Anda di halaman 1dari 30

KEGAWATDARURATA

N OBSTETRI:
KENALI TANDA DAN
GEJALA !

dr. Dympna Prameilita Prisasanti, Sp.OG


RS Indriati Boyolali
2
SKRINING AWAL

Evaluasi Jalan nafas dan pernafasan

Evaluasi kesadaran dan fungsi sistem saraf (tidak sadar/kejang)

Evaluasi usia kehamilan, riwayat persalinan sebelumnya dan sekarang, bagaimana proses kelahiran
placenta, placenta retensi atau sisa, adakah atonia uteri, dan kondisi kandung kemih (apakah penuh).

Nyeri abdomen periksa tekanan darah (rendah, systolic < 90 mmHg), nadi (cepat, lebih dari 110 kali/
menit) temperatur (lebih dari 38oC), uterus (kontraksi).

Perhatikan tanda-tanda berikut : keluaran darah pervaginam, adanya kontraksi uterus, pucat, lemah, pusing,
sakit kepala, pandangan kabur, pecah ketuban, demam dan gawat nafas.
SKRINING AWAL: PERAN BIDAN

Melakukan pengenalan segera kondisi gawat Stabilisasi klien (ibu), dengan oksigen, terapi
darurat cairan, dan medikamentosa

Mampu melakukan resusitasi pada ibu dan bayi


Menyiapkan sarana dan prasarana di kamar dengan peralatan yang berkesinambungan dan
bersalin (alur resusitasi, alat pelindung diri, dsb) memahami safe motherhood, bonding
attachment, inisiasi menyusu dini (IMD)
KEDARURATAN OBSTETRIK: PENDAHULUAN

Kedaruratan obstetrik adalah kondisi kesehatan yang mengancam jiwa yang


terjadi dalam kehamilan atau selama dan sesudah persalinan

Anterpartum: Postpartum:
Intrapartum:
Perdarahan :
Abortus Atonia uteria
Mola Hidatidosa Tali pusat menumbung Laserasi jalan lahir
KET Ruptur Uteri Retensi atau sisa
Plasenta Previa
Distosia Bahu plasenta
Solusio Plasenta
Infeksi puerperalis
Hipertensi Kehamilan ~ Perdarahan Pasca Salin
Eklampsia

Fetal Distress
KEDARURATAN OBSTETRIK ANTEPARTUM:
PERDARAHAN

Infus dengan kateter Resusitasi cairan:


Quickly assess,
IV terbesar, estimasi jumlah
oksigenasi, miring
persiapkan transfusi perdarahan + 2 liter
kiri, bedside monitor
darah cairan saline

Pasang kateter urin Rujuk untuk


monitoring intake penatalaksanaan
output ketat lebih lanjut
KEDARURATAN OBSTETRIK ANTEPARTUM:
PERDARAHAN <20 minggu

Keluhan Abortus Mola Hidatidosa Kehamilan Ektopik


Amenore + + +
Perdarahan + + +
Mules/nyeri +/- - ++
Syok +/- +/- +/-
Anemi +/- +/- +/-
Besar uterus =/< >> Sukar diraba
Defans musculare - - +
Pekak pindah - - +
Ostium uteri/porsio Terbuka Terbuka/tertutup Tertutup/nyeri goyang
Gelembung mola - +/- -
Massa kiri/kanan uterus - +/- Adneksa membesar
KEDARURATAN OBSTETRIK ANTEPARTUM:
PERDARAHAN <20 minggu

Keluhan Abortus Mola Hidatidosa Kehamilan Ektopik


Terapi Tanpa komplikasi/penyulit Perbaiki keadaan umum Perbaiki keadaan umum
Puskesmas Puskesmas Puskesmas
 Prinsip pengelolaan:  Transfusi, antihipertensi,  Airway dan transfusi
 Lihat keadaan umum antikonvulsi
 Tingkat klinis abortus Diagnosis dan terapi lebih
 Ada/tidak penyulit Diagnosis dan terapi lebih lanjut RS
lanjut RS  Operatif (Laparoskopi,
Dengan komplikasi/penyulit  Evakuasi jaringan mola Laparotomi
rujuk RS (vakum kuret/histerektomi (salpingostomy,
total) salpinotomi,
 Profilaksis (histerektomi salpingektomi)
total/kemoterapi)  Medikal (Metroteksat)
 Follow up (tidak boleh
hamil 6 bulan dan b-HCG
normal
KEDARURATAN OBSTETRIK ANTEPARTUM:
PERDARAHAN >20 minggu

Keluhan Plasenta Previa Solusio Plasenta

Perdarahan Berulang Pertama kali

DJJ + -

Pemeriksaan Leopold Teraba janin Sulit diraba

Syok Sesuai Tidak sesuai


KEDARURATAN OBSTETRIK ANTEPARTUM:
HIPERTENSI PADA KEHAMILAN

Chronic hypertension

Gestational hypertension

Preeclamsia - eclamsia

0 weeks 20 weeks
of pregnancy of pregnancy Labor
KEDARURATAN OBSTETRIK ANTEPARTUM:
HIPERTENSI PADA KEHAMILAN

Ditandai dengan hipertensi (TD ≥ 140/90) setelah usia kehamilan 20 minggu


dan proteinuria ≥ 300 mg/24 jam atau > +1 pada pemeriksaan dipstick
(POGI, 2016)

DIAGNOSIS

Dapat disertai trombositopenia, gangguan fungsi ginjal, gangguan fungsi liver,


edema paru, gejala neurologi, dan gangguan pertumbuhan janin
(POGI, 2016)
KEDARURATAN OBSTETRIK ANTEPARTUM:
HIPERTENSI PADA KEHAMILAN

PREEKLAMPSIA
Anti kejang (Neuroprotektor)
Sulfas magensiiscus (MgSO4) 20% dan 40%

Pemberian intravenous dengan infusion pump


1. Dosis awal: 4 gr (20cc MgSO4 20%) dilarutkan ke dalam 100 cc RL selama 15-20 menit
2. Dosis pemeliharaan: 19 gram (50cc MgSO4 20%) dalam 500 cc RL diberikan kecepatan 1-2
gram/jam (20-30 tetes permenit)

Pemberian kontrol TD <180 mmHg


3. Metildopa 250 x 3 mg per oral
Pemberian control TD >180 mmHg
4. Nifedipin 10 mg per oral diulang 30 menit maksimal 120 mg per 24 jam

Rujuk untuk diagnosis dan terapi lebih lanjut


KEDARURATAN OBSTETRIK ANTEPARTUM:
KETUBAN PECAH DINI

Pemberian intravenous antibiotic


1. Inj. Ampicilin 1 gram / 8 jam atau
2. Inj. Ceftriaxone 1 gram / 12 jam

Dilakukan evaluasi tanda infeksi ibu dan janin intrauterine, kemajuan persalinan

Apabila kondisi premature, dapat diberikan pematangan paru Inj. Dexamethasone 6 mg / 12 jam (2
hari) dan neuroprotektan Inj. MgSO4 4 gram dilanjutkan 1 gram per jam selama 12 jam

Rujuk untuk diagnosis dan terapi lebih lanjut


KEDARURATAN OBSTETRIK ANTEPARTUM:
FETAL DISTRESS

Pemberian RESUSITASI INTRAUTERINE


- O2 5 lpm
- Inf. D5
- Inj. Dexamethasone 2 amp IV

Rujuk untuk diagnosis dan terapi lebih lanjut


KEDARURATAN OBSTETRIK INTRAPARTUM:
DISTOSIA BAHU

Distosia bahu adalah suatu keadaan gawat darurat yang tidak dapat diprediksi dimana kepala janin
sudah lahir tetapi bahu terjepit dan tidak dapat dilahirkan.
Diagnosa :
1. Kepala janin lahir tetapi bahu tetap terjepit kuat didalam vulva
2. Dagu mengalami retraksi dan menekan perineum
3. Traksi pada kepala gagal untuk melahirkan bahu yang terjepit dibelakang symphisis pubis.

Penatalaksanaan :
4. Ask for Help
5. Episiotomi
6. Posisikan ibu : a. Lakukan Manuver McRobert b. Perasat Masanti c. Manuver Wood corkscrew d.
Manuver Rubine1,2 e. Perasat dan tindakan lanjutan lain seperti pengeluaran lengan posterior,
kleidotomi bahkan simfisiolisis
7. Pengawasan harus dilakukan akibat trauma yang ditimbulkannya terhadap ibu & bayi.
KEDARURATAN OBSTETRIK POSTPARTUM:
POSTPARTUM HEMORAGIK

Perdarahan Pasca Salin (PPS) Perdarahan pasca salin merupakan penyebab penting kematian
maternal meliputi ¼ dari seluruh kematian di dunia.

Menurut WHO, perdarahan pasca salin diklasifikasikan sebagai:


1. Perdarahan pasca salin dini (perdarahan dari jalan lahir ≥ 500 ml dalam 24 jam pertama setelah
bayi lahir)
2. Perdarahan pasca salin lanjut (perdarahan dari jalan lahir ≥ 500 ml setelah 24 jam pertama
persalinan).

Berdasarkan jumlah perdarahan, dibagi menjadi:


3. Perdarahan pasca salin minor (jumlah perdarahan antara 500-1000 ml tanpa tanda syok secara
klinis)
4. Perdarahan pasca salin mayor (jumlah perdarahan > 1000 ml atau
KEDARURATAN OBSTETRIK POSTPARTUM:
POSTPARTUM HEMORAGIK
KEDARURATAN OBSTETRIK POSTPARTUM:
POSTPARTUM HEMORAGIK

1. Mobilisasi tenaga dan peralatan


2. Periksa TNRS curigai adanya syok
3. Pastikan kontraksi uterus baik
4. Pijatan uterus keluarkan bekuan darah
5. Oksitosin 10 U IM
6. Pasang infus cairan IV, pasang kateter, pantau cairan
7. Periksa kelengkapan plasenta adanya robekan serviks, vagina, perineum
8. Bila perdarahan masih berlangsung, uji bekuan darah (bed side clotting test)
KEDARURATAN OBSTETRIK POSTPARTUM:
PERDARAHAN

Infus dengan kateter Resusitasi cairan:


Quickly assess,
IV terbesar, estimasi jumlah
oksigenasi, miring
persiapkan transfusi perdarahan + 2 liter
kiri, bedside monitor
darah cairan saline

Pasang kateter urin Rujuk untuk


monitoring intake penatalaksanaan
output ketat lebih lanjut
RUJUKAN MATERNAL NEONATAL

Tahapan Rujukan Maternal dan Neonatal

Tindak
lanjut
Pengiriman penderita
penderita
Persiapan (ketersediaa
penderita n sarana
Mengirim (BAKSOKU kendaraan)
Mem-berikan -kan DA)
informasi informasi
Menentukan kepada pada
tempat penderita dan tempat
Menentuk rujukan rujukan
an keluarga
yang dituju
kegawatd
aruratan
penderita
RUJUKAN MATERNAL NEONATAL

Di masyarakat Peningkatan
kemampuan bidan terutama
di desa dalam memberikan
pelayanan esensial, deteksi Di Puskemas  Penanganan Di RS Kab/kota  PONEK
dini dan penanganan Obstetri Neonatal
kegawatdaruratan Emergensi Dasar (PONED)
(PPGDON)
RUJUKAN MATERNAL NEONATAL

PUSKESMAS PONED

Puskesmas yang memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan obstetri


neonatal emergensi dasar langsung terhadap ibu hamil, bersalin, nifas dan
neonatal dengan komplikasi yang mengancam jiwa ibu dan neonatus.

Pelayanan Obstetri Komprehensif Pelayanan Neonatal Emergensi Dasar

1. Pemberian oksitosin parenteral 1. Resusitasi bayi asfiksia


2. Pemberian antibiotik parenteral 2. Pemberian antibiotik parenteral
3. Pemberian sedatif parenteral pada tindakan kuretase 3. Pemberian anti konvulsan parenteral
digital dan plasenta manual 4. Pemberian Phenobarbital
4. Melakukan kuretase, plasenta manual, dan kompresi 5. Kontrol suhu
bimanual 6. Penanggulangan gizi
5. Partus dengan tindakan ekstraksi vacum, ekstraksi
forcep
RUJUKAN MATERNAL NEONATAL

Rumah Sakit PONEK 24 Jam

Rumah sakit (tenaga dengan kemampuan, sarana, prasarana penunjang


pertolongan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal dasar dan komprehensif
dan terintergrasi selama 24 jam ibu hamil, nifas dan neonates datang sendiri
atau atas rujukan kader, bidan, Puskesmas PONED

Pelayanan Obstetri Komprehensif Pelayanan Neonatal Emergensi Dasar

1. Transfusi darah 1. Neonatal emergensi dasar


2. Bedah Caesar
RUJUKAN MATERNAL NEONATAL

Indikasi Rujukan pada Ibu

- Riwayat seksio sesaria - Ikterus


- Presentasi bukan
- Perdarahan per vaginam - Anemia berat belakang kepala
- Persalinan kurang bulan - Tanda/gejala infeksi - Kehamilan gemelli
(usia kehamilan < 37 - Preeklamsia/hipertensi
minggu) - Presentasi majemuk
dalam kehamilan
- Ketuban pecah dengan - Tali pusat menumbung
- Tinggi fundus uteri 40
mekonium yang kental cm atau lebih - Syok
- Ketuban pecah lama - Primipara dalam fase
(lebih kurang 24 jam) aktif persalinan dengan
- Ketuban pecah pada palpasi kepala janin
persalinan kurang bulan masuk 5/5
TERIMA
KASIH
dr. Dympna Prameilita Prisasanti, Sp.OG

Anda mungkin juga menyukai