Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN KASUS

“SALPINGEKTOMI a/i KEHAMILAN EKTOPIK


TERGANGGU”
Disusun Oleh:
Septa Adri Rifyandi (1110070100027)
Amanda Surbakti (211 210 253)
Haryono Citra (211 210 297)
Tifanny Hady
Pembimbing:
dr. Syamsul A Nasution,M, Ked (OG) Sp.OG (K)
DEFINISI
 Kehamilan Ektopik
Kehamilan yang terjadi bila sel telur yang dibuahi
berimplantasi dan tumbuh di luar endometrium
kavum uteri, seperti di ovarium, tuba, serviks,
bahkan rongga abdomen.
 Kehamilan ektopik terganggu (KET)

Keadaan di mana timbul gangguan pada kehamilan


tersebut sehingga terjadi abortus maupun ruptur
yang menyebabkan penurunan keadaan umum
pasien.
ETIOLOGI
FAKTOR MEKANIS

 Salpingitis, terutama endosalpingitis


 Adhesi/perlekatan peritubal setelah infeksi pasca
abortus / infeksi pasca nifas
 Penggunaan kontrasepsi spiral dan pil progesteron
 Bekas operasi tuba atau sterilisasi yang tak
sempurna
 Tumor yang merubah bentuk tuba seperti mioma
uteri dan adanya benjolan pada adneksia
FAKTOR FUNGSIONAL FAKTOR LAIN

 Migrasi eksternal  Riwayat kehamilan


ovum terutama ektopik sebelumnya,
pada kasus 15% setelah
kehamilan ektopik
perkembangan
pertama dan 30%
duktus mulleri setelah kehamilan
yang abnormal ektopik kedua
 Fertilisasi In-Vitro  Riwayat abortus
induksi sebelumnya
 Merokok
KLASIFIKASI
MENURUT LOKASI
GEJALA KLINIS
KEHAMILAN EKTOPIK KEHAMILAN EKTOPIK BELUM
TERGANGGU TERGANGGU

 Mendadak rasa nyeri perut  Tidak ada keluhan khas


bagian bawah  Amenorrhea
 Amenorrhea (75 % - 90 %)
 Tanda kehamilan muda,
 Perdarahan pervaginam (50
seperti mual
% - 80 %)  Nyeri di perut bawah
 Nyeri goyang serviks
yang tidak khas
 Cavum Douglas menonjol
 Kadang teraba tumor di
dan nyeri raba samping uterus dengan
 Massa pada pelvis atau
batas yang sukar
hematokel pada pelvis ditentukan
 Anemia akut
DIAGNOSIS
Riwayat amenorea atau terlambat haid
Gejala abdominal akut terutama bagian bawah &
ANAMNESIS sinkop
Nyeri perut, terutama unilateral
Perdarahan pervaginam pada trimester 1 kehamilan

Tampak kesakitan
Tanda-tanda syok, seperti hipotensi
PEMERIKSAAN
Suhu kadang naik : sukar dibandingkan dengan
UMUM
infeksi pelvis

Pemeriksaan spekulum : darah sedikit.


Pemeriksaan dalam : Serviks teraba lunak, nyeri tekan
dan nyeri goyang. Corpus uteri normal atau sedikit
PEMERIKSAAN membesar dan nyeri pada palpasi uterus teraba sedikit
GINEKOLOGI membesar
Kavum Douglas yang menonjol dan nyeri-raba
Pem. hemoglobin dan jumlah sel darah, terutama bila
ada
PEMERIKSAAN tanda-tanda perdarahan dalam rongga perut.
LABORATORIUM Perhitungan leukosit, untuk membedakan kehamilan
ektopik dari infeksi pelvik

Untuk memastikan kehamilan.


Pada kehamilan intrauterin, normalnya HCG
PENGUKURAN dihasilkan 53% tiap 2 hari yaitu sekitar lebih dari
KADAR BETA 100,000 IU/L.
HCG
Sedangkan pada kehamilan ektopik dihasilkan 1500
IU/L.

Suatu cara pemeriksaan untuk mengetahui apakah


KULDOSENTESIS terdpt darah dlm kavum Douglas.
 Berguna untuk membuat diagnosis kehamilan
ektopik terganggu.
Dapat dinilai kavum uteri, kosong atau berisi, tebal
ULTRASONOGRAFI endometrium, adanya massa di kanan/kiri uterus.
Apakah kavum Douglas
berisi cairan

Digunakan sebagai alat bantu diagnostik terakhir


untuk
LAPAROSKOPI
kehamilan ektopik apabila hasil penilaian prosedur
diagnostik yang lain meragukan.
Laparaskopi Laparatomi

Penatalaksanaan
Operatif
Salfingostomi
Salfingotomi

Salfingektomi
Kehamilan Abdominal
 Kehamilan abdominal adalah bentuk kehamilan
yang jarang terjadi namun memberi risiko yang
sangat tinggi baik morbiditas dan mortalitas
terhadap janin maupun ibu. Keadaan ini merupakan
salah satu bentuk yang paling serius dari kehamilan
ektopik
Pembagian
 kehamilan abdominal primer
jika implantasi pertama kali terjadi diperitoneum
 kehamilan abdominal sekunder

jika implantasi pertama di tuba kemudian


mengalami abortus selanjutnya reimplantasi ke
permukaan peritoneum
Penatalaksanaan
Mengingat morbiditas dan mortalitas yang tinggi
pada kehamilan abdominal sebaiknya kehamilan
segera diakhiri dengan pembedahan, namun pada
kehamilan abdominal lanjut beberapa ahli mencoba
dilakukan konservatif sampai menunggu pematangan
paru janin.
Tindakan konservatif dilakukan apabila usia
kehamilan diatas 24 minggu, janin hidup tanpa
kelainan mayor dan implantasi plasenta pada organ
peritoneum jauh dari hepar dan lien serta perawatan
yang baik terhadap ibu dirumah sakit yang tersedia
pelayanan tranfusi darah. Pada tindakan laparotomi,
manajemen plasenta merupakan tantangan
tersendiri, dimana harus dipersiapkan dan
direncanakan secara baik.
LAPORAN KASUS
ANAMNESIS PRIBADI

Nama : Ny. M
Umur : 27 tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Islam
Tanggal masuk : 26 Januari 2017
No MR : 01.02.04.14
ANAMNESIS UMUM

Ny. m, 27 tahun, G3P1A1, mandailing,


islam,
SLTA, IRT i/d Tn. v, 30 tahun, Batak,
islam, SLTA, Pedagang, datang dengan
Keluhan Utama : Nyeri seluruh
lapangan
perut
TELAAH
Hal ini dialami os sejak 2 minggu ini. Riwayat keluar darah dari
kemaluan (+) 2 minggu ini. frekuensi 2 kali ganti pembalut perhari.
pasien sebelumnya pada tanggal 16 januari 2017 USG dengan
hasil kehamilan pada tuba kanan dan plano tes positif BAB/BAK :
(+) DBN.

RPT : tidak jelas


RPO : tidak jelas
RIWAYAT HAID
 HPHT : ?-12-2016
 TTP : ?-09-2017
 AnteNatal Care: 1 kali Sp.OG
RIWAYAT PERSALINAN
1. laki laki, 2800 gr, aterm, psp, bidan, 5 tahun, sehat
2. abortus
3. kehamilan ini
STATUS PRESENS
 Sens : CM Anemis : (+)
 TD : 110/70 mmHg Ikterik : (-)
 Nadi : 80 x/i, reguler Sianosis : (-)
 RR : 20 x/i, reguler Dispnea : (-)
 T : 36,5o C Oedema : (-)
STATUS OBSTETRI
 Abdomen : soepel, nyeri tekan (+)
 TFU : tidak teraba
 BAK/BAB: (+) Normal

 P/V : (-)
STATUS GINEKOLOGI
 Inspekulo: - Portio licin, erosi (-) tampak
sisa darah di OUE dibersihkan tidak
mengalir

- F/A : (-)
- Livide (-)
 VT : - Nyeri goyang serviks (+)

- Kavum Douglas menonjol


PEMERIKSAAN PENUNJANG
 USG-TAS :
 uterus sedikit membesar
 pada adnexa kanan tampak massa bulat
berukuran 5x4 cm. tampak bayangan
hiperekoik berdiameter 1cm

Kesan : Kehamilan ektopik


 
FOLLOW UP 26 Jan 2016
S O A P
Nyeri Status Presens TERAPI
Kehamilan
seluruh Sens : Compos Mentis IVFD NaCl 0,9
TD : 110/70 mmHg Ektopik %20 gtt/i
lapangan
HR : 80 x/i Inj. Ceftriaxon
perut Terganggu
RR : 20 x/i 2 gr
Temp : 36,5⁰ C  
 
Status Lokalisata RENCANA
Mata : Konjungtiva Papebra inferior Transfusi PRC 2
kanan/kiri pucat (+/+) bag @175 cc
Abdomen : Simetris, soepel, nyeri tekan Laparatomi
TFU : TTB Diagnostik

Status Ginekologis
Inspekulo: Serviks licin, erosi (-),
darah (-), massa (-), lividae (+), F/A (-).
VT : Nyeri goyang serviks dijumpai.
Cavum douglas menonjol (+).
LABORATORIUM
 WBC/HGB/HCT/PLT =8.510/7.3/38.4/388.000

 Tes kehamilan : Positif


DIAGNOSA
 Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)

terapi :
-IVFD nacl 0.9% 20 gtt/i
-inj. ceftriaxone 2gr/12 jam
LAPORAN OPERASI

Tanggal Operasi : 27 Jan 2017


Diagnosa Pra Operasi : Kehamilan Ektopik
Terganggu + Anemia

Diagnosa Pasca Operasi : Post Salpingektomi dextra


atas indikasi Kehamilan Ektopik Terganggu.

Tindakan : laparotomi
TERAPI

IVFD NaCl 0,9%20 gtt/i


Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam
Inj. Metronidazole 500 mg / 8 jam
Inj. Transamin 500 mg/ 8 jam
Inj. Ranitidine 50 mg/12 jam
Inj. Ketorolac 30 mg/ 8 jam
RENCANA

 Pantau tanda vital tiap 30 menit


 Cek darah rutin 6 jam post transfusi
LABORATORIUM POST OPERASI

 WBC : 11.260/mm3
 HB : 8,60 gr/dl
 HCT : 26,40%
 PLT : 249.000 /µl
FOLLOW UP 28 Jan 2017
S O A P
Status Present : Post Salpingektomi - IVFD RL 20 gtt/i
Sensorium : Compos Mentis sinistra atas indikasi -
TD : 120 / 70 mmHg Inj. Ceftriaxone 1
kehamilan ektopik
HR : 88 x/i terganggu + H1 gr/12 jam
RR : 22 x/i - Inj. Metronidazole
T : 37.1oC
500 mg/ 8 jam
Status Lokalisata : - Inj. Ketorolac 30
Abdomen: Soepel, Peristaltik (+) mg/ 8 jam
TFU : Tidak teraba
P/V : (-) - Inj. Ranitidine 50
L/O : tertutup verban , kesan : kering mg/12 jam
BAK : (+) via kateter 70 cc/jam,  
kuning jernih
BAB : (-), flatus dijumpai
FOLLOW UP 29 Jan 2017
S O A P
- Status Present : Post - IVFD RL 20 gtt/i
Sensorium : Compos Mentis
TD : 120 / 80 mmHg Salpingektomi - Inj. Ceftriaxone 1 gr/12
HR : 80 x/i sinistra atas jam
RR : 22 x/i :- indikasi - Inj. Metronidazole 500
T : 36,8 C
o
kehamilan mg/ 8 jam
Status Lokalisata : ektopik - Inj. Ketorolac 30 mg/ 8
Abdomen: Soepel, Peristaltik (+) terganggu + jam
normal.
TFU : Tidak teraba H2 - Inj. Ranitidine 50
P/V : (-) mg/12 jam
L/O : tertutup verban , kesan kering
BAK : (+) via kateter 50 cc/jam, R/- Aff infus dan kateter
kuning jernih Ganti verban
BAB : (-), flatus dijumpai PBJ tangganl 29 Januari
2017
ANALISA KASUS
Teori Kasus
Klasifikasi:
Pada pasien ini dari hasil
•Kehamilan tuba fallopi
•Kehamilan ektopik lain USG didapati gestasional sac
•Kehamilan intraligamenter
di tuba fallopi bagian kanan
•Kehamian heterotopik
•Kehamilan ektopik bilateral
Teori Kasus
.Gejala dan tanda yang karakteristik pada Pada pasien dijumpai :
kehamilan ektopik terganggu, antara lain:6,10 •Tanda nyeri akut abdomen di
•Mendadak rasa nyeri diseluruh lapangan sebelah kanan bawah
perutAmenorrhea (75 % - 90 %) •Anemia
•Tanda-tanda kesakitan dan pucat •Nyeri goyang serviks
•Tanda-tanda syok, seperti hipotensi
•Suhu kadang naik sehingga sukar
dibedakan dengan infeksi pelvis
•Perut mengembung dan nyeri tekan
•Nyeri goyang serviks
•Cavum Douglas menonjol dan nyeri raba
•Massa pada pelvis atau hematokel pada
pelvis
•Anemia akut
Teori Kasus

Diagnosis 4: Pada pasien ini dari anamnesis dijumpai


Manifestasi klinis gejala nyeri di perut bagian bawah
•Uji kehamilan kanan. Dari pemeriksaan fisik abdomen
•Pemeriksaan laboratorium soepel,pada inspekulotampak sisa darah
•Kuldosentesis di OUE dibersihkan tidak mengalir,
•Sonografi nyeri goyang serviks (+). Dari
•Laparoskopi pemeriksaan tambahan, plano test
•Hasil kuratase positif, pemeriksaan Hb didapati
penurunan Hb. Dari USG Pada adneksa
kanan tampak massa bulat berukuran 5 x
4 cm. Tampak bayangan hiperekoik
berdiameter 1 cm dan tampak cairan
bebas..
Teori Kasus
Penatalaksanaan :
Pada pasien ini dilakukan
•Perbaiki keadaan umum
dengan permberian cairan tindakan salpingektomi
dan transfusi darah
dekstra.
•Laparatomi dengan
memperhatikan fungsi
reproduksi pasien.
Kehamilan di tuba dilakukan
salpingotomi, salpingektomi.
Kehamilan di ovarium
dilakukan ooforektomi atau
salpingoofeorektomi.
PERMASALAHAN

 Apakah penanganan untuk pasien ini


sudah tepat ?
 Sebagai dokter umum di level

puskesmas, apabila menemukan kasus


sperti ini apa yang harus dilakukan ?
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai