...............................................18
2.2.5 Komplikasi Osteoathritis.................................................19
2.2.6 Pemeriksaan Penunjang Osteoathritis..............................19
2.2.7 Penatalaksanaan Osteoathritis.........................................19
2.2.8 WOC Osteoathritis...........................................................24
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengakajian ..............................................................................27
3.2 Masalah keperawatan................................................................44
3.3 Analisa data I.............................................................................44
3.4 Intervensi Keperawatan ............................................................45
3.5 ImpIementasi keperawatan I.....................................................47
3.6 Evaluasi keperawatan I.............................................................47
3.7 Analisa data II...........................................................................48
3.8 Intervensi Keperawatan ............................................................49
3.9 Implementasi keperawatan II...................................................50
3.10 Evaluasi keperawatan II..........................................................52
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan intervensi I ............................................................
4.2 Pembahasan intervensi II...........................................................
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ...............................................................................54
5.2 Saran..........................................................................................54
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................
iii
4
BAB I
PENDAHULUAN
4
5
5
6
aspek rehabilitatif, yaitu dengan melakukan latihan gerak sendi atau range of motion
(rom) secara bertahap dan membatasi gerak.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mendeskripsikan pengalaman nyata dalam memberikan asuhan
keperawatan pada pemenuhan kebutuhan dasar aman dan nyaman klien : nyeri
klien dengan masalah kesehatan gangguan sistem muskuloskeletal :
osteoarthritis.
6
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Lansia
2.1.1 Definisi Lansia
Lansia adalah seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial
secara bertahap (Azizah, 2012).
Menurut undang-undang nomor 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut
usia pada bab 1 pasal 1 ayat 2, yang dimaksud lanjut usia adalah seseorang yang
mencapai usia 60 tahun ke atas.
2.1.2 Batasan Lansia
a. WHO (1999) menjelaskan batasan lansia adalah sebagai berikut :
1) Usia lanjut (elderly) antara usia 60-74 tahun,
2) Usia tua (old) :75-90 tahun, dan
3) Usia sangat tua (very old) adalah usia > 90 tahun.
b. Menurut departemen kesehatan republik Indonesia membagi lanjut usia menjadi
sebagai berikut:
1) Kelompok menjelang usia lanjut (45 – 54 tahun), keadaan ini dikatakan
sebagai masa virilitas.
2) Kelompok usia lanjut (55 – 64 tahun) sebagai masa pensiunan.
3) Kelompok-kelompok usia lanjut (> 65 tahun) yang dikatakan sebagai masa
senium.
2.1.3 Teori Menua
Teori penuaan secara umum menurut Ma’rifatul (2011) dapat dibedakan
menjadi dua yaitu teori biologi dan teori penuaan psikososial:
a. Teori Biologi
1) Teori seluler
Kemampuan sel hanya dapat membelah dalam jumlah tertentu dan
kebanyakan sel–sel tubuh “diprogram” untuk membelah 50 kali. Jika
seldari tubuh lansia dibiakkanlalu diobrservasi di laboratorium terlihat
jumlah sel–sel yang akan membelah sedikit. Pada beberapa sistem, seperti
sistem saraf, sistem musculoskeletal dan jantung, sel pada jaringan dan
organ dalam sistem itu tidak dapat diganti jika sel tersebut dibuang karena
rusak atau mati. Oleh karena itu, sistem tersebut beresiko akan mengalami
7
8
proses penuaan dan mempunyai kemampuan yang sedikit atau tidak sama
sekali untuk tumbuh dan memperbaiki diri (Azizah, 2011).
2) Sintesis Protein (Kolagen dan Elastis)
Jaringan seperti kulit dan kartilago kehilangan elastisitasnya pada lansia.
Proses kehilangan elastisitas ini dihubungkan dengan adanya perubahan
kimia pada komponen protein dalam jaringan tertentu. Pada lansia
beberapa protein (kolagen dan kartilago, dan elastin pada kulit) dibuat
oleh tubuh dengan bentuk dan struktur yang berbeda dari protein yang
lebih muda. Contohnya banyak kolagen pada kartilago dan elastin pada
kulit yang kehilangan fleksibilitasnya
serta menjadi lebih tebal, seiring dengan bertambahnya usia. Hal ini dapat
lebih mudah dihubungkan dengan perubahan permukaan kulit yang
kehilangan elastisitanya dan cenderung berkerut, juga terjadinya
penurunan mobilitas dan kecepatan pada system musculoskeletal (Azizah
dan Lilik, 2011).
3) Keracunan Oksigen
Teori ini tentang adanya sejumlah penurunan kemampuan sel di dalam
tubuh untuk mempertahankan diri dari oksigen yang mengandung zat
racun dengan kadar yang tinggi, tanpa mekanisme pertahanan diri
tertentu. Ketidakmampuan mempertahankan diri dari toksin tersebut
membuat struktur membran sel mengalami perubahan serta terjadi
kesalahan genetik. Membran sel tersebut merupakan alat sel supaya dapat
berkomunikasi dengan lingkungannya dan berfungsi juga untuk
mengontrol proses pengambilan nutrisi dengan proses ekskresi zat toksik
di dalam tubuh. Fungsi komponen protein pada membran sel yang sangat
penting bagi proses tersebut, dipengaruhi oleh rigiditas membran.
Konsekuensi dari kesalahan genetik adalah adanya penurunan reproduksi
sel oleh mitosis yang mengakibatkan jumlah sel anak di semua jaringan
dan organ berkurang. Hal ini akan menyebabkan peningkatan kerusakan
sistem tubuh (Azizah dan Lilik, 2011).
4) Sistem Imun
Kemampuan sistem imun mengalami kemunduran pada masa penuaan.
Walaupun demikian, kemunduran kemampuan sistem yang terdiri dari
sistem limfatik dan khususnya sel darah putih, juga merupakan faktor
8
9
9
10
10
11
yang tidak jelas, sulit dimengerti kata-kata, 50% terjadi pada usia diatas
60 tahun.
2) Sistem Intergumen:
Pada lansia kulit mengalami atropi, kendur, tidak elastis kering dan
berkerut. Kulit akan kekurangan cairan sehingga menjadi tipis dan
berbercak. Kekeringan kulit disebabkan atropi glandula sebasea dan
glandula sudoritera, timbul pigmen berwarna coklat pada kulit dikenal
dengan liver spot.
3) Sistem Muskuloskeletal
Perubahan sistem muskuloskeletal pada lansia: Jaaringan
penghubung (kolagen dan elastin), kartilago, tulang, otot dan sendi..
Kolagen sebagai pendukung utama kulit, tendon, tulang, kartilago dan
jaringan pengikat mengalami perubahan menjadi bentangan yang tidak
teratur. Kartilago: jaringan kartilago pada persendian menjadi lunak dan
mengalami granulasi, sehingga permukaan sendi menjadi rata.
Kemampuan kartilago untuk regenerasi berkurang dan degenerasi yang
terjadi cenderung kearah progresif, konsekuensinya kartilago pada
persendiaan menjadi rentan terhadap gesekan. Tulang: berkurangnya
kepadatan tulang setelah diamati adalah bagian dari penuaan fisiologi,
sehingga akan mengakibatkan osteoporosis dan lebih lanjut akan
mengakibatkan nyeri, deformitas dan fraktur. Otot: perubahan struktur
otot pada penuaan sangat bervariasi, penurunan jumlah dan ukuran
serabut otot, peningkatan jaringan penghubung dan jaringan lemak pada
otot mengakibatkan efek negatif. Sendi; pada lansia, jaringan ikat sekitar
sendi seperti tendon, ligament dan fasia mengalami penuaan elastisitas.
4) Sistem kardiovaskuler
Perubahan pada sistem kardiovaskuler pada lansia adalah massa
jantung bertambah, ventrikel kiri mengalami hipertropi sehingga
peregangan jantung berkurang, kondisi ini terjadi karena perubahan
jaringan ikat. Perubahan ini disebabkan oleh penumpukan lipofusin,
klasifikasi SA Node dan jaringan konduksi berubah menjadi jaringan ikat.
