REPRODUKSI
Sedang hingga Terbuka Sesuai umur Kram atau nyeri perut Abortus
masif kehamilan Belum terjadi ekspulsi hasil Insipiens
konsepsi
Kram atau nyeri perut Abortus
Perdarahan dan ekspulsi Komplit
sebagian hasil konsepsi
Tertutup / Lunak dan lebih Mual-muntah Mola
terbuka besar dari usia Kram / nyeri perut bagian Hidatidosa
kehamilan bawah
Perdarahan dan keluar
jaringan seperti anggur
GEJALA DAN TANDA KLINIS PERDARAHAN
PADA KEHAMILAN LANJUT (> 22 MINGGU)
SYOK ANEMIA
Meninggal
Perdarahan adalah penyebab syok yang paling sering
Tanda-tanda syok
Denyut nadi agak cepat 110 Denyut nadi sangat cepat dan
per menit lemah
Atasi Syok
Atasi Syok
Syok teratasi
Tentukan Diagnosis
Dosis dan rute IV: 20 unit dlm 1 L IM atau IV: 0.2 mg IM: 0.25 mg
dgn laju 60
tetes/menit
IM: 10 unit
Dosis lanjutan IV: 20 unit dlm 1 L Ulangi 0.2 mg IM 0.25 mg setiap 15
dgn laju 40 setelah 15 menit. menit
tetes/menit Jika perlu, beri 0.2
mg IM atau IV
setiap 4 jam
Dosis maksimum Tdk lebih dari 3 L 5 dosis 8 dosis
cairan IV
Hati-hati/ Jangan berikan Pre-eklampsia, Jangan beri secara IV,
Kontraindikasi sebagai bolus IV hipertensi, penyakit Asthma
jantung
Obat-Obat Oksitosika
Oksitosin- ekstrak dari pituitari posterior
Ergometrine - preparat ergot
Sintometrin- kombinasi oksitosin &
ergometrin
Misoprostol- analog dengan
prostaglandin E1
Oksitosin
Keuntungan
Membuat uterus berkontraksi
Bekerja dalam waktu 2 1/2 menit bila diberikan IM
Umumnya tidak ada efek samping
Kerugian
Lebih mahal dari ergometrin
Hanya preparat IM atau IV saja
Tidak stabil dalam suhu panas
Ergometrin
Keuntungan
Harga murah
Efeknya bertahan hingga 2-4 jam
Kerugian
6-7 menit baru efektif bila diberikan secara IM; (oral tidak
cukup efektif)
Membuat kontraksi tonik uterus
Meningkatkan Resiko hipertensi, muntah, sakit kepala
Indikasikontra bagi ibu dengan hipertensi atau sakit
jantung
Tidak stabil pada suhu panas
2. Infeksi Akut Kasus Obstetri, Sepsis dan Syok Septik
Penampilan Infeksi Akut,Sepsis & Syok Septik
Infeksi akut ditandai :
Kalor : panas/demam
Rubor : merah
Dolor : nyeri
Tumor : benjolan/pembengkakan
Functio lesa : fungsi terganggu
Penilaian Infeksi Akut,Sepsis & Syok Septik
Tentukan kondisi demam/tidak
Tentukan kondisi syok/tidak
Faktor predisposisi penyakit yg erat hubungannya
Tentukan sumber infeksi berdasarkan penampilan infeksi
Pre-eklamsi
Wanita diatas usia kehamilan 20 minggu
dengan -tekanan darah diastolik >90 mmHg
-proteinuri
Merupakan 50-70% dari hipertensi dalam
kehamilan
Resiko mengalami eklamsi
Pre-eklamsia Ringan
Duakali hasil pemeriksaan tekanan darah
diastolik berselang 4 jam adalah 90-110
mmHg
Proteinuri 2+ atau kurang (<2-3 gr/24 jam)
Tidak ada tanda/ gejala per-eklamsia berat
Pre-eklamsi Berat
Tekanan diastolik > 110 mmHg
Proteinuri 3+ atau lebih (>3-5 gr/24 jam)
Terjadinya kerusakan end organ
Tanda/ gejala:-nyeri epigastrium -nyeri kepala
-hiperrefleksi -oliguri
-edema pulmonum -gangguan
-pertumbuhan janin penglihatan
terhambat.
Laboratorium: hiperbilirubinemi, Trombositopeni, uric acid, mikro-
angiopati anemia hemolitik,serum kreatinin,serum albumin, LDH
Hipertensi kronis
Hipertensi sebelum kehamilan atau muncul < 20
minggu kehamilan dan diperberat oleh kehamilan,
mungkin telah mendapat pengobatan antihipetensi,
dan menetap setelah melahirkan
Merupakan 15-30 % dari hipertensi dalam
kehamilan.
Dapat mengalami pre-eklamsi disebut
superimposed preeclamsia
Umumnya obesitas, umur lanjut,multipara .
Mungkin terjadi kerusakan end organ.
Hipertensi akibat kehamilan tanpa proteinuri
(transient hypertension)
Tekanan dalam kehamilan dapat meningkat
140/90 mmHg tanpa proteinuri atau
kerusakan end organ
Biasanya kenaikan tekanan darah terjadi pada
kehamilan lanjut (trimester III), persalinan,
atau dalam 24 jam paska persalinan dan
tekanan darah menjadi normal kembali 10
hari sesudah melahirkan
Eklamsia
Konvulsi yang terjadi pada wanita setelah usia
kehamilan 20 minggu, tanpa ada kelainan
sebelumnya.
Sebagian kecil wanita dengan eklamsi memiliki
tekanan darah yang normal/ pre-eklamsi
ringan
Penyebab preeklamsi sampai saat ini belum
diketahui
Preeklamsi merupakan penyakit sistemik dengan karakteristik
disfungsi endothel, spasme vaskuler, peningkatan stress okstdatif
seperti oxygen free radical , dan defisiensi antioksidant,
hiperlipidemi (lipid peroxide) dan aktivasi dari sistem koagulasi.
Terdapat penelitian yang masih kontroversial untuk prevensi
preeklamsi dengan pemberian seperti:
- Supplemen vitamin C dan E
- N-acetylcystein
- Kalsium
- Bawang putih
Patofisiologi
Banyak teori akhir-akhir ini berkembang untuk
menjelaskan patofisiologi preeklamsi seperti:
- Kerusakan endotel vaskuler
- Maladapatasi vaskuler
- Fenomena imunologi
- Invasi trofoblast yang abnormal
- Abnormalitas koagulopati
- Predisposisi genetik
- Nutrisi: gizi kurang atau lebih
Patofisiologi
Terjadi perubahan pada end organ seperti spasme vaskuler,
pendarahan dan nekrosis
Perfusi plasenta berkurang mengakibatkan janin mengalami
kekurangan nutrisi dan hipoksia terjadi PJT
Peningkatan curah jantung
Peningkatan volum cairan ekstraseluler
Hemokonsentrasi
Filtrasi glomeruli berkurang oliguri anuri
Terganggunya faktor pembekuan Dessiminated
Intravascular Coagulopathy (DIC) pendarahan
Gangguan keseimbangan elektrolit
Komplikasi
HELLP syndromeDIC
Abruptio placentae syok hemoragik
Edem pulmonum gagal napas
Kegagalan ginjal akut
Pendarahan serebral,koma lama
Ruptur hepar, pedarahan intra adominal
Ketidak seimbangan elektrolit
Managemen
Obat-obat anti-hipertensi
Prinsip:
mulai pemberian antihipertensi jika tekanan
darah diastolik > 110 mmHg.
Pertahankan tekanan darah diastolik 90-100
mmHg untuk mencegah pendarahan otak
(cerebral hemorrhage)
Managemen
Pilihan obat-obat anti-hipertensi:
Nifedipin: 5-10 mg oral ( maksimal 8x/24 jam) bila tidak
memberi respons dalam 10 menit ulangi 5 mg sublingual
Metil dopa: 3x 250-500 mg/hari
Labetalol: 10 mg oral atau IV dan bila dalam 10 menit tidak
membaik berikan 20 mg oral atau IV
Magnesium sulfat
Gunakan magnesium sulfat pada
- wanita dengan eklamsi
- wanita dengan pre-eklamsi berat
- mulailah magnesium sulfat setelah
keputusan melahirkan telah dibuat
Lanjutkan pengobatan hingga 24 jam setelah
melahirkan atau konvulsi terakhir
Managemen
2. Diasepam
Dosis awal: Diasepam 10 mg IV pelan-pelan selama 2
menit. Jika kejang berulang , ulangi pemberian sesuai
dosis awal
Dosis pemeliharaan: Diasepam 40 mg dalam 500 ml
larutan Ringer laktat melalui infus. Depresi
pernapasan ibu mungkin terjadi bila dosis >30
mg/jam. Jangan berikan lebih dari 100 mg/jam
Penatalaksanaan selama konvulsi
Beri magnesium sulfat secara IV/IM
Peralatan gawat darurat ( O2, masker dll)
Miringkan kepala pasien kekiri
Anti-hipertensi: nifedipine sublingual
Lindungi agar jangan cederatetapi tidak
dikekang
Jangan sekali-kali meninggalkan pasien tanpa penjagaan
Penatalaksanaan sesudah konvulsi
46
INVERSIO UTERI:
48
Asfiksia Neonatorum
Hipoksia yg progresif, penimbunan CO2 &
asidosis
Bila berlgsg lama kerusakan otak/kematian
Penyebab depresi bayi saat dilahirkan :
Asfiksia intrauterin
Bayi kurang bulan
Obat yg diminum ibu
Penyakit neuromuskuler bawaan (kongenital)
Cacat bawaan
Hipoksia intrapartum
Penilaian asfiksia pada bayi baru lahir (BBL)
Menilai APGAR pada 1 menit & 5 menit setelah bayi
lahir (pernapasan, warna kulit, denyut jantung, refleks)
Penanganan asfiksia pada bayi baru lahir (BBL)
Memastikan saluran napas terbuka
Memulai pernapasan
Mempertahankan sirkulasi
Urutan pelaksanaan resusitasi
Mencegah kehilangan panas & mengeringkan tubuh
bayi
Meletakkan bayi dalam posisi yg benar
Membersihkan jalan napas
Menilai bayi (usaha bernapas, frekuensi denyut jantung,
warna kulit)
Memberikan obat-obatan
Distosia Bahu
Setelah kelahiran kepala, akan tjd putaran paksi
luar yg menyebabkan kepala berada pd sumbu
normal dgn tulang belakang. Bahu akan berada
pd sumbu miring (oblik) di bwh ramus pubis.
Dorongan saat ibu meneran menyebabkan
bahu depan berada di bwh pubis. Bila bahu
gagal mengadakan putaran dgn sumbu miring
pangggul (tetap pd anteroposterior), pd bayi yg
besar akan tjd benturan bahu depan thd
simpisis
Prinsip Umum Dalam Merujuk Kasus Gawat
Darurat Obstetri
Prinsip Umum :
Pasien harus didampingi o/ tenaga terlatih, shg cairan
infus i.v. & O2 dapat terus diberikan
Bila tidak ada, maka pendamping harus diberi petunjuk
bgm menangani cairan i.v dlm perjalanan
Dlm perjalanan ke tempat rujukan, harus dijaga agar
tetap dalam kondisi hangat (selimut) & kakinya dalam
posisi yang lebih tinggi (syok perdarahan)
Stabilisasi penderita
Pemberian O2
Pemberian cairan i.v & transfusi darah
Pemberian obat-obatan (AB,analgetik,toksoid)
Unsur-unsur pokok dalam persiapan untuk
merujuk kasus gawat darurat
Penanganan pernapasan & pembebasan jalan
napas
Kontrol perdarahan
Pemberian cairan iv.
Kontrol nyeri (kurangi/hilangkan rasa nyeri)
Ringkasan kasus yang harus disertakan
Riwayat penyakit
Penilaian kondisi pasien yg dibuat pada saat
kasus diterima perujuk
Tindakan/pengobatan yg telah diberikan
Keterangan lain yg perlu & yg ditemukan
berkaitan dgn kondisi pasien pd saat pasien
masih dlm penanganan perujuk