Oleh
PENDAHULUAN
SOLUSIO PLASENTA
PLASENTA PREVIA
ATONIA UTERI
Sisa plasenta yang tertinggal di dalam kavum uteri selain bisa menyebabkan
perdarahan segera setelah persalinan, juga bisa menyebabkan perdarahan pada masa
puerperium. Mengevaluasi kelengkapan plasenta segera setelah dilahirkan amatlah
penting untuk mengetahui apakah ada bagian-bagian plasenta yang masih tertinggal.
Bila ada sisa plasenta yang tertinggal, mengeluarkannya dengan segera hendaknya
dilakukan untuk mencegah terjadinya perdarahan. Di samping sisa plasenta di atas,
kadang-kadang tertinggalnya lobus susenturiata plasenta perlu juga diperhatikan yang
bisa menyebabkan perdarahan. Usahakan pengeluaran sisa plasenta atau lobus
susenturiata dengan cara digital, dan bila tidak memungkiunkan bisa dengan kuretase.
PLACENTA ADHESIVA
INVERSIO UTERI
RUPTURA UTERI
Ruptura uteri bisa terjadi karena trauma ataupun secara spontan. Trauma yang
sering menyebabkan ruptur uteri misalnya internal podalic version dan extraction,
forsep yang sulit, ekstraksi-ekstraksi pada letak sungsang, bayi besar dan hidrosefalus.
Insiden ruptur spontan kira-kira 1 dari 15000 persalinan. Ruptur spontan bisa oleh
karena: multi paritas, stimulasi oksitosin, disproporsi kepala pelvic, dan bayi besar.
Gambaran klinis ruptura uteri bervariasi seperti : pasien gelisah, nyeri
peritoneum dan dada karena rangsangan oleh darah, sampai kolap sirkulasi. Pada
janin juga dijumpai gawat janin bahkan kematian intrauteri. Kadang-kadang bagian
terendah janin mudah didorong ke atas dan masuk ke kavum peritoneum, selanjutnya
akan mudah teraba di kavum abdomen.
Keadaan-keadaan sepperti tersebut di atas memerlukan tindakan segera dan
spesialistik sehingga tidak ada alasan untuk menunda referal bila dijumpai tanda-
tanda seperti di atas.
Kepuatakaan
Obstetrical Hemorrhage. In Cunningham etc, Williams Obtetrics 21 ed.
McGraw-Hill, New York; 2001: 619-63