5) Sistem respirasi
11
12
b. Perubahan Kognitif
1) Memory (Daya ingat, Ingatan)
2) IQ (Intellegent Quotient)
3) Kemampuan Belajar (Learning)
4) Kemampuan Pemahaman (Comprehension)
5) Pemecahan Masalah (Problem Solving)
6) Pengambilan Keputusan (Decision Making)
7) Kebijaksanaan (Wisdom)
12
13
8) Kinerja (Performance)
9) Motivasi
c. Perubahan mental
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental :
1) Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa.
2) Kesehatan umum
3) Tingkat pendidikan
4) Keturunan (hereditas)
5) Lingkungan
6) Gangguan syaraf panca indera, timbul kebutaan dan ketulian.
7) Gangguan konsep diri akibat kehilangan kehilangan jabatan.
8) Rangkaian dari kehilangan , yaitu kehilangan hubungan dengan teman
dan famili.
9) Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap gambaran
diri,
10) perubahan konsep diri.
d. Perubahan spiritual
Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya.
Lansia semakinmatang (mature) dalam kehidupan keagamaan, hal ini terlihat
dalam berfikir danbertindak sehari-hari.
e. Perubahan Psikososial
1) Kesepian
Terjadi pada saat pasangan hidup atau teman dekat meninggal
terutama jikalansia mengalami penurunan kesehatan, seperti menderita
penyakit fisik berat,gangguan mobilitas atau gangguan sensorik terutama
pendengaran.
2) Duka cita (Bereavement)
Meninggalnya pasangan hidup, teman dekat, atau bahkan hewan
kesayangandapat meruntuhkan pertahanan jiwa yang telah rapuh pada lansia.
Hal tersebutdapat memicu terjadinya gangguan fisik dan kesehatan.
3) Depresi
Duka cita yang berlanjut akan menimbulkan perasaan kosong, lalu
diikuti dengankeinginan untuk menangis yang berlanjut menjadi suatu episode
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
3) Topical Pain
Dalam bentuk cream atau spray yang bisa digunakan langsung pada
kulit yang terasa sakit.
4) Tramadol
5) Tidak mempunyai efek samping seperti yang ada pada acetaminophen
dan NSAIDs.
6) Mild Narcotic Painkillers
Mengandung analgesik seperti codein atau hydrocodone yang efektif
mengurangi rasa sakitpada penderita osteoarthritis.
7) Corticosteroids
Efektif mengurangi rasa sakit.
8) Hyaluronic Acid
Merupakan glycosaminoglycan yang tersusun oleh disaccharides of
glucuronic acid dan n-acetyanglusamine. Disebut juga
viscosupplementation.
9) Dari hasil penelitian yang dilakukan 80% pengobatan dengan
menggunakan hyaluronic acid mempunyai efek yang lebih kecil
dibandingkan pengobatan dengan
10) menggunakan placebo. Makin besar molekul hyaluronic acid yang
diberikan, makin besar efek positif yang dirasakan karena hyaluronic
acid efektif mengurangi rasa sakit.
11) Glukosamine dan Chondroitin Sulfate
Mengurangi pengobatan untuk pasien osteoarthritis pada lutut.
c. Terapi Konservatif
Kompres hangat, mengistirahatkan sendi, pemakaian alat-alat
orthotic untuk menyangga sendi yang mengalami inflamasi.
Message sebaiknya dilakukan oleh orang yang ahli dibidangnya.
Tujuan message tersebut adalah untuk membuat rileks otot-otot yang
spasme dan membantu melancarkan sirkulasi darah.
d. Terapi Non Farmakologi
1) Olahraga
Olahraga yang dianjurkan adalah olahragayangtidak telalu berat
dan tidak menyebabkan bertambahnya kompresi atau tekanan atau
trauma pada sendi, yaitu misalnya berenang dan menggunakan
20
21
21
22
7) Fisioterapi
Fisioterapi berperan penting pada penatalaksanaan osteoarthritis,
meliputi terapi panas dan dingin dan program latihan yang tepat.
Pemakaian panas yang sedang diberikan sebelum latihan untuk
mengurangi rasa nyeri dan kekakuan. Pada sendi yang masih aktif
sebaiknya diberi dingin dan obat-obat gosok jangan dipakai
sebelum pemanasan.
8) Berbagai sumber panas dapat dipakai seperti hidrokolator, bantalan
elektrik, ultrasonik, inframerah, mandi paraffin dan mandi dari
pancuran panas.
9) Program latihan bertujuan untuk memperbaiki gerak sendi dan
memperkuat otot yang biasanya atropik pada sekitar sendi
osteoarthritis. Latihan isometrik lebih baik dari pada isotonik
karena mengurangi tegangan pada sendi. Atropi rawan sendi daan
tulang yang timbul pada tungkai yang lumpuh timbul karena
berkurangnya beban ke sendi oleh karena kontraksi otot.
10) Operasi
Operasi perlu dipertimbangkan pada pasien osteoarthritisdengan
kerusakan sendi yang nyata dengan nyeri menetap dan kelemahan
fungsi. Tindakkan yang dilakukan adalah osteotomy untuk
mengoreksi ketidaklurusan atau ketidaksesuaian, debridement
sendi untuk menghilangkan fragmen tulang rawan sendi,
pembersihan osteofit.
11) Akupuntur
Dapat mengurangi rasa sakit dan merangsang fugsi sendi
22
23
2.2.8 Pathway/WOC
23
24
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN TEORI
24
25
25
26
26
27
BAB III
DENGAN OSTHEOARTRITIS
1. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny.J
Umur : 90 Tahun
Penghasilan :-
Tingkat Pendidikan :-
Tanggal Pengkajian :
2. IDENTITAS KELUARGA
Nama : Ny.T
Pekerjaan :-
Alamat : Jombang
3. RIWAYAT KESEHATAN
Keluhan utama : Nyeri kedua lutut dan tulang kemeng
Upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi keluhan : Jika nyerinya parah minum
obat anti nyeri
Obat-obatan yang biasa digunakan : Antalgin
Terapi / operasi yang pernah dilakukan : Terapi sangkal putung karena retak
tulang dipergelangan tangan ± 3 tahun yang llau akibat jatuh
Riwayat penyakit sekarang : Ny.J mengatakan nyeri kedua lutut (terasa kemeng,
kaku), Menringis dan menyeringai lutut saat bangun dari kursi
27
28
P = Tulang rapuh
Q = Neyri seperti (kemeng), neyri saat setelah duduk dan berjalan
R = Kedua kaki khususnya di sendi lutut
S=4
T = Hilang timbul
Riwayat penyakit dahulu : Tidak ada DM, memiliki riwayat asam urat
Riwayat kesehatan keluarga : keluarga tidak memiliki riwayat penyakit seperti
Ny.J
Genogram
28
29
Keterangan :
: Meninggal
: Laki- laki
: Perempuan
: Pasien
: Tinggal serumah
1. Kondisi Umum
TTV
N : 85 x/mnt
TD : 130/80 mmhg
RR : 21 x/mnt
S : 36,3 oC
Kelelahan : Tidak
Perubahan BB : Tidak
29
30
2. Integumen
Lesi / luka : Tidak
Pruritus : Tidak
Memar : Tidak
3. Hematopoetic
Perdarahanabnormal : Tidak
Anemia : Tidak
4. Kepala
Sakit kepala : Tidak
5. Mata
Perubahanpenglihatan : Tidak
Kekeringanmata : Tidak
Nyeri :Tidak
Gatal :Tidak
Photobobia :Tidak
Diplopia :Tidak
30
31
6. Telinga
Penurunan pendengaran : Iya
Discharge : Tidak
Tinitus : Tidak
Vertigo : Tidak
7. Hidung sinus
Rhinorrhea : Tidak
Discharge : Tidak
Epistaksis : Tidak
Obstruksi : Tidak
Snoring : Tidak
Alergi : Tidak
8. Mulut, tenggorokan
Nyeri telan : Tidak
Lesi : Tidak
31
32
9. Leher
Kekakuan : Tidak
Massa : Tidak
10. Thorax
Simetris : Iya
Tarikan : Tidak
Intercostae : Iya
Wheezing : Tidak
Ronchi : Tidak
Palpitasi : Tidak
Dipsnoe : Tidak
Paroximal : Tidak
Nocturnal : Tidak
Orthopnea : Tidak
Murmur : Tidak
11. Abdomen
Disphagia : Tidak
Nausea : Tidak
Vomiting : Tidak
32
33
Hemateemesis : Tidak
Massa : Tidak
Jaundice : Tidak
Melena : Tidak
Hemorrhoid : Tidak
12. Genetalia
Dysuria : Tidak
Hesitancy : Tidak
Urgency : Tidak
Hematuria : Tidak
Poliuria : Tidak
Oliguria : Tidak
Nocturia : Tidak
Inkontinensia : Tidak
Nyeriberkemih : Tidak
Lesi : Tidak
Disharge : Tidak
Testiculer : Tidak
Testiculer : Tidak
Massa : Tidak
33
34
13. Reproduksi(perempua)
Lesi : Tidak
Discharge : Tidak
Postcoital : Tidak
Bleeding : Tidak
Prolap : Tidak
Riwayatmenstruasi : Lupa
Aktifitasseksual : Tidak
14. Muskuloskeletal
Nyeri Sendi : Iya, kedua sendi
Bengkak : Tidak
Deformitas : Tidak
Spasme : Tidak
Kram : Tidak
15. Persyarafan
Headache : Tidak
Seizures : Tidak
34
35
Syncope : Tidak
Tic/tremor : Tidak
Paralysis : Tidak
Paresis : Tidak
Depresi : Tidak
Ketakutan : Tidak
Insomnia : Tidak
Dampak pada ADL : Aktivitas ADL lambat, nyeri kemeng dan kaku saat
berjalan
2. Spiritual
Aktivitas Ibadah : Ny.J masih bisa melaksanakan sholat dengan berdiri
6. Lingkungan :
Kamar : Temapt tidur berantakan karna Ny.J hidup sendiri, tempat
tidur agak pendek
35
36
Kamar mandi : Pencahayaan kamar mandi kurang, agak jauh dari kamar
mandi, lantai tidak licin
Luar rumah : Halama luas, tidak ada batu, terdapat kebun kacang
yang ditanam oleh Ny.J
36
37
tubuh, menyiram)
5 Mandi 0 5 5
6 Berjalan di permukaan datar (jika tidak bisa, dengan 0 5
kursi roda ) 5
7 Naik turun tangga 5 10 5
8 Mengenakan pakaian 5 10 10
9 Kontrol bowel (BAB) 5 10 10
10 Kontrol Bladder (BAK) 5 10 10
Total 95
Penilaian :
0 - 2 : Ketergantungan
21 - 61 : Ketergantungan berat/sangat tergantung
62 - 90 : Ketergantungan berat
91 - 99 : Ketergantungan ringan
100 : Mandiri
37
38
38
39
24
Total nilai 30
4
Interpretasi hasil :
24 – 30 : tidak ada gangguan kognitif
39
40
Ya Tdk Hasil
40
41
15. Anda berfikir bahwa orang lain lebih baik dari diri anda 1 0 0
Jumlah 4
Interpretasi :
41
42
4. Status Nutrisi
Pengkajian determinan nutrisi pada lansia:
Total score 5
Interpretasi:
0–2 : Good
3–5 : Moderate nutritional risk
≥ 6: High nutritional ris
42
43
5. Fungsi sosial
lansia
1. Saya puas bahwa saya dapat kembali pada keluarga (teman- ADAPTATION 2
teman) saya untuk membantu pada waktu sesuatu
menyusahkan saya
Intepretasi:
< 3 = Disfungsi berat
4.6 = Disfungsi sedang
>6 = Disfungsi baik
43
44
8. Analisa Data
Ns.Diagnosa Nyeri akut b/d agen pencedera fisiologis
Definisi Pengalaman sensorik / emosional / yang berkaitan dengan
kerusakan jarigan/ fungsional, dengan onset mendadak / lambat
dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung < 3 bulan
Penyebab Agen pencedara fisiologis (mis.inflamasi, iskemia, neoplasma)
Gejala dan tanda Subjektif
R = kedua lutut
S=4
- TTV :
TD = 130/80 mmhg
N = 85 x/mnt
S = 36,3oC
RR = 21 x/mnt
Kondisi klinis Inflamasi (Oesteoarthritis)
terkait
44
1
45
1
9. Intervensi keperawatan
SLKI
periode nyeri
- Edukasi mekanisme
penyebab nyeri
47
3
Analisa Data II
Ns.Diagnosa Risiko jatuh d/d usia 90 tahun, riwayat jatuh, penerangan
kurang saaat malam.
Definisi Berisiko mengalami kerusakan fisik dan gangguan kesehatan
akibat terjatuh
Faktor Resiko - Usia >65 tahun
- Riwayat Jatuh
- Jika malam kondisi penerangan kurang.
Kondisi klinis Inflamasi (Oesteoarthritis)
terkait
49
5
Intervensi Keperawatan II
SLKI
SIKI Tindakan
Outcome Indikator
Implementasi Keperawatan
NO Dx.KEP TGL/ IMPLEMENTASI EVALUASI/ TTD
JAM
RESPON
KLIEN
Terapiutik
- menganjurkan pasien
membatasi aktivitas
08.35 - Pasien sedikit susah untuk
berat untuk
mengurangi aktivitas
mengurangi nyeri dikarenakan hidup sendiri
- Fisioterapi kompres
hangat, menggunakan - Pasien kooperatif saat
08.38
waslap dan air hangat dilakukan kopres hangat
400C
Edukasi
- menjelaskan pada
09.30
pasien penyebab
- Pasien mengerti penjelasan
nyeri, periode nyeri
- menjelaskan pada
pasien mekanisme
penyebab nyeri - Pasien sedikit susah untuk
09.45
memahami
2
51
Kolaborasi
09.47 - Pemberian analgesik - Neuropyron V, 1 biji :
methampyrone 500 mg, vit
B1 50 mg, vit B6 100 mg, vit
B12 100 mg
2. Risiko jatuh 10.00 Observasi - Pencahayaan kurang, funitur
d/d usia 90 - Mengidentifikasi tidak teratur.
tahun,
riwayat lingkungan
jatuh, Terapeutik
penerangan
kurang - Mengatur posisi
10.10
saaat Funiture dengan rapi
malam dan terjangkau. - Pasien mengizinkan dan
- Mengatur kooperatif membantu
penerangan ruangan
yang tepat
Edukasi
11.30
- Mengajarkan pasien - Pasien memahami dan bisa
dan keluarga cara mempraktekkanya
cuci tangan yang
benar
52
3
Evaluasi Keperawatan
NO TGL/JAM Dx.KEP PERKEMBANGAN
(S O A P I E R)
BAB IV
PEMBAHASAN INTERVENSI
554
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Osteoartritis merupakan golongan rematik sebagai penyebab
kecacatan yang menduduki urutan pertama dan akan meningkat dengan
meningkatnya usia, penyakit ini jarang ditemui pada
usia di bawah 46 tahun tetapi lebih sering dijumpai pada usia diatas 60
tahun. Faktor umur dan jenis kelamin menunjukkan adanya perbedaan
frekuensi.
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Mahasiswa
- Mahasiswa diharapkan mampu memberikan asuhan keperawatan
kepada klien dengan ostearthritis secara benar
- Mahasiswa diharapkan dalam malakukan perawatan osteoarthritis
hendaknya dengan hati-hati dan cepat mengetahui tanda-tanda dan
gejala penyakitini untuk membantu penyembuhan
5.2.2 Bagi pasien Osteoarthritis
Diharapkan mampu bekerjasama dengan petugas kesehatan dalam
mengatasi dan mengobati Osteoathritis