Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK Tn T

DENGAN IBU MENYUSUI DAN BALITA


DUSUN KARANG PUCUNG WETAN DESA JAJAWAR
KEC. BANJAR KOTA BANJAR
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktik Profesi Ners
Program Studi Ilmu Keperawatan

Disusun oleh :
MUHAMAD YOGA WIBOWO

P R O G R A M S T U D I I L M U K E P E R AWATAN
STIKES BINA PUTERA BANJAR
2015

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Tn T


Nama mahasiswa : Muhamad Yoga Wibowo
Tempat praktek : Dusun Karang Pucung Wetan Desa Jajawar Kec. Banjar Kota Banjar
Tanggal
: 16 Oktober 7 Desember 2015
A. Pengkajian
1.

Data Umum
Nama
Jenis Kelamin
Suku
Umur
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Telp
Alamat

: Tn. T
: Laki Laki
: Jawa
: 67 Tahun
: Islam
: SD
: Petani
: 085740032156
: RT 11 RW 03 Dusun Karang Pucung Wetan Desa Jajawar
Kec. Banjar Kota Banjar

b. Komposisi Keluarga
No
Nama
Jenis
kelamin
1
Tn. T
L
2
Tn. M
L
3
Ny. S
P
4
An. A
L

Hub. Dg
keluarga
KK
Menantu
Anak
Cucu

Umur Pendidikan
67 th
30 th
25 th
5 th

SD
SMA
SMP
TK

Pekerjaan
Pensiunan
Buruh Pabrik
IRT
Pelajar

Genogram
+
+

+
+

Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Tinggal 1 rmh
+

: Meninggal

d. Tipe Keluarga
keluarga Tn. T merupakan keluarga besar yang terdiri dari ayah, ibu, anak,
menantu, serta cucu ( The extended family). Terkadang Tn. T merasa istirahatnya
terganggu karena aktivitas bermain yang dilakukan cucu beserta teman-temannya.
e. Suku Bangsa
Tn. T menyatakan bahwa keluarganya merupakan suku jawa dan tinggal di
lingkungan orang-orang yang bersuku jawa. Tn. T berkomunikasi dengan bahasa
Sunda Indonesia baik antara anggota keluarga maupun kelurga sekitar.
f. Agama
Semua anggota keluarga Tn. T beragama Islam dan menjalankan ibadah
sesuai keyakinan di rumah dan di masjid. Dalam menjalankan perintah agama
keluarga cukup taat dan rajin mengikuti kegiatan keagamaan seperti sholat jamaah
di Musholla, sholat Jumat di Mesjid, acara tahlilan/yasiinan (bapak-bapak dan
ibu-ibu), dan acara keagamaan lainnya.
g. Status Sosial Ekonomi Keluarga
penghasilan kerja Tn. M sebagai buruh pabrik sebesar Rp. 750.000.
Sedangkan Ny. S tidak menghasilkan uang karena hanya bekerja sebagai ibu
rumah tangga.
2

h. Aktivitas Rekreasi Keluarga


Kegiatan yang dilakukan keluarga setiap hari mereka menonton TV
bersama-sama, dan semua berkumpul menonton TV ketika malam hari. Kadang
mereka berkumpul bersama tetangga atau saudara dekat untuk berbincangbincang bersama. Jika memiliki tabungan cukup dan kesehatan yang mendukung
mereka berwisata ke tempat rekreasi terdekat.
2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini dengan lansia
Tahap perkembangan keluarga Tn. T saat ini adalah keluarga usia lanjut, yang
dimulai pada masa pension dan salah satu atau kedua orang tua meninggal. Semua
anak Tn. T sudah menikah dan mempunyai tempat tinggal sendiri-sendiri, hanya
anak yang terakhir yang tinggal serumah dengannya dan mempunyai seorang anak
yang masih berumur 5 tahun. Menantu Tn. T bekerja sebagai buruh pabrik.
b. Tahap perkembangan yang belum terpenuhi
Tidak ada tahap perkembangan keluarga sampai saat ini yang belum terpenuhi.
c. Riwayat kesehatan keluarga inti
- Tn. T mengatakan tidak mempunyai penyakit keturunan. Tn. T
mengatakan beberapa minggu ini sering merasa linu di persendian kakinya
sehingga kaku untuk berjalan, ketika bangun pagi kakinya merasa senut-senut
(nyeri) dan berat untuk berjalan. Tn. T mengatakan pernah hampir jatuh karena
kakinya merasa tidak kuat menopang badannya.
- Anak Tn. T (Ny. S) tidak memiliki masalah kesehatan.
- Menantu Tn. T (Tn. M) mengatakan tidak mempunyai penyakit
keturunan dan tidak memiliki masalah kesehatan
Cucu Tn. T (An. A) tidak mempunyai masalah kesehatan
d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Tn. T mengatakan istrinya (Ny . S) meninggal dunia karena penyakit
kanker payudara, Ny. S (anak dari Tn. T) mengatakan Ayah mertuanya memiliki
riwayat diabetes. Keluarga dari pihak Tn. M saat ini hubungannya baik, minimal
setiap minggu bersilaturahmi, tidak ada konflik dengan keluarga.
3. Data Lingkungan
a. Karakteristik Rumah
Rumah Tn. T merupakan rumah permanen dengan ukuran panjang 10 meter dan
lebar 7 meter. Di rumah tersebut terdapat :
Kamar tidur ( terdapat 3 kamar tidur, 1 kamar tidur berada di depan
samping ruang tamu, 2 kamar tidur berada di samping ruang keluarga ).
Kamar kosong ( 3 kamar kosong. Model rumah Tn. T adalah model rumah
jaman dahulu yang banyak terdapat kamar-kamar yang jarang digunakan dan
biasanya kamar tersebut digunakan untuk menaruh barang-barang yang tidak
terpakai).
Ruang tamu berukuran 3x3 meter, Ruang tamu cukup rapi dan bersih,
terdapat perabotan
3

Ruang makan Tn. T biasanya bergabung dengan ruang keluarga atau ruang
menonton TV.
Kamar mandi bergabung dengan WC berjumlah 2.
Lantai rumah Tn. T terbuat dari semen, kecuali dapur lantainya masih berupa
tanah, Lantai dapur tampak licin dan lembab. Atap rumah dari genting. Ventilasi
ada beberapa yaitu : di ruang tamu ada jendela, di ruang keluarga, di 2 kamar tidur
dan 2 kamar kosong, serta dapur. Ventilasi masih terlalu sempit, < 10 m luas
lantai. Kamar tamu ada sebuah lampu neon 20 watt, ruang keluarga terdapat bola
lampu 15 watt, masingmasing kamar dan dapur terdapat lampu pijar 10 watt.
Sumber air keluarga berasal dari sumur gali yang telah dipasang pompa air,
kualitas air tergantung musim, pada musim hujan warna air keruh kekuningkuningan, pada musin kemarau warna air agak bening, kadang-kadang air agak
berbau. Sumber air minum keluarga menggunakan air sumur yang ditampung dan
diendapkan dalam tong. Jarak septictank dengan sumur 8 meter. Keluarga
mengatakan membuang air limbah keluarga langsung ke kolam dibelakang rumah
dengan membuat saluran yang menuju ke kolam penampungan. Untuk
pembuangan sampah dilakukan penampungan dulu di ember sampah kemudian di
pindah dan di bakar di dalam lubang di samping rumah. Untuk sarana penerangan
keluarga Tn. T menggunakan listrik semuanya. Di belakang rumah terdapat kolam
penampungan limbah keluarga beserta ikan lele peliharaan, dan terdapat kandang
ayam.
Gambar Denah Rumah :

b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas


Rumah Tn. T berada di wilayah kelurahan yang mayoritas penduduk
sekitarnya adalah petani. Sarana jalan tersebut belum diaspal. Sarana kesehatan di
lingkungan tersebut berupa bidan desa. Di dekat rumah Tn. T 7 meter terdapat
masjid. Tetangga Tn. T mayoritas beragama islam serya memiliki sifat
kebersamaan serta menganut adat jawa, misalnya selamatan, yasinan setiap malam
jumat, dll. Jika ada kegiatan sosial kemasyarakatan biasanya diumumkan melalui
pengeras suara yang ada di musholla atau mesjid.
c. Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga Tn. T Keluarga jarang bepergian ke tempat-tempat yang jauh.
Kegiatan rutin Tn. T adalah pergi ke sawah untuk sekedar melihat-lihat, sawah
tersebut tidak jauh dari rumahnya (sekitar 1 km), aktivitas lainnya menonton TV
dan mengikuti kegiatan keagamaan. Tempat tinggal keluarga juga tidak berpindah
pindah. Keluarga Tn.T yang lain berada di sekitar tempat tinggalnya (masih satu
desa).
d. Perkumpulan Keluarga Dan Interaksi Keluarga Dengan Masyarakat.
4

Keluarga Tn. T mengatakan setiap hari raya semua anak-anak dan keluarga
Tn. T berkumpul di rumah. Saudara-saudara Tn. T yang berada di sekitar rumah
sering datang berkunjung. Tn. T dan keluarganya rutin mengikuti kegiatan, seperti
pengajian.
e. Sistem Pendukung Keluarga
Tn. T memiliki keluarga yang berada di sekitar rumahnya sehingga
sewaktu-waktu dapat dimintai bantuan. Tn. T memiliki ASKES. Jika sakit
biasanya keluarga Tn. T dibawa ke Bidan, dan jika perlu rujukan ke Puskesmas
yang berjarak 5 meter dari rumah.
4. Struktur Keluarga
a. Pola Komunikasi Keluarga
keluarga Tn. T dalam berkomunikasi menggunakan bahasa jawa dan
bahasa Indonesia. Komunikasi antar anggota lancar dan tidak ada konflik dalam
keluarga. Dalam keluarga mempunyai kebiasaan berkomunikasi setiap malam
ketika menonton TV, keluarga bertukar pendapat dan menceritakan hal-hal yang
terjadi dalam keluarga.
b. Struktur Kekuatan Keluarga
Dalam keluarga Tn. T adalah penentu keputusan terhadap suatu masalah
karena Tn. T dianggap sebagai orang yang paling tua dan sebagai kepala keluarga.
Untuk anak-anak yang telah berkeluarga keputusan diserahkan kepada keluarga
masing-masing, tetapi anak-anaknya juga sering meminta pendapat Tn. T.
keluarga Tn. T sangat menyayangi dan menghargai Tn. T, apabila Tn. T sakit
keluarga
langsung
mengantarkannya
berobat,
anak-anaknya
juga
mengingatkannya untuk minum obat jika Tn. T lupa.
c. Struktur Peran ( Formal Dan Informal )
Tn. T berperan sebagai kepala keluarga, seorang ayah ayah dan kakek. Tn. T
juga sering mengasuh cucunya jika kedua anaknya sibuk atau ada keperluan.
Tn. A berperan sebagai anak (menantu), suami, dan bapak.
Ny. S berperan sebagai anak, istri, dan ibu.
An. A berperan sebagai anak, An. A belum menyadari dan menjalankan
perannya karena masih kecil.
d. Nilai Dan Norma Keluarga
Tn. T mengatakan ia terbiasa menanamkan pada anak-anaknya sikap hormatmenghormati dan menyayangi antar keluarga dan dengan tetangga. Keluarga Tn.
T menganut agama Islam, dalam kehidupan keseharian menggunakan keyakinan
sesuai syariat islam. Keluarga Tn. T menganut norma atau adat yang ada di
lingkungan sekitar misalnya takziah atau menjenguk tetangga yang sakit.
Disamping itu keluarga menganut kebudayaan Jawa, norma yang dianut juga
kebudayaan jawa. Dalam kebiasaan keluarga Tn. T tidak ada yang bertentangan
dengan kesehatan.
5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
Keluarga Tn. T mengatakan berusaha memelihara keharmonisan antar
anggota keluarga, saling menyayangi, dan menghormati. Keluarga Tn. T sangat
5

harmonis, rukun dan tentram. Apabila ada anggota yang membutuhkan atau sakit
maka keluarga yang lain berusaha membantu.
b. Fungsi Sosialisasi
Tn. T mengatakan interaksi antar anggota keluarga dapat berjalan dengan
baik. keluarga Tn. T menganut kebudayaan jawa. Keluarga Tn. T berusaha untuk
tetap memenuhi aturan yang ada keluarga, misalnya saling menghormati dan
menghargai. Keluarga juga mengatakan mengikuti norma yang ada di masyarakat
sekitar, sehingga dapat menyesuiakan dan berhubungan baik dengan para tetangga
atau masyarakat sekitar.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
Kemampuan mengenal masalah kesehatan
Keluarga mengatakan mengetahui penyakit di keluarganya tetapi tidak
mengetahui sama sekali apa penyebabnya. Keluarga Tn. T mengatakan hanya
sedikit mengetahui tentang tanda dan gejala, serta tidak mengetahui apa-apa saja
yang harus dihindari untuk mencegah terjadinya penyakit pada Tn. T. Tn.
Kemampuan mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
Keluarga mengatakan linu pada sendi kaki yang diderita oleh Tn. T merupakan
sakit yang biasa diderita oleh orang tua. Keluarga terus mengingatkan kepada Tn.
T untuk tidak banyak melakukan aktivitas dan beristirahat saja.
Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit
Jika ada keluarga yang sakit, hal pertama yang dilakukan adalah mengerokinnya
dan jika sakitnya berlarut segera dibawa ke Bidan atau ke Puskesmas terdekat.
Kemampuan keluarga memelihara/ memodifikasi lingkungan rumah yang
sehat
Keluarga mengatakan tiap hari selalu membersihkan lingkungan rumahnya
(menyapu, mengepel), sistem pembuangan limbah keluarga langsung ke saluran
kolam di belakang rumah, pembuangan sampah ditampung sementara di ember
sampah kemudian di bakar di lubang pembakaran setiap dua hari sekali.
Kemampuan menggunakan fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan
setempat
Keluarga Tn. T mengatakan jika ada keluarga yang sakit segera dibawa ke Bidan,
dan jika perlu rujukan dibawa ke Puskesmas terdekat. Tn. T seringkali tidak mau
dibawa ke pelayanan kesehatan kecuali benar-benar dirasa parah.
d. Fungsi Reproduksi
Tn. T memiliki tiga orang anak yang sudah menikah semua. Ny. S dan Tn. A
memiliki satu orang anak, Ny. S menggunakan alat kontrasepsi berupa pil untuk
mengatur jarak anak selanjutnya.
e. Fungsi Ekonomi
Keluarga Tn. T termasuk keluarga mampu, hal ini dapat dilihat dari penghasilan
keluarga tiap bulannya sekitar Rp.1.150.000/perbulan. Keluarga Tn. T dapat
memenuhi setiap kebutuhan sandang, pangan dan papan walaupun dengan
kapasitas seadanya. Untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari, Tn.A
menanam sayur di tepi sawah Tn. T yang dikelola olehnya. Jika ingin makan laukpauk, Tn. T biasa memancing ikan bersama kawan-kawannya di sungai dekat
rumah
6

6. Stres Dan koping Keluarga


a. Stressor Jangka Pendek Dan Panjang
Stresor jangka pendek
Keluarga Tn. MS mengatakan pernah mengalami stres ketika Ny. S (istri Tn. T)
meninggal dunia karena kanker payudar, namun hal tersebut tidak berlangsung
lama karena keluarga sudah mengikhlaskannya. Hal-hal lain yang menimbulkan
stress dalam keluarga segera dapat diatasi.
Stresor jangka panjang
Keluarga Tn. MS mengatakan hampir tidak pernah mengalami stres baik itu stes
jangka panjang ( > 6 bulan ).
b. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Situasi/Stressor
Pemecahan masalah dalam keluarga Tn. T biasanya dengan cara musyawarah
antar anggota keluarga, kadang juga melibatkan anaknya. Dalam menentukan
pengobatan yang harus dijalani salah satu anggota keluarga, Tn. A pengambil
keputusan karena Tn. A yang dianggap mampu dan memiliki fisik yang kuat.
c. Strategi Adaptasi Disfungsional
Dalam menghadapi suatu permasalahan keluarga Tn. MS biasanya
mengkonsentrasikan pada bagaimana cara pemecahan masalah tersebut. Sehingga
keluarga tidak terganggu dalam melakukan pekerjaan keseharian.
7. Pemeriksaan Fisik
a. Tn T
Tekanan Darah
Berat Badan
Tinggi Badan
Nadi
RR
Termometer
Kekuatan otot

: 130/100 mmHg
: 57 kg
: 160 cm
: 80 x/mnt
: 20x/mnt
: 36,5 C
:5
5
4
3

Skala nyeri : 6
b. Tn A
Tekanan Darah
: 120/80 mmHg
Berat Badan
: 59 kg
Tinggi Badan
: 163 cm
Nadi
: 80 x/mnt
RR
: 20x/mnt
Termometer
: 36,3 C
Keadaan fisik tidak menunjukan adanya kelainan
c. Ny. S
Tekanan Darah
Berat Badan
Tinggi Badan

: 120/80 mmHg
: 52 kg
: 155 cm
7

Nadi
: 80 x/mnt
RR
: 20x/mnt
Termometer
: 36,5 C
Keadaan fisik tidak menunjukan adanya kelainan
d. An. A
Tekanan Darah
: 110/80 mmHg
Berat Badan
: 25 kg
Tinggi Badan
: 65 cm
Nadi
: 80 x/mnt
RR
: 20x/mnt
Termometer
: 36,5 C
Keadaan fisik tidak menunjukan adanya kelainan
8. Harapan Keluarga
Keluarga sangat berharap agar masalah kesehatan yang terjadi di dalam keluarga
dapat teratasi atas bantuan dari pertugas kesehatan.
B. Diagnosa Keperawatan Keluarga
1. Analisa Dan Sintesa Data
No
Data Penunjang
1.
DS :
- Tn. T mengatakan sering merasa
linu di persendian kakinya sehingga
kaku untuk berjalan
- Tn. T mengatakan ketika bangun
pagi kakinya merasa senut-senut
(nyeri) dan berat untuk berjalan.
- Tn. T mengatakan pernah hampir
jatuh karena kakinya merasa tidak
kuat menopang badannya

Masalah

Etiologi

Resiko Jatuh

Reumathoid,
lantai yang licin,
ketidakmampuan
keluarga
merawat anggota
yang sakit.

Kurang
pengetahuan,
ketidak tahuan

Kurang
informasi
dan
keterbatasan
8

DO :
- Tn. T berumur 67 tahun
- TD 130/100 mmHg
- Kekuatan otot 5 5
4
-

Skala nyeri 6
Lantai tanah yang berada di dapur
tampak licin dan lembab
DS :
Keluarga mengatakan mengetahui
penyakit di keluarganya tetapi tidak
mengetahui sama sekali apa

penyebabnya. Keluarga Tn. T


mengatakan hanya sedikit
mengetahui tentang tanda dan
gejala, serta tidak mengetahui apaapa saja yang harus dihindari untuk
mencegah terjadinya penyakit pada
Tn. T. Tn.
- Jika ada keluarga yang sakit, hal
pertama yang dilakukan adalah
mengerokinnya dan jika sakitnya
berlarut segera dibawa ke Bidan
atau ke Puskesmas terdekat
Tn. T mengatakan tidak ada
pantangan makanan
-

DO :
Keluarga tidak bisa menjawab
pertanyaan tentang pengertian
penyakit, pencegahan, perawatan
dan pengobatannya
Tn. T bertanya apa saja makanan
yang harus dihindari agar tidak
sakit, Tn. T tampak bingung
DS :
Tn. T mengatakan sering merasa
linu di persendian kakinya sehingga
kaku untuk berjalan
Tn. T mengatakan ketika bangun
pagi kakinya merasa senut-senut
(nyeri) dan berat untuk berjalan.
Tn. T mengatakan pernah hampir
jatuh karena kakinya merasa tidak
kuat menopang badannya

tentang penyakit

Hambatan
mobilitas fisik

kemampuan
mencapai
informasi,
ketidakmampuan
keluarga
mengenal
masalah
kesehatan

Nyeri, gangguan
muskulus
skeletal,
kaku
sendi (AR).

DO:
-

Skala nyeri sedang (6)


Klien tampak perlahan-lahan saat
berjalan karena menahan nyeri.
Klien tampak lambat dalam
berjalan.
- Tingkat funsional klien 0, namun
kadang-kadang 1
DS :
- Tn. T mengatakan sering merasa
linu di persendian kakinya sehingga
kaku untuk berjalan

Nyeri

Agen cedera fisik


( rematik)

Tn. T mengatakan ketika bangun


pagi kakinya merasa senut-senut
(nyeri) dan berat untuk berjalan.
- Tn. T mengatakan pernah hampir
jatuh karena kakinya merasa tidak
kuat menopang badannya
DO:
- skala nyeri sedang (6)
- Klien tampak perlahan-lahan saat
berjalan karena menahan nyeri
2. Perumusan Diagnosa Keperawatan Keluarga
No Diagnosa Keperawatan
1
Resiko jatuh b.d Reumathoid, lantai yang licin, ketidakmampuan keluarga
merawat anggota yang sakit.
2
Kurang pengetahuan, ketidak tahuan tentang penyakit b.d Kurang
informasi dan keterbatasan kemampuan mencerapai informasi,
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.
3
Hambatan mobilitas fisik b.d Nyeri, gangguan muskulus skeletal, kaku
sendi, gangguan sensori perseptual.
4
Nyeri b.d agen cedera fisik (rematik).
3. Prioritas Masalah
a. Resiko jatuh b.d Reumathoid, lantai yang licin, ketidakmampuan keluarga
merawat anggota yang sakit.
KRITERIA
SKORE
PEMBENARAN
Sifat masalah
2/3 x 1 = 2/3
Tn. T dan keluarga
(bobot 1)
mengetahui bahwa Tn.
Skala :
T memiliki penyakit
3 : Aktual
linu pada kakinya dan
2 : Resiko
pernah hampir jatuh.
1 : Sejahtera
Kemungkinan masalah 1/2 x 2 = 1
Keluarga mengatakan
dapat diubah (bobot 2)
Tn. T sering tidak mau
Skala :
diajak
ke
tempat
2 : Mudah
pelayanan
kesehatan,
1 : Sebagian
kecuali
benar-benar
0 : Tidak dapat
parah. Tn. T merasa
masih dapat beraktivitas
sehingga sering tidak
mau dibantu dalam
beraktivitas.
Potensial masalah untuk 3/3 x 1 = 1
Keluarga mengatakan
dicegah (bobot 1)
jika Tn. T tidak banyak
3 : Tinggi
melakukan aktivitas dan
2 : Cukup
banyak
beristirahat
10

1 : Rendah
Menonjolnya
masalah 0/2 x 1 = 0
(bobot 1)
2 : Berat, segera
ditangani
1 : Tidak perlu segera
ditangani
0 : tidak dirasakan
Total
2 2/3

maka penyakit Tn. T


dapat terminimalisir.
Keluarga mengatakan
hanya satu kali Tn. T
pernah hampir jatuh
dan Tn. T sudah bisa
mengimbangkan
tubuhnya untuk berjalan
walaupun lambat.

b. Kurang pengetahuan, ketidaktahuan tentang penyakit b.d Kurang informasi dan


keterbatasan kemampuan mencerapai informasi, ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah kesehatan
KRITERIA
SKORE
PEMBENARAN
Sifat masalah
2/3 x 1 = 2/3
Tn. T mengatakan
(bobot 1)
sering merasa linu di
Skala :
persendian
kakinya
3 : Aktual
sehingga kaku untuk
2 : Resiko
berjalan. Ketika bangun
1 : Sejahtera
pagi kakinya merasa
senut-senut (nyeri) dan
berat untuk berjalan.
Tn. T pernah hampir
jatuh karena kakinya
merasa
tidak
kuat
menopang badannya
Kemungkinan masalah
2/2 x 2 = 2
Keluarga
Tn.
T
dapat diubah (bobot 2)
mengatakan jika ada
Skala :
anggota keluarga yang
2 : Mudah
sakit segera dibawa ke
1 : Sebagian
Bidan atau Puskesmas
0 : Tidak dapat
terdekat, namun belum
ada
pertugas
yang
menjelaskan bagaimana
penyakitnya.
Potensial masalah untuk
2/3 x 1 = 2/3
Tn. T mengatakan
dicegah (bobot 1)
sudah
mulai
3 : Tinggi
mengurangi
2 : Cukup
aktivitasnya
agar
1 : Rendah
penyakitnya
tidak
bertambah parah, Tn. T
belum tahu makanan
apa
yang
harus
dihindari.
Menonjolnya masalah
2/2 x 1 = 1
Tn. T mengatakan
11

(bobot 1)
2 : Berat, segera
ditangani
1 : Tidak perlu segera
ditangani
0 : tidak dirasakan
Total

penyakitnya
mengganggu aktivitas
geraknya
sehingga
menyusahkan keluarga
yang lain.
3 4/3

c. Hambatan mobilitas fisik b.d Nyeri, gangguan muskulus skeletal, kaku sendi,
gangguan sensori perseptual.
KRITERIA
SKORE
PEMBENARAN
Sifat masalah
3/3 x 1 = 1
Tn. T mengatakan Tn. T
(bobot 1)
mengatakan
Skala :
penyakitnya
3 : Aktual
mengganggu aktivitas
2 : Resiko
geraknya
sehingga
1 : Sejahtera
menyusahkan keluarga
yang lain.
Kemungkinan masalah 1/2 x 2 = 1
Keluarga
Tn.
T
dapat diubah (bobot 2)
mengatakan Tn T sudah
Skala :
bisa menyeimbangkan
2 : Mudah
badannya
walaupun
1 : Sebagian
dengan gerakan yang
0 : Tidak dapat
lambat.
Potensial masalah untuk 2/3 x 1 = 2/3
Tn. T mengatakan
dicegah (bobot 1)
aktivitasnya terganggu.
3 : Tinggi
2 : Cukup
1 : Rendah
Menonjolnya
masalah 2/2 x 1 = 1
Tn. T mengatakan
(bobot 1)
capek
dengan
2 : Berat, segera
penyakitnya yang tidak
ditangani
sembuh-sembuh
dan
1 : Tidak perlu segera
mengganggu geraknya
ditangani
sehingga menyusahkan
0 : tidak dirasakan
keluarga.
Total
3 2/3
d. Nyeri b.d agen cedera fisik (rematik)
KRITERIA
SKORE
Sifat masalah
3/3 x 1 = 1
(bobot 1)
Skala :
3 : Aktual
2 : Resiko
1 : Sejahtera

PEMBENARAN
Tn. T mengatakan
ketika bangun pagi
kakinya merasa senutsenut (nyeri) dan berat
untuk berjalan
12

Kemungkinan masalah 1/2 x 2 = 1


dapat diubah (bobot 2)
Skala :
2 : Mudah
1 : Sebagian
0 : Tidak dapat

Potensial masalah untuk 3/3 x 1 = 1


dicegah (bobot 1)
3 : Tinggi
2 : Cukup
1 : Rendah
Menonjolnya
masalah 2/2 x 1 = 1
(bobot 1)
2 : Berat, segera
ditangani
1 : Tidak perlu segera
ditangani
0 : tidak dirasakan
Total
4

Tn. T mengatakan
nyerinya ketika bangun
pagi
tidak
hilanghilang, padahal sudah
minum
obat
dari
warung.
Keluarga
mengatakan Tn. T
sering tidak mau diajak
ke tempat pelayanan
kesehatan,
kecuali
benar-benar parah.
Tn. T mengatakan
sakitnya
tidak
bertambah parah jika
banyak beristirahat.
Tn. T mengatakan
sakitnya mengganggu
aktivitasnya,
kadang
Tn. T tidak tahan
dengan senut-senutnya.

Maka prioritas masalahnya sebagai berikut :


No Diagnosa Keperawatan
1
Nyeri b.d Agen cedera fisik (rematik).
2
Kurang pengetahuan, ketidak tahuan tentang penyakit b.d
Kurang informasi dan keterbatasan kemampuan
mencerapai
informasi,
ketidakmampuan
keluarga
mengenal masalah kesehatan.
3
Hambatan mobilitas fisik b.d Nyeri, gangguan muskulus
skeletal, kaku sendi, gangguan sensori perseptual.
4
Resiko jatuh b.d Reumathoid, lantai yang licin,
ketidakmampuan keluarga merawat anggota yang sakit.

Skore
4
3 4/3

3 2/3
2 2/3

E. Rencana Asuhan Keperawatan


No
Dx
1

Tujuan

Kriteria

Setelah dilakukan
perawatan selama 5

Non verbal

Intervensi
Pain management (1400)
1.
Monitor nyeri : lokasi,
13

hari, Tn. T
mengalami
penurunan rasa
nyeri atau dapat
mentolerir rasa
nyeri dengan
kriteria :
1.
Klien memahami
mekanisme nyeri
yang terjadi
2.
klien mengetahui
dan dapat
memperagakan
teknik distraksi dan
relaksasi
3.
klien tidak
banyak mengeluh
tentang nyerinya

2.
3.
4.
5.
6.
7.

8.
9.

10.
11.
12.
2

Setelah dilakukan
pendidikan
kesehatan, keluarga
mengetahui tentang
penyakit
yang
diderita
keluarganya (AR),
dengan
kriteria
hasil :
- Keluarga dapat
menjelaskan
tentang pengertian,
penyebab,
tanda
dan gejala, serta

Verbal
pengetahuan
1.

2.
3.
4.
5.

karakteristik,
durasi,
frekuensi, keparahan dan
faktor presipitasi
Observasi respon non verbal
klien saat nyeri terjadi
Gunakan
komunikasi
terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri klien
Jelaskan mekanisme nyeri
yang terjadi pada klien
Ajarkan teknik distraksi dan
relaksasi untuk mengurangi
rasa nyeri
Berikan support sistem
untuk mentolerir nyeri
Libatkan orang terdekat
klien
(keluarga) untuk pemberian
support sistem
Kolaborasi
dalam
pemberian analgetik
Kontrol
faktor-faktor
pemicu timbulnya nyeri :
pembatasan aktivitas, nutrisi
tinggi serat, minum air putih
banyak, psikis tidak terganggu
Identifikasi PQRST sebelum
dilakukan pengobatan
Berikan obat analgetik
Menganjurkan klien untuk
bergerak perlahan pada setiap
melakukan aktivitas
Teaching : Disease Prosess
(5602)
Menilai tingkat pengetahuan
keluarga yang berhubungan
dengan penyakit yang diderita
oleh anggota keluarga (AR)
Menjelaskan pengertian
penyakit (AR)
Menjelaskan patofisiologi
penyakit (AR)
Menjelaskan tanda dan
gejala yang muncul dari
penyakit yang dialami (AR)
Menjelaskan penalaksanaan
14

penalaksanaan pada
penyakit AR.
- Keluarga dapat
melakukan
perawatan dengan
mengontrol
makanan-makanan
yang
harus
dihindari lansia
2
Setelah dilakukan
perawatan selama 5
hari klien mampu
melakukan
mobilisasi sesuai
kemampuan, klien
dan keluarga
mampu melakukan
perawatan pada
lansia yang
imobilisasi dengan
kriteria :
1.
Mampu
memotivasi diri
untuk melakukan
mobilisasi sesuai
kemampuan
4

Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan selama
5 hari klien dapat
mencegah
terjadinya jatuh dan
aman
dalam
pergerakannya,
dengan
kriteria
hasil :
- Menggunakan alat
bantu
yang
dibutuhkan
Menempatkan
barang-barang
di
tempat yang sesuai
agar
tidak
menggangu lansia
Memperhatikan

atau hal-hal yang harus


dihindari
6.
Mengidentifikasi
kemungkinan
penyebab
terjadinya penyakit
7.
Mendiskusikan dengan
keluarga tentang pilihan terapi
yang bisa dilakukan
Non verbal
1.
2.

3.
4.
5.

Immobilization care (0940)


Diskusikan dengan klien
tentang imobilisasi
Berikan
contoh
dan
demonstrasi mobilisasi yang
aman dan dapat dilakukan
oleh klien
Observasi terjadinya nyeri
Motivasi klien untuk
melakukan mobilisasi sesuai
kemampuan
Beri reinforcement atas
upaya pemahaman informasi
dan usaha mobilisasi yang
dilakukan

Verbal
Fall Prevention (6490)
pengetahuan 1.
Mengidentifikasi
ketidaktahuan dan kelemahan
fisik
yang
kemungkinan
menjadi potensi terjadinya
jatuh
2. Mengidentifikasi lingkungan
sekitar yang dapat menjadi
penyebab jatuh
3.
Memonitor
nyeri,
kelemahan,
keseimbangan
tubuh lansia
4.
Mengajarkan pada pasien
bagaimana
mencegah
terjadinya jatuh
5. Menyarankan keluarga untuk
membantu kegiatan pasien
apabila diperlukan
15

kondisi lantai

16

Anda mungkin juga menyukai