Anda di halaman 1dari 30

KALA III DAN IV

Pengeluaran plasenta, pemantauan kondisi ibu


dan kemungkinan komplikasi pascapersalinan
BATASAN

 Kala III
Masa setelah lahirnya bayi dan berlangsungnya proses pengeluaran
plasenta
 Kala IV
Masa setelah plasenta lahir hingga 2 jam setelah itu
TANDA-TANDA LEPASNYA
PLASENTA

 Terjadi perubahan bentuk uterus dan tinggi fundus uteri


 Tali pusat memanjang atau terjulur keluar melalui
vagina/vulva
 Adanya semburan darah secara tiba-tiba
KEUNTUNGAN MANAJEMEN AKTIF

KALA III

 Mengupayakan kontraksi yang adekuat dari uterus dan


mempersingkat waktu kala III
 Mengurangi jumlah kehilangan darah
 Menurunkan angka kejadian retensio plasenta
TIGA LANGKAH UTAMA MANAJEMEN
AKTIF KALA III

 Pemberian oksitosin/uterotonika sesegera mungkin


 Melakukan penegangan tali pusat terkendali (PTT)
 Masase fundus setelah plasenta lahir (rangsangan taktil pada dinding
uterus atau fundus uteri)
BERIKAN OKSITOSIN 10 UI IM
BERIKAN DALAM WAKTU 1 MENIT SETELAH KELAHIRAN BAYI
PADA 1/3 PAHA KANAN ATAS BAGIAN LUAR
PINDAHKAN KLEM KE DUA SEKITAR 5- 10 CM DARI
VULVA
MENCEGAH EVULSI
GUNAKAN TANGAN KANAN
PERIKSA KONTRAKSI UTERUS
GUNAKAN TANGAN KIRI UNTUK MERABA ADA ATAU
TIDAK KONTRAKSI
 Lakukan penegangan tali pusat
terkendali
Satu tangan diletakkan pada korpus
uteri tepat di atas simfisis pubis.
Selama kontraksi tangan mendorong
korpus uteri dengan gerakan dorso
kranial.
Tangan yang satu memegang tali pusat
dengan klem.
Selama kontraksi, lakukan tarikan tali
pusat terkendali .
 Anjurkan ibu untuk meneran.
 Dilakukan setelah plasenta
terlepas sehingga plasenta
terdorong ke introitus vagina
 Lahirkan plasenta
 Pegang plasenta dengan kedua
tangan
 Putar plasenta searah jarum jam
dengan lembut sehingga selaput
tidak robek.
 Lakukan Massase
 Letakkan telapak tangan di fundus
 Lakukan masase dengan gerakan
melingkar secara lembut sehingga
uterus berkontraksi (fundus
menjadi keras)
 Periksa plasenta dan selaputnya
.
 Pastikan plasenta dan
selaputnya utuh dan masukkan
pada tempat plasenta
 Evaluasi adanya laserasi
Jika terdapat laserasi yang
mengalami perdarahan aktip
segera lakukan penjahitan
PERHATIKAN!

 Bila setelah 15 menit berlalu ternyata plasenta belum


lahir, berikan Oksitosin 10 IU dosis kedua
 Kosongkan kandung kemih bila penuh
 Lakukan PTT ulangan
 Bila waktu 30 menit telah terlampaui (jangan
mencoba cara lain bila tidak terjadi perdarahan)
segera rujuk ibu ke fasilitas kesehatan rujukan
 Sebaliknya, bila sebelum 30 menit terjadi perdarahan
maka segera lakukan plasenta manual (keterampilan
dasar dalam APN)
RANGSANGAN TAKTIL PADA
DINDING UTERUS
 Minta ibu untuk meletakkan telapak tangannya pada
dinding uterus
 Instruksikan untuk mengusap dinding uterus dengan
gerakan sirkuler
 Beritahukan bahwa mungkin timbul rasa kencang atau
tidak nyaman
 Uterus yang mengencang menunjukkan respons
adekuat terhadap rangsangan
 Teruskan rangsangan taktil, bila uterus masih belum
berkontraksi
BILA 15 DETIK RANGSANGAN
TAKTIL TELAH USAI DAN UTERUS
TETAP TIDAK BERKONTRAKSI,
MAKA LAKUKAN:

 Kompresi Bimanual Internal


 Kompresi Bimanual Eksternal
 Kompresi Aorta Abdominalis
KOMPRESI
BIMANUAL
INTERNAL
KOMPRESI
BIMANUAL
EKSTERNAL
KOMPRESI AORTA ABDOMINALIS
KOMPRESI AORTA
MANUAL PLASENTA
PENJAHITAN ROBEKAN SERVIKS
PENYIAPAN TAMPONADE DINDING
UTERUS DENGAN KONDOM
Kompresi uterus dengan teknik B-
Lynch
ASUHAN KALA IV

 Lanjutkan rangsangan taktil pada dinding uterus


 Evaluasi hasilnya dengan mengukur kekenyalan
dinding dan tinggi fundus uteri
 Lakukan perkiraan kehilangan darah
 Periksa perineum dan jalan lahir
 Nilai keadaan umum ibu
 Dokumentasikan asuhan dan temuan pada kala
IV di halaman belakang partograf
MEMPERKIRAKAN JUMLAH
PERDARAHAN

 Belum ada metode yang akurat


 Meletakkan penampung darah di bawah bokong ibu,
selain tidak nyaman juga tidak menjamin pengukuran
yang tepat
 Pengukuran dengan gelas ukur dapat terganggu
dengan tambahan cairan lain atau jumlah yang hilang
akibat material penyerap (kain, kasa, pakaian, dsb)
ESTIMASI SIMTOMATIK

 Bila perdarahan menyebabkan terjadinya


perubahan tanda vital (hipotensi) maka jumlah
darah yang keluar telah mencapai 1,000 - 1,200 ml
 Bila terjadi syok hipovolemik maka jumlah
perdarahan telah mencapai 2,000 – 2,500 ml
PEMANTAUAN KALA IV

 Pantau tanda vital setiap 15 menit pada jam pertama dan


setiap 30 menit pada jam kedua
 Nilai kontraksi uterus dan jumlah perdarahan
 Ajarkan ibu dan keluarganya untuk melakukan
rangsangan taktil, menilai kontraksi uterus dan estimasi
perdarahan
 Rawat gabung ibu-bayi dan pemberian ASI
 Berikan asuhan esensial BBL

Anda mungkin juga menyukai