Anda di halaman 1dari 23

KEHAMILAN EKTOPIK

TERGANGGU

Kelompok 3 Riska Maisaroh - Meita Indriyani


Anatomi Fisiologi sistem reproduksi

Alat genitalia wanita bagian luar Alat genitalia wanita bagian dalam

Vagina Uterus
Mons veneris / Mons pubis Tuba fallopi
Bibir besar (Labia mayora) Ovarium
Bibir kecil (labia minora) Parametrium
Klitoris
Vestibulum Perinium
Himen
Kelenjer bartholini
Proses kehamilan normal

1. Fertilisasi
2. Pembelahan / Perkembangan Awal Embrio
3. Implantasi / Nidasi
4. Plasentasi
5. Cairan Amnion
6. Tumbuh kembang fetus
KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU

Adalah kehamilan dengan implantasi


(penempelan) terjadi diluar rongga
uterus (rahim), tuba falopii
merupakan tempat tersering untuk
terjadinya implantasi kehamilan
ektopik.
Kehamilan Ektopik Terganggu
APA PENYEBABNYA ?
Faktor tuba:
Salpingitis (peradangan pada
saluran tuba)
Perlekatan tuba
Kelainan konginetal tuba
(kelainan bawaan)
Pembedahan sebelumnya
Endometriosis (kelainan jaringan
rahim)
Tumor yang mengubah bentuk
tuba dan kehamilan ektopik
sebelumnya.
Kelainan zigot, yaitu kelainan
kromosom dan malformasi.
Faktor ovarium, yaitu migrasi
luar ovum dan pembasaran
ovarium.
Penggunaan hormon eksogen.
Faktor lain, antara lain aborsi
tuba dan pemakaian IUD.
APA SAJA TANDA DAN GEJALANYA?

TANDA GEJALA
Nyeri abdomen Ketegangan adneksa
Amenorhoe (Tidak (tegang di sekitar
menstruasi) rahim)
Perdarahan Keteganggan
Pusing dan lemah abdomen (ketegangan
Gejala hamil perut)
Keluar jaringan Adneksa tumor
(tumor di sekitar
rahim)
Patofisiologi
Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul akibat kehamilan
ektopik terganggu yaitu ruptur tuba atau uterus
(tergantung lokasi kehamilan) dan hal ini dapat
menyebabkan perdarahan, syok, dan kematian.
Komplikasi yang timbul akibat pembedahan antara
lain: perdarahan, infeksi, kerusakan sekitar ogan.
Pemeriksaan penunjang

a. Pemeriksaan Laboratorium
Kadar Haemoglobin dan Eritrosit

Tes Kehamilan (Urine dan HCG)

b. Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)


c. Pemeriksaan Kuldosentesis (Douglas Punki)
d. Laparoskopi dan Laparotomi
Penanganan
Penanganan kehamilan ektopik terganggu pada
umumnya adalah laparatomi.
Apabila kondisi penderita buruk, misalnya dalam
keadaan syok, lebih baik di lakukan salpingektomi.
Pada kasus kehamilan ektopik terganggu di pars
ampularis tuba yang belum pecah pernah dicoba
ditangani dengan menggunakan kemoterapi untuk
menghindari tindakan pembedahan
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan secara umum
Segera lakukan persiapan untuk tindakan operatif gawat darurat.
Menghentikan sumber perdarahan
Upaya stabilisasi dilakukan dengan segera merestorasi cairan
tubuh (mengganti cairan tubuh)
Atasi anemia dengan obat tablet
Konseling pasca tindakan:
Resiko hamil ektopik ulangan

Kontrasepsi yang sesuai

Asuhan mandiri selama di rumah


Penatalaksanaan secara bedah

Salpingostomi
Salpingostomi adalah suatu prosedur untuk
mengangkat hasil konsepsi yang berdiameter
kurang dari 2 cm dan berlokasi di sepertiga
distal tuba fallopii.
Salpingotomi

