Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

KEHAMILAN EKTOPIK DI RUANG HCU


RSUD DR. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA

Oleh:

Oleh:
GUNAWAN MUHAEMIN, S.Kep
4014150016

PROGRAM PROFESI NERS X


STASE KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
STIKES BINA PUTERA BANJAR
TAHUN 2015

A. Pengertian
Kehamilan Ektopik Terganggu adalah implantasi dan pertumbuhan hasil
konsepsi di luar endometrium (Mansjoer A, 2007).
Kehamilan Ektopik Terganggu adalah kehamilan yang terjadi bila telur
yang dibuahi berimplantasi dan tumbuh di luar endometrium kavum uteri
(Prawiroharjo S, 2008).
Kehamiian Ektopik Terganggu adalah kehamilan dimana setelah fertilisasi,
implantasi terjadi di luar endometrium kavum uteri (Prawiroharjo S, 2009).
B. Etiologi
Etiologi kehamilan ektopik telah banyak diselidiki,tetapi sebagian besar
penyebabnya tidak diketahui. faktor-faktor yang memegang peranan dalam
hal ini ialah sebagai berikut :
1.

Faktor tuba, yaitu salpingitis,perlekatan tuba,kelainan konginetal


tuba,pembedahan

sebelumnya,endometriosis,tumor

yang

mengubah

bentuk tuba dan kehamilan ektopik sebelumnya.


2.

Kelainan zigot,yaitu kelainan kromosomdan malformasi.

3.

Faktor ovarium,yaitu migrasi luar ovum dan pembasaran


ovarium.

4.

Penggunaan hormone eksogen.

5.

Faktor lain,antara lain aborsi tuba dan pemakaian IUD.

C. Gejala Klinis
1. Amenore
2. Gejala kehamilan muda
3. Nyeri perut bagian bawah, pada ruptur tuba nyeri terjadi tiba-tiba dan
hebat, menyebabkan penderita pingsan sampai shock. Pada Abortus tuba
nyeri mula-mula pada satu sisi, menjalar ke tempat lain. Bila darah
sampai diafragma bisa menyebabkan nyeri bahu dan bila terjadi
hematokel retrouterina terdapat nyeri defekasi.
4. Perdarahan pervagina berwarna cokelat tua.
5. Pada pemeriksaan vagina terdapat nyeri goyang bila serviks digerakkan,
nyeri pada perabaan dan kavum douglasi menonjol karena ada bekuan
darah (Mansjoer A, 2007).
D. Patofisiologi

Proses Implantsi ovum yang dibuahi

Pembuahan telur diampula tuba


Kurangnya volume
cairan
Perjalanan ke uterus telur
mengalami hambatan

Nyeri

Bernidasi di tuba

Perdarahan pervagina

Kehamilan Ektopik
Resiko terjadi infeksi
Post Operasi

Nyeri

Gangguan Mobilisasi Fisik

E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
a. Pemeriksaan darah lengkap
b. Pemeriksaan kadar hormon progesteron
c. Pemeriksaan kadar HCG serumPemeriksaan golongan darah

d. Kuldosentesis (Pengambilan cairan peritoneal dari ekstra vasio rektou


terina (ruang Douglas), melalui tindakan pungsi melalui dinding
vagina).
e. Ultrasonografi (USG)

F. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Primary survey
a. Circulation
1) Kontrol pendarahan atau tindakan pembedahan lebih lanjut
2) Pemasangan infus IV dua jalur dengan ukuran kanul yang besar
sesuai dengan klien.
3) Ambil darah pada saat akses IV untuk pemeriksaan crossmatch
4) Berikan cairan kristaloid seperti ringer laktat
5) Cegah terjadinya hipotermi dengan memperhatikan suhu ruangan
hangat, suhu cairan hangat, dan pemberian selimut
6) Perbaikan volume cairan dengan perbandingan 1:3 dari cairan
atau darah yang hilang
b. Airway
Menjamin airway yang paten dengan cukupnya pertukaran ventilasi
dan oksigenasi. Diberikan tambahan oksigen untuk mempertahankan
saturasi oksigen lebih dari 95%.
c. Breathing
Pada klien dengan kehamilan ektopik terganggu dapat ditemukan
abnormalitas metabolik atau ketidakseimbangan asam basa yang
dapat menimbulkan gangguan pernapasan.

d. Diasability
Dilakukan pemeriksaan neurologis singkat untuk menentukan
tingkat kesadaran, pergerakana mata dan respons pupil, fungsi
motorik dan sensorik. Informasi ini bermanfaat dalam menilai
perfusi otak, mengikuti perkembangan kelainan neurologi dan
meramalkan pemulihan. Perubahan fungsi sistem saraf sentral tidak
selalu disebabkan cedera intrakranial tetapi mungkin mencerminkan
perfusi otak yang kurang. Pemulihan perfusi dan oksigenasi otak

harus dicapai sebelum penemuan tersebut dapat dianggap berasal


dari cedera intrakranial.
2. Secondary Survey
a. Exposure (Pemeriksaan Tubuh Lengkap)
Setelah mengurus prioritas-prioritas untuk menyelamatkan jiwanya,
seluruh pakaian penderita dibuka dan diperiksa dari ubun-ubun
sampai ke jari kaki sebagai bagian dari mencari cedera. Bila
menelanjangi penderita, sangat penting dilakukan tindakan untuk
mencegah hipotermia. Pemakaian penghangat cairan, maupun caracara penghangatan internal maupun eksternal sangat bermanfaat
dalam mencegah hipotermia.
b. Foley Cateter
Kateterisasi kandung kencing memudahkan penilaian urin akan
adanya hematuria dan evaluasi dari perfusi ginjal dengan memantau
produksi urin baik intake maupun outtake.
c. Gastric Tube
Dilatasi lambung sering terjadi pada penderita trauma, khususnya
pada anak-anak, dan dapat mengakibatkan hipotensi dan disritmia
jantung yang tidak dapat diterangkan, biasanya berupa bradikardi
dari stimulasi saraf vagus yang berlebihan. Distensi lambung
membuat terapi syok menjadi sulit. Pada penderita yang tidak sadar,
distensi lambung membesarkan risiko aspirasi isi lambung, ini
merupakan suatu komplikasi yang bisa menjadi fatal. Dekompresi
lambung dilakukan dengan memasukkan selang/pipa kedalam perut
melalui hidung atau mulut dan memasangnya pada penyedot untuk
mengeluarkan isi lambung. Namun, walaupun penempatan pipa
sudah baik, masih ada kemungkinan terjadi aspirasi.
d. Heart Monitor
Dapat dipasang untuk pasien yang memiliki riwayat jantung ataupun
pada kejadian pasien tersengat arus listrik. Untuk mengetahui
disritmia, iskemia, trauma jantung, PEA.

3. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan suatu pernyataan yang menjelaskan
respons manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari

individu atau kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat


mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga
status kesehatan menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah
(Carpenito, 2007).
Diagnosa yang mungklin timbul pada kehamilan ektopik terganggu
adalah sebagai berikut :
a.

Gangguan pemenuhan kebutuhan cairan tubuh berhubungan dengan


perdarahan.
Rasional :

Adanya darah yang keluar dari vagina dan perdarahan


intra abdominal dapat mengakibatkan kurangnya cairan
tubuh.

b.

Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan adanya rupture


tuba atau robekan lapisan pelvis.
Rasinal :

Adanya

pemutusan

jaringan

dalam

tubuh

akan

menimbulkan rangsangan saraf meningkat sehingga


timbul rasa nyeri yang dapat menimbulkan gangguan
rasa nyaman pada klien.
c.

Porensial shock berhubungan dengan perdarahan yang hebat


Rasional :

Rupture tuba mengakibatkan terjadinya perdarahan


yang banyak sehingga volume darah dalam tubuh
berkurang.

Adanya

darah

kurang

dapat

terjadi

penurunan cardiac output sehingga menimbulkan.


d.

Gangguan psikologis (cemas) berhubungan dengan kurangnya


pengetahuan tentang kesuburan yang terancam.
Rasional: Setiap orang berbeda pandangan dalam menghadapi
tindakan pembedahan yang akan dilaksanakan sehingga
responnya berbeda pula, cemas merupakan respon emosi
klien adalah kejadian normal ketika klien dihadapkan
pada hal yang asing baginya.

4. Perencanaan
Rencana keperawatan pada klien kehamilan ektopik terganggu
adalah sebagai berikut :

a.

Gangguan pemebuhan kebutuhan cairan tubuh sehubungan dengan


perdarahan.
Tujuan

: Perdarahan terhenti

Kriteria evaluasi

: Tidak ada tanda-tanda shock

Intervensi

1) Kaji perdarahan (jumlah, warna, gumpalan)


Rasional : Untuk mengetahui adanya gejala shock.
2)

Cek Hemoglobin
Rasional : Mengetahui adanya enemi atau tidak

3) Anjurkan klien untuk banyak minum


Rasional :

Dengan banyak minum maka dapat membantu


mengganti cairan tubuh yang hilang.

4) Kolaborasi dengan tim medis tentang pemberian tranfusi darah


Rasional : Untuk mengganti perdarahan yang banyak keluar.
b.

Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan adanya tuba


atau robekan lapisan pelvis.
Tujuan

: Nyeri berkurang sampai hilang

Kriteria evaluasi

: Ekspresi

wajah

klien

tidak

menyeringai

menahan nyeri
Intervensi
1) Kaji tingkat nyeri klien
Rasional : Untuk

mengetahui

mengetahui

tindakan

tingkat
yang

nyeri
akan

klien

dar

dilakukan

selanjutnya.
2) Kaji durasi, lokasi, frekuensi, jenis nyeri (akut, kronik,
mendadak, terus - menerus)
Rasional :

Dengan mengetahui hal tersebut diatas dapat


mengetahui tingkat dan jenis nyeri sehingga
mempermudah intervensi selanjutnya.

3) Ciptakan lingkungan yang nyaman bagi klien.


Rasional : Dengan menciptakan lingkungan yang nyaman
bagi klien akan dapat mengurangi rasa nyeri klien,

karena lingkungan yang tidak menambah persepsi


nyeri klien.
4) Anjurkan tehnik relaksasi, distraksi
Rasional :

Dengan mengajarkan tehnik relaksasi, distraksi


dapat meringankan nyeri.

5) Kompres Dingin
Rasional : Dengan

memberikan

kompres

dingin

akan

memberikan rasa nyaman pada klien sehingga


dapat mengurangi rasa nyeri.
6) Berikan support system
Rasional : Dengan memberikan support system agar ibu dapat
mengerti tentang perubahan bentuk tubuhnya yang
cepat karena ada kelainan pada tubuhnya sehingga
ibu dapat tenang pada saat dilakukan tindakan.
7) Lakukan massage pada klien
Rasional : Dengan melakukan massage akan memberikan rasa
nyaman pada ibu.
8) Atur posisi yang nyaman bagi klien
Rasional :

Dengan mengatur posisi yang nyaman bagi klien


akan mengurangi rasa nyeri

9) Kolaborasi dengan tim medis


Rasional : Berkolaborasi

akan

membantu

di

dalam

memberikan terapi analgesic.


c.

Potensial Shock sehubungan dengan perdarahan yang hebat


Tujuan

: Perdarahan berhenti

Kriteria evaluasi

: Hb klien normal ( 11 - 13 ) gr %

Intervensi
1) Monitor tanda - tanda vital
Rasional : Monitor tanda-tanda vital akan mengetahui keadaan
dan perkembangan klien.
2) Kaji perdarahan (jumlah, warna, gumpalan)

Rasional : Mengkaji perdarahan, jumlah, warna, gumpalan


akan mengetahui gejala-gejala shock.
3) Cek Hemoglobin
Rasional : Cek Hb akan mengetahui keadaan Hb klien.
4) Pasang infus
Rasional : Memberikan infus akan menggantikan cairan yang
keluar.
5) Lakukan pemeriksaan rhesus golongan darah
Rasional : Pemeriksaan tersebut memudahkan melakukan
transfusi
6) Berikan transfusi darah
Rasional : Memberikan transfusi darah akan menggantikan
banyaknya darah yang keluar
7) Observasi tanda-tanda shock
Rasional : Mengobservasi tanda-tanda shock akan dapat
segera mengetahui adanya kemungkinan shock.
d.

Gangguan psikologis (cemas) berhubungan dengan kurangnya


pengetahuan tentang kesuburan yang terancam
Tujuan

: Rasa cemas klien hilang

Kriteria evaluasi

. Klien

dapat mengungkapkan

perasaannya secara terbuka


Intervensi :
1) Kaji tingkat kecemasan
Rasional :

Mengetahui tingkat kecemasan akan mengetahui


tingkat cemas klien.

2) Kaji tingkat pengetahuan klien


Rasional :

Mengkaji tingkat pengetahuan klien akan dapat


mengetahui latar belakang kehidupan klien.

3) Ajak klien untuk lebih terbuka


Rasional : Sikap terbuka akan mudah mengungkap masalah
yang

dihadapi klien yang dapat membantu

penyembuhan.

4) Berikan penjelasan tentang proses penyakit yang sedang


diderita.
Rasional : Memberikan penjelasan pada klien akan membantu
menenangkan jiwa klien.
5) Anjurkan pada keluarga untuk memberikan support system.
Rasional : Memberikan support sistem akan membantu
memberikan semangat bagi klien.
Daftar Pustaka
Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R.2007. Kehamilan Ektopik. Dalam : Kapita
Selekta Kedokteran Jilid I. Jakarta : Media Aesculapius.
Manuaba,dkk. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC. 2007
Wibowo B. 2007. Kehamilan Ektopik. Dalam : Ilmu Kebidanan. Edisi III. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo
Moechtar R. 2009. Kelainan Letak Kehamilan (Kehamilan Ektopik). Dalam:
Sinopsis Obstetri, Obstetri Fisiologis dan Obstetri Patologis. Edisi II.
Jakarta: Penerbit Buku kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai