PENDAHULUAN
A.
dan
generalisasi
yang
berkaitan
dengan
isu
sosial
dan
lebih dari itu dipandang sebagai kelas dua oleh siswa maupun oleh orang tua
siswa. Hal ini diduga bersumber pada lemahnya mutu proses pembelajaran.
Saat ini proses pembelajaran IPS mengandung banyak kritikan dari ahli
pendidikan. Seperti kritikan yang dikemukakan Stopsky dan Sharon Lee
(dalam Shounara 2003 : 35) yang menyatakan sebagai berikut :
1) Bidang studi yang membosankan; 2) Pembelajaran bersumber pada
buku teks; 3) Guru tidak dapat membelajarkan keterampilan berpikir; 4)
Pada pembelajaran IPS, guru berasumsi bahwa tugas mereka adalah
memindahkan pengetahuan dan keterampilan yang ada pada dirinya
kepada siswa secara utuh.
Kondisi pembelajaran yang konvensional tersebut diatas dikarenakan
dalam proses pembelajaran dikelas masih bersumber pada guru atau teacher
centred serta masih banyak yang beranggapan bahwa guru sebagai satusatunya orang yang menjadi sumber belajar di kelas.
Berdasarkan dari masalah-masalah tersebut di atas, diperlukan keberanian
dan pemahaman guru dalam menggunakan strategi, model, metode dan teknik
mengajar yang memungkinkan siswa terlibat dalam belajar. Siswa tidak hanya
menjadi pendengar, tetapi berperan aktif untuk mengembangkan diri sesuai
dengan hasrat individu siswa pada umumnya. Siswa dapat berkembang untuk
meningkatkan hasil belajar secara individu maupun secara kelompok.
Suatu teknik yang berpeluang untuk mengatasi kualitas pembelajarn IPS
yang masih belum optimal adalah dengan implementasi teknik Jigsaw dalam
model Cooperative Learning. Apabila teknik ini dipraktekkan oleh guru di
kelas, aktivitas belajar siswa meningkat, siswa lebih aktif berkolaborasi
dengan siswa lain dalam mengerjakan tugas, tugas dari guru dan mempunyai
menindaklanjuti
perbaikan
proses
pembelajaran
IPS
peneliti
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang identifikasi masalah, hasil observasi, refleksi
awal terhadap kegiatan pembelajaran dilapangan, maka secara umum
permasalahan dalam penelitian ini adalah : Bagaimanakah mengefektifkan
Implementasi Teknik Jigsaw Pada Penemutunjukkan Peta Negara Asean dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar ?.
Selanjutnya, agar tindakan untuk mengatasi masalah lebih spesifik, maka
secara lebih khusus permasalahan yang akan diteliti dirumuskan sebagai
berikut :
1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran dengan Implementasi Teknik
Jigsaw pada Penemutunjukkan Peta Negara Asean dapat meningkatkan
hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di Kelas VI Sekolah Dasar
Negeri 4 Raksabaya ?
2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran dengan Implementasi teknik
Jigsaw
pada Penemutunjukkan
Pada Peta
Tujuan Penelitian.
a.
b.
dengan
implementasi
teknik
Jigsaw
pada
3)
Mendeskripsikan
pembelajaran
dengan
dan
implementasi
mengoptimalkan
teknik
Jigsaw
hasil
pada
Manfaat Penelitian.
a.
Manfaat Teoritis.
Secara teoritis manfaat penelitian ini adalah mengembangkan ilmu
pengetahuan tentang pemahaman implementasi teknik Jigsaw pada
penemutunjukkan peta Negara Asean dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar.
b.
Manfaat Praktis.
Secara praktis manfaat penelitian ini adalah memberikan pemahaman
dan wawasan pengetahuan serta pengalaman kepada guru dan siswa
dalam memecahkan permasalahan pembelajaran tentang implementasi
Teknik Jigsaw pada penemutunjukkan peta Negara Asean dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di Sekolah
Dasar.
c.
Manfaat Kelembagaan.
Secara kelembagaan manfaat penelitian ini adalah mengoptimalkan
dan mengembangkan fungsi kelembagaan Sekolah Dasar sebagai
lembaga pendidikan dan pengajaran serta sebagai lembaga kegiatan
penelitian pembelajaran di Sekolah Dasar, khusus di SDN 4 Raksabaya
Kecamatan Cimaragas Kabupaten Ciamis.
D.
Paradigma Penelitian.
b.
c.
d.
2.
Hipotesis Penelitian
b.
c.
E.
Definisi Operasional
Supaya tidak menimbulkan pemahaman dan penafsiran yang salah
terhadap istilah yang ada dalam penelitian ini, maka perlu didefinisikan
beberapa istilah penting, sebagai berikut :
1.
Implementasi.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (1997 : 328) kata implementasi
mempunyai arti penerapan atau cara menerapkan sesuatu.
2.
Teknik Jigsaw
10
pembelajaran
diimplementasikan
menjadi
lebih
dalam beberapa
bermakna.
mata
Teknik
ini
dapat
pelajaran, seperti
Ilmu
11
Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu system atau proses membelajarkan
subjek didik/pembelajar yang direncanakan, dilaksanakan dan
dievaluasi secara sistematis agar subjek didik/pembelajar dapat
mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien
(Depdiknas, 2004 : 174).
Pembelajaran implementasi teknik Jigsaw dalam Ilmu Pengetahuan
Sosial dengan materi pelajaran : Kenampakan Alam Negara-negara
Tetangga (Asean), direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi secara
individu dan kerja kelompok berstruktur supaya siswa dapat aktif dan
kreatif dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan secara maksimal.
5.
12
IPS yang diajarkan di Sekolah Dasar adalah mata pelajaran yang mengkaji
seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan
dengan isu sosial dan kewarganegaraan.
Dalam penelitian ini materi pokok yang dijadikan materi pembelajaran
adalah letak Negara-negara Asean di kelas VI Sekolah Dasar Semester I,
pada kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) halaman 379, siswa
dituntut menemutunjukkan pada peta/atlas letak Negara-negara Asean
berdasarkan letak geografis astronomis dan nama-nama ibukota Negara
dari Jakarta (arah mata angin)
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A.
mengajarkan
konsep-konsep
Mengembangkan
kemampuan
Membangun
komitmen
dan
B.
Ruang
Pembelajaran IPS
14
Lingkup
dan
Rambu-rambu
Pengorganisasian
materi
pelajaran
menggunakan
pendekatan
3.
C.
15
perlu
direncanakan,
sehingga
siswa mendapatkan
kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain. Dalam interaksi ini siswa
akan membentuk komunitas yang memungkinkan mereka menyenangi dan
mencintai proses belajar serta mencintai satu sama lain. Dalam suasana
yang demikian maka siswa akan lebih mudah dalam memahami serta
mengembangkan kreativitasnya dalam belajar.
Berdasarkan penelitian ditemukan data yang menunjukkan bahwa
suasana belajar cooperative learning menghasilkan prestasi tinggi,
hubungan yang lebih positif, dan penyesuaian psikologis yang lebih baik
dari pada suasana belajar yang penuh dengan persaingan dan memisahmisahkan siswa (Johnson & Johnson, 1989).
Dalam merancang pembelajaran guru harus mempertimbangkan aspek
kebersamaan siswa yang lebih lama, artinya siswa tidak hanya aktif selama
dikelas saja melainkan juga diluar lingkungan kelas. Menurut Watermorth
(1994) melalui model belajar ini siswa dilatih selain untuk mampu
mengembangkan aspek kognitif, juga mampu mengembangkan sikap dan
perilaku-perilaku sosial serta keterampilan yang memungkinkan dirinya
untuk memahami sedini mungkin kenyataan hidup bermasyarakat.
17
perbedaannya
cooperative
learning
lebih
unggul
enam
karakteristik
dari
cooperative
learning
yang
Pengelolaan
Kelas
Cooperative
Learning.
Menciptakan lingkungan yang optimal baik secara fisik maupun
mental, dengan cara menciptakan suasana kelas yang nyaman, suasana hati
yang gembira tanpa tekanan maka dapat memudahkan siswa dalam
memahami materi pelajaran. Pengaturan kelas yang baik merupakan
langkah pertama yang efektif untuk mengatur pengalaman belajar siswa
secara keseluruhan. (Porter & Hernacki, 2001 : 66). Sesuai dengan
pendapat tersebut, maka dalam pelaksanaan model cooperative learning
dibutuhkan kemauan dan kemampuan serta kreativitas guru dalam
mengelola lingkungan kelas. Sehingga dengan menggunakan model ini
guru bukannya bertambah pasif tapi harus menjadi lebih aktif terutama
saat menyusun rencana pembelajaran secara matang, pengaturan kelas saat
pelaksanaan dan membuat tugas untuk dikerjakan oleh siswa bersama
dengan kelompoknya.
Dalam model pembelajaran cooperative learning, dibutuhkan proses
yang melibatkan niat dan kiat dari anggota kelompoknya. Sehingga
masing-masing siswa harus memiliki niat untuk bekerja sama dengan
orang lain. Dalam pengelolaan kelas model cooperative learning ini ada
19
Penataan
Ruang
Kelas
Model
20
Gambar 2
Meja laboratorium
Gambar 1
Meja panjang
Gambar 4
Meja berbaris
Gambar 5
Meja individu
Gambar 2.1.
Posisi duduk dalam pembelajaran Kooperatif
kaitannya
dengan kebijakan
23
untuk
memperkaya
pengalaman
belajar,
serta
pembinaan
25
26
A2 B2
C2 D2
A3 B3
C3 D3
A4 B4
C4 D4
A1 A2
A3 A4
B1 B2
B3 B4
C1 C2
C3 C4
D1 D2
D3 D4
Kelompok Ahli
Gambar 2.2
Pembagian kelompok asal ke kelompok ahli
untuk
proses
pelaksanaan
pembelajaran,
misalnya; alat peraga, media pembelajaran, rencana pembelajaran, dan lembar kerja siswa (LKS)
2) Proses pelaksanaan teknik Jigsaw
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
a) Apersepsi
b) Guru mengarahkan materi yang akan dibahas dan aturan
main pembelajarannya
c) Membagi siswa menjadi beberapa kelompok terdiri dari
empat orang atau lebih, setiap siswa diberi nomor
masing-masing kelompoknya, disebut kelompok induk.
29
Jika hanya dilakukan tes proses saja oleh guru, setiap siswa
harus aktif dalam proses pembelajaran.
Nilai kelompok bias dibentuk dengan beberapa cara, pertama
nilai kelompok diambil dari nilai terendah yang diperoleh
siswa dalam kelompok. Kedua, nilai kelompok diambil dari
rata-rata nilai semua anggota kelompok. Kelebihan kedua
cara tersebut adalah semangat gotong royong dan kelompok
bisa berusaha lebih keras untuk membantu semua anggota
kelompok dalam mempersiapkan diri untuk tes.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK), menurut Kasbolah (1998 : 15) Penelitian tindakan
dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan kelas tujuan
memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas pembelajaran. Dengan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) diharapkan proses pembelajaran yang
efektif dan efisien dapat tercapai secara optimal.
Implementasi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam penelitian
ini dengan alasan adalah sebagaimana dikatakan oleh Kasbolah (1998 : 32)
adalah : (1) Untuk meningkatkan kualitas praktek pembelajaran di sekolah,
(2) Untuk meningkatkan relevansi pendidikan, (3) Untuk meningkatkan
mutu hasil pendidikan, (4) Untuk meningkatkan efieiensi pengelolaan
pendidikan. Diterapkannya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan
upaya kerjasama antara peneliti, guru dan siswa untuk mengadakan
perbaikan dan peningkatan pada proses dan hasil pembelajaran.
Manfaat dari penelitian tindakan kelas dapat dilihat dari segi
akademik,
PTK
bermanfaat
guna membantu
guru menghasilkan
keterampilan
melakukan
penelitian,
meningkatkan
serta
33
34
Siklus 1
Perencanaan :
Refleksi :
Pelaksanaan
Observasi
Siklus 2
Perencanaan :
Membuat scenario pembelajaran teknik
jigsaw pada model Cooperative Leraning
Menyiapkan alat peraga, media LKS
Menyusun instrument pengamatan
Refleksi :
Analisis tes dan proses
Interprestasi tes dan proses
Mengidentifikasi kekurangan
pembelajaran
Pelaksanaan
Observasi
Siklus 3
Perencanaan :
Membuat scenario pembelajaran teknik
jigsaw pada model Cooperative Leraning
Menyiapkan alat peraga, media LKS
Menyusun instrument pengamatan
Refleksi :
Analisis tes dan proses
Interprestasi tes dan proses
Mengidentifikasi kekurangan
pembelajaran
Pelaksanaan
Observasi
Dan seterusnya
Gambar 3.1
Model Penelitian Tindakan Kelas menurut Kemmis Taggart
B. Prosedur Penelitian
35
b.
c.
36
Bersama-sama
rencana
Penelitian
Tindakan
dengan
Kelas
praktisi
(PTK)
membicarakan
dalam
upaya
c.
proses
pembelajaran,
37
observasi
pelaksanaan
d.
teknik
Jigsaw,
format
kemampuan
guru
dari
kemampuan
guru
dalam
merancang
rencana
3.
38
Pelaksanaan
tindakan
penelitian
dalam
tiga
siklus, tetapi
keberhasilan
implementasi
teknik
Jigsaw
pada
1)
2)
3)
b. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran dilakukan sebanyak tiga siklus,
dengan materi pokok Letak Negara-negara tetangga (Asean).
Setiap siklus membahas materi pokok dan indikatornya sama.
Dalam
pelaksanaan
pembelajaran,
peneliti
bertindak
Kompetensi Dasar :
Membandingkan
40
3)
4)
Siklus 1
Kerjasama dalam kelompok untuk menemutunjukkan letak
Negara-negara Asean pada peta berdasarkan letak astronomis,
geografis dan nama-nama ibu kota Negara-negara Asean
(Kompas) dari Jakarta.
2)
Siklus 2
Kerjasama dalam kelompok untuk menemutunjukkan letak
Negara-negara Asean pada peta berdasarkan letak astronomis,
geografis dan nama-nama ibu kota Negara-negara (Asean).
3)
Siklus 3
41
b)
c)
d)
e)
f)
Membuat
catatan
temuan
permasalahan
dalam
untuk
mengukur
keberhasilan
tindakan
pembelajaran.
c. Observasi Pelaksanaan Pembelajaran
Dalam pelaksanaan proses pembelajaran berlangsung, setiap
tindakan pembelajaran dilakukan pengamatan oleh observer
sebagai berikut :
42
guru
mengoperasionalkan
kelebihan
dan
teknik
kekurangannya
dalam
Jigsaw
rangka
Refleksi Tindakan
Hasil observasi dari pelaksanaan pembelajaran, selanjutnya
dianalisis dan direfleksi dengan sasaran sebagai berikut :
1) Analisis terhadap data awal siswa mengenai hasil belajar dalam
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas VI
2) Kemampuan guru dalam membuat rencana pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran, dan mengdakan evaluasi hasil
belajar siswa dengan teknik Jigsaw.
3) Aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan teknik Jigsaw
dalam upaya meningkatkan hasil belajar.
4) Peneliti dan observer melaksanakan refleksi terhadap hasil
analisis dengan teknik analisa, sintesa dan dedukasi terhadap
tindakan dan temuan hasil observasi. Refleksi difokuskan pada
43
Indikator Kinerja
44
2.
Siswa
mampu
mencapai
hasil
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Hasil penelitian merupakan suatu gambaran yang diperoleh dari setiap
siklus secara nyata, baik diperoleh dari observasi, catatan lapangan,
wawancara, dokumentasi maupun hasil pengamatan langsung ketika proses
pembelajaran. Hasil penelitian itu dideskripsikan, dianalisa dan direfleksikan
46
dengan tujuan supaya kekurangan dan kelebihan setiap siklus dapat diketahui
dengan jelas, maka secar rinci dideskripsikan sebagai berikut :
1.
Siklus I
a.
2)
3)
Persiapan
menyusun
kegiatan
guru
meliputi
47
4)
5)
6)
b.
Pelaksanaan Tindakan
Pembelajaran siklus I dilaksanakan pada hari selasa, 4 Nopember
2008, mulai pukul 07.00 sampai dengan pukul 08.10 di kelas VI
berdasarkan rencana tindakan penelitian yang telah dirumuskan.
Adapun hasilnya disusun sebagai berikut :
1)
b)
48
c)
d)
2)
Gambar 4.1
Kegiatan Awal Pembelajaran
49
Siswa
Siswa lain
Siswa
Guru
bertanya lagi
: Apakah Negara kita punya tetangga ? (kelaspun
Guru
Siswa
dengan
Siswa
Guru
Siswa
Guru
Siswa
Gambar 4.2
Siswa Melaksanakan Diskusi Kelompok
52
Gambar 4.3
Siswa Melaporkan Hasil Diskusi
dikerjakan
Eksplorasi
Diskusi
Pengembangan Aplikasi
-
DATA TEMUAN
Pada umumnya siswa masih belum
berani untuk menjawab pertanyaan dari
guru tentang konsep awal
Siswa masih malu mengungkapkan
konsep awal yang dibahas guru
Masih ada jawaban siswa yang kurang
relevan dengan pertanyaan.
Keadaan kelas rebut waktu pembagian
kelompok
Pada umumnya aktivitas siswa belum
bias diarahkan
Siswa kurang memiliki rasa tanggung
jawab dalam pengisian LKS
Kerjasama dalam kelompok kurang
nampak
Siswa masih malu untuk mengajukan
pertanyaan
Tidak ada satupun siswa yang
menanggapi
hasil
laporan
diskusi
kelompok
Yang melaporkan
hasil diskusi
kelompok masih saling mengandalkan
Pertanyaan siswa tidak sesuai dengan
materi
Siswa
kurang
serius
dalam
mengerjakan kuis
Siswa malu untuk terlibat aktif dalam
pembelajaran
Siswa
54
Kurangnya
berkonsentrasi
dalam
belajar,
sehingga
a)
Guru
-
Belum
terbiasa
melaksanakan
teknik
jigsaw
dalam
pembelajaran
a)
a)
Media
-
Siswa
Masih ada siswa yang berkonsentrasi dalam pembelajaran,
terutama siswa yang termasuk pandai
b)
Guru
Berusaha untuk memahami teknik jigsaw dan berusaha luwes
dalam pembelajaran
c)
Metode
Teknik jigsaw berusaha ditetapkan, sehingga mengalami
perbaikan
55
d)
Media
Media yang digunakan siswa, mulai berusaha menggunakan
media dari guru bagi kelompok yang tidak membawa media.
: Sukiana, BA
NIP
: 130951599
Jabatan
: Kepala Sekolah
Masa Kerja
: 26 tahun
Gambar 4.4
Guru Yang Diobservasi
a.
Analisis
Setelah guru melakukan tindakan pelaksanaan pembelajaran
dengan menerapakan teknik jigsaw dalam kegiatan pembelajaran pada
tindakan pertama, peneliti dan guru melakukan analisis terhadap
56
data
tersebut
analisis
dari
tindakan
pertama
2)
dikarenakan
siswa
belum
terbiasa
dengan
b.
2)
Menelaah
kembali
Rencana
Pelaksanaan
4)
Menyiapkan
berbagai
kelengkapan
yang
Siklus II
c.
II
ini
yang
merupakan
telah
dibuat
implementasi
pada
tindakan
dari
rencana
I.
Dengan
yang sudah baik, dengan tujuan supaya siswa yang nilainya baik dapat
membimbing siswa yang nilainya masih kurang dalam kelompoknya.
d.
Pelaksanaan tindakan
Penelitian dilaksanakan pada hari selasa, 11 November 2008, mulai
pukul 07.00 sampai dengan pukul 08.10 di kelas VI berdasarkan
tindakan penelitian yang telah dirumuskan. Adapun hasilnya disusun
sebagai berikut :
1)
dalam
proses
pembelajaran.
Dan
siswa
yang
Siswa
Guru
Siswa
itu ?
: (Seorang
Guru
Guru
siswa
menjawab)
Negara
yang
menjawab)
: Baiklah kalau begitu, karena kalian sudah tahu,
maka hari ini kita akan mempelajari materi
pelajaran yang sama dengan minggu yang lalu
2.
Eksplorasi
3.
Diskusi
4.
Pengembangan
Aplikasi
DATA TEMUAN
Ada siswa yang aktif mengungkapkan
konsep awal
Jawaban siswa relevan dengan pertanyaan
konsep awal
Keadaan masih bias terkendali, walaupun
masih ada siswa yang ngobrol
Pada umumnya aktivitas siswa sudah bias
diarahkan
Siswa memiliki rasa tanggung jawab
dalam mengisi LKS
Kerjasama dalam kelompok pada
umumnya sudah nampak
Siswa
sudah
berani
mengajukan
pertanyaan dan menanggapi hasil laporan
diskusi kelompok
Hasil diskusi siswa melaporkan hasilnya
dengan dibacakan langsung
Pertanyaan siswa agak relevan dengan
materi
Sudah ada keseriusan dalam mengerjakan
kuis
62
Siswa
-
b)
Guru
Belum memahami secara optimal menerapkan teknik jigsaw dalam
pembelajaran
c)
Metode
Teknik jigsaw belum diterapkan secara optimal
d)
2)
Media
-
Faktor-faktor pendukung
a) Siswa
-
b) Guru
63
Agak
memahami
teknik
jigsaw
dan
agak
luwes
dalam
pembelajaran
c) Metode
-
d) Media
Siswa mulai bias membaca peta secara berangsur-angsur.
3)
: Sukiana, BA
NIP
: 130951599
Jabatan
: Kepala Sekolah
Masa Kerja
: 26 tahun
Analisis
Setelah guru melakukan tindakan pelaksanaan pembelajaran
dengan menerapkan teknik jigsaw dalam kegiatan pembelajaran pada
tindakan kedua, peneliti dan guru melakukan analisis dan refleksi
kegiatan pelaksanaan kegiatan tindakan tersebut berdasarkan data dan
informasi yang diperoleh pada waktu kegiatan pembelajaran. Data
penelitiannya adalah : hasil observasi aktivitas siswa (lampiran 10),
64
hasil rekapitulasi nilai proses belajar siswa (lapiran 11), hasil LKS
(lampiran 12), hasil kuis (lampiran 13) dan hasil observasi pelaksanaan
pembelajaran/ aktivitas guru (lampiran 16).
Berdasarkan
data
tersebut,
analisis
dari
tindakan
kedua
pembelajaran
IPS
dalam
persiapan
untuk
proses
65
tindakan
kedua
tadi
dengan
meningkatkannya
serta
Menelaah
kembali
tuntutan
66
Menelaah
kembali
rencana
Menelaah
kembali
strategi
2.
Siklus III
a.
67
terdahulu tidak bosan bagi siswa yang masih kurang, karena masih ada
siswa yang mendapat nilai proses yang kurang dari target.
b.
Pelaksanaan tindakan
Penelitian dilaksanakan pada hari selasa, 18 November 2008 mulai
pukul 07.00 sampai pukul 08.10 di kelas VI berdasarkan tindakan yang
telah dirumuskan. Adapun hasilnya sebagai berikut :
1)
2)
Siswa
Guru
Siswa
Guru
Guru
acungan jempol)
: Negara mana saja yang termasuk anggota Asean
itu ? (kelaspun riuh karena semua siswa berebut
68
ingin menjawab)
: Baiklah kalau begitu karena sekarang kalian
Guru
Eksplorasi
Diskusi
Pengembangan
Aplikasi
70
DATA TEMUAN
Hampir
seluruh siswa aktif
megungkapkan konsep awal
Jawaban dari setiap siswa sangat
relevan dengan pertanyaan
Keadaan siswa terkendali dengan
baik
Aktivitas siswa berjalan dengan
lancer dan tertib
Kerjasama dalam kelompok sudah
berjalan dengan baik
Hampir seluruh siswa berani
menga-jukan
pertanyaan
dan
menanggapi hasil laporan diskusi
kelompok
Kelompok yang tampil didepan
sudah menjawab dan menjelaskan dari
pertanyaan dan tanggapan kelompok
lain
Pertanyaan siswa sudah relevan
dengan materi
Seluruh siswa mengerjakan kuis
dengan serius
Hampir seluruh siswa terlibat aktif
dalam pembelajaran
Siswa
Masih ada siswa yang kurang aktif
b)
Guru
Masih kurang percaya pada siswa
c)
Metode
Metode lain masih ada yang memegang peranan
d)
Media
Buku penunjang bagi siswa masih kurang
2)
Siswa
Siswa yang pandai sangat membantu pada siswa yang
kurang aktif
b)
Guru
Guru mulai percaya
Metode
-
d) Media
Walaupun buku penunjang bagi siswa kurang, tapi siswa
bias memanfaatkan buku penunjang yang ada dengan baik
dan tertib.
3) Pada penelitian ini yang menjadi obejk penelitian adalah guru
bidang studi IPS, mengajar di kelas V dan kelas VI yaitu :
Nama
: Sukiana, BA
NIP
: 130951599
Jabatan
: Kepala Sekolah
Masa Kerja
: 26 tahun
71
Analisis
Setelah
guru
melakukan
tindakan
pembelajaran
dengan
menerapkan teknik jigsaw pada tindakan ketiga ini, maka peneliti dan
guru melakukan analisis dan refleksi kegiatan pelaksanaan tindakan
tersebut berdasarkan data dan informasi yang diperoleh pada saat
observasi kegiatan pembelajaran dan hasil nilai proses (LKS) data
penelitiannya adalah : Hasil observasi aktivitas siswa (lampiran 10),
hasil rekapitulasi nilai proses belajar siswa (lampiran 11), hasil LKS
(lampiran 12), hasil kuis (lampiran 13) dan hasil observasi pelaksanaan
pembelajaran/aktivitas guru (lampiran 16).
Berdasarkan data tersebut, analisis dan refleksi dari tindakan kedua
dideskripsikan sebagai berikut :
1)
2)
72
3)
d.
Refleksi
Berdasarkan data hasil observasi pada siklus III dapat disimpulkan
bahwa siswa pada proses pembelajaran nampak aktif dengan hasil nilai
proses (aktivitas) siswa sudah ada peningkatan yang lebih baik. Pada
tindakan ketiga ini sesuai dengan yang diharapkan sebagian besar
siswa mau mengemukakan pemahaman awal dan memberikan
informasi, mau menanggapi hasil laporan kelompok yang tampil maju
ke depan dan menampakkan kesiapan dan minat belajar yang sungguhsungguh. Melihat dari hasil nilai proses (aktivitas0 siswa, kegiatan
pembelajaran siklus III hasilnya baik sekali, waktu yang digunakan
relevan dengan rencana pembelajaran.
Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat direfleksikan bahwa
dengan menerapkan teknik jigsaw proses pembelajaran dapat saling
mendukung dan meningkatkan aktivitas siswa serta meningkatkan
hasil belajar siswa secara optimal.
B.
Pembahasan siklus I
Dalam pembelajaran siklus I materi yang diberikan tentang letak
Negara-negara
Asean/tetangga,
siswa
dikelompokkan
menjadi
Dari semua temuan tersebut di atas, dapat diatasi dengan cara guru
membimbing dan mengarahkan siswa tentang bagaimana seharusnya
siswa belajar dan proses pembelajaran bias berjalan sesuai dengan apa
yang diharapkan.
2.
Pembahasan siklus II
Pada pembelajaran siklus II, materi yang diberikan adalah sama
seperti pada pembelajaran pada siklus I, yaitu melanjutkan tentang letak
Negara-negara Asean yang belum dibahas dalam siklus I.
Adapun temuan esensial pada tahap apersepsi yaitu siswa yang
aktif mengungkapkan konsep awal sesuai dengan yang diharapkan.
Temuan pada tahap eksplorasi yaitu masih ada siswa yang ngobrol
tentang hal lain diluar materi pelajaran walaupun masih bisa dikendalikan.
Pada umumnya aktivitas siswa sudah bisa diarahkan, memiliki rasa
tanggung jawab dalam mengisi LKS serta kerjasama dalam kelompok
pada umumnya sudah nampak.
Pada tahap diskusi, temuan yang esensial yaitu siswa sudah berani
mengajukan pertanyaan, menanggapi hasil laporan diskusi kelompok serta
berani melaporkan hasil diskusi secara langsung dibacakan.
Sedangkan temuan pada tahap pengembangan aplikasi yaitu
pertanyaan siswa agak relevan dengan materi yang dibahas, keseriusan
dalam mengisi kuis dan sudah ada siswa yang mau terlibat aktif dalam
proses pembelajaran.
75
76
diperoleh
peningkatan
hasil
belajar
siswa
dalam
proses
dengan
mengimplementasikan
teknik
jigsaw
telah
berhasil
NILAI
Siklus II
Rata-rata
%
74
74 %
77
Siklus III
Rata-rata
%
97
97 %
Gambar 4.5
Grafik Hasil Rata-rata Tes Proses Siswa tiap Siklus
57 (57 %),
I
3,15
2,76
2,00
2,61
2,46
12,98
2,60
Kurang
= Kurang sekali
= Kurang
= Cukup
= Baik
= Baik sekali
78
SIKLUS
II
3,92
3,46
2,69
3,30
3,38
16,75
3,35
Cukup
III
5,00
5,00
4,92
5,00
4,84
24,76
4,95
Baik sekali
79
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dideskripsikan pada BAB IV
tentang implementasi teknik jigsaw pada penemutunjukkan peta Negara
Asean, diperoleh temuan data bahwa rata-rata kemampuan siswa kelas VI
SDN 4 Raksabaya dalam proses pembelajaran berhasil ditingkatkan sampai
siklus III melalui upaya tindakan sebagai berikut :
1.
merupakan
pedoman
keberhasilan
pelaksanaan
Pelaksanaan
pembelajaran
yang
sesuai
dengan
aspek
Penilaian
teknik
jigsaw.
Karena
pelaksanaan
pembelajaran
B.
Rekomendasi
Rekomendasi
yang
perlu disampaikan
demi
keberhasilan
proses
DAFTAR PUSTAKA
82
Magister
IPA Universitas
Pendidikan
Indonesia. Tidak
diterbitkan
Kasballah Kasihani E.S. (1998/1999). Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Jakarta : Dikti Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Lie, Anita. (2005). Cooperative Learning. Mempraktekkan Cooperative
Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta : Grasendo
Nasution, S., Prof.Dr.MA. (2001). Azas-azas Kurikulum. Jakarta : Bumi
Aksara.
Putra, Beni Y.G. (2002). Cooperative Learning Tipe STAD Dalam Upaya
Meningkatkan Kemampuan Konsepsi Matematika Siswa. Tesis
Magister IPA Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.
Rukmana, A dan Suryana, A. (2006). Pengelolaan Kelas. Bandung : UPI Pres.
Somantri, M.N. (2001) Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung :
Remaja Rosda Karya.
Sudjana, N. (2004) Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar
Baru Al-Grasendo.
83
84
85