Anda di halaman 1dari 4

TUGAS STASE BEDAH UROLOGI

Disusun Untuk Memenuhi Syarat Program Kepaniteraan Klinik


Bagian Ilmu Bedah Urologi RS PKU Muhammadiyah Gamping

Disusun oleh:

Fisna Sinantia
20194010061

Diajukan kepada :

dr. Prahara Yuri, Sp.U

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019
LOWER URINARY TRACT SYMTOM (LUTS)

SUPRAVESIKA INFRAVESIKA

Batu buli Batu urethra

Tumor buli Trauma urethra

Neurogenic Bladder BPH

Sistitis Ca prostat

Striktur urethra

SUPRAVESIKA

1. Batu buli
 Gejala iritatif (dysuria, frekuensi, urgensi, nokturia) dan intermittensi dengan
perubahan posisi tubuh)
 Nyeri pada saat miksi pada ujung penis, skrotum, perineum, pinggang, sampai kaki
 Pada anak sering mengeluh enuresis nokturna
2. Tumor buli
 Hematuria tanpa nyeri
 Gejala iritatif (dysuria, frekuensi, urgensi, nokturia) yang menonjol dan tidak hilang
dengan terapi simptomatik
 Nyeri panggul
 Benjolan pada perut bagian bawah
3. Neurogenic bladder
Tipe Flaksid
 Inkontinensia overflow
 Berkurangnyya tonus sfingter ani
 Distensi hebat kandung kemih yang disertai rasa penuh pada kandung kemih
Tipe Spastik
 Urinasi involunter atau urinasi yang kerapkali hanya sedikit tanpa rasa penuh pada
kandung kemih
 Kemungkinan spasme spontan lengan dan tungkai
 Peningkatan tonus sfingter ani
Tipe Campuran
 Tumpulnya persepsi akan kandung kemih yang penuh
 Berkurangnya kemampuan untuk mengosongkan kandung kemih
 Gejala urgensi yang tidak dapat dikembalikan
4. Sistitis
 Gejala iritatif
 Berkemih dengan jumlah urin yang sedikit
 Nyeri suprapubic
 Temuan pada hasil urinalisis : leukosituria, bacteriuria, nitrit, atau leukosit esterase
positif
 Kultur urin : bakteri positif

INFRAVESIKA

1. Batu urethra
 Nyeri pinggang
 Kesulitan miksi
 Batu di urethra anterior : batu dapat diraba, ada benjolan keras di urethra pars bulbosa
maupun pedularis, nyeri pada gland penis atau pada tempat batu berada
 Batu di urethra posterior : nyeri di perineum atau rektum
2. Trauma urethra
 Perdarahan per urethra
 Distensi kandung kemih
 Retensi urin
 RT : floating prostate dalam suatu hematom
3. BPH
Tanda Obstruksi
 Menunggu pada permulaan kencing (hesitancy)
 Pancaran kencing terputus putus (intermittency)
 Mengejan ketika berkemih (straining)
 Pancaran urin melemah
Tanda Iritasi
 Rasa tidak dapat menahan kencing (Urgency)
 Terbangun pada malam hari untuk kencing (nocturia)
 Bertambahnya frekuensi kencing
 Nyeri pada saat kencing (dysuria)
Pasca Miksi
 Rasa tidak puas sehabis kencing
 Urin menetes pada akhir kencing (terminal dribbling)
 Urin selalu menetes tanpa disadari (inkontinensia paradoksa)
RT : konsistensi prostat kenyal, simetris
4. Ca prostat
 Gejala iritatif
 Nyeri punggung atau pinggang
 Hematuria
 Nyeri saat ejakulasi
 Penurunan BB
 RT : konsistensi prostat mengeras, asimetris, berbenjol-benjol
5. Striktur urethra
 Tanda obstruksi : hesitancy, intermittency, straining, pancaran urin melemah)
 Dapat terjadi pembengkakan abses pada daerah perineum, skrotum
 Jika penyebab karena infeksi sistemik dijumpai bercak darah di dalam celana

Anda mungkin juga menyukai