Pada dasarnya prosedur ini sama dengan


salpingostomi, kecuali bahwa pada
salpingotomi insisi dijahit kembali.
Salpingektomi
Salpingektomi merupakan
reseksi tuba, yang dapat
dikerjakan baik pada
kehamilan ektopik terganggu
maupun yang belum
terganggu.
Evakuasi Fimbrae dan
Fimbraektomi, bila terjadi
kehamilan difimbrae, massa
hasil konsepsi dapat
dievakuasi dari fimbrae tanpa
melakukan fimbraektomi
PENCEGAHAN
Berhenti merokok
Tidak berganti pasangan
Menjaga kebersihan organ
reproduksi
Hindari berbagai macam
pembedahan.
Hindari Pelvic inflammatory disease
(PID) atau Radang panggul
Pemeriksaan Kehamilan.
Pemeriksaan Laboratorium.
Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Menstruasi terakhir.
Adanya bercak darah yang berasal dari vagina.
Nyeri abdomen: kejang, tumpul.
Jenis kontrasepsi.
Riwayat gangguan tuba sebelumnya
Tanda-tanda vital
Sistem Kardiovaskular
Sistem musculoskeletal
Abdomen
Sistem urinarius
Sistem reproduksi
Tes laboratorium
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dapat muncul adalah sebagai berikut :
Pre Op :
a. Nyeri yang berhubungan dengan rupture tuba fallopii, perdarahan intraperitonial
b. Defisit volume cairan yang berhubungan dengan rupture pada lokasi implantasi ,
perdarahan.
c. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan perdarahan yang lebih banyak pada
uterus.
d. Potensial syok berhubungan dengan banyaknya darah yang keluar saat perdarahan
e. Kurangnya pengetahuan yang berhubungan dengan kurang pemahaman atau tidak
mengenal sumber-sumber informasi.

Post op :
f. Nyeri akut berhubungan dengan diskontinuitas jaringan kulit sekunder akibat laparotomi
g. Risiko infeksi berhubungan dengan luka operasi dan pemasangan alat-alat perawatan
3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa 1
Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan adanya tuba atau robekan
lapisan pelvis.
Tujuan : nyeri berkurang atau hilang
Kriteria hasil : Skala nyeri berkurang, Ekspresi wajah klien tidak meringis menahan
nyeri
Intervensi :
1) Kaji tingkat nyeri klien
Rasional : Untuk mengetahui tingkat nyeri klien dan mengetahui tindakan yang
akan dilakukan selanjutnya.
2) Kaji durasi, lokasi, frekuensi, jenis nyeri (akut, kronik, mendadak, terus - menerus)
Rasional : Dengan mengetahui hal tersebut diatas dapat mengetahui tingkat dan
jenis nyeri sehingga mempermudah intervensi selanjutnya.
3) Ciptakan lingkungan yang nyaman bagi klien.
Rasional : Dengan menciptakan lingkungan yang nyaman bagi klien akan dapat
mengurangi rasa nyeri klien, karena lingkungan yang tidak menambah persepsi
nyeri klien.
4) Ajarkan tekhnik relakasasi, dsitraksi dan imajinasi
Rasional : Dengan mengajarkan tehnik relaksasi, distraksi dapat meringankan nyeri
5) Berikan kompres hangat
Rasional : Dengan memberikan kompres hangat akan memberikan rasa nyaman pada
klien sehingga dapat mengurangi rasa nyeri.
6) Berikan support sistem
Rasional : Dengan memberikan support system agar ibu dapat mengerti tentang
perubahan bentuk tubuhnya yangcepat karena ada kelainan pada tubuhnya sehingga
ibu dapat tenang pada saat dilakukan tindakan.
7) Lakukan massage pada klien
Rasional : Dengan melakukan massage akan memberikan rasa nyaman pada ibu
8) Atur posisi yang nyaman bagi klien
Rasional : Dengan mengatur posisi yang nyaman bagi klien akan mengurangi rasa nyeri
9) Kolaborasi dengan tim medis
Rasional : Berkolaborasi akan membantu di dalam memberikan terapi analgesic
4. Implementasi

Diagnosa 1
Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan adanya tuba atau
robekan lapisan pelvis.
Tujuan : nyeri berkurang atau hilang
1) Mengkaji tingkat nyeri klien
2) Mengkaji durasi, lokasi, frekuensi, jenis nyeri (akut, kronik, mendadak,
terus - menerus)
3) Mengciptakan lingkungan yang nyaman bagi klien.
4) Mengajarkan tekhnik relakasasi, dsitraksi dan imajinasi
5) Memberikan kompres hangat
6) Memberikan support sistem
7) Melakukan massage pada klien
8) Mengatur posisi yang nyaman bagi klien
9) Mengkolaborasi dengan tim medis
5. Evaluasi

Kriteria keberhasilan / evaluasi meliputi :


a. Nyeri berkurang
b. Keseimbangan cairan stabil dan tidak terjadi defisit
volume cairan
c. Tidak terjadi perdarahan
d. Evaluasi adanya syok
e. Nyeri post op dapat berkurang
f. Tidak terjadi infeksi
g. Klien dan keluarga memahami dan mengenal sumber
sumber informasi mengenai kehamilan ektopik.